Anda di halaman 1dari 8

Studi Perencanaan Pengelolaan Dampak Lingkungan Berkelanjutan Pada Bangunan Jenis Cabin Hotel

(Hapsari Wahyuningsih)

STUDI PERENCANAAN PENGELOLAAN DAMPAK LINGKUNGAN BERKELANJUTAN


PADA BANGUNAN JENIS CABIN HOTEL

Hapsari Wahyuningsih
Program Studi Arsitektur, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Jl.
Siliwangi (Ring Road Barat) No. 63 Mlangi, Nogotirto, Gamping, Sleman, Yogyakarta, 55292
hapsariw@unisayogya.ac.id

Diterima: 29-10-2019 Direview : 06-04-2020 Direvisi: 16-05-2020 Disetujui: 17-05-2020

ABSTRAK. Pengelolaan dampak lingkungan hidup dari bangunan hotel terutama jenis cabin hotel
harus sesuai dengan kemampuan dan daya dukung lingkungan setempat. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui Perencanaan Pengelolaan Dampak Lingkungan Berkelanjutan yang sesuai dengan
kemampuan dan daya dukung lingkungan sekitar terutama pada bangunan jenis Cabin Hotel. Variabel
penelitian meliputi 2 (dua) parameter yaitu Parameter Besaran Skala Kegiatan dan Parameter
Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan. Analisis yang digunakan pada penelitian kali ini adalah
Analisis Kuantitatif dan Analisis Deskriptif Kualitatif. Hasil penelitian menunjukkan parameter besaran
skala kegiatan adalah penggunaan lahan untuk bangunan dan parkir sebesar 48,53% dari total luas
lahan, penggunaan air sebesar 4,8 m3/ hr, sampah yang dihasilkan sebesar 28 Kg/ h, penggunaan
energi listrik dengan daya 33 KVA dan Genset 44 KVA, jumlah tenaga kerja hotel 10 orang. Hasil
analisis terhadap ketersediaan ruang parkir sangat tergantung dari jenis Hotel dan segmen pasar yang
dituju, yaitu segmen tidak membawa kendaraan „menginap‟ untuk Cabin Hotel ini. Kesimpulan dari
hasil penelitian adalah Perencanaan Pengelolaan Dampak Lingkungan Berkelanjutan Pada Bangunan
Jenis Cabin Hotel dipengaruhi oleh besaran skala kegiatan yang terdiri dari 9 indikator yaitu luasan
bangunan, penggunaan air, penggunaan energi listrik dan bbm, jenis komoditas usaha, sampah yang
ditimbulkan, jumlah tenaga kerja, jenis peralatan dan mesin, konservasi lahan hijau dan ketersediaan
area parkir.

Kata kunci: Dampak Lingkungan; Lingkungan Berkelanjutan; Kabin Hotel

ABSTRACT. Management of the environmental impact of hotel buildings, especially the type of hotel
cabin, must be following the environment's capabilities and carrying capacity. This study aims to find
out Sustainable Environmental Impact Management Planning that is following the abilities and carrying
capacity of the surrounding environment, especially in Cabin Hotel type buildings. Research Variables
include two main parameters, Parameter (1) The Scale Of Activity and Parameter (2) The
Environmental Impacts that are caused. The analysis used in this research is a quantitative analysis
and qualitative descriptive analysis. The results showed that the scale of the activity was land use for
buildings and parking at 48.53% of the total land area, water use at 4.8 m3 / day, waste generated at
28 kg/day, the use of electrical energy with 33 KVA power and Genset 44 KVA, the number of hotel
workers ten people. The analysis results of the availability of parking spaces are very dependent on
the type of hotel and the target market segment. The conclusion from this research that the Planning
for Sustainable Environmental Impact Management in the Hotel Cabin Type Building is influenced by
the magnitude of the scale of activities consisting of 9 indicators namely the extent of the building,
water use, the use of electricity and fuel, types of business commodities, waste generated, the amount
of labor work, types of equipment and machinery, conservation of green land and the availability of
parking areas.

Keywords: Environmental Impact; Sustainable Environment; Cabin Hotel

PENDAHULUAN jenis pelancong “backpakers” dengan harga


yang relatif terjangkau dengan pelayanan yang
Hotel jenis Cabin atau Cabin Hotel menjadi optimal layaknya hotel bintang. Hotel jenis ini
jawaban atas tumbuhnya segmen wisatawan bisa dikategorikan sebagai bentuk baru dari
jenis pelancong “backpackers” di Kota hotel transit dimana tamu yang singgah tidak
Surakarta. Hal tersebut dapat dilihat dengan lama karena tujuan tertentu dari tamu baik itu
maraknya bermunculan Hotel dengan tipe berbisnis maupun bagian dari perjalanan besar
Cabin hotel yang siap melayani wisatawan dari tamu tersebut. Berdasarkan jenis tamu

