Anda di halaman 1dari 3

Nama : Irvan Anugerah Pratama

NIM : 1188010101

Jurusan/Kelas : Administrasi Publik/C/5

Mata Kuliah : Anti Korupsi

Dosen Pengampu : Dr. Drs Engkus, S.E, M.Si

1. Definisi intensi

Fishbein dan Ajzen (1975) mengindikasikan intensi sebagai kesiapan seseorang untuk
mewujudkan perilaku tertentu dan dianggap anteseden langsung dari sebuah perilaku.
Jika suatu perilaku berada dibawah kendali kemauan, maka usaha orang tersebut akan
terwujud sebagai tindakan.

Sepesifikasi Intensi

Fishbein dan Ajzen (1975) menyebutkan bahwa intensi merupakan predisposisi yang
sifatnya spesifik dan mengarah pada terwujudnya perilaku yang spesifik.

2. Theory of Planned BehaviorFishbein dan Ajzen


Theory of planned behaviour merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of
Reasoned Action (Fishbein dan Ajzen, 1980; Fishbein dan Ajzen, 1975) yang dirasa perlu
dilakukan karena terdapat keterbatasan pada model asli dalam memprediksi perilaku di
mana seseorang memiliki kehendak atau kemauan yang tidak lengkap (Ajzen, 1991).
Ajzen (1998) menambahkan sebuah konstruk yang belum ada dalam model theory of
reasoned action, yaitu kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioural
control).

3. Komponen utama pembentuk intensi perilaku (Fishbein dan Ajzen: 1975)


a. Attitude Toward Behavior (ATB)
Dipengaruhi oleh behavioral belief, yaitu evaluasi positif ataupun negatif terhadap
suatu perilaku tertentu, tercermin dalam kata-kata seperti, benar-salah, setuju-
tidak setuju, baik-buruk, dll.
b. Subjective Norms (SN)
Dipengaruhi oleh subjective norms di sekeliling individu yang mengharapkan si
individu sebaiknya berperilaku tertentu atau tidak.
c. Control Belief (CB)
Dipengaruhi oleh perceived behavior control, yaitu acuan kesulitan dan
kemudahan untuk memunculkan suatu perilaku. Ini berkaitan dengan sumber
dan kesempatan untuk mewujudkan perilaku tersebut.
d. Preceived Behavioral Control
Merepresentasikan kepercayaan seseorang tentang seberapa mudah individu
menunjukkan suatu perilaku.
e. Theory of Reason Action
Ajzen dan Fishbein (1975) menyatakan bahwa asumsi dasar dari TRA yaitu
manusia adalah makhluk rasional dan menggunakan informasi secara sistematis.
Manusia akan mempertimbangkan implikasi dari tindakan mereka sebelum
mereka melakukan suatu perilaku tertentu.

4. Teori Pembentuk Intensif Perilaku Koruptif


 CDMA Theory (Robert Klitgaard)
Menurut teori ini, korupsi terjadi karena adanya faktor kekuasaan dan monopoli yang
tidak dibarengi dengan akuntabilitas.
 GONE Theory (Jack Bologne)
Menurut teori ini, beberapa faktor penyebab terjadinya korupsi yaitu keserakahan
(greed), kesempatan (opportunity), kebutuhan (needs), dan pengungkapan (expose).
 Fraud Triangle Theory (Donald R Cressey)
Menurut teori ini, tiga faktor yang berpengaruh terhadap fraud (kecurangan) adalah
kesempatan, motivasi, dan rasionalisasi.
 Teori Wilingness and Opportunity to Corrupt
Menurut teori ini, korupsi terjadi jika terdapat kesempatan atau peluang dan niat atau
keinginan.
 Teori Cost-Benefit Model
Menurut teori ini korupsi terjadi jika manfaat korupsi yang didapat atau dirasakan
lebih besar dari biaya atau risikonya
PERTANYAAN

1. mengapa masih terdapat tindak pidana korupsi?

2. apa saja factor yang mempengaruhi korupsi menurut GONE theory?

Anda mungkin juga menyukai