TINJAUAN PUSTAKA
Penelitian sebelumnya yang terkait dengan praktik green hotel adalah penelitian
dari Jonet (2013) dengan judul “Green Hotel Sebagai Daya Saing Suatu Destinasi
(Studi Kasus Pada Industri Hotel Berbintang di Wilayah Yogyakarta)”. Penelitian ini
Yogyakarta (DIY) serta persepsi pengelola hotel terhadap peran green hotel dalam
metode survey yaitu : wawancara, observasi, dan kuesioner. Sampel sendiri diambil dari
hotel berbintang 4 dan 5 yang berada di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY),
yakni sebanyak 20 hotel. Data yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
Sedangkan, hasil akhir dari penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan standar
green hotel di Daerah Istimewa Yogyakarta pada umumnya sudah menerapkan praktek
adanya sikap kurang konsisten yang dilakukan oleh staf hotel, kurangnya kesadaran
tamu, minimnya sosialisasi serta adanya anggapan bahwa penerapan green hotel justru
Penelitian yang dilakukan oleh Kurniawan (2014) dengan judul “Aktivitas Public
Kepada Publik Internal dan Eksternal Periode 2011-2013”. Penelitian ini bertujuan
1
untuk mengetahui aktivitas, faktor pendukung dan faktor penghambat public relations
Jogjakarta Plaza Hotel dalam mengkomunikasikan program green hotel award kepada
Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah teknik
permasalahan yang diperoleh pada objek penelitian yaitu public relation Jogjakarta
Plaza Hotel.
mengkomunikasikan program green hotel kepada public internal dan eksternal sudah
cukup baik. Aktivitas public relation Jogjakarta Plaza Hotel lebih kepada teknis
media massa.
Penelitian yang dilakukan oleh Dwi (2014) dengan judul “Pengaruh Konsep
Green Hotel Terhadap Minat Berkunjung Wisatawan ke Kota Bandung”. Penelitian ini
penyebaran kuesioner atau angket, penelitian lapangan atau observasi, studi literature,
dan e-literatur. Teknik sampel menggunakan teknik sampling purposive, sampel ini
diambil dari wisatawan yang sedang berkunjung ke Kota Bandung atau berasal dari luar
Kota Bandung, sedikit banyak memiliki pengetahuan seputar hotel yang berwawasan
2
lingkungan. Data yang diperoleh kemudian dianalisis menggunakan analisis regresi
Berdasarkan hasil penelitian, dari delapan aspek yang terdapat pada konsep green
efisiensi energi, kualitas pengudaraan, efisiensi air, dan pengelolaan limbah, yang
memiliki pengaruh lebih besar adalah aspek manajemen hotel berwawasan lingkungan.
sebuah hotel tentunya dapat dipengaruhi juga oleh beberapa faktor, yaitu : pilihan
produk, pilihan merek, pilihan saluran distribusi, waktu pembelian, jumlah pembelian,
dan metode pembayaran. Berdasarkan hasil penelitian, dari keenam faktor yang
mempengaruhi minat berkunjung, yang memiliki pengaruh paling besar adalah pilihan
produk dan waktu pembelian. Sedangkan, seharusnya pemerintah lebih gencar dalam
mensosialisasikan konsep green hotel kepada masyarakat dan pengusaha hotel sehingga
konsep green hotel dapat berpengaruh lebih besar terhadap minat wisatawan ke Kota
Bandung.
Berdasarkan penelitian yang ada, maka penelitian ini memiliki perbedaan dengan
penelitian sebelumnya. Perbedaan penelitian ini terletak pada lokasi penelitian, objek
penelitian, dan metode penelitian. Sedangkan penelitian ini dan sebelumnya sama-sama
terhadap penelitian ini adalah penelitian sebelumnya dijadikan sebagai bahan referensi
untuk teori.
