Anda di halaman 1dari 14

MODIFIKASI SYARIAH PADA KERANGKA RISIKO DAN RETURN

ASURANSI SYARIAH
1
Iwan Setiawan 2Iis Setiawati 3Desi Tri Sugiharti
1,2,3
Pascasarjana Ekonomi Islam
1,2,3
UIN Sunan Gunung Djati Bandung
E-mail: 1iwansetiawan@uinsgd.ac.id; 2iiez.setiawati@gmail.com;
3
desitrisugih29@gmail.com

ABSTRACT
In Sharia insurance, Sharia modifications in the risk and return framework are used to
manage risk and achieve the desired level of return. This method involves using financial
instruments that comply with Sharia principles and a thorough risk analysis to discover and
manage the associated risks. Sharia insurance companies use Sharia modifications to
manage their investment portfolios. In other words, they avoid financial instruments that are
considered haram, such as riba (interest), maysir (gambling), and gharar (excessive
uncertainty). Instead, they invest policyholder premium funds in financial instruments that
comply with sharia principles, such as shares, bonds, and property. In addition, sharia
modifications require a thorough risk analysis. Takaful insurance companies must
understand and manage their investment risks. It includes risk identification, risk assessment,
risk measurement and risk control. For sharia insurance, the risks that must be addressed
include underwriting, investment, liquidity, and operational risks. Sharia modification aims
to balance risk and return following Sharia principles in the risk and return framework.
Takaful insurance companies seek to protect their policyholders financially while ensuring
their investments align with the Sharia values they hold dear. In this situation, changing
sharia in the context of risk and return is a comprehensive and comprehensive approach to
managing sharia insurance. They can achieve their goal of providing financial protection per
highly upheld Sharia values by combining Sharia principles, careful risk analysis and wise
investment management.
Keywords: Sharia Modification, Risk and Return, Sharia Insurance, Sharia Investment

ABSTRAK
Dalam asuransi syariah, modifikasi syariah dalam kerangka risiko dan return digunakan untuk
mengelola risiko dan mencapai tingkat pengembalian yang diinginkan. Metode ini melibatkan
penggunaan instrumen keuangan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah, serta analisis
risiko yang menyeluruh untuk menemukan dan mengelola risiko yang terkait. Perusahaan
asuransi syariah menggunakan modifikasi syariah untuk mengelola portofolio investasinya.
Dengan kata lain, mereka menghindari instrumen keuangan yang dianggap haram, seperti riba
(bunga), maysir (perjudian), dan gharar (ketidakpastian yang berlebihan). Sebaliknya, mereka
menginvestasikan dana premi pemegang polis dalam instrumen keuangan yang sesuai dengan
prinsip syariah, seperti saham syariah, obligasi syariah, dan properti. Selain itu, modifikasi
syariah memerlukan analisis risiko yang menyeluruh. Perusahaan asuransi syariah harus
memahami dan mengelola risiko investasi mereka. Ini mencakup identifikasi risiko, penilaian
risiko, pengukuran risiko, dan pengendalian risiko. Untuk asuransi syariah, risiko yang harus

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 1


dikelola meliputi risiko underwriting, risiko investasi, risiko likuiditas, dan risiko operasional.
Dalam kerangka risiko dan return, tujuan modifikasi syariah adalah untuk mencapai
keseimbangan antara risiko dan keuntungan yang sesuai dengan prinsip-prinsip syariah.
Perusahaan asuransi syariah berusaha untuk melindungi pemegang polis mereka secara
finansial sambil memastikan bahwa investasi mereka sesuai dengan nilai-nilai syariah yang
dipegang teguh oleh pemegang polis tersebut. Dalam situasi ini, perubahan syariah dalam
konteks risiko dan return merupakan pendekatan yang menyeluruh dan menyeluruh untuk
mengelola asuransi syariah. Perusahaan asuransi syariah dapat mencapai tujuan mereka dalam
memberikan perlindungan finansial yang sesuai dengan nilai-nilai syariah yang dijunjung
tinggi dengan memadukan prinsip-prinsip syariah, analisis risiko yang cermat, dan
pengelolaan investasi yang bijaksana.

