Lingga-Revisi1 - Laporan Magang PTPN Ajong - 17-1037 (3) - J
Lingga-Revisi1 - Laporan Magang PTPN Ajong - 17-1037 (3) - J
oleh :
Linggawati Dwi Putri Sektiari
NIM. 171710101037
oleh :
Linggawati Dwi Putri Sektiari
NIM. 171710101037
iii
LEMBAR PERSETUJUAN
Mengetahui, Menyetujui,
General Manager PTPN X Kebun Pembimbing Lapang
Ajong Gayasan Jember
iv
LEMBAR PENGESAHAN
Mengetahui,
Dosen Pembimbing Ketua Jurusan
Teknologi Hasil Pertanian
Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
Mengesahkan,
Dekan Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Jember
v
RINGKASAN
vi
PRAKATA
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat,
karunia, serta hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Laporan Kuliah Kerja yang
berjudul “Pengendalian Mutu Produk Akhir Tembakau Bawah Naungan
Pada PTPN X Kebun Ajong Gayasan Jember” dengan tepat waktu. Laporan
Kuliah Kerja ini disusun berdasarkan hasil pembelajaran lapang yang
dilaksanakan di PTPN X Kebun Ajong Gayasan Jember.
Penyusunan laporan ini dapat terselesaikan atas dukungan, bimbingan dan
bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena itu penulis menyampaikan terima kasih
kepada :
1. Dr. Siswoyo Soekarno, S.TP, M.Eng, selaku dekan Fakultas Teknologi
Pertanian Universitas Jember;
2. Dr. Ir. Jayus selaku Ketua Jurusan Teknologi Hasil Pertanian Fakultas
Teknologi Pertanian Universitas Jember yang telah memberikan banyak
masukan dan motivasi;
3. Ahmad Nafi, S.TP, MP, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
waktu, pikiran dan perhatian guna memberikan bimbingan koreksi dan
penyusunan laporan ini;
4. Orang tua yang saya cintai, Bapak Sail Budianto dan Ibu Siti Zubaidah
atas kasih sayang, support, perhatian, dan doa yang selalu tercurah kepada
penulis;
5. Mas Sebastian, Mbak Erni, Dirga dan Dira yang menyemangati,
memberikan support kepada penulis selama proses magang dan
penyelesaian laporan;
6. Teman-teman magang saya Elma, Dini dan Dinda yang sudah membantu
dan saling support dalam pelaksanaan magang dan penyelesaian laporan.
7. Seluruh teman-teman Teknologi Hasil Pertanian Angkatan 2017 yang
selalu saling memotivasi, mendukung, mendoakan dan selalu semangat
dalam berjuang dan belajar bersama-sama dalam meraih impian di
vii
Fakultas Teknologi Pertanian.
Penulis menyadari bahwa laporan magang kerja ini masih jauh dari
kesempurnaan. Kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan dan
kelengkapan laporan magang ini sangat penulis harapkan. Semoga penulisan
laporan magang ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi pembaca.
viii
DAFTAR ISI
COVE
R................................................................................................................................i
LEMBAR PERNYATAAN..................................................................................iii
LEMBAR PERSETUJUAN.................................................................................iv
LEMBAR PENGESAHAN...................................................................................v
RINGKASAN........................................................................................................vi
PRAKATA............................................................................................................vii
DAFTAR ISI..........................................................................................................ix
DAFTAR TABEL.................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................xiii
BAB 1. PENDAHULUAN.....................................................................................1
1.1 Latar Belakang.............................................................................................1
1.2 Tujuan...........................................................................................................2
1.3 Manfaat.........................................................................................................2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA............................................................................3
2.1 Tembakau......................................................................................................3
2.2 Jenis-jenis Tembakau...................................................................................4
2.2.1 Tembakau musim hujan (NO).................................................................5
2.2.2 Tembakau musim kemarau (VO)............................................................6
2.3 Tembakau Bawah Naungan........................................................................9
2.4 Pengendalian Mutu Tembakau................................................................10
BAB 3. METODOLOGI KEGIATAN...............................................................11
3.1 Tempat dan Waktu Kegiatan....................................................................11
3.2 Jenis dan Sumber Data..............................................................................11
3.3 Metode Kegiatan.........................................................................................12
3.4 Tahapan Kegiatan......................................................................................13
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN...............................................14
ix
4.1 Sejarah Perusahaan...................................................................................14
4.2 Lokasi Perusahaan………………………………………………………16
4.3 Visi dan Misi PTPN X Ajong Gayasan Jember.......................................16
4.4 Makna Logo Perusahaan...........................................................................16
4.5 Struktur Organisasi Perusahaan..............................................................18
4.6 Strategi Perusahaan...................................................................................19
BAB 5. HASIL KEGIATAN MAGANG KERJA.............................................20
5.1 Pengolahan Pasca Panen Tembakau Bawah Naungan...........................20
5.2 Pengendalian Mutu Produk Akhir...........................................................25
BAB 6 PENUTUP.................................................................................................30
6.1 Kesimpulan.................................................................................................30
6.2 Saran............................................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................31
LAMPIRAN..........................................................................................................33
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
xii
DAFTAR LAMPIRAN
xiii
BAB 1. PENDAHULUAN
1
secara detail pengolahan tembakau yaitu pada tahapan pengendalian mutu akhir
produk tembakau sebelum dilakukan penjualan.
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dilakukannya Magang Kerja di PTPN X Ajong Gayasan
Jember antara lain :
a. Mempelajari proses pengolahan pasca panen tembakau bawah
naungan di PTPN X Kebun Ajong Gayasan Jember.
b. Mengkaji penerapan pengendalian mutu proses fumigasi
tembakau bawah naungan di PTPN X Kebun Ajong Gayasan
Jember.
1.3 Manfaat
Adapun manfaat penerapan mutu proses fumigasi tembakau bawah naungan
di PTPN X Ajong Gayasan Jember adalah dapat menjaga kualitas dan mutu daun
tembakau tetap baik serta tidak terserang hama selama proses penyimpanan
sampai penjualan ke konsumen.
2
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 .......APANYA?????Tembakau
Tembakau merupakan tanaman perkebunan unggul yang mempunyai nilai
ekonomis yang tinggi dan sudah lama diusahakan oleh petani tembakau di Jawa
Tengah. Tanaman tembakau berperan penting bagi perekonomian Indonesia,
terutama dalam penyediaan lapangan pekerjaan, sumber pendapatan bagi petani
dan sumber devisa bagi negara disamping mendorong berkembangnya agribisnis
tembakau dan agroindustri (Cahyono, 2015). Taksonomi tanaman tembakau dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Thracheobionta
Super Divisi : Spermatophyta
Divisi : Magnoliophyta
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Asteridae
Ordo : Solanales
Famili : Solanaceae
Genus : Nicotiana
Spesies : Nicotina tabacum L.
3
pertumbuhan akar bahkan tanaman dapat mati (Matnawi, 1997). Batang 5
tembakau berbentuk agak bulat, agak lunak dan tidak bercabang. Diameter batang
pada tanaman tembakau sekitar 5 cm (Cahyono, 2015).
Daun tembakau berbentuk lonjong atau bulat tergentung pada varietas
tanamannya. Jumlah daun dalam satu tanaman tembakau berkisar antara 28
hingga 32 helai. Ketebalan daun tembakau berbeda-beda tergantung varietas
budidaya. Daun tembakau tumbuh berselang-seling mengelilingi batang tanaman.
Proses penuaan (pematangan) daun biasanya dimulai dari bagian ujung, kemudian
bagian bawahnya (Budiman, 2009).
Bunga tanaman tembakau merupakan bunga majemuk yang berfungsi sebagai
alat penyerbukan sehingga dapat dihasilkan biji untuk perkembangbiakan
(Cahyono, 2015). Tembakau yang banyak dibudidayakan di Indonesia adalah
tembakau Virginia, tembakau asli/rakyat dan tembakau burley. Tembakau asli
dikenal sebagai jenis daerah dan umumnya jenis ini dipakai sebagai tembakau
rajangan baik itu rajangan kasar, rajangan tengahan ataupun rajangan halus.
Budidaya tembakau meliputi pembibitan, pengolahan tanah, penanaman dan
pemeliharaan, pengendalian hama dan penyakit serta panen dan pasca panen
(Setiawan dan Trisnawati, 2013).
4
Demikian pula di Indonesia banyak dikenal jenis-jenis tembakau
berdasarkan daerah asal penanamannya, diantaranya Deli, Besuki, Payakumbuh,
Bugis, Kedu, Siluk, Banyumas, Kediri, Lumajang, Madura dan Rembang.
Umumnya jenis-jenis tembakau sangat susah dibedakan. Untuk memudahkan
pembagiannya, berbagai jenis tembakau dibedakan berdasarkan waktu penanaman
dan penggunaannya (Setiadji, 2006:12).
2.2.1 Tembakau musim hujan (NO)
Tembakau musim hujan atau Na Oogst (NO) merupakan tanaman tembakau
yang ditanam pada awal musim hujan atau akhir musim kemarau, dan dipanen
pada saat musim hujan. Tembakau musim hujan (NO) dapat dibedakan menjadi 2
jenis tembakau, sebagai berikut (Setiadji, 2006:12-14):
a. Tembakau Cerutu
Di dunia pertembakauan internasional, Indonesia telah terkenal karena jenis
tembakau cerutu ini. Tembakau Deli, di pasaran internasional lebih dikenal
sebagai tembakau Sumatera, sedangkan tembakau Besuki dan Vorstenland lebih
dikenal dengan nama tembakau Jawa. Berdasarkan fungsinya pada pembuatan
rokok cerutu, tembakau cerutu dibagi menjadi tiga tipe dan dihasilkan oleh
Indonesia. Ketiga jenis tembakau cerutu tersebut, antara lain:
1. Jenis pengisi (Belanda : vulzel, Inggris: filler)
2. Jenis pembungkus (Belanda: omblad, Inggris : binder)
3. Jenis pembalut (Belanda : dekblad, Inggris :wraper)
b. Tembakau Pipa
Tembakau pipa yang dimaksudkan adalah jenis tembakau yang dipergunakan
untuk pipa. Sampai saat ini, jenis tembakau yang paling baik untuk pipa yaitu
tembakau Lumajang. Varietas tembakau Lumajang yang asli mempunyai
karakteristik tinggi, ramping, dengan duduk daun yang mirip dengan varietas
tembakau cerutu Besuki maupun Vorstenlanden. Terdapat dua macam tembakau
Lumajang, yaitu VO Lumajang atau lebih dikenal dengan nama lokal Jembel
Putih, dan tembakau NO Lumajang atau lebih dikenal dengan nama Klungsung.
Umumnya tembakau jenis ini yang berkualitas tinggi memiliki sifat-sifat sebagai
berikut:
5
1. Warna daunnya terang menyala (bright) kecoklatan hingga coklat merah
2. Daya pijarnya baik sekali
3. Ringan dan kenyal
Salah satu ciri khas tembakau ini yang tidak terdapat pada jenis tembakau lainnya,
yaitu adanya bercak putih cercospora yang tetap dan tidak mengurangi nilai
kualitasnya. Bahkan bercak-bercak tersebut merupakan bercak keberuntungan,
karena justru menjadi ciri khas yang dicari oleh penggemarnya.
2.2.2 Tembakau musim kemarau (VO)
Tembakau musim kemarau (VO) merupakan jenis tembakau yang ditanam
pada akhir musim hujan dan dipanen pada musim kemarau, karena pada waktu
panen sebaiknya tidak sampai kehujanan. Tembakau musim kemarau dibedakan
menjadi 3 jenis tembakau, sebagai berikut (Setiadji, 2006:12-17):
a. Tembakau Sigaret
Jenis tembakau ini digunaka sebagai bahan pembuatan rokok sigaret, baik sigaret
putih maupun sigaret kretek. Cukup banyak jenis tembakau yang dapat digunakan
sebagai bahan pembuatan rokok sigaret. Hampir semua jenis tembakau rajangan
dapat digunakan untuk bahan rokok sigaret. Namun, tembakau yang paling
banyak digunakan untuk bahan rokok sigaret adalah tembakau virginia. Dalam
jumlah yang tidak terlalu banyak, digunakan juga tembakau Turki (oriental),
tembakau kasturi, dan beberapa jenis tembakau rakyat sebagai campuran. Jenis
tembakau rakyat
sebagai campuran. Jenis tembakau rakyat yang kadang-kadang dipergunakan
untuk sigaret diantaranya tembakau madura, tembakau garut (Jawa Barat),
tembakau payakumbuh (Sumatera Barat), dan tembakau bugis (Sulawesi Selatan).
Terdapat 2 macam jenis tembakau yang digunakan untuk bahan pembuatan rokok
sigaret, antara lain:
1. Tembakau Virginia
Tembakau ini berasal dari Virginia Orinoco, Amerika Serikat, karena
perkembangannya baik dan tingkat adaptasinya terhadap jenis tanah cukup tinggi,
maka sampai saat ini jenis tembakau virginia ditanam hampir di seluruh dunia.
Jenis tembakau virginia cukup mudah dibedakan dari jenis yang lain, karena
6
memiliki sosok (terutama dilihat dari daunnya) yang sedikit berbeda. Tembakau
virginia memiliki daun yang berwarna kekuning-kuningan. Bentuk daunnya
genjang (rhomboidal) sampai jorong (elliptical), tetapi kadang-kadang bulat telur
(ovalis). Ujung daunnya lancip sampai meruncing. Setiap batang umumnya
memiliki jumlah daun sekitar 20-30 helai yang tidak bertangkai (daun duduk) dan
tertancap pada batangnya dengan posisi tegak membentuk sudut 45°.
Keistimewaan jenis tembakau ini dibandingkan dengan jenis yang lain, terutama
adaptasinya yang cukup tinggi terhadap lingkungan dan mempunyai kualitas yang
sangat baik untuk bahan rokok sigaret. Tembakau virginia yang berkualitas baik,
melalui pengolahan daun flue curing akan menghasilkan daun flue curing akan
menghasilkan krosok yang berwarna kuning jingga/limau. Disamping warnanya
yang menarik, ciri khas tembakau virginia adalah aromanya.
2. Tembakau sigaret yang lain
Beberapa jenis tembakau lain yang dianggap cukup baik untuk bahan rokok
sigaret diantaranya adalah tembakau turki, burley, maryland, beberapa jenis
tembakau rakyat (rembang, madura, garut, payakumbuh), dan beberapa varietas
campuran dari tembakau virginia dengan tembakau rakyat. Diantara ketiga jenis
tembakau ekspor (tembakau turki, burley, dan maryland), yang paling banyak
ditanam di Indonesia yaitu tembakau turki. Tembakau turki (oriental) sudah sejak
lama dikenal oleh dunia pertembakauan karena ciri khas aromanya banyak
dikagumi oleh para perokok. Karena aromanya yang sangat baik, maka jenis
tembakau ini dikenal juga
dengan nama aromatic tobacco. Di Indonesia, perkembangan tembakau turki
kurang menggembirakan karena kesulitan dalam hal pemasaran dan produksi yang
tidak terlalu tinggi untuk iklim Indonesia. Dengan demikian, petani lebih tertarik
menanam jenis tembakau virginia dan tembakau rakyat.
b. Tembakau asapan
Pemberian nama tembakau asapan ini berdasarkan cara pengolahan daunnya,
yaitu diasapi (smoke cured). Di Indonesia, jenis tembakau ini banyak dihasilkan
dari daerah Boyolali, sehingga sering juga disebut dengan nama tembakau
boyolali. Tembakau jenis ini mempunyai karakteristik antara lain berdaun tebal,
7
berwarna gelap, berminyak, kuat dan berat. Tembakau yang diperoleh dari hasil
pengasapan, selain dikenal dengan smoke curred leaf, hasil rajangannya juga
sering disebut tembakau shag. Rokok yang dibuat dari jenis tembakau ini
mempunyai ciri khas sebagai tembakau berat, baik rasa, maupun aromanya, dan
berwarna coklat hitam sampai coklat merah.
c. Tembakau asli/rakyat
Tembakau asli yaitu yang dikenal sebagai tembakau jenis daerah, juga sering
disebut landras. Dalam istilah populernya sering disebut native tobaccoes atau
bevolking tabak. Pada umumnya tembakau asli ditanam oleh petani secara campur
aduk (terdiri dari berbagai varietas), dan kebanyakan pembenihannya dilakukan
sendiri oleh petani. Hal ini yang menyulitkan pelacakan varietasnya secara pasti.
Tembakau asli masih dapat dibedakan dengan jelas dari tembakau lainnya. Bentuk
daun tembakau asli bervariasi, yaitu bersayap, tidak bersayap, bertangkai panjang
dan bertangkai pendek. Di Indonesia, tembakau asli dipakai sebagai tembakau
rajangan yang menghasilkan beberapa variasi rajangan yaitu, rajangan kasar,
tengahan, dan halus. Warna dari hasil rajangan tembakau asli juga bervariasi yaitu
kuning emas, merah, coklat, sampai hitam kelam. Penggunaan jenis tembakau ini
juga cukup bervariasi, sebagai bahan campuran dalam industri rokok kretek, dan
sigaret, dibuat lintingan, atau sering juga digunakan untuk tembakau susur.
Beberapa kelebihan yang dimiliki oleh tembakau asli antara lain, lebih tahan
terhadap penyakit lanas, dan pengeringan daunnya dapat dilakukan secara
sederhana (sun/ air curing), sehingga biaya pengolahannya menjadi lebih murah.
Ketahanan tembakau asli terhadap penyakit dibandingkan dengan tembakau
virginia, menyebabkan jenis tembakau ini lebih menjanjikan kelangsungan
produksi yang bagus. Disamping itu, beberapa jenis tembakau asli mempunyai
kualitas yang tidak kalah dengan tembakau virginia. Beberapa tembakau asli yang
mempunyai kualitas cukup baik antara lain tembakau rembang, bojonegoro,
kasturi, kayumas, molek, madura, kedu, payakumbuh, takengon dan bone.
8
2.3 Tembakau Bawah Naungan
Menurt Djajadi, 2008 (dalam Rizal, 2018:4), jember merupakan salah satu
wilayah yang dapat ditanami tembakau cerutu jenis TBN (Tembakau Bawah
Naungan). Tembakau ini mampu menghasilkan mutu pembalut cerutu dengan
karakteristik rasa netral. Daerah Jember Selatan merupakan wilayah bagian yang
berpotensi menghasilkan tembakau dengan mutu tinggi, yaitu mutu omblad
(pembalut cerutu) dan dekblad (pembungkus cerutu).
Tembakau Bawah Naungan (TBN) atau Vorstenlanden bawah naungan
(VBN) dibudidayakan pada daerah-daerah yang tidak memiliki suasana
cloudiness, yakni suatu daerah yang dapat memperoleh pancaran sinar matahari
dalam jumlah yang banyak. Untuk mencapai cloudiness tiruan atau buatan,
diusahakan dengan membuat naungan. Daerah yang sering mengalami cloudiness
(langit sering tertutup awan pada siang hari) terdapat di daerah Sumatera (Deli).
Di tempat tersebut dapat menghasilkan tembakau yang sangat terkenal di pasaran
dunia. Daun tembakau yang mendapatkan pancaran sinar matahari langsung
cukup banyak, daun-daunnya akan lebih tebal dibanding dengan tanaman di
bawah naungan. Dari tanaman yang berada di bawah naungan akan diperoleh
(Matnawi, 1997:10-11):
a. Warna daun seragam
b. Ukuran panjang dan lebar daun lebih menjangkau
c. Daun lebih tipis dan elastis
d. Kualitas krosok lebih ringan
e. Sedikit gum (minyak aetetis dan resin)
f. Kadar nikotin lebih rendah
g. Daya pijar baik
h. Kualitas-kualitas lain juga baik
9
Disamping ditanam dibawah naungan, sebagai pengganti hujan (salah
musim) dapat diganti dengan hujan buatan. Caranya menyemprot dengan kabut
yang tebal, menggunakan air yang bersih dan sehat. Dengan adanya naungan,
10
BAB 3. METODe OLOGI KEGIATAN
11
3.3 Metode Pelaksanaan Kuliah Kerja
Metode yang dilakukan dalam kegiatan magang kerja antara lain :
a. Metode Observasi
Mencari dan mengumpulkan data dari sumber-sumber yang terkait dan
melakukan pengamatan secara langsung mengenaik objek yang diteliti.
Pengamatan yang dilakukan dimulai dari proses penyediaan bahan baku
tembakau, proses pengolahan tembakau, hingga proses pemasaran tembakau di
PTPN X Ajong Gayasang Jember dan Metode interview dengan pengumpulan
data yang melakukan wawancara langsung dengan pihak-pihak terkait mengenai
proses produksi tembakau di PTPN X Ajong Gayasan Jember.
b. Metode Kepustakaan
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan studi literatur yang
berhubungan dengan topik pengamatan dan pembahasan yang telah dipilih.
c. Orientasi
Metode pengumpulan data yang dilakukan dengan cara ikut serta dalam hal
melaksanakan pekerjaan seperti pada bagiang saring rompos, penaataan tembakau
di bagian fermentasi, dan pengeringan yang dilakukan oleh mahasiswa selama
proses produksi.
d. Dokumentasi
Penulis melakukan pengambilan atau dokumentasi foto, merekam/video
pencarian dan pengumpulan dokumen laporan yang berhubungan dengan obyek
topik pembahasan.
12
3.4 Tahapan Kegiatan
Tahapan kegiatan pad kuliah kerja terdapat pada Gambar 3.1
13
Mulai
Istirahat
Selesai
14
BAB 4. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN
16
Perusahaan Perseroan (Persero) PT
Perkebunan XXVII (Persero) menjadi PT
Perkebunan Nusantara X.
Sumber : PTPN X Ajong Gaysan
17
Adapun visi dari PTPN X Ajong Gayasan Jemer yaitu “Menjadi perusahaan
agribisnis Nasional berbasis tebu dan tembakau yang unggul dan berdaya saing di
tingkat Regional”
b. Misi
Sebagai perusahaan industri perkebunan terintegrasi yang berbasis tebu dan
tembakau dalam memberikan nilai tambah (value creation) bagi segenap
stakeholders dengan:
18
memajukan PTPN X. Penggunaan huruf tanpa kait dan layout logo yang dinamis
berfungsi untuk memperkuat citra modern serta inovasi PTPN X dalam bersaing
dikancausaha agribisnis internasional.
19
untuk mengatur posisi pekerjaan sekaligus pembentukan garis komunikasi dan
wewenang.
Struktur organisasi yang dipakai PT. Perkebunan Nusantara yaitu struktur
organisasi bentuk lini dimana wewenang dari atasan disalurkan secara vertikal
kepada bawahan. Begitu juga sebaliknya, pertanggungjawaban dari bawahan
secara langsung ditunjukan kepada yang memberi perintah. Gambar 4.2 berikut
ini merupakan struktur organisasi pada PTPN X Ajong Gayasan Jember :
21
BAB 5. HASIL KEGIATAN MAGANG KERJA
23
rekondisi. Kemudian dibalik jadi stapel B yaitu tembakau yang awalnya diatas
menjadi dibawah dengan suhu yang sama untuk meratakan warna dan kualitas
tembakau. Perbedaan satepl A dan stapel B terletak peletakan jarak 1 ikat
tembakau ke tembakau yang lain yaitu 3 jari. Kemudian menuju stapel C dengan
tumpukan tembakau sebanyak 4400 kg selama 12 hari.
24
Gambar 5.4 Proses buka daun(bir-bir)
Sortasi merupakan pemisahan daun tembakau berdasarkan beberapa
kriteria tertentu. Proses sortasi pada PTPN Ajong Gayasan dibendakan menjadi
sortasi 1, sortasi 2, sortasi 2A, sortasi 3 dan sortasi 4. Sortasi tahap 1 yang
dilakukan memisahkan tembakau sesuai dengan warna dasar. Warna dasar
kuning, merah dan biru daun yang akan jadi pembungkus cerutu. Dari ketiga
warna tersebut dibedakan lagi kuning masak, kuning terlalu masak(lenger) dan
begitupun dengan merah. Kemudian dilanjutkan ke sortasi tahap 2 yang
mengerjakan bagian kuning lenger(KV) dan merah lenger(MV) yang telah
dipisahkan di tahap 1. Pemisahan di tahap 2 berdasarkan rata L1(lenger 1), L2,
L3(bersih) dan L1, L2, L3(kotor). Saat masuk proses tahap sortasi 2A
memisahkan tingkat mutu. Mutu yang dipisahkan dibedakan menjadi NW(bersih),
LP(kotor) dan PW(belang).
Mutu yang telah dipisahkan ada tingkatan dari ketebalan daun tembakau
seperti daun tipis bersih1,2 dan 3 begitupun dengan daun sedang dan tebal. Dari
tahap 2A kemudian masuk tahap sortasi 3 memisahkan berdasarkan tangga warna.
Pemisahan warna pada tahap 3 ada 14 jenis warna daun. Lalu menuju sortasi
tahap 4 yang bertugas untuk mengunting atau mengikat tembakau hasil dari
pemisahan tangga warna di tahap 3. Tiap unting atau 1 ikatnya 40 lembar daun
tembakau. Kemudian di proses lagi di bagian nazien.
25
Gambar 5.5 Proses Pekerjaan Bagian Sortasi
Proses nazien yaitu pengelompokkan warna dan panjang tembakau.
Panjang tembakau meliputi ukur 3+, 2, 1, 1+ dan 1SS. Masing-masing ukur
kemudian dibedakan berdasarkan pengelompokkan warna. Warna tembakau yang
dipisahkan adalah warna K, KM, M, MM. Warna-warna tersebut merupakan
kualitas yang banyak dicari oleh pasaran atau pembeli. Sedangkan warna lain
seperti biru daun nantinya akan ada pasar tersendiri yang membeli. Jika dalam
jangka waktu lama tidak terjual maka dilakukan proses fermentasi kembali untuk
memasakkan daun tersebut. Jumlah pekerja di bagian nazien berjumlah 32 orang.
Pekerja yang ada di nazien tergantung pada regu yang ada di bagian naminten.
Target tiap pekerja pada bagian nazien dalam sehari bisa menghasilkan sekitar 75
kg. Target pada nazien dalam sehari 40 karton dan setiap karton beratnya 50 kg.
26
Gambar 5.6 Tempat Pengukuran Tembakau
Kemudian masuk ke proses naminten, dimana proses ini daun tembakau di
seragamkan bendasarkan mutu dan kualitasnya. Mutu nya berdasarkan letak
tembakau yaitu koseran, kaki dan tengah. Kemudian dilakukan pengelompokan
kualitas yang memiliki grade yang paling bagus yaitu BNS 1 yang memiliki grade
paling bagus. Proses yang ada di naminten yaitu pengecekan ulang dari proses
nazien berdasarkan mutu yang sama, ukur, warna dan kualitas yang sama.
Kemudian dilakukan penimbangan untuk dimasukkan ke dalam karton dengan
berat 50 kg. Selanjutnya masuk pada bagian packaging.
Proses packaging berlangsung setelah tembakau memasuki tahapan
naminten. Tembakau akan di kemas jika sudah seragam dari segi warna, mutu,
ukur dan kualitas yang sama dalam satu karton. Setiap karton memiliki identitas
dari tembakau yang ada di dalamnya seperti tanggal packaging, nomer urut dan
keterangan DO (dek omblad) yang merupakan keterangan sebagai pembalut atau
pembungkus. Sedangkan packaging tembakau filler atau isi dengan menggunakan
tikar atau kain yute yang memiliki berat 100 kg. Target pengemasan tiap harinya
tergantung perolehan hasil dari bagian naminten. Penumpukan dalam karton
setiap 16 unting dilapisi kertas yang bertujuan untuk melindungi lembaran daun
tembakau agar tidak terbenturan dan mengakibatkan robek yang dapat
menurunkan harga tembakau nantinya. Kemudian dilakukan kavling atau tumpuk
27
karton, setiap tumpuknya berisi 3-4 karton. Penumpukkan tersebut bertujuan
untuk menghemat tempat dan mempermudah proses fumigasi.
29
berlangsung selama 1 bulan dan dilakukan penutupan dengan karung agar fosfin
nya tidak menguap. Hama yang biasa menyerang tembakau yaitu L.serricorne.
hama tersebut biasa disebut kumbang tembakau yang menyerang daun tembakau
yang sudah kering. Kenampakan daun tembakau yang terserang hama
L.serricorne akan berlubang-lubang dari semua sisi daun tembakau dan adanya
kontaminasi dari kokon(ulat sutra).
30
full face mask beserta canister dan digunakan pelindung pernapasan jika
pelaksanaan fumigasi lebih dari 30 menit. Selain itu dilakukan pemasangan
lasiotrap agar hama L.serricone dapat menempel ke tempat tersebut. Cara
membuat lasiotrap dengan plastik yang telah dilumuri minyak atau lem sehingga
hama yang mendekat akan menempel ke lasiotrap. Penggunaan perangkap warna
berperekat merupakan suatu metode sederhana untuk mengetahui ukuran relatif
serangga dan untuk mendeteksi awal munculnya serangga. Metode ini lebih
efisien dibandingkan dengan metode satuan unit contoh, karena perangkap
langsung mengumpulkan serangga yang berada di sekitar tanaman (Heinz et al,
1982). Saat fumigasi selesai dilakukan penutupan semua karton yang telah
difumigasi menggunakan kapersit atau karung coklat dan diberi pemberat pasir
atau batu. Tujuan penutupan dengan menggunakan kapersit dan diberikan
pemberat agar fosfin yang telah ditambahkan tidak menguap keluar sehingga
proses fumigasi akan maksimal.
32
BAB 6 PENUTUP
6.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang diperoleh dari pembahasan hasil survey pengendalian
mutu produk akhir tembakau bawah naungan (TBN) di PTPN X Kebun Ajong
Gayasan Jember adalah sebagai berikut :
a. Pengolahan pasca panen tembakau bawah naungan di PTPN X Kebun Ajong
Gayasan meliputi proses pengeringan, sarpos, turun truk, fermentasi, bir-
bir(buka daun), fermentasi lanjutan, sortasi, packing, kavling dan fumigasi.
b. Proses pengendalian mutu proses fumigasi pada PTPN X Ajong Gayasan
menggunakan racun fosfin yang berfungsi membunuh hama pada tembakau
yang telah dilakukan pengemasan.
c. Keberhasilan proses fumigasi daun tembakau yang tidak terserang hama
L.serricorne adalah kenampakan daun tetap utuh, tidak berlubang, dan tidak
busuk.
6.2 Saran
Adapun saran yang dapat disampaikan yaitu perusahaan dapat lebih
memperhatikan kadar residu yang ditimbulkan dalam penggunaan fosfin untuk
tembakau yang telah dikemas agar tidak berbahaya bagi konsumen yang
mengkonsumsi nantinya.
33
DAFTAR PUSTAKA
Badan Karantina Pertanian. 2007. Manual Fumigasi Fosfin. Jakarta : Pusat Karantina
Tumbuhan.
Budiman, H, S.P. 2009. Budidaya Tanaman Tembakau. Yogyakarta. Pustaka Baru
Press.
Cahyono, B. 2005. Tembakau: Budidaya dan Analisis Usaha Tani. Yogyakarta :
Kanisius.
Departemen Pertanian. 2007. Manual Fumigasi Fospin.
Djajadi, S., N. Hidayati dan R. Syaputra. 2008. Pengaruh pupuk majemuk terhadap
produksi dan mutu tembakau virginia. Jurnal Littri 22 (2) : 91-98.
Faisal, A., Martini, Retno, H.,M. Arie, W. 2019. Aplikasi Fumigan Gas Fosfin
(HIDROGEN FOSFIDA) untuk Pengendalian Tikus. Jurnal Vektora Volume
11 Nomor 2. Oktober 2019: 95 – 102.
Heinz, K. M., M. P. Parella and J.P Newman. 1982. Time Effecient Used Of Yellow
Sticky Trap In Monitoring Insect Population. J. Economic Entomology.
Entomoological Society of America.
Kartasapoetra. 1987. Hama Hasil Tanaman Dalam Gudang. Jakarta : Rineka Cipta.
Kementrian Pertanian Republik Indonesia. 2011. Tata Cara Pelaksanaan Fumigasi
dengan Fosfin. Jakarta : Badan Karantina Pertanian.
Matnawi, Hudi, 1997. Budidaya Tembakau Bawah Naungan. Yogyakarta: Penerbit
Kanisius.
Nisa, A.K,. Rudi, W. dan M. Rondhi. 2015. Strategi Peningkatan Mutu Tembakau
Besuki Na-Oogst Di Ptpn X Kebun Kertosari Jember. Jurnal Manajemen &
Agribisnis, Vol. 14 No. 2, Juli 2017.
Putri EA, Suwandari A, Ridjal JA. 2015. Analisis pendapatan dan efisiensi biaya
usahatani tembakau maesan 2 di Kabupaten Bondowoso. Jurnal Sosial
Ekonomi Pertanian 8(1): 64–69.
Setiadji, M. 2006. Pemanfaatan Ekstrak Tanaman Tembakau (Nicotianae Tobacum
L.) sebagai Pestisida untuk Pengendalian Hama Ulat Grayak pada Tanaman
Cabai. Semarang. Menuju Masyarakat Madani dan Lestari.
34
Setiawan, A. dan Y. Trisnawati. 2013. Pembudidyaan, Pengolahan dan Pemasaran
Tembakau. Jakarta. Penebar Swadaya.
Utami SW, Daryanto A, Rujito H. 2014. Strategi peningkatan dayasaing tembakau
besuki naoogst berbasis perbaikan kinerja mutu. Jurnal Manajemen dan
Agribisnis 11(2): 100–109.
35
LAMPIRAN
36
Lampiran 2. Surat Keterangan Selesai Kuliah Kerja
37
Lampiran 3. Jurnal Harian Kegiatan Kuliah Kerja
38
39
40
Lampiran 4. Dokumentasi Kegiatan Kuliah Kerja
41
42