Anda di halaman 1dari 51

TAHAPAN JITUPASNA

&
PENGUMPULAN DATA
Catur Sudharmanto,S.Sos.,M.M.B
csudharmanto@gmail.com
Sekjen FPRB Jawa Timur
08578487112, 081336660233

JEMBER, 21-22 SEPTEMBER 2022


CURICULUM VITAE
Nama : Catur Sudharmanto,S.Sos.,M.M.B
Alamat : Jl.PLTA Mendalan Km.5 Desa Pondokagung, RT/RW. 07/06, Kecamatan Kasembon, Kabupaten
Malang
Tempat dan Tgl.Lahir : Malang, 29 September 1967
Kewarganegaraan : Indonesia
Agama : Islam
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah
Phone : 085784871121, 081336660233
Pendidikan :
SLTP : SMPN 2 PARE DI KEPUNG
SLTA : SMEA NEGERI 1 TANJUNG REDEB BERAU KALTIM
SI : FISIPOL UNIVERSITAS TIMOR TIMUR
S2 : MAGISTER MANAJEMEN BENCANA UPN VETERAN YOGYAKARTA

Organisasi :
Jangkar Kelud : Koordinator umum

Forum PRB jawa Timiur : Sekjen


TUJUAN PEMBELAJARAN

PESERTA DAPAT:

1. Menjelaskan Tahapan Kajian Kebutuhan Pascabencana


2. Menjelaskan Pengumpulan Data JITUPASNA
MATERI POKOK

1. Tahapan Jitupasna

2. Pengumpulan Data Jitupasna


TAHAPAN JITU PASNA
TAHAPAN PELAKSANAAN JITUPASNA :
1. Persiapan PELAPORAN

2. Pengumpulan Data REKOMENDASI


AWAL

3. Analisis Data ANALISIS DATA

4. Rekomendasi Awal
PENGUMPULAN
DATA
5. Pelaporan
PERSIAPAN
TAHAP PERSIAPAN

• Tujuannya adalah memandu pihak yang berwenang untuk


mempersiapkan tim kerja JITU PASNA dan memandu pihak tim
kerja JITUPASNA untuk mempersiapkan metode dan alat JITU
PASNA. Tahap ini mempunyai keluaran (OUTPUT) Tim kerja
JITUPASNA serta metode dan alat JITUPASNA yang sesuai
dengan kondisi lapangan.
TAHAP PENGUMPULAN DATA

• Tujuannya adalah Memandu tim kerja JITUPASNA untuk


melaksanakan pengumpulan data akibat dan dampak pada
kebutuhan pasca bencana. Keluaran dari tahap ini adalah
tersedianya data lapangan.
TAHAP ANALISIS DATA

• Tujuannya yaitu memandu tim kerja JITUPASNA untuk


melakukan pengkajian akibat bencana, pengkajian dampak
bencana dan pengkajian kebutuhan pemulihan pasca bencana.
Keluaran pada tahap ini adalah hasil pengkajian akibat, dampak
dan kebutuhan pasca bencana.
TAHAP PELAPORAN

• Tujuannya adalah untuk memandu tim kerja JITUPASNA agar


menyusun laporan JITUPASNA.
PENGUMPULAN DATA JITU PASNA
TAHAPAN

Pengumpulan
Teknik
data sebelum Pengolahan verifikasi dan
Jenis data pengumpulan
dan sesudah data validasi data
data
bencana
PENGUMPULAN DATA:
1. Data Dasar sebelum - Dilakukan oleh Enumerator secara komprehensif
bencana - Alat penelitian berupa formulir-formulir

2. Data Primer akibat Pengumpulan Data Pascabencana


bencana per sektor DATA PRIMER

dan sub sektor

RT/RW Desa Kecamatan Kab. – Kota - Prov BNPB


JENIS DATA YANG DIKUMPULKAN
TEKNIK PENGUMPULAN DATA

• Kajian LITERATUR
• Observasi/survey langsung
• Wawancara mendalam (in depth
interview)
• Diskusi Kelompok Terfokus ( • Catatan : Metode pengumpulan
FGD ) data dengan Sampling atau
• Kuesioner sensus (perlu dipertimbangankan
dengan baik)
PENGOLAHAN DATA

