Disusun Oleh:
ERMA PARANDUK 4520044004
Penulis
v
DAFTAR ISI
SAMPUL ................................................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN ............................................................................. ii
HALAMAN PENGESAHAN .............................................................................. iii
SURAT PERNYATAAN ..................................................................................... iv
KATA PENGANTAR ........................................................................................... v
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR .......................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
INTISARI ............................................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Penentuan Kapasitas Pabrik .......................................................................... 2
1.3 Pemilihan Lokasi Pabrik ............................................................................... 7
1.4 Tinjauan Proses ............................................................................................. 9
vi
7.1 Unit Penyediaan dan Pengolahan Air (Water Supply System) .................. 36
7.2 Unit Pengadaan Dowtherm A ...................................................................... 40
7.3 Unit Pembangkit Listrik .............................................................................. 40
7.4 Unit Penyediaan Bahan Bakar .................................................................... 42
7.5 Unit Pengolahan Limbah ............................................................................ 43
7.6 Unit Penyediaan Udara Tekan .................................................................... 44
vii
DAFTAR GAMBAR
viii
DAFTAR TABEL
ix
Tabel 7.8 Spesifikasi Tangki Utilitas .................................................................... 48
Tabel 8.1 Perincian Luas Tanah ............................................................................ 54
Tabel 9.1 Alat Pengaman yang digunakan ............................................................ 64
Tabel 10.1 Jadwal Hari dan Jam Kerja ................................................................. 74
Tabel 10.2 Jabatan dan Prasyarat .......................................................................... 74
Tabel 10.3 Jumlah Karyawan ................................................................................ 75
Tabel 10.4 Penggolongan Gaji Menurut Jabatan .................................................. 76
x
INTISARI
Bio oil adalah bahan bakar cair berwarna gelap, beraroma seperti asap dan diproduksi dari
biomassa seperti kayu, kulit kayu, kertas atau biomassa lainnya. Kebutuhan bio oil di Indonesia
masih mengandalkan impor, sehingga perlu adanya pendirian pabrik bio oil. Pabrik bio oil ini
dirancang dengan kapasitas 43.000 ton/tahun yang diharapkan mampu memenuhi kebutuhan bio
oil domestik, sehingga dapat mengurangi ketergantungan terhadap impor bio oil.
Bio oil diperoleh dari proses fast pyrolisis limbah tandan kosong kelapa sawit (TKKS), dimana
TKKS akan difluidisasikan dalam reactor fluidized bed menggunakan gas nitrogen berlangsung
pada suhu 500 o C dan tekanan 1 atm menjadi bio oil.
Bentuk badan usaha yang direncanakan adalah Perseroan Terbatas (PT) dan bentuk organisasinya
adalah organisasi sistem garis dan staf. Pabrik ini didirikan di Kabupaten Asahan, Sumatera
Utara - Indonesia dengan luas tanah 20.547 m2. Bahan baku TKKS diperoleh dari pabrik-pabrik
pengolahan kelapa sawit yang ada di Sumatera Utara. Pabrik beroperasi secara kontinu selama
330 hari efektif dalam satu tahun dengan jumlah tenaga kerja sebanyak 200 orang.
Hasil analisa ekonomi Pabrik Pembuatan Bio oil dari limbah TKKS adalah Total Capital
Investment Rp 290.856.496.116 terdiri dari Fixed Capital Investment sebesar Rp
24 7.228 .021 .699 dan Working Capital Investment sebesar Rp 43.628.474.417 dan harga jual
produksi sebesar Rp 476.276.951.705 pertahun. Hasil analisa ekonomi prarancangan pabrik
Pembuatan Bio oil diperoleh Rate on Investment sebelum dan sesudah pajak sebesar 24%
dan 21%, Pay Out Time sebelum dan sesudah pajak 2,92 tahun dan 4,83 tahun dan Break Event
Point sebesar 45,77%, serta Shut Down Point sebesar 22,78%. Dengan demikian dapat
disimpulkan bahwa Pabrik ini layak untuk didirikan.
xi
BAB I PENDAHULUAN
BAB I PENDAHULUAN | 1
Limbah padat yang berasal dari pengolahan kelapa sawit berupa tandan
kosong kelapa sawit, cangkang atau tempurung, serat, lumpur, dan bungkil.
Dalam 1 ha lahan pertanaman kelapa sawit akan dihasilkan limbah sekitar 6,75
ton limbah tandan kosong kelapa sawit dan 22 ton limbah pelepan kelapa sawit.
Setiap pengolahan 1 ton tandan buah segar akan menghasilkan limbah padat
berupa tandan kosong kelapa sawit sebanyak 200–250 kg (CV. Meori Agro,
2012).
60000
40000
y = 9,368.60x - 18,875,688.60
20000
R² = 0.37
0
2017 2018 2019 2020 2021
Tahun
BAB I PENDAHULUAN | 2
dimana ; y = kebutuhan (ton/tahun)
b = koefisien regresi (kemiringan)
x = tahun perencanaan berdirinya pabrik (2027)
a = koefisien
Sehingga, y = 9.368,60x - 18.875.688,60
Maka, kebutuhan impor Bio Oil di Indonesia pada tahun 2027 ialah :
y = 9.368,60(2027) - 18.875.688,60
= 114.464 ton/tahun
Data Produksi
Tabel 1.2 Data Produksi Bio Oil di Indonesia
Tahun ke- Tahun kapasitas (ton)
1 2017 25.000
2 2018 25.000
3 2019 25.000
4 2020 25.000
5 2021 25.000
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia
Dari data produksi dalam negeri di atas, diketahui bahwa pabrik bio oil
di Indonesia yaitu PT. Bumi Hutani Lestari yang berlokasi di Campaga Hulu,
Kalimantan Tengah memiliki kapasitas produksi sebesar 25.000 ton/tahun.
Produksi untuk tahun 2027 dianggap tetap pada nilai 25.000 ton/tahun karena
pabrik telah beroperasi pada kapasitas terpasangnya.
Berdasarkan data impor dan produksi dalam negeri dapat diketahui nilai
supply bio oil di Indonesia pada tahun 2027 adalah :
Supply = Impor + Produksi
= (114.464 + 25.000) ton/tahun
= 139.464 ton/tahun
BAB I PENDAHULUAN | 3
b. Demand
Ekspor
Tabel 1.3 Data Ekspor Bio Oil di Indonesia
Tahun ke- Tahun Kapasitas (ton)
1 2017 8.973
2 2018 10.754
3 2019 12.682
4 2020 16.467
5 2021 18.229
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia
15000
0
2017 2018 2019 2020 2021
BAB I PENDAHULUAN | 4
Konsumsi Dalam Negeri
Tabel 1.4 Data Konsumsi Dalam Negeri
Tahun ke- Tahun Kapasitas (ton)
1 2017 86.137
2 2018 94.862
3 2019 98.586
4 2020 108.311
5 2021 126.835
Sumber : Badan Pusat Statistik Indonesia
BAB I PENDAHULUAN | 5
Berdasarkan proyeksi data impor , ekspor, produksi, dan konsumsi Bio Oil di
Indonesia, maka pada tahun 2027 peluang pasar untuk Bio Oil dapat
ditentukan dengan kapasitas pabrik sebagai berikut :
Peluang = Demand – Supply
= (211.623 – 139.464) ton/tahun
= 72.159 ton/tahun
Jadi, kapasitas tahun 2027 = peluang x 0,6
= 72.159 ton/tahun x 0,6
= 43,295 ton/tahun
BAB I PENDAHULUAN | 6
Berdasarkan data produksi Kelapa Sawit di daerah Sumatera Utara, dapat
dilihat bahwa Sumatera Utara memiliki produksi TKKS yang melimpah yang
dapat memenuhi bahan baku produksi Pabrik Bio Oil dengan kapasitas 43.000
ton/tahun.
BAB I PENDAHULUAN | 7
lancar. Bahan baku pabrik yaitu Tandan Kosong Kelapa Sawit disuplai dari
Perusahaan Perkebunan Kelapa Sawit dimana jumlahnya cukup banyak di
sekitar Asahan, Sumatera Utara. Bahan baku pendukung seperti air yang
digunakan untuk air domestik didapat dari sungai Silau, Asahan.
2. Transportasi
Pembelian bahan baku tandan kosong kelapa sawit dilakukan dengan
menggunakan truk dan jalur darat. Bahan bakar gas alam di supply dari PT.
Gas Alam Arun di Aceh. Pengiriman produk bio oil, char dan gas CO 2 dapat
dilakukan dengan jalur darat dan laut. Lokasi yang dipilih dalam rencana
pendirian pabrik ini merupakan perluasan industri, yang dekat dengan jalan
lintas Sumatera.
3. Pemasaran
Bio Oil masih sedikit diproduksi di Indonesia, sehingga pemasaran
produk ini cukup menguntungkan. Oleh karena itu dibangun pabrik Bio Oil
untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri. Daerah lokasi pendirian pabrik
diusahakan dekat dengan pelabuhan dan fasilitas jalan tol sehingga
mempermudah untuk melakukan pemasaran, baik di dalam maupun luar
negeri.
4. Utilitas
Lokasi pabrik yang dipilih harus mempunyai sumber air untuk utilitas
yang memadahi, baik segi kualitas maupun kuantitasnya. Utilitas yang
diperlukan meliputi air, bahan bakar dan listrik. Kebutuhan air sebagai air
proses, air sanitasi dan air umpan heat. Untuk memenuhi kebutuhan air,
sumber air yang digunakan berasal dari air Sungai Silau, Asahan yang
mengalir di sekitar pabrik.
Pembangkit listrik utama untuk pabrik adalah menggunakan generator
diesel yang bahan bakarnya diperoleh dari PT. Pertamina. Selain itu,
kebutuhan listrik juga dapat diperoleh dari Perusahaan Listrik Negara (PLN).
Bahan bakar gas alam dapat diperoleh dari PT. Gas Alam Arun Aceh.
5. Tenaga Kerja, sebagai kawasan industri, daerah ini merupakan salah satu
tujuan para pencari kerja. Di daerah ini tersedia tenaga kerja terdidik
BAB I PENDAHULUAN | 8
maupun yang tidak terdidik serta tenaga kerja yang terlatih maupun tidak
terlatih.
6. Kondisi geografis dan sosial
Lokasi pabrik harus mempunyai iklim dan letak geografis yang baik,
stabil dan bebas bencana. Lokasi yang dipilih merupakan lokasi yang cukup
stabil karena memiliki iklim rata-rata yang cukup baik. Seperti daerah lain di
Indonesia yang beriklim tropis dengan suhu udara sekitar 20-30°C.
Sikap masyarakat diperkirakan akan mendukung pendirian pabrik pembuatan.
Bio Oil karena akan menjamin tersedianya lapangan kerja bagi mereka.
Selain itu pendirian pabrik ini diperkirakan tidak akan mengganggu
keselamatan dan keamanan masyarakat di sekitarnya.
7. Kemungkinan perluasan dan ekspansi
Perluasan pabrik haruslah memperhitungkan rencana perluasan pabrik
tersebut dalam jangka waktu 10 atau 20 tahun kedepan (jangka panjang).
Karena apabila suatu saat nanti akan memperluas area dari pabrik tidak
kesulitan dalam mencari lahan perluasan.
8. Peraturan Pemerintah
Dalam mendirikan suatu bangunan (pabrik) haruslah dilengkapi dengan
surat-surat dari instansi yang terkait, baik itu pemda ataupun dari badan
pertanahan setempat. Lahan yang akan didirikan pabrik harus bebas dari
sengketa kasus-kasus yang lain, agar pendirian pabrik tidak mengalami
kesulitan pada saat membangun maupun pada saat mendatang.
BAB I PENDAHULUAN | 9
dalam bio oil yaitu lignin, alkohol, asam organik, dan karbonil (Winanti dan
Masfuchah, 2011).
Bio oil dibentuk dari suatu proses yang disebut pirolisis dimana bahan baku
biomassa seperti serbuk gergaji kayu atau ampas tebu dipanaskan pada suhu
400-500oC tanpa adanya oksigen. Bio oil mengandung hingga 25% air.
