Anda di halaman 1dari 15

Aksi Nyata Modul 1.

2
Nilai-Nilai dan Peran Guru Penggerak
Pendidikan Guru Penggerak (PGP ) A7

Fasilitator Pengajar Praktik


Oleh Siti Solichatin, S.Pd.
Ibu Endang Pujiastuti Ibu Isrofatul Hidayati
Perasaan Selama Menjalani Proses Belajar
• Setiap peristiwa yang dialami seseorang, pasti meninggalkan perasaan entah senang, sedih,
kecewa, bahagia, dll. Begitupula yang saya alami. Peristiwa yang sedih saat menjadi seorang
murid membawa kekecewaan bahkan cenderung menghindar dari permasalahan. Kemudian
ketika mengajar murid tidak mau respon, terkadang timbul rasa kecewa dan agak meninggikan
volume suara begitupula saat mendapat sanggahan rekan dan pimpinan, Selain peristiwa-
peristiwa yang membuat perasaan kecewa atau sedih, masih banyak peristiwa yang
membawa perasaan senang dan bahagia. Perasaan bahagia akan muncul ketika
mendapatkan pengalaman bermakna, misalnya : ketika saya menjadi murid dan mendapatkan
motivasi serta apresiasi dari guru-guru sekolah saya tentu saja hal tersebut mejadikan saya
senang dan bahagia. Semangat belajar saya lebih terpacu. Ada perubahan yang saya rasakan
setelah saya mengikuti pendidikan. Dalam menghadapi murid saya lebih luwes. Saat ada anak
tidak respon dengan kegiatan bermain yang saya rancang, saya menanyakan kepadanya apa
yang ingin dia lakukan saat ini dan saya berusaha menfasilitasinya. Begitupula dengan sikap
saya kepada rekan guru. Bahkan saya terinspirasi dari salah satu CGP kelompok saya di
ruang kolaborasi bahwa saya harus telaten d an sabar menghadapi rekan kerja.


Pembelajaran yang diperoleh dan diterapkan
• Dalam perjalanan membawa perubahan, pasti muncul gangguan dan perbedaan
pendapat yang harus didamaikan baik dari murid yang diampu atau rekan kerja atau
lingkungan. Guru Penggerak harus bisa membangun keselarasan dengan makna
menerima perbedaan yang muncul dan menuntun yang lain untuk bisa melampaui
perbedaan yang ada. Guru penggerak diharapkan mampu memahami peran dan
menjiwai nilai-nilai dari seorang guru penggerak untuk diaplikasikan dalam
kehidupan sehari-hari agar telahir Profil Pelajar Pancasila. Beberapa peran guru
penggerak yang seharusnya diketahui dan dipahami, diantaranya :
• 1. Menjadi Pemimpin Pembelajaran
• 2. Menjadi Coach bagi guru lain
• 3. Mendorong Kolaborasi
• 4. mewujudkan Kepemimpinan Murid
• 5. Menggerakkan Komunitas Praktisi

Peran Sebagai Pemimpin Pembelajaran

• Peran sebagai pemimpin pembelajaran merupakan awal dari terbentuknya peran-peran yang lain.
Dalam menjalankan tugas utamanya sebagai guru, peran yang terdekat adalah menuntun murid
dan lingkungannya dengan pedoman Ing Ngarso Sung Tulodho, Ing Madya Mangun Karsa, Tut
Wuri Handayani. Dalam mempimpin pembelajaran, guru juga harus menerapkan nilai-nilai
sebagai guru penggerak, yaitu : Berpihak pada anak, mandiri, reflektif, kolaboratif dan inovatif.

• Setelah guru bisa menjalankan perannya dan menanamkan nilai-nilai pada dirinya, kemudian
waktunya bergerak dan menggerakkan orang lain dengan peran-peran lainnya.
Peran Menjadi Coach bagi Guru Lain

• Setelah dengan perannya sebagai pemimpin pembelajaran yang telah disandangnya,


selanjutnya guru penggerak bergerak menemani dan menuntun teman sejawatnya untuk
menelaah proses pembelajarannya sendiri. Inilah yang dimaksud bahwa guru penggerak
menjadi coach bagi guru lain. Pada Sesi ini seorang guru penggerak harus sabar dan
telaten karena mungkin akan muncul sanggahan-sanggahan dari rekan karena adanya
ketidaksamaan persepsi. Pada Saat seperti ini guru penggerak harus bisa meyakinkan
pada rekan bahwa apa yang disampaikan berdasarkan ilmu pengetahuan yang jelas
bukan asumsi atau opini sendiri.
Peran Mendorong Kolaboratif

• Setelah coach bagi guru lain sudah menjadi kebiasaan, maka akan terjalin kedekatan.
Guru penggerak harus bisa menerima dan mengolah pendapat rekan kerjanya
karena hal itu akan menambah kekayaan pengetahuan guru penggerak yang
bersangkutan. Bagi seorang muslim, hal itu juga sesuai dengan sabda Nabi
Muhammad SAW. bahwa perbedaan pendapat umat adalah rahmat. Jadi perbedaan
pandang tersebut bukan untuk menjatuhkan namun justru dijadikan kekayaan akan
sebuah ilmu pengetahuan yang bisa menjadi dasar atau pedoman bagi kehidupan
orang-orang selanjutnya. Saat inilah waktu yang tepat untuk bergerak menjalin
kolaborasi memunculkan atau menciptakan suatu inovasi baru ( tentang
pembelajaran atau tentang pengembangan instansi) di komunitas lembaganya. Tanpa
adanya kolaborasi, tujuan yang diharapkan tidak akan maksimal apalagi
berkembangnya suatu instansi karena kurangnya kekuatan.
Peran Mewujudkan Kepemimpinan Murid