Perbaikan/cross check: Editing dilakukan dengan cara memeriksa data hasil


jawaban dari kuesioner yang telah diberikan kepada responden kemudian
dilakukan koreksi apakah telah terjawab dengan lengkap. Kegiatan ini dilakukan
di lapangan sehingga apabila terdapat kekurangan atau data tidak lengkap dapat
segera dilakukan perbaikan

Coding: Kegiatan ini dilakukan dengan memberi nilai pada kuesioner


terhadap tahap-tahap dari jawaban responden agar lebih mudah dalam
melakukan pengolahan data selanjutnya

Tabulasi: Kegiatan ini dilakukan dengan cara menghitung dari jawaban


kuesioner responden yang telah diberi kode untuk selanjutnya dimasukkan
ke dalam tabel.
VERIFIKASI DAN VALIDASI DATA
(PEMERIKSAAN SILANG DENGAN BERBAGAI SUMBER)

• Membandingkan data setelah dan sebelum bencana


• Membandingkan dengan laporan media massa/organisasi non pemerintah
yang kredibel
• Konfirmasi kepada narasumber strategis yang kredibel
• Memeriksa peta dan foto udara setelah terjadinya bencana
• Mengunjungi lapangan
• Verifikasi dengan menggunakan formulir pengumpulan data sesuai dengan
kebutuhan
ANALISIS DATA
PENGKAJIAN AKIBAT
APA YANG TERJADI
PADA WAKTU TERJADI BENCANA?
1. Sektor-sektor yang terkena (Perumahan, Infrastruktur,, Ekonomi
Produktif, Sosial, Lintas Sektor)
2. Jenis asset yang terkena (Sawah, Ternak, Jalan, Rumah, Sekolah,
Puskesmas dll)
3. Fungsi kepemerintahan dan penyampaian pelayanan
4. Perubahan pada sumber mata pencaharian (Sawah, Ladang, dll)
5. Perubahan pada kemampuan untuk memenuhi kebutuhan dasar
(Pendidikan, Kesehatan, Air Bersih dll)
PENGKAJIAN AKIBAT BENCANA
Aspek Keterangan
Kerusakan Perubahan bentuk pada aset fisik dan infrastruktur milik pemerintah,
masyarakat, keluarga dan badan usaha sehingga terganggu fungsinya
secara parsial atau total
Kerugian Meningkatnya biaya kesempatan atau hilangnya kesempatan untuk
memperoleh keuntungan ekonomi karena kerusakan aset milik
pemerintah, masyarakat, keluarga dan badan usaha
Gangguan Hilang atau terganggunya fungsi kemasyarakatan dan pemerintahan
fungsi
Gangguan Hilang atau terganggunya akses individu, keluarga dan masyarakat
Akses terhadap pemenuhan kebutuhan dasarnya
Meningkatnya Meningkatnya kerentanan dan atau menurunnya kapasitas individu,
Risiko keluarga, masyarakat, pemerintah dan badan usaha
KERUSAKAN

• Nilai dari aset-aset yang terkena dampak secara seketika dan


langsung (aset fisik atau infrastruktur, barang jadi, bahan baku ,
peralatan dan properti lainnya ).
• Diperkirakan dalam unit aset fisik yang mengalami kerusakan total
atau sebagian
• Biaya merekonstruksi prasarana dan sarana, peralatan, mesin dan
aset lainnya untuk kembali ke tingkat pra-bencana
KLASIFIKASI

• Rusak Berat (Hancur): Nyata-nyata tidak dapat lagi digunakan, dan


memerlukan rekonstruksi menyeluruh
• Sedang: secara struktural masih kuat dan dapat diperbaiki atau digunakan
kembali dengan investment tertentu
• Ringan: secara struktural masih utuh dan dapat berfungsi kembali dengan tanpa
memerlukan investasi atau hanya sedikit
KRITERIA KERUSAKAN BANGUNAN
Kategori
No Kriteria Kerusakan Uraian
Kerusakan
• Bangunan roboh total
• Sebagian besar struktur utama bangunan
rusak
Bangunan roboh atau
• Sebagaian besar dinding dan lantai bangunan
sebagian besar
I Berat patah/retak
komponen struktur
• Secara fisik kondisi kerusakan >70%
rusak
• Komponen penunjang lainnya rusak total
• Membahayakan/beresiko difungsikan
• Perbaikan dengan rekonstruksi
• Bangunan masih berdiri
Bangunan masih • Sebagian kecil struktur utama bangunan rusak
berdiri, sebagian kecil • Sebagian besar komponen penunjang lainnya
II Sedang komponen struktur rusak
rusak, dan komponen • Relatif masih berfungsi
penunjangnya rusak • Secara fisik kerusakan 30% - 70%
• Perbaikan dengan rehabilitasi
• Bangunan masih berdiri
Bangunan masih • Sebagian kecil struktur bangunan rusak ringan
berdiri, sebagian • Retak-retak pada dinding plesteran
III Ringan komponen struktur • Sebagian kecil komponen penunjang lainnya
retak (struktur masih rusak
bisa difungsikan) • Masih bisa difungsikan
• Secara fisik kerusakan <30 %
NILAI KERUSAKAN

