Anda di halaman 1dari 6

MAKALAH

TELAAH KURIKULUM

DISUSUN OLEH :

NAMA : Wandika S Ginting

NIM : 5223121007

DOSEN PENGAMPUH : Dr. Yuniarto Mudjisusatyo, M.Pd.

PENDIDIKAN TEKNIK MESIN

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI MEDAN

2023
Pendekatan Saintifik
Pengertian Pendekatan Saintifik Menurut Ahli
1. Kemendikbud
Pendekatan saintifik adalah model pembelajaran yang dimulai dari pengumpulan data melalui
pengamatan, melakukan eksperimen, menanyakan, mengolah informasi atau data, hingga
mengomunikasikannya dalam proses penerapan prinsip-prinsip keilmuan.

2. Hosnan (2014)
Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang supaya siswa secara aktif
membangun konsep, hukum, atau prinsip dengan cara mengamati, merumuskan masalah,
mengajukan hipotesis, mengumpulkan data dengan beragam teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan, dan menyuarakannya.

4. Karar dan Yenice (2012)


Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran yang dirancang sedemikian rupa, sehingga para
pelajar dapat secara aktif mengkonstruksi konsep melalui langkah-langkah mengamati,
merumuskan masalah, membuat hipotesis, mengumpulkan data dengan beberapa teknik,
menganalisis data, menarik kesimpulan, dan mengemukakan konsep yang telah ditemukan.

Tujuan Pendekatan Saintifik


Berikut beberapa tujuan pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.

1. Meningkatkan Keterampilan Berpikir


Salah satu tujuan pendekatan saintifik, yaitu untuk meningkatkan dan mengembangkan
keterampilan berpikir tingkat tinggi (high order thinking skill) pada siswa. Para peserta didik
diharapkan dapat berpikir kritis, analitis, serta mampu menciptakan ide-ide baru terkait dengan
materi yang tengah dipelajari.
2. Menciptakan Lingkungan Belajar yang Kondusif, Aktif, dan Produktif
Dengan menerapkan pendekatan yang terpusat pada peserta didik ini. Diharapkan kegiatan
belajar mengajar menjadi kondusif, melalui serangkaian aktivitas yang dirancang secara
sistematis serta terciptanya lingkungan belajar yang aktif dan produktif.

3. Meningkatkan Kemampuan Berpikir secara Sistematis


Karakteristik utama pendekatan saintifik adalah tahapan pembelajaran yang berjalan dengan
berurutan dan sistematis. Hal itulah yang mendorong siswa untuk mulai berpikir secara
sistematis serta perlahan meningkatkan kemampuannya, baik itu, dalam memahami sebuah
masalah, maupun saat menyelesaikan masalah.

4. Meningkatkan Pemahaman Konsep


Pada praktiknya, pendekatan saintifik mengarahkan kegiatan belajar secara mandiri untuk
menemukan dan mengembangkan konsep dari materi yang dipelajari. Siswa akan dapat
memperoleh konsep dan pemahaman secara bermakna melalui model pembelajaran ini. Selain
itu, para siswa tidak hanya menerima konsep dalam bentuk hafalan saja, tapi mereka juga akan
mendapatkan pemahaman lebih mendalam terhadap konsep tersebut.

5. Meningkatkan Motivasi Belajar


Sebagai bentuk aktivitas belajar yang berpusat pada siswa, pendekatan ini diharapkan mampu
meningkatkan motivasi belajar para peserta didik. Sebab, kegiatan pembelajaran yang
mengharuskan para pelajar untuk lebih aktif dan inovatif ini, bisa menciptakan suasana belajar
baru yang tidak monoton, sehingga tidak mudah untuk merasa bosan.

6. Meningkatkan Kemampuan Komunikasi


Melalui pendekatan saintifik ini pun diharapkan dapat menghadirkan proses belajar yang dapat
memberikan stimulus kepada siswa agar lebih aktif dalam berkomunikasi melalui penyampaian
ide, diskusi dalam memecahkan masalah, diskusi pengolahan data, hingga cara
mengomunikasikan hasil belajar lewat lisan maupun tulisan.
Sementara itu, menurut Hosnan (2014) tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik, yaitu

• Tujuan pertamanya adalah peserta didik diharapkan mampu meningkatkan daya


pikir, terutama dalam HOTS (high order thinking skill) keterampilan berpikir
tingkat tinggi.
• Siswa dapat memecahkan masalah dengan berurutan dan terstruktur atau secara
sistematis.
• Suasana belajar yang dihadapi siswa dapat menyadarkan mereka, bahwa belajar
merupakan suatu kebutuhan.
• Siswa akan memperoleh hasil belajar yang baik dan bermakna.
• Pendekatan saintifik ini pun dapat membuat siswa menyuarakan gagasan dan ide
mereka melalui tulisan maupun lisan.
• Lewat pembelajaran ini, karakter siswa juga dapat berkembang ke potensi yang lebih
maksimal.
Prinsip Pendekatan Saintifik
Berikut prinsip pendekatan saintifik dalam kegiatan pembelajaran menurut Hosnan (2014).

1. Kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.


2. Aktivitas pembelajaran membentuk students self concept.
3. Dalam pembelajaran terhindar dari verbalisme.
4. Pembelajaran memberikan ruang pada siswa untuk simulasi dan mengakomodasi
konsep, hukum, dan prinsip dari materi yang sedang dipelajari.
5. Pembelajaran mendorong terciptanya peningkatan kemampuan berpikir peserta
didik.
6. Pembelajaran meningkatkan motivasi bagi siswa dan guru, yaitu motivasi dalam
belajar dan mengajar.
7. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk melatih kemampuan dalam
berkomunikasi.

Langkah-Langkah Pendekatan Saintifik dan Contoh Kegiatannya


1. Mengamati (Observing)
Langkah pertama pada model pembelajaran saintifik adalah proses mengamati. Para siswa dapat
memanfaatkan panca indra mereka untuk mengamati kejadian di sekitar yang sesuai dengan apa
yang akan dipelajari. Dalam praktiknya, siswa bisa mengamati lingkungan secara langsung
maupun dengan menggunakan multimedia pada berita dan video.

Keterlibatan siswa melalui langkah mengamati ini dapat memunculkan masalah baru yang
sebelumnya tidak memiliki solusi. Dengan adanya masalah tersebut, para pengajar atau guru pun
bisa membimbing siswa untuk menginvestigasi (mengamati) masalahnya.

2. Menanya (Questioning)
Kegiatan menanya tentunya adalah kegiatan yang dilakukan oleh siswa untuk membuat dan
mengajukan pertanyaan yang relevan dengan materi yang dipelajari. Langkah ini kerap berkaitan
dengan diskusi dalam kelas tentang informasi yang belum dipahami, informasi tambahan,
maupun klarifikasi informasi yang belum jelas.

Guru dalam hal ini harus memiliki kesiapan yang matang untuk menentukan cara atau memilih
media yang sesuai dengan karakteristik siswa dan relevan dengan materi yang dipelajari,
sehingga peserta didik pun akan tertarik dan aktif dalam menanya.

3. Mengumpulkan Informasi atau Mencoba (Experimenting)


Langkah mengumpulkan informasi merupakan lanjutan dari menanya di tahap sebelumnya.
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini bisa dilakukan dengan menggali atau mengumpulkan
informasi dari beragam sumber dengan berbagai cara.

Siswa dapat melakukan pengumpulan data dan informasi dengan berbagai metode. Contohnya
dengan bereksperimen atau melakukan uji coba mandiri, mencermati kejadian di lingkungan
sekitar, bertanya dengan narasumber, membaca buku, mencari di internet, melihat ensiklopedia,
hingga statistik. Guru pun diharapkan dapat menjadi fasilitator untuk referensi belajar siswa
dalam mengumpulkan data.

4. Mengolah/Menganalisis Data (Associating)


Langkah mengolah atau menganalisis data ini juga disebut sebagai tahap penalaran siswa. Sebab,
peserta didik harus melakukan proses berpikir secara logis dan sistematis terhadap fakta yang
dapat diamati dari data dan informasi yang telah dihimpun, guna mendapatkan kesimpulan dalam
bentuk ilmu pengetahuan yang baru.Siswa akan memanfaatkan data serta informasi yang telah
dikumpulkan untuk memecahkan masalah dengan menyusun pertanyaan. Kemudian, guru dapat
membimbing siswa supaya bisa menghubungkan data yang telah terhimpun serta menemukan
pola dan membuat kesimpulan akhir.

5. Mengomunikasikan (Communicating)
Langkah terakhir, guru harus memberikan kesempatan kepada para siswanya untuk
mengomunikasikan hasil dari proses belajar yang telah mereka lakukan. Peserta didik dapat
menyatakannya dalam bentuk laporan atau makalah yang di dalamnya berisi bagan, diagram,
atau grafik.