Komponen air didalam bio oil bukan pada fasa yang terpisah dan merupakan hal
yang penting karena ini menurunkan viskositas dari bahan bakar (Dynamotive,
2012).
Bio oil dari biomassa mengandung aldehid, keton, dan senyawa lain yang
dapat bereaksi melalui kondensasi aldol selama penyimpanan atau penanganan
yang akan menyebabkan perubahan yang tidak diinginkan dalam sifat fisik.
Viskositas dan kadar air dapat meningkat dan volatilitas berkurang. Variabel yang
paling penting dalam hal ini adalah suhu. Bio oil mempunyai kandungan air
hingga 25% dan tidak dapat langsung dipisahkan. Berbeda dengan bahan bakar
minyak bumi, bio oil berisi kandungan oksigen yang besar biasanya sebanyak 45-
50%. Kehadiran oksigen adalah perbedaan utama untuk perbedaan sifat antara
bahan bakar hidrokarbon dan bio oil ini.
Bio oil dapat dibuat dari berbagai limbah biomassa dari hutan dan pertanian.
Potensi limbah bahan baku biomassa yang baik termasuk ampas tebu, sekam
padi, jerami padi, gandum dan kayu. Biomassa yang digunakan untuk pembuatan
bio oil harus mempunyai kandungan air sekitar 50-60% (basis basah).
Pengeringan pasif yang dilakukan pada musim yang panas dapat mengurangi
kadar air hingga 30%. Pengeringan aktif di dalam silo dapat mengurangi kadar
air sampai 12% (Steele, 2005).
BAB I PENDAHULUAN | 10
1.4.2 Kandungan Lignin dalam TKKS
Lignoselulosa merupakan sumber bahan baku bukan pangan yang
sangat potensial untuk dieksploitasi sebagai bahan baku pembuatan bio oil.
Lignoselulosa banyak ditemui pada kayu, rumput, sisa penebangan hutan, limbah
pertaninan dan lain sebagainya. Komposisi utama kayu yaitu selulosa,
hemiselulosa, dan lignin. Biomassa lignoselulosa sebagian besar terdiri dari
campuran polimer karbohidrat (selulosa dan hemiselulosa), lignin, ekstraktif dan
abu. Holoselulosa adalah istilah yang biasa digunakan untuk menyebutkan total
karbohidrat yang terkandung dalam biomassa yang meliputi selulosa dan
hemiselulosa. (Isroi, 2008).
Indonesia banyak sekali potensi dalam hal biomassa lignoselulosa
dibandingkan dengan negara-negara beriklim dingin. Sumber potensi biomassa
lignoselulosa menurut Isorai, 2008 di Indonesia antara lain sebagai berikut :
1. Limbah pertanian/industri pertanian: jerami, tongkol jagung, sisa
pangkasan jagung, onggok, dan lain-lain.
2. Limbah perkebunan: tandan kosong kelapa sawit (TKKS), sisa pangkasan
tebu, kulit buah kakao, kulit buah kopi, dan lain-lain.
3. Limbah kayu dan kehutanan: sisa gergajian, limbah sludge pabrik kertas,
dan lain-lain.
4. Sampah organik: sampah rumah tangga, sampah pasar dan lain-lain.
BAB I PENDAHULUAN | 11
Tabel 1.6 Kandungan Senyawa Tandan Kosong Kelapa Sawit
Komponen Kadar (%)
Lignin 22
Selulosa 40
Hemiselulosa 24
Ash content 14
(Azemi dkk, 1994)
BAB I PENDAHULUAN | 12
a. Suhu pirolisis, yang berpengaruh terhadap hasil pirolisis, karena dengan
bertambahnya suhu maka proses peruraian semakin sempurna.
b. Waktu pirolisis, yang berpengaruh terhadap kesempatan untuk bereaksi.
Waktu reaksi yang panjang akan meningkatkan hasil cair dan gas
sedangkan hasil padat nya akan menurun. Waktu yang dibutuhkan
tergantung pada jumlah dan jenis bahan yang diproses.
c. Kadar air bahan, dimana nilainya yang tinggi akan menyebabkan
timbulnya uap air dalam proses pirolisis yang mengakibatkan tar tidak bisa
mengembun di dalam pendingin sehingga waktu yang digunakan untuk
pemanasan semakin banyak.
d. Ukuran bahan, tergantung dari tujuan pemakaian, hasil arang dan ukuran
alat yang digunakan (Winanti dan Masfuchah, 2011).
Tabel 1.7 Jenis- Jenis Proses Produksi Bio Oil
Produk
Proses
Cair Arang Gas
Pirolisis Cepat
Temperatur 400–600oC 75% 12% 13%
Waktu tinggal uap panas pendek (<2 detik)
Pirolisis Menengah
Temperatur 500oC 50% 25% 25%
Waktu tinggal uap panas sedang
Pirolisis Lambat
Temperatur 350–400oC 30% 35% 35%
Waktu tinggal yang lebih lama
Gasifikasi
Temperatur tinggi 800oC 5% 10% 85%
Waktu tinggal yang lebih lama
(Winanti dan Masfuchah, 2011)
Dari jenis-jenis proses pembuatan bio oil diatas yaitu dapat dilihat bahwa
proses pirolisis cepat akan menghasilkan yield bio oil yang tinggi dan produk
samping arang dan gas dalam jumlah sedikit. Oleh karena itu pada tugas akhir
prarancangan pabrik ini digunakan proses pirolisis cepat dan menggunakan
BAB I PENDAHULUAN | 13
reaktor fluidized bed yang mempunyai perpindahan panas dan massa yang baik
dengan menggunakan gas nitrogen sebagai gas untuk memfluidisasi biomassa
yang ada di dalam reaktor tersebut.
Penelitian tentang fast pyrolysis dari TKKS yang dilakukan dengan fluidized
bed reactor menghasilkan produk bio oil tertinggi dengan suhu optimum 500oC
dengan ukuran partikel sebesar 0.5 mm. Bio oil yang dihasilkan banyak
mengandung fenol, alkohol, keton, aldehide, dan asam karboksilat dan gugus
fungsional yang mengandung oksigen. (Kiky C. Sembiring, dkk, 2015)
Reaksi kimia yang terjadi pada saat proses pirolisis adalah sebagai berikut;
BAB I PENDAHULUAN | 14
BAB II URAIAN PROSES
kg/jam
Kondisi Penyimpanan:
Temperatur : T = 30oC (303,15 K)
Tekanan operasi : P = 1 atm (101,325 kPa)
Kebutuhan perancangan : t = 4 hari = 96 jam
Laju alir massa : F = 55.742,767 kg/jam = 122,890 lb/jam
Densitas TKKS : ρ = 93,538 kg/m3
Laju alir volume TKKS : Q = 595,937 m3/jam = 57.209,964 m3/4 hari
Spesifikasi:
Volume gudang : 68.651,957 m3
Panjang gudang : 106,867 m
Lebar gudang : 8,015 m
Tinggi gudang : 80,150 m
6.2 Belt Conveyor (BC)
Fungsi : Mengangkut TKKS dari gudang menuju crusher
Tipe : Belt Conveyor
Bahan konstruksi : Logam Carbon Steel SA 283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
Temperatur : 30°C
Tekanan : 1 atm
Jarak angkut, L : 50 m = 164,042 ft
Laju alir TKKS : F = 55.742,767 kg/jam = 55,743 ton/jam
Densitas TKKS : ρ = 93,538 kg/m3
Spesifikasi:
Panjang conveyor : 189,419 ft = 57,735 m
Tinggi conveyor : 94,710 ft = 28,868 m
Daya conveyor : 6,481 HP
Daya motor : 3 HP
Spesifikasi
Diameter roll : 18 in = 45,72 cm
Daya motor : 9 HP
Kapasitas:
Laju alir bahan : 55.742,767 kg/jam = 123.163,285 lb/jam
Kapasitas conveyor : 25.310269 ft3/jam
Kondisi operasi:
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 500oC
Laju umpan : 61.317,043 kg/jam
Spesifikasi:
Volume reaktor : 15.865,907 m3
Tebal shell : 5/16 in atau 0,3125 in = 0,008 m
Tebal tutup tangki dan alas : 3/8 in = 0,010 m
Diameter shell : 8,692 m = 342,208 in
Tinggi shell : 2,173 m = 85,551 in
Tinggi tangki : 9,7687 m
Tebal dinding jaket : 0,008 ft
Spesifikasi:
Volume : 140.708.247,816 L/jam = 39,086 m3/s
Diameter outlet gas : 0,945 m
Luas penampang : 0,945 m
Tinggi penampang : 2,837 m
Tinggi cone : 4,728 m
Diameter outlet padatan : 0,709 m
Kondisi operasi:
Tekanan : 1 atm
Suhu : 30oC = 303,15 K
Laju alir massa : 5.438,301 kg/jam
Laju alir volume : 14.711,921 m3/jam = 144,319 ft3/s
Spesifikasi:
Diameter vessel : 3,191 ft = 38,292 in
Volume vessel : 106,219 ft3
Tebal shell : 3/16 = 0,1875 in
OD : 126 in
Tinggi vessel : 197,445 in = 5,015 m
Spesifikasi:
Volume tangki : 4.284,376 m3
Diameter shell : 16,568 m
Tebal shell : 5/8 in = 0,625 in
Tinggi tabung : 19,731 m
6.10 Kompressor
Ada beberapa kompresor, yaitu:
a. K-01 : Berfungsi untuk mengalirkan N2 ke reactor
b. K-02 : Berfungsi menaikkan tekanan menjadi 15 atm
Spesifikasi:
Tabel 6.1 Spesifikasi Kompressor
Kompresor Laju Alir (kg/jam) Pin (atm) Pout (atm) Daya (hp)
K-01 5.574,277 3,0 1 4
K-02 61.317,043 1 15 4
6.11 Pompa
a. P-01 : Mengalirkan fluida dari kondenser ke flash drum
b. P-02 : Mengalirkan fluida dari flash drum ke tangki produk
Jenis : Pompa sentrifugal
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
Temperatur : 30oC
Tekanan : 1 atm
Laju Udara : 52.380,952 kg/jam
Densitas : 30,890 kg/m3
Spesifikasi:
Diameter adsorber : 0,921 m = 3,023 ft2
Tinggi adsorber : 2,303 m
Tebal dinding : 0,5 in
Kondisi operasi:
Temperatur masuk : 30oC
Temperatur keluar : 500oC
Jumlah N2 masuk : 5.574,277 kg/jam
1. Screening
2. Sedimentasi
3. Klarifikasi
4. Demineralisasi
5. Daerasi
Kebutuhan bahan kimia pada pabrik pembuatan bio oil dari TKKS
adalah sebagai berikut:
1. Al2(SO4)3 (Alum) = 0,0892 kg/jam
2. Ca(ClO)2 (Kaporit) = 0,005 kg/jam
2. Unit utilitas, daya yang dibutuhkan pada unit utlitas sebesar 9,125 Hp
dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 7.5 Kebutuhan Daya pada Unit Utilitas
No. Nama Alat Kebutuha Daya (Hp)
1 Pompa Screening 1,50
2 Pompa Sedimentasi 2,00
3 Tangki Alum 0,05
4 Pompa Alum 0,05
5 Pompa Clarifier 2,00
6 Pompa Sand filter 3,00
7 Pompa Tangki Utilitas ke domestik 0,13
8 Tangki Kaporit 0,05
9 Pompa Kaporit 0,05
10 Pompa Domestik 0,13
11 Pompa Downtherm 1 0,13
12 Pompa Downtherm 2 0,05
Total 9,125
3. Bak Sedimentasi
Fungsi : untuk mengendapkan lumpur yang terikut dengan air
Jumlah : 1 unit
Bahan kontruksi: Beton kedap air
Kondisi operasi:
Temperatur : 30oC
Tekanan : 1 atm
Spefisikasi:
Panjang : 25 ft
Lebar : 5 ft
Tinggi : 10 ft
Waktu tinggal : 9,81 menit
5. Clarifier
Fungsi :Memisahkan endapan (flok-flok) yg terbentuk karena
penambahan alum
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283, Grade C
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
Temperatur : 30oC
Tekanan : 1 atm
Spefisikasi:
Diameter : 0,304 m
Tinggi : 0,456 m
Tebal shell : 0,134 in
Daya motor : 0,2 Hp
Waktu tinggal : 1 jam
6. Tangki Sand Filter
Fungsi : Tempat untuk menyaring endapan (flok-flok) yang
masih terikut dengan air yang keluar dari bak Clarifier
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel SA-283 grade C
Jumlah : 1 unit
Spefisikasi:
Diameter : 0,045 m
Tinggi : 0,114 m
Tebal shell : 0,126 in
7. Tangki Utilitas
Ada beberapa tangki utilitas yaitu:
1. TU-01 : Menampung air untuk kebutuhan domestik.
2. TU-02 : Menampung air untuk didistribusikan ke domestik.
8. Tangki Dowtherm A
Fungsi : Menampung kebutuhan Downtherm A
Bentuk : Silinder tegak dengan alas dan tutup ellipsoidal
Bahan konstruksi : Carbon steel
Kondisi operasi:
Temperatur : 25oC
Tekanan : 1 atm
Spefisikasi:
Diameter : 1,058 m
Tinggi : 1,058 m
Tebal shell : 1 in
1 Pos keamanan 8 8 64
2 Stasiun penimbangan 8 10 80
3 Parkiran karyawan 50 20 1.000
4 Parkiran Tamu 10 5 50
5 Parkiran Truk 15 10 150
6 Gudang bahan baku 94 70 6.598
7 Utilitas 40 40 1.600
8 Area produksi unit 50 50 2.500
9 Area penyimpanan produk 25 30 750
10 Kantor utama 35 20 700
11 Laboratorium 20 15 300
12 Kantin 15 15 225
13 Mesjid 20 15 300
14 Klinik 10 10 100
15 Bengkel 25 15 375
16 Gudang peralatan 30 30 900
17 Unit pemadam kebakaran 20 10 200
18 Unit pengolahan limbah 25 30 750
19 Control room 10 8 80
20 Kantor produksi dan proses 15 15 225
21 Taman 100 20 2.000
22 Jalan 40 10 400
23 Area perluasan 40 30 1.200
Total Luas Tanah 20.547
2. Dewan Komisaris
Dewan komisaris merupakan pelaksana dari para pemilik saham, sehingga
dewan komisaris akan bertaggung jawab terhadap pemilik saham. Tugas-tugas
Dewan Komisaris meliputi :
a. Menilai dan menyetujui rencana direksi tentang kebijaksanaan umum,
target laba perusahaan, alokasi sumber-sumber dana dan pengarahan
pemasaran.
b. Mengawasi tugas-tugas direktur utama.
c. Membantu direktur utama dalam hal-hal penting.
3. Direktur Utama
Direktur utama merupakan pimpinan tertinggi dalam perusahaan dan
bertanggung jawab sepenuhnya terhadap maju mundurnya perusahaan.
Direktur utama membawahi direktur teknik dan produksi serta direktur
keuangan dan administrasi. Tugas direktur utama antara lain :
a. Bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris
b. Menetapkan kebijaksanaan peraturan dan tata tertib perusahaan
c. Mengatur dan mengawasi keuangan perusahaan
d. Mengangkat dan memberhentikan pegawai
e. Bertanggung jawab atas kelancaran perusahaan
4. Staf Ahli
Staf ahli terdiri dari tenaga-tenaga ahli yang bertugas membantu
direktur utama dalam menjalankan tugasnya, baik yang berhubungan
dengan teknik maupun administrasi. Staf ahli bertanggung jawab kepada
direktur utama sesuai dengan bidang keahliannya masing- masing. Staff ahli
Seksi
Pembelian Anggaran
Dari hasil analisa aspek ekonomi dapat disimpulkan bahwa pabrik Pembuatan
Bio Oil ini layak didirikan.
Brown, G.G, 1978, “Unit Operation “, 14thed, Modern Asia Edition, John Wiley
and Sons. Inc, New York
Brownell, L.E and Young, E.H, 1983, “Process Equiment Design “, John Wiley
and Sons. Inc, New York
Dinas Lingkungan Hidup Provinsi Sumatera Utara, Kualitas Air Sungai Silau,
Asahan. 2017
F. Sulaiman and N. Abdullah, 2011, “Optimum Condition For Maximizing
Pyrolysis Liquids Of Oil Palm Empty Fruit Bunch”, Elsevier.
Hidayat, Wahyu. 2008. Teknologi Pengolahan Air Limbah. Majari
magazine.com /2008/01/teknologi-pengolahan-air-limbah/. Last Update : 2
Mei 2021.
Isroi. 2008. Potensi Biomassa lignosellulosa Di Indonesia sebagai Bahan Baku
Bioethanol, Tandan Kosong Kelapa Sawit. http://www.isroi.com., diakses
tanggal 25 Mei 2022.
Kamal, N. 2012. Karakterisasi Dan Potensi Pemanfaatan Limbah Sawit.
Teknik Kimia, ITENAS. Bandung.
Kawsher MD et all, 2000, “Oil Palm Shell As A Source of Phenol”, Oil
Palm Research, Malaysia.
Kiely, G. 1997. Enviromental Engineering. Irwin McGraw-Hill. Boston. Lorch,
Walter. 1981. Handbook of Water Purification. McGraw-Hill Inc.,US.
Kiky C Sembiring et all, 2015, ”Bio-oil from Fast Pyrolysis of Empty Fruits
Bunch at Various Temperature”, Energy Procedia, Indonesia.
DAFTAR PUSTAKA | 85
Kirk, R.E., and Othmer, D.F., 1997, Encyclopedia of Chemical Tecnology, 4th
ed., The Interscience Encyclopedia Inc, New York.
nd
Kunii Daizo and Octave Levenspiel, Fluidization Engineering, 2 edition,
Butterworth-Heinemann, Japan-Oregon
Perry, R.H and Chilton, C.H, “Chemical engineering’s Hand Book “, 6th ed,
Mc GrawHill Book Kogakusha, Tokyo
Peters, M.S., Timmerhaus, K.D., 2004, “Plant Design and Economics
for Chemical Engineer”, 5th edition, John Wiley and Sons Inc., New York
Reklaitis, G.V. 1983. Introduction to Material and Energy Balance. New
York: McGraw-Hill Book Company.
DAFTAR PUSTAKA | 86
LAMPIRAN A
PERHITUNGAN NERACA MASSA
Perancangan pabrik pembuatan bio oil dilaksanakan untuk memproduksi dengan
basis sebesar 43.000 ton/tahun dengan ketentuan sebagai berikut:
Basis perhitungan : 100 Kmol/Jam
Kapasitas produksi : 43.000 ton/tahun
1 tahun operasi : 330 hari/tahun
1 hari kerja : 24 jam
Maka kapasitas produksi bio oil tiap jam:
Untuk menghasilkan bio oil 43.000 ton/tahun, maka diperlukan limbah tandan
kosong sebanyak 55.742,767 kg/jam.
1 Belt 2 Screw 3
Gudang
Conveyor Conveyor
Di unit persiapan bahan baku TKKS ini diasumsikan efisiensi dari semua alat
yang digunakan adalah 100%. Dari perhitungan alur mundur diperoleh laju alir
massa masuk reaktor = 55.742,767 kg/jam.
L.A | 87
LA.2 Reaktor Fluidized Bed (R-01)
N2
Bio oil (C3H8O)
3 Reaktor 5
TKKS C(char)
CO2
CO
H2
CH4
4 H2O
N2
( )
Reaksi umum:
Seratus persen bahan baku yang masuk dikonversi menjadi bio oil, arang dan gas
yang tidak terkondensasi.
C100H120O40 ↔ 6,203 C3H8O + 66,976 C(char) + 6,404 CO2+3,852 CO+9,734 H2 + 17,136 H2O + 4,159 CH4
Mula-mula : 28,411
Alur 3
Laju alir F3=F2
Persamaan neraca massa pada reactor fluidized bed adalah:
F5 = F3 + F4
Alur 3 (F3) = Mol mula-mula x BM C100H120O40
= 28,411 x 1962,011 kg/kmol
= 55.742,767 kg/jam
L.A | 88
Alur 4
Gas yang digunakan pada reactor fluidized bed adalah gas nitrogen (N2).
Kebutuhan gas sebagai pendorong partikel-partikel yang terdapat pada reactor
adalah 10% dari massa yang masuk.
F4 = 5.574,277 kg/jam
Alur 5
Massa komponen F5 = Mol komponen x BM komponen
Bio Oil (C3H8O) = 176,234 kmol/jam x 60,096 kg/kmol = 10.590,891 kg/jam
Untuk masing-masing komponen lainnya dapat ditentukan dengan menggunakan
cara yang sama.
Tabel L.A.2 Neraca Massa Reaktor
N2 N2
Bio oil (C3H8O) Bio oil (C3H8O)
C(char) 5 Cyclone 7 CO2
CO2 CO
CO H2
H2 CH4
6 H2O
CH4
H2O
C(char)
L.A | 89
Neraca massa total:
F5= F6 + F7
F5= 61.317,043 kg/jam
Alur F6
Efisiensi cyclone = 100%
F6 (C (char)) = 1 x F5
= 1 x 22.855,507 kg/jam
= 22.855,507 kg/jam
Alur F7
Alur F7 merupakan alur bio oil dan gas
F7 = F5 – F6
= 61.317,043 – 22.855,507
= 38.461,537 kg/jam
L.A | 90
LA.4 Kondenser (HE-01)
N2 N2
Bio oil (C3H8O) Bio oil (C3H8O)
CO2 CO2
CO 7 8 C
H2 Kondensor H2
CH4 CH4
H2O H2O
L.A | 91
LA.5 Flash Drum (V-01)
N2
Bio oil (C3H8O)
CO2
CO 8 10 Bio oil (C3H8O)
H2
CH4
H2O N2
9 CO2
CO
H2
CH4
H2O
Flash drum digunakan untuk memisahkan cairan dan gas. Efisiensi pemisahan
cairan dan gas pada knock out drum ini diasumsikan 100%.
