Psikologi Kepribadian Kelompok 2
Psikologi Kepribadian Kelompok 2
Amelia (223310010092)
FAKULTAS PSIKOLOGI
MEDAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat
dan hidayah-Nya, kami bisa menyelesaikan proposal yang berjudul “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan Otoriter terhadap Loyalitas Karyawan”.
Tidak lupa kami mengucapkan rasa terima kasih kepada Ibu Sabrini
Mentari, M. Psi.. selaku dosen untuk mata kuliah Metode Penelitian Kuantitatif
yang telah membantu kami dalam mengerjakan makalah ini. Kami juga
mengucapkan terima kasih kepada teman-teman yang telah memberikan masukan
dalam pembuatan makalah ini.
i
DAFTAR ISI
MAKALAH....................................................................................................................................
KATA PENGANTAR....................................................................................................................
DAFTAR ISI..................................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN..............................................................................................................
1.1 Latar Belakang..........................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah....................................................................................................1
1.3 Tujuan......................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN................................................................................................................
2.1 Struktur Kepribadian menurut Viktor Emil Frankl....................................................3
2.2 Dinamika Kepribadian menurut Viktor Emil Fankl....................................................3
A. Hidup Tanpa Makna...............................................................................................3
B. Kodrat Manusia Sehat............................................................................................3
2.3 Perkembangan Kepribadian menurut Viktor Emil Frankl.........................................3
2.4 Psikopatologi Kepribadian menurut Viktor Emil Frankl............................................3
2.5 Contoh Kasus tentang Teori Kepribadian menurut Viktor Emil Frankl.....................3
BAB III PENUTUP......................................................................................................................
3.2 Kesimpulan.......................................................................................................14
3.3 Saran......................................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA...................................................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1.3 Tujuan
Adapun tujuan penilitian dari makalah ini adalah untuk memahami :
1
BAB II
PEMBAHASAN
2
4
5
3
1. Neurosis noogenik
Neurosis noogenik adalah suatu gangguan perasaan yang cukup
menghambat prestasi dan penyesuaian diri seseorang. Gangguan ini
biasanya tampak dalam keluhan mudah bosan, hampa, penuh
keputusasaan, kehilangan minat dan inisiatif, serta merasa bahwa hidup ini
tidak berarti sama sekali.
Neurosis noogenik dapat termanisfestasi dalam tampilan simtom yang
serupa dalam gambaran simtomatik neurosis psikogenik, seperti depresi,
hiperseksualitas, alkoholisme, obsesionalisme, dan sebagainya.
2. Karakter totaliter
Karakter totaliter ialah gambaran pribadi yang memiliki
kecenderungan memaksakan tujuan, kepentingan, dan kehendak sendiri
tanpa bersedia menerima masukan dari orang lain. Karakter totaliter dapat
termanifestasi dalam bentuk membunuh, merampok, berbuat kekacauan,
dan lain sebagainya.
3. Karakter konformis
Karakter konformis adalah gambaran pribadi yang mempunyai
kecenderungan kuat untuk selalu berusaha mengikuti dan menyesuaikan
diri terhadap tuntutan lingkungan sekitar serta bersedia mengabaikan
keinginan dan kepentingannya sendiri.
Karakter konformis ini berawal dari kekecewaan dan kehampaan hidup
sebagai akibat kegagalan memenuhi motivasi utama, yaitu hasrat untuk
hidup bermakna. Karakter konformis, misalnya berbentuk meniru perilaku
teman-temannya yang nakal. Selain itu, masih banyak contoh lain yang
membuat seseorang seperti mengabaikan diri sendiri, tetapi sangat peduli
terhadap lingkungannya.
5
Hakikat dari eksistensi manusia yang sehat terdiri dari tiga faktor.
1. Spiritualitas
Spiritualitas adalah suatu konsep yang sulit dirumuskan. Hal ini mengingat
spiritualitas tidak dapat direduksi. Bahkan, aspek spiritualitas tidak dapat
diterangkan dengan istilah-istilah material. Meskipun dapat dipengaruhi oleh
dunia material, keberadaan spiritualitas tidak disebabkan atau dihasilkan oleh
dunia material. Secara sederhana, spiritualitas dapat diartikan roh atau jiwa.
Tujuan spiritualitas adalah agar manusia dapat melampaui kediriannya
menjadi sehat secara psikologis. Caranya, yaitu bergerak ke luar fokus diri,
kemudian mengatasi dan menyerap arti dan tujuan seseorang. Dengan demikian,
diri akan dipenuhi dan diaktualisasi secara spontan dan wajar.
