Anda di halaman 1dari 6

TUGAS ESSAY AGENDA I

PELATIHAN KEPEMIMPINAN ADMINISTRATOR


AZWAR, S.IP, M.Si

IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN PANCASILA BERINTEGRITAS DALAM


PELAKSANAAN TUPOKSI BIDANG DISIPLIN DAN KESEJAHTERAAN
PEGAWAI BKPSDM KABUPATEN SINTANG

PENDAHULUAN

Wawasaan Kebangsaan, Kepemimpinan Pancasila, Integritas, dan Bela


Negara merupakan aspek fundamental dalam membangun fondasi keberlanjutan
dan kemajuan suatu bangsa. Dalam konteks Indonesia, nilai-nilai Pancasila
menjadi panduan utama dalam memandu kepemimpinan, memperkuat wawasan
kebangsaan, mengedepankan integritas, serta memupuk semangat bela negara.
Tulisan ini mencoba menggali lebih dalam mengenai urgensi dan relevansi pilar-
pilar tersebut dalam membentuk karakter bangsa yang bermartabat dan
berintegritas sehingga melahirkan kepemimpinan Pancasila. Kepemimpinan
Pancasila menjadi alat utama untuk mengarahkan bangsa menuju visi
pembangunan nasional. Integritas dan semangat bela negara merupakan nilai-
nilai pelengkap yang menopang keberlanjutan negara.

Pancasila sebagai sistem etika meliputi beberapa hal yakni pertama,


meletakkan sila-sila Pancasila sebagai sistem etika berarti menempatkan
Pancasila sebagai sumber moral dan inspirasi bagi penentu sikap, tindakan, dan
keputusan yang diambil setiap warga negara. Kedua, Pancasila sebagai sistem
etika memberi pedoman bagi setiap warga negara sehingga memiliki orientasi
yang jelas dalam tata pergaulan baik lokal, nasional, regional maupun
internasional. Ketiga, Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi dasar analisis
bagi berbagai kebijakan yang dibuat oleh penyelenggara negara sehingga tidak
keluar dari semangat negara kebangsaan yang berjiwa Pancasilais. Keempat,
Pancasila sebagai sistem etika dapat menjadi filter untuk menyaring pluralitas.
Nilai yang berkembang dalam kehidupan masyarakat sebagai dampak globalisasi
yang mempengaruhi pemikiran warga negara.

1
Hal tersebut mengamanatkan bahwa seorang pemimpin harus memiliki
jiwa dan semangat Pancasila. Kualitas dan kapasitas kepemimpinan merupakan
fitur pokok yang wajib dimiliki oleh sumber daya manusia dari suatu organisasi.
Kepemimpinan yang melayani kebutuhan rakyat, berbasis kinerja organisasi
pelayanan publik yang dikelola secara sinambung akan memperkuat eksistensi
negara dan mengawal pencapaian visi pembangunan nasional untuk mewujudkan
Manusia Indonesia seutuhnya secara material dan spiritual. Inilah sedikit dari ciri
kepemimpinan Pancasila, yaitu kepemimpinan yang memahami manusia dengan
keutuhan kebutuhan jasmani dan rohaninya secara seimbang, yang juga
mewujudkan manusia Paripurna dengan segenap keutuhan potensinya.

Salah satu bentuk kinerja pelayanan publik yang dilakukan khususnya di


lingkungan Pemerintah Kabupaten Sintang adalah pelaksanaan tupoksi Bidang
Disiplin dan Kesejahetaraan Pegawai Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia (BKPSDM) Kabupaten Sintang. Pelaksanaan tupoksi
tersebut dipimpin oleh Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahetaraan Pegawai yang
diharapkan dapat dilakukan melalui kepemimpinan Pancasila yang berintegritas
dengan menerapkan nilai-nilai wawasan kebangsaan dan nilai-nilai dasar bela
negara.

Berdasarkan hasil analisa yang penulis lakukan terdapat beberapa isu atau
permasalahan yang muncul dalam pelaksanaan tupoksi pada Bidang Disiplin dan
Kesejahteraan Pegawai BKPSDM Kabupaten Sintang. Namun dalam penulisan ini
penulis hanya membatasi identifikasi pada 1 (satu) isu/permasalahan saja yaitu:

Masih ada dugaan bahwa dalam pelaksanaan proses pengurusan Kenaikan Gaji
Berkala dan Izin Cuti ASN yang dilaksanakan oleh Bidang Disiplin dan
Kesejahteraan Pegawai rawan gratifikasi/korupsi. Terkait dengan isu/masalah
tersebut penulis akan menganalisis bagaimana “Implementasi Kepemimpinan
Pancasila Yang Berintegritas Dalam Pelaksanaan Tupoksi Bidang Disiplin
dan Kesejahteraan Pegawai BKPSDM Kabupaten Sintang”.

ANALISIS MASALAH

Sebagaimana telah diuraikan pada pendahuluan diatas tentang


isu/permasalahan pada Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai BKPSDM
Kabupaten Sintang. Melihat dari isu tentunya perlu dianalisis apakah nilai-nilai

2
kepemimpinan Pancasila yang sudah ditanamkan pada ASN dapat
diimplementasikan dalam melaksanakan tugas dan fungsinya.