Persamaan neraca massa pada flash drum adalah:
F8 = F9 + F10
F8 = 38.461,537 kg/jam
Alur F10 komponen cairan adalah:
Cairan (Bio Oil dan H2O) = F10 Bio oil = 10.397,073 kg/jam
F10 H2O = 8.595,217 kg/jam
Alur F9 komponen gas adalah:
Gas (Bio Oil dan H2O) = F10 Bio oil = 211,818 kg/jam
F10 H2O = 175,413 kg/jam
Untuk komponen lainnya F8 = F7
Tabel L.A.5 Neraca Massa Flash Drum
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen F8 F10 F9
Liquid Vapor Liquid Vapor
N2 5.574,277 5.574,277
bio oil 10.379,073 211,818 10.397,073 211,818
CO2 8.007,169 8.007,169
CO 3.065,385 3.065,385
H2 557,531 557,531
H2O 8.595,217 175,413 8.595,217 175,413
CH4 1.895,654 1.895,654
18.974,290 19.487,247 18.974,290 19.487,247
Total
38.461,537 38.461,537
L.A | 92
LAMPIRAN B
PERHITUNGAN NERACA PANAS
Kapasitas produksi = 43.000 ton/tahun
Operasi pabrik = 330 hari/tahun
Basis perhitungan = 1 jam operasi
Satuan perhitungan = kJ/jam
Temperatur referensi = 25oC (298,15 K)
Kapasitas panas untuk gas ideal masing-masing komponen dinyatakan
dengan persamaan:
Cp= A +BT +CT2 +DT2 + ET2 (Yaws,1999)
Dimana: Cp = kapasitas panas pada suhu T (J/mol.K)
A,B, C, D, E = konstanta kapasitas panas
T, T1, T2 = suhu (K)
Kapasitas panas gas ideal untuk suhu berubah dapat dihitung dengan
persamaanberikut:
∫ 𝑝 𝑇 (𝑇 𝑇 ) (𝑇 𝑇 ) (𝑇 𝑇 ) (𝑇
𝑇 ) (𝑇 𝑇 )
(Yaws, 1999)
(Yaws,1999)
L.B | 93
LB.1.2 Data Perhitungan Cp Cairan
Tabel LB.2 Data Kapasitas Cairan
Nilai Cp dalam (Joule/mol K)
Komponen
A B C D
C3 H8 O 7,253E+01 7,955E-01 -2,633E-03 3,650E-06
H2 O 9,205E+01 -3,995E-02 -2,110E-04 5,347E-07
Asam asetat -1,624E+01 1,426E+00 -2,892E-03 2,928E-06
1-octane 8,274E+01 1,304E+00 -3,825E-03 4,659E-06
2-propanone, 1-hydroxy 2,987E+01 9,461E-01 -2,556E-03 2,781E-06
Benzaldehyde 7,187E+01 7,043E-01 1,707E-03 1,762E-06
Asam pentanoate 7,998E+01 8,873E-01 -2,280E-03 2,472E-06
Fenol 3,862E+01 1,098E+00 -2,490E-03 2,280E-06
o-Cresol 5,106E+01 1,194E+00 -2,730E-03 2,534E-06
m-Cresol 7,844E+01 1,046E+00 -2,425E-03 2,303E-06
p-Cresol 4,062E+01 1,269E+00 -2,863E-03 2,637E-06
Guaiacol 2,222E+01 1,206E+00 -2,795E-03 2,567E-06
Pyrocatechol -5,204E+01 1,425E+00 -2,911E-03 2,268E-06
1,2-benzenediol -5,204E+01 1,425E+00 -2,911E-03 2,268E-06
Catechol -5,204E+01 1,425E+00 -2,911E-03 2,268E-06
Eugenol 3,862E+01 1,098E+00 -2,490E-03 2,280E-06
Syringol 3,862E+01 1,098E+00 -2,490E-03 2,280E-06
Fenol, 2, 6-dimethoxy 3,862E+01 1,098E+00 -2,490E-03 2,280E-06
(Yaws,1999)
LB.1.3 Data Perhitungan Cp Padat
Tabel LB.3 Data Kapasitas Panas
Nilai Cp dalam (Joule/mol K)
Komponen
A B C
C (char) -8,3200E-01 3,4846E-02 -1,3233E-05
(Yaws,1999)
LB.1.4 Estimasi Cp Padatan dengan Metode Modified Kopp’s Rule
Perhitungan estimasi Cp padatan menggunakan metode Modified Kopp’s Rule
dimana konstribusi elemen atom dan persamaan yang digunakan dapat dilihat
sebagai berikut:
Tabel LB. 4 Kontribusi unsur dan gugus untuk estimasi Cp
Unsur ΔE
C 10,89
H 7,56
O 13,42
(Perry,1997)
L.B | 94
Perhitungan kapasitas panas dihitung dengan rumus:
𝑝 = ∑𝑛 =1𝑁iΔ i
(Perry,1997)
(Yaws,1999)
LB.1.6 Perhitungan Entalpi Pembentukan (ΔHof) TKKS
Perhitungan ΔHof Tandan Kosong Kelapa Sawit (TKKS) menggunakan rumus :
∆H𝑜ƒ ( 100𝐻120𝑂40) = 100∆H𝑜ƒ( 𝑂2) + 60∆H𝑜ƒ (𝐻2𝑂) + ∆H𝑐
L.B | 95
ΔHc = 4,092(100) + 1,322(120) - 1,916(0+40)
ΔHc = 491,200 kJ/mol
Maka:
∆H𝑜ƒ ( 100𝐻120𝑂40) = ∆H𝑜ƒ( 𝑂2) + 6 ∆H𝑜ƒ (𝐻2𝑂) + ∆H𝑐
∆H𝑜ƒ ( 100𝐻120𝑂40) = 100( 393,5) + 60 ( 241,8) + 491,2
∆H𝑜ƒ ( 100𝐻120𝑂40) = 39.350 – 14.508 + 491,2
= -53.366,8 kJ/kmol
L.B | 96
Tabel LB.7 Neraca Panas Masuk Reaktor
N3 N4 ʃCp dT (kJ/kMol) Q (kJ/Jam)
Komponen
(kMol/Jam) (kMol/Jam)
C100H120O40 28,411 767,88 21.816,236
N2 198,989 145,368 2.813.240,599
Total 2.835.056,835
∫ ∫
( )∫
H ∫ H ∫
H ∫
L.B | 97
Panas reaksi:
Reaksi yang terjadi pada reactor yaitu:
H H
L.B | 98
Maka, selisih panas adalah :
∆H ∫ ∫
Media pendingin yang diperlukan adalah Dowtherm A yang masuk pada suhu
25oC dan keluar pada suhu 60oC dengan kapasitas panas Cp = 36.053 kJ/kg.
Maka pendingin yang dibutuhkan adalah:
6 6 6 6
6 (6 )
L.B | 99
LB.2.3 Cyclone (CY-01)
Pada cyclone bahan yang masuk tidak mengalami perubahan panas. Bahan
masuk ke dalam cyclone pada suhu 500oC dan keluar pada suhu 500oC.
Q5= Q6
Pada cyclone terjadi pemisahan zat padat hasil reactor maka panas keluar
cyclone adalah:
Q7 = Q5 – Q6
∫ ( )∫
6 6
L.B | 100
Tabel LB.12 Neraca Panas Keluar Cyclone
N7 ʃCp dT
Komponen Q (kJ/Jam)
(kMol/Jam) (kJ/kMol)
N2 5.574,277 14.137,674 2.813.240,599
Bio Oil (C3H8O) 10.590,891 63.686,616 11.223.675,050
CO2 22.855,507 6.549,123 12.462.203,400
CO 8.007,169 21.291,965 3.873.951,046
H2 3.065,385 14.343,815 1.569.772,214
H2O 557,531 13.905,512 3.845.611,196
CH4 8.770,630 16.964,344 8.259.116,165
Total 34.312.045,594
L.B | 101
adalah 500oC. Kondensor digunakan untuk mengkondensasikan gas yang dapat
terkondensasi seperti Bio Oil.
Q7 = Q8
Tabel LB.14 Neraca Panas Masuk Kondenser
N7 ʃCp dT
Komponen Q7 (kJ/Jam)
(kMol/Jam) (kJ/kMol)
N2 198,989 14.137,674 2.813.240,599
Total 34.312.045,594
𝑄 𝑁 𝑁 ∫ 𝑝 𝑇 𝑁 𝑂 ∫ 𝑝 𝑇 𝑁 𝑂∫ 𝑝 𝑇
𝑁 𝐻 ∫ 𝑝 𝑇 𝑁 𝐻 𝑂∫ 𝑝 𝑇
𝑁 𝐻 ∫ 𝑝 𝑇
L.B | 102
Tabel LB.15 Neraca Panas Gas Keluar Kondenser
N8 ʃCp dT
Komponen Q (kJ/Jam)
(kMol/Jam) (kJ/kMol)
N2 198,989 2.421,549 481.861,331
Bio Oil (C3H8O) 176,233 8.192,281 1.443.749,104
CO2 181,944 3.298,946 600.224,252
CO 109,439 2.426,486 265.552,132
H2 276,553 2.404,178 664.882,779
H2O 486,851 2.815,670 1.370.813,012
CH4 118,161 3.163,398 373.789,722
Total 5.200.872,333
∫ H ∫
Total 329.402,704
L.B | 103
Tabel LB.17 Neraca Panas Total Kondenser
Panas Masuk Panas Keluar (kJ/Jam)
(kJ/jam) T= 108,1 C T= 30 C
Komponen
Q7 Q8 Gas Q8 Liquid
N2 2.813.240,599 481.861,331
Bio Oil (C3H8O) 11.223.675,050 1.443.749,104 149.298,489
CO2 3.873.951,046 600.224,252
CO 1.569.772,214 265.552,132
H2 3.845.611,196 664.882,779
H2O 8.259.116,165 1.370.813,012 180.104,214
CH4 2.726.679,324 373.789,722
Qdibutuhkan -28.781.770,558
Total 5.530.275,036 5.530.275,036
Kebutuhan Dowtherm A yang masuk pada suhu 25oC dan keluar pada suhu 60oC
dengan kapasitas panas Cp = 36.053 kJ/kg. Maka pendingin yang dibutuhkan
adalah:
( )
= 13.305 𝑘𝑔/j𝑎𝑚
Pada flash drum tidak terjadi perubahan suhu, maka suhu flash drum sama
dengansuhu keluaran kondenser.
Panas masuk flash drum T= 108,1oC untuk gas dan T= 30oC untuk cairan.
L.B | 104
Tabel LB.18 Neraca Panas Masuk Flash Drum
Q in ( kJ/Jam)
T= 108,1 C T= 30 C
Komponen
Gas (Q9) Liquid (Q8)
N2 481.861,331
Bio Oil (C3H8O) 1.443.749,104 149.298,489
CO2 600.224,252
CO 265.552,132
H2 664.882,779
H2O 1.370.813,012 180.104,214
CH4 373.789,722
5.200.872,333 329.402,704
Total
553.0275,036
Pada flash drum produk yang diinginkan adalah cairan bio oil dan air maka terjadi
pemisahan antara gas dan cairan maka panas keluar flash drum adalah:
Q10 = Q8 – Q9
= Qintot – Qtotkomponen gas
= 553.0275,036 kJ/jam – 5.200.872,333 kJ/jam
= 329.402,704 kJ/Jam
L.B | 105
Tabel LB.20 Neraca Panas Total Flash Drum
Masuk (Kg/Jam) Keluar (Kg/Jam)
Komponen Q8 Q9 Q10
Vapor Liquid Vapor Liquid
N2 481.861,331 481.861,331
Bio oil 1.443.749,104 149.298,489 1.443.749,104 149.298,489
CO2 600.224,252 600.224,252
CO 265.552,132 265.552,132
H2 664.882,779 664.882,779
H2O 1.370.813,012 180.104,214 1.370.813,012 180.104,214
CH4 373.789,722 373.789,722
5.200.872,333 329.402,704 5.200.872,333 329.402,704
Total
5.530.275,036 5.530.275,036
L.B | 106
LAMPIRAN C
PERHITUNGAN SPESIFIKASI PERALATAN
LC.1 Gudang Penyimpanan Tandan Kosong Kelapa Sawit (G-01)
Fungsi : Tempat penampungan sementara bahan baku TKKS
Bahan konstruksi : Dinding bata beton dengan atap seng dan tiang beton
Bentuk : Persegi panjang
Jumlah : 1 unit
Kondisi Penyimpanan:
Temperatur : T = 30°C (303,15 K)
Tekanan operasi : P = 1 atm (101,325 kPa)
Kebutuhan perancangan: t = 4 hari = 96 jam
Laju alir massa : F = 55.742,767 kg/jam = 122,890 lb/jam
Densitas TKKS : ρ = 93,538 kg/m3
P × L × T = V = 57.209,964 m3
Volume gudang dinaikkan sebesar 20%, maka:
V = ( 1 + 0,2 ) x 57.209,964 m3 = 68.651,957 m3
Diperoleh x = 68.651,957 m3/ P × L × T
= 68.651,957 m3/ (8 × 6 × 0,6)
= 2.383,748 m3 = 13,358 m
Sehingga:
Panjang gudang : 13,358 m x 8 = 106,867 m
Tinggi gudang : 13,358 m x 6 = 80,150 m
Lebar gudang : 13,358 m x 0,6 = 8,015 m
L.C | 107
LC.2 TKKS Belt Conveyor (BC)
Fungsi : Mengangkut TKKS dari gudang menuju crusher
Tipe : Belt Conveyor
Bahan konstruksi : Logam Carbon Steel SA 283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Perhitungan :
Jarak angkut, L : 50 m = 164,042 ft
Kondisi operasi : Temperatur = 30°C , Tekanan = 1 atm
Laju alir TKKS : F= 55.742,767 kg/jam = 55,743 ton/jam
Densitas TKKS : ρ = 93,538 kg/m3
Kemiringan belt : 45
Running Angle : 30°
L.C | 108
LC.3 Crusher (C-01)
Fungsi : Memperkecil ukuran TKKS hingga ukuran 0,5 mm
Bahan konstruksi : Logam Carbon Steel SA 283 Grade C
Jumlah : 1 unit
Kapasitas:
Laju alir bahan : 55.742,767 kg/jam
Over design : 20%
Kapasitas: m’ = (1+0,2)/100.(55.742,767)
= 66.891,320 kg/jam = 66,891 ton/jam
Dimensi:
Berdasarkan tabel pada gambar tabel 12 Wallas,
Diameter roll : 18 in = 45,72 cm
Lebar permukaan : 20 in = 50,8 cm
Putaran roll : 150 rpm
Power motor : 9 HP (Walas, 1990)
L.C | 109
Diameter shaft : 3 in
Panjang screw : 60 ft
Daya : 30 HP
Bahan Konstruksi : carbon steel
Power yang dibutuhkan:
𝐻𝑃 (Brown, 1978)
Dimana:
K = Koefisien material = 1,3
C = Kapasitas = 25.310,269 ft3/jam
L = panjang screw = 60 ft
Maka:
6 6
𝐻𝑃
Data desain:
Tekanan : 1 atm
Temperatur : 500oC
Laju umpan = 61.317,043 kg/jam
Kebutuhan perancangan = 1 jam
Faktor keamanan = 20%
L.C | 110
Menentukan laju alur volumetric umpan:
Tabel LC.1 Data Umpan Masuk
Komponen BM Tc (K) Pc (atm) ω
* +* + (Smith, 2001)
[ ]
Maka Z = 0,844
𝑉𝑔
𝑉𝑔 66 m2/jam
Umpan N2 masuk pada kondisi T=500oC = 773 K dan P = 1 atm
Tr = T/Tc = 773/126,1 = 6,130
Pr = P/Pc = 1/33,940 = 0,029
Bo = 0,083 – 0,422/Tr 1,6 = 0,083 – 0,422/(6,130) 1,6 = 0,059
B’ = 0,139 – 0,172/Tr4,2 = 0,139 – 0,172/(6,130)4,2 = 0,138
[ ] 6
Maka Z = 1
L.C | 111
volume N2 adalah:
𝑛 𝑅 𝑇
𝑉𝑔
𝑃
𝑉𝑔
𝑉𝑔 6 m3/jam
Densitas:
𝑃
𝑅𝑇
kg/m3
kg/m3
𝑡 ( ) (
(Brownell, 1985)
)
𝑥
𝑡 𝑚
( 𝑥 ) ( 6𝑥 )
L.C | 112
Digunakan tebal shell standar yaitu 5/16 in atau 0,3125 in = 0,008 m
- Tebal tutup tangki
Bahan kontruksi yang sama digunakan dengan bahan pada shell.
