Anda di halaman 1dari 7

JURUSAN TEKNIK MESIN D3

STT WIWOROTOMO PURWOKERTO


2019/2020
• Close loop System (sistem loop tertutup)
Sistem loop tertutup adalah sebuah sistem pengendalian dengan nilai keluaran yang
dihasilkan dari sistem tersebut, berpengaruh terhadap sinyal masukan sistem sehingga akan
memodifikasinya untuk mempertahankan sinyal keluaran pada nilai yang dikehendaki.
• Elemen – elemen dasar dari sistem loop tertutup
• Elemen pembanding, berfungsi untuk membandingkan nilai yang dikehendaki dari
variabel yang sedang dikotrol dengan nilai terukur yang diperoleh dan menghasilkan
sebuah sinyal error.
• Elemen implementasi kontrol, untuk menentukan aksi atau tindakan apa yang akan
diambil bila diterima sebuah sinyal error.
• Elemen koreksi, digunakan untuk mengoreksi atau merubah kondisi yang dikontrol.
• Proses, sistem dengan sebuah variabel yang dikontrol.
• Elemen pengukuran, untuk menghasilkan sebuah sinyal yang berhubugan dengan
kodisi variable dari proses yang sedang dikontrol.
• Penerapan Close loop system terhadap Power Stering
Power stering merupakan sebuah sistem yang berfungsi untuk meringankan
memutar sistem kemudi kendaraan sehingga menghasilkan putaran kemudi yang ringan
tanpa membutuhkan tenaga yang berarti untuk mengendalikan kemudi. Dalam
perkembangannya power steering terbagi menjadi 2, yaitu : Hidrolik Power Steering dan
Elektronik Power Steering.
HYDRAULIC POWER STEERING
Rack-and-pinion assembly merupakan unit hydraulic-mechanical dengan integral
piston dan rack assembly. Di dalamnya ada satu rotary valve yang mengarahkan aliran
minyak power steering dan mengontrol tekanan untuk mengurangi steering effort (suatu
usaha daya yang diperlukan untuk memutar kemudi). Ketika kemudi diputar, tahanan
yang terbentuk oleh adanya berat dari kendaraan dan gesekan roda ke ban, menyebabkan
torsion bar di dalam rotary valve menjadi agak cenderung melenceng. Hal ini akan
merubah posisi valve spool dan sleeve, karena itulah diperlukan pengarahan pelumas
bertekanan ke proper end yang terdapat pada power cylinder. Perbedaan tekanan pada sisi
piston (yang dipasang pada rack) membantu menggerakkan rack untuk mengurangi
langkah usaha putar. Pelumas di dalam power cylinder yang berlawanan didesak ke
control valve dan kembali ke pump reservoir. Ketika steering effort berhenti, maka
control valve akan diketengahkan oleh gaya melintir dari torsion bar, tekanan pada kedua
sisi piston akan disamakan, dan roda depan kembali ke posisi lurus ke depan.

KONSTRUKSI SISTEM

Rack-and-pinion power steering system terdiri dari:


• Rack and pinion steering gear box
Rack Pinion/Gearbox adalah system penggerak Power Steering dari kemudi atas
kemudian di teruskan ke bagian roda dengan dibantu oleh komponen understeel atau
kaki-kaki kendaraan (tie rod, rack end, idle arm dll). Di dalam system
RackPinion/Gearbox terdapat piston dan valve(katup) yang bekerja sesuai tekanan olie
yang disalurkan melalui Vane Pump, selain itu terdapat juga seal-seal yang berguna
menahan tekanan olie agar tidak bocor keluar.
• Power steering oil pump
Pompa PS berfungsi sebagai penyalur tenaga dari mesin dengan oli yang bertekanan
tinggi yang kemudian diteruskan ke bagian Rack Pinion/Gearbox melalui Selang Tekan
(Selang bertekanan tingi). Posisi Vane Pump selalu berada di bagian atas dari
RackPinion/Gearbox. Dan hampir setengahnya system Power Steering
dikendalikan/ditentukan dari kerja Pompa, oleh karena itu bila terdapat kerusakan pada
Pompa hampir dipastikan system Power Steeringnya juga tidak akan jalan alias rusak
• Oil reservoir
Oil reservoir berfungsi untuk menampung oli P/S.
• Tubes/Hose (selang)
Selang ini berfungsi yang menyalurkan oli yang bertekanan tinggi dari Vane Pump ke bagian
Rack Pinion/Gearbox, dengan perputaran/rotasi yang sangat cepat