2. Kebebasan
Berkaitan dengan faktor kebebasan, manusia tidak didikte oleh faktor-
faktor nonspiritual, seperti insting, warisan nilai khusus, ataupun kondisi-kondisi
lingkungan. Manusia yang sehat secara psikologis memiliki dan menggunakan
kebebasan untuk memilih cara bertingkah laku. Orang-orang yang tidak
mengalami kebebasan ini terkadang berprasangka buruk atau sangat neurotis.
Dalam hal ini, orang-orang neurotis akan menghambat pemenuhan potensi-
potensi diri sendiri sehingga menghalangi perkembangan kemanusiaan secara
penuh.
3. Tanggung jawab
Seseorang tidak cukup hanya merasa bebas memilih, tetapi juga harus
menerima tanggung jawab terhadap pilihannya. Orang-orang yang sehat akan
memikul tanggung jawab ini. Mereka mengisi waktu keseharian dengan
melakukan kegiatan-kegiatan bermanfaat secara bertanggung jawab agar karya-
karya mereka berkembang, meskipun kodrat kehidupan manusia adalah singkat
dan fana.
Terakhir, Frankl menyebutkan tujuh sifat yang dapat ditampakkan oleh
manusia berkepribadian sehat yakni:
6
Pribadi yang mengatasi diri menururt Viktor terdiri atas 3 paradox-paradox yakni:
a. Fisik vs Spiritual
Manusia terdiri dari aspek fisik (biologis) yaitu lapar, sakit, mencari
kepuasan seksual, tertarik pada materi, dsb. Sisi lain, manusia juga terdiri atas
aspek nonfisik, yaitu psikis dan spiritual. Keduanya merupakan kutub yang
berlawanan. Kodrat manusia adalah mencari kepuasan biologis serta materi.
Dalam hal ini, semakin seseorang memaksa mendorong dirinya kearah
kesenangan, maka ia justru semakin menjauh dari kebahagiaan.
7
abnormal lainnya. Psikopatologi atau sakit mental ini juga berupa sakit yang
tampak dalam bentuk perilaku dan fungsi kejiwaan yang tidak stabil.
Macam-Macam Psikopatologi
Beberapa gangguan jiwa tergolong dalam psikosis dan sebagian lainnya
dikategorikan ke dalam neurosis. Gangguan jiwa yang melibatkan penyakit saraf
disebut psikosis, ini telah menjurus pada penyakit jiwa yang berat, sedangkan bila
masih dalam taraf yang ringan disebut psikoneurosis.
c. Menjadi pemalas
5
9
2.5 Contoh Kasus tentang Teori Kepribadian menurut Viktor Emil Frankl
Pada laporan kasus ini diriwayatkan subjek seorang lansia perempuan
berusia 82 tahun yang merupakan janda, tidak mempunyai anak dan tinggal
sendiri di rumah pasca ditinggal meninggal oleh suaminya. Saat subjek berusia 24
tahun atau tepatnya pada tahun 1957, dia menikah dengan seorang TNI yang
merupakan pria pilihan orangtuanya. Orangtua berharap agar subjek dapat
menikmati hidup yang lebih baik dan mapan karena menikah dengan seorang
tentara. Subjek sempat merasa sedih dan kecewa karena beberapa kali periksa ke
dokter tetapi tidak juga dikaruniai anak. Lambat laun suaminya jatuh sakit
kemudian meninggal pada tahun 1970. Subjek merasa tidak siap menerima
kepergian suaminya.
Pada akhir tahun 2014 lalu, subjek kembali menghadapi ujian hidup yang
berat. Suaminya meninggal karena menderita penyakit jantung. Peristiwa ini tidak
pernah dia duga sebelumnya karena selama ini suami subjek adalah orang yang
sabar dan tidak pernah mengeluh sedikit pun. Pada tahun yang sama, subjek juga
4
5
10
mengalami reumatik setelah memeriksakan diri ke rumah sakit atas rujukan dari
bidan puskesmas yang terletak tidak jauh dari rumahnya. Subjek juga tidak pernah
menyangka bila dia juga harus menderita sakit reumatik yang menyebabkan
dirinya akan sulit untuk beraktivitas meskipun dia memang sudah berhenti bekerja
di pabrik roti sejak tahun 1977.