OD = 2,074 m
Irc = 0,257 m
Rc = 3,658 m
𝑟𝑐
𝑊 ( √ ) ( )
𝑟𝑐
𝑊 6
𝑃 𝑟𝑐 𝑊
𝑡
𝑊
Tebal tutup dan alas = 3/8 in = 0,010 m (Brownel & Young, 1959)
- Diameter dan tinggi shell
Di : Hs = 1 : 4
Hs = 8,6921 m = 342,2087 in
Di =2,1730 m = 85,5512 in
L.C | 113
Volume air pendingin = m/ρ = (335,907) /(1,007)
= 311,856 L/jam = 11,013 ft3/jam
OD shell = ID shell + 2 ts
= 1,029 m + 2(0,008) = 1,045 m = 0,037 ft3
Tinggi jaket pendingin = tinggi zona reaksi = 0,444 m = 0,016 ft3
Diameter jaket = 48,96 ft3 , r= 24,461 ft3
Volume jaket = 109,162 ft3/jam
Tebal ruang jaket = (diameter jaket- OD shell)/2
= 48,96 – 0,037 = 24,461 ft3
Luas jaket = 2𝜋𝑟ℎ+ 𝜋𝑟2
= 1884,018 ft3
Tebal jaket = tebal shell reactor
= 0,008 ft = 5/16 in
L.C | 114
Dimana:
Diameter rata-rata partikel yang akan dipisahkan pada kondisi standar, pada
efisiensi yang diinginkan (D1) = 50 µm
Diameter rata-rata partikel yang ingin dipisahkan pada efisiensi yang sama (D2)=
600 µm.
Diameter standar siklon (DC1) = 8 in = 203,2 mm
Laju alir standart high efficiency design (Q1) = 223 m3/jam
Laju alir perancangan (Q2) = 39,086 m3/s = 140.708,738 m3/jam
Beda densitas gas-padat pada kondisi standart (Δρ1) = 2000 kg/m3
Beda densitas gas-padat perancangan (Δρ2) = 93,102 kg/m3
Viskositas pada kondisi standart (μ1) = 0,018 mN s/m2
Viskositas gas masuk (μ2) = 0,026 mN s/m2
L.C | 115
Fluida panas : Gas hasil reaksi pirolisis
Laju alir fluida masuk (W)1: 18.974,290 kg/jam = 41.831,099 lb/jam
Temperatur masuk (T1) : 500oC = 932oF
Temperatur keluar (T2) : 30oC = 86oF
∆𝑇 6
𝑛
Untuk sistem perpindahan panas antara heavy organics dan air memiliki harga UD
=30 Btu /jam.ft2 .oF (Kern, 1965)
𝑄
∆𝑇 𝑥𝑈
6
6
L.C | 116
ID = 0,652 in
a’t = 0,334 in2
a’’ = 0,4963 ft2
L = 5 ft
𝑁
𝑎
6
𝑁 𝑡𝑢
6
𝑈 Btu/jam.ft2. oF
L.C | 117
-Tube
𝑡 lb/hr.ft2
-Tube
μ = 0,4363 lb/ft.hr
De = 0,0543 ft (Fig.28 kern)
𝑡
𝑅 𝑡 6
𝑈𝑐 Btu/jam.ft2.oF
L.C | 118
Menghitung faktor kekotoran (Rd)
𝑈 𝑈
𝑅
𝑈 𝑈
Rd yang diperlukan = 0,002 Btu/jam.ft2.oF (Tabel 12, Kern)
Rd perhitungan > Rd diperlukan (memenuhi)
Menghitung pressure drop di tube (ΔP T)
Dimana:
F = 0,00023 (fig. 26, Kern)
S = 0,592
v2 = 0,2 (fig. 27, Kern)
𝑡 𝑛
∆𝑃
𝑠 𝑡
∆𝑃 5,76469E-33 psi
𝑛 𝑉
∆𝑃
𝑠 𝑔
∆𝑃 2,529 psi
∆𝑃 ∆𝑃 ∆𝑃
∆𝑃 2,529 psi
P untuk liquid < 10 Psi (memenuhi)
Menghitung pressure drop di shell (ΔPS)
Dimana:
F = 0,00025 (fig. 26, Kern)
S = 0,857
No. of cross= N+1= 114,347
( )
∆𝑃
∆𝑃 4,607 psi
P untuk steam < 1 Psi (memenuhi)
LC.8 Flash Drum (V-01)
Fungsi : Memisahkan campuran gas dan cairan pada larutan
dari kondensor.
Desain : Berupa bejana (tangki) vertikal dengan tutup dan alas
berbentuk segmen elips (torispherical head)
L.C | 119
Bahan konstruksi : Plate High-alloy Steels SA-301 Grade
Jumlah : 1 unit
Data:
P = 1 atm
T = 30oC = 303,15 K
Massa Uap (Wv) = 5.438,301 Kg/jam
Densitas Uap (ρv) = 1,316 Kg/m3
Massa Cairan (Wl) = 5.295,151 Kg/jam
Densitas Cairan (ρl) = 2.628,490 Kg/m3
Menghitung flow rate
𝑊𝑣
𝑄𝑣
𝑣
𝑄𝑣 14.711,921 m3/jam = 144,319 ft3/s
Menghitung diameter
Uv max = 18,054 ft/s (Blackwell, 1984)
𝑄𝑣
𝑡
𝑈𝑣
√
𝜋
3,191 ft = 38,292 in
Maka diameter standar yang digunakan adalah 42 in, ID = 3,5 ft
Menghitung volume vessel
t= 25 menit = 1500 s
𝑉 𝑄 𝑡
𝑉 6
Menghitung tebal shell
Direncanakan menggunakan bahan kontruksi Steinless Stell SA-204 Grade A
dengan:
Tekanan Design Reaktor (P) : 1 atm
Inside radius of shell (rt) : 12 in =14,6959 psi
L.C | 120
Tekanan maksimum yang diizinkan sesuai dengan bahan yang dipakai (f)
=16250 psi.
Efisiensi pengelasan (E) : 85%
Faktor korosi (C) : 12,5
𝑡
Digunakan tebal shell standart dari tabel 5.4 Brownell & Young
(hal:87) sebesar 3/16 = 0,187 in
Menghitung tinggi head
Dari tabel 5.7 Brownel & Young didapat data:
OD = 126 in
T = 3/16 in
Icr = 7 5/8 in
Sf = 2 in
B = 8,469198809 in
h = t + b + sf = 10,657 in = 0,27068 m
Menghitung tinggi flash drum
Syarat tinggi cairan menurut Brownell, 1959 adalah 6,387.
Maka tinggi cairan = 6,387 x 24 = 153,289 in = 3,893 m
Tinggi = h + 2Hcairan = 197,445 in = 5,015 m
LC.9 Tangki Penyimpanan
Fungsi : Tempat penyimpanan Bio oil
Bahan konstuksi : Low Alloy SA-204 Grade A
Bentuk : Bejana silinder dengan head berbentuk thorispherical
Jumlah : 1 unit
Kondisi operasi:
Tekanan = 1 atm = 101,325 kPa
Temperatur = 30oC = 303,15 K
Laju alir massa = 5.429,293 kg/jam
Densitas campuran (ρ)= 1.094,887kg/m3
Kebutuhan perancangan= 15 hari
Faktor keamanan = 20%
L.C | 121
Menentukan volume tangki:
( 𝑥 )
𝑉
𝐻 ( )1/3 = 16,568 m
Keterangan:
Diameter (d) = 45 ft = 540 in
Tinggi (H) = 48 ft = 576 in
Efisiensi sambungan las (E) = 0,8
Tekanan maksimal yang di inginkan (f) =16250 psi
Korosi yang di izinkan (C) = 0,125 in/10 tahun
Maka: t = 0,52 in
dipilih tebal shell standar yaitu 5/8 in = 0,625 in
Keterangan:
PDesign = 121,590 kPa
r = 210 in
f = 16250 psia = 112040,5 kPa
C = 0,125 in
E = 1,75000
Maka th = 0,272 in
Dipilih tebal head standar yaitu in
L.C | 122
Dari Tabel 5.8 Brownell and Young diperoleh nilai sf = 2,5 in dan b = 210 in
Maka tinggi head :
OA = th + b + sf = 272,812 in = 6,93 m
LC.10 Kompressor
Ada beberapa kompresor, yaitu:
1. K-01 : Berfungsi untuk mengalirkan N2 ke reactor
2. K-02 : Berfungsi menaikkan tekanan menjadi 15 atm
(Timmerhaus, 1991)
Hp = 0,115
Digunakan daya standar yaitu ½.
