Anda di halaman 1dari 19

KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT, atas berkat dan
karuniaNya yang telah diberikan sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah literature review pada artikel yang berjudul “The intensity of
incentives in firms and markets: Moral hazard with envious agents” untuk
memenuhi tugas kami pada mata kuliah AUDIT yang diampu oleh Ibu
Assoc. Prof. Dr. Rahima br. Purba, S.E., M.Si., Ak.

Kami berharap makalah ini dapat menambahkan pengetahuan dan


wawasan tentang penelitian bagi yang membacanya sehingga dapat
memberikan kemudahan apabila melakukan sebuah penelitian.

Dalam penulisan makalah ini pastilah ada banyak kendala yang kami
temui namun kami berhasil menghadapinya dan menyelesaikan makalah in
tepat waktu. Akhir kata jika ada sesuatu yang tidak berkenan di hati pembaca
mohon dimaklumi.semoga makalh ini dapat bermanfaan bagi pembaca.

Medan,
Desember 2023

Penuli
s
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ...............................................................................i


DAFTAR ISI...........................................................................................ii

1. Pendahuluan.................................................................................. 1
A. Audit Forensik
Audit forensik terdiri dari dua kata, yang bila dijabarkan adalah audit yang
berarti tindakan membandingkan kesesuaian antara kondisi dan kriteria, dan
juga forensik yang mempunyai makna segala hal yang bisa diperdebatkan di
muka hukum/ pengadilan. Menurut D. Larry Crumbley, editor-in-chief dari
Journal of Forensic Accounting (JFA) “Akuntansi forensik adalah akuntansi
yang akurat (cocok) untuk tujuan hukum. Artinya, akuntansi yang dapat
bertahan dalam kancah perseteruan selama proses pengadilan, atau dalam
proses peninjauan judicial atau administratif”.
Dari penjelasan diatas Audit Forensik dapat didefinisikan sebagai
suatu tindakan menganalisa dan membandingkan antara kondisi di lapangan
dengan kriteria, untuk menghasilkan informasi atau bukti kuantitatif yang bisa
digunakan di muka pengadilan. Karena sifat dasar dari audit forensik yang
berfungsi untuk memberikan bukti di muka pengadilan, maka fungsi utama
dari audit forensik adalah untuk melakukan audit investigasi terhadap tindak
kriminal dan untuk memberikan keterangan saksi ahli (litigation support) di
pengadilan dan mendeteksi atau mencegah berbagai jenis kecurangan
(fraud).
Audit Forensik dapat bersifat proaktif maupun reaktif. Proaktif artinya
audit forensik digunakan untuk mendeteksi kemungkinan-kemungkinan risiko
terjadinya fraud atau kecurangan. Sementara itu, reaktif artinya audit akan
dilakukan ketika ada indikasi (bukti) awal terjadinya fraud. Ketika audit
menghasilkan “red flag” atau sinyal atas ketidakberesan, audit forensik yang
lebih mendalam dan investigatif akan dilakukan, seperti ilustrasi pada gambar
dibawah ini:

sumber: Golden et al (2011:81)

Akuntansi forensik secara proaktif mengintegrasikan akuntansi,


kriminologi, forensik komputer (investigasi), layanan litigasi, dan layanan
investigasi audit ke dalam penyelidikan berbagai masalah bisnis yang
berorientasi ke masa depan seperti yang ditunjukkan pada Gambar dibawah
ini:
sumber: Smith dan Crumbley (2014)