MODEL PEMBELAJARAN STAD KOPERATIF LEARNING

Pembelajaran kooperatif tipe STAD adalah model pembelajaran untuk tempat siswa belajar
dalam kelompok kecil yang terdiri dari 4-5 siswa dengan tingkatan kemampuan siswa yang
berbeda, untuk menguasai materi dalam menyelesaikan tugas kelompok setiap anggota saling
bekerja sama secara kolaboratif dan membantu memahami materi, serta membantu teman untuk
menguasai bahan pembelajaran. Student Teams-Achievement Divisions (STAD) berarti
mengerjakan sesuatu secara bersama-sama dengan saling membantu satu dengan yang lain
sebagai satu tim. Erman mengemukakan bahwa, ”Model student teams achievement division
(STAD) tergolong pada model pembelajaran kooperatif, yaitu model pembelajaran yang terdiri
atas kelompok kecil yang bekerja sama sebagai satu tim untuk memecahkan masalah,
melengkapi tugas atau menyelesaikan tugas bersama”. Dengan demikian, model student teams
achievement division (STAD) merupakan model pembelajaran yang dapat merangsang aktivitas
siswa untuk mengemukakan pendapat, ide, dan gagasan dalam pembelajaran (Maulana,
panji:2017).

Pembelajaran kooperatif tipe STAD, bekerja dalam kelompok sehingga siswa dapat
menumbuhkan kemauan kerja sama, berpikir kritis, termotivasi, bertanggung jawab terhadap
kelompok. Siswa memiliki kemampuan untuk membantu teman dan terhadap diri sendiri dalam
mengikuti kuis nantinya guna mencapai suatu tujuan yaitu mendapatkan penghargaan tim yang
super. Adanya evaluasi, siswa mampu merangkum pelajaran yang diterima dari penjelasan guru
maupun hasil kerja kelompok yang dilakukan. Guru mengevaluasi hasil belajar tentang materi
yang telah dipelajari dimana siswa tidak diperbolehkan bekerja sama (Wardana, Ika: 2017).
Model STAD lebih mementingkan sikap partisipasi peserta didik dalam mengembangkan potensi
kognitif dan efektif antara lain: (1) relatif mudah menyelenggarakannya, (2) mampu memotivasi
siswa dalam mengembangkan potensi individu, terutama kreatifitas dan tanggung jawab dalam
mengangkat citra kelompoknya, (3) melatih siswa untuk bekerja sama dan saling tolong
menolong dalam kelompok, (4) siswa mampu menyakinkan dirinya dan orang lain bahwa tujuan
yang ingin dicapai bergantung pada cara kerja mereka, bukan karena keberuntungan, (5) siswa
mampu berkomunikasi verbal dan nonverbal dalam bekerja sama, (6) meningkatkan keakraban
antar siswa.

Langkah-langkah model pembelajaran STAD (Student Teams Achievement Division), yaitu: (1)
Membentuk kelompok yang anggotanya empat orang secara heterogen (campuran menurut prestasi,
jenis kelamin, suku, dan lain-lain). (2) Guru menyajikan pelajaran. (3) Guru memberi tugas kepada
kelompok untuk dikerjakan oleh anggota- anggota kelompok. Anggotanya yang sudah mengerti dapat
menjelaskan pada anggota lainnya sampai semua anggota dalam kelompok itu mengerti. (4) Guru
memberi kuis atau pertanyaan kepada seluruh peserta didik. (5) Memberi evaluasi,. (6) Kesimpulan.
Metode Pembelajaran: ceramah,demonstrasi, Tanya jawab, Pengamatan Dan praktik

Dalam Pembelajaran guru berceramah atau memberikan penjelasan terhadap semua siswa
mengenai pembelajaran yang diberikan oleh guru dan guru menyajikan pelajaran dengan
memperagakan suatu proses kejadian,aturan dan urutan melakukan kegiatan,Setelah itu guru
memberikan tanya jawab kepada siswa agar siswa menjadi aktif . Dan diakhir siswa melakukan
pengamatan dan juga praktik

DAFTAR PUSTAKA

Maulana, P., & Akbar, A. (2017). Penerapan Pembelajaran Kooperatif Tipe STAD (Student Team
Achievement Division) untuk Meningkatkan Kemampuan Membaca Pemahaman di Sekolah
Dasar. Jurnal Pesona Dasar, 5(2).

Wardana, I., Banggali, T., & Husain, H. (2017). Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe student
team achivement division (STAD) untuk meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI IPA Avogadro
SMA Negeri 2 Pangkajene (Studi pada Materi Asam Basa). Chemica: Jurnal Ilmiah Kimia dan
Pendidikan Kimia, 18(1), 76-84.

Esminarto, E., Sukowati, S., Suryowati, N., & Anam, K. (2016). Implementasi Model Stad dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siwa. BRILIANT: Jurnal Riset dan Konseptual, 1(1), 16-23.

Daryanto. (2014). Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta: Gava Media.
Musfiqon, H. M. & Nurdyansah. (2015). Pendekatan Pembelajaran Saintifik. Sidoarjo: Nizamia
Learning Center.

Anda mungkin juga menyukai