L.C | 123
LC.2 Tabel Analog Perhitungan Kompressor
Laju Alir Daya
Kompresor
(kg/jam) (hp)
K-01 5.574,277 4
K-02 61.317,043 4
LC.11 Pompa
c. P-01 : Mengalirkan fluida dari condenser ke flash drum
d. P-02 : Mengalirkan fluida dari flash drum ke tangki produk
L.C | 124
Menentukan bilangan Reynold
Inside cross section area :
Af = π/4.D2 = 0,004 m2
Kecepatan linier:
V = Qp/Af = 0,775 m/s = 2,545 ft/s
Re = (ρ.μ.ID)/ V = 101.053,528 (Turbulen)
Untuk pipa commercial steel, harga = 0,00015 (fig.126 Brown 1959)
ε/D = 0,00058
dari fig.126 Brown, 1959 diperoleh harga f = 0,023
Menentukan head pompa
Kondisi:
P1 = P2 = 1 atm = 101325,027 kg/m.s2
Z1= 0 ; Z2 = 5 m
V1 = V2 = 0,775 m/s
g = 9,806 m/s2
Panjang pipa lurus (L) = 5 m = 16,4042 ft
Elbow 90o (Le) = 4 buah = 20 ft
Gate valve fully op (L) = 1 buah = 0,6 ft
Panjang pipa total (L) = 37,004 ft = 11,278 m
Pressure head = ΔP/ρg = 0
Static Head = Z2-Z1 = 5 m
Fricsion head = f.(Lv2 /2gD) = 0,104 m
Velocity head = ΔV2 /2g = 0,000 m
Total head (H) = - Ws = 5,104 m = 16,747 ft
Menghitung daya pompa
Efisiensi pompa = 80%
HHP = 0,4243 HP
BHP = 0,5304 HP = 0,396 kW
Menghitung daya motor
Efisiensi motor =80% (tabel 3.1 Coulson hal: 94)
Daya Motor = 0,662 HP
Digunakan motor listrik standart dengan tenaga 2 HP
L.C | 125
Tabel LC. 2 Tabel Analog Perhitungan Pompa
Laju Alir D optimum Daya Daya
Pompa (kg/jam) (in) (hp) Standar (hp)
P-01 18.974,290 1,612 0,662 2
P-02 5.429,292 0,747 8,780 1
𝑉 𝜋
( )1/3
L.C | 126
D = 0,921 m = 3,023 ft2
H = 2,764 m = 9,068 ft2
Tinggi adsorber = (1,842 x 2,754 )/ 2,210 = 2,303 m
Kondisi operasi:
Tin = 30oC
Tout = 500oC
Jumlah N2 masuk = 5.574,277 kg/jam
Qin = 1.511,955 kJ/jam
Qout = 10.520,278 kJ/jam
Menentukan beban furnace
𝑎𝑛 𝑢𝑟𝑛𝑎𝑐 (𝑄 ) 𝐻 𝐻
Beban furnace = 10.520,278 – 1.511,955
= 9.008,323 kJ/jam = 15.0138,719 Btu/jam
L.C | 127
Menentukan flue gas
Efisiensi furnace = 75%
Kelebihan udara = 10 %
( )
𝑁 𝑡𝑟 𝑎𝑠 ℎ 𝑎𝑡 (𝑞 ) (Perry, 1997)
6
𝑁 𝑡𝑟 𝑎𝑠 ℎ 𝑎𝑡 (𝑞 ) 𝑡𝑢 𝑎𝑚
L.C | 128
LAMPIRAN D
PERHITUNGAN SPESIFIKASI UTILITAS
LD.1 Screening
Fungsi : Menyaring partikel-partikel padat yang besar.
Jenis : Bar screen
Jumlah : 1 unit
Bahan konstruksi : Stainless Steel
Kondisi operasi :
Temperatur = 30oC
Densitas air (ρ) = 995,68 kg/m3 (Perry, 1997)
Laju alir massa (F) = 1.783,333 kg/jam = 0,495 kg/s
Laju alir volumetrik (Q) = 0,005 m3/s
Dari Tabel 5.1 Physical Chemical Treatment of Water and Wastewater.
Ukuran bar :
lebar bar = 5 mm ; tebal bar = 20 mm ; bar clear spacing = 20 mm ; slope = 30 o
Direncanakan ukuran screening:
Panjang screen = 2 m
Lebar screen = 2 m
Misalkan, jumlah bar = x
Maka, 20x + 20 (x + 1) = 2.000
40x = 1.980
x = 49,5 ≈ 50 buah
Luas bukaan (A2) = 20(50 + 1) (2000) = 2.040.000 mm2 = 2,04 m2
Asumsi Cd = 0,6 dan 30% screen tersumbat.
𝑂
𝐻 𝑎 𝑜𝑠𝑠 (∆ℎ)
𝑔
L.D | 129
16. PU-04 : Memompa air dari clarifier ke sand filter
17. PU-05 : Memompa air dari sand filter ke tangki utilitas 1
18. PU-06 : Memompa air dari tangki utilitas 1 ke tangki utilitas 2
19. PU-07 :Memompa kaporit dari tangki pelarutan kaporit ke tangki
utilitas 2
20. PU-08 : Memompa air dari tangki utilitas 2 ke distribusi domestic
21. PU-09 : Memompa downtherm A dari utilitas ke reaktor
22. PU-10 : Memompa downtherm A dari utilitas ke condenser
23. PU-11 : Memompa solar dari tangki bahan bakar ke furnace
24. PU-12 : Memompa solar dari tangki bahan bakar ke generator
T = 30oC ; P = 1 atm
Densitas air = 995,56 kg/m3 = 62,152 lbm/ft3
Viskositas air = 0,8007 cP = 1,937 lbm/ft.jam
Laju alir massa (F) = 1.783,333 kg/jam = 1,092 lbm/s
Laju alir volumetrik, Q = 0,018 ft3/s
Diameter optimum,
L.D | 130
Kecepatan linear, v = (0,018)/(0,022) = 0,787 ft/s
Bilangan Reynold, Nre = (62,152 x 0,787 x 0,172)/ (1,937) = 43.673,445
Karena Nre > 4000, maka aliran turbulen.
Dari Appendix C-3, foust 1980 untuk Nre = 43.673,445 dan ϵ/D = 0,0003
diperoleh f = 0,00195
Instalasi pipa :
- Panjang pipa lurus, L1 = 30 ft
- 1 buah gate valve fully open L/D = 13 (Appendix C-2a, Foust,
1980)
L2 = 1 x 13 x 0,172 = 2,239 ft
Tinggi pemompaan, Δz = 30 ft
Static head, Δz.g/gc = 30 ft.lbf/lbm
Velocity head, Δ(v2/2.gc) = 0
L.D | 131
Pressure head, Δp/p =0
Ws = 30 + 0 + 0 + 0,999 = 30,007 ft.lbf/lbm
Tenaga pompa:
𝑊𝑠 𝑄
𝑃
( )( )(6 )
𝑃
𝑃 H
Efisiensi pompa = 80%
Maka:
P = 0,059 x 0,8 = 0,074 Hp
Digunakan daya pompa = 0,25 Hp
Analog perhitungan dapat dilihat pada PU-01, sehingga diperoleh:
Tabel LD.1 Spesifikasi Pompa Utiltas
Daya
Laju Alir D optimum Daya
Pompa ID (in) V (ft/s) ƩF standar
(kg/jam) (in) (hp)
(hp)
PU-01 1783.333 1.082 2.067 0.788 61.694 0.074 1 1/2
PU-02 1783.333 1.082 2.067 0.788 61.694 0.075 2
PU-03 0.089 0.104 0.269 1.605 16.805 0.000 0.05
PU-04 1783.333 1.082 2.067 0.788 61.694 0.075 2
PU-05 1783.333 1.082 2.067 0.788 61.694 0.075 3
PU-06 1783.333 1.082 2.067 0.788 45.493 0.138 1/8
PU-07 0.005 0.006 0.269 3886.722 17.029 0.001 0.05
PU-08 1783.333 1.082 2.067 0.788 45.493 0.138 0.13
PU-09 601.827 0.652 1.380 13.980 37.020 0.252 0.13
PU-10 13.305 0.117 0.269 30.908 23.318 0.018 0.05
PU-11 0.997 0.039 0.269 28.435 23.318 0.001 0.05
PU-12 8.248 0.101 0.269 23.519 23.318 0.008 0.05
L.D | 132
Bahan kontruksi : Beton kedap air
Data :
Kondisi operasi : T= 30oC ; P = 1 atm
Densitas air (ρ) = 995,680 kg/m3
Laju alir massa (F) = 1.783,333 kg/jam
Laju alir volumetrik (Q) = 0,0005 m3/s = 10,541 ft3/s
Desain perancangan :
Bak dibuat dua persegi panjang untuk desain efektif (Kawamura ,1991)
Perhitungan ukuran tiap bak :
Kecepatan pengendapan 0,1 mm pasir (Kawamura, 1991)
Vo = 1,57 ft/min = 8 mm/s
Spesifikasi desain :
Kedalaman tangki = 10 ft = 3,048 m
Lebar tangki = 5 ft = 1,524 m
Kecepatan aliran, (v) = 0,211 ft/min
Desain panjang ideal bak:
( )𝑣 (Kawamura,1991)
L.D | 133
LD.4 Tangki Pelarutan
Ada beberapa jenis tangki pelarutan, yaitu:
3. TP-01 : Tempat larutan alum
4. TP-02 : Tempat larutan kaporit
𝑉 𝜋
( )1/3
Maka:
D = 0,053 m
H = 0,080 m
Tinggi cairan dalam tangki (h) = (0,157 x 0,0,080)/ 0,188 = 0,067 m
Tebal dinding tangki
Tekanan hidrostatik = ρ.g.h
= 1363 x 9,8 x 0,067 = 890,530 pa = 0,890 kPa
L.D | 134
Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa
Poperasi = Phid + Po = 102 kPa
Faktor kelonggaran = 5%
Maka, Pdesign = 1,05 x 102 kPa = 107,3263 kPa
Joint Efficiency = 0,8 (Brownell, 1959)
Allowable stress = 12650 psia = 87221,75 kPa (Brownell, 1959)
Tebal shell tangki:
𝑃
𝑡
𝑆 𝑃
( 6 )( )
𝑡 6
( )( ) ( 6 )
Faktor korosi = 0,125 in
Tebal shell yg dibutuhkan : 0,125 + 0,00161 = 0,1266 in
Tebal shell standar yg digunakan = 0,188 in = 3/16 (Brownell, 1959)
Daya pengaduk
Jenis pengaduk : flat 6 blade turbin impeller
Jumlah baffle : 4 buah
Untuk turbin standar (McCabe, 1993), diperoleh :
Da/Dt = ½ ; Da = 0,325
E/Da = 1 ;E = 1,912
L/Da = ¼ ;L = 0,478
W/Da = 1/5 ; W = 0,382
J/Dt = 1/12 ; J = 0,159
Dimana:
Dt = diameter tangki
Da = diameter impeller
E = tinggi turbin dari dasar tangki
L = panjang blade pada turbin
W = lebar baffle pada turbin
J = lebar baffle
Kecepatan pengadukan, N =1 putaran/det
Viskositas (Al2(SO4)3) 30% = 0,000672 lbm/ft.detik (Othmer, 1967)
L.D | 135
Bilangan Reynold, NRe = 13210,864
Niai NRe > 10.000
Maka perhitungan dengan pengadukan menggunakan rumus:
Kt = 5,6 (McCabe, 1994)
𝑃 (McCabe, 1994)
LD.5 Clarifier
Fungsi :Memisahkan endapan (flok-flok) yg terbentuk karena
penambahan alum dan soda abu
Bahan konstruksi : Carbon Steel SA-283, Grade C
Data:
Laju massa air (F1) = 1.783,333 kg/jam
Laju massa Al2(SO4)3 (F2) = 0,089 kg/jam
Laju massa Na2CO3 (F3) = 0,048 kg/jam
Laju massa total, m = 1.783,47 kg/jam = 0,495 kg/s
Densitas Al2(SO4)3 = 2,710 kg/m3 (perry, 1997)
Densitas Na2CO3 = 2,533 kg/m3 (perry, 1997)