Audit forensik tentunya berbeda dengan general audit yang dilakukan


secara rutin oleh perusahaan. Menurut Golden et al (2011:37) hal yang
menjadi fokus general auditor adalah memastikan bahwa laporan keuangan
entitas wajar dalam semua hal yang bersifat material. General auditor
ditugaskan untuk mendeteksi salah saji material dalam laporan keuangan
dan kesalahan manajemen dalam mengoreksi salah saji material atau
adanya pernyataan yang salah dalam laporan keuangan sebelum laporan
keuangan dipublikasikan kepada pihak eksternal.
Sedangkan pada audit forensik, tugas yang harus dilakukan jauh lebih
rinci dan rumit dibandingkan general audit. Fokus forensic audit bukan untuk
menghasilkan opini mengenai kewajaran laporan keuangan melainkan untuk
mengembangkan fakta-fakta yang terdiri dari bukti doukmentasi dan bukti
dari kesaksian-kesaksian yang diperoleh melalui wawancara tentang
kecurigaan: siapa (who), dimana (when), mengapa (why) dan bagaimana
(how). Tidak ada sampling seperti yang dilakukan pada general audit,
melainkan seluruh bukti yang relevan akan dicari dan diperiksa dalam
forensic audit. Pada akhirnya, berdasarkan temuan investigasi, penyidik audit
forensik menilai dan mengukur kerugian atau bentuk kerusakan lainnya pada
organisasi dan merekomendasikan perubahan dalam proses kebijakan
akuntansi perusahaan atau tindakan lain yang dianggap perlu.
Temuan dari audit forensik dapat dijadikan bukti atau saksi dalam
persidangan hukum atas tindakan kriminal yang dilakukan pelaku
kecurangan. Dengan demikian, ruang lingkup penyelidikan dan bukti yang
dikumpulkan dan didokumentasikan harus mampu menahan dari tantangan
yang mungkin dilakukan oleh pihak-pihak yang akan dirugikan.
Teknik-teknik yang digunakan dalam audit forensik sudah menjurus
secara spesifik untuk menemukan adanya fraud. Teknik-teknik tersebut
banyak yang bersifat mendeteksi fraud secara lebih mendalam dan bahkan
hingga ke level mencari tahu siapa pelaku fraud. Oleh karena itu jangan
heran bila teknik audit forensik mirip teknik yang digunakan detektif untuk
menemukan pelaku tindak kriminal. Teknik-teknik yang digunakan antara lain
adalah metode kekayaan bersih, penelusuran jejak uang / aset, deteksi
pencucian uang, analisa tanda tangan, analisa kamera tersembunyi
(surveillance), wawancara mendalam, digital forensic, dan sebagainya.
B. Latar Belakang Kasus

Surya Darmadi adalah seorang konglomerat yang terseret dalam kasus


korupsi lahan kelapa sawit. Beliau merupakan pemilik dari pemilik PT Darmex
Group/PT Duta Palma yang merupakan produsen minyak goreng merek
Palma. Dirinya bahkan sempat tercatat sebagai orang terkaya ke-28 di
Indonesia versi majalah Forbes tahun 2018 dengan kekayaan Rp20,73 triliun.

Surya merupakan pengusaha RI yang mengumpulkan pundi-pundi dari


eksploitasi kekayaan sumber daya alam, yakni kelapa sawit. Dirinya diketahui
merupakan pemilik dari Darmex Group, induk dari Duta Palma. Data Refinitiv
mencatat bahwa Dabi Capital Pte Ltd merupakan ultimate parent dari Damex
Group. Selian berlokasi di Singapura, tidak diketahui informasi lainnya terkait
Dabi Capital.

Sumber Darmex Group

Duta Palma Nusantara sendiri diketahui didirikan pada tahun 1987


dengan bisnis utamanya bergerak di sektor perkebunan kelapa sawit dan
pemurnian CPO. Sementara itu Darmex Agro yang menjadi induk usaha
didirikan pada tahun 1994. Berdasarkan informasi dalam laman resmi
perusahaan, pada tahun 2002 perusahaan memiliki 60 ribu hektar area
perkebunan dengan kapasitas pemurnian CPO 900 ton per hari (tpd),
sedangkan pengolahan kernel 600 tpd. Tahun 2008 perusahaan melakukan
konsolidasi ke Darmex Group dengan tujuan pertumbuhan. Pada tahun 2010,
dalam laman resmi perusahaan Darmex Group menyebut memiliki total 160
ribu hektar lahan kelapa sawit dengan 8 mill yang tersebar di Riau, Jambi dan
Kalimantan Barat.

Sumber :Wayback Machine Area perkebunan Duta Palma circa 2007


Pada tahun 2011, Darmex dalam lama resmi perusahaan menyebut
"Pengelolaan lahan yang sangat baik dengan perencanaan dan komitmen
yang cermat, telah berkontribusi pada ekspansi Darmex Agro dan produksi
yang sangat efisien."

Sebelum ini, Surya diketahui sempat terjerat beberapa kasus, mulai


dari penjualan bank hingga tudingan keterlibatan dalam kasus korupsi eks
Gubernur Riau.

Surya Darmadi yang merupakan pemilik Bank Kesawan lewat Darmex


Agro diketahui menjual bank yang kini telah bertransformasi dan berganti
nama menjadi Bank QNB Indonesia (BKSW) kepada pengusaha lain, Adi
Sumasto senilai Rp 36 miliar. Akan tetapi dua tahun setelah terjual, oleh
pemilik baru Surya Darmadi dilaporkan dengan tuduhan melakukan
penipuan, penggelapan, serta melakukan pelanggaran terhadap Batas
Minimum Pemberian Kredit (BMPK).

