Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH

PANCASILA SEBAGAI JIWA DAN KEPERIBADIAN BANGSA


Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Pancasila
Dosen Pengampu: Fihris Maulidiah Suhma, S.KM., M.Kes.

Disusun Oleh :
Kelompok 2
Uswatun Hasanah NIM: 221101070031
Miftachul Rochmania NIM: 221101070032
Maesa Ananda Nabila NIM: 221101070040
Faro Marisa NIM: 221101070047

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI KIAI HAJI ACHMAD SIDDIQ JEMBER

FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN

TADRIS MATEMATIKA

2022
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, kami panjatkan puji syukur ilahi robbi yang mana telah memberi kita
rahmat, taufiq serta hidayah-Nya sehingga kita dapat memenuhi tugas mata kuliah
ilmu pendidikan Dalam makalah ini menjelaskan tentang aliran-aliran dalam
pendidikan Makalah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin, saya ucapkan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah
ini. Oleh karena itu, pada kesempatan ini kami sebagai penulis mengucapkan terima
kasih kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Babun Suharto, SE., MM. selaku Rektor UIN
KH.Achmad Shiddiq Jember,
2. Ibu Dr. Hj. Mukniah, M.Pd. selaku Dekan Fakultas Tarbiyah dan Ilmu
Keguruan UIN KH.Achmad Shiddiq Jember,
3. Bapak Fikri Supriyono S.Pd M.Pd selaku Ketua Program Studi Tadris
Matematika UIN KH.Achmad Shiddiq Jember,
4. Ibu Fihris Maulidiah Suhma, S.KM., M.Kes. selaku dosen pengampu mata
kuliah Pancasila.
Kami berharap semoga makalah ini dapat membantu menambah pengetahuan
dan memberi manfaat kepada pembaca. Kami menyadari bahwa makalah ini jauh
dari kata sempurna.Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima kritikan
dan saran dari pembaca terlebih dari dosen pengampu mata kuliah ini, dengan
tujuan agar dapat meningkatkan kualitas dan memperbaiki kekurangan dari
makalah ini.

Jember, 5 November 2022

Penulis

II
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................ II


DAFTAR ISI ......................................................................................................... III
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 1
1.3 Tujuan ....................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ....................................................................................... 2
2.1 Pancasila Sebagai Keperibadian Bangsa ....................................................... 2
2.2 Pengaruh Globalisasi Terhadap Kepribadian Bangsa ................................... 3
2.3 Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia. ................................................... 4
2.4 Pancasila dan Nasionalisme .......................................................................... 4
BAB III PENUTUP ............................................................................................... 7
3.1 Kesimpulan. .................................................................................................. 7
3.2 Saran .............................................................................................................. 7
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................. 8

III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sejarah telah mengungkapkan bahwa Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat
Indonesia, yang memberi semangat dan membimbing bangsa Indonesia dalam
mengejar kehidupan lahir dan batin yang lebih baik dalam masyarakat Indonesia
yang adil dan makmur.
Demikian, sebagaimana tercantum dalam Pembukaan UUD 1945, kepribadian
dan jalan hidup bangsa Pancasila dijadikan dasar negara, yang kebenarannya diuji,
sehingga tidak ada suatu kekuatan pun yang dapat memisahkan Pancasila dari
kehidupan orang Indonesia.
Masing-masing memiliki kepribadian yang berbeda dimana satu dengan yang
lain memiliki karakteristiknya sendiri. Sama dengan bumi. Setiap negara juga
memiliki kepribadiannya masing-masing. Negara ini dikenal luas karena
kepribadian tersebut. Kepribadian itu tidak lepas dari sejarah negara.
Indonesia sendiri memiliki kepribadian yang khas dari Indonesia sendiri yaitu
Pancasila. sebagai dasar negara. Pancasila sebenarnya sudah dibahas bahkan
sebelum Indonesia mendeklarasikan kemerdekaannya melalui Deklarasi Ir.
Soekarno dan Hatta. Butuh perdebatan panjang sebelum akhirnya kita mendapatkan
keputusan akhir, misalnya, teks Pancasila yang kita kenal sekarang.
Bangsa Indonesia dan juga dasar negara, atau Pancasila, lahir berdasarkan
perbedaan. Pancasila sendiri memediasi perbedaan yang ada. Sebagai wujud
kepribadian bangsa, Pancasila menjadikan Indonesia menjadi ciri khas yang
membedakannya dengan negara lain.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa maksud dari Pancasila sebagai kepribadian bangsa?
2. Apa pengaruh globalisasi terhadap kepribadian bangsa Indonesia?
3. Apa yang dimaksud Pancasila sebagai jiwa bangsa?
4. Bagaimana hubungan Pancasila dan Nasionalisme?
1.3 Tujuan
1. Menjelaskan maksud dari Pancasila sebagai keperibadian bangsa.
2. Menjelaskan pengaruh globalisasi terhadap kepribadian bangsa
Indonesia.
3. Menjelaskan maksud Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia.
4. Menjelaskan hubungan Pancasila san nasionalisme