Katakunci : Modifikasi Syariah, Risiko dan Return, Asuransi Syariah, Investasi Syariah

PENDAHULUAN pengelolaan aset dan investasi tidak


mengandung aspek-aspek terlarang seperti
Investasi dan manajemen aset semakin
riba (bunga), maysir (perjudian), gharar
penting sebagai sarana untuk mencapai
(ketidakpastian ekstrim), dan kegiatan
tujuan keuangan di dunia keuangan
kriminal (Ghoni, 2018).2 barang terlarang
modern. Namun, proses ini tidak
lainnya. Hal ini menetapkan kerangka
sesederhana yang terlihat bagi individu dan
kerja khusus untuk mengevaluasi risiko
organisasi yang setia mengikuti aturan
dan potensi imbalan dalam investasi yang
syariah. Menurut hukum syariah, uang
mematuhi hukum syariah.
merupakan alat yang harus digunakan
sesuai dengan norma moral dan hukum Pertimbangan risiko dan keuntungan
1
Islam (Putritama, 2018). Hasilnya, dalam kerangka ini ditempatkan dalam
perubahan syariah pada kerangka risiko konteks cita-cita Islam, yang
dan imbal hasil telah berkembang menjadi mengedepankan keadilan, keberlanjutan,
topik yang signifikan dan menarik dalam dan kesejahteraan masyarakat. Oleh karena
bidang keuangan internasional. itu, penyesuaian syariah terhadap kerangka
risiko dan imbal hasil mencakup sejumlah
Modifikasi syariah dalam konteks ini
mengacu pada aturan yang diturunkan dari
hukum Islam untuk memastikan bahwa

1 2
Putritama, A. (2018). Penerapan Etika Bisnis Ghoni, A. (2018). STRATEGI PENGEMBANGAN
Islam dalam Industri Perbankan Syariah. Nominal ASURANSI SYARIAH PEMAKAMAN DI INDONESIA:
Barometer Riset Akuntansi dan Manajemen, 7(1), Sinergi antara Perusahaan Asuransi Syariah dan
1-20. Lembaga Pemakaman Komersial.

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 2


elemen penting (Syahrir, et al, 2023), 3 penting dari pendekatan risiko dan
seperti: keuntungan ini adalah memantau dan
menghitung kemungkinan keuntungan.
1. Skema Investasi Syariah: Skema ini
melibatkan pemilihan investasi yang Dalam upaya memadukan standar etika
mematuhi standar syariah, seperti saham dan moral Islam dengan tujuan
dari bisnis yang tidak bergerak dalam menghasilkan imbal hasil investasi yang
industri terlarang dan surat berharga yang kompetitif, dilakukan perubahan syariah
tidak menampilkan bunga atau bentuk riba pada kerangka risiko dan imbal hasil.
lainnya. Investor dipaksa untuk menyeimbangkan
antara meminimalkan risiko keuangan dan
2. Pengukuran Risiko Syariah: Penting
meningkatkan imbalan sosial dan moral,
juga untuk mengevaluasi risiko yang
yang mengarah pada dilema yang menarik.
terkait dengan kepatuhan terhadap
peraturan syariah. Hal ini mencakup risiko Artikel ini akan memberikan pemahaman
reputasi serta bahaya kerugian finansial yang lebih mendalam tentang bagaimana
yang diakibatkan oleh kegagalan dalam prinsip-prinsip syariah mempengaruhi
mematuhi hukum syariah. pengukuran potensi risiko dan imbal hasil
dalam konteks keuangan tertentu, serta
3. Pemantauan dan Kepatuhan: Penting
eksplorasi lebih dalam mengenai
untuk memeriksa portofolio investasi
modifikasi syariah terhadap kerangka
secara berkala untuk memastikan bahwa
risiko dan imbal hasil. Hal ini juga akan
investasi masih sesuai dengan hukum
mengidentifikasi peluang dan tantangan
syariah. Operasi investasi diaudit dan
yang terkait dengan investasi syariah.
dievaluasi secara ketat sebagai bagian dari
penekanan pada moral Islam. Pembaca
pemantauan ini.
yang tertarik dengan subjek ini, baik
4. Prospek Imbal Hasil: Investasi syariah sebagai investor atau peneliti di bidang
tetap mengincar prospek imbal hasil yang keuangan Islam, harus menjadikan
setara dengan investasi konvensional makalah ini sebagai sumber yang
dengan tetap berpegang pada standar bermanfaat.
syariah. Oleh karena itu, komponen

3
Syahrir, D. K., Wahyudi, I., Susanti, S., Darwant, Syariah. AKUA: Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
D., & Qizam, I. (2023). Manajemen Risiko 2(1), 58-64.
Perbankan Syariah: Manajemen Risiko Perbankan