Kasus tersebut akhirnya berhenti pada 2009, setelah Kepolisian


Daerah Metro Jaya menerbitkan Surat Perintah Penghentian Penyidikan
(SP3) terhadap Surya Darmadi. Namun, dalam keberjalanan kasus tersebut,
Surya Darmadi terpaksa harus melunasi kredit petani plasma dari Bank
Kesawan sebesar Rp 50 miliar, lebih besar dari hasil penjualan Bank
Kesawan. Kemudian pada tahun 2014, Surya Darmadi sempat berurusan
dengan KPK dan diperiksa untuk menjadi saksi dalam kasus suap dan
korupsi eks Gubernur Riau Annas Maamun. Namun, sempat berhasil lolos
dari jeratan hukum kali itu.

Kasus ini merupakan pengembangan dari perkara yang menjerat eks


Gubernur Riau Annas Maamun dan kawan-kawan yang ditetapkan sebagai
tersangka atas dugaan suap alih fungsi lahan pada September 2014. Mejelis
Hakim Tipikor di Pengadilan Negeri Pekanbaru memvonis Annas 1 tahun
penjara dan denda Rp 100 juta. Dimana,Surya diduga menyuap Annas
Maamun dengan uang Rp3 miliar untuk mengubah lokasi perkebunan milik
PT Duta Palma menjadi bukan kawasan hutan. Surya Darmadi diduga telah
menyuap Annas Rp 3 miliar dari janji Rp 8 miliar melalui Gulat Medali Emas
Manurung agar anak usaha Darmex Group dapat merubah status kawasan
hutan seluas 18.000 hektare menjadi Area Penggunaan Lain (APL) agar legal
ditanami sawit. Sebelumnya, Darmex/Duta Palma telah masuk radar
sejumlah LSM domestik dan asing terkait proses tata kelola bisnis termasuk
hubungan relasi dengan pekerja dan penggunaan lahan yang seharusnya
tidak ditamani sawit.

Bupati Indragiri Hulu Periode 1999 - 2008, Raja Thamsir Rachman


menerbitkan izin lokasi dan izin usaha Perkebunan kepada lima Perusahaan
PT Duta Palma Group, yakni PT Banyu Bening Utama (2003), PT Panca Agro
Lestari, PT Palma Satu, PT Sebrida Subur (2007) dan PT Kencana Alam
Tani. Perizinan itu berada di lahan kawasan hutan yakni di hutan produksi
yang dapat dikonversi (HPK), hutan penggunaan lainnya (HPL) maupun
hutan produksi terbatas (HPT) di Kabupaten Indragiri Hulu. Kendati demikian
kelengkapan perizinan lokasi dan usaha perkebunan dibuat secara melawan
hukum tanpa adanya izin prinsip dengan tujuan agar izin pelepasan kawasan
hutan bisa diperoleh.

Laporan Greenpeace International berjudul A Dirty Business yang


terbit tahun 2013 menyebut bahwa Darmex Agro Group, produsen sawit
besar sekaligus anggota Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO)
terkemuka, telah menghancurkan ratusan hektar hutan hujan yang dilindungi
moratorium di Sumatera. Penyelidikan Greenpeace menyebut kawasan
operasi Duta Palma merupakan habitat harimau Sumatera.

Praktik bisnis yang dipertanyakan membuat sejumlah perusahaan


internasional enggan bekerja sama dengan Darmex, termasuk perusahaan
agribisnis raksasa asal Amerika Serikat Cargill. Melansiri Reuters, Cargill
menyebut telah berhenti membeli dari Duta Palma sejak 2008 karena dinilai
tidak memenuhi kriteria lingkungan Cargill. Meski demikian nama Duta Palma
masih muncul dalam dokumen yang terbit website Cargill yang berjudul
Cargill Global Mill List - Quarter 3, 2018.

Sampai saat ini, PT Duta Palma Group tidak memiliki izin pelepasan
kawasan hutan. Selain itu, PT Duta Palma Group juga tidak pernah
memenuhi kewajiban hukum untuk menyediakan pola kemitraan sebesar 20
persen dari total luas areal kebun yang dikelola. Sementara itu, Raja Thamsir
Rachman ditetapkan sebagai tersangka dan dituntut 10 tahun penjara
dengan kewajiban membayar denda senilai Rp 1 miliar subsider enam bulan
kurungan penjara.