maka dapat menimbulkan efek bunyi jika bahan selang yang dipakai kurang bagus
kualitasnya.
PRINSIP KERJA POWER STEERING HIDROLIS
Sistem power steering menggunakan tekanan hidrolis yang dibangkatkan oleh power
steering pump gunanya adalah untuk mengurangi langkah usaha yang diperlukan untuk
memutar kemudi. Power steering pump dipasang di depan engine. Pompa yang dipakai
adalah tipe vane-type, dan digerakkan oleh crankshaft melalui drive belt.
Minyak power steering ditarik dari reservoir ke pompa pada saat mesin dalam keadaan
hidup. Minyak ini ditekan oleh satu power steering switch dan control valve yang letaknya
di dalam power steering pump.

ELECTRIC POWER STEERING


Sistem Electronic Power Steering (EPS) termasuk di dalamnya komponen yang sama
seperti pada sistem power steering konvensional. Sebagai tambahannya adalah sebuah
solenoid valve pada power steering gear box, dan satu control unit dekat dibawah audio
yang terletak di panel farcia tengah. Untuk mengontrol aliran oli pada steering gear box,
disediakan satu solenoid yang bekerja berdasarkan arus dari control module yang menerima
sinyal dari VSS (Vehicle Speed Sensor) dan TPS.

CARA KERJA ELECTRIC POWER STEERING


Cara kerja Sistem Electric Power Steering (EPS) adalah saat kunci diputar ke posisi ON,
Control Module memperoleh arus listrik untuk kondisi stand-by, bersamaan dengan itu
indikator EPS pada panel instrumen menyala. Saat mesin hidup, Noise Suppressor segera
menginformasikan pada Control Module untuk mengaktifkan motor listrik dan clutch pun
langsung menghubungkan motor dengan batang setir. Salah satu sensor yang terletak pada
steering rack bertugas memberi informasi pada Control Module ketika setir mulai diputar.
Disebut Torque Sensor, ia akan mengirimkan informasi tentang sejauh apa setir diputar dan
seberapa cepat putarannya. Dengan dua informasi tersebut, Control Module segera mengirim
arus listrik sesuai yang dibutuhkan ke motor listrik untuk memutar gigi kemudi. Dengan
begitu proses memutar setir menjadi ringan. Vehicle Speed Sensor bertugas begitu mobil
mulai melaju. Sensor ini menyediakan informasi bagi control module tentang kecepatan
kendaraan. Pada kecepatan tinggi, umumnya dimulai sejak 80 km/jam, motor elektrik akan
dinonaktifkan oleh Control Module.
Dengan begitu setir menjadi lebih berat sehingga meningkatkan safety. Jadi sistem EPS
ini mengatur besarnya arus listrik yang dialirkan ke motor listrik hanya sesuai kebutuhan
saja. Selain mengatur kerja motor elektrik berdasarkan informasi dari sensor, Control
Module juga mendeteksi jika ada malfungsi pada sistem EPS. Lampu indikator EPS pada
panel instrumen akan menyala berkedip tertentu andai terjadi kerusakan. Selanjutnya,
Control Module menonaktifkan motor elektrik dan clutch akan melepas hubungan motor
dengan batang setir. Namun karena sistem kemudi yang dilengkapi EPS ini masih terhubung
dengan setir via batang baja, maka mobil masih dimungkinkan untuk dikemudikan. Walau
memutar setir akan terasa berat seperti kemudi tanpa power steering.
Electric Power Steering (EPS) menggunakan beberapa perangkat elektronik seperti:
• Control Module: Sebagai komputer untuk mengatur kerja EPS.
• Motor elektrik: Bertugas langsung membantu meringankan perputaran setir.
• Vehicle Speed Sensor: Terletak di girboks dan bertugas memberitahu control module
tentang kecepatan mobil.

• Torque Sensor: Berada di kolom setir dengan tugas memberi informasi ke control
module jika setir mulai diputar oleh pengemudi.
• Clutch: Kopling ini ada di antara motor dan batang setir. Tugasnya untuk
menghubungkan dan melepaskan motor dengan batang setir sesuai kondisi.
• Noise Suppressor: Bertindak sebagai sensor yang mendeteksi mesin sedang bekerja
atau tidak.
• On-board Diagnostic Display: berupa indikator di panel instrumen yang akan
menyala jika ada masalah sengan sistem EPS.