Keyakinan Pancasila sebagai ideologi bangsa berarti yakin bahwa


Pancasila adalah cara hidup yang harus diterapkan seharihari untuk mewujudkan
kehidupan Indonesia yang adil dan makmur. Pancasila harus dijadikan sumber
motivasi dan tekad perjuangan mencapai cita-cita, menggerakkan bangsa dalam
melaksanakan pembangunan nasional sebagai pengamalan nilainilai Pancasila.
Pancasila harus diamalkan sebagai alat pemersatu keberagaman yang ada di
Indonesia yang dapat mematahkan setiap ancaman, tantangan, dan hambatan.
Berdasarkan itu Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai BKPSDM Kabupaten
Sintang akan memperkuat implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela
negara melalui kepemimpinan Pancasila yang berintegritas dalam pelaksanaan
tupoksi

Berdasarkan Peraturan Bupati Sintang Nomor 146 Tahun 2021 tentang


Susunan Organisasi dan Tata Kerja Badan Kepegawaian dan Pengembangan
Sumber Daya Manusia Kabupaten Sintang, BKPSDM Kabupaten Sintang
mempunyai tugas melaksanakan sebagian kewenangan Pemerintahan
Kabupaten di bidang kepegawaian dan pengembangan sumber daya manusia
serta tugas kedinasan lainnya yang dilimpahkan oleh Bupati.

Melalui pelaksanaan tupoksi yang ditetapkan inilah BKPSDM Kabupaten


Sintang ingin mencapai tujuan strategis. Adapun tujuan strategis yang ingin
dicapai adalah ”Meningkatkan Manajemen Kepegawaian Yang Berkualitas dan
Akuntabel”. Untuk mencapai tujuan tersebut, BKPSDM Kabupaten Sintang telah
menetapkan strategi, sasaran dan arah kebijakan. Berdasarkan tujuan, sasaran,
strategi dan arah kebjakan yang telah ditetapkan tersebut, maka dilakukan
pembagian tupoksi kepada seluruh bidang dan sumber daya yang ada di
lingkungan BKPSDM Kabupaten Sintang. Adapun yang menjadi tugas dari Kepala
Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai antara lain adalah memimpin
pelaksanaan tugas melakukan perumusan bahan kebijakan teknis, pembinaan
dan program Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai (pengurusan disiplin,
kenaikan gaji berkala, izin cuti, kartu istri/suami, perceraian dan lainnya)

Sebagaimana identifikasi isu/permasalahan, salah satu titik rawan


terjadinya tindak pidana korupsi dalam pelaksanaan tugas dan fungsi Kepala

3
Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai adalah dalam pelaksanaan proses
kenaikan gaji berkala dan izin cuti. Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai
sudah melaksanakan tugas dan fungsi, dengan berpedoman pada ketentuan dan
SOP yang mengatur, baik itu melalui Peraturan Pemerintah, Peraturan BKN
maupun Peraturan Bupati Sintang.

Sebagai pemimpin di tingkat menengah, seorang kepala Bidang Disiplin


dan Kesejahteraan Pegawai harus dapat membentengi dirinya untuk tidak
melakukan dan terjerumus ke dalam tindak pidana koruptif dan sikap tidak adil,
dengan cara menjalankan tugas dan fungsi melalui Kepemimpinan Pancasila yang
berintegritas. Korupsi adalah tindak kejahatan yang dapat merugikan diri sendiri
dan orang lain, lebih jauh lagi dapat mengancam sistem pemerintahan di daerah.
Hal tersebut sejalan dengan apa yang terdapat dalam LAN RI yang menyebutkan
bahwa ”salah satu ancaman yang memiliki potensi untuk mengganggu kedaulatan
negara di berbagai bidang adalah korupsi. Korupsi meruntuhkan Nilai-nilai dasar
bela negara seperti kecintaan pada tanah air, kesadaran untuk berbangsa dan
bernegara, keyakinan terhadap pancasila, serta sikap rela berkorban. Korupsi juga
mengancam kedaulatan untuk memiliki kemampuan bela negara baik secara
psikis maupun fisik”.
Oleh karena itu, menjadi Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan
Pegawai dengan kepemimpinan Pancasila dan menjaga integritas adalah suatu
keharusan untuk dimiliki, karena dengan Kepemimpinan Pancasila yang
berintegritas akan dapat mencegah dirinya untuk melakukan tindak pidana
koruptif. Hal tersebut tentunya sejalan pula dengan apa bahwa ” sesuai sila
pertama bahwa semua agama resmi yang diakui di Indonesia memiliki ajaran yang
menolak akan perbuatan korupsi. Korupsi juga terjadi karena adanya pengabaian
karakter adil dan beradab karena seorang koruptor mengambil hak orang lain
untuk kepentingan pribadinya. Sikap mendahulukan kepentingan pribadi tersebut
juga menunjukkan bahwa koruptor tidak memiliki sikap persatuan antar sesama.
Korupsi memberikan dampak buruk yang merusak perekonomian dan
melunturkan sikap cinta tanah air. Apabila seorang pemimpin melakukan
perbuatan korupsi, sejatinya dia telah mengkhianati kepercayaan dan amanat
demokrasi yang dititipkan rakyat kepadanya, mengabaikan nilai-nilai
kebijaksanaan dalam permusyawaratan/ perwakilan. Korupsi juga menyebabkan
misalokasi sumber daya bangsa dan negara yang hanya dinikmati oleh segelintir
orang sehingga meniadakan keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia”.