• Ongkos penggantian : nilai aset sebelum terkena bencana ( nilai pra - bencana ) yang
diperkirakan dari:
• nilai pasar dari aset sebelum terdampak
• Harga pembelian dikurangi depresiasi
• Nilai asuransi
• Ongkos perbaikan: jumlah biaya yang diperlukan untuk mengembalikan kondisi dan fungsi
aset seperti sebelum dampak.
PERLUNYA MENGHITUNG KERUGIAN

• Dulu, perkiraan kebutuhan pemulihan hanya didasarkan pada perkiraan


kerusakan
• Pembiayaan pemulihan sangat lebih besar ketimbang kerusakan saja
• Kerusakan dan kerugian Kerugian memungkinkan estimasi dari total efek
dari bencana ( misalnya . Kebutuhan sosial dan dampak ekonomi
KERUSAKAN DAN KERUGIAN
Akibat Sesaat Akibat Jangka Menengah
KERUSAKAN KERUGIAN

Kerusakan Kerugian
 Kehancuran sebagian dan  Perubahan dalam aliran
seluruh aset fisik ekonomi
 Terjadi pada waktu bencana  Terjadi setelah bencana dan
berlangsung selama
 Diukur dalam unit fisik dan
periode yang relatif panjang
dinilai menurut biaya
penggantian  Dinilai berdasarkan harga
saat itu.
DATA DASAR PENILAIAN

KERUSAKAN KERUGIAN

Data STATIS aset - aset fisik Data DINAMIS sebelum terjadi


yang ada sebelum terjadi bencana mengenai kinerja
bencana di wilayah yang sektoral di wilayah yang
terdampak terdampak

DATA STATIS DATA DINAMIS


Stok Aset Fisik Pra Bencana Kinerja Sektoral Pra Bencana
Jumlah dan Kategori Personil Yang Lembur
Fasilitas Supply Bahan Meningkat
JENIS - JENIS KERUSAKAN DAN KERUGIAN

KERUSAKAN KERUGIAN

• Rumah dan barang-barang • Kehilangan produksi di


rumah tangga
sektor pertanian, perikanan,
• RS, Sekolah, beserta
peralatannya peternakan, industri,
• Tanah pertanian dan sistem perdagangan dan pariwisata
irigasi
• Kenaikan biaya operasional
• Jalan dan Jembatan
• Pelabuhan dan Bandara dan turunnya pendapatan di
• Sistem pasokan air bidang listrik, air bersih dan
• Sistem pasokan listrik transportasi
RUSAK BERAT

RUSAK SEDANG
PENILAIAN KERUSAKAN

KERUSAKAN = JUMLAH UNIT FISIK RUSAK X


HARGA SATUAN X TINGKAT KERUSAKAN (%)

PENILAIAN KERUGIAN : DIDASARKAN PADA ASUMSI-ASUMSI

KERUGIAN = (WAKTU X BIAYA TAMBAHAN) +


(WAKTU X POTENSI KEHILANGAN PENDAPATAN)
CONTOH
PENILAIAN KERUSAKAN BANGUNAN

Tingkat Kerusakan:

 RB (berat) = luas (m2) x harga (m2) x (100% sd 71%)

 RS (sedang) = luas (m2) x harga (m2) x (70% sd 31%)

 RR (ringan) = luas (m2) x harga (m2) x (30% sd 1%)


CONTOH HITUNGAN

Kerusakan- ongkos biaya Kerugian – nilai dari


perbaikan atau penggantian

• Taxi • Kehilangan pendapatan

• Bangunan, rumah dan isinya • Kehilangan pendapatan dari penyewaan,


ongkos penyewaan

• Terminal angkot dan • Hilangnya pemasukan


perlengkapannya • Ongkos pembersihan dan perbaikan

• Jalan dan jembatan • Ongkos jalan alternatif


• Ongkos jembatan sementara

• Rumah sakit, instalasi, • Kehilangan pendapatan


peralatan, obat-obatan • Ongkos penyewaan pengganti
• Ongkos pemusnahan
CONTOH PERHITUNGAN
DATA KEJADIAN BENCANA YANG TERSEDIA:

• Bencana banjir selama 10 hari.


