Anda di halaman 1dari 2

Batuan Peraga 207

Berdasarkan pengamatan secara megaskopis, batuan ini memiliki warna coklat


kekuningan. Struktur yang tampak pada batuan ini tidak menampakkan adanya
penjajaran mineral dengan mineral penyusun berbentuk equidimensional sehingga
temasuk struktur non foliasi tipe hornfelsic. Batuan ini memiliki tekstur ketahanan yang
sudah tidak memperlihatkan struktur protolithnya sehingga termasuk kristaloblastik.
Mineral penyusun batuan ini memiliki ukuran yang bisa dilihat mata sehingga ukuran
butirnya fanerit. Mineral penyusun batuan ini terlihat memiliki batas yang jelas sehingga
bentuk inidvidu kristalnya idioblastik. Mineral ini memiliki bentuk granular dan
susunannya teratur sehingga bentuk mineralnya granuloblastik.
Batuan ini tersusun atas beberapa komposisi mineral. Mineral yang petama
memiliki warna putih bening. Saat disinari cahaya mineral ini dapat meneruskan cahaya
sehingga memiliki transparansi transparan, serta menampakkan kilap seperti kaca
sehingga termasuk kilap kaca. Mineral ini menghasilkan cerat berwarna putih dan saat
ditetesi HCl mineral ini tidak menghasilkan buih. Diinterpretasikan mineral ini adalah
kuarsa dengan kelimpahan 95% dari batuan. Pada batuan ini juga ditemukan adanya
pengotor yang berwarna kecoklatan dan bersifat afanit.
Berdasarkan pendeskripsian diatas, batuan peraga 207 memiliki warna coklat
kekuningan, struktur non foliasi hornfelsic, tekstur ketahanan kristaloblastik, ukuran
butir fanerit, bentuk individu Kristal idioblastik, bentuk mineral granuloblastik serta
memiliki komposisi mineral kuarsa 95% dan pengotor 5%, diinterpretasikan memiliki
nama Quartzite berdasarkan Klasifikasi W. T. Huang, 1962.
Diinterpretasikan batuan ini terbentuk dari protolith berupa batupasir karena batuan
ini tersusun dari mineral kuarsa yang dominan. Batuan ini mengalami metamorfisme tipe
kontak dengan pengaruh suhu yang lebih dominan sehingga dapat membentuk struktur
non foliasi hornfelsic yang tidak terdapat penjajaran mineral. Proses metamorfisme yang
dialami batuan ini sudah sempurna sehingga struktur protolith dari batuan ini tidak
terlihat lagi. Batuan ini mengalami proses diagenesis tahap rekristalisasi atau
pembentukan Kristal mineral baru, segregasi dimana terjadi pemisahan antara mineral
pipih dengan granular serta reorientasi yaitu penyusunan kembali mineral mineral yang
telah ada sebelumnya.
Gambar 4.1 kurva metamorfisme

Anda mungkin juga menyukai