149
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 : 149-156
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

dan lama tamu menginap, Hotel Transit Pada umumnya, Analisis tahap prakonstruksi,
/transient hotel adalah tempat yang dirancang analisis tahap konstruksi dan analisis tahap
untuk persinggahan sementara dari orang- pascakonstruksi adalah analisis dari
orang yang melakukan perjalan, dimana tamu keseluruhan upaya pengelolaan lingkungan
menginap selama satu atau dua malam dan upaya pemantauan lingkungan (Samah &
(Krestanto, 2019). Rahma, 2019). Penelitian kali ini ditekankan
pada upaya pengelolaan lingkungan
Sebagai salah satu upaya dalam menciptakan berkelajutan dari Cabin Hotel terutama pada
lingkungan hidup perkotaan yang tahap pascakonstruksi yaitu tahap operasional
berkelanjutan maka pengelolaan dampak hotel.
lingkungan yang akan ditimbulkan dari
operasional bangunan hotel harus ramah Variabel yang akan diteliti meliputi 2 Variabel
lingkungan dan seminimal mungkin Utama yaitu Variabel Besaran Skala Kegiatan
berdampak negatif terhadap lingkungan hidup dan Variabel Dampak Lingkungan yang
sekitar hotel itu sendiri, dengan kata lain ditimbulkan. Tiap Variabel terdiri dari beberapa
pengelolaan dampak lingkungan hidup dari indikator yang telah ditetapkan.
bangunan hotel terutama jenis cabin hotel Rumusan masalah dari penelitian ini adalah
harus sesuai dengan kemampuan dan daya Bagaimana Perencanaan Pengelolaan
dukung lingkungan setempat. Upaya Dampak Lingkungan Berkelanjutan Pada
pengelolaan lingkungan dan upaya Bangunan Jenis Cabin Hotel.
pemantauan lingkungan terjadi di seluruh
sektor salah satunya pariwisata yaitu Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui
bangunan hotel. Kecenderungan pemanfaatan Perencanaan Pengelolaan Dampak
secara maksimal sebagai area pendukung Lingkungan Hidup Berkelanjutan pada
usaha akomodasi menjadikan terbatasnya Bangunan Jenis Cabin Hotel, khususnya pada
kesediaan ruang terbuka (Sega, 2015) Front One Cabin Hotel di Surakarta.

Mendasarkan pada kenyataan tersebut, maka Diharapkan hasil penelitian ini dapat
diperlukan sebuah perencanaan pengelolaan memberikan manfaat bagi:
lingkungan hidup yang berkelanjutan dari 1. Pemangku Kebijakan terkait seperti Dinas
sebuah hotel yaitu Cabin Hotel. Lingkungan Hidup, Dinas Kesehatan dan
Dinas Pariwisata terutama terkait dengan
Hotel menurut Keputusan Menteri Parpostel no pengelolaan dampak lingkungan sebuah
Km 94/HK103/MPPT 1987 tentang Ketentuan bangunan komersial berupa Cabin Hotel.
Usaha dan Penggolongan Hotel, adalah salah 2. Pemrakarsa/pemilik maupun pengelola
satu jenis akomodasi yang mempergunakan bangunan jenis Cabin Hotel dalam upaya
sebagian atau keseluruhan bagian untuk jasa pengelolaan dampak lingkungan hidup
pelayanan penginapan, penyedia makanan yang berkelanjutan
dan minuman serta jasa lainnya bagi 3. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
masyarakat umum yang dikelola secara menjadi salah satu referensi yang dapat
komersil. Sedangkan pengertian hotel menurut digunakan sebagai dasar Pemangku
Endar & Sulartiningrum (1996:8) adalah Kebijakan untuk mengambil keputusan
Bangunan yang dikelola secara komersil dalam pemberian ijin lingkungan
dengan memberikan fasilitas penginapan khususnya Front One Cabin Hotel
untuk masyarakat umum dengan fasilitas Surakarta untuk beroperasional.
sebagai berikut :
1) Jasa penginapan KERANGKA KONSEP
2) Pelayanan makanan dan minuman
3) Pelayanan barang bawaan Kerangka konsep pada Penelitian dengan
4) Pencucian pakaian judul Studi Perencanaan Pengelolaan Dampak
5) Penggunaan fasilitas perabot dan Lingkungan Hidup Berkelanjutan pada
hiasan hiasan yang ada di dalamnya. Bangunan Jenis Cabin Hotel diturunkan dari
Keputusan Menteri Lingkungan Hidup (2002)
Menurut Lawson (1976) Hotel merupakan Nomor : 86 tahun 2002 tentang Pedoman
sarana tempat tinggal umum untuk wisatawan Pelaksanaan Upaya Pengelolaan Lingkungan
dengan memberikan pelayanan jasa kamar, Hidup Dan Upaya Pemantauan Lingkungan
penyedia makanan dan minuman serta Hidup yang menyatakan bahwa perlu diuraikan
akomodasi dengan syarat pembayaran. secara jelas dan singkat tentang dampak
lingkungan yang mungkin terjadi yaitu tentang
kegiatan yang menjadi sumber dampak
150
Studi Perencanaan Pengelolaan Dampak Lingkungan Berkelanjutan Pada Bangunan Jenis Cabin Hotel
(Hapsari Wahyuningsih)