4
Berdasarkan hal tersebut diatas maka dapat dikatakan bahwa,
implementasi nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela negara melalui
kepemimpinan Pancasila yang berintegritas dalam pelaksanaan tupoksi Bidang
Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai BKPSDM Kabupaten Sintang sedikit banyak
telah dilaksanakan oleh Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai. Hal
tersebut tentunya merupakan bagian dari cinta tanah air dan bangsa yang sejalan
dengan apa yang terdapat dalam (LAN RI 2021) yang menyebutkan bahwa ”
segenap Rencana Kerja Pemerintah K/L dan Pemerintah Daerah merupakan
perwujudan bela negara sesuai tugas dan fungsinya masing-masing. Hal itu juga
berarti segenap ASN di dalam K/L dan Pemerintahan Daerah yang menjalankan
kebijakan tersebut juga merupakan perwujudan bela negara”. Nilai-nilai wawasan
kebangsaan yang terwujud dalam persatuan dan kesatuan bangsa melalui dimensi
yang mendasar dan fundamental berupa penghargaan terhadap harkat dan
martabat manusia serta cinta akan tanah air dan bangsa, demokrasi atau
kedaulatan rakyat, kesetiakawanan sosial menuju masyarakat adil telah
dilaksanakan.

PERAN KEPEMIMPINAN

Peranan pemimpin sebagai sosok individu sentral dalam suatu organisasi,


terutama dalam instansi pemerintah yang digerakkan oleh ASN, sangat penting
untuk menularkan sifat integritas. Seorang pemimpin harus menjadi teladan dan
pionir bagi orang-orang di sekitarnya dalam meningkatkan kesadaran akan bahaya
korupsi serta berperilaku berintegritas yang sesuai dengan nilai-nilai dasar Bela
Negara. Selain itu, seorang pemimpin juga harus melakukan pembangunan
integritas serta melakukan pembiasaan-pembiasaan (habituasi) dalam lingkungan
organisasi.

Dalam melaksanakan tupoksi, seorang Kepala Bidang Disiplin dan


Kesejahteraan Pegawai yang bertindak sebagai seorang pemimpin di tingkat
menengah, dituntut untuk dapat melaksanakan tugas dengan sebaik-baiknya. Hal
tersebut tidak hanya dilihat dari tujuan yang akan dicapai, namun dalam
pelaksanaan tugas dan fungsi jangan sampai merugikan diri sendiri, apalagi
sampai mengorbankan dan merugikan orang lain. Pelaksanaan tugas dan fungsi
tersebut haruslah dilakukan dengan Jiwa Kepemimpinan Pancasila yang
berintegritas dengan menerapkan nilai-nilai wawasan kebangsaan dan bela

5
negara. Hal tersebut disebabkan karena dalam pelaksaan tupoksi dari Kepala
Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai rawan untuk terjadinya penyimpangan
khususnya tindak pidana korupsi.

Melaksanakan tupoksi sebagai bagian dari pekerjaan yang dilakukan oleh


Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai dengan menerapkan nilai-nilai
wawasan kebangsaan adalah bagian dari upaya bela negara. Hal tersebut sejalan
dengan apa yang terdapat dalam LAN RI (2021) yang menyebutkan bahwa upaya
fisik untuk melakukan upaya bela negara bagi masyarakat sipil dalam kaitannya
dengan ASN dapat ditunjukkan dengan melakukan pekerjaannya dengan
sungguh-sungguh karena posisinya yang sebagai abdi negara. Sikap rela
berkorban harus tertanam kuat dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
terutama pada jiwa ASN. Sebagai abdi negara harus memiliki rasa tanggung jawab
yang kuat karena keberadaannya yang untuk melayani masyarakat. Oleh karena
itu, Kepala Bidang Disiplin dan Kesejahteraan Pegawai harus menjalankan
Kepemimpinan Pancasila sehingga dapat bekerja dengan amanah, transparan,
adil dan bertanggungjawab, dengan harapan dapat menjadi tauladan bagi
organisasi.
Prinsip kepemimpinan Pancasila menekankan pentingnya keadilan,
kebersamaan, keterlibatan masyarakat dalam pengambilan keputusan, serta
keselarasan antara tujuan individu dan organisasi. Pemimpin yang menjalankan
prinsip ini akan mampu menciptakan sinergi dan solidaritas di dalam organisasi.
Dengan memprioritaskan kepentingan bersama dan kesetaraan, pemimpin dapat
membangun fondasi kepemimpinan yang kokoh dan mampu memberikan dampak
positif bagi perkembangan organisasi.

Anda mungkin juga menyukai