Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MANAJEMEN AYAM LOKAL PETELUR

Nama : Thomas Pratama Pudjianto

NIM : 40010818060062

1. Program Pemeliharaan Ayam Petelur


Pembeda Fase Starter Fase Grower Fase Layer
Umur 0 – 6 minggu 6 – 18 minggu 18 – 40 minggu
Perkandangan:
Dinding Terbuka Terbuka Terbuka
Lantai Litter Litter Baterai
Pakan:
Bentuk Mash Crumble Crumble
Pencegahan Biosekuriti Biosekuriti Biosekuriti
Penyakit Sanitasi Sanitasi Sanitasi
Vaksinasi Vaksinasi Vaksinasi
Pengobatan Pengobatan Pengobatan
Pakan sesuai Pakan sesuai Pakan sesuai
kebutuhan kebutuhan kebutuhan
Mencegah stress Mencegah stress Mencegah stress
lingkungan lingkungan lingkungan

Tabel Kebutuhan Nutrisi Pakan


Umur (Minggu)
Nutrien
0-6 6-12 12-15 15-18 >18
PK 17% 15% 14% 16% 16,5%
ME 2800 2900 2850 2850 2900

Program pemeliharaan ayam petelur menggunakan sistem perkandangan


dinding terbuka dan lantai litter untuk fase starter-grower dan kandang baterai
untuk fase layer.
a. Fase Starter
Fase starter mulai umur 0 – 6 minggu dengan indikator keberhasilan
pemeliharaan memperhatikan pertambahan bobot badan dan mortalitas.
Kandang fase starter saat ayam umur 0 – 4 minggu dilakukan brooder
untuk meminimalisir kedinginan pada ternak.
Umur Ayam (Minggu) Temperature (oF)
1 90 – 95
2 85 – 90
3 80 – 85
4 75 – 85
Penggunaan lantai litter saat fase starter bertujuan untuk meminimalisir
mortalitas pada ayam karena gesekan terhadap lantai. Pakan yang
diberikan dalam bentuk mash agar lebih mudah dalam mencerna pakan.
b. Fase Grower
Fase grower I umur 6 – 12 minggu dan fase grower II umur 12 – 18
minggu. Indikator keberhasilan pemeliharaan ayam petelur fase grower
memperhatikan umur pertama kali bertelur atau dewasa kelamin.
Penggunaan lantai litter saat fase grower bertujuan untuk membuat kaki-
kaki ayam lebih kokoh. Pakan yang diberikan dalam bentuk crumble
untuk meningkatkan palatabilitas dan meminimalisir pakan tercecer.
Sebelum mencapai umur 16 minggu ayam biasanya sudah dipindahkan ke
dalam kandang baterai untuk beradaptasi dan mencegah terjadinya stress
saat telah memulai produksi.
c. Fase Layer
Fase layer I umur 18 – 40 minggu dengan indikator keberhasilan
pemeliharaan ayam petelur fase layer memperhatikan jumah produksi
telur. Penggunaan kandang baterai saat fase layer bertujuan untuk
mempermudah pengambilan telur dan pengontrolan kesehatan. Pakan
yang diberikan dalam bentuk crumble untuk meminimalisir pakan
tercecer sehingga air minum tidak mudah kotor dan lingkungan tetap
bersih tidak mengundang lalat.

Program pencegahan penyakit yang dilakukan berupa biosekuriti


(penyemprotan cairan desinvektan saat masuk ke dalam kandang), sanitasi
(pembersihan lingkungan, tempat pakan dan minum secara rutin), vaksinasi
(vaksinasi sesuai umur), pengobatan (memisahkan ayam yang sakit dengan
ayam yang sehat dikandang karantina/isolasi), pakan sesuai kebutuhan
(pengaturan pakan agar ayam tidak kegemukan dan terjadi penutupan saluran
reproduksi dengan lemak serta tidak cepat untuk diafkir), mencegah stress
lingkungan (dapat dilakukan dengan rekayasa kandang, contohnya penggunaan
atap tipe gabel untuk mempermudahpertukaran udara di dalam kandang karena
kandang merupakan kandang terbuka yang tidak diatur otomatis oleh sistem).

Pemberian Vaksin :
 Vaksin ND : untuk mencegah penyakit ND (Newcastle Disease). Biasanya
umur 3 hari dan 21 hari

 Vaksin Gumboro : untuk mencegah penyakit gumboro. Biasanya diberikan


pada umur 10 hari

 Vaksin A.I (Avian Influenza) : untuk mencegah penyakit flu burung. Biasanya
diberikan pada umur 30 hari

Vitamin :
 Vitachick : untuk meningkatkan ketahanan tubuh, mengatasi stress pada ternak,
memacu pertumbuhan serta meningkatkan kadar vitamin pada ayam.
2. Analisis Ekonomi Produksi Ayam Petelur
a. Biaya Tetap
Biaya Tetap Harga Satuan Jumlah Jumlah Total Lama Waktu
Sewa Lahan Peternakan 30000 /m2 200 24000000 1 tahun
Bangunan Kandang 400000 /m2 100 40000000
Ember 10000 /buah 10 100000
Timbangan Ternak 1300000 /buah 1 1300000
Timbangan Gantung 50000 /buah 1 50000
Selang 180000 /50 m 1 180000
Lampu 25000 /buah 10 250000
Meja 100000 /buah 1 100000
Kursi 18000 /buah 5 90000
Almari 350000 /buah 1 350000
Sapu Lidi 15000 /buah 2 30000
PBB 48000
Tenaga Kerja 1900000 /orang 10 19000000 10 bulan
Total Biaya Tetap 85498000
b. Biaya Variabel
Biaya Variabel Harga Satuan Jumlah Jumlah Total Lama Waktu
Bibit 750000 /100 ekor 15 11250000 10 bulan
Pakan 4700 /Kg 27000 126900000 10 bulan
Obat-obatan dan Vaksin 100000 /10 ekor 150 15000000 10 bulan
Vitamin 100000 /10 ekor 150 15000000 10 bulan
Air dan Listrik 50000 /bulan 6 300000 10 bulan
Kebutuhan Pengolahan Limbah 100000 /ton 6 600000 10 bulan
Total Biaya Variabel 169050000

c. Pendapatan
Penerimaan Harga Satuan Jumlah Jumlah Total Lama Waktu
Penjualan Telur 21000 /kg 12012 252252000 40 minggu
Penjualan Ayam Afkir 45000 /ekor 1500 67500000
Penjualan Produk Hasil Pengolahan
Limbah 2000 /Kg 6000 12000000 40 minggu
Penjualan Karung Konsentrat 1500 /karung 540 810000
Total Penerimaan 332562000

d. Laba
Penerimaan – (Total Biaya Tetap + Total Biaya Variabel) 78014000 LABA
DAFTAR PUSTAKA

Lidiyawati, A. 2018. Elastisitas harga telur terhadap minat peternak ayam petelur
dalam mengembangkan usaha peternakannya. J. Aves. 12 (1): 1-8.

Murib, P., I. Kruniasih dan Kadarso. 2014. Analisis ekonomi usaha ayam petelur
di Farm Harma Banjarharjo Kecamatan Ngemplak, Sleman. J.Agros. 16 (1):
19-29.

Mongi, H. 2014. Analisis profitabilitas usaha peternakan ayam petelur Bina


Ternak Mandiri di Kelurahan Mapane Kecamatan Poso Pesisir. J. AgroPet.
11 (1): 1-11.

Anda mungkin juga menyukai