terhadap lingkungan, jenis dampak lingkungan INDIKATOR ANALISIS KUANTITATIF


yang terjadi , ukuran yang menyatakan cair yang dihasilkan
besaran dampak dan hal-hal lain yang perlu 7 Sampah Perhitungan volume
disampaikan untuk menjelaskan dampak sampah yang dihasilkan
lingkungan yang akan terjadi terhadap pada dari operasional
hotel hingga
lingkungan hidup. kemungkinan limbah B3
8 Program Perhitungan
Upaya pelestarian lingkungan hidup dilakukan Konservasi Air perencanaan konservasi
dengan meminimalkan perubahan kondisi awal dan air dan perencanaan
dari tapak, menggunakan material bangunan Pengembangan ruang terbuka hijau pada
yang renewable, reuse, recycle dan rendah Ruang Hijau bangunan sesuai dengan
kandungan energi, serta memperhitungkan peraturan yang berlaku
limbah cair dan limbah padat dan 9 Analisis Perhitungan kebutuhan
pengolahannya (Karyono, 2010) Kebutuhan parkir pada saat
Parkir operasinal hotel
Kerangka Konsep penelitian juga Sumber : Analisis Peneliti diadopsi dari KepMen LH
menggunakan Panduan Pengembangan Air Nomor : 86 /2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
Minum menurut Direktorat Pengembangan Air Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
Minum, Ditjen Cipta Karya Departemen Pemantauan Lingkungan Hidup, 2019
Pekerjaan Umum tahun 2006, Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup No. 12 tahun 2009 Analisis deskriptif Kualitatif Terhadap Variabel
tentang Pemanfaatan Air Hujan, Peraturan Dampak Lingkungan Yang Ditimbulkan
Menteri Pekerjaan Umum No. 5/PRT/M/2008 dijelaskan pada tabel berikut ini :
tentang Pedoman Penyediaan dan
Pemanfaatan Ruang Terbuka Hijau Di NO INDIKATOR ANALISIS
Kawasan Perkotaan, Undang–Undang DESKRIPTIF
Republik Indonesia No.18 tahun 2018 tentang KUALITATIF
Pengelolaan Sampah dan Analisa Kebutuhan 1 Penurunan kualitas Analisis Desktiptif
Ruang Parkir. udara (debu) dan Kualitatif pada tiap
peningkatan indikator meliputi
gangguan beberapa aspek
Analisis Kuantitatif Terhadap Variabel Besaran kebisingan sebagai berikut :
Skala Kegiatan dijelaskan pada tabel berikut : 2 Penurunan Kualitas a. Komponen
Air Permukaan lingkungan yang
Tabel 1. Tabel Metode Analisis Kuantitatif Variabel 3 Penurunan terkena dampak
Penelitian Kuantitas Air & b. Sumber dampak
INDIKATOR ANALISIS KUANTITATIF Peningkatan Air c. Jenis dampak
1 Lahan dan Perhitungan Luas Larian (run off) d. Besaran dampak
Bangunan Bangunan dan 4 Timbunan Sampah
Prosentase luasan 5 Bahaya Kebakaran
terhadap luas total 6 Gangguan Lalu
bangunan Lintas
2 Peralatan dan Perhitungan penggunaan 7 Kesempatan Kerja
Mesin-mesin peralatan dan sarparas dan Berusaha
baik yang menggunakan 8 Keamanan dan
listrik maupun energi Kenyamanan
lainnya Lingkungan
3 Penggunaan Perhitungan penggunaan Sumber : Analisis Peneliti diadopsi dari KepMen LH
Energi Listrik energi listrik dan Nomor : 86 /2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
dan BBM kemungkinan Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup Dan Upaya
penggunaan genset Pemantauan Lingkungan Hidup, 2019
dengan bahan bakar solar
4 Komoditas/ Perhitungan target METODE PENELITIAN
Jasa Usaha pengguna bangunan
kategori tamu hotel dan
Variabel penelitian dengan judul Perencanaan
karakteristik
5 Tenaga Kerja Perhitungan target Pengelolaan Dampak Lingkungan
pengguna bangunan Berkelanjutan Pada Bangunan Jenis Cabin
kategori karyawan hotel Hotel kali ini terdiri dari Parameter dan
dan shift kerja Indikator yang telah ditentukan berdasarkan
6 Penggunaan Air Perhitungan volume pada kajian pustaka yang dilakukan.
penggunaan air pada
operasional hotel Paramater Besaran skala kegiatan terdiri dari
termasuk volumen limbah 9 indikator yaitu Lahan dan bangunan,
151
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 : 149-156
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

peralatan dan mesin-mesin, penggunaan HASIL DAN PEMBAHASAN


energi listrik dan BBM, Komoditas/jasa usaha, Parameter Besaran Skala Kegiatan
tenaga kerja, penggunaan air, sampah, a. Indikator Lahan dan Bangunan
Program Konservasi Air dan Pengembangan
Ruang Hijau, Analisis kebutuhan parkir.