Jaksa Agung ST Burhanuddin menyatakan kerugian negara tersebut


timbul akibat penyalahgunaan izin lokasi dan izin usaha perkebunan di
Kawasan Indragiri Hulu atas lahan seluas 37.095 hektare.

Pada 1 Agustus 2022, Kejaksaan Agung (Kejagung) menetapkan


Surya sebagai tersangka atas dugaan penyerobotan lahan kelapa sawit
dengan luas 37.095 hektare di Kabupaten Indragiri Hulu, Riau. Sepanjang
2003-2022, lahan tersebut digarap tanpa izin oleh perusahaan kelapa sawit
milik Surya Grup Duta Palma. Atas tindakannya, Surya dijerat pasal tindak
pidana korupsi dan tindak pidana pencucian uang (TPPU) yang
menyebabkan kerugian negara sebesar Rp 78 triliun. Usai menjadi
tersangka, Surya telah tiga kali tak menghiraukan panggilan Kejaksaan
Agung.

Tim Jaksa Penyidik Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang


Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) Kejaksaan Agung (Kejagung) menambah
lagi saksi terkait Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi dalam Kegiatan
Pelaksanaan yang dilakukan oleh PT Duta Palma Group di Kabupaten
Indragiri Hulu atas nama Tersangka RTR dan Tersangka SD.

Berdasarkan keterangan resmi, Jumat (5/8/2022), berikut dua saksi baru


yang diperiksa.

1. PA selaku Head Accounting PT Duta Palma Nusantara, diperiksa


terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam
kegiatan pelaksanaan yang dilakukan oleh PT. Duta Palma Group di
Kabupaten Indragiri Hulu.
2. MY selaku Staf Bagian Divisi Marketing & Trading PT Darmex Agro
Group, diperiksa terkait penyidikan perkara dugaan tindak pidana
korupsi dalam kegiatan pelaksanaan yang dilakukan oleh PT. Duta
Palma Group di Kabupaten Indragiri Hulu.

Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memperkuat pembuktian dan


melengkapi pemberkasan dalam Perkara Dugaan Tindak Pidana Korupsi
dalam Kegiatan Pelaksanaan yang dilakukan oleh PT. Duta Palma Group di
Kabupaten Indragiri Hulu.

Sebelumnya, ada enam saksi yang juga diperiksa yaitu:

1. JRB selaku Staf Bagian Divisi Marketing & Trading PT Darmex Agro
Group
2. SW selaku adik Tersangka SD dan Direktur di beberapa anak usaha
milik Tersangka SD
3. AF selaku Pengurus (logistik) PT DPN di Riau sekaligus keponakan
Tersangka SD
4. KG selaku Manager PT Darmex Plantation
5. AD selaku anak Tersangka SD dan Direktur di beberapa anak usaha
milik Tersangka SD
6. DFS selaku Legal Humas Perkebunan di Indragiri Hulu.

Pada 15 Agustus 2022 Kejagung melakukan penjemputan terhadap


Surya di Bandara Internasional Soekarno-Hatta. Setelah tiba di Kejagung,
Surya dilakukan pemeriksaan kesehatan dilanjutkan dengan pemeriksaan
terhadap status tersangka dalam perkara dugaan tindak pidana korupsi
dalam Kegiatan Pelaksanaan yang dilakukan oleh PT Duta Palma Group di
Kabupaten Indragiri Hulu. Setelah dilakukan pemeriksaan, tersangka ditahan
berdasarkan surat perintah penahanan Direktur Penyidikan pada Jaksa
Agung Muda Tindak Pidana Khusus Nomor: Prin-36/F.2/Fd.2/08/2022 tanggal
15 Agustus 2022 di Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salemba Cabang
Kejaksaan Agung selama 20 hari terhitung sejak 15 Agustus 2022 hingga 3
September 2022.

Selama proses penyidikan, Kejagung menyita berbagai aset milik


Surya. Di antaranya:

1. 2 hotel di Bali
2. 1 helicopter
3. 40 bidang tanah yang tersebar di Jakarta, Riau, dan Jambi
4. 6 pabrik kelapa sawit yang berlokasi di Jambi, Riau, dan
Kalimantan Barat.
5. 3 apartemen di jaksel
6. 6 bangunan milik Surya
7. 1 Tug Boat Palma 21, Batam
8. 1 Kapal Royal Palma IV, Batam.