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 3


METODE Dalam asuransi syariah, dua konsep utama
Metode Penelitian: Studi Literatur tentang adalah risiko dan return. Dalam asuransi
Modifikasi Syariah dalam Kerangka syariah, risiko dapat berupa kematian,
Risiko dan Return kecelakaan, penyakit, atau kehilangan
1. Identifikasi Topik Penelitian: Langkah harta benda (Anwar, 2007).4
pertama dalam metode penelitian adalah
Sebaliknya, return merujuk pada
menentukan topik penelitian. Topik
keuntungan yang diperoleh oleh pemegang
penelitian ini adalah modifikasi syariah
polis atau perusahaan asuransi setelah
dalam kerangka risiko dan return.
menghadapi risiko. Dalam asuransi
2. Pengumpulan Literatur: Setelah topik
syariah, return dapat berupa pembayaran
penelitian ditetapkan, langkah selanjutnya
atas kerugian yang dialami oleh pemegang
adalah mengumpulkan literatur terkait.
polis atau pembagian keuntungan dari
Literatur ini dapat diperoleh dari berbagai
investasi yang dilakukan oleh perusahaan
sumber, termasuk buku, jurnal ilmiah,
asuransi (Warto, 2022).5
artikel, tesis, dan laporan penelitian.
Pengumpulan literatur dapat dilakukan
Dalam asuransi syariah, risiko dan return
dengan melakukan pencarian online,
harus sesuai dengan prinsip-prinsip syariah
berkunjung ke perpustakaan, atau
yang mengutamakan keadilan dan
menggunakan basis data elektronik.
kepentingan bersama (Hidayatina, 2016).6
Prinsip-prinsip ini termasuk larangan riba
3. Seleksi Literatur: Setelah literatur
(bunga), spekulasi, dan gharar
dikumpulkan, literatur yang akan
(ketidakpastian). risiko dan return dalam
digunakan dalam penelitian dipilih
asuransi syariah harus sesuai dengan
berdasarkan relevansi dengan topik
prinsip-prinsip syariah yang
penelitian, kualitas, dan keakuratan.
mengutamakan keadilan dan kepentingan
bersama
HASIL DAN PEMBAHASAN

4 6
Anwar, K. (2007). Asuransi syariah, halal & Hidayatina, H. (2016). Ketentuan Premi Asuransi
maslahat. Tiga Serangkai. Sebagai Jaminan Terhadap Pembiayaan
5
Warto, W., & Khumaini, S. (2022). Analisis Hasil Murabahah Pada Perbankan Syariah. JURIS (Jurnal
Investasi Dana Asuransi Jiwa Syariah di Indonesia Ilmiah Syariah), 14(2), 119-134.
Periode 2014-2021. Al Maal: Journal of Islamic
Economics and Banking, 4(1), 68-88.

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 4


Perusahaan asuransi syariah bertanggung pemegang polis, sementara pemegang
jawab untuk mengelola risiko secara polis bertanggung jawab untuk memahami
efektif dengan memilih instrumen risiko yang mereka hadapi dan membayar
investasi yang sesuai dengan prinsip- premi sesuai dengan kesepakatan
7
prinsip Syariah (Suharto, 2022), (Prayogo, 2023).8
diversifikasi portofolio, dan pengelolaan
Konsep Asuransi Syariah
risiko yang efektif. Selain itu, dalam hal
keuntungan, perusahaan asuransi syariah
Konsep utama asuransi syariah adalah
harus memastikan bahwa pemegang polis
risiko. Risiko dalam asuransi syariah
menerima pembagian keuntungan yang
merujuk pada kemungkinan bahwa
adil.
pemegang polis (Santri, dkk, 2022)9 akan
mengalami kejadian yang tidak diinginkan
Pemegang polis juga bertanggung jawab
atau kerugian. Contoh risiko dalam
untuk memahami risiko yang mereka
asuransi syariah termasuk risiko kematian,
hadapi dan memilih polis yang sesuai
risiko kecelakaan, risiko kehilangan
dengan kebutuhan dan profil risiko
properti, dan sebagainya.
mereka. Mereka juga harus membayar
premi, yang akan digunakan untuk
Perusahaan asuransi syariah bertanggung
membayar polis atau mengelola risiko dan
jawab untuk mengelola risiko ini dengan
memberikan return kepada pemegang
mengumpulkan premi dari pemegang polis
polis.
dan membuat dana cadangan untuk
menangani klaim di masa depan. Prinsip
Dalam asuransi syariah, dua konsep yang
utama dalam pengelolaan risiko ini adalah
saling terkait adalah risiko dan return.
prinsip keadilan (adl), yang menyatakan
Perusahaan asuransi syariah bertanggung
bahwa perusahaan asuransi harus
jawab untuk mengelola risiko dan
memastikan bahwa pemegang polis
memberikan return yang adil kepada

7
Suharto, T. (2022). Konsep Penerapan 2014 Tentang Perasuransian. Alhamra Jurnal Studi
Manajemen Risiko Hukum (Legal Risk) Pada Islam, 4(1), 75-72.
9
Lembaga Keuangan Dan Perbankan Syariah Di Santri, S. H., Yaswirman, Y., Warman, K., & Fauzi,
Indonesia. Jurnal Ilmiah Hospitality, 11(1), 269- W. (2022). Accountability answers company
280. insurance life based investing against the risk of
8
Prayogo, I. H., & Syufaat, S. (2023). Perlindungan failure to pay for policyholders. Linguistics and
Hukum Pemegang Polis Asuransi Syariah Culture Review, 6(S1), 427-437.
Berdasarkan Undang-Undang Nomor 40 Tahun