3
2.2 Tinjauan Konsep
mekanisme suatu sistem. Implementasi bukan sekedar aktivitas, tetapi suatu kegiatan
sebuah rencana yang sudah disusun secara matang dan terperinci, implementasi
bagaimana cara yang harus dilaksanakan, suatu proses rangkaian kegiatan tindak lanjut
setelah program atau kebijaksanaan ditetapkan yang terdiri atas pengambilan keputusan,
langkah yang strategis maupun operasional atau kebijaksanaan menjadi kenyataan guna
implementasi merupakan suatu tindakan atau pelaksanaan dari sebuah rencana atau
4
program yang strategis yang sudah disusun secara matang dan terperinci guna mencapai
pariwisata alternatif yang tepat, dan secara aktif membantu menjaga kelangsungan
aspek dari ekonomi masyarakat, lingkungan dan sosial budaya. Konsep pengembangan
pariwisata idealnya mengarah kepada hal yang menunjang pelestarian lingkungan dan
pesat termasuk pertambahan arus kapasitas akomodasi, populasi lokal dan lingkungan,
seharusnya tidak membawa dampak buruk dan dapat menyatu dengan lingkungan jika
Dikutip dari buku rencana strategis pariwisata berkelanjutan dan green jobs untuk
secara penuh dampak ekonomi, sosial, dan lingkungan sekarang dan yang akan datang,
rumah.
alami dan budaya saja, melainkan mengkonservasinya juga, tidak hanya bermanfaat
bagi sedikit orang, akan tetapi bertujuan mengkontribusikan keuntungan secara lebih
5
merupakan konsep yang komprehensif, dimaksudkan untuk segala macam usaha
pariwisata, baik di daerah perkotaan maupun di daerah pedesaan, skala besar dan kecil,
Pada dasarnya jika sektor pariwisata dikelola secara berkelanjutan, maka akan
membantu dalam hal konservasi alam dan warisan budaya, serta mendorong
pengembangan infrastruktur yang lebih ramah lingkungan. Salah satunya, dalam segi
pengelolaan hotel baik sebagai produk pariwisata dari segi bangunan maupun kegiatan
hotel yang berkelanjutan dan berwawasan lingkungan untuk mengurangi dampak dari
kerusakan lingkungan dari kondisi alam saat ini. Adapun penjelasan perbedaan bentuk
pariwisata yang dikelola secara umum dan berkelanjutan atau green tourism dapat
Tabel 2.1
Perbedaan Bentuk Pariwisata
6
semata ekonomis, ekologi, dan sosial
Tenaga kerja dari pertanian Sektor pertanian akan semakin
12.
terserap ke pariwisata kuat
Masyarakat terbebani social cost Pelaku pariwisata terbebani biaya
13.
mengkonservasi lingkungan
Lalu lintas diperhitungkan dengan Pengembangan diperhitungkan
14.
kendaraan pribadi dengan kendaraan umum
Kapasitas diperhitungkan sesuai Kapasitas diperhitungkan dari
15.
kapasitas musiman rerata kunjungan wisatawan
Apabila ada rintangan alam dan Rintangan alam dan artefak justru
16.
artefak dihilangkan diberdayakan dan dibuat atraksi
17. Arsitektur kota/modern Arsitektur setempat
Menggunakan tekonologi modern Peralatannya terseleksi
18
untuk mengawasi
Sumber : Chafid Fandeli (2002) dalam Ferianto (2014)
Berdasarkan Tabel 2.1 dapat diketahui bahwa banyak perbedaan antara bentuk
pariwisata yang dikelola secara umum dengan berkelanjutan atau green tourism, salah
satunya adalah pariwisata yang dikelola secara umum menggunakan tenaga kerja dari
luar serta tenaga kerja dari pertanian terserap ke sektor pariwisata, sedangkan berbeda
dengan pariwisata yang dikelola secara hijau atau berkelanjutan, tenaga kerja yang
digunakan berasal dari penduduk setempat atau lokal serta sektor pertanian justru akan
semakin kuat.
harus dibentuk antara ketiga dimensi tersebut untuk menjamin keberlanjutannya dalam
jangka panjang. Salah satu konsep pariwisata berkelanjutan berbasis kearifan lokal yang
sangat relevan adalah Tri Hita Karana (THK) yang berbasis keharmonisan hubungan
(Pawongan), manusia dengan alam (Palemahan). THK dipahami sebagai suatu konsep
nilai yang mewakili perilaku dan tindakan keseharian masyarakat Bali. Dalam kontek
7
integrative-holistik, yang popular dengan sebutan „keberlanjutan‟. Konsep Tri Hita
Karana (Asmara dalam Widarmayasa, 2008) dalam pengelolaan objek wisata dianggap
penting karena sebuah destinasi tetap eksis. Sehingga pihak pengelola harus tetap
menjaga harmonisasi dan prinsip kebersamaan agar tidak terjadi konflik, baik internal,
maupun eksternal. Pelaksanaan prinsip Tri Hita Karana dengan baik, maka harmoni
dan kebersamaan akan menjelma dalam proses pengelolaan dan selanjutnya akan
menghilangkan konflik.