Parameter Dampak Lingkungan yang


Ditimbulkan terdiri dari Penurunan kualitas
udara (debu) dan peningkatan gangguan
kebisingan, penurunan kualitas air permukaan,
penurunan kuantitas air dan peningkatan air
larian(run off), timbunan sampah, bahaya
kebakaran, gangguan lalu lintas, kesempatan
kerja dan berusaha, keamanan dan Gambar 1. Denah Lantai 1 Cabin Hotel Hellow Cow
kenyamanan lingkungan. Front One Surakarta (Sumber : DED Hotel, 2019)

Kegiatan pengumpulan data terbagi menjadi 2


yaitu pengumpulan data primer dan
pengumpulan data sekunder. Pengumpulan
data primer dilakukan dengan (1) Survei
Lapangan, Panduan Survei Lapangan meliputi
Lahan dan Bangunan yaitu Batas-batas lahan,
kondisi sekitar lahan, eksisting area parkir,
eksisting ruang terbuka serta rencana
penempatan peralatan mesin, (2) Wawancara,
dilakukan terhadap pemrakarsa dan Kontraktor
pembangunan Cabin Hotel. Wawancara Gambar 2. Denah Lantai 2 Cabin Hotel Hellow Cow
terhadap pemrakarsa dilakukan untuk Front One Surakarta (Sumber : DED Hotel, 2019)
mengetahui perencanaan operasinal Cabin
Hotel ketika sudah terbangun. Panduan
Wawancara meliputi aspek target konsumen,
rencana jumlah kamar, rencana jenis- fasilitas
yang disediakan, rencana jumlah karyawan,
rencana penggunaan energi listrik dan BBM
serta untuk menggali kemungkinan-
kemungkinan permasalahan yang dapat timbul
pada waktu operasional hotel nantinya.
Wawancara dengan pihak Kontraktor
pembangunan Cabin Hotel dilakukan untuk
mengetahui penjelasan lebih lanjut dari Detail
Gambar 3. Denah Lantai 3 Cabin Hotel Hellow Cow
Engineering Design (DED) dari perencanaan
Front One Surakarta (Sumber : DED Hotel, 2019)
pembangunan Cabin Hotel tersebut (DED
Cabin Hotel Hellow Cow Front One, Surakarta,
2019).

Pengumpulan data sekunder dilakukan


dengan (1) Kajian Pustaka (Survei litaretur)
(2) Kajian DED (Detail Engineering Design).
Metode ini adalah pengumpulan data yang
dilakukan dengan mengkaji Detail Enginering
Design dari Cabin Hotel untuk memperoleh
gambaran lengkap perencanaan
pambangunan Cabin Hotel terutama terkait
dengan Luasan Lahan Dan Bangunan,
Rencana Konstruksi, Rencana Arsitektural, Gambar 4. Denah Lantai 4 Cabin Hotel Hellow Cow
Front One Surakarta (Sumber : DED Hotel, 2019)
Rencana Pemipaan, Rencana Listrik, Rencana
Drainase, Rencana Saluran Air Hujan , dan
Tabel 3. Penggunaan lahan dan prosentasenya
lain-lain terkait dengan desain Cabin Hotel. terhadap luas lahan