Pada pernikahan yang kedua ini, subjek juga tidak dikaruniai anak. Subjek
pernah memeriksakan kandungannya dan dokter memvonis ada kelainan di
rahimnya sehingga menghambatnya untuk memperoleh keturunan. Subjek
menjadi bahan pembicaraan lagi oleh tetangga karena peristiwa serupa kembali
terjadi. Tetangga sekitar juga sempat menggunjing bahwa subjek tidak bisa
mempunyai anak karena mandul dan sial sehingga pada dua kali perkawinannya,
peristiwa yang sama kembali terjadi. Hal ini membuat subjek semakin
beranggapan bahwa dirinya tidak berdaya, hampa, tidak berharga dan merasa
kehilangan cinta dari orang yang selama ini menjadi tumpuan harapannya. Hal ini
selaras dengan hasil tes kepribadian (TAT) yang menunjukkan bahwa subjek
sangat membutuhkan bantuan, perlindungan dan kasih sayang dari orang sekitar
tetapi pada akhirnya subjek tidak dapat mencapai kebutuhan tersebut. Pasca
meninggalnya suami, subjek menunjukkan coping yang tidak tepat. Hal ini sejalan
dengan hasil tes kepribadian (TAT) yang menunjukkan bahwa saat menghadapi
permasalahan, subjek cenderung bersikap menghindar, pasrah dan berdiam diri.
aktivitas sehari-hari. Subjek juga akhirnya memilih untuk menarik diri dengan
tidak lagi mengikuti pengajian warga, lebih banyak mengurung diri di rumah
sendiri dan jarang sekali berinteraksi dengan tetangga sekitar. Hal inilah yang
semakin menambah buruknya penilaian subjek mengenai hidupnya saat ini. Dia
menilai hidupnya tidak ada artinya. Subjek belum bisa menentukan pilihan dan
membebaskan dirinya dari tekanan yang dirasakan serta belum memperoleh
makna dari peristiwa negatif yang dialami.
5
4
dan makna hidup yang baru baik itu dalam tiga konsep meaning triangle
antara lain nilai kreativitas, nilai dari pengalaman dan nilai dari sikap.
5
12
3.2 Kesimpulan
1. Frankl menjelaskan mengenai Teori tentang kodrat manusia dalam
Logoterapi dibangun di atas tiga asumsi dasar, yang satu dengan yang lainnya
saling menopang:
a. Kebebasan berkeinginan (freedom of will)
b. Keinginan akan makna (will of meaning)
c. Makna hidup (meaning of life)
2. Dinamika kepribadian menurut Viktor Emil Frankl dibagi menjadi 2:
a. Hidup tanpa makna. Apabila hasrat makna hidup ini dapat
terpenuhi maka kehidupan akan terasa berguna, berharga, serta berarti. Sebaliknya
jika hasrat ini tidak terpenuhi, menyebabkan kehidupan berjalan tanpa makna dan
tak berarti.
b. Kodrat manusia sehat. Menurut Frankl, Hakikat dari eksistensi
manusia yang sehat terdiri dari tiga faktor, yaitu spiritualitas, kebebasan, dan
tanggung jawab.
3. Viktor lebih memfokuskan diri dalam hal Logoterapi mengenai
kerbermaknaan hidup. Menurut Victor, pribadi yang mengatasi diri terdiri atas 3
faktor, sebagai berikut:
a. Fisik vs Spiritual
b. Kesadaran vs Ketidaksadaran
c. Orientasi diri vs Sesama
4. Psikopatologi menurut Victor terdiri atas psikosis (penyakit jiwa berat)
seperti Skizofrenia, Manik-Depresif, dan Paranoid serta neurosis (penyakit jiwa
ringan) seperti Psychasthenia dan Neurasthenia.
13
14
3.3 Saran
Demikianlah makalah yang dapat kami buat mengenai materi yang
menjadi bahasan dalam makalah ini, tentunya banyak kekurangan dan kelemahan
karena terbatasnya pengetahuan serta kurangnya rujukan atau referensi yang kami
peroleh mengenai materi ini. Kami mengharapkan kritik dan saran yang
membangun dari pembaca untuk perbaikan makalah ini di masa mendatang.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat untuk penulis serta pembaca.
DAFTAR PUSTAKA
Fatmawati, F. (2019). Bunga Rampai : APA ITU PSIKOPATOLOGI? Lhokseumawe: UNIMAL
PRESS.
Irawan, E. N. (2015). Buku Pintar Pemikiran Tokoh-Tokoh Psikologi dari Klasik sampai
Modern. Yogyakarta: IRCiSoD.
15