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 5


mendapatkan perlindungan yang adil dan kepada pemegang polis, dan pemegang
sebanding dengan premi yang mereka polis juga harus memahami risiko yang
bayarkan. mereka hadapi dan membayar premi sesuai
dengan perjanjian untuk mendapatkan
Konsep kedua dari asuransi syariah adalah
perlindungan yang sesuai.
return. Return dapat didefinisikan sebagai
keuntungan yang diperoleh pemegang Akad Asuransi Syariah
polis dari polis asuransi (Alghamdi,
10 Didasarkan pada prinsip-prinsip syariah,
2013). Keuntungan ini dapat berupa
akad dalam asuransi syariah melarang riba,
pembayaran klaim jika terjadi risiko yang
gharar (ketidakpastian), maysir
dijamin, pembagian keuntungan
(perjudian), dan hal-hal lain yang
perusahaan asuransi syariah kepada
diharamkan dalam agama Islam. Perjanjian
pemegang polis, atau manfaat lain yang
yang dibuat antara perusahaan asuransi
diberikan oleh ketentuan polis.
syariah dan pemegang polis mengatur hak
Menurut prinsip keadilan (adl), perusahaan dan kewajiban masing-masing pihak yang
asuransi syariah bertanggung jawab untuk menerima polis asuransi (Qureshi, 2011).11
memberikan pembayaran yang adil kepada
Asuransi syariah memiliki beberapa jenis
pemegang polis. Pembayaran ini harus
akad (Abdullah, 2018),12 termasuk:
sebanding dengan premi yang dibayarkan
oleh pemegang polis dan juga harus
1. Akad Tabarru: Akad ini mengatur dana
mempertimbangkan risiko yang dihadapi
yang diberikan pemegang polis kepada
oleh pemegang polis.
perusahaan asuransi syariah untuk
membantu sesama pemegang polis
Konsep risiko dan keuntungan dalam
yang mengalami kerugian karena
asuransi syariah saling terkait dan harus
risiko yang diasuransikan.
seimbang. Perusahaan asuransi syariah
2. Akad Mudharabah: Akad ini adalah
harus dapat mengelola risiko dengan baik
kerjasama antara perusahaan asuransi
untuk memberikan keuntungan yang adil

10
Alghamdi, S. (2013). The Saudi Tʿawuni insurance. Interdisciplinary Journal of
Insurance Model: Concerns about Compatibility Contemporary Research in Business, 3(5), 279-
with Islamic law in Accomodating “Risk” (Doctoral 295.
12
dissertation). Abdullah, J. (2018). Akad-akad di dalam
11
Qureshi, A. A. (2011). Analyzing the sharia'ah Asuransi Syariah. TAWAZUN: Journal of Sharia
compliant issues currently faced by Islamic Economic Law, 1(1), 11-23.

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 6


syariah sebagai mudharib (pengelola) kewajibannya sesuai dengan prinsip
13
dan pemegang polis sebagai shahibul Syariah (Nor,M.Z.M, 2020) yang
maal (pemilik dana). Sesuai dengan berlaku.
kesepakatan, perusahaan asuransi
Prinsip Asuransi Syariah
syariah akan mengelola dana
pemegang polis dan membagi
Berikut ini adalah dasar asuransi syariah14:
keuntungan yang diperoleh dari usaha
tersebut. 1. Prinsip Keadilan (Adl): Prinsip ini
3. Akad Wakalah: Akad ini mengatur menekankan betapa pentingnya keadilan
cara perusahaan asuransi syariah dalam transaksi asuransi syariah.
mengelola dana pemegang polis sesuai Perusahaan asuransi harus memastikan
dengan prinsip syariah. Perusahaan bahwa pemegang polis mendapatkan
asuransi syariah akan menerima premi perlindungan yang adil sesuai dengan
dari pemegang polis dan mengelola premi yang mereka bayarkan.
dana tersebut sebagai wakil dari Perlindungan dan manfaat harus diberikan
pemegang polis. secara proporsional sesuai dengan risiko
4. Akad Musyarakah: Perusahaan yang dihadapi pemegang polis.
asuransi syariah dan pemegang polis
2. Prinsip Kebebasan (Hurriyah): Prinsip
bekerja sama untuk mengelola risiko
ini menekankan betapa pentingnya
asuransi. Menurut kesepakatan, baik
memiliki kebebasan untuk memutuskan
keuntungan maupun kerugian akan
dan melaksanakan kontrak asuransi
dibagi.
syariah sendiri. Pemegang polis memiliki
Perusahaan asuransi syariah dan pemegang kebebasan untuk memilih jenis asuransi,
polis menggunakan akad sebagai dasar premi, dan keuntungan yang paling sesuai
untuk memahami hak dan kewajiban dengan kebutuhan dan kemampuan
masing-masing. Akad juga menjamin bagi mereka.
pemegang polis bahwa perusahaan
asuransi syariah akan memenuhi

13 14
Nor, M. Z. M., Mahdzir, N., & Mohamad, A. M. Ali, H. Z. (2023). Hukum asuransi syariah. Sinar
(2020). Acceptance of Conventional Insurance Grafika.
Principles as Takaful Basic Principles: Shariah and
Legal Analysis. J. Crit. Rev, 7, 1550-1553.