Selain itu, penyitaan beberapa rekening bank milik Surya yang berisi
nominal Rp 5,1 triliun, US$ 11,4 juta dan Sin$ 646 ribu. Diperkirakan total nilai
aset yang disita sebesar Rp 17 triliun. Surya dituntut penjara seumur hidup
dan denda Rp 1 miliar dalam kasus korupsi lahan kelapa sawit PT Duta
Palma. Surya menilai tuntutan terhadapnya itu mengada-ada.

"Perlu saya sampaikan, bahwa saya sebagai pengusaha dari mulai


usaha saya nggak ada mikir TPPU. Kalau saya ada TPPU, maka utang bank
puluhan triliun. Saya nggak ada utang bank, saya ada untung, saya langsung
lunasin utang," jawab Surya kepada hakim ketua di Pengadilan Tipikor, 6
Februari 2023 lalu.

Pada 23 Februari 2023, Surya divonis 15 tahun penjara dan denda Rp


1 miliar oleh Pengadilan Tindak Pidana Korupsi Jakarta. Selain itu, majelis
hakim yang diketuai Fahzal Hendri dengan hakim anggota Susanti Asti
Wibawani dan Sukartono tersebut menjatuhkan pidana tambahan berupa
ganti rugi Rp 2,23 triliun dan Rp 39,7 triliun. Angka ini adalah perhitungan
kerugian negara yang bila tidak mampu diganti Surya, ia dapat mengganti
dengan pidana penjara lima tahun.

Dalam perkembangan kasus terakhir, Mahkamah Agung (MA)


menghapus uang pengganti yang harus dibayarkan oleh Surya, yang senilai
Rp 39,75 triliun. MA hanya mewajibkan Surya Darmadi membayar kerugian
negara senilai Rp 2,23 triliun dengan subsider 5 tahun perjara.

Akan tetapi MA memutus untuk menambah hukuman Surya dengan


pidana penjara selama 16 tahun karena terbukti melakukan korupsi secara
bersama-sama dan pencucian uang.

C. Latar Belakang Dilakukannya Audit Forensik pada Kasus Surya


Daramadi lahan kelapa sawit PT Duta Palma.
Menurut Golden et al (2011:78) dalam bukunya A Guide to Forensic
Accounting Investigation, tidak ada kriteria tertentu kapan harus melakukan
audit forensik. Yang dibutuhkan hanyalah pertimbangan apakah memang
situasi yang terjadi mengharuskan untuk mendatangkan auditor forensik.
Auditor forensik memiliki skill yang berbeda dibandingkan auditor umum.
Sehingga ketika ditemukan adanya fraud, dan dinilai bahwa perlu dipanggil
auditor forensik, hal tersebut sah-sah saja untuk dilakukan. Dalam kasus
Surya Darmadi ini, alasan digunakannya jasa audit forensik dikarenakan
urgent nya pengungkapan fraud yang harus segera dilakukan karena
diketauhui bahwa fraud di dalam badan Petral sudah terjadi selama puluhan
tahun. Jadi, Pertamina sebagai induk Petral memutuskan untuk menunjuk
KordaMentha sebagai auditor independen untuk melakukan audit forensik.
Bahkan pemerintahan Indonesia sendiri mendesak Pertamina agar audit
forensik dilakukan karena rumitnya masalah didalam badan Petral.
Penunjukkan KordaMentha (KAP asal Australia) dilakukan melalu proses
tender yang dilakukan Pertamina. Selain itu, kaudit yang dilakukan adalah
audit forensik sehingga tidak memungkinkan untuk mengandalkan BPK.
Audit yang dilakukan BPK hanya audit operasional, keuangan dan
transaksional sehingga temuan yang dihasilkan pun berbeda dengan
KordaMentha.
Sebelumnya Petral memang sudah diaudit oleh BPK, namun hasilnya
menunjukkan bahwa proses tender yang dilakukan Petral wajar. Hasil yang
berbeda ditunjukkan ketika dilakukan audit independen oleh KordaMenta,
yang malah menyatakan ada beberapa temuan yang menunjukkan proses
tender yang selama ini dilaksanakan mengandung kecurangan dan
menguntungkan pihak-pihak tertentu.