152
Studi Perencanaan Pengelolaan Dampak Lingkungan Berkelanjutan Pada Bangunan Jenis Cabin Hotel
(Hapsari Wahyuningsih)

Penggunaan Lahan Luas Prosentas sebagai pencegahan dan meminimalkan


Lahan e terhadap terjadinya bencana banjir (Hilwatullisan,
(m²) luas lahan 2011)
(%) i. Indikator Kebutuhan Parkir. Analisa
Area Tertutup Bangunan (lantai dasar)
kebutuhan parkir dilakukan dengan
menghitung kebutuhan parkir untuk
Luas Area Tertutup Bangunan karyawan. Kebutuhan parkir untuk tamu
(entrance, mini resto, front tidak disertakan dengan asumsi
office, r kantor, r lift dan tangga) 36,94 27% menyesuaikan karakteristik tamu hotel
Area Ruang Terbuka
seperti yang telah dijelaskan. Pemisahan
tempat parkir antara pengunjung dengan
Area Parkir 48, 53 35% karyawan dilakukan oleh pihak
Ruang Terbuka 52,53 38% manajemen dikarenakan durasi parkir
karyawan lebih lama daripada pengunjung
Total Luas Lahan Keseluruhan 138,0 100% (Krestanto, 2019). Kebutuhan parkir kali ini
Sumber : analisis peneliti dan DED Hotel, 2019 dihitung dari jumlah karyawan yang datang
bekerja/harinya, yaitu 1 orang tiap divisi
b. Indikator Peralatan dan Mesin-mesin yaitu 1 orang GM, 1 orang administrasi, 1
Pada ruang kantor manajemen lantai I orang resepsionis, 1 orang waiter, 1 orang
terdapat 5 peralatan menggunakan listrik, Housekeeping dan 1 orang security.
pada resepsionis dan lobby terdapat Sehingga diasumsikan membutuhkan
peralatan non listrik, pada unit parkir sepeda motor sebanyak 5 sd 6
kamar/cabin lantai 2 terdapat 10 peralatan satuan ruang parkir untuk sepeda motor
menggunakan listtik, pada unit dan 1 satuan ruang parkir untuk mobil.
kamar/cabin lantai 3 terdapat 11
peralatan menggunakan listrik, pada unit Indikator Dampak Lingkungan yang
kamar/cabin lantai 4 terdapat 9 peralatan Ditimbulkan
menggunakan listrik a. Penurunan kualitas udara (debu) dan
c. Indikator Penggunaan Energi Listrik dan peningkatan gangguan kebisingan.
BBM. Penggunaan listrik 33 KVA dan Sumber dampak ditimbulkan dari kegiatan
Genset 44 KVA. mobilisasi kendaraan yang keluar masuk
d. Indikator Komoditas/Jasa Usaha. Total /dropping di lokasi cabin hotel. Jenis dampak
terdapat 30 bed dengan kapasitas hotel 40 yang terjadi adalah penurunan kulitas udara
tamu menginap. (debu) dan peningkatan kebisingan. Besaran
e. Indikator Tenaga Kerja. Total tenaga kerja dampak sebesar area lingkup kegiatan hotel
pada saat hotel beroperasional adalah 10 dan lingkungan sekitarnya
orang.
f. Indikator Penggunaan Air b. Penurunan Kualitas Air Permukaan
Sumber dampak ditimbulkan dari kegiatan
operasional cabin hotel yaitu penggunaan air
untuk kegiatan domestik penghuni cabin hotel
(tamu dan karyawan) serta air untuk
penyiraman tanaman. Jenis Dampak yang
terjadi adalah penurunan kualitas air
permukaan yang diakibatkan oleh buangan
limbah cair domestik. Peningkatan limbah cair
salah satunya disebabkan oleh peningkatan
jumlah hotel yang apabila tidak ditanggulangi
Gambar 5. Neraca penggunaan air (sumber :
secara tepat maka berdampak pada manusia
analisis penelitir 2019 dan DED hotel)
dan makhluk hidup lainnya sehingga limbah
cair hotel yang tidak diolah akan berpengaruh
g. Indikator Sampah. Analisa perhitungan
besar terhadap pencemaran lingkungan
sampah yang dihasilkan hotel per hari
(Sitompul et al., 2013). Untuk itu dilakukan
adalah 28 kg/hari,
perhitungan terhadap limbah cair yang
h. Indikator Program Konservasi Air dan
ditimbulkan dari bangunan hotel cabin ini.
Pengembangan Ruang Hijau. Sesuai
Besaran dampak sebesar total area tertutup
dengan ketentuan Permen LH No. 12
bangunan dan area parkir sebesar 48,53%
/2009 tentang pemanfaatan air hujan,
dari total luas lahan keseluruhan. Limbah cair
sehingga jumlah sumur resapan dangkal
yang ditimbulkan sebesar 4,33 m3/hari
adalah 1 unit dan Lubang resapan biopori
keseptiktank dan 0,48 m3/hari ke saluran
(LRB) adalah 2 unit. Penggunaan LRB
153
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 : 149-156
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

