Anda di halaman 1dari 36

MAKALAH

METODE PENELITIAN KUANTITATIF


DALAM PENDIDIKAN ISLAM
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Metode Penelitian Pendidikan
Islam

Dosen Pengampu:

Dr. Junaidi Arsyad, M.A.


Dr. Bambang Lesmono, M.E.

DISUSUN OLEH:
INTAN PERMATA SARI ZEGA
NIM: 3003233029

PROGRAM MAGISTER PENDIDIKAN ISLAM


UNIVERSITAS NEGERI ISLAM SUMATERA UTARA

TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah Subhanahu wa Ta'ala yang telah
melimpahkan rahmat, dan karunia-Nya kepada kita semua sehingga dapat
menyelesaikan makalah yang berjudul “Metode Penelitian Kuantitatif dalam
Pendidikan Islam” ini.

Makalah ini disusun sebagai salah satu upaya kami untuk mengeksplorasi
dan memahami peran dan pentingnya penelitian kuantitatif dalam konteks
pendidikan Islam. Pendidikan merupakan landasan terpenting bagi perkembangan
umat Islam, dan penelitian merupakan salah satu cara untuk memperoleh
pemahaman yang lebih mendalam mengenai permasalahan pendidikan Islam.

Metode penelitian kuantitatif merupakan alat yang sangat cocok untuk


mengkaji fenomena pendidikan Islam dengan pendekatan yang sistematis, terukur
dan obyektif. Melalui makalah ini, kami bertujuan untuk memberikan gambaran
komprehensif tentang metode penelitian kuantitatif dan penerapannya dalam
konteks pendidikan Islam. Kami membahas konsep dasar, tahapan, manfaat dan
tantangan penelitian kuantitatif.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak ruang untuk perbaikan. Oleh karena itu, kritik, saran dan pembaca sangat
kami hargai demi perbaikan yang berkesinambungan. Akhir kata, kami berharap
makalah ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya para peneliti,
pendidik dan semua pihak yang peduli terhadap perkembangan pendidikan Islam.

Medan, 31 Oktober 2023

Penyusun,

Intan Permata Sari Zega

ii
DAFTAR ISI

Halaman

COVER ............................................................................................................ i

KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iii

BAB 1 PENDAHULUAN ............................................................................... 1

A. Latar Belakang .............................................................................. 1


B. Rumusan Masalah ......................................................................... 2
C. Tujuan Penelitian........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................. 3

A. Pengenalan Metode Penelitian Kuantitatif ................................... 3


1. Definisi dan karakteristik utama metode penelitian Kuantitatif
.................................................................................................. 3
2. Perbandingan dengan metode penelitian Kualitatif ................. 6
B. Rancangan Penelitian Kuantitatif .................................................. 10
1. Jenis Rancangan Penelitian Kuantitatif .................................... 10
2. Bagaimana memilih rancangan yang sesuai dengan tujuan
penelitian pendidikan Islam ...................................................... 24
C. Merumuskan Masalah Penelitian Kuantitatif ................................ 26
1. Proses merumuskan masalah penelitian yang relevan dan
bermanfaat dalam konteks pendidikan Islam ........................... 26
2. Pengembangan pertanyaan penelitian ...................................... 29

BAB III PENUTUP ......................................................................................... 31

A. Kesimpulan.................................................................................... 31
B. Saran dan Kritik ............................................................................ 32

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 33

iii
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar belakang
Pendidikan merupakan salah satu pilar pembangunan masyarakat dan
individu. Pendidikan Islam sebagai bagian dari agama Islam mempunyai
peranan yang sangat penting dalam membentuk karakter, akhlak dan
pengetahuan umat Islam. Oleh karena itu, sangat penting dan penting untuk
memperhatikan kajian pendidikan Islam.
Metode penelitian adalah alat penting untuk memahami dan
mempromosikan pendidikan Islam. Salah satu pendekatan yang dapat
digunakan dalam penelitian pendidikan Islam adalah metode kuantitatif.
Metode ini memungkinkan peneliti mengumpulkan data terukur dan
memperoleh hasil yang dapat diuji secara statistik. Meskipun metode
kuantitatif mungkin kurang populer dibandingkan pendekatan kualitatif dalam
konteks pendidikan Islam, metode ini dapat memberikan wawasan yang
berharga.
Dalam konteks ini, latar belakang penelitian menekankan bahwa
penelitian kuantitatif dapat memberikan kontribusi penting terhadap
pemahaman berbagai aspek pendidikan Islam, seperti efektivitas metode
pengajaran, pengembangan karakter siswa, keberhasilan program pendidikan,
dan lain-lain. Penelitian kuantitatif juga dapat membantu pemangku
kepentingan mengambil keputusan berdasarkan data yang kuat.
Selain itu, karena pesatnya perkembangan teknologi dan semakin
mudahnya akses informasi, metode penelitian kuantitatif menjadi semakin
penting dalam konteks pendidikan Islam. Pemanfaatan teknologi dalam
proses pembelajaran, seperti e-learning, pembelajaran berbasis komputer, dan
penilaian berbasis data, memudahkan pengumpulan dan analisis data
kuantitatif.
Dalam konteks inilah penting untuk menjelaskan metode penelitian
kuantitatif dalam pendidikan Islam dan mencari tahu bagaimana metode

1
tersebut dapat diterapkan dengan baik dalam konteks ini. Artikel ini
membahas tentang prinsip dasar metode penelitian kuantitatif, alat yang
digunakan, dan contoh penelitian kuantitatif terkait pendidikan Islam.
Publikasi ini diharapkan dapat memberikan informasi yang bermanfaat bagi
para peneliti, pendidik dan pengambil kebijakan untuk meningkatkan mutu
pendidikan Islam.

B. Rumusan masalah
1. Apa yang dimaksud metode penelitian kuantitatif ?
2. Bagaimana rancangan penelitian kuantitatif ?
3. Bagaimana merumuskan masalah penelitian kuantitatif?

C. Tujuan penelitian
Bersumber pada rumusan permasalahan yang disusun oleh penulis di atas,
hingga tujuan dalam penyusunan makalah ini merupakan bagaikan berikut:
1. Mengetahui apa yang dimaksud metode penelitian kuantitatif
2. Mengetahui rancangan penelitian kuantitatif
3. Mengetahui cara merumuskan masalah penelitian kuantitatif

2
BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengenalan Metode Penelitian Kuantitatif


1. Definisi dan karakteristik utama metode penelitian Kuantitatif.
a. Definisi metode penelitian Kuantitatif

Penelitian kuantitatif merupakan jenis penelitian yang spesifikasinya


sistematis, terencana, dan terstruktur dengan jelas sejak awal hingga
pembuatan desain penelitian. Definisi lain mengatakan bahwa penelitian
kuantitatif adalah penelitian yang banyak melibatkan penggunaan angka-
angka, dimulai dari pengumpulan data, interpretasi, dan publikasi hasilnya.
Demikian pula pada bagian akhir makalah penelitian, alangkah baiknya jika
disertai dengan gambar, tabel, bagan atau gambar lainnya. Namun demikian,
bukan berarti penelitian kuantitatif tidak memuat data berupa informasi
kualitatif. Penelitian kuantitatif ini menekankan pada hasil survei, sedangkan
penelitian kualitatif menekankan pada studi kasus.
Penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai penelitian yang
berlandaskan filsafat positivisme, yaitu digunakan untuk mempelajari
populasi atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel biasanya dilakukan
secara acak, instrumen penelitian digunakan untuk mengumpulkan data,
analisis data statistik digunakan untuk menguji hipotesis yang telah
ditentukan sebelumnya (Prof. Dr. Sugiyono:2009).
Menurut Sarmanu dalam Dasar Metodologi Penelitian Kuantitatif
Kualitatif dan Statistika (2017), penelitian kuantitatif adalah penelitian yang
bertujuan untuk menguji teori-teori yang ada untuk melihat benar atau salah.
Berikut beberapa definisi Metode penelitian kuantitatif dari para ahli
terkemuka:

1) Emil J. Posavac dan Raymond G. Carey: “Metode penelitian kuantitatif


adalah metode penelitian yang menggunakan data berupa angka-angka
untuk mengukur, menganalisis, dan menjelaskan fenomena. Pendekatan