Lingkungan bisnis sendiri saat ini terus didorong untuk menciptakan dan
perhotelan dengan konsep green karena industri perhotelan merupakan bagian investasi
pembangunan pariwisata yang akan terus berkembang. Hotel dengan konsep ramah
sehingga pemilik hotel tidak hanya memikirkan adanya keuntungan semata, tetapi juga
Green hotel adalah sebuah konsep ramah lingkungan dan pelestarian lingkungan
hidup yang diterapkan oleh industri perhotelan secara berkelanjutan, yang akan
Berbagai cara yang dapat dilakukan seperti meminimalisasikan dan efisiensi dalam
penggunaan plastik, limbah cair, bahan kimia, air, energi ( listrik, gas, solar, bensin )
dan juga dapat melakukan daur ulang limbah dan sampah yang dihasilkan oleh
perusahaan.
Selain itu dengan adanya konsep ramah lingkungan secara keberlanjutan ini juga
akan memberikan manfaat kepada perusahaan yaitu tidak hanya dikenal sebagai
8
perusahaan yang peduli terhadap lingkungan dan alam, tetapi juga akan membuat biaya
meningkat secara keberlanjutan. Dengan kata lain, green hotel merupakan program
pemanduan, edukasi dan sertifikasi untuk meningkatkan kualitas lingkungan dan alam
merupakan kriteria pelaksanaan green hotel (Panduan dan Pedoman Pelaksanaan Green
Usaha hotel adalah usaha yang terfokus pada penyediaan kamar, fasilitas makan
dan minum serta fasilitas penunjang lainnya bagi tamu hotel. Dengan produk utama
tersebut, pihak manajemen hotel mengawali usahanya dengan pengadaan bahan dan
barang yang dibutuhkan. Bagi hotel yang merencanakan renovasi dan perluasan, perlu
barang atau bahan, pemanfaatan lahan, dan aktivitas yang ditimbulkannya. Hal lainnya
Apabila belum ada yang terpilih maka dalam penyediaan barang/bahan agar dimintakan
menyediakan produk alternatif yang sesuai dengan kriteria yang telah ditentukan oleh
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pengadaan bahan dan barang adalah :
9
3) Membeli hanya produk yang ramah lingkungan dan mudah didaur ulang
sintetik turunannya
6) Memilih produk yang mempunyai kegunaan ganda dan fleksibilitas yang tinggi
8) Disarankan untuk tidak membeli peralatan makanan dan minuman yang habis
dipakai.
dalam penanganan hygiene sanitasi dan harus dilakukan secara baik, benar dan
konsisten. Beberapa langkah yang dapat dilakukan di bidang hygiene sanitasi antara
lain.
Hal yang dapat dilakukan terkait dengan fisik ruang dapur adalah : merencanakan
disain dapur yang mudah dalam perawatan dan pembersihannya, serta menyediakan
tempat khusus untuk peralatan yang terlindungi, menyediakan akses ventilasi yang
cukup untuk memberikan penerangan alami yang cukup, memiliki program general
10
2) Terkait dengan karyawan/petugas dapur
memiliki tenaga yang memiliki pengetahuan di bidang hygiene sanitasi, karyawan dapur
memakai seragam dan pakaian kerja yang terdiri atas celemek (apron), dan penutup
rambut (hair cover) kondisi bersih dan digunakan khusus waktu kerja saja, memeriksa
Hal yang dapat dilakukan terkait dengan penanganan keamanan pangan adalah :
menyimpan peralatan makan dan minum yang bersih didalam tempat yang terlindungi
dari serangga dan tikus, menggunakan peralatan memasak tidak bercampur baur,
memisahkan bahan pangan matang dengan bahan mentah baik dalam penyimpanan atau
dengan pembungkus yang higienis, bahan makanan yang sudah diolah perlu diberi
Kegiatan yang dapat dilakukan dalam rangka penerapan green hotel dapat
yang jelas dan minimal mempergunakan 2 (dua) bahasa (Bahasa Inggris dan
Bahasa Indonesia)
11
4) Menyediakan sarana atau beberapa tempat sampah dengan tanda yang jelas
agar sampah yang dibuang ditempatkan sesuai dengan jenisnya dan dalam
budaya.
