Anda di halaman 1dari 2

Nama : Jusdianto

Nim : 2023030105002
Prodi : Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Mata Kuliah : Pendidikan Anti Korupsi, Antinarkoba, dan Deradikalisasi
1. Suasana Lebaran Di Kampung Kombeli
Lebaran di Kampung Kombeli tidak hanya sekedar perayaan agama, tetapi juga sebuah
perayaan budaya yang diwarisi dari generasi ke generasi. Sejak awal bulan Ramadan, persiapan
untuk menyambut Lebaran telah dimulai dengan penuh antusiasme. Masyarakat Kampung
Kombeli sibuk dengan berbagai persiapan, mulai dari membersihkan rumah hingga
mempersiapkan hidangan khas Lebaran.
Salah satu tradisi yang sangat kental di Kampung Kombeli adalah tradisi "Nyadran", yaitu
mengunjungi makam keluarga dan leluhur untuk berdoa dan menghormati mereka. Nyadran
dilakukan pada malam sebelum Hari Raya Idul Fitri. Masyarakat berkumpul di makam-makam
keluarga sambil membawa bunga, kemenyan, dan makanan sebagai persembahan untuk arwah
leluhur.
Di setiap rumah, terdapat hidangan lezat khas Lebaran yang disajikan dengan berlimpah.
Mulai dari lapa-lapa, ketupat, ayam rendang hingga aneka kue kering menjadi hidangan wajib
yang menggugah selera. Tidak jarang, masyarakat juga saling bertukar makanan untuk
menambah keragaman hidangan Lebaran.
2. Apakah anda Mudik atau Tetap di Kendari ?
Saya dan kakak saya melakukan perjalanan mudik dengan menggunakan sepeda motor
menuju kampung halaman kami yang terletak di Kabupaten Buton, tepatnya di Kecamatan
Pasarwajo, Kelurahan Kombeli. Kami memulai perjalanan pada pukul 06.00 pagi dan akhirnya
sampai di tujuan pada pukul 19.00 malam.
3. Selama Masa Lebaran Apakah ada Masalah/kendala yang anda hadapi ?
Ketika berada di Pelabuhan Amolengo selama arus mudik yang padat menjelang Lebaran,
saya dan kakak saya menghadapi sejumlah kendala yang menantang. Salah satunya adalah
antrian kendaraan yang panjang, yang membuat perjalanan menuju pelabuhan menjadi lambat
dan melelahkan. Selain itu, proses penyeberangan juga menjadi sulit karena banyaknya
pemudik yang berbondong-bondong ingin menaiki kapal. Hal ini membuat kami harus bersabar
menunggu giliran untuk naik ke kapal, terkadang bahkan harus menghabiskan waktu berjam-
jam di pelabuhan. Selain itu, suasana yang padat juga meningkatkan risiko kecelakaan dan
kehilangan barang bawaan. Meskipun demikian, semangat untuk berkumpul dengan keluarga
di kampung halaman selama Lebaran tetap menjadi motivasi bagi saya untuk menghadapi
semua kendala tersebut dengan tabah.
4. Apa Penyebab dari Masalah/Kendala yang Anda Hadapi
Penyebab kendala yang saya hadapi saat mudik Lebaran di Pelabuhan Amolengo
bervariasi, namun beberapa faktor utama menjadi pemicu utama dari kesulitan yang saya alami.
Salah satu penyebab utama adalah lonjakan jumlah pemudik yang membanjiri pelabuhan,
menciptakan antrian kendaraan yang panjang dan memperlambat proses penyeberangan.
Kepadatan ini sering kali dipicu oleh libur panjang yang bertepatan dengan waktu Lebaran,
sehingga banyak orang yang memanfaatkannya untuk pulang ke kampung halaman. Kurangnya
infrastruktur yang memadai, seperti kurangnya kapal atau tempat parkir yang cukup, juga
menjadi faktor yang memperparah situasi. Selain itu, kurangnya pengaturan lalu lintas yang
efektif dan kurangnya koordinasi antara pihak berwenang juga membuat proses mudik menjadi
lebih sulit dan lambat. Semua faktor ini bersama-sama menciptakan suasana yang padat dan
penuh tantangan bagi para pemudik yang ingin pulang ke kampung halaman untuk merayakan
Lebaran.

Anda mungkin juga menyukai