3
Densitas air = 995,68 kg/m
Densitas larutan (ρ) = 967,708 kg/m3 = 0,967 gr/m3
Reaksi koagulasi:
Al2(SO4)3 + 3 Na2CO3 + 3 H2O 2 Al(OH)3 + 3 Na2SO4 + 3CO2
L.D | 136
Perhitungan:
Dari montgomery (1985) diperoleh :
Untuk clarifier tipe upflow (radial) :
Kedalaman air = 3-5 m
Setting time = 1-3 jam
Dipilih: kedalaman air (H) = 3 m ; Waktu pengendapan = 1 jam
Dimensi clarifier
Volume cairan:
𝑉
6
V total = 1,2 x 1,791 m3 = 2,149 m3
Maka:
𝑉 𝜋 𝐻
𝑉 𝜋
( )1/3
L.D | 137
Faktor korosi = 0,125 in
Tebal shell yang dibutuhkan : 0,134 in = 0,003 m
Daya Clarifier
P = 0,006 D2 (Ulrich,1984)
P = daya yg dibutuhkan = 0,006 x (0,304)2 = 0,0005 Hp = 0,2 Hp
𝑉 𝜋
( )1/3
Maka :
D = 0,045 m
H = 0,136 m
L.D | 138
Tinggi air dalam tangki (h) = (0,269 x 0,136)/0,322 = 0,114 m
Tinggi penyaring = ¼ x 0,136 = 0,046 m
Tebal dinding tangki:
Perbandingan tinggi tutup tangki dengan diameter dalam adalah 1 : 4
Tinggi tutup tangki = 1/3 x 0,045 = 0,011 m
Tekanan hidrostatik, Pair = ρ.g.h
= 995,68 x 9,8 x 0,114 = 1.113,163 pa = 1,113 kPa
Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa
Poperasi = Pair + Po = 115 kPa
Faktor kelonggaran = 5%
Maka, Pdesign = 1,05 x 102 = 107,560 kPa
Joint Efficiency = 0,8 (Brownell, 1959)
Allowable stress = 12.650 psia = 87.221,75 kPa (Brownell, 1959)
Tebal shell tangki:
𝑃
𝑡
𝑆 𝑃
( 6 )( )
𝑡
( ) ( 6 )
Faktor korosi = 0,125 in
Tebal shell yg dibutuhkan : 0,125 + 0,001 =0,126 in
Tebal shell standar yg digunakan = 0,1875 in = 3/16 (Brownell, 1959)
L.D | 139
Laju massa air = 1.783,333 kg/jam
Densitas = 995,68 kg/m3 = 62,152 lbm/ft3
Kebutuhan perancangan = 6 Jam
Faktor Keamanan = 20%
Ukuran tangki
Volume air:
( )(6)
𝑉
6
Volume tangki: Vt = 12,897 m3
Direncanakan perbandingan diameter denga tinggi silinder tangki, D : H = 5 : 6
𝑉 𝜋 𝐻 (Brownell, 1959)
𝑉 𝜋
( )1/3
Maka:
D = 2,392 m
H = 2,870 m
Tinggi air dalam tangki : 2,392 m
Tebal dinding tangki
Pair = ρ.g.h
= 995,68 x 9,8 x 2,392 = 23.340,441 pa = 23,340 kPa
Tekanan udara luar, Po = 1 atm = 101,325 kPa
Poperasi = Pair + Po = 125 kPa
Faktor kelonggaran = 5%
Maka, Pdesign = 1,5 x 125 = 130,899 kPa
Joint Efficiency = 0,8 (Brownell, 1959)
Allowable stress = 12.650 psia = 87.221,75 kPa (Brownell, 1959)
Tebal shell tangki:
𝑃
𝑡
𝑆 𝑃
( )( )
𝑡
( )( ) ( ( )
L.D | 140
Faktor korosi = 0,125 in
Tebal shell yg dibutuhkan : 0,125 + 0,088 = 0,213 in
Tebal shell standar yg digunakan = 0,4 in = 2/5 (Brownell, 1959)
Analog perhitungan dapat dilihat pada TP-01, sehingga diperoleh:
Tabel LD.3 Spesifikasi Tangki Utilitas
Volume Diameter Tinggi Tebal
Tangki Tangki Tangki Tangki Shell Jumlah
TU-01 12,897
(m3) 2,392
(m) 2,871
(m) 0,213
(in) 1
TU-02 51,583 3,797 4,557 1,375 1
( )1/3
Maka:
D = 0,962 m
H = 1,154 m
Tinggi cairan dalam tangki : 0,962 m = 3,156 ft2
L.D | 141
Tebal dinding tangki
Tekanan hidrostatik = 15,811 psi
Faktor kelonggaran = 5%
Maka, Pdesign = 32,032 psi
Joint Efficiency = 0,8 (Brownell, 1959)
Allowable stress = 12.650 psia (Brownell, 1959)
Ukuran tangki
Volume solar:
𝑥
𝑉
6
Volume tangki: Vt = 0,929 m3
Direncanakan perbandingan diameter denga tinggi silinder tangki, D : H = 1 : 1
𝑉 𝜋 𝐻 (Brownell, 1959)
L.D | 142
𝜋
𝑉
( )1/3
Maka:
D = 1,058 m
H = 1,058 m
Tinggi solar dalam tangki : 0,881 m = 2,891 ft2
Tebal dinding tangki
Tekanan hidrostatis = 11,298 psi
Faktor kelonggaran = 5%
Maka, Pdesign = 27,294 kPa
foint Efficiency = 0,8 (Brownell, 1959)
Allowable stress = 12.650 psia = 87.221,75 kPa (Brownell, 1959)
L.D | 143
LAMPIRAN E
PERHITUNGAN ANALISA EKONOMI
Kapasitas Produksi : 43.000 Ton/Tahun
Satu tahun operasi : 330 hari
Rencana pendirian : Tahun 2025
Beroperasi : Tahun 2027
Nilai kurs $ : Rp 14.978,- (Bank Indonesia, Juli 2022)
L.E | 144
LE.1 Perhitungan Harga Peralatan
Harga peralatan proses setiap tahun terus berubah, maka diperlukan suatu
metode untuk memperkirakan harga suatu alat serupa pada tahun-tahun
sebelumnya. Penentuan harga peralatan dapat dilakukan dengan menggunakan
indeks harga. Indeks harga peralatan yang digunakan diperoleh dari Chemical
Engineering Magazine, 2021.
Tabel LE.1 Indeks Harga Alat
Tahun Indeks
2014 525,40
2015 555,60
2016 585,80
2017 616,10
2018 646,30
2019 676,50
2020 706,30
2021 736,90
(Sumber: Chemical Engineering Magazine, 2021)
Dengan asumsi bahwa perubahan harga indeks peralatan tiap tahun terjadi
secara linier, maka didapatkan persamaan berikut :
y = 30,194x – 60074
dimana y adalah index
L.E | 145
Pabrik bio oil ini akan mulai beroperasi pada tahun 2027, dan pembelian alat akan
dimulai tahun 2025 sehingga berdasarkan persamaan yang diperoleh, maka
perkiraan cost index pada tahun 2025 adalah 1038,656. Untuk mengestimasikan
harga alat pada tahun tersebut, digunakan persamaan:
𝑁𝑥
𝑥 𝑦
𝑁𝑦
Dimana: Ex = harga pembelian pada tahun 2025
Ey = Harga pembelian pada tahun 2021
Nx = Index harga pada tahun 2025
Ny = Index harga pada tahun 2021
(Aries, R.S and Newton, 1955)
Contoh perkiraan harga alat :
Harga Belt Conveyor pada tahun 2025 :
6
6
L.E | 146
Tabel LE.3 Harga Peralatan Utilitas
Jumlah EY 2021
No. Nama Alat Kode Alat Unit ($) EX 2025 ($)
1 Screening SC 1 39800 57728,633
2 Sedimentasi BS 1 39800 57728,633
3 Clarifier CR 1 39800 57728,633
4 Bak sand filter SF 1 25300 36696,845
5 Tangki penampungan TU-01 1 80300 116472,595
6 Tangki
sementara UtilitasTU-02 1 35000 50766,386
7 Tangki
DomestikAlum TP-01 1 8900 12909,167
8 Tangki kaporit TP-02 1 6000 8702,809
6
9 Tangki Dowtherm A TU-03 1 8500 12328,980
10 Tangki Bahan Bakar TB 1 25200 36551,798
11 Generator G-01 1 42000 60919,663
12 Pompa 1 PU-01 1 11700 16970,478
13 Pompa 2 PU-02 1 11700 16970,478
14 Pompa 3 PU-03 1 8600 12474,026
15 Pompa 4 PU-04 1 11700 16970,478
16 Pompa 5 PU-05 1 11700 16970,478
17 Pompa 6 PU-06 1 8800 12764,120
18 Pompa 7 PU-07 1 8400 12183,933
19 Pompa 8 PU-08 1 8800 12764,120
20 Pompa 9 PU-09 1 9800 764.120
14214,588
21 Pompa 10 PU-10 1 6600 9573,090
22 Pompa 11 PU-11 1 8800 12764,120
23 Pompa 12 PU-12 1 6600 9573,090
Total 678027,141
Sumber: (www.matche.com) dan (buku Plant Design and Economic for Chemical
Engineers, Max S Peters, ed. 6)
L.E | 147
Jadi, Harga pembelian alat total (E) = 1,25 x Rp 53.056.069.896
= Rp 66.320.087.370
LE.2 Perhitungan Production Cost (Biaya Produksi)
A. Total Capital Investment (TCI)
a. Modal tetap (Fixed Capital Investment)
*Persentasi (%) yang digunakan diperoleh dari Buku Aries, R.S and
Newton, 1955.
- Biaya Langsung (direct cost)
1. Harga Peralatan Rp66.320.087.370 (E)
2. Instalasi, isolasi & pengecatan 47 % (E) Rp 25.201.633.201
3. Instrumen alat & Kontrol 35% (E) Rp 6.632.008.737
4. Perpipaan Terpasang 31% (E) Rp 20.559.227.085
5. Pelistrikan Terpasang 11% (E) Rp 6.632.008.737
6. Bangunan dan Pemeliharaan 28% (E) Rp 18.569.624.464
7. Yard Improvement 10 % (E) Rp 6.632.008.737
8. Service Fasilities 60% (E) Rp 19.896.026.211
9. Tanah 6% (E) Rp 3.979.205.242
Total DC Rp 174.421.829.784
- Biaya tidak langsung (indirect cost)
1. Engineering and Supervisi 30% (E) Rp 19.896.026.211
2. Biaya Konstruksi 34% (E) Rp 22.548.829.706
Total IC Rp 42.444.855.917
3. Biaya Kontraktor 4% (DC + IC) Rp 8.674.667.428
4. Biaya Tak Terduga 10% (DC + IC) Rp 21.686.668.570
Total Fixed Capial Investment (FCI) Rp 247.228.021.699
b. Modal kerja (Working Capital Investment)
WCI = 15 % x TCI
c. Modal total (TCI)
TCI = FCI + 0,15 TCI
TCI = FC
0,85 TCI = FCI
6
6 6 6
L.E | 148
Maka,
WCI = 15% x TCI
= 15% x Rp 290.856.496.116 = Rp 43.628.474.417
Investasi ini direncanakan 40% modal sendiri dan 60% modal
pinjaman dari bank dengan masa konstruksi 2 tahun. Dimana 60% dari
total investasi dikeluarkan pada tahun pertama.
1. Investasi pada tahun pertama (-1) konstruksi:
Investasi tahun pertama = 60% x TCI
= 60% x Rp 290.856.496.116
= Rp 174.513.897.669
a. Modal sendiri
Modal sendiri = 40 % x TCI
= 40 % x Rp 290.856.496.116
= Rp 116.342.598.447
b. Modal pinjaman
Modal Pinjaman = Investasi tahun pertama – modal sendiri
= Rp 174.513.897.669 – Rp 116.342.598.447
= Rp 58.171.299.222
c. Bunga pinjaman akhir tahun pertama
Bunga pinjaman akhir = 8,70 % x modal pinjaman
= 8,70 % x Rp 58.171.299.222
= Rp 2.035.995.472
d. Total investasi tahun pertama konstruksi
= Modal pinjaman + bunga akhir tahun pertama
= Rp 58.171.299.222 + Rp 2.035.995.472
= Rp 56.135.303.750
2. Investasi pada akhir tahun masa konstruksi (0)
a. Pada akhir masa konstruksi dikeluarkan biaya
= 40 % x TCI
= 40 % x Rp 290.856.496.116
= Rp 116.342.598.447
L.E | 149
b. Bunga pada akhir masa konstruksi tahun (0)
= 8,70% x (Pinjaman Tahun I + Bunga Tahun I + pinjaman Tahun
Akhir)
= 8,70% x (Rp 58.171.299.222 + Rp 2.035.995.472 +
Rp 116.342.598.447)
= Rp 6.179.246.259
c. Total investasi pada akhir masa konstruksi
= Biaya akhir konstruksi + Bunga akhir masa konstruksi tahun (0)
= Rp 116.342.598.447+ Rp 6.179.246.259
= Rp 122.521.844.706
d. Modal pinjaman akhir konstruksi
= Total investasi tahun pertama konstruksi + Total investasi pada
akhir masa konstruksi
= Rp 56.135.303.750 + Rp 122.521.844.706
= Rp 178.657.148.456
e. Jadi total investasi pada akhir masa konstruksi
= Modal pinjaman + Modal sendiri
= Rp 178.657.148.456 + Rp 116.342.598.447
= Rp 294.999.746.903
L.E | 150
b. Biaya utilitas
Harga solar = Rp 9.300/L (www.alibaba.com)
Harga Dowtherm A = Rp 35.947/L (www.alibaba.com)
c. Gaji karyawan
L.E | 151
19 Kasi Personalia & Kesejahteraan 7.500.00 1 90.000.000
20 Kasi Keamanan 7.500.00
0 1 90.000.000
21 Karyawan Bagian Proses(Kepala) 5.000.00
0 4 240.000.000
22 Karyawan Bagian Proses(Regu) 3.900.00
0 5 2.527.200.000
23 Karyawan Bagian Laboratorium 3.900.00
0 14 561.600.000
24 Karyawan Bagian Utilitas 3.900.00
0 32 1.591.200.000
25 Karyawan Bagian Personalia 3.900.00
0 45 234.000.000
26 Karyawan Bagian Pemasaran 3.900.00
0 5 234.000.000
27 Karyawan Bagian Administrasi 3.900.00
0 6 280.800.000
28 Karyawan Bagian Pembelian 3.900.00
0 5 234.000.000
29 Karyawan Bagian Pemeliharaan 3.900.00
0 8 374.400.000
30 Karyawan Bagian Gudang 3.900.00
0 5 234.000.000
0
Total gaji karyawan perbulan = Rp. 349.100.000
Total gaji karyawan pertahun = Rp. 349.100.000 x 12 bulan
= Rp. 12.379.200.000
*Manufacturing Cost
a. Direct Manufacturing Cost (DMC)
*persentasi (%) yang digunakan diperoleh dari Buku Aries, R.S and
Newton, 1955.
1. Bahan Baku Rp 154.518.949.323
2. Gaji Karyawan Rp 12.379.200.000 (A)
3. Biaya Supervisi 10% (A) Rp 1.237.920.000
4. Utilitas Rp 120.222.891.262
5. Perawatan dan perbaikan 8% (FCI) Rp 19.778.241.736 (M)
6. Operating supplies 15% (M) Rp 2.966.736.260
7. Laboratorium 12 % (A) Rp 1.485.504.000
8. Patent dan Royalties 1% (S) Rp 4.762.769.517
Total DMC Rp 317.352.212.099
Harga Penjualan (S)
1. Produk utama
Produksi Bio oil = 43.000 ton/tahun
Harga Bio oil = Rp 10.550/kg (www. alibaba.com)
L.E | 152
Harga Jual per tahun = 43.000.000 Kg/tahun × Rp 10.550
= Rp 453.650.000.000
2. Produk samping
Produksi Arang = 90.507.806 Kg/tahun
Harga Arang = Rp 250/Kg (www.alibaba.com)
Harga Jual per tahun = 90.507.806 Kg/tahun × Rp 250
= Rp 22.626.951.705
Hasil penjualan total tahunan = Rp 476.276.951.705
L.E | 153
3. Riset dan pengembangan 3,5% (MC) Rp 13.174.329.069
4. Financing 4% (TCI) Rp 11.634.259.845
Total GE Rp 39.864.964.992
Maka Total Product Cost (TPC)
TPC = MC + GE
TPC = Rp 376.409.401.962 + Rp 39.864.964.992
TPC = Rp 416.274.366.954
LE.3 Analisa Kelayakan
A. Sales and Profit
Penjualan = Rp 476.276.951.705
Biaya produksi = Rp 416.274.366.954
Keuntungan sebelum pajak = Penjualan – Biaya Produksi
= Rp 476.276.951.705 – Rp 416.274.366.954
= Rp 60.002.584.751
(pajak 15%) = 15% (Rp 60.002.584.751)
= Rp 9.000.387.712
Keuntungan setelah pajak = Rp 60.002.584.751– Rp 9.000.387.712
= Rp 51.002.197.038
B. Percent Profit on Sales (POS)
a. Sebelum pajak
6
6 6
b. Setelah pajak
6 6
L.E | 154
C. Return on Investment (ROI)
ROI Adalah tingkat keuntungan yang dapat dihasilkan dari tingkat
investasi yang dikeluarkan. Didasarkan pada kecepatan pengembalian
modal tetap yang diinvestasikan.
a. Sebelum pajak
6
6
b. Setelah pajak
( )
(Aries, R.S & Newton, 1954)
a. Sebelum pajak
( )
b. Setelah pajak
( )
L.E | 155
E. Break Even Point (BEP)
a. Fixed Manufacturing Cost (FC)
Tabel LE.7 Fixed Manufacturing Cost (FMC)
No. Jenis Harga (Rp)
1 Depresiasi 19.778.241.736
2 Pajak
Si 4.944.560.434
3 Asuransi 1.236.140.108
Fixed Cost (FC) 25.958.942.278
d. Sales (S)
Penjualan produk selama satu tahun = Rp. 476.276.951.705
Break Event Point (BEP)
Perhitungan BEP dengan persamaan:
L.E | 156
( 6 )
𝑥
6 6 ( 6 ) 6
( 6 )
𝑥
6 6 ( 6 ) 6
= 22,78%
G. Discounted Cash Flow (DCF)
DCF adalah salah satu cara untuk menganalisa suatu kelayaan pabrik
dimana DCF didefinisikan sejumlah uang dari keuntungan yang tidak
digunakan untuk pinjaman modal dan bunganya.
a. Laba kotor
= harga penjualan produk - TPC – depresiasi - bunga sisa pinjaman
= Rp 476.276.951.705 - Rp 416.274.366.954 - Rp 19.778.241.736 –
Rp 6.395.519.879
= Rp 33.828.823.136
b. Pajak penghasilan
= 5 % x laba kotor
= 5 % x Rp 33.828.823.136
= Rp 1.691.441.156
(Pasal 17 UU PPh No.36, 2008)
c. Laba bersih
= laba kotor – pajak penghasilan
= Rp 33.828.823.136 – Rp 1.691.441.156
= Rp 32.137.381.980
d. Pengembalian pinjaman direncanakan 1 0 tahun, dengan bunga
10% pertahun
6 6
𝑢𝑛𝑔𝑎 𝑡𝑎ℎ𝑢𝑛 𝑘 𝑛
L.E | 157
(Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel cash flow)
e. Cash flow
= Laba bersih + depresiasi
= Rp 32.137.381.980 + Rp 19.778.241.736
= Rp 51.915.623.716
f. Net Cash flow
= Cash flow – pengembalian pinjaman
= Rp 51.915.623.716 - Rp 18.272.913.940
= Rp 33.642.709.775
(Hasil perhitungan dapat dilihat pada tabel cash flow)
g. Discount cash flow
𝑛 𝑡 𝑐𝑎𝑠ℎ 𝑜𝑤
( )
Tabel LE.10 Discounted Cash Flow
Trial i
Tahun
i = 13,19%
ke-n Net Cash Flow (CF) i = 8,70%
Present value
1 Rp 33.642.709.775 Rp 32.505.033.599 Rp 34.751.634.070
2 Rp 34.250.284.163 Rp 31.973.006.757 Rp 36.545.398.506
3 Rp 34.857.858.552 Rp 31.439.791.256 Rp 38.419.657.387
4 Rp 35.465.432.940 Rp 30.906.075.888 Rp 40.377.768.307
5 Rp 36.073.007.329 Rp 30.372.504.219 Rp 42.423.222.751
6 Rp 36.680.581.717 Rp 29.839.676.861 Rp 44.559.651.268
7 Rp 37.288.156.106 Rp 29.308.153.640 Rp 46.790.828.851
8 Rp 37.895.730.494 Rp 28.778.455.669 Rp 49.120.680.512
9 Rp 38.503.304.883 Rp 28.251.067.324 Rp 51.553.287.071
10 Rp 39.110.879.271 Rp 27.726.438.136 Rp 54.092.891.164
Total NPV Rp 301.100.203.348 Rp 438.635.019.886
L.E | 158
Resume:
1. Persen of Return On Investment sebelum pajak adalah 24% dan
sesudah pajak 21%
2. Pay Out Time sebelum pajak adalah 2,92 tahun dan sesudah pajak
4,83 tahun.
3. Break Event Point pabrik adalah 45,77%.
4. Shut Down Point pabrik adalah 22,78%
5. Discounted Cash Flow adalah 13,19%
L.E | 159
Grafik BEP Pabrik Bio Oil
5.5E+11
5.0E+11
4.5E+11
Milar Rp. Per Tahun
4.0E+11
3.5E+11
3.0E+11
2.5E+11 BEP
2.0E+11
1.5E+11 SDP
1.0E+11
5.0E+10
0.0E+00
0% 20% 40% 60% 80% 100% 120%
Kapasitas Produksi
Gambar LE.2 Grafik BEP dan SDP Pabrik Pembuatan Bio Oil
L.E | 160
Tabel LE.11 Cash Flow Pabrik Pembuatan Bio Oil
INVEST
Tahun
ke -
Modal Modal
Kapasitas ASI
Pengeluaran Inflasi Jumlah Akumulasi Pengeluaran Bunga Jumlah Akumulasi
Sendiri Pinjaman
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
-2 0% 116.342.598.447 0 116.342.598.447 116.342.598.447 58.171.299.223 2.035.995.473 60.207.294.696 60.207.294.696
-1 0% 0 0 0 116.342.598.447 116.342.598.447 6.179.246.260 122.521.844.706 182.729.139.403
0 0% 0 0 116.342.598.447 0 0 182.729.139.403
1 100%
2 100%
3 100%
4 100%
5 100%
6 100%
7 100%
8 100%
9 100%
10 100%
L.E | 161
Investasi Pengembalian Sisa Pinjaman Hasil Biaya Depresiasi Bunga dari
Total Pinjaman Penjualan Operasi Sisa Pinjaman
(6) + (10) (13) - (12)
11 12 13 14 15 16 17
176.549.893.143
299.071.737.849
299.071.737.849 182.729.139.403
18.272.913.940 164.456.225.462 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 6.395.519.879
18.272.913.940 146.183.311.522 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 5.755.967.891
18.272.913.940 127.910.397.582 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 5.116.415.903
18.272.913.940 109.637.483.642 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 4.476.863.915
18.272.913.940 91.364.569.701 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 3.837.311.927
18.272.913.940 73.091.655.761 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 3.197.759.940
18.272.913.940 54.818.741.821 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 2.558.207.952
18.272.913.940 36.545.827.881 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 1.918.655.964
18.272.913.940 18.272.913.940 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 1.279.103.976
18.272.913.940 0 476.276.951.705 416.274.366.954 19.778.241.736 639.551.988
L.E | 162
Laba
Actual Cash Net Cash Flow Cummulative
Sebelum pajak Sesudah pajak
Pajak Flow (20) + (16) (21) - (12) Net Cash Flow
(14)-(15)-(16)-(17) (18) - (19)
18 19 20 21 22 23
L.E | 163
L.E | 164