3
ini melibatkan penggunaan metode statistik untuk menggeneralisasi hasil
yang diperoleh dari suatu survei berupa sampel ke populasi yang lebih
besar."
2) John W. Creswell: “Metode penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang mengumpulkan data berupa angka-angka untuk menguji
hipotesis dan menjawab pertanyaan penelitian. Pendekatan ini sering kali
menggunakan survei, eksperimen, dan analisis statistik untuk
memperoleh wawasan terukur terhadap suatu fenomena.”
3) Charles R. Kothari : “Metode penelitian kuantitatif adalah metode
penelitian yang mendeskripsikan atau menjelaskan fenomena dengan
cara mengumpulkan dan menganalisis data yang berupa angka-angka.
Tujuan dari pendekatan ini adalah untuk mencapai pemahaman yang
obyektif, terukur, dan dapat digeneralisasikan.”
4) Alan Bryman: “Metode penelitian kuantitatif adalah pendekatan yang
fokus pada pengumpulan data terukur, analisis statistik, dan pengujian
hipotesis. Metode ini mengutamakan aspek penelitian yang terukur.”
5) William M.K. Trochim: “Metode penelitian kuantitatif adalah
pendekatan yang menggunakan data numerik dan teknik statistik untuk
mengumpulkan dan menganalisis data. Pendekatan ini memberikan hasil
yang terukur dan menggeneralisasi hubungan antar variabel dalam
penelitian.”

Oleh karena itu, para ahli umumnya sepakat bahwa metode penelitian
kuantitatif adalah pendekatan yang menggunakan data berupa angka-angka
dan teknik statistik untuk menganalisis fenomena atau hubungan dalam
penelitian dengan tujuan memperoleh hasil yang obyektif, terukur, dan dapat
digeneralisasikan. Pendekatan ini sangat sering digunakan dalam banyak
disiplin ilmu untuk menjawab pertanyaan penelitian yang memerlukan
analisis dan pengukuran yang ketat.

4
b. Karakteristik utama metode penelitian Kuantitatif

Karakteristik penelitian kuantitatif adalah sebagai berikut (Nana


Sudjana dan Ibrahim, 2001:6-7; Suharsimi Arikunto, 2002:11; Johnson, 2005,
dan Kasiram, 2008:149-150):

1) Menggunakan pola berpikir deduktif (rasional-empiris


atau topdown), yang berusaha memahami suatu fenomena dengan cara
menggunakan konsep-konsep yang umum untuk menjelaskan fenomena-
fenomena yang bersifat khusus.
2) Logika yang dipakai adalah logika positivistik dan menghindari hal-hal
yang bersifat subjektif.
3) Proses penelitian mengikuti prosedur yang telah direncanakan.
4) Tujuan dari penelitian kuantitatif adalah untuk menyusun ilmu nometetik
yaitu ilmu yang berupaya membuat hukum-hukum dari generalisasinya.
5) Subjek yang diteliti, data yang dikumpulkan, dan sumber data yang
dibutuhkan, serta alat pengumpul data yang dipakai sesuai dengan apa
yang telah direncanakan sebelumnya.
6) Pengumpulan data dilakukan melalui pengukuran dengan menggunakan
alat yang objektif dan baku.
7) Peneliti penempatkan diri secara terpisah dengan objek penelitian, dalam
arti dirinya tidak terlibat secara emosional dengan subjek penelitian.
8) Analisis data dilakukan setelah semua data terkumpul.
9) Hasil penelitian berupa generalisasi dan prediksi, lepas dari konteks
waktu dan situasi.

Karakteristik-karakteristik ini membantu mendefinisikan metode


penelitian kuantitatif sebagai pendekatan yang berfokus pada pengukuran,
analisis, dan interpretasi data angka untuk mengungkap pola dan hubungan
dalam fenomena yang diteliti.

5
2. Perbandingan metode penelitian kuantitatif dengan metode
penelitian Kualitatif.

Perbedaan mendasar antara metode penelitian kualitatif dan metode


penelitian kuantitatif terletak pada strategi dasar penelitiannya. Penelitian
kuantitatif dianggap konfirmatori dan deduktif, sedangkan penelitian
kualitatif dianggap eksploratif dan induktif (Irwan Abdullah:2008). Hal ini
bersifat konfirmatori karena metode penelitian kuantitatif ini merupakan
pengujian hipotesis terhadap teori yang ada. Penelitian memberikan
penegasan antara teori dan kenyataan yang ada karena didasarkan pada
pengetahuan ilmiah yang berupa angka-angka. Menarik kesimpulan bersifat
deduktif, yaitu dari sesuatu yang umum ke sesuatu yang khusus.

Hamidi menjelaskan setidaknya terdapat 12 perbedaan pendekatan


kualitatif dengan kualitatif seperti berikut ini (2004):

a. Dari segi perspektifnya :

Penelitian kuantitatif lebih menggunakan pendekatan etik, dalam arti


bahwa peneliti mengumpulkan data dengan menetapkan terlebih dahulu
konsep sebagai variabel-variabel yang berhubungan yang berasal dari teori
yang sudah ada yang dipilih oleh peneliti. Kemudian variabel tersebut
dicari dan ditetapkan indikator-indikatornya. Hanya dari indikator yang
telah ditetapkan tersebut dibuat kuesioner, pilihan jawaban dan skor-
skornya.

Penelitian kualitaif lebih menggunakan persepektif emik. Peneliti dalam


hal ini mengumpulkan data berupa cerita rinci dari para informan dan
diungkapkan apa adanya sesuai dengan bahasa dan pandangan informan.

b. Dari segi konsep atau teori:

Penelitian kuantitatif bertolak dari konsep (variabel) yang terdapat dalam


teori yang dipilih oleh peneliti kemudian dicari datanya, melalui kuesioner
untuk pengukuran variabel-variabelnya.

6
Penelitian kualitatif berangkat dari penggalian data berupa pandangan
responden dalam bentuk cerita rinci atau asli mereka, kemudian para
responden bersama peneliti meberi penafsiran sehingga menciptakan
konsep sebagai temuan.

Secara sederhana penelitian kuantitatif berangkat dari konsep, teori atau


menguji (retest) teori, sedangkan kualitatif mengembangkan ,menciptakan,
menemukan konsep atau teori.

c. Dari segi hipotesis:

Penelitian kuantitatif merumuskan hipotesis sejak awal, yang berasal dari


teori relevan yang telah dipilih, sedang penelitian kualitatif bisa
menggunakan hipotesis dan bisa tanpa hipotesis. Jika ada maka hipotesis
bisa ditemukan di tengah penggalian data, kemudian “dibuktikan” melalui
pengumpulan data yang lebih mendalam lagi.

Penelitian kualitatif tidak merumuskan hipotesis penelitian.

d. Dari segi teknik pengumpulan data:

Penelitian kuantitatif mengutamakan penggunaan kuisioner.

Penelitaian kualitatif mengutamakan penggunaan wawancara dan


observasi.

e. Dari segi permasalahan atau tujuan penelitian :

Penelitian kuantitatif menanyakan atau ingin mengetahui tingkat pengaruh,


keeretan korelasi atau asosiasi antar variabel, atau kadar satu variabel
dengan cara pengukuran.

Penelitian kualitatif menanyakan atau ingin mengetahui tentang makna


(berupa konsep) yang ada di balik cerita detail para responden dan latar
sosial yang diteliti.

7
f. Dari segi teknik memperoleh jumlah (size) responden (sample) :

Pendekatan kuantitatif ukuran (besar, jumlah) sampelnya bersifat


representatif (perwakilan) dan diperoleh dengan menggunakan rumus,
persentase atau tabel-populasi-sampel serta telah ditentukan sebelum
pengumpulan data.