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 7


3. Prinsip Ketidakpastian (Gharar): Prinsip Pengelolaan asuransi syariah bergantung
ini mengatakan bahwa transaksi asuransi pada prinsip-prinsip ini untuk memastikan
syariah tidak boleh memiliki bahwa transaksi asuransi dilakukan sesuai
ketidakpastian atau ketidakjelasan. dengan prinsip syariah yang berlaku.
Perusahaan asuransi harus memberikan
Fungsi Asuransi
informasi yang jelas dan terbuka kepada
pemegang polis tentang risiko yang
Menurut Brophy (2020), fungsi asuransi
diasuransikan, premi yang harus
meliputi hal-hal berikut 15:
dibayarkan, dan keuntungan yang akan
diterima. 1. Proteksi dan Perlindungan: Fungsi
utama asuransi adalah memberikan
4. Prinsip Kepastian (Yaqin): Prinsip ini
perlindungan finansial kepada individu
menekankan betapa pentingnya memiliki
atau perusahaan dari risiko yang tidak
keyakinan yang jelas saat melakukan
terduga seperti kecelakaan, penyakit,
transaksi asuransi syariah. Perusahaan
kebakaran, bencana alam, dan lain-lain.
asuransi harus menjamin kepada
Dengan memberikan klaim atau manfaat
pemegang polis bahwa mereka akan
kepada pemegang polis, asuransi
menerima perlindungan dan keuntungan
membantu mengurangi dampak finansial
yang dijanjikan sesuai dengan ketentuan
dari risiko tersebut.
polis.
2. Mengelola Risiko: Dengan mentransfer
5. Prinsip Tanggung Jawab Sosial, juga
risiko ke perusahaan asuransi, asuransi
dikenal sebagai Takaful: Konsep ini
membantu individu atau perusahaan
menekankan pentingnya tanggung jawab
mengelola risiko. Pemegang polis
sosial dalam asuransi syariah. Perusahaan
mendapatkan perlindungan finansial
asuransi wajib membantu pemegang polis
dengan membayar premi jika terjadi risiko
yang mengalami kerugian karena risiko
yang diasuransikan (Matsawali, et.al,
yang diasuransikan. Pemegang polis yang
memberikan donasi atau sumbangan akan
digunakan untuk membantu orang lain
yang membutuhkan.

15
Brophy, R. (2020). Blockchain and insurance: a financial regulation and compliance, 28(2), 215-
review for operations and regulation. Journal of 234.

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 8


2012).16 Dalam hal ini, asuransi membantu mendapatkan ganti rugi atau manfaat yang
mengelola risiko. sesuai. Asuransi membantu individu atau
perusahaan dalam mengatasi kerugian
3. Mengurangi Ketidakpastian: Asuransi
finansial yang disebabkan oleh kejadian
membantu mengurangi ketidakpastian
tersebut dan memulihkan diri dengan
dalam kehidupan pribadi atau bisnis
cepat.
seseorang. Memiliki polis asuransi
membuat orang atau perusahaan lebih Asuransi menjadi alat penting untuk
tenang karena mereka memiliki kepastian melindungi kekayaan, mengelola risiko,
dan keamanan finansial jika terjadi risiko dan mendorong pertumbuhan ekonomi
yang tidak terduga. (Bayar,Y., 2021) 17 karena fungsi-fungsi
ini.
4. Mendorong Investasi dan Pertumbuhan
Ekonomi: Asuransi juga berperan penting Investasi Pada Asuransi Syariah
dalam mendorong pertumbuhan ekonomi
Investasi dalam asuransi syariah memiliki
dan investasi. Perusahaan asuransi
beberapa fitur yang membedakannya dari
mengumpulkan premi dari pemegang polis
asuransi konvensional. Beberapa jenis
dan kemudian memanfaatkannya untuk
investasi dalam asuransi syariah adalah
investasi. Dimungkinkan untuk
sebagai berikut:
memanfaatkan investasi ini untuk
mendukung proyek pembangunan,
1. Investasi dalam instrumen keuangan
meningkatkan likuiditas pasar keuangan,
syariah: Perusahaan asuransi syariah dapat
dan mendorong pertumbuhan ekonomi.
menginvestasikan dana premi mereka
dalam sukuk, saham syariah, dan deposito
5. Membantu Mengatasi Kerugian dan
syariah. Investasi syariah melarang riba
Memulihkan Diri: Jika terjadi kejadian
(bunga), maisir (spekulasi), dan gharar
yang diasuransikan atau kerugian,
(ketidakpastian).
pemegang polis dapat mengajukan klaim
kepada perusahaan asuransi untuk