drainase (IPAL) kota serta jumlah sumur dengan kertas yang mudah terbakar serta
resapan dangkal 1 dan lubang biopori 2. Terkena musibah sambaran petir. Jenis
Dampak yang terjadi adalah terjadinya bahaya
c. Penurunan Kuantitas Air & Peningkatan kebakaran. Besaran dampak sebesar
Air Larian (run off) penggunaan energi listrik dengan daya 33
Sumber dampak ditimbulkan dari penggunaan KVA dan Genset 44 KVA.
air untuk kegiatan operasional Cabin Hotel dan
penutupan sebagian lahan oleh bahan kedap f. Gangguan Lalu Lintas
air berupa bangunan dan jalan. Jenis Dampak Sumber dampak ditimbulkan dari kegiatan
yang terjadi adalah terjadinya penurunan mobilisasi kendaraan karyawan cabin hotel
kuantitas air tanah, dan peningkatan air larian. maupun kendaraan tamu cabin hotel meskipun
Besaran dampak sebesar penggunaan air ± calon pengguna /tamu adalah tipe tanpa
4,8 m3/hr, lahan tertutup bangunan seluas kendaraan „menginap‟. Jenis Dampak yang
sebesar 27% dari total luas lahan dan sebagai terjadi adalah gangguan lalu lintas. Besaran
area parkir seluas 35%. dampak meliputi gang / jalan kampung yang
berada disekitar lokasi kegiatan
d. Timbunan Sampah
Sumber dampak yang ditimbulkan dari g. Kesempatan Kerja dan Berusaha
sampah yang dihasilkan dari kegiatan Untuk memberdayakan masyarakat sekitar
operasional Cabin Hotel, yaitu sampah yang hotel dan sebagai sarana pengasah softskill
dihasilkan dari kegiatan/aktivitas tamu hotel masyarakat sekitar maka diperlukan suatu
dan karyawan, serta banyaknya sampah yang tanggung jawab sosial perusahaan yaitu CSR.
terkumpul di TPS Cabin Hotel yang belum (Suhardjanto et al., 2018).
dikelola oleh petugas sampah setempat serta
sampah alamiah (daun kering, tanaman Sumber dampak ditimbulkan dari penerimaan
kering). tenaga kerja Cabin Hotel khususnya dari
masyarakat sekitar yang berdasarkan
Besaran sampah yang ditimbulkan kualifikasinya dan terbukanya peluang usaha
menggunakan satuan per orang per hari jika untuk menambah tingkat perekonomian
sampah bersumber dari kantor, sekolah dan masyarakat sekitar. Jenis Dampak yang terjadi
toko), sedangkan menggunakan satuan adalah terciptanya kesempatan kerja sebagai
panjang per hari jika sampah bersumber dari penjaga keamanan atau sebagai tenaga
jalan, dan menggunakan satuan per kamar per kebersihan sesuai skill yang dibutuhkan dan
hari jika sampah berasal dari hotel (Di et al., terbukanya peluang usaha bagi masyarakat
2017). Pada penelitian kali ini, timbunan sekitar lokais cabin Hotel. Besaran dampak
sampah diakumulasi dari jumlah karyawan meliputi lingkungan masyarakat sekitar lokasi
dan tamu hotel dengan asumsi pada saat Cabin Hotel dengan peluang jumlah tenaga
operasional hotel. kerja yang dibutuhkan adalah ± 10 orang.

Jenis Dampak yang terjadi adalah I. Keamanan dan Kenyamanan


penumpukan sampah yang dihasilkan dari Lingkungan
operasional cabin Hotel baik sampah organik Sumber dampak yang ditimbulkan dari mulai
maupun anorganik. Penurunan nilai estetika dioperasikannya Cabin Hotel serta
lingkungan akibat dari penimbunan sampah kegiatan/aktivitas di dalam bangunan cabin
serta bau yang ditimbulkan dari sekitar tempat hotel. Jenis Dampak yang terjadi adalah
sampah. Besaran dampak sebesar jumlah timbulnya gangguan keamanan dan
sampah yang dihasilkan pada kegiatan kenyamanan didalam area Cabin Hotel dan
operasional ± 28 Kg/hr. lingkungan sekitarnya. Besaran dampak
meliputi area Cabin Hotel dan lingkungan
e. Bahaya Kebakaran masyarakat sekitar cabin hotel
Dilihat dari potensi kebakaran, maka material-
material di hotel seperti tabung gas, sprei, Pembahasan penelitian adalah sebagai
karpet dan lainnya merupakan material mudah berikut:
terbakar sehingga hotel dikategorikan sebagai a. Penurunan kualitas udara (debu) dan
bangunan dengan bahaya kebakaran ringan peningkatan gangguan kebisingan
(Kowara, 2017). Sumber dampak ditimbulkan Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan
dari operasional kegiatan/aktivitas cabin hotel yaitu memperbanyak tanaman penghijauan
ini adalah yang dapat menimbulkan percikan terutama yang menyerap polusi udara. Apabila
api misalnya terjadi konsleting sambungan lahan yang digunakan mempunyai luasan
ketika menghidupkan saklar, dan berdekatan yang sempit, bisa menggunakan tanaman
154
Studi Perencanaan Pengelolaan Dampak Lingkungan Berkelanjutan Pada Bangunan Jenis Cabin Hotel
(Hapsari Wahyuningsih)