KEUNGGULAN EPS
EPS tidak hanya melakukan fungsi power steering biasa, namun juga bisa mengontrol
tekanan hydraulic pressure yang bereaksi berdasarkan counter-force plunger yang ada pada
gear box tetapnya di dalam input shaft, oleh karena itulah karakteristik steering effort vs.
tekanan hydraulic bervariasi tergantung dari kecepatan kendaraan untuk memberikan
karakteristik kemudi yang optimal pas dengan kecepatan kendaraan dan kondisi kemudi.
• Pada saat mobil dalam keadaan stationer dan berjalan lambat putaran kemudi ringan.
• Pengaturan steering effort berdasarkan kecepatan kendaraan.
• Pada kecepatan sedang dan cepat, steering effort secara akan bertambah untuk
menambah kestabilan dan kenyamanan kemudi.
• Pada kecepatan sedang dan cepat, ketika posisi kemudi berada atau mendekati posisi
netral, fungsi reactionary plunger akan menambah steering effort agar kemudi lebih
stabil.
• Ketika kendaraan melewati jalan yang rusak pada kecepatan sedang dan cepat,
meskipun ada rintangan besar dari permukaan jalan, namun tidak akan
mempengaruhi arah control kemudi, karena tekanan ouput hydraulic untuk steering
effort menjadi tinggi sama seperti power steering konvensional.
• Sistem ini mempunyai fungsi fail-safe sehingga meskipun sistemnya elektrikal,
temasuk control unit dan sensors, namun karakteristik power steering normal masih
bisa di dapat.

Penerapan Open Loop System


• Open loop system
Sistem loop terbuka adalah sebuah sistem pengendalian dengan nilai keluaran yang
dihasilkan dari sistem tersebut tidak berpengaruh terhadap sinyal masukan sistem. Keluaran
sepenuhnya ditentukan oleh pengaturan awal.
Elemen – elemen Sensor ini akan memancarkan tirai infra merah yang berupa
cahaya yang tidak tampak oleh mata pada jarak jangkauan tertentu. Sensor ini akan
bereaksi jika seseorang atau sesuatu menghalangi cahaya infra merah yang
dipancarkan. Jika seseorang memasuki area yang disinari dengan cahaya ini, maka
pancaran cahaya akan terganggu dan menjadi tidak utuh. Hal ini menyebabkan
program perintah untuk menutup pintu terganggu. Terganggunya program untuk
menutup pintu akan menyebabkan pintu otomatis akan terbuka. Jika objek telah
menjauh dari jarak jangkauan sensor dan sinar sensor kembali utuh, maka pintu
otomatis akan menutup kembali.
• Sensor gerakan
Sensor ini akan memancarkan radar gelombang mikro. Hampir sama seperti
pada sensor optik, jika seseorang atau sesuatu berada dalam jangkauan radar maka
sensor akan bereaksi membuka pintu otomatis.

• Sensor panas Tubuh


• Ketika seseorang berada di depan sensor panas tubuh, maka sensor panas tubuh
akan menghitung panjang gelombang yang dihasilkan oleh tubuh manusia tersebut.
Ketika orang tersebut berada dalam keadaan diam, maka panjang gelombang yang
dihasilkan berupa panjang gelombang yang konstan dan menyebabkan energi panas
yang dihasilkan digambarkan hampir sama dengan kondisi lingkungan di sekitarnya.
Ketika orang tersebut melakukan gerakan, maka panjang gelombang yang dihasilkan
berupa panjang gelombang yang bervariasi sehingga menghasilkan panas yang
berbeda dengan kondisi lingkungan di sekitarnya. Panas yang dihasilkan ini akan
dasar dari sistem kontrol tebuka

dideteksi oleh sensor dan dilanjutkan dengan reaksi untuk membuka pintu
otomatis.

• Sensor tekanan
Sensor ini biasanya diletakkan di bawah keset yang berada di depan pintu.
Sensor ini akan bereaksi terhadap tekanan berat objek yang berada di atasnya. Dan
jika sensor telah menerima batasan minimal berat yang diperlukan untuk membuka
pintu, maka pintu otomatis pun akan terbuka.

• Sensor jarak jauh


Pada sensor ini dibutuhkan pengendali jarak jauh yang dioperasikan secara
manual untuk membuka dan menutup pintu. Sensor jenis ini biasanya dipakai pada
pintu garasi otomatis.

Diagram blok dari sistem power steering


Diagram blok pintu otomatis

Anda mungkin juga menyukai