Anda di halaman 1dari 1

Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah

Pertama-tama, khatib berwasiat kepada diri khatib pribadi dan para jemaah sekalian agar senantiasa
bertakwa kepada Allah SWT. Karena takwa merupakan sebaik-baik bekal yang bisa disiapkan
seorang muslim untuk kehidupan di dunia maupun di akhirat kelak.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi kita nabi besar Muhammad
Shalallahu ‘alaihi wasallam. yang telah menyampaikan Agama yang sempurna kepada umat
manusia. Semoga kita termasuk kedalam golongan orang-orang yang selalu berpegang teguh
dengan sunnah Beliau hingga ajal menjemput kita. Amin amin ya rabbalalamin..
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Sedih merupakan bagian dari fitrah manusia. Tak satu pun manusia bisa lepas dari kesedihan,
termasuk para nabi dan rasul. Semua orang hampir bisa dipastikan pernah mengalami yang
namanya sedih.
Nabi Ya’kub sedih dikarenakan kehilangan Nabi Yusuf ‘alaihissalam, Nabi Nuh ‘alaihissalam sedih
karena kehilangan anak dan istrinya. Bahkan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wasallam pun
bersedih tatkala kehilangan istri dan paman tercintanya, Abu Thalib, sehingga masa-masa itu
disebut dengan "ammul huzni” (tahun kesedihan). Namun, kesedihan nabi dan rasul tidak
melampaui batas dan melemahkan iman.
Ini berbeda dari sikap umatnya yang kadang tak memahami batas-batas kesedihan, terlalu larut
dalam kegundahan, sampai-sampai ada yang berubah sikap dan karakter secara signifikan.
Biasanya, yang mengalami keadaan seperti itu adalah mereka yang gersang jiwanya, lemah
agamanya, dan minim pengetahuannya, tetapi besar harapan dan angan-angannya, sehingga
tatkala apa yang sangat dicintainya hilang, ia seperti tak punya pegangan. Ada yang menjerit-jerit,
stres, depresi, bahkan putus asa dan bunuh diri.
Allah subhanahu wata’ala memberikan motivasi kepada orang yang beriman melalui firman-Nya:

‫َو َال َت ِه ُنوا َو َال َت ْح َز ُنوا َو َأنُتُم اَألْع َلْو َن ِإن ُك نُتم ُّمْؤ ِمِنيَن‬
“Janganlah kamu bersikap lemah, dan janganlah (pula) kamu bersedih hati, padahal kamulah orang-
orang yang paling tinggi (derajatnya), jika kamu orang-orang yang beriman” (QS. Ali Imran [3]: 139).
Ma’asyiral Muslimin rahimakumullah,
Syekh Imam Nawawi Al-Bantani dalam kitab Nashaihul Ibad menjelaskan:

‫َهُّم الُّد ْنَيا ِبُظْلِم الَقْلِب َو َهُّم اآلِخ َرِة ِبُنْو ِر الَقْلِب‬
“Sedih karena urusan dunia maka hati menjadi gelap dan sedih karena akhirat maka hati menjadi
terang.”

‫ِّذ‬ ‫َأ‬
‫َب اَر َك هللا ِلْي َو َلُك ْم ِفي ْالُقْر ِن ْالَع ِظ ْي ِم َو َنَفَع ِنْي َو ِاَّياُك ْم ِبَم ا ِفْي ِه ِم َن ْااَل َي اِت َو ال ْك ِر‬
‫ ْالَح ِك ْي ِم َو َت َقَّب َل ِم ِّن ي َو ِم ْنُك ْم ِتاَل َو َت ُه ِاَّن ُه ُه َو الَّسِمْيُع ْالَع ِلْي ُم‬..

Anda mungkin juga menyukai