didalam pot atau tanaman pergola. Selain itu e. Bahaya Kebakaran


dilakukan penyiraman dengan air pada aeral Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan
yang diperkirakan berdebu (misalnya area yaitu mengontrol berkala kualitas kabel listrik,
jalan masuk keluar kendaraan, area parkir, dll), sambungan-sambungan kabel dan
serta memberikan dinding pembatas area kemungkinannya bila terjadi konsleting/arus
lingkup kegiatan dengan lingkungan sekitar, pendek. Memastikan adanya adanya ventilasi
untuk meminimalisir gangguan yang pada ruang-ruangnya serta menyediakan dan
ditimbulkan dari dalam oleh kegiatan meletakkan APAR di tempat yang terlihat dan
operasional Cabin Hotel, dan yang terakir mudah dijangkau dan kontrol secara rutin
adalah memperhatikan jam kegiatan terhadap APAR. Serta memasang papan
operasionalnya peringatan “DILARANG MEROKOK” dan
Upaya pemantauan lingkungan yang dilakukan tanda peringatan lainnya yang dapat
yaitu memantau jumlah tanaman penghijauan mencegah timbulnya bahaya kebakaran.
yang ditanam fan memberikan tanggapan Didukung pula dengan pemasangan arde
ataupun keluhan dari penghuni Cabin Hotel (penangkal petir). Menempatkan barnag-
dan masyarakat sekitarnya barang yang mudah terbakar untuk jauh dari
sumber panas mesin atau jauh dari sumber
b. Penurunan Kualitas Air Permukaan nyala api dan memasang alat tanda bahaya
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan (alarm / system komunikasi yang selalu siap)
yaitu mengalirkan limbah cair dari WC/closet juga merupakan upaya pengelolaan
(black water) ke septictank serta memelihara lingkungan yang dilakukan. Upaya
saluran drainase dari tumpukan sampah. pemantauan lingkungan yang dilakukan
Upaya pemantauan lingkungan yang dilakukan adalah melakukan pengamatan terhadap
yaitu memantau saluran drainase apakah kondisi APAR dan kondisi instalasi listrik.
berfungsi dengan baik atau tidak.
f. Gangguan Lalu Lintas
c. Penurunan Kuantitas Air & Peningkatan Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan
Air Larian (run off) adalah menyediakan petugas keamanan
Upaya pengelolaan lingkungan yang (security) yang berfungsi juga untuk mengatur
dilakukan yaitu menggunakan air secara parkir kendaraan yang keluar masuk ke lokasi
efisien dan membuat saluran drainase berupa kegiatan pada area parkir. Upaya pemantauan
selokan pembuangan air kotor atau air hujan lingkungan yang dilakukan adalah memantau
yang di usahakan menuju saluran kelancaran lalulintas disekitar area Cabin
pembuangan wilayah setempat atau saluran Hotel.
kota, supaya tidak ada genangan air kotor
maupun air hujan. g. Kesempatan Kerja dan Berusaha
Upaya pemantauan lingkungan yang dilakukan Upaya pengelolaan lingkungan sebagai
yaitu memantau ada tidaknya genangan / perwujudan CSR yang dilakukan adalah
banjir yang terjadi pada waktu hujan mengutamakan warga sekitar sebagai tenaga
kerja operasional Cabin Hotel, serta
d. Timbunan Sampah bekerjasama dengan RT dan Kelurahan
Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan setempat dalam pengumuman kebutuhan
yaitu menyediakan tempat sampah terpilah, tenaga kerja yang berdasarkan kualifikasinya
tertutup serta kedap air, dan dibuat terpilah Upaya pemantauan lingkungan yang dilakukan
sesuai pemilahan sampah, antara sampah adalah memantau jumlah masyarakat sekitar
organik dengan sampah anorganik di dalam yang menjadi tenaga kerja operasional Cabin
maupun diluar area lingkup kegiatan. Serta Hotel
menjaga kebersihan lingkungan seluruh area
kegiatan Cabin Hotel. Selain itu juga dilakukan h. Keamanan dan Kenyamanan Lingkungan
kerjasama dengan pihak ketiga setempat / Upaya pengelolaan lingkungan yang dilakukan
pihak kelurahan dalam pengelolaan limbah adalah memberikan tanda peringatan / tanda
sampahnya dan melakukan pengelolaan larangan yang dapat mencegah tindak
sampah sesuai dengan peraturan daerah yang kejahatan, serta memasang alat keamanan
berlaku tentang pengelolaan sampah. yang berupa CCTV pada tempat yang mudah
Upaya pemantauan lingkungan yang dilakukan dilihat semua kegiatan / aktivitas pada area
yaitu memantau kebersihan dan estetika Cabin Hotel. Selian itu pihak Hotel juga
lingkungan secara visual. menjaga hubungan dan komunikasi yang baik
antara pemilik, tamu hotel dengan warga
sekitarnya dan ikut berpartisipasi dalam
perayaan atau kegiatan yang dilaksanakan
155
Jurnal Arsitektur NALARs Volume 19 Nomor 2 Juli 2020 : 149-156
p-ISSN 1412-3266/e-ISSN 2549-6832