Penelitian kualitatif jumlah respondennya diketahui ketika pengumpulan


data mengalami kejenuhan. Pengumpulan datanya diawali dari
mewawancarai informan-awal atau informan-kunci dan berhenti sampai
pada responden yang kesekian sebagai sumber yang sudah tidak
memberikan informasi baru lagi. Maksudnya berhenti sampai pada
informan yang kesekian ketika informasinya sudah “tidak berkualitas lagi”
melalui teknik bola salju (snow-ball), sebab informasi yang diberikan sama
atau tidak bervariasi lagi dengan para informan sebelumnya. Jadi
penelitian kualitatif jumlah responden atau informannya didasarkan pada
suatu proses pencapaian kualitas informasi.

g. Dari segi alur pikir penarikan kesimpulan:

Penelitian kuantitatif berproses secara deduktif, yakni dari penetapan


variabel (konsep), kemudian pengumpulan data dan menyimpulkan.

Penelitian kualitatif berproses secara induktif, yakni prosesnya diawali dari


upaya memperoleh data yang detail (riwayat hidup responden, life story,
life sycle, berkenaan dengan topik atau masalah penelitian), tanpa evaluasi
dan interpretasi, kemudian dikategori, diabstraksi serta dicari tema, konsep
atau teori sebagai temuan.

h. Dari bentuk sajian data:

Penelitian kuantitatif berupa angka atau tabel

Penelitian kualitatif datanya disajikan dalam bentuk cerita detail sesuai


bahasa dan pandangan responden.

8
i. Dari segi definisi operasional:

Penelitian kuantitatif menggunakannya.

Penelitian kualitatif tidak perlu menggunakan, karena tidak akan


mengukur variabel (definisi operasional adalah petunjuk bagaimana
sebuah variabel diukur). Jika penelitian kualitatif menggunakan definisi
operasional, berarti penelitian telah menggunakan perspektif etik bukan
emik lagi. Dengan menetapkan definisi operasional, berarti peneliti telah
menetapkan jenis dan jumlah indikator, yang berarti telah membatasi
subjek penelitian mengemukakan pendapat, pengalaman atau pandangan
mereka.

j. (Dari segi) analisis data:

Penelitian kuantitatif dilakukan di akhir pengumpulan data dengan


menggunakan perhitungan statistik.

Penelitian kualitatif analisis datanya dilakukan sejak awal turun ke lokasi


melakukan pengumpulan data, dengan cara “mengangsur atau menabung”
informasi, mereduksi, mengelompokkan dan seterusnya sampai terakhir
memberi interpretasi.

k. Dari segi instrument:

Pendekatan kuantitatif instrumennya adalah angket atau kuesioner.

Penelitian kualitatif memiliki instrumen berupa peneliti itu sendiri. Karena


peneliti sebagai manusia dapat beradaptasi dengan para responden dan
aktivitas mereka. Yang demikian sangat diperlukan agar responden
sebagai sumber data menjadi lebih terbuka dalam memberikan informasi.
Di sisi lain.

l. Dari segi kesimpulan:

Penelitian kuantitatif “sepenuhnya” dilakukan oleh peneliti, berdasarkan


hasil perhitungan atau analisis statistik.

9
Penelitian kualitatif interpretasi data oleh peneliti melalui pengecekan dan
kesepakatan dengan subjek penelitian, sebab merekalah yang yang lebih
tepat untuk memberikan penjelasan terhadap data atau informasi yang
telah diungkapkan. Peneliti memberikan penjelasan terhadap interpretasi
yang dibuat, mengapa konsep tertentu dipilih. Bisa saja konsep tersebut
merupakan istilah atau kata yang sering digunakan oleh para responden.

Meskipun metode kuantitatif dan kualitatif mempunyai kelebihan dan


keterbatasan masing-masing, namun keduanya dapat saling melengkapi dan
digunakan bersama dalam penelitian yang disebut metode campuran untuk
menjamin hasil penelitian yang lebih lengkap.

B. Rancangan Penelitian Kuantitatif


1. Jenis Rancangan Penelitian Kuantitatif

Rancangan penelitian kuantitatif untuk ilmu sosial yang banyak


ragamnya perlu disesuaikan dengan model penelitian dan masalah yang akan
diteliti. Walaupun dalam ilmu-ilmu sosial itu beragam purpose dan perspektif,
tetapi secara garis besar suatu desain penelitian kuantitatif umumnya memuat
beberapa jawaban mengenai pertanyaan berikut ini.(Burhan Bungin : 2013)

a) Mengapa studi (penelitian) harus


b) Apa yang diteliti dan data apa yang
c) Dimana data yang dibutuhkan itu dapat diperoleh
d) Dimana dan yang mana populasi penlitian
e) Kapan dan sampai kapan penelitian itu dilakukan
f) Alat ukur apa yang akan
g) Teknik pengumpulan data apa yang
h) Rancangan dan alat analis data apa yang akan digunakan

Rancangan penelitian kuantitatif berangkat dari telaah teori yang


kemudian memunculkan hipotesis untuk selanjutnya diuji secara empirik.
Dengan demikian, rancangan dalam penelitian kuantitatif berbasis pada
paradigma pengujian konsep secara empiris, berbeda dengan penelitian

10
kualitatif yang menggali data lapangan untuk memunculkan hipotesis. Atas
dasar tersebut, maka sifat dari rancangan penelitian kuantitatif lebih
prosedural atau kaku dibandingkan dengan rancangan penelitian kualitatif.
Dari pendapat beberapa ahli, dapat dirumuskan beberapa karakteristik dari
rancangan penelitian kuantitatif, sebagai berikut:

b) Proposal penelitian dirumuskan dengan desain yang baku berdasarkan


rencana penelitian yang akan dilaksanakan.
c) Masalah yang diungkap berangkat dari kajian teori, yang kemudian
memunculkan hipotesis penelitian untuk dibuktikan secara empiric
d) Instrumen penelitian dikonstruksikan melalui kegiatan try out (uji coba)
dan memiliki manual yang sudah dirancang secara prosedural, termasuk
dalam teknik penskoran
e) Sampel penelitian harus memenuhi batas-batas refresentatif, sehingga hasil
penelitian dapat ditarik generalisasi yang berlaku untuk populasi.

Yang termasuk ke dalam jenis rancangan penelitian kuantitatif ini,


adalah penelitian deskriptif dan eksperimen.

a. Rancangan Penelitian Deskriptif

Penelitian deskriptif termasuk ke dalam jenis penelitian sosial,


termasuk dalam meneliti fenomena yang terjadi dalam kehidupan manusia.
Banyak pakar penelitian memberikan rumusan tentang pengertian penelitian
deskriptif. Misalnya, Winarno Surachmad (1990: 21) menjelaskan pengertian
penelitian deskriptif sebagai berikut: “Penelitian deskriptif adalah jenis
penelitian sosial yang ditujukan untuk mengungkap fenomena aktual,
menggambarkan, dan menganalisisnya sehingga diperoleh generalisasi
umum”. Dari batasan tersebut, dapat ditarik karakteristik penelitian deskriptif,
yakni sebagai berikut.

a) Masalah yang diteliti bersifat aktual. Suatu masalah penelitian dikatakan


aktual, manakala permasalahan tersebut masih nampak eksistensinya,
menjadi bagian integral dari suatu sistem populasi. Misalnya,

11
permasalahan aktual dalam penelitian pendidikan seperti kinerja guru,
kepemimpinan kepala sekolah, pelaksanaan proses belajar mengajar,
pengelolaan siswa, dan aspek lainnya yang sedang berlangsung dalam
praktek pendidikan.

b) Tujuan penelitian hanya menggambarkan fenomena yang sedang


berlangsung. Dalam penelitian deskriptif, yang menjadi tujuan utama
adalah menggambarkan berbagai fenomena yang menjadi obyek penelitian
sehingga diperoleh makna atau kesimpulan umum.

c) Peran peneliti dalam proses penelitian hanya sebagai observer, intervier,


dan tidak memberikan perlakuan atau manifulasi terhadap subyek
penelitian. Ketika penelitian berlangsung, peran peneliti hanya
mengungkap fenomena apa adanya, dan tidak memberikan perlakuan atau
eksperimen atau manifulasi terhadap subyek penelitian, sehingga data
yang diperoleh bersifat alamiah.