16 17
Matsawali, M. S., Abdullah, M. F., Yeo, C. P., Bayar, Y., Gavriletea, M. D., & Danuletiu, D. C.
Abidin, S. Y., Zaini, M. M., Ali, H. M., ... & Yaacob, (2021). Does the insurance sector really matter
H. (2012). A study on Takaful and conventional for economic growth? Evidence from Central and
insurance preferences: The case of Brunei. Eastern European countries. Journal of Business
International Journal of Business and Social Economics and Management, 22(3), 695-713.
Science, 3(22).

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 9


2. Investasi dalam aset riil: Perusahaan halal dan berkelanjutan sambil tetap
asuransi syariah juga dapat memasukkan mematuhi prinsip syariah.
dana premi mereka ke dalam aset riil
Perbedaan Asuransi Syariah dan
seperti infrastruktur, properti, dan proyek
Konvensional
pembangunan yang sesuai dengan syariah.
Tujuan dari investasi ini adalah untuk
Berikut adalah beberapa perbedaan utama
mendapatkan keuntungan dalam jangka
antara asuransi syariah dan asuransi
panjang dan meningkatkan jumlah aset 19
konvensional (Sula, 2004) dari segi
yang dimiliki perusahaan.
prinsip, mekanisme, dan produk yang
ditawarkan.
3. Investasi dalam instrumen keuangan
berbasis profit sharing: Sebagai
1. Prinsip Dasar: Asuransi syariah
perusahaan syariah, perusahaan asuransi
didasarkan pada hukum Islam yang
syariah juga dapat berinvestasi dalam
melarang riba (bunga), maisir (spekulasi),
instrumen keuangan yang berbasis profit
dan gharar (ketidakpastian). Di sisi lain,
sharing, seperti mudharabah (kemitraan)
asuransi konvensional didasarkan pada
dan musharakah (kerjasama). Dengan cara
prinsip-prinsip kapitalisme dan keuangan
ini, perusahaan asuransi syariah berbagi
konvensional.
keuntungan dan risiko dengan pihak lain,
sesuai dengan prinsip syariah yang 2. Kontrak: Asuransi konvensional
menghindari riba dan maisir. menggunakan kontrak asuransi yang
bersifat unilateral, di mana perusahaan
Perusahaan asuransi syariah bertanggung
asuransi bertindak sebagai pihak yang
jawab untuk mengelola investasi dengan
memberikan perlindungan, dan pemegang
hati-hati dan transparan, serta memberikan
polis hanya membayar premi. Sebaliknya,
laporan yang jelas kepada pemegang polis
asuransi syariah menggunakan kontrak
tentang bagaimana dana premi digunakan
asuransi yang bersifat mutualistik, di mana
untuk investasi (Faniyah, 2017).18 Tujuan
pemegang polis dan perusahaan asuransi
investasi dalam asuransi syariah adalah
saling berbagi risiko dan keuntungan.
untuk mencapai keuntungan finansial yang

18 19
Faniyah, I. (2017). Investasi Syariah Dalam Sula, M. S. (2004). Asuransi syariah: life and
Pembangunan Ekonomi Indonesia. Deepublish. general: konsep dan sistem operasional. Gema
Insani.

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 10


3. Investasi: Perusahaan asuransi membuat dana yang digunakan untuk
konvensional hanya dapat membayar klaim.
menginvestasikan dana premi mereka
Perbedaan-perbedaan ini membuat
dalam instrumen keuangan konvensional,
asuransi syariah lebih sesuai dengan
seperti saham, obligasi, dan deposito. Di
prinsip-prinsip syariah. Ini juga
sisi lain, perusahaan asuransi syariah
menawarkan alternatif bagi mereka yang
hanya dapat menginvestasikan dana premi
ingin mendapatkan perlindungan finansial
mereka dalam instrumen keuangan
dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai
syariah, seperti sukuk, saham syariah, dan
dan keyakinan agama Islam.
deposito syariah.