oleh lingkup RT dan kelurahan setempat serta Di, P., Kabupaten, W., & Progo, K. (2017).
memberikan bantuan-bantuan apabila ANALISIS TIMBULAN DAN KOMPOSISI
dibutuhkan. Upaya pemantauan lingkungan SAMPAH NON.
yang dilakukan yaitu memantau tanggapan Endar, S., & Sulartiningrum, S. (1996).
masyarakat terhadap kegiatan operasional Pengantar Industri Akomodasi dan
Cabin Hotel tersebut Restoran. Gramedia Pustaka Utama.
Hilwatullisan. (2011). Lubang Resapan Biopori
KESIMPULAN (Lrb) Pengertian Dan Cara Membuatnya
Di Lingkungan Kita. Media Teknik, Vol.
Berdasarkan pada hasil analisis dan 8(No. 2), Hal. 1-11.
pembahasan, maka dapat disimpulkan Karyono, T. H. (2010). No Title. In Green
beberapa hal. Perencanaan Pengelolaan architecture; pengantar pemahaman
Dampak Lingkungan Berkelanjutan Pada arsitektur hijau di Indonesia. Jakarta:
Bangunan Jenis Cabin Hotel dipengaruhi oleh Rajawali Pers.
beberapa faktor terkait yang berdampak pada Keputusan Menteri Lingkungan Hidup Nomor :
penurunan kualitas udara, penurunan kualitas 86 /2002 tentang Pedoman Pelaksanaan
air permukaan, penurunan kuantitas air, Upaya Pengelolaan Lingkungan Hidup
timbunan sampah, bahaya kebakaran, Dan Upaya Pemantauan Lingkungan
gangguan lalu lintas, kesempatan kerja dan Hidup, (2002).
berusaha serta keamana dan kenyamanan Keputusan Menteri Parpostel no Km
lingkungan. 94/HK103/MPPT 1987 tentang Ketentuan
Usaha dan Penggolongan Hotel.
Perbedaan yang mendasar pada pengelolaan Kowara, R. A. (2017). Analisis Sistem Proteksi
dampak lingkungan berkelanjutan pada Kebakaran Sebagai Upaya Pencegahan
bangunan jenis Cabin Hotel bila dibandingkan Dan Penanggulangan Kebakaran. Jurnal
bangunan hotel jenis lainnya terletak pada Manajemen Kesehatan Yayasan RS.Dr.
area ruang parkir yang dibutuhkan karena Soetomo, 3(1), 69.
perbedaan segmen pasar yang datang pada https://doi.org/10.29241/jmk.v3i1.90
Cabin Hotel ini. Krestanto, H. (2019). Strategi Dan Usaha
Reservasi Untuk Meningkatkan Tingkat
Secara lebih jelas, bahwa segmen pasar pada Hunian Di Grand Orchid Hotel
cabin hotel ini adalah tidak menggunakan Yogyakarta. Jurnal Media Wisata, 17(1),
kendaraan yang menginap di lokasi hotel, 1–8.
sehingga kebutuhan ruang parkir adalah Lawson. (1976). Hotels, Motels, and
minim. Beberapa faktor yang mempengaruhi Condominius: Design, Planning and
perencanaan pengelolaan dampak lingkungan Maintenance. Architectural Press.
berkelanjutan pada bangunan jenis cabin hotel Samah, S., & Rahma, P. D. (2019). Analisis
adalah sebagai berikut : Upaya Pengelolaan Lingkungan Dan
1) Luasan penggunaan lahan yang digunakan Upaya Pemantauan Lingkungan (Studi
untuk bangunan Cabin Hotel Kasus: Rencana Pembangunan Gedung
2) Penggunaan air oleh penghuni Cabin Hotel Inkubator Bisnis Universitas Tribhuwana
3) Penggunaan energi listrik dan BBM yang Tunggadewi Malang). 3(2), 213–219.
digunakan oleh bangunan Cabin Hotel http://garuda.ristekbrin.go.id/documents/d
4) Jumlah peralatan dan mesin yang etail/1466136
digunakan oleh Cabin Hotel Sega, I. Y. S. (2015). Peran Upaya
5) Komoditas usaha/jasa yaitu jumlah kamar Pengelolaan Lingkungan Hidup.
pada cabin hotel Sitompul, D. F., Sutisna, M., & Pharmawati, K.
6) Timbunan sampah yang ditimbulkan oleh (2013). Pengolahan Limbah Cair Hotel
penggunaan bangunan Cabin Hotel Aston Braga City Walk dengan Proses
7) Area ruang parkir yang dibutuhkan oleh Fitoremediasi menggunakan Tumbuhan
bangunan Cabin Hotel Eceng Gondok. Jurnal Institut Teknologi
8) Konservasi hijau yang dilakukan oleh Nasional, 1(2), 1–10.
bangunan Cabin Hotel Suhardjanto, D., Studi, P., Penyuluhan, S., &
9) Tenaga kerja yang dibutuhkan oleh Cabin Pemberdayaan, P. (2018). Existing
Hotel Program Tanggung Jawab Sosial ( Csr )
Hotel Berbintang Terhadap Masyarakat
DAFTAR PUSTAKA Di Kota Surakarta. 3, 978–979.

DED Cabin Hotel Hellow Cow Front One,


Surakarta. (2019).
156

Anda mungkin juga menyukai