Anda di halaman 1dari 6

PERSILANGAN MONOHIBRID DENGAN MENGGUNAKAN KANCING

GENETIKA

LAPORAN

Oleh :

KELOMPOK 2
ADIB IMAM MUFTI HASIBUAN_230306070
TAUFIQ FIRMANSYAH P_230306002
REINHART NOVANDRY SIHALOHO_230306066
DESLIANA_230306034
ESTINA FRANSISKA PARDOSI _230306028
LINCE YOVIANTI PURBA_230306048
JOHANNES ANANTA ROMUALDO L.TOBING_ 230306074

LABORATORIUM GENETIKA
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2024
PERSILANGAN MONOHIBRID DENGAN MENGGUNAKAN KANCING
GENETIKA

LAPORAN

Oleh :

KELOMPOK 2
ADIB IMAM MUFTI HASIBUAN_230306070
TAUFIQ FIRMANSYAH P_230306002
REINHART NOVANDRY SIHALOHO_230306066
DESLIANA_230306034
ESTINA FRANSISKA PARDOSI _230306028
LINCE YOVIANTI PURBA_230306048
JOHANNES ANANTA ROMUALDO L.TOBING_ 230306074

Laporan sebagai salah satu syarat untuk dapat mengikuti praktikum


di Laboratorium Genetika Program Studi Peternakan
Fakultas Pertanian Universitas Sumatera Utara

LABORATORIUM GENETIKA
PROGRAM STUDI PETERNAKAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2024
PEMBAHASAN

Persilangan monohibrid merupakan persilangan antara dua individu yang


berbeda satu sifat (gen) yang diwariskan. Dalam mempelajari konsep persilangan
monohibrid, penggunaan kancing genetika dapat menjadi alat bantu visual yang
efektif. Kancing genetika terdiri dari kancing dengan warna berbeda yang
mewakili alel gen yang berbeda. Aturan penggunaan kancing genetika dalam
persilangan monohibrid adalah dengan menempatkan kancing-kancing tersebut
sesuai dengan genotip induk dan kemudian mengamati kemungkinan genotip dan
fenotip keturunan. Persilangan monohibrid merupakan persilangan yang
melibatkan satu sifat beda (Pratiwi, Maryati, Suharno, & Suseno, 2017).
Persilangan monohibrid ini sangat berkaitan dengan hukum mendel I atau yang
disebut dengan hukum segregasi.
Menurut Kristanto (2016), salah satu manfaat media pembelajaran adalah
untuk memperoleh gambaran yang jelas tentang benda/hal-hal yang sukar diamati
secara langsung karena ukurannya yang tidak memungkinkan, baik karena terlalu
besar atau terlalu kecil. Media pembelajaran juga dapat mendorong peserta didik
untuk lebih bertanggung jawab dan mengontrol pembelajaran mereka sendiri, dan
mengambil perspektif jangka panjang peserta didik tentang pembelajaran mereka
(Hasan dkk., 2021). Media kancing genetika termasuk media pembelajaran yang
memungkinkan peserta didik memperoleh gambaran sebuah gen yang membawa
sifat makhluk hidup, dimana gen adalah sebuah materi genetik yang tidak dapat
dilihat karena terlalu kecil.
Kancing genetika adalah kancing berwarna, dimana setiap warna
mempresentasikan sebuah gen yang mengkodekan sebuah ciri mahluk hidup.
Setiap ciri dikodekan oleh sepasang gen yang berasal dari induk jantan dan betina.
Ada dua jenis kancing genetika yaitu yang memiliki tonjolan dan cekungan.
Kancing yang memiliki tonjolan menggambarkan gen dari gamet jantan
sedangkan yang memiliki cekungan menggambarkan gen dari gamet betina
(Tabikin, 2020).
Prosedur persilangan monohibrid dengan kancing genetika pada hewan
ternak dimulai dengan menentukan genotip induk. Sebagai contoh, persilangan
antara induk sapi dengan genotip BB (bulu hitam) dan induk sapi dengan genotip
bb (bulu putih). Kancing genetika dengan warna kuning dan putih ditempatkan
sesuai dengan genotip induk untuk menunjukkan kemungkinan genotip dan
fenotip keturunan. Berdasarkan hukum Mendel, rasio fenotip keturunan akan
menunjukkan 3:1, yaitu 75% sapi dengan bulu hitam-putih dan 25% sapi
dengan bulu putih.
Adapun persilangan monohibrid sebagai contoh dapat kita lihat sebagai berikut:
P : BB X bb
( Bulu hitam) (Bulu putih)
G : Bb
F1 : Bb x Bb
F2 :
B b
B BB Bb
b Bb bb

Rasio genotif = 1 BB, 2 Bb, 1 bb


= 1: 2: 1
Rasio fenotip = ¾ Bulu hitam , ¼ Bulu putih
= 3: 1
HASIL PRAKTIKUM

Dari hasil praktikum yang telah dilakukan yaitu menyilangkan 50 kancing


kuning (M) Dominan terhadap 50 kancing putih (m), maka dihasilkan kancing
kuning Homozigot(MM), kancing kuning Heterozigot(Mm), dan kancing putih
Homozigot(mm) dengan rasio genotip 12:26:12 yang dihasilkan dari pengambilan
kancing kuning dan kancing putih yang sudah diacak dan dengan menutup mata.
KESIMPULAN

Berdasarkan hasil percobaan untuk membuktikan hukum mendel 1 dapat


disimpulkan bahwa pada persilangan F2 dilakukan sebanyak 1 kali,
sehingga akhirnya persilangan menghasilkan perbandingan genotip MM :
Mm : mm = 1 : 2 : 1 dan 3 : 1. Percobaan ini dilakukan dengan
simulasi menggunakan kancing genetika sebanyak 50 pasang. 50 kancing
kuning (M) dominan terhadap 50 kancing putih (m). Agar bisa mendapatkan hasil
perbandingan 50 pasang dilakukan pengambilan secara acak tanpa melihat dari
kancing yang sudah dicampur.Sehingga Pada pengambilan secara acak
didapatkan MM : Mm : mm = 12 : 26 : 12. Hal ini membuktikan bahwa
Hukum Mendel I berlaku pada persilangan Monohibrid.

Anda mungkin juga menyukai