Hukum Di Indonesia Terhadap


4. Bagian Keuntungan: Dalam asuransi
Asuransi Syariah
konvensional, perusahaan asuransi
memiliki hak penuh atas keuntungan yang
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014
dihasilkan dari investasi dana premi. Di
tentang Perasuransian mengatur asuransi
sisi lain, dalam asuransi syariah,
syariah di Indonesia (Suratman, 2019). 20
keuntungan yang dihasilkan dari investasi
Undang-undang ini mengatur prinsip-
dana premi harus dibagi antara pemegang
prinsip asuransi syariah dan persyaratan
polis dan perusahaan asuransi sesuai
operasional perusahaan asuransi syariah.
dengan prinsip syariah yang menghindari
Beberapa hal yang diatur oleh undang-
riba.
undang tersebut antara lain:

5. Produk Asuransi: Ada beberapa jenis


1. Persyaratan Lisensi: Sebelum
asuransi yang mirip dengan asuransi
mendapatkan lisensi dari Otoritas Jasa
konvensional dan syariah, tetapi asuransi
Keuangan (OJK), perusahaan asuransi
syariah juga memiliki produk khusus.
syariah harus memenuhi persyaratan
Untuk ilustrasi, Takaful adalah jenis
keuangan, manajemen, dan syariah.
asuransi syariah di mana anggota
memberikan kontribusi sukarela untuk 2. Dewan Syariah: Sebuah perusahaan
asuransi syariah harus memiliki Dewan

20
Suratman, S., & Junaidi, M. (2019). Sistem Perasuransian. Jurnal Usm Law Review, 2(1), 63-
Pengawasan Asuransi Syariah Dalam Kajian 84.
Undang-Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 11


Syariah yang terdiri dari pakar hukum 6. Penyelesaian Sengketa: Jika ada
Islam dan keuangan syariah. Dewan ini perselisihan antara perusahaan asuransi
bertanggung jawab untuk memberikan syariah dan pemegang polis, ada
nasihat dan pedoman tentang bagaimana mekanisme penyelesaian sengketa yang
perusahaan dapat mematuhi prinsip- diawasi oleh OJK. Tujuan dari mekanisme
prinsip syariah dalam operasinya. ini adalah untuk memastikan keadilan dan
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip
3. Standar Akuntansi dan Pelaporan: OJK
syariah.
menetapkan standar akuntansi dan
pelaporan yang mewajibkan perusahaan Dalam hal ini, hukum Indonesia menjamin
asuransi syariah untuk melaporkan bahwa perusahaan asuransi syariah
keuangan, klaim, dan informasi yang beroperasi secara adil, terbuka, dan sesuai
relevan bagi pemegang polis dan pihak dengan prinsip-prinsip Syariah (Hasanah,
21
terkait lainnya. 2013), serta melindungi hak-hak
konsumen dan pemegang polis.
4. Perlindungan Konsumen: Perusahaan
asuransi syariah harus melindungi hak-hak SIMPULAN
pemegang polis, seperti mengawasi dan Studi tentang modifikasi syariah dalam
menangani pengaduan konsumen, kerangka risiko dan keuntungan asuransi
menyelesaikan sengketa, dan memastikan syariah telah mencapai kesimpulan:
bahwa perusahaan asuransi syariah Modifikasi syariah pada asuransi syariah
mematuhi ketentuan perlindungan dapat menawarkan cara yang lebih baik
konsumen yang berlaku. untuk mengelola risiko dan keuntungan.
Untuk memastikan bahwa produk asuransi
5. Pengawasan dan Regulasi: OJK
mengikuti prinsip-prinsip syariah,
bertanggung jawab untuk mengawasi dan
modifikasi syariah memasukkan prinsip-
mengatur operasi perusahaan asuransi
prinsip syariah ke dalamnya.
syariah. Ini termasuk memastikan
Dibandingkan dengan asuransi
kepatuhan terhadap prinsip-prinsip syariah
konvensional, asuransi syariah dengan
dan melindungi hak-hak pemegang polis.
modifikasi syariah cenderung memiliki