• Jumlah pengungsi sebanyak 900 jiwa.
• Rumah rusak berat 75 unit.
• Rumah rusak sedang 150 unit.
• Harga satuan bangunan gedung Rp.2.500.000/meter persegi.
(LANJUTAN) ASUMSI TAMBAHAN DARI TIM

• Tingkat kerusakan ditentukan dari hasil pengamatan foto dokumentasi dan survey lapangan secara
sampling, diperoleh untuk rusak berat sebesar 80% dan sedang 50 %.
• Luasan bangunan rumah diasumsikan rata-rata sebesar 45 meter persegi (luas bangunan
menyesuaikan dengan kondisi masing-masing daerah) dari hasil pengamatan foto dokumentasi dan
survey lapangan secara sampling.
• Isi rumah diasumsikan mengalami rusak berat akibat terendam banjir sebesar 10% dari nilai rumah.
• Biaya hidup pengungsian Rp.100.000/orang untuk 1 hari.
• Masyarakat di pengungsian diasumsikan selama 14 hari.
• Biaya pembersihan 1 rumah: 2 orang selama 2 hari dengan biaya Rp.100.000/orang.
• Dari 900 orang pengungsi diasumsikan 450 orang yang bekerja dengan penghasilan rata rata
Rp.100.000/hari
PERHITUNGAN KERUSAKAN

• Harga satu unit rumah 45 x 2.500.000 = 112.500.000


• Rusak Berat 75unit x 112.500.000 x 80% = 6.750.000.000
• Rusak Sedang 150 unit x 112.500.000 x 50% = 8.473.500.000
• Isi Rumah (75+150) unit x 112.500.000 x 10% = 2.531.250.000
• Total kerusakan 6.750.000.000 + 8.473.500.000 + 2.531.250.00 = 17.754.750.000
PERHITUNGAN KERUGIAN

• Biaya hidup 900 jiwa x 100.000 x 14 hari = 1.250.000.000


• Pembersihan rumah (75+150) x 2 orang x 2 hari x 100.000 = 90.000.000
• Kehilangan pendapatan 450 orang x 14 hari x 200.000 = 1.260.000.000
• Total Kerugian 1.250.000.000 +90.000.000 + 1.260.000.000 = 2.600.000.0000

Cara perhitungan yang sama digunakan pada sektor dan aset yang lain.Asumsi dapat menggunakan cara
di atas atau dikembangkan menyesuaikan data yang diperoleh maupun metode dan harga satuan
setempat. Tambahan yang diperlukan untuk hitung cepat bisa berasal dari data-data dasar atau hasil
diskusi dengan OPD teknis, kelompok tani, kelompok ternak, maupun masyarakat di daerah bencana
GANGGUAN AKSES

• Hilang atau terganggunya akses individu, kelompok dan masyarakat dalam


memenuhi kebutuhan dasarnya

• Ongkos yang dikeluarkan oleh individu, kelompok dan pemenuhan


masyarakat untuk memenuhi kebutuhan dasar mereka
GANGGUAN FUNGSI

• Hilang atau terganggunya fungsi – fungsi kepemerintahan dan


kemasyarakatan dalam menyelenggarakan pemerintahan termasuk
penyampaian pelayanan dasar

• Ongkos yang dikeluarkan oleh pemerintah, lembaga dan organisasi untuk


memulihkan fungsi kepemerintahan dan kemasyarakatan
PENINGKATAN RISIKO

• Meningkatnya keterpaparan terhadap bencana baik dari peningkatan


ancaman bencana susulan, kenaikan kerentanan, dan melemahnya kapasitas

• Ongkos yang dikeluarkan untuk barang dan jasa atau kegiatan untuk
mengurangi risiko bencana
KARAKTER RISIKO