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pancasila Sebagai Keperibadian Bangsa
Kepribadian adalah pola umum dari sikap, kebutuhan, karakteristik, dan
perilaku. Pola berarti sesuatu yang telah menjadi norma atau standar, sehingga
ketika dikatakan sebagai pola sikap, sikap itu adalah standar dan berlaku secara
konsisten dalam situasi tertentu. Atau sikap, perasaan, ekspresi, dan temperamen
orang seutuhnya. Sikap, perasaan, ekspresi wajah, dan temperamen
dimanifestasikan dengan tindakan dalam situasi tertentu. Setiap orang memiliki
kecenderungan atau pola perilaku yang baku dan konsisten sehingga menjadi ciri
pribadinya.
Bangsa adalah sekelompok manusia yang saling membutuhkan dan
berinteraksi untuk mencapai tujuan bersama di suatu wilayah. Komunitas yang
hidup di negara dapat menjadi kehidupan mayoritas dan minoritas. Bangsa-bangsa
dalam pengertian antropologi sosiologis terikat bersama oleh ikatan-ikatan seperti
ras, tradisi, sejarah, adat istiadat, agama atau kepercayaan, bahasa dan wilayah.
Tautan ini disebut tautan awal.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa definisi kepribadian bangsa
adalah suatu sifat watak atau pola sikap yang menjadi standart baku bagi
sekelompok orang yang berinteraksi untuk senantiasa mencapai tujuan bersama
dalam situasi apapun.
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan
Kepribadian Bangsa adakah keseluruhan ciri-ciri khas bangsa Indonesia yang
membedakan Bangsa Indonesia dari bangsa lain Keseluruhan ciri-ciri khas bangsa
Indonesia adalah pencerminan daripada garis pertumbuhan dan perkembangan
bangsa Indonesia sepanjang masa. Garis pertemuan dan perkembangan bangsa
Indonesia itu ditentukan oleh kehidupan bangsa Indonesia dan dipengaruhi oleh
tempat, lingkungan dan suasana waktu sepanjang masa.
Garis pertumbuhan dan perkembangan bangsa Indonesia ditentukan oleh
kehidupan budaya masyarakat Indonesia dan dipengaruhi oleh tempat, lingkungan,
dan suasana sepanjang zaman. Meskipun sejak zaman dahulu bangsa Indonesia
telah bercampur dengan peradaban budaya bangsa lain (Hindu, Cina, Portugis,
Spanyol, Belanda, dll), namun kepribadian Indonesia tetap hidup dan berkembang.
Mungkin di sana-sini, seperti di tempat atau masyarakat perkotaan tertentu,
kepribadian dapat dipengaruhi oleh unsur asing, tetapi pada dasarnya Bangsa
Indonesia tetap hidup dalam kepribadiannya sendiri. Bangsa Indonesia dapat
dibedakan dengan jelas dari orang lain. Jika kita perhatikan setiap sila Pancasila,
jelaslah bahwa setiap sila Pancasila mencerminkan bangsa Indonesia.

2
Jadi Pancasila yang kita gali dari Indonesia sendiri salah satunya adalah jiwa
dan kepribadian bangsa Indonesia, karena Pancasila memberikan corak yang khas
pada bangsa Indonesia, dan tidak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, dan
merupakan ciri yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa lain. Ada
kemungkinan bahwa setiap aturan bersifat universal secara independen, dimiliki
oleh bangsa-bangsa lain di dunia, tetapi lima sila ini, yang merupakan satu kesatuan
yang tidak terpisahkan, yang menjadi ciri bangsa Indonesia.
Tujuan yang dicapai bangsa Indonesia adalah masyarakat adil dan makmur
yang merata material dan spiritual berdasarkan Pancasila dalam Negara Kesatuan
Republik Indonesia yang merdeka, berdaulat, bersatu, dan berkedaulatan rakyat
dalam suasana perikehidupan bangsa yang aman, tenteram, tertib dan dinamis serta
dalam lingkungan pergaulan dunia yang merdeka, bersahabat, tertib dan damai.
2.2 Pengaruh Globalisasi Terhadap Kepribadian Bangsa
Globalisasi berasal dari istilah “global” yang artinya universal atau meliputi
seluruh dