PRAProposal - Eka Putri Liyani
PRAProposal - Eka Putri Liyani
I. Pendahuluan
I.1 Latar Belakang
Broiler merupakan salah satu ternak unggas yang secara genetik sebagai penghasil daging
yang cukup potensial. Kelebihan broiler yaitu pertumbuhannya yang cepat dan efisien dalam
memanfaatkan pakan serta harga produk yang relatif terjangkau, membuat peminat broiler cukup
tinggi. Namun, pertumbuhan broiler yang cepat diikuti oleh pertumbuhan lemak. Pratikno (2010)
menyatakan bahwa peningkatan bobot badan pada ayam pedaging cenderung sejalan dengan
penimbunan lemak. Kandungan lemak dan kolesterol yang cukup tinggi pada ayam pedaging dapat
menimbulkan kekhawatiran bagi sebagian masyarakat akan berbagai risiko penyakit yang
ditimbulkan.
Salah satu faktor yang menentukan keberhasilan dalam pemeliharaan broiler adalah pakan.
Salah satu bahan pakan yang murah, tersedia banyak antara lain adalah dedak. Dedak mengandung
senyawa antif yang bersifat antioksidan yaitu vitamin E komponen γ-oryzanol, polisakarida
(Hefnawy dan El-Shoourbagy, 2014). Menurut Anggitasari et al, (2016) dalam pemeliharaan broiler
biaya pakan mencapai 60-70% dari total biaya produksi. Dalam pengembangan usaha broiler,
umumnya peternak menggunakan pakan komersil yang telah disesuaikan dengan kebutuhan nutrisi
broiler. Hal tersebut mendorong peternak untuk meningkatkan kualitas broiler dengan menurunkan
kadar lemak broiler yang cukup tinggi. Menurut Chambers et al, (1983) broiler modern untuk saat
ini memiliki kandungan lemak yang tinggi sebagai akibat dari hasil seleksi secara intensif. Hasil
seleksi ini juga menyebabkan peningkatan kadar lemak dalam karkas sampai mencapai 18% dan
peningkatan deposisi lemak terutama dibagian abdomen.
Salah satu cara menurunkan kadar lemak pada broiler antara lain dengan menambahkan feed
supplement, yaitu dengan tempe dedak bisa dianggap sebagai salah satu jenis pakan tambahan atau
suplemen pakan. Untuk meningkatkan kualitas dedak, dedak dapat difermentasi. Salah satu starter
yang potensial digunakan adalah ragi tempe. Tim pengusul (Fitriani et al., 2019) telah
mengembangkan tempe dedak. Hasil penelitian mereka menunjukkan bahwa tempe dedak dapat
diberikan sebanyak 14% pada ayam broiler dengan berat badan yang lebih tinggi. Penelitian tersebut
dilanjutkan, dan hasilnya tempe dedak dapat diberikan sebanyak 20% (Fatimah et al., 2020). Tempe
dedak yang dihasilkan oleh Tim pengusul (Santoso et al., 2019, unpublished results) mempunyai
asam fitat 50% lebih rendah dan protein yang lebih tinggi serta kadar serat kasar yang lebih rendah.
Terdapat beberapa kelemahan tempe dedak yang sudah diproduksi oleh Santoso et al. (2022,
2023a,b) yaitu pertama, ragi tempe tumbuh di permukaan tempe dedak secara kurang merata,
sehingga pembuatan tempe dedak kurang sempurna. Selain itu, jamur tempe tidak mampu
menembus lapisan dedak. Kelemahan kedua adalah kadar asam fitat yang masih tinggi dan kadar
serat kasar yang masih tinggi (Fatimah et al., 2020; Santoso et al., 2022, 2023a,b). Untuk
meningkatkan kualitas tempe dedak dan meningkatkan penggunaan tempe dedak pada broiler dan
untuk menurunkan deposisi lemak pada broiler, maka Santoso et al. (2023c) menambahkan probiotik
(Saccharomyces sp./ragi tape) dalam pembuatan tempe dedak. Hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa tempe dedak dapat ditingkatkan penggunaannya sampai dengan 25%.
Kelemahan ini dapat diatasi dengan cara menambahkan prebiotik dalam pembuatan tempe
dedak. Prebiotik adalah senyawa yang tidak dapat dicerna di saluran pencernaan bagian atas, tetapi
sangat berperan dalam menstimulasi pertumbuhan mikroorganisme efektif seperti jamur, ragi,
kapang, bakteri ataupun mikroba lainnya. Senyawa-senyawa tersebut banyak terdapat dalam daun
katuk (Santoso, 2014). Daun katuk sebagai prebiotik terbukti mampu meningkatkan pertumbuhan
mikroba (Daud, 2005). Daun katuk juga telah dimanfaatkan untuk perbaikan produksi ternak, antara
lain untuk meningkatkan produksi susu dan penampilan reproduksi pada ternak mamalia. Sekarang
ini, daun katuk telah dimanfaatkan dalam memperbaiki produktivitas dan kualitas ternak unggas.
Berbagai penelitianmelaporkan bahwa suplementasi tepung daun katuk dalam ransum ayam
pedagingmampu memperbaiki konversi pakan, mengurangi penumpukan lemak di rongga perut
(Santoso dan Sartini, 2001),
Penelitian ini bertujuan untuk mengevaluasi penggunaan tempe dedak yang di modifikasi
dengan tambahan prebiotik berupa tepung daun katuk terhadap deposisi lemak broiler.
1.3 Hipotesis
Diduga Pengaruh pemberian tempe dedak yang di modifikasi terhadap deposisi lemak broiler
akan meningkatkan performa dan menurunkan deposisi lemak ayam broiler.
Penelitian ini akan dilaksanakan pada bulan ...... 2024 di kandang Commercial Zone and Animal
Laboratory (CZAL) Jurusan Peternakan, Fakultas Pertanian, Universitas Bengkulu.
II.2 Alat dan Bahan
Adapun alat yang digunakan selama penelitian adalah kandang ayam ,ayam broiler, tempat
pakan dan tempat minum, thermometer ruangan, lampu 75 watt, timbangan, freezer, ember, koran,
terpal, tali, sapu, sekam, alat tulis,Pakan, air, ragi,plastik pakan komersil.
Pembuatan tempe dedak yang dimodifikasi dilakukan dengan cara mencampur dedak dan air
dengan perbandingan 1 : 1. Setelah itu dedak dikukus selama 30 menit agar dedak menjadi lebih
lunak dan kontaminan yang lebih rendah. Selanjutnya, dedak didinginkan dan diberi ragi tempe 4
g/kg dedak + 0,1 ragi tape + 0,1 % tepung daun katuk (T1), ragi tempe 4 g/kg dedak + 0,1% ragi
tape + 0,2% tepung daun katuk (T2), ragi tempe 4 g/kg dedak + 0,1% ragi tape + 0,3% tepung daun
katuk (T3) dan, ragi tempe 4 g/kg dedak + 0,1% ragi tape + 0,4% tepung daun katuk (T4). Dedak
selanjutnya dibungkus dengan plastik dan difermentasi selama 48 jam. Tempe dedak diamati
pertumbuhan jamurnya.
Tempe dedak kemudian dianalisis compactness (sangat kurang padat (+), kurang padat (++), cukup
padat (+++), padat (++++) dan sangat padat (+++++), Pertumbuhan miselia (0% s/d 100%), pH,
susut bobot, dan warna. Tempe dedak yang paling banyak tumbuh jamurnya yang akan digunakan
dalam penelitian ini. Tempe dedak kemudian dianalisis proksimat (kadar air, lemak, protein, serat
kasar, abu dan BETN).
4 Lemak leher
Leher adalah lemak yang menempel pada bagian leher, lalu lemak ini dipersentasekan dengan
berat badan akhir. Adapun rumus untuk mennghitung presentase dari lemak leher adalah sebagai
berikut :
Hasil penelitian akan dianalisis ANOVA dan jika berbeda nyata akan diuji lanjut dengan
Duncan’s Multiple Range Test.
DAFTAR PUSTAKA
Anggitasari, S., O. Sjofjan, I.H. Djunaidi. 2016. Pengaruh beberapa jenis pakan komersial
terhadap kinerja produksi dan kualitatif ayam pedaging. Jurnal Peternakan. ISSN- 0126-
4400.
Chambers, J.R., A, Fortin and A, A, Grunder. 1983. Relationship between carcass fatness and
feed effiency and its component traits in broiler chickens. Poult. Sci. 62: 2201- 2207.
Daud, M. 2005. Performan Ayam Pedaging yang Diberi Probiotik dan Prebiotik dalam Ransum.
Jurnal Ilmu Ternak, 5(2): 75-79.
Fatimah, S., U. Santoso, Y. Fenita dan Kususiyah. 2020. Pengaruh Penggunaan Tempe Dedak
dan
Tape Dedak terhadap Performa Ayam Broiler. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 15 (2):
124-131.
Fitriyani, S., U. Santoso dan T. Akbarillah. 2019. Pengaruh Pemberian Tempe Dedak terhadap
Performa Ayam Broiler. Jurnal Sain Peternakan Indonesia, 14 (3): 246-251