21
Hasanah, U. (2013). Asuransi dalam Perspektif
Hukum Islam. Asy-Syir'ah: Jurnal Ilmu Syari'ah dan
Hukum, 47(1).

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 12


risiko yang lebih rendah. Ini disebabkan DAFTAR PUSTAKA
oleh pembatasan investasi pada industri
Abdullah, J. (2018). Akad-akad di dalam
yang dianggap melanggar prinsip syariah, Asuransi Syariah. TAWAZUN: Journal of
Sharia Economic Law, 1(1), 11-23.
seperti alkohol, perjudian, dan riba.
Dengan modifikasi syariah, asuransi Alghamdi, S. (2013). The Saudi Tʿawuni
Insurance Model: Concerns about
syariah dapat menghasilkan keuntungan
Compatibility with Islamic law in
yang kompetitif. Asuransi syariah masih Accomodating “Risk” (Doctoral
dissertation).
dapat investasi pada industri yang halal
dan menguntungkan meskipun terdapat Ali, H. Z. (2023). Hukum asuransi
syariah. Sinar Grafika.
batasan investasi. Selain itu, modifikasi
syariah dalam asuransi syariah dianggap Anwar, K. (2007). Asuransi syariah, halal
& maslahat. Tiga Serangkai.
lebih etis dan sesuai dengan prinsip-prinsip
syariah. Akibatnya, asuransi syariah Bayar, Y., Gavriletea, M. D., &
adalah pilihan yang lebih baik bagi orang Danuletiu, D. C. (2021). Does the
insurance sector really matter for
atau perusahaan yang ingin menjalankan economic growth? Evidence from Central
bisnis mereka sesuai dengan nilai-nilai and Eastern European countries. Journal
of Business Economics and Management,
agama. Kinerja asuransi syariah dengan 22(3), 695-713
modifikasi syariah dipengaruhi oleh
Brophy, R. (2020). Blockchain and
elemen seperti manajemen risiko, insurance: a review for operations and
manajemen investasi, dan kebijakan regulation. Journal of financial regulation
and compliance, 28(2), 215-234.
syariah yang baik. Untuk memaksimalkan
hasil, manajemen yang efektif diperlukan Faniyah, I. (2017). Investasi Syariah
Dalam Pembangunan Ekonomi Indonesia.
untuk mengelola investasi dan risiko. Deepublish
Dalam kesimpulan ini, penting untuk
Ghoni, A. (2018). STRATEGI
diingat bahwa temuan ini didasarkan pada PENGEMBANGAN ASURANSI
penelitian sebelumnya dan literatur. SYARIAH PEMAKAMAN DI
INDONESIA: Sinergi antara Perusahaan
Akibatnya, penelitian lebih lanjut mungkin Asuransi Syariah dan Lembaga
diperlukan untuk mendapatkan Pemakaman Komersial.

pemahaman yang lebih baik tentang Hasanah, U. (2013). Asuransi dalam


perubahan syariah yang terjadi dalam Perspektif Hukum Islam. Asy-Syir'ah:
Jurnal Ilmu Syari'ah dan Hukum, 47(1)..
kerangka risiko dan return asuransi
syariah. Hidayatina, H. (2016). Ketentuan Premi
Asuransi Sebagai Jaminan Terhadap

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 13


Pembiayaan Murabahah Pada Perbankan Syariah Di Indonesia. Jurnal Ilmiah
Syariah. JURIS (Jurnal Ilmiah Syariah), Hospitality, 11(1), 269-280.
14(2), 119-134.
Sula, M. S. (2004). Asuransi syariah: life
Matsawali, M. S., Abdullah, M. F., Yeo, and general: konsep dan sistem
C. P., Abidin, S. Y., Zaini, M. M., Ali, H. operasional. Gema Insani..
M., ... & Yaacob, H. (2012). A study on
Takaful and conventional insurance Suratman, S., & Junaidi, M. (2019).
preferences: The case of Brunei. Sistem Pengawasan Asuransi Syariah
International Journal of Business and Dalam Kajian Undang-Undang Nomor 40
Social Science, 3(22). Tahun 2014 Tentang Perasuransian.
Jurnal Usm Law Review, 2(1), 63-84
Nor, M. Z. M., Mahdzir, N., & Mohamad,
A. M. (2020). Acceptance of Syahrir, D. K., Wahyudi, I., Susanti, S.,
Conventional Insurance Principles as Darwant, D., & Qizam, I. (2023).
Takaful Basic Principles: Shariah and Manajemen Risiko Perbankan Syariah:
Legal Analysis. J. Crit. Rev, 7, 1550- Manajemen Risiko Perbankan Syariah.
1553. AKUA: Jurnal Akuntansi dan Keuangan,
2(1), 58-64.
Prayogo, I. H., & Syufaat, S. (2023).
Perlindungan Hukum Pemegang Polis Warto, W., & Khumaini, S. (2022).
Asuransi Syariah Berdasarkan Undang- Analisis Hasil Investasi Dana Asuransi
Undang Nomor 40 Tahun 2014 Tentang Jiwa Syariah di Indonesia Periode 2014-
Perasuransian. Alhamra Jurnal Studi 2021. Al Maal: Journal of Islamic
Islam, 4(1), 75-72. Economics and Banking, 4(1), 68-88.

Putritama, A. (2018). Penerapan Etika


Bisnis Islam dalam Industri Perbankan
Syariah. Nominal Barometer Riset
Akuntansi dan Manajemen, 7(1), 1-20.

Qureshi, A. A. (2011). Analyzing the


sharia'ah compliant issues currently faced
by Islamic insurance. Interdisciplinary
Journal of Contemporary Research in
Business, 3(5), 279-295.

Santri, S. H., Yaswirman, Y., Warman,


K., & Fauzi, W. (2022). Accountability
answers company insurance life based
investing against the risk of failure to pay
for policyholders. Linguistics and Culture
Review, 6(S1), 427-437.

Suharto, T. (2022). Konsep Penerapan


Manajemen Risiko Hukum (Legal Risk)
Pada Lembaga Keuangan Dan Perbankan

Jurnal EKBIS Volume 11 Nomor 2 Tahun 2023 ISSN p. 2339-1839 e.2722-4082 | 14

Anda mungkin juga menyukai