Anda di halaman 1dari 8

PEMBENTUK INTENSI PERILAKU

KORUPTIF

DISUSUN OLEH
 
AHMAD SYAWAL HAMDI
IBRAHIM AMRI
VELLA ANNISA
AIGAT ROFLITAN
FATHUR RAHMAN
NANDA SYPUTRA SINAGA
A. Pembentuk Intensi Perilaku menurut Teori Fishbein & Ajzen
(1975)

1. Attitude toward behavior


Attitude toward behavior atau sikap terhadap perilaku merupakan perasaan mendukung atau memihak atau perasaan
tidak mendukung dan tidak memihak terhadap suatu objek yang akan disikapi. Attitude toward behavior lebih lanjut
diterangkan terdiri dari tantangan, kompensasi, kekuatan, dan kebebasan .

.Tantangan merupakan hal atau objek yang menggugah tekad untuk meningkatkan kemampuan mengatasi masalah.

Kompensasi merupakan keuntungan dalam bentuk material maupun non material. Kompensasi diartikan sebagai
keuntungan yang didapatkan ketika menjadi wirausaha.

Kekuatan merupakan desakan atau dorongan efektif yang menjurus pada tindakan sosial. Kekuatan diartikan sebagai
sikap melakukan apa saja untuk menjadi wirausaha.

Kebebasan adalah keadaan bebas seseorang dalam melakukan segala hal. Kebebasan diartikan sebagai sesuatu
perasaan yang tidak terikat dan bebas atau merdeka melakukan apa saja.
2. Subjective norms

Subjective Norm Subjective Norm atau norma subjektif adalah pengaruh dari orang-orang
disekitar yang direferensikan. Norma sebujective lebih mengacu pada persepsi individu
terhadap apakah individu tertentu atau grup setuju atau tidak setuju atas perilakunya, dan
motivasi yang diberikan oleh mereka kepada individu untuk berprilaku tertentu. Subjective
Norm dijelaskan lebih lanjut terdiri dari keluarga, teman dekat, pengajar, dan role model .

-Keluarga adalah orang-orang yang paling dekat dalam lingkungan dan kehidupan sehari-hari.
-Teman dekat atau sahabat secara umum dapat diartikan sebagai orang diluar keluarga yang
sering dijumpai, dan dapat memberikan saran dan bantuan.
-Pengajar merupakan orang yang mengajar, dalam hal ini pengajar diartikan sebagai guru,
seseorang yang memberikan ilmu, dorongan untuk melakukan sesuatu.
-Role model atau panutan merupakan seorang yang dijadikan panutan.
3. Control Belief
Control Perceived behavioral control atau kontrol perilaku merupakan kemudahan yang
dirasakan dari melakukan perilaku berdasarkan pengalaman masa lalu dan hambatan yang dapat
diantisipasi. Kontrol perilaku diterangkan lebih lanjut terdiri dari kemudahan, pendidikan,
keterampilan dan kemampuan.

-Kemudahan secara umum dapat diartikan sebagai sesuatu yang dapat mempermudah dan
memperlancar.
-Pendidikan merupakan suatu kontrol perilaku yang bisa menjadi kemudahan atau hambatan yang
dirasakan. Menjadi wirasuaha tidaklah ada tetapan dasar seberapa tinggi seseorang harus memiliki
pendidikan.
-Keterampilan dan kemampuan adalah kecakapan untuk menyelesaikan tugas.
Teori Planned Behavior antara lain digunakan sebagai pisau analisis dalam mengukur
efektifitas mata kuliah Anti-korupsi pada diri mahasiswa :

1. Konsep dan wacana mengenai korupsi dan anti-korupsi sangat diperlukan dan terbukti mampu
memberikan efek kognitif yang memadai bagi kerangka berfikir mahasiswa.
2. Penekanan adanya norma-norma hukum dan norma-norma sosial yang anti-koruptif terbukti
mampu memberikan keyakinan kuat pada diri mahasiswa akan dukungan masyarakat.
3. Namun komitmen mahasiswa untuk secara konsisten mampu bersikap dan bertindak anti-
koruptif dalam kehidupan di luar kampus ternyata masih kerap bersinggungan dengan realitas
praktek-praktek korupsi (petty corruption) yang ditemui di hampir semua lini.
Ketidakseimbangan antara upaya pendidikan dan reformasi sistem birokrasi dikhawatirkan akan
berpotensi mengikis kepribadian anti-korupsi yang sudah dibina di dalam kampus.
Theory of Planned Behavior

Theory of Planned Behavior merupakan pengembangan lebih lanjut dari Theory of


Reasoned Action. (Ajzen dan Fishbein, 1980; dalam Handayani dan Baridwan) yang
dirasa perlu dilakukan karena terdapat keterbatasan pada model asli dalam memprediksi
perilaku dimana seseorang memiliki kehendak/ kemauan yang tidak lengkap (Ajzen,
1991). Ijzen (1988) menambahkan sebuah konstruk yang belum ada dalam model TRA,
yaitu kontrol perilaku yang dipersepsikan (perceived behavioral control).

Keinginan atau minat untuk terlibat dalam perilaku tertentu dipengaruhi oleh :
(a) sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior), yaitu keyakinan tentang perilaku
tertentu beserta konsekuensinya
(b) norma subyektif (subjective norm) adalah harapan yang bersifat normative (menurut
norma atau kaidah yang berlaku) dari orang lain yang dianggap penting oleh pelaku
perilaku tertentu
(c) kontrol perilaku yang dirasakan (perceived behavioral control) adalah kesulitan atau
hambatan yang dirasakan atau kemudahan dalam melakukan perilaku tertentu
B. Impelmentasi Teori Pembentuk Intensi Perilaku yang Terkait Perilaku
Koruftip

Salah satu tujuan yang tercantum dalam mata kuliah antikorupsi adalah :

Mahasiswa mampu menumbuhkan sikapoptimis, empati, afeksi positif dalam berperilakuanti-


korupsi,mampu memunculkan intensi berperilaku anti-korupsi danmampuberperilakuanti korupsi
Intensi perilaku antikorupsi diharapkan kemunculannyasetelah mahasiswa mengikuti perkuliahan
antikorupsi Intensi.

Elemen Intensi :
- Perilaku
- Sasaran
- Situasi
- Waktu
Intensi Perilaku Anti-Korupsi

Aspek yang mempengaruhi intensi perilaku anti korupsi :

-Sikap terhadap korupsi dan anti-korupsi


-Norma subjektif terhadap korupsi dan anti-korupsi
-Kontrol perilaku anti-korupsi

Francis, et al (2004) menambahkan bahwa kontrol perilaku yang dirasakan seseorang ditentukan oleh
kekuatan faktor eksternal(situasional) serta faktor internal untuk menghambat atau mendorong
terwujudnya perilaku anti korupsi.

Anda mungkin juga menyukai