1) Penyusunan Rancangan Penelitian Deskriptif yang Menggunakan


Pendekatan Survey

Survey merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang ditujukan


pada sejumlah besar individu atau kelompok; unit yang ditelaahnya, apakah
individu atau kelompok, jumlahnya relatif besar. Karena jumlah unit yang
ditelaah relatif besar, tentunya mustahil untuk bisa menelaahnya secara
intensif, mendalam, mendetail, dan komprehensif seperti halnya yang
dilakukan melalui pendekatan studi kasus. Pada survey, fokus perhatiannya
hanya ditujukan ke beberapa variabel saja, mengingat unit yang ditelaahnya
dalam jumlah besar.

Dengan survey, peneliti hendak menggambarkan karakteristik tertentu


dari suatu populasi, apakah berkenaan dengan sikap, tingkah laku, ataukah
aspek sosial lainnya, variabel yang ditelaah diselaraskan dengan karakteristik
yang menjadi fokus perhatian survey tersebut. Karena dimaksudkan untuk
menggambarkan karakteristik tertentu daru suatu populasi, maka individu

12
atau kelompok yang diteliti haruslah bisa mewakili populasi. Artinya,
individu atau kelompok yang diteliti bersifat refresentatif. Oleh sebab itu,
teknik sampling (cara pengambilan sampel atau contoh dari individu atau
kelompok yang diteliti) merupakan persoalan penting pada setiap survey. Ini
bisa dimengerti, karena hasil suatu survey tidak hanya untuk menggambarkan
karakteristik tertentu dari individu atau kelompok yang menjadi sampel
penelitian, melainkan untuk diberlakukan bagi seluruh populasi, sehingga
generalisasinya (kesimpulan) berlaku bagi seluruh anggota populasi. Suatu
survey bisa digunakan untuk tujuan-tujuan deskriptif dan juga untuk tujuan-
tujuan eksplanasi. Bila tujuannya untuk maksud eksplanasi, sudah tentu harus
sampai pada pengujian hubungan antar variabel, tidak sekedar
menggambarkan karakteristik tertentu dari suatu populasi. Survey untuk
tujuan deskriptif misalnya tentang “kebiasaan membaca surat kabar dan
majalah di kalangan mahasiswa di suatu wilayah tertentu”, sedangkan survey
untuk untuk tujuan eksplanasi misalnya tentang “hubungan antara modern-
tradisionalnya nama mahasiswa dengan tinggi- rendahnya status orang
tuanya”. Dari gambaran di atas, berikut dijelaskan langkah-langkah
menyusun rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan
survey.

i. Judul Penelitian

Judul penelitian dalam rancangan penelitian deskriptif dengan


menggunakan pendekatan survey, umumnya menggambarkan hubungan antar
dua atau lebih variabel, dengan subyek penelitian atau wilayah penelitian
bersifat umum. Sebagai gambaran, berikut disajikan beberapa contoh judul
penelitian:

1. Hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja dengan


kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani.
2. Hubungan antara kepemimpinan kepala sekolah dengan kualitas
pengelolaan sekolah dasar se Kecamatan Andir.

13
ii. Latar Belakang Penelitian

Latar belakang penelitian menggambarkan, hal-hal yang


melatarbelakangi diangkatnya permasalahan dalam penelitian. Dalam paparan
latar belakang, minimal menjelaskan tiga poin utama, yaitu:

1. Paparan normatif mengenai fenomena atau obyek yang akan diteliti.


2. Paparan yang menggambarkan kondisi obyektif dari fenomena yang
akan diteliti, sehingga nampak jelas adanya kesenjangan antara harapan
yang dipaparkan dalam paragraf normatif dengan kondisi di lapangan
(lokasi penelitian).
3. Paparan yang menegaskan adanya kesenjangan antara harapan dan
kenyataan, sehingga dirumuskan pernyataan pentingnya permasalahan
yang akan diteliti.

Dalam paparan latar belakang, perlu juga disertakan data lapangan


yang memperkuat pentingnya permasalahan yang diangkat dalam penelitian
untuk diteliti secara ilmiah. Tidak ada ketentuan mengenai berapa jumlah
paragraf yang harus ada dalam bagian latar belakang, tetapi yang penting
adalah bahwa paparan latar belakang tersebut harus menggambarkan minimal
tiga bagian sebagaimana dijelaskan di atas.

iii. Rumusan Masalah

Masalah yang diteliti, bisa bersumber dari keragu-raguan atas konsep


yang dipelajari dari berbagai kejian pustaka, atau boleh juga berangkat dari
hasil studi pendahuluan atau telaah lapangan. Hal tersebut, tergantung dari
pendekatan penelitian yang digunakan, apakah menggunakan penelitian
kuantitatif atau kualitatif. Rumusan masalah penelitian, dapat dinyatakan
dalam kalimat pertanyaan atau dalam kalimat pernyataan. Sebelum sampai
pada kalimat rumusan masalah, biasanya peneliti memaparkan posisi
permasalahan yang akan diteliti. Setelah jelas posisi permasalahan yang akan
diteliti, maka peneliti merumuskan masalah penelitian, baik dalam kalimat
pertanyaan maupun pernyataan.

14
Contoh rumusan masalah yang dinyatakan dalam kalimat pertanyaan,
misalnya “apakah ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan
pengalaman kerja dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di
Kecamatan Antapani?”. Atau rumusan masalah tersebut, dinyatakan dalam
kalimat pernyataan, misalnya dinyatakan dalam kalimat “Berdasarkan pada
paparan di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini akan
mengungkap hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja
dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani”.

iv. Pertanyaan Penelitian atau Hipotesis Penelitian

Apakah mau menggunakan pertanyaan penelitian atau hipotesis


penelitian, tergantung pada pendekatan penelitian yang akan digunakan.
Untuk penelitian kualitatif misalnya, dapat menggunakan pertanyaan
penelitian sebagai berikut.

1. Bagaimana gambaran kualifikasi pendidikan guru-guru sekolah dasar di


Kecamatan Antapani?

2. Bagaimana gambaran pengalaman berkerja guru-guru sekolah dasar di


Kecamatan Antapani?

3. Bagaimana gambaran kompetensi mengajar guru-guru sekolah dasar di


Kecamatan Antapani?

4. Bagaimana hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja


dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan Antapani?

Sedangkan kalau kita menggunakan hipotesis penelitian, maka dapat


dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut.

H0 : Tidak ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja


dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Antapani.

15
H1 : Ada hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja
dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Antapani.

v. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian menggambarkan apa yang hendak dicapai dari


penelitian yang akan dilaksanakan. Dalam rancangan penelitian tersebut,
tujuan dipaparkan dalam bentuk tujuan umum dan tujuan khusus.

vi. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian menggambarkan apa yang diperoleh dari penelitian


yang akan dilaksanakan, baik dalam tataran teoretis maupun praktis. Paparan
manfaat teoretis menggambarkan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian
yang bersifat teoretis. Manfaat teoretis dari suatu penelitian misalnya
memunculkan konsep-konsep baru, baik berupa pengertian, prinsip, maupun
strategi dan teknik dari suatu konsep. Sedangkan manfaat praktis,
menggambarkan manfaat yang diperoleh dari hasil penelitian yang sifatnya
praktis, seperti memberikan petunjuk teknis atau petunjuk operasional.

vii. Kerangka Pemikiran

Kerangka pemikiran atau disebut juga paradigma penelitian, dan ada


juga yang menyebutnya sebagai asumsi penelitian atau anggapan dasar.
Paparan dalam kerangka pemikiran menggambarkan keterkaitan konseptual
antar variabel yang diteliti. Dalam paparan kerangka pemikiran, biasanya
diakhiri dengan visualisasi dalam bentuk bagan yang menggambarkan alur
penelitian atau keterkaitan penelitian. Sedangkan kerangka pemikiran yang
menggunakan istilah asumsi penelitian atau anggapan dasar, biasanya cukup
dengan mengutif beberapa pernyataan atau batasan konseptual yang
memperkuat asumsi penelitian yang akan dilaksanakan. Batasan yang ditulis,
mengutif dari pendapat beberapa ahli atau pakar yang sesuai dengan variabel
yang akan diteliti.