C. Prosedur Audit Forensik pada Kasus Petral


Tidak ada sumber yang menjelaskan secara pasti bagaimana prosedur
audit forensik yang dilakukan untuk menggali kasus petral. Informasi yang
kami dapatkan hanyalah Kordamentha melakukan interview kepada
karyawan-karyawan yang diduga terlibat atau mengetahui kecurangan
pengadaan minyak bumi. Namun secara garis besar berikut prosedur yang
dilakukan dalam melakukan audit forensik:
1. Identifikasi masalah
Dalam tahap ini, auditor melakukan pemahaman awal terhadap kasus
yang hendak diungkap. Pemahaman awal ini berguna untuk mempertajam
analisa dan spesifikasi ruang lingkup sehingga audit bisa dilakukan secara
tepat sasaran.

2. Pembicaraan dengan klien


Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pembahasan bersama klien
terkait lingkup, kriteria, metodologi audit, limitasi, jangka waktu, dan
sebagainya. Hal ini dilakukan untuk membangun kesepahaman antara
auditor dan klien terhadap penugasan audit.
3. Pemeriksaan pendahuluan
Dalam tahap ini, auditor melakukan pengumpulan data awal dan
menganalisanya. Hasil pemeriksaan pendahuluan bisa dituangkan
menggunakan matriks 5W + 2H (who, what, where, when, why, how, and how
much). Investigasi dilakukan apabila sudah terpenuhi minimal 4W + 1H (who,
what, where, when, and how much). Intinya, dalam proses ini auditor akan
menentukan apakah investigasi lebih lanjut diperlukan atau tidak.
4. Pengembangan rencana pemeriksaan
Dalam tahap ini, auditor akan menyusun dokumentasi kasus yang
dihadapi, tujuan audit, prosedur pelaksanaan audit, serta tugas setiap
individu dalam tim. Setelah diadministrasikan, maka akan dihasilkan konsep
temuan. Konsep temuan ini kemudian akan dikomunikasikan bersama tim
audit serta klien.
5. Pemeriksaan lanjutan
Dalam tahap ini, auditor akan melakukan pengumpulan bukti serta
melakukan analisa atasnya. Dalam tahap ini lah audit sebenarnya dijalankan.
Auditor akan menjalankan teknik-teknik auditnya guna mengidentifikasi
secara meyakinkan adanya fraud dan pelaku fraud tersebut.
6. Penyusunan Laporan
Pada tahap akhir ini, auditor melakukan penyusunan laporan hasil
audit forensik. Dalam laporan ini setidaknya ada 3 poin yang harus
diungkapkan. Poin-poin tersebut antara lain adalah:
 Kondisi, yaitu kondisi yang benar-benar terjadi di lapangan.
 Kriteria, yaitu standar yang menjadi patokan dalam pelaksanaan
kegiatan. Oleh karena itu, jika kondisi tidak sesuai dengan kriteria
maka hal tersebut disebut sebagai temuan.
 Simpulan, yaitu berisi kesimpulan atas audit yang telah dilakukan.
Biasanya mencakup sebab fraud, kondisi fraud, serta penjelasan detail
mengenai fraud tersebut.

7. Temuan Auditor Forensik dalam Kasus Petral


Menurut Smith dan Crumbley (2014), output dari audit forensik adalah
laporan audit forensik. Ringkasan laporan audit forensik yang selesai
sebanyak 63 halaman dan disertai lampiran setebal 2.700 halaman.

https://www.cnbcindonesia.com/market/20231229173143-17-501389/sosok-
surya-darmadi-bos-sawit-yang-bikin-rugi-negara-rp100-t

https://nasional.kontan.co.id/news/kasus-duta-palma-raja-thamsir-dituntut-
bui-10-tahun-penjara-dan-denda-rp-1-miliar

https://www.cakaplah.com/berita/baca/95905/2023/02/27/raja-thamsir-dalam-
renungan-kenapa-hanya-saya-selaku-bupati-yang-jadi-
terdakwa#sthash.voKi65gc.dpbs
https://kejari-jambi.kejaksaan.go.id/3-orang-menjadi-saksi-dalam-sidang-
perkara-pt-duta-palma-group/

https://news.republika.co.id/berita/rn5c85485/saksi-jelaskan-perputaran-
uang-di-rekening-perusahaan-surya-darmadi

https://news.detik.com/berita/d-6279781/surya-darmadi-juga-didakwa-
pencucian-uang-rp-7-7-t-beli-hotel-kapal/2

https://riaupos.jawapos.com/nasional/2253569852/hakim-dan-jaksa-kesal-
saksi-berbelitbelit

https://www.cnbcindonesia.com/market/20220805180635-17-361533/dua-
karyawan-surya-darmadi-turut-jadi-saksi-korupsi-rp-78-t

Anda mungkin juga menyukai