1. Pola Bencana (Frekuensi, Siklus dll)


2. Kelompok Paling Rentan?
3. Kemungkinan Risiko Susulan?
4. Kapasitas yang ada untuk pulih?
PENGKAJIAN DAMPAK
DAMPAK

• Perubahan variabel ekonomi makro , faktor sosial , kondisi lingkungan


dan situasi risiko bencana yang disebabkan oleh bencana
• Dilakukan melalui penilaian data kuantitatif serta penilaian cepat
kualitatif .
• Berfungsi sebagai dasar untuk pemantauan masa pemulihan .
CONTOH DAMPAK EKONOMI
Kerugian dari rusaknya jalan, jembatan , dan sarana produksi
pertanian:
• Menurunkan pertumbuhan ekonomi ( PDB ) karena
produktivitas rendah ;
• Meningkatkan utang nasional jika perbaikan jalan akan didanai
oleh pinjaman ;
• Penurunan pendapatan dari pajak dan memperburuk posisi
fiskal karena pemasukan menurun pada saat Pemda harus
mengeluarkan biaya yang lebih banyak
• Pengaruh pada Neraca pembayaran jika barang bangunan dan
pasokan harus didatangkan dari luar
CONTOH DAMPAK SOSIAL

• Dampak sosial ekonomi – penurunan pendapatan rumah tangga ,


kesehatan, gizi, hutang , pendidikan anak-anak dan akses ke layanan
sosial dan ekonomi , mekanisme koping - seperti meminjam uang ,
bekerja di luar daerah bencana , dll
• Kerukunan - peningkatan kerentanan keluarga yang tinggal di
penampungan, hilangnya tenaga kerja dan keterampilan yang diperlukan
dalam masyarakat , perubahan struktur di dalam keluarga dan
masyarakat
CONTOH DAMPAK LINGKUNGAN

• Perubahan keragaman hayati


• Konfigurasi kontur tanah dan resapan air
• Perubahan ekosystem dan daya dukung
• Perubahan hubungan alam dan masyarakat perambah
• Kontaminasi dan polusi
DAMPAK PADA RISIKO

Meningkatkan kerentanan sektor-sektor tertentu , daerah dan kelompok


masyarakat . Contoh :
• Kerusakan tanggul dapat meningkatkan kerentanan dari banjir ,
• Kekuatan infrastruktur bisa saja melemah setelah gempa bumi
• Risiko dari bencana susulan atau bawaan
PENGKAJIAN KEBUTUHAN
PERUMUSAN PERKIRAAN
KEBUTUHAN
INVENTARISASI & DATA
SEKUNDER:
Jenis, jumlah, lokasi & nilai kebutuhan
Pembangunan, Pemulihan dan
Pemberian Bantuan yang diverifikasi
dengan data sekunder

Kebutuhan
Pemulihan

SURVEY & FGD WAWANCARA


Aspirasi Penyintas atas cara Pendapat pembuat kebijakan &
Pembangunan, Pemulihan dan pakar atas Pembangunan, Pemulihan
Pemberian Bantuan dan Pemberian Bantuan
PERKIRAAN KEBUTUHAN BENCANA

Aspek Keterangan
PEMBANGUNAN Kebutuhan pembangunan bertujuan untuk memulihkan aset milik pemerintah,
KEMBALI (Rekonstruksi) masyarakat, keluarga dan badan usaha

PENGGANTIAN Kebutuhan penggantian bertujuan untuk mengurangi kerugian ekonomi yang dialami
(STIMULASI, oleh pemerintah, masyarakat, keluarga dan badan usaha.
KOMPENSASI)

PENYEDIAAN BANTUAN Kebutuhan penyediaan bantuan yang bertujuan untuk membantu memulihkan akses
individu, keluarga dan masyarakat terhadap hak-hak dasar seperti pendidikan,
kesehatan, pangan, jaminan sosial, perumahan, budaya, pekerjaan, kependudukan dan
lain-lain.
PEMULIHAN FUNGSI Kebutuhan pemulihan fungsi merupakan kebutuhan yang bertujuan untuk
menjalankan kembali fungsi pemerintahan dan kemasyarakatan.

PENGURANGAN RISIKO Kebutuhan pengurangan risiko meliputi kebutuhan mencegah dan melemahkan
ancaman, kebutuhan mengurangi kerentanan terhadap bencana dan kebutuhan
meningkatkan kapasitas masyarakat dan pemerintah dalam menghadapi bencana di
masa datang.
MBAH DHARMO

Anda mungkin juga menyukai