16
viii. Kajian Pustaka atau Landasan Teori

Paparan kajian pustaka atau landasan teori menjelaskan batasan-


batasan konseptual yang mendukung konstruksi variabel penelitian. Misalnya,
penelitian berjudul “hubungan antara kualifikasi pendidikan dan pengalaman
kerja dengan kompetensi mengajar guru Sekolah Dasar di Kecamatan
Antapani”, maka dalam kajian pustaka, minimal harus menjelaskan konsep-
konsep tentang: (1) guru dengan berbagai variabel penyertanya seperti
kualifikasi pendidikan dan pengalaman kerja; (2) kompetensi profesional
guru.

ix. Metodologi Penelitian

Metodologi penelitian atau ada juga yang menyebutnya sebagai


prosedur penelitian, akan memaparkan langkah-langkah operasional proses
penelitian yang akan dilaksanakan. Poin-poin yang dijelaskan dalam
metodologi penelitian, adalah: metode penelitian, subyek penelitian atau
populasi dan sampel penelitian, instrumen penelitian, teknik pengumpulan
data, dan teknik analisis data.

2) Penyusunan Rancangan Penelitian Deskriptif yang Menggunakan


Pendekatan Studi Kasus

Studi kasus merupakan tipe pendekatan dalam penelitian yang


penelaahanya kepada satu kasus dilakukan secara intensif, mendalam,
mendetail, dan komprehensif. Studi kasus bisa dilakukan terhadap individu,
seperti lazimnya dilakukan oleh para ahli psikologi analisis; juga bisa
dilakukan terhadap kelompok seperti yang dilakukan oleh beberapa ahli
antropologi, sosiologi, dan psikologis sosial. Pada tipe penelitian ini,
seseorang atau suatu kelompok yang diteliti permasalahannya ditelaah secara
komprehensif, mendetail, dan mendalam; berbagai variabel ditelaah dan
ditelusuri termasuk juga kemungkinan hubungan antar variabel yang ada.
Karenanya peneliti suatu kasus, bisa jadi melahirkan pertanyaan-pertanyaan

17
yang bersifat eksplanasi. Akan tetapi eksplanasi yang demikian itu, tidak
dapat diangkat sebagai suatu generalisasi.

Latar belakang kehidupan dan lingkungan seseorang pecandu


narkotika, kehidupan intern sebuah gang, pembentukkan militansi pada suatu
kelompok radikal, faktor-faktor yang melatarbelakangi tingginya swadaya
pembangunan di suatu desa, merupakan beberapa contoh dari topik atau
permasalahan yang bisa didekati melalui rancangan penelitian deskriptif
dengan menggunakan pendekatan studi kasus. Langkah-langkah penyusunan
rancangan penelitian deskriptif dengan menggunakan pendekatan studi kasus,
tidak jauh berbeda dengan rancangan penelitian deskriptif dengan
menggunakan pendekatan survey sebagaimana dijelaskan di atas.
Perbedaannya, terletak pada wilayah penelitian. Kalau pada pendekatan
survey, wilayah penelitian bersifat umum dan luas, misalnya guru-guru SD se
Kecamatan tertentu sebagaimana dijelaskan di atas, maka dalam pendekatan
studi kasus, masalah penelitian bersifat spesifik, misalnya kinerja guru di
SDN tertentu.

b. Rancangan Penelitian Eksperimen

Pada penelitian eksperimen, peneliti secara sengaja memanifulasi


suatu variabel (memunculkan atau tidak memunculkan suatu variabel),
kemudian memeriksa efek atau akibat yang ditimbulkannya. Artinya, melalui
eksperimen, ingin diketahui “apakah yang akan terjadi jika suatu variabel
dikontrol atau dimanifulasikan secara terkendali?”. Asumsinya, jika terdapat
dua situasi atau kondisi yang keadaannya serba sama, kemudian kepada salah
satunya ditambahkan atau dikurangi satu elemen, maka perbedaan yang
berkembang di antara kedua situasi atau kondisi tersebut merupakan akibat
dari elemen yang ditambahkan (atau dikurangi) tadi.

Sejalan dengan asumsi tadi, pada suatu eksperimen lazimnya terdapat


“kelompok kontrol” dan terdapat “kelompok eksperimen”. Katakanlah ingin
mengetahui efektivitas penyuluhan melalui metode permainan simulasi.

18
Untuk mengujinya, dipilih dua buah kelompok sasaran yang keadaannya
relatif sama; pada keduanya diberikan penyuluhan mengenai materi yang
sama; oleh tenaga penyuluh di “kelompok kontrol” digunakan metode
penyuluhan konvensional, yaitu ceramah, sedangkan tenaga penyuluh di
“kelompok eksperimen” diadakan pre tes (untuk mengetahui taraf penguasaan
mereka mengenai materi yang akan disuluhkan) dan pos tes (untuk
mengetahui penguasaan mereka setelah berakhirnya penyuluhan mengenai
materi yang telah disuluhkan).

Sekiranya metode permainan simulasi lebih efektif dari metode


konvensional (ceramah), maka rata-rata perolehan kelompok eksperimen
(penguasaan waktu II – Penguasaan waktu I), akan lebih tinggi secara
signifikan dibandingkan dengan rata-rata perolehan kelompok kontrol
(penguasaan materi waktu II – penguasaan materi waktu I). Tapi andaikan
rata-rata perolehan (penguasaan materi) tidak berbeda secara signifikan di
antara “kelompok kontrol” dengan “kelompok eksperimen”, berarti tidak ada
perbedaan efektivitas antara metode penyuluhan konvensional dengan metode
penyuluhan yang menggunakan permainan simulasi. Rancangan penelitian
eksperimen juga merupakan pendekatan dalam penelitian yang dimaksudkan
untuk menarik generalisasi; untuk membangun dan mengembangkan teori.
Karenanya, teknik pengambilan sampel baik untuk kelompok kontrol maupun
eksperimen, merupakan persoalan yang harus dipertimbangkan sedemikian
rupa, sehingga kekuatan generalisasinya dapat diandalkan. Di samping itu,
eksperimen dalam “dunia sosial” juga dihadapkan pada persoalan validitas
internal dan validitas eksternal.

Validitas internal berkaitan dengan keterandalan dalam


mengendalikan situasi/latar (setting) eksperimen, sehingga proses dan hasil
eksperimen benar-benar bersih dari pengaruh variabel imbuhan (extraneous
variable). Bila validitas internal ini hendak dicapai secara sempurna, mau
tidak mau latar eksperimennya menjadi sangat artifisial (sangat buatan); efek
yang ditimbulkan oleh suatu variabel yang dieksperimenkan, memang bisa

19
diketahui secara lebih cermat. Akan tetapi, karena latar eksperimennya sangat
terkendali (berarti semakin jauh dari situasi wajar di masyarakat), maka
hasilnya belum tentu cocok dan terandalkan manakala diterapkan dalam
situasi wajar (bukan buatan) di masyarakat. Sebaliknya, bila validitas
eksternal yang dipentingkan, maka apa yang berlaku dan ditemukan sebagai
hasil kesimpulan eksperimen, juga diharapkan berlaku juga dalam situasi lain
di liar eksperimen (berlaku umum di masyarakat). Konsekuensinya, situasi
atau latar eksperimen haruslah lebih wajar (tak terlampau buatan); mau tidak
mau intervensi variabel imbuhan tak dapat sepenuhnya dikendalikan (berarti
mengorbankan kepentingan validitas internal). Dilema tersebut seyogyanya
menjadi pertimbangan peneliti di dalam merancang suatu eksperimen,
sehingga sisi pengendalian tak terabaikan, dan sisi “kepentingan generalisasi”
juga tak terkorbankan.

