1. Apa yang dimaksud dengan National Procurement dan mengapa pemerintah melakukannya?
Procurement adalah proses yang meliputi aktivitas acara sebelum dan sesudah penandatanganan
kontrak serta aktivitas manajemen umum yang terkait dengan berbagai kontrak seperti:
1. Kegiatan prakontrak seperti perencanaan, kebutuhan identifikasi dan analisis, dan sumber;
2. Kegiatan pasca kontrak seperti kontrak manajemen, manajemen rantai pasokan dan
pembuangan, dan;
3. Kegiatan umum seperti tata kelola perusahaan, manajemen hubungan pemasok, manajemen
risiko dan kepatuhan regulasi.
Procurement juga digunakan sebagai pengadaan dan pembelian barang dan jasa untuk penggunaan
bisnis dari sumber eksternal. Bisnis individu menetapkan kebijakan procurement yang mengatur
pilihan pemasok, produk, serta metode dan prosedur yang akan digunakan untuk berkomunikasi
dengan pemasok mereka.
1. Sistem pengadaan pemerintah secara elektronik (eprocurement) bisa membuat pelaksanaan pengadaan
barang atau jasa dapat berjalan secara transparan, adil dan menciptakan persaingan yang sehat;
2. Mendorong pemasok atau vendor untuk berpartisipasi dalam pengadaan publik. Selain itu,
masyarakat luas dapat dengan mudah memperoleh informasi tentang tender di wilayahnya;
3. E-procurement merupakan solusi untuk mencegah dan meminimalisir adanya peluang
terjadinya fraud tindakan korupsi karena semua peserta pengadaan barang/jasa dapat saling
mengawasi. Selain itu, peluang untuk melakukan kontak langsung antara penyedia barang atau
jasa dengan panitia pengadaan menjadi semakin kecil;
4. Tercapainya mutu produk yang didapatkan sesuai spesifikasi;
5. Mereduksi tenaga sumber daya manusia dan mengubah rutinitas pembelian;
6. Prosesnya yang secara online akan membuat peningkatan kinerja dari organisasi;
7. Menghemat biaya penyelenggaraan pengadaan barang/jasa dan mengoptimalkan waktu
pelaksanaan.
8. Dalam pelaksanaannya mudah untuk melakukan pertanggungjawaban keuangan.
Alasan mengapa pemerintah melakukannya yaitu agar pengadaan barang dan juga jasa melalui e-pengadaan
menjadi pendek serta memberikan kemudahan bagi masyarakat dalam melakukan transaksi elektronik dan juga
persaingan dalam pengadaan sehat antara pelaku usaha yang menguntungkan pemerintah karena mendapatkan
harga terbaik.
Subsidi kredit ekspor ini semacam subsidi ekspor, hanya saja wujudnya dalam pinjaman
yang di subsidi kepada pembeli. Amerika Serikat seperti juga kebanyakan negara,
memilki suatu lembaga pemerintah, export-import bank (bank Ekspor-impor) yang
diarahkan untuk paling tidak memberikan pinjaman-pinjaman yang disubsidi untuk
membantu ekspor.
c. Import Quota
Pembatasan impor (Import Quota) merupakan pembatasan langsung atas jumlah barang
yang boleh diimpor. Pembatasan ini biasanya diberlakukan dengan memberikan lisensi
kepada beberapa kelompok individu atau perusahaan. Misalnya, Amerika Serikat
membatasi impor keju. Hanya perusahaan-perusahaan dagang tertentu yang diizinkan
mengimpor keju, masing-masing yang diberikan jatah untuk mengimpor sejumlah
tertentu setiap tahun, tak boleh melebihi jumlah maksimal yang telah ditetapkan.
Besarnya kuota untuk setiap perusahaan didasarkan pada jumlah keju yang diimpor
tahun-tahun sebelumnya.
Bentuk lain dari pembatasan impor adalah pengekangan sukarela (Voluntary Export
Restraint), yang juga dikenal dengan kesepakatan pengendalian sukarela (Voluntary
Restraint Agreement=ERA). VER adalah suatu pembatasan (Kuota0 atas perdagangan
yang dikenakan oleh pihak negara pengekspor dan bukan pengimpor. VER mempunyai
keuntungan-keuntungan politis dan legal yang membuatnya menjadi perangkat kebijakan
perdagangan yang lebih disukai dalam beberapa tahun belakangan. Namun dari sudut
pandang ekonomi, pengendalian ekspor sukarela persis sama dengan kuota impor dimana
lisensi diberikan kepada pemerintah asing dan karena itu sangat mahal bagi negara
pengimpor. VER selalu lebih mahal bagi negara pengimpor dibandingan dengan tariff
yang membatasi impor dengan jumlah yang sama. Bedanya apa yang menjadi pendapatan
pemerintah dalam tariff menjadi (rent) yang diperoleh pihak asing dalam VER, sehingga
VER nyata-nyata mengakibatkan kerugian.
Demikian jawaban saya, terima kasih.
Sumber referensi :
- https://hot.liputan6.com/read/4550498/procurement-adalah-kegiatan-untuk-mendapatkan-
barang-dan-jasa-ketahui-etika-dan-prosesnya
- https://bbs.binus.ac.id/ibm/2018/05/kebijakan-kebijakan-perdagangan-internasional/