Anda di halaman 1dari 6

Nama: Fawwaz fatihul i.

m
Kelas: DB 03-02
NIM: 1205230021
UTS AKUNTANSI
BIAYA

1.

A.) – Analisis Varians: Manajer keuangan dapat melakukan analisis varian untuk memahami
perbedaan antara biaya bahan baku yang diantisipasi dan biaya yang sebenarnya terjadi.
Dengan memahami penyebab varian, mereka dapat mengidentifikasi area dimana biaya
dapat dikurangi atau dikendalikan.
- Pengendalian Persediaan: Melalui pengendalian persediaan yang efisien, manajer
keuangan dapat mengurangi dampka fluktuasi harga bahan baku. Ini dapat dilakukan
dengan melakukan perencanaan persediaan yang cermat, menggunakan metode seperti
Just-In-Time (JIT) atau penggunaan teknologi untuk mengoptimalkan persediaan.
- Pemilihan Supplier Alternatif: Manajer keuangan dapat mempertimbangkan untuk
mencari supplier alternatif yang menawarkan harga lebih stabil atau lebih kompetitif.
Ini mungkin melibatkan negosiasi kontrak jangka panjang dengan supplier atau
mencari sumber bahan baku yang lebih beragam untuk mengurangi risiko fluktuasi
harga.
- Penggunaan Metode Biaya Rata-rata: Dalam menghitung biaya produk, penggunaan
metode biaya rata-rata mungkin lebih stabil daripada metode biaya spesifik, terutama
dalam situasi dimana harga bahan baku mengalami fluktuasi. Ini membantu dalam
memperkiraan biaya produksi dengan lebih akurat dan mengurangi ketidakpastian.

B.) – Analisis Biaya Variabel dan Tetap: Dengan menganalisis biaya variabel dan tetap, PT.
Karma Raya dapat memahami apakah penurunan laba disebabkan oleh peningkatan biaya
produksi atau biaya operasional. Jika biaya variabel meningkat proposional terhadap
volume penjualan, mungkin ada masalah efisiensi produksi atau peningkatan harga bahan
baku. Di sisi lain, jika biaya tetap meningkat, perusahaan perlu mempertimbangkan strategi
pengendalian biaya atau mengevaluasi struktur biaya tetapnya.
- Analisis Margin Kontribusi: Dengan melakukan analisis margin kontribusi PT. Karma
Raya dapat mengidentifikasi produk atau lini produk yang memberikan kontribusi
terhadap laba yang rendah atau bahkan merugi. Hal ini dapat membantu mereka untuk
mempriotaskan sumber daya dan fokus pada produk yang lebih menguntungkan.
- Analisis Break-even: Melalui analisis break-even, perusahaan dapat menentukan
jumlah minimum penjualan yang diperlukan untuk mencapai titik impas. Jika
penurunan laba disebabkan oleh penurun penjualan di bawah titik impas, perusahaan
perlu mengevaluasi strategi pemasaran atau penetapan harga untuk meningkatkan
volume penjualan.
2. Pertemuan 4
A.) – Upah Rian:
Upah perjam Rian: 1.200
Total jam kerja Rian: 50 jam
Total upah Rian = 1.200 x 50 = 60.000
- Upah Galuh:
Upah perjam Galuh: 800
Total jam kerja Galuh: 50 jam
Total upah Galuh = 800 x 50 = 40.000
Jadi Total biaya tenaga kerja sebelum pajak adalah:
Biaya tenaga kerja sebelum pajak = 60.000 + 40.000 = 100.000

Selanjutnya, kita perlu menghitung PPh 15% dari total upah:


PPh = 15% x Total biaya tenaga kerja sebelum pajak
PPh = 0,15 x Rp 100.000 = 15.000

Jadi, biaya tenaga kerja setelah PPh adalah:


Biaya tenaga kerja setelah PPh: 100.000 – 15.000 = 85.000

B.) – Upah regular untuk 47 jam pertama:


Tarif upah perjam = 2.100
Total jam kerja regular = 47 jam
Total upah regular = 2.100 x 47 = 98.700
- Premi lembur untuk jam kerja tambahan (52 jam- 47 jam = 5 jam):
Tarif lembur = 42% dari tarif upah = 42% x Rp 2.100 = 882 perjam
Total jam kerja lembur = 5 jam
Total upah lembur = 882 x 5 = 4.410
Jadi, total upah diperoleh oleh karyawan tersebut adalah:
Total upah = 98.700 + 4.410 = 103.110
3. Pertemuan 5
A.) – Inovasi teknologi: Perusahaan dapat terus melakukan penelitian dan pengembangan
untuk menciptakan teknologi baru atau meningkatkan efisiensi teknologi yang ada.
Misalnya, mereka dapat mencari alternatif baterai yang lebih murah namun tetap
efisien, atau mengembangkan teknologi produksi yang lebih efisien untuk komponen
hybrid.
- Skala Produksi: Dengan meningkatkan skala produksi mobil hybrid, perusahaan dapat
mencapai ekonomi skala yang dapat mengurangi biaya produksi per unit. Ini dapat
dilakukan dengan meningkatkan volume produksi atau mencari kemitraan dengan
pihak lain untuk membagi biaya pengembangan teknologi.
- Negosiasi dengan Pemasok: PT Abadi Motor dapat melakukan negosiasi dengan
pemasok baterai lithium-ion untuk mendapatkan harga yang lebih kompetitif. Mereka
juga dapat mencari pemasok alternatif atau melakukan diversifikasi sumber pasokan
untuk meminimalkan risiko ketergantungan pada satu pemasok.
B.) – Titik Tertinggi:
Month:9
(Y): 96.700
(X): 4.400
- Titik Terendah:
Month:1
(Y): 11.000
(X): 5.000
• Metode Titik Tertinggi
Biaya Tetap = 96.700 – (4.400 *(Rp 96.700 – RP 11.000)/ (4.400 – 5.000))
= 96.700 – (4.400 *(Rp 96.700 – Rp 11.000)/-600)
= 96.700 – (4.400 *(-85.700)/-600))
= 96.700 – (4.400 * Rp 142.83)
= 96.700 - Rp 627.932
= Rp -531.232
• Metode Titik Terendah:
Biaya tetap = 11.000 –(5.000*(Rp 96.700 – Rp 11.000)/(9.640-5000)
=Rp 11.000 –(5.000*(Rp 96.700 – Rp 11.000)/4640)
=Rp 11.000 –(5.000*(Rp 85.700/4640)
=Rp 11.000 –(5.000*Rp 1846)
=Rp 11.000 – Rp 92.300
=Rp -81.300
4. Pertemuan 6
A.) – Metode Biaya Tenaga Kerja Langsung:
Tarif biaya overhead (225.000.000/ 50.000.000)10%
= 4,5
- Metode Jam Tenaga Kerja Langsung:
Tarif biaya overhead (225.000.000/ 56.250 jam)x 6.250
=4
- Metode Jam Mesin:
Tarif biaya overhead (225.000.000/ 75.000 jam)x 6.250
=3
B.) – Pemisahan Biaya: Metode biaya standar atau biaya variabel memisahkan biaya
variabel dan biaya tetap dengan jelas, sehingga memungkinkan perusahaan untuk
mengetahui kontribusi biaya dari setiap unit produksi.
- Analisis Lebih Mendalam: Dengan pemisahan biaya, perusahaan dapat melakukan
analisis yang lebih mendalam terhadap biaya variabel dan biaya tetap. Ini
memungkinkan manajemen untuk mengidentifikasi penyebab perubahan biaya dan
mengambil langkah-langkah perbaikan yang sesuai.
- Perencanaan dan Pengendalian Yang Lebih Baik: Dengan pemahaman yang lebih baik
tentang struktur biaya, perusahaan dapat melakukan perencanaan yang lebih efektif dan
pengendalian biaya untuk mencapai tujuan keuangan dan operasional yang ditetapkan.

5. Pertemuan 2&3
A.)- Identifikasi Biaya Terkait: Pengusaha perlu mengidentifikasi semua biaya yang terkait
dengan masing-masing pilihan produksi. Ini termasuk biaya langsung seperti biaya bahan
baku dan biaya tenaga kerja, serta biaya tidak langsung seperti biaya overhead pabrik.
- Pengelompokan Biaya: Biaya-biaya yang teridentifikasi kemudian dibagi menjadi biaya
variabel dan biaya tetap. Biaya variabel adalah biaya yang berubah seiring dengan volume
produksi, sedangkan biaya tetap adalah biaya yang tetap tidak tergantung pada volume
produksi.
- Perhitungan Total Biaya; Pengusaha kemudian menghitung total biaya untuk setiap opsi
produksi, termasuk biaya variabel dan biaya tetap. Ini memberikan gambaran lengkap
tentang total biaya yang akan ditanggung oleh perusahaan untuk masing-masing pilihan.
B.) – Mengurangi Biaya Persediaan: Dengan sistem JIT, Toyota dapat menghindari
pemborosan biaya yang terkait memiliki stok barang yang berlebihan. Ini membantu
mengurangi biaya penyimpanan, kerusakan barang, dan depresiasi.
- Meningkatkan Efisiensi Produksi: Sistem JIT memungkinkan Toyota untuk
memproduksi hanya apa yang diperlukan, ketika diperlukan, dan dalam jumlah yang tepat.
Ini mengurangi waktu siklus produksi atau waktu penungguan, sehingga meningkatkan
efisiensi dan produktivitas keseluruhan.
- Peningkatan Kualitas: Dengan fokus pada pengurangan pemborosan, Toyota terus
berupaya untuk meningkatkan kualitas produknya. Dengan meminimalkan jumlah stok
yang diproduksi, perusahaan dapat lebih mudah mendeteksi dan mengatasi masalah
kualitas secara langsung di garis produksi.
C.) – FIFO (First-In,First-Out)
Contoh Bisnis: Toko roti
Alasan: Toko roti biasanya menggunakan metode FIFO karena produk roti biasanya
memiliki umur simpan yang terbatas. Dengan menerapkan metode FIFO, toko roti menjual
roti yang pertama kali diproduksi terlebih dahulu, sehingga memastikan roti yang dijual
masih segar dan berkualitas.
- LIFO(Last-In,First-Out)
Contoh Bisnis: Perusahaan Penyulingan Minyak
Alasan: Perusahaan penyulingan minyak biasanya menggunakan metode LIFO karen
minyak mentah yang terakhir masuk ke proses penyulingan memiliki harga yang lebih
tinggi. Dengan menggunakan metode LIFO, perusahaan dapat mencatat biaya produksi
yang lebih tinggi, yang mencerminkan lebih baik biaya penggantian stok.
- AVERAGE(Metode Rata-Rata):
Contoh Bisnis: Toko Pakaian Ritel
Alasan: Toko pakaian ritel sering menggunakan AVARAGE karena produk pakaian
seringkali tidak memiliki indetifikasi yang unik(tidak ada nomor seriel yang membedakan
setiap unit). Dengan menggunakan AVARAGE, toko pakaian dapat menghitung biaya
persediaan dengan cara yang lebih sederhana dan menghindari kompleksitas pelacakan
setiap unit persediaan individu. Metode ini juga memberikan gambaran biaya persediaan
yang lebih stabil dari waktu ke waktu.

Anda mungkin juga menyukai