Untuk melaksanakan program tersebut diatas dapat dilakukan kegiatan antara lain:
2) Mengupayakan tidak terjadi tindakan yang melanggar norma agama dan adat
istiadat setempat
4) Menggunakan produk penunjang dalam hotel dari hasil karya penduduk sekitar
upaya pelestarian atas kondisi lahan atau memperbaiki lahan lingkungan yang rusak
12
2. Tatanan Lansekap
manajemen efisiensi dalam penggunaan air untuk sistem irigasi lansekap dengan hanya
3. Aksesibilitas
adanya rambu dan marka yang digunakan untuk memberikan informasi, arah penanda,
Pada efisiensi energi terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan, namu dalam
penelitian hanya ditekankan pada manajemen energi, dikarenakan hanay pada bagian
tersebut yang dapat diteliti. Manajemen energi sendiri adalah kegiatan untuk mengelola
penggunaan energi secara efisien, efektif dan rasional, tanpa mengurangi kenyamanan
Untuk lebih mencapai target efisiensi energi yang telah direncanakan, pihak pengelola
menentukan target efisiensi yang akan dicapai, fleksibel dan peka terhadap perubahan,
menentukan target efisiensi yang akan dicapai, merumuskan standar yang lebih tinggi
secara bertahap untuk kinerja bangunan yang lebih optimal, di masa-masa operasional
13
2.2.2.4 Kualitas Pengudaraan dalam Ruang
Hal terkait yang dapat dilakukan adalah : melarang merokok di seluruh area
permanen.
Hal terkait yang dapat dilakukan adalah : menyediakan ruangan dan tempat
khusus merokok, memberi tanda khusus yang dapat terlihat jelas untuk tempat khusus
merokok, adanya data list tertulis dan tersimpan jadwal pemeliharaan ruangan dan
Hotel tidak akan dapat berfungsi tanpa ada air bersih untuk melakukan semua
kegiatannya, maka untuk menjaga stabilitas kuantitas (kebutuhan) air, setiap pengelola
tenaga kerja untuk terlibat aktif dalam program penghematan air dengan
pengumpul air hujan, membuat sumur resapan air dan lubang resapan biopori,
14
peralatan operasional yang hemat air dengan menggunakan teknologi tepat
melakukan kontrol ketat terhadap penggunaan air bersih yang diambil dari
menghindari endapan.
air
Limbah padat terdiri dari limbah organik dan anorganik yang dihasilkan dari
kegiatan operasional hotel, antara lain yang bersumber dari dapur, kamar hotel, kantor
15
pengelola, housekeeping¸ restoran, spa, kamar mandi, serta fasilitas publik (taman,
Pengelolaan limbah padat pada proses pemilahan sampah dan limbah harus jelas,
sesuai dengan proses lebih lanjut, seperti : mencari kemungkinan meminimalisi limbah
barang-barang bekas menjadi fungsi yang lain (replace), dan membuat perencanaan
hotel (seluruh penghuni dan pengelola), dimana semua sumber air limbah wajib diolah.
2) Saluran air limbah harus dipisahkan antara buangan dari black water, grey
6) Melakukan pencatatan secara berkala (pH dan debit harian air limbah)
16
3. Pengelolaan Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun)
lingkungan terdapat perbedaan dari segi manajemen, luas, jumlah karyawan, pemilik
dan lokasi spesifik. Ada beberapa jenis sertifikasi yang ada terkait dengan implementasi
praktik lingkungan mulai dari global award, national award, sampai dengan local
award.
Certification/Accreditation telah menjadi trend pada era globalisasi ini akibat dari krisis
seluruh dunia sangat beragam dan namanya seperti Green Globe 21, EarthCheck, Asean
(German), Ecolub, Eco Label, dan masih banyak badan sertifikasi bidang lingkungan di
seluruh dunia.
17
Salah satu global award yang akan dibahas adalah EarthCheck. EarthCheck
merupakan salah satu green tourism award yang diberikan kepada industri atau
penggunaan energi, penyedotan air tanah, pembuangan limbah padat dan cair,
berlebihan.
sosial yang terjadi. Dengan perubahan peraturan lingkungan, pasar yang berkembang
pesat dan implikasi risiko yang kompleks, organisasi atau perusahaan memerlukan alat
memberikan tuntunan atau navigasi jalan ke depan dengan kepastian dan ketenangan
pikiran.