• Setelah Nilai- nilai guru penggerak sudah melekat begitu pula beberapa peran utama
sudah terlaksana, sebagai guru harus lebih professional dalam mengelola
pembelajarannya dengan memberikan ruang gerak yang luas atau memberikan
kebebasan murid untuk mengembangkan bakat dan minatnya tanpa ada intervensi
atau dikte dari gurunya agar murid benar-benar bisa mengembangkan potensi,
mandiri, percaya diri secara alami. Guru hanya sebagai pendukung gerak dan
aktivitas murid terkait pembelajarannya serta memberikan apresiasi. Dengan
menciptakan Profil Pelajar Pancasila, maka akan tercipta generasi-generasi yang siap
memimpin dan mengisi peradapan baru yang tetap menjunjung tinggi nilai-nilai
budayanya.
Menggerakkan Komunitas Praktisi

• Pada sesi ini seorang guru penggerak sudah memiliki nilai-nilai dan sudah menjalankan
hampir semua peran seorang guru penggerak. Saat inilah waktunya guru penggerak
menggerakkan orang pada komunitas belajar instansi lain. Guru Penggerak harus
menumbuhan budaya kolaboratif agar komunitas dapat berjalan secara
berkesinambungan. Dari Kerangka yang dapat diterapkan dalam pelaksanaannya, yakni
: Merencanakan (Plan), melaksanakan (Do), Melihat Kembali (See). Implementasinya,
dari komunitas para praktisi membuat suatu inovasi-inovasi peningkatan kualitas
pembelajaran.
Penerapan melalui Nilai Berpihak Pada Murid

• merencanakan pembelajaran yang aktif, inovatif,


kreatif, efektif, menyenangkan, gembira dan
berbobot. Rancangan pembelajaran yang dibuat
sederhana namun bisa mencakup kebutuhan dalam
pembelajaran dan membuat penilaian. Selain itu
juga membuat media-media pembelajaran dengan
bahan dari lingkungan sekitar, mencipta lagu –
lagu pembukaan pembelajaran yang sesuai dengan
topik bahasan, membuat media pembelajaran dan
sumber belajar berbasis IT (sebagai wujud
pendidikan memperhatikan kodrat zaman),
merancang permainan- permainan baru yang
menyenangkan bagi anak. Menyediakan
lingkungan belajar yang aman dan menyenangkan.
Penerapan Melalui nilai Mandiri

• Mungkin ilmu Pengetahuan saya sudah tidak


relevan lagi untuk masa yang akan datang,
sehingga saya harus terus menggali
pengetahuan dari berbagai sumber bahkan dari
murid saat praktik pembelajaran. Maka
kegiatan saya pada nilai mandiri ini diantaranya :
mengikuti pelatihan atau workshop secara
daring, atau mengikuti pelatihan secara tatap
muka yang sifanya fungsional. Dengan
demikian, saya akan terus update dan upgrade
terhadap dunia pendidikan
Penerapan melalui Nilai Reflektif

• Saya akan selalu merefleksi setiap


pengalaman praktik saya dan meminta
masukan dari rekan atau pimpinan.
Mempertahankan dan membagikan
apa yang menjadi kekuatan dan
kelebihan pada pengalaman praktik
saya dan memperbaiki apa yang
menjadi kelemahan atau kekurangan
saya sehingga kelanjutannya ada
peningkatan nilai dalam pengalaman
praktik saya ke depan
Penerapan melalui Nilai Kolaboratif

• Saya akan selalu berusaha menjalin kerjasama yang baik


kepada rekan guru (baik di satuan lembaga atau instansi
lain) dan juga orang tua dengan mengadakan kelas orang
tua secara terstruktur. Mengapa perlu kelas orang tua?
Karena kehidupan dan pendidikan anak tidak hanya di
dapatkan dari lingkungan sekolahan sedangkan dalam
membentuk budi pekerti yang tepat harus ada kolaborasi
antara guru dan orang tua murid. Cara ini juga dapat
membentengi anak dari pengaruh – pengaruh negative.
sedangkan terhadap rekan guru, saya akan mendampingi
dan memotivasinya untuk belajar dan mengadakan
komunitas belajar untuk memunculkan potensi- potensi
yang selama ini masih terpendam. Dalam hal ini saya juga
terinspirasi dari komunitas guru Bukit Tinggi yang
bertemu dalam suatu acara dan beliau menceritakan
bagaimana pengalamannya dalam mengelola suatu
komunitas belajar guru agar kreatif dan inovatif.
Penerapan Melalui Nilai Inovatif

• Saat ini saya sudah mulai membuat permainan


baru dan ice breaking yang didukung oleh
Kepala Sekolah atau permainan hasil kolaborasi
CGP. Semua di kemas dengan tujuan
memenuhi kebutuhan anak dalam
mengembangkan potensinya dan budi
pekertinya. Adapun beberapa inovasi yang
sudah saya buat akhir-akhir ini, diantaranya:
Permainan Colour Card Games tepuk Colour Card
Games, permainan Go-Bol , Game Popo , Lagu
“Berapa Sapi”, media Poster Jari, media Colour
Big Book, Booling Huruf, Media Couple Button,
Media Couple Stik.
Beberapa Inovasi yang telah dihasilkan

Permainan Colour Card Games


Game Popo Permainan Go-Bol
https://youtu.be/aQfYig9hbwE
https://youtu.be/s0DoaIDQU9s

Anda mungkin juga menyukai