1) Jenis-jenis Rancangan Penelitian Eksperimen

Suatu penelitian eksperimen pada dasarnya dimaksudkan untuk


mengetahui efek yang ditimbulkan (efek atau akibat pada variabel bebas)
yang dilakukan secara terkontrol atau terkendali. Dengan eksperimen,
diharapkan bisa ditentukan efek variabel bebas terhadap variabel tergantung,
dimana pengaruh variabel-variabel lain dieliminasi sedemikian rupa secara
terkontrol. Oleh karena itu, sebagaimana dinyatakan oleh Nan Lin, bahwa
suatu eksperimen yang baik, harus mengandung tiga elemen dasar, yaitu: (1)
merandom subjek/kelompok yang dikenai eksperimen; (2) mengontrol
peluang pengaruh variabel-variabel imbuhan atau extraneous variables; dan
(3) manipulasi variabel bebas. Merandom subjek-subjek yang tersebar ke
dalam kelompok-kelompok yang dikenai eksperimen, dimaksudkan supaya
pengaruh variabel lain terhadap variabel bebas dari variabel terikat, bisa
dengan sendirinya terdistribusi ke setiap kelompok yang dikenai eksperimen,
ia akan berpengaruh pada semua kelompok yang dikenai eksperimen.
Variabel-variabel imbuhan yang diketahui berpotensi untuk mempengaruhi
variabel bebas atau variabel terikat, atau kedua-duanya (sejalan dengan teori

20
atau hasil-hasil penelitian yang ada), sebaiknya dikontrol dan diperhitungkan
di dalam menyusun rancangan eksperimentasi.

Manipulasi variabel bebas merupakan pembeda utama antara metode


eksperimen dengan metode lainnya di dalam cara mengumpulkan data. Pada
eksperimen, variabel bebas dimanipulasikan secara sengaja, yang dengan
manipulasi itu terbedakan variasi treatmen eksperimental (variabel bebas);
dan variasi treatmen terhadap variabel terikat. Ketiga karakteristik tadi
(randomisasi, kontrol, dan manipulasi), membuat demikian handalnya suatu
eksperimen untuk menguji hipotesis, oleh karena kesanggupannya yang
sedemikian rupa untuk “menyendirikan” variabel bebas dan variabel terikat;
ada pengeliminasian dan pengontrolan pengaruh dari variabel-variabel lain
Rancangan dasar suatu eksperimen mengandung langkah-langkah berikut.

a) Menyeleksi dan merandom subjek-subjek ke dalam kelompok-


kelompok yang akan dikenai eksperimen;
b) pengukuran pretes terhadap variabel terikat;
c) pemberian treatmen yang berbeda kepada kelompok-kelompok yang
dikenai eksperimen atau memanifulasi variabel bebas; dan
d) pengukuran pascates terhadap variabel tergantung.

a) Rancangan Eksperimen Faktorial


i. Rancangan eksperimen factorial sederhana

Pada rancangan factorial, peneliti memanipulasi dua atau lebih


variabel secara simulkan. Lain halnya dengan rancangan sebelumnya, yang
hanya memanipulasi satu variabel (variabel tunggal); lalu variabel tersebut
diuji efek atau pengaruhnya pada variabel tergantung. Untuk mengetahui
efektivitas “model penataran” misalnya, sesungguhnya ada banyak variabel
lain yang patut diperhitungkan, yang juga mempunyai pengaruh terhadap
daya serap peserta penataran pada bahan atau materi yang ditatarkan
(variabell tergantung); misalnya tingkat pendidikan peserta, tingkat IQ

21
peserta, pengalaman berorganisasi peserta, dan sebagainya. Karenanya,
manipulasi variabel tunggal sebagaimana pada rancangan sebelumnya,
selama ini banyak dikritik oleh para ahli. Untuk memperhitungkan dan
memanipulasi beberapa variabel secara simultan, peneliti dapat menggunakan
rancangan faktorial.

Rancangan Faktorial, peneliti memanipulasi dua atau lebih variabel


secara simultan. Lain halnya dengan rancangan sebelumnya, yang hanya
memanipulasi satu variabel (varibel tunggal); lalu variabel tunggal tersebut
diuji efek atau pengaruhnya pada variabel.

Untuk mengetahui efektivitas “model penataran” misalnya,


sesungguhnya ada banyak variabel lain yang patut diperhitungkan, yang juga
mempunyai pengaruh terhadap daya serap peserta penataran pada bahan atau
materi yang ditatarkan (variabel tergantung); misalnya tingkat pendidikan
peserta, tingkat IQ peserta, pengalaman berorganisasi peserta, dan
sebagainya. Karenanya, selama ini banyak dikritik oleh para ahli. Untuk
memperhitungkan dan memanipulasi beberapa variabel secara simultan,
peneliti dapat menggunakan rancangan factorial. Rancangan factorial,
bergerak dari yang sangat sederhana hingga ke yang sangat pelik atau
kompleks. Sederhana atau kompleksnya tergantung pada jumlah variabel
yang dimanipulasikan. Rancangan factorial yang sangat sederhana adalah
rancangan 2 kali 2 (2 X 2). Pada rancangan ini, ada dua variabel bebas yang
dimanipulasikan, dan masing-masing variabel mempunyai dua nilai, sehingga
menjadi 2 X 2 (ada empat kotak atau sel eksperimentasi). Untuk jelasnya,
katakanlah seorang peneliti ingin menguji efek atau pengaruh “model
penataran” terhadap daya serap pesertanya pada materi yang ditatarkan.
Disini, si peneliti ingin mengetahui pengaruh variabel atribut berserta (dalam
hal ini di batasi pada variabel tingkat pendidikan formal peserta) terhadap
daya serap pada materi penataran (variabel tergantung).

ii. Rancangan Faktorial Kompleks

22
Rancangan factorial dapat sekaligus mencakup beberapa variabel
bebas, di mana masing-masing variabel bebas juga dapat mempunyai
beberapa tingkat. Kalau pda rancangan factorial sederhana tadi, bisa disebut
dengan rancangan 2 X 2, maka pada rancangan yang lebih kompleks,
rancangannya bisa 2 X 3, atau 2 X 4; bisa juga rancangan 2 X 2 X 2, atau 2 X
3 X 2, atau 2 X 3 X 3, atau 2 X 3 X 4, dan sebagainya. Untuk sekedar contoh
dari rancangan yang cukup, kompleks, misalnya rancangan 2 X 2 X 3. dalam
hubungan ini, katakanlah seorang peneliti ingin mengetahui pengaruh
pengajaran melalui modul (dibandingkan dengan pengajaran konvensional)
terhadap prestasi belajar murid-murid SMA Kelas II. Variabel adalah:
Tingkat IQ siswa (terbagi kedalam 2 tingkatan, yaitu yang ber -IQ tinggi yang
ber-IQ biasa), beserta status sosial ekonomi orang tua siswa (terbagi kedalam
tiga tingkatan, yaitu mereka yang status sosial ekonomi orang tuanya
tergolong tinggi, menengah, dan rendah).

Kompleksitas rancangan eksperimen, tentunya akan berakibat pada


tingkat kesukaran pelaksanaan eksperimentasi itu sendiri, dan tingkat
kecanggihan ujistatistik yang mesti di lakukan. Hal ini tentu saja mesti di
pertimbangkan oleh seorang peneliti. Khusus mengenai uji statistik, dengan
adanya peralatan komputer yang semakin canggih, barangkali bisa amat
membantu.

Di dalam memilih rancangan eksperimen, peneliti perlu


memperhitungkan factor-faktor yang lazimnya bisa mengancam validitas
eksperimen (faktor-faktor yang bisa mempengaruhi kemurnian efek variabel
ekperimental terhadap variabel tergantung). Setidak-tidaknya ada enam factor
yang patut dipertimbangkan, yaitu:

a. Efek pengukuran prates. Pengukuran prates, bisa jadi akan mempengaruhi


kepekaan subjek yang dikenai eksperimen, baik terhadap tritmen yang
akan diberikan maupun terhadap pascates yang akan diberikan.

23
b. Efek waktu. Karena eksperimen berlangsung dalam suatu periode waktu
tertentu, didalam jangka waktu itu, bisa jadi ada peristiwa-peristiwa
berarti, dan juga berlangsung proses pada diri subjek untuk semakin
matang (maturation), yang barangkali juga akan mempengaruhi respons
mereka pada saat pascates.

c. Efek interaksi antara pengukuran prates dengan apa yang muncul atau
terjadi dari efek waktu tadi

d. Efek interaksi antara pengukuran prates dengan tritmen yang dikenakan


pada subjek eksperimen iti sendiri.

e. Efek interaksi antara tritmen dengan apa yang muncul atau terjadi secara
tak terkontrol selama berlangsung eksperimen (efek waktu).

f. Efek interaksi anatara pengukuran prates dengan tritmen dan apa yang
terjadi secara tak terkontrol selama berlangsungnya eksperimen (efek
waktu).

2. Bagaimana Memilih Rancangan Yang Sesuai Dengan Tujuan


Penelitian Pendidikan Islam.

Memilih rancangan penelitian kuantitatif yang sesuai dengan tujuan


penelitian dalam bidang pendidikan Islam memerlukan pemahaman yang baik
tentang kerangka kerja penelitian, pertanyaan penelitian, dan metode yang
akan digunakan. Menurut Creswell, pemilihan desain penelitian ditentukan
oleh beberapa faktor utama antara lain (1) paradigma atau acara pandang
yang dipengaruhi oleh philosophical worldview, (2) masalah (research
problem), (3) pengalaman peneliti, dan (4) target pembaca hasil penelitian.
Berikut adalah langkah-langkah yang dapat membantu dalam memilih
rancangan penelitian kuantitatif yang sesuai dengan tujuan penelitian
pendidikan islam :

a. Tentukan Tujuan Penelitian:

24
Pertama, Anda perlu secara jelas mendefinisikan tujuan penelitian
Anda dalam bidang pendidikan Islam. Apa yang ingin Anda pelajari atau
jelajahi? Apakah Anda ingin memahami dampak suatu program pendidikan,
membandingkan metode pengajaran, atau mengevaluasi pengetahuan siswa?
Tujuan penelitian Anda harus menjadi dasar bagi pemilihan rancangan
penelitian.

b. Identifikasi Pertanyaan Penelitian:

Buat daftar pertanyaan penelitian yang spesifik dan relevan dengan


tujuan penelitian Anda. Pertanyaan ini harus dapat diukur secara kuantitatif,
yang berarti Anda dapat mengumpulkan data numerik untuk menjawabnya.

c. Pilih Rancangan Penelitian:

Berikut adalah beberapa rancangan penelitian kuantitatif yang umum


digunakan dalam pendidikan Islam:

1) Eksperimen: Anda dapat menggunakan desain eksperimen untuk


mengukur dampak dari intervensi tertentu dalam pendidikan Islam,
seperti metode pengajaran baru atau program pembelajaran.
2) Survei: Jika Anda ingin mengumpulkan data dari sejumlah besar
responden, survei adalah pilihan yang baik. Anda dapat merancang
survei untuk mengukur pendapat, pengetahuan, atau sikap terkait
dengan pendidikan Islam.
3) Studi Korelasional: Jika Anda ingin memeriksa hubungan antara dua
atau lebih variabel dalam konteks pendidikan Islam, studi
korelasional mungkin sesuai. Ini membantu Anda menentukan
apakah ada hubungan statistik antara variabel-variabel tersebut.
4) Analisis Data Sekunder: Anda dapat menggunakan data sekunder
yang sudah ada, seperti data dari institusi pendidikan Islam, untuk
menjawab pertanyaan penelitian Anda.
d. Pilih Sampel:

25
Anda perlu memilih sampel yang mewakili populasi yang relevan
dalam pendidikan Islam. Pastikan sampel yang Anda pilih mencerminkan
karakteristik yang relevan untuk pertanyaan penelitian Anda.

e. Kumpulkan dan Analisis Data:

Setelah merancang penelitian Anda, Anda perlu mengumpulkan data


sesuai dengan metode yang Anda pilih. Kemudian, Anda harus menganalisis
data tersebut dengan menggunakan teknik statistik yang sesuai.

f. Interpretasi Hasil:

Setelah analisis data selesai, Anda harus menginterpretasikan hasil


penelitian Anda dan mengaitkannya dengan pertanyaan penelitian serta tujuan
penelitian Anda dalam konteks pendidikan Islam.

g. Publikasikan Hasil:

Terakhir, publikasikan hasil penelitian Anda dalam jurnal ilmiah atau


forum ilmiah lainnya agar penelitian Anda dapat memberikan kontribusi pada
literatur dan masyarakat ilmiah.
Selain itu, pastikan untuk mempertimbangkan etika penelitian dan
mematuhi prinsip-prinsip penelitian yang baik selama seluruh proses
penelitian Anda. Selalu konsultasikan dengan pembimbing penelitian atau
ahli statistik jika diperlukan.

C. Merumuskan Masalah Penelitian Kuantitatif


1. Proses Merumuskan Masalah Penelitian Yang Relevan Dan
Bermanfaat Dalam Konteks Pendidikan Islam.

Merumuskan masalah penelitian kuantitatif yang relevan dan


bermanfaat dalam konteks pendidikan Islam melibatkan beberapa langkah
yang cermat. Berikut adalah panduan langkah demi langkah:

a. Identifikasi Fokus Penelitian:

26
Tentukan area spesifik dalam pendidikan Islam yang akan menjadi
fokus penelitian Anda. Misalnya, apakah Anda ingin mengkaji efektivitas
metode pengajaran tertentu dalam pendidikan agama Islam atau ingin
memahami hubungan antara faktor tertentu dengan prestasi siswa dalam mata
pelajaran agama.

b. Tinjau Pustaka:

Lakukan tinjauan pustaka untuk memahami literatur yang telah ada


dalam topik Anda. Temukan penelitian kuantitatif sebelumnya yang relevan
dan identifikasi kekosongan pengetahuan atau pertanyaan penelitian yang
belum terjawab.

c. Tentukan Variabel-variabel Penelitian:

Identifikasi variabel-variabel yang akan Anda teliti dalam penelitian


Anda. Pastikan variabel tersebut dapat diukur dan dikaitkan dengan masalah
penelitian Anda. Variabel dapat berupa variabel independen (penyebab) dan
variabel dependen (hasil).

d. Buat Hipotesis:

Merumuskan hipotesis adalah langkah penting dalam penelitian


kuantitatif. Hipotesis adalah pernyataan yang menghubungkan variabel
independen dan variabel dependen. Hipotesis harus bersifat spesifik dan dapat
diuji. Contoh hipotesis dapat melibatkan pernyataan seperti, "Penggunaan
metode pengajaran aktif berpengaruh positif terhadap pemahaman siswa
dalam pelajaran agama Islam."

e. Riset Awal:

Lakukan riset awal atau studi pendahuluan untuk memahami lebih


lanjut kondisi di lapangan dan mendapatkan data awal yang relevan. Ini bisa
mencakup wawancara dengan pendidik, pengumpulan data sekunder, atau
observasi di lembaga pendidikan Islam.

27
f. Pemilihan Sampel:

Pilih sampel yang mewakili populasi yang ingin Anda teliti. Pastikan
sampel tersebut cukup besar untuk memberikan hasil yang dapat diandalkan.
Metode pemilihan sampel harus sesuai dengan metode penelitian kuantitatif
yang Anda gunakan.

g. Merumuskan Masalah Penelitian:

Rumuskan masalah penelitian secara jelas dan spesifik. Masalah


penelitian harus mencerminkan apa yang ingin Anda pelajari atau temukan
dalam penelitian Anda.

h. Rencanakan Metode Penelitian:

Rencanakan metode penelitian yang akan Anda gunakan, seperti


survei, eksperimen, atau analisis data sekunder. Jelaskan bagaimana Anda
akan mengumpulkan data dan menganalisisnya.

i. Uji Validitas:

Pastikan bahwa variabel yang Anda teliti valid dan dapat diukur
dengan benar. Ini mencakup pengembangan instrumen pengukuran yang valid
dan teruji.

j. Tulis Proposal Penelitian:

Sajikan seluruh rencana penelitian Anda dalam sebuah proposal


penelitian yang mencakup latar belakang, tujuan, hipotesis, metode, dan
jadwal penelitian.

k. Evaluasi Relevansi:

Pastikan bahwa masalah penelitian Anda relevan dalam konteks


pendidikan Islam dan dapat memberikan kontribusi positif terhadap
pengembangan pendidikan Islam.

28
Setelah merumuskan masalah penelitian dan mengevaluasi proposal
penelitian Anda, Anda dapat mulai melaksanakan penelitian kuantitatif sesuai
dengan rencana yang telah Anda buat. Pastikan untuk mengikuti etika
penelitian dan mengumpulkan data dengan teliti. Hasil penelitian Anda dapat
memberikan pemahaman yang berharga dalam konteks pendidikan Islam dan
mungkin dapat digunakan untuk meningkatkan praktik pendidikan dalam
bidang tersebut.

2. Pengembangan Pertanyaan Penelitian.

Pengembangan pertanyaan penelitian kuantitatif melibatkan


perumusan pertanyaan yang dapat diukur dengan data numerik dan statistik.
Berikut adalah beberapa langkah yang dapat Anda ikuti untuk
mengembangkan pertanyaan penelitian kuantitatif:

a. Pilih Variabel Utama dan Variabel Pendukung: Identifikasi variabel


utama (variabel dependen) yang ingin Anda pelajari atau ukur dalam
penelitian Anda. Kemudian, identifikasi variabel-variabel pendukung
(variabel independen) yang dapat mempengaruhi variabel utama.
b. Tentukan Hubungan Antara Variabel: Jelaskan hubungan yang ingin
Anda jelajahi antara variabel utama dan variabel pendukung. Apakah
Anda ingin menentukan apakah ada hubungan kausal, korelasi,
perbedaan, atau perbandingan antara variabel ini?
c. Buat Pertanyaan Penelitian: Sederhanakan hubungan dan tujuan Anda
ke dalam pertanyaan penelitian kuantitatif yang jelas dan terukur.
Pastikan pertanyaan tersebut fokus dan dapat dijawab dengan
menggunakan metode kuantitatif. Contohnya:

"Apakah ada hubungan antara tingkat pendidikan dan pendapatan?"

"Bagaimana perubahan harga mempengaruhi tingkat permintaan


produk?"

"Apakah ada perbedaan dalam kepuasan pelanggan antara dua merek


smartphone yang berbeda?"

29
d. Tentukan Populasi dan Sampel: Jelaskan populasi atau kelompok yang
ingin Anda teliti, serta bagaimana Anda akan memilih sampel dari
populasi tersebut. Ini penting untuk generalisasi hasil penelitian Anda.
e. Tentukan Variabel Pengukuran: Identifikasi variabel-variabel yang
perlu diukur untuk menjawab pertanyaan penelitian Anda. Pastikan
variabel-variabel ini dapat diukur dengan data numerik.
f. Buat Hipotesis (Opsional): Dalam penelitian kuantitatif, seringkali
Anda akan mengembangkan hipotesis yang menggambarkan
ekspektasi Anda tentang hubungan antara variabel utama dan variabel
pendukung. Hipotesis dapat berupa hipotesis nol (H0) dan hipotesis
alternatif (H1).
g. Buat Rancangan Penelitian: Tentukan metode penelitian dan desain
penelitian yang akan Anda gunakan. Apakah Anda akan melakukan
survei, eksperimen, analisis data sekunder, atau metode lainnya?
h. Pilih Instrumen Pengukuran: Identifikasi instrumen atau alat yang
akan Anda gunakan untuk mengumpulkan data, seperti kuesioner,
skala, atau perangkat pengukuran lainnya.
i. Uji Pertanyaan dan Instrumen: Uji pertanyaan penelitian Anda dengan
sejumlah responden dalam bentuk uji coba (pilot study) untuk
memastikan bahwa pertanyaan dan instrumen pengukuran berfungsi
dengan baik.
j. Revisi dan Koreksi: Jika diperlukan, revisi pertanyaan penelitian dan
instrumen pengukuran berdasarkan hasil uji coba. Pastikan pertanyaan
dan instrumen dapat memberikan data yang valid dan reliabel.

30
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Metode penelitian kuantitatif adalah sebuah pendekatan yang sangat
relevan dan bermanfaat dalam konteks pendidikan Islam. Dalam penelitian
ini, data dikumpulkan dengan menggunakan instrumen yang dapat diukur
secara numerik, seperti kuesioner atau tes, dan kemudian dianalisis dengan
menggunakan teknik statistik.
Makalah ini telah membahas pentingnya metode penelitian kuantitatif
dalam konteks pendidikan Islam. Melalui penggunaan metode kuantitatif,
peneliti dapat mengumpulkan data yang objektif dan dapat diukur untuk
mengidentifikasi pola, hubungan, dan efektivitas berbagai aspek dalam
pendidikan Islam, seperti metode pengajaran, kebijakan, dan program yang
semakin berkembang.
Pemilihan rancangan penelitian kuantitatif yang tepat sangat penting,
dan perlu disesuaikan dengan tujuan penelitian, pertanyaan penelitian, dan
sumber daya yang tersedia. Selain itu, relevansi dan manfaat masalah
penelitian juga perlu diperhatikan untuk memastikan hasil penelitian memiliki
dampak positif pada praktik dan teori pendidikan Islam.
Dalam melaksanakan penelitian kuantitatif dalam pendidikan Islam,
para peneliti perlu memperhatikan aspek-aspek etika, seperti menjaga
kerahasiaan partisipan dan memperoleh informed consent.
Secara keseluruhan, metode penelitian kuantitatif merupakan alat yang
efektif dalam menyelidiki berbagai aspek pendidikan Islam, dan jika
digunakan dengan tepat, dapat berkontribusi dalam meningkatkan kualitas
dan efektivitas sistem pendidikan Islam. Melalui penelitian yang baik dan
hasil yang bermanfaat, peneliti dapat menggali lebih dalam ke dalam
pemahaman tentang dunia pendidikan Islam dan berperan penting dalam
pengembangan dan inovasi sektor pendidikan ini.

31
B. Saran dan Kritik
Penyusunan artikel METODE PENELITIAN KUANTITATIF
DALAM PENDIDIKAN ISLAM masih jauh dari kesempurnaan.
Penulis mengharapkan kritik dan saran dari para pembaca.
Penulis juga memberikan beberapa rekomendasi kepada para
pembaca, yaitu:
1. Saat membaca artikel ini, jangan hanya fokus pada konsep teoritis
saja. Coba pikirkan bagaimana menerapkan konsep-konsep
tersebut dalam kehidupan sehari-hari dan pendidikan Islam.
2. Jika Anda berkecimpung dalam bidang pendidikan Islam,
pertimbangkan bagaimana konsep dalam artikel ini dapat
diterapkan dalam praktik Anda. Mengevaluasi dan memodifikasi
metode pengajaran dan kurikulum sesuai dengan prinsip Metode
Penelitian Pendidikan Islam.

32
DAFTAR PUSTAKA

Abdullah, Irwan. 2008. Konstruksi dan reproduksi Sosial Atas bencana Alam,
Working Papers in Interdisciplinary Studies. Yogyakarta ;Sekolah Pasca
Sarjana UGM.

Bungin Burhan, 2013, Metodologi Penelitian Kuantitatif, Kencana Prenada Media


Group Jakarta.

Creswell, John W., Vicki L. Plano Clark. 2007. Designing and Conducting Mixed
Methods Research.Thousand Oaks: SAGE Publications

Hamidi, 2004. Metode penelitian kualitatif. Aplikasi praktis pembuatan proposal


dan laporan penelitian. Malang : UMM press

ndrawan, Rully dan Yaniawati, R. Poppy. 2014. Metodologi Penelitian


Kuantitatif, Kualitatif, dan Campuran untuk Manajemen, Pembangunan, dan
Pendidikan. Bandung: Refika Aditama.

Priyatno, Duwi. 2012. Belajar Praktis Analisis Parametrik dan Non Parametrik
dengan SPSS. Yogyakarta: Gava Medi

Sarmanu. (2017). Dasar metodologi penelitian kuantitatif, kualitatif, dan statistik.


Airlangga University Press.

Siregar, Syofian. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif, dilengkapi dengan


Perbandingan Perhitungan Manual & SPSS. Jakarta: Kencana.

Sugiyono. (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, kualitatif dan R&D. Bandung:


Alfabeta..

Winarno Surakhmad, 1990. Pengantar Penelitian Ilmiah dasar Metoda Tehnik,


Bandung: Tarsito.

Yusuf, A. M. (2014). Kuantitatif, Kualitatif, & Penelitian Gabungan. Jakarta:


Kencana.

33

Anda mungkin juga menyukai