Adapun proses pemberian sertifikat terdiri atas enam tahap yang harus dilalui dan
dengan tahap benchmarking, sedangkan tahap 3-6 tahap sertifikasi. Walaupun tahap 1-2
merupakan tahap benchmarking , akan tetapi pada tahap tersebut hotel sudah berhak
mendapatkan Bronze. Selanjutnya, setelah melalui tahap 3-6 yaitu tahap sertifikasi,
hotel berhak mendapatkan silver setelah di audit setiap tahun dan paling sedikit setiap
dua tahun. Setelah rentang waktu lima tahun, hotel masih tetap mempertahankan
sertifikasi yang sudah pernah didapat maka akan mendapatkan gold. Apabila sertifikasi
tersebut terus dipertahankan setelah tahun ke-10, maka akan mendapatkan sertifikat
platinum (Suci Murni, 2014:139). Beberapa kriteria penilaian Earth Check yang
18
diuraikan dalam environmental management system ver 1.4 Melia Bali Villas & Spa,
Tabel 2.2
Kriteria Penilaian Earthcheck
No Kriteria
Bahan bakar yang tumpah selama pengisian di luar mesin yang sedang di
1.
jalankan
2. Kesadaran karyawan terhadap lingkungan
3. Emisi gas rumah kaca
4. Konservasi energi
5. Air bersih
6. Kualitas air
7. Erosi dan endapan limbah
8. Resapan air
9. Kebijakan konservasi ekosistem
10. Gangguan ekosistem
11. Interaksi satwa liar
12. Sumber produk operasional hotel
13. Dampak budaya
14. Dampak sosial
15. Kepedulain terhadap masyarakat setempat
16. Kepedulian wisatawan terhadap lingkungan
17. Konteks perencanaan
18. Pengelolaan lahan dan aksesibilitas
19. Kualitas udara dan tingkat kebisingan
20. Air limbah
21. Limbah padat
22. Penyimpanan zat berbahaya
23. Pembuangan zat berbahaya
24. Kesehatan karyawan
25. Prosedur darurat terhadap bencana alam
Sumber : environmental management system ver 1.4
Pada Tabel 2.2 dapat dilihat beberapa kriteria penilaian earthcheck memiliki
konservasi energi, air bersih, kualitas air, sumber produk operasional hotel, kepedulian
terhadap masyarakat sekitar, pengelolaan lahan dan aksesibilitas, air limbah, limbah
19
Selain secara EarthCheck yang merupakan salah satu sertifikasi internasional,
adapula Asean Green Hotel Award yang merupakan sertifikasi yang diikuti oleh negara-
negara Asean. Asean Green Hotel Award terwujud dalam rangka mewujudkan
masyarakat ekonomi Asean (Asean Community), negara-negara Asean yang terdiri atas
sepuluh negara, yakni, Brunei Darussalam, Kamboja, Indonesia, Lao PDR, Malaysia,
Myanmar, Filipina, Singapura, Thailand, dan Vietnam telah sepakat untuk membentuk
Asean Green Hotel Award diselenggarakan dua tahun sekali sejak tahun 2008.
Seperti pada Asean Green Hotel Standard, penilaiannya berupa prinsip-prinsip ramah
efisiensi energi, efisiensi pemakaian air, manajemen kualitas udara, pengaturan polusi
suara, manajemen dan penanganan air yang telah dipakai, dan manajemen penanganan
Praktik Asean Green Hotel Standard pada hotel berbintang yang menerima award
tersebut, secara umum hampir sama dengan EarthCheck. Hotel-hotel yang sudah
memiliki sistem manajemen lingkungan dipilih untuk diikutkan dalam ajang sertifikasi
lingkungan tingkat Asean, yang sebelumnya sudah lolos dalam Indonesia Green Hotel
Selain secara global dan Asean, Indonesia sendiri memiliki penghargaan untuk
Green Hotel Award merupakan penghargaan yang diberikan kepada hotel-hotel yang
energi dan air, kebijakan lingkungan, tindakan dan operasi hotel, penggunaan produk
20
ramah lingkungan, kerja sama dengan masyarakat dan organisasi lokal dan praktik eco-
tourism yang berkelanjutan, manajemen kualitas udara, pengawasan polusi suara, dan
Award” kepada para pelaku usaha hotel yang mempunyai komitmen menerapkan
Dalam proses sertifikasi green hotel yang dilakukan oleh Kementrian Pariwisata
dan Ekonomi Kreatif Republik Indonesia dilakukan secara dua tahun sekali dan
selanjutnya akan diperiksa ulang (evaluasi) sesuai kriteria penilaian yang harus dicapai
dan dipenuhi. Bagi industri perhotelan khususnya berbintang 4 dan 5 yang lulus pada
penilaian berhak mencantumkan logo pada brosur, website, surat, email dan lain
sebagainya. Secara terperinci penjelasan tentang enam kriteria penilaian adalah seperti
dan budaya.
21
3. Efisiensi energi dan manajemen pengelolaannya yaitu segala sesuatu yang
meliputi :
1) Manajemen energi
Selain Green Hotel Awards yang dilaksanakan oleh Kementrian Pariwisata dan
lingkungan, yakni Tri Hita Karana Awards & Accreditation (THK awards). THK
seluruh komponen masyarakat pembangunan di Bali. Salah satu wujud nyata yang
diharapkan dalam penerapan THK ini adalah tidak terjadinya konflik dalam proses
Program Tri Hita Karana Awards & Accreditation yang telah berlangsung sejak
tahun 2000 hingga kini dilaksanakan secara konsisten dan simultan. Penilaian dari THK
awards ini dinilai dari tiga aspek, yakni Parhyangan (hubungan manusia dengan
22
Tuhan), Pawongan (hubungan manusia dengan sesame manusia), Palemahan
(hubungan manusia dengan alam). Pemberian penghargaan ini di serahkan kepada hotel,
Daya Tarik Wisata (DTW, seperti : Taman Rekreasi/Ecotourism), resort, atraksi wisata,
menyangkut masuknya pesan atau informasi ke dalam otak manusia. Melalui persepsi,
dilakukan dengan inderanya, yaitu indera penglihat, pendengaran, peraba, perasa dan
pencium.
indera manusia.
Menurut Sunaryo dalam Karla (2013:12), persepsi adalah daya mengenal barang,
kualitas atau hubungan, dan perbedaan antara hal ini melalui proses mengamati,
pesan, maupun informasi dari hasil pengamatan tentang objek, atau peristiwa yang
diperoleh melalui sistem alat indera manusia. Persepsi yang dimaksud dalam penelitian
23
ini adalah persepsi wisatawan terhadap praktik green hotel yang dilakukan oleh hotel
Hotel merupakan salah satu jenis akomodasi, yang dapat dilihat dari segi
klasifikasi dan dari segi definisi. Menurut Panduan Green Hotel Award (2013 : 12)
usaha hotel merupakan usaha yang terfokus pada penyediaan kamar, fasilitas makan dan
minum,serta fasilitas penunjang lainnya bagi tamu hotel. Selain penyediaan fasilitas
tersebut, hotel juga harus memperhatikan beberapa aspek terkait kebutuhan tamu yaitu
(comfort).
Selain dilihat dari segi definisi, hotel juga dapat dilihat dari segi klasifikasi. Salah
satu klasifikasi hotel adalah berdasarkan kepemilikan (ownership), dimana hotel chain
international merupakan bagian dari ownership tersebut. Selain itu, hotel juga dapat
Untuk hotel bintang di Indonesia, kriteria hotel bintang lima mengacu pada
penggolongan hotel. Dalam Kepmen tersebut, golongan kelas hotel dibedakan menjadi
hotel bintang (bintang satu sampai dengan lima) dan hotel melati. Untuk hotel bintang,
operasional yang dilakukan oleh PHRI bekerja sama dengan instansi terkait. Persyaratan
24
aksesibilitas untuk penyandang cacat. Pengelolaan meliputi kemampuan dalam
memberikan pelayanan yang meliputi prosedur, dan tata urutan, kecepatan dan sikap
Hotel bintang 5 (lima) sendiri memiliki klasifikasi, yang meliputi, adanya unsur
dekorasi Indonesia tercermin di dalam lobby, restoran, kamar tidur, dan function room,
untuk bedroom minimum mempunyai 100 kamar standar dengan luasan 26m2/kamar,
terdapat minimum empat kamar suite dengan luasan kamar 52m2/kamar, tinggi
minimum 2,6 m tiap lantai, dilengkapi dengan pengatur suhu kamar di dalam bedroom,
untuk dining room sendiri minimum mempunyai 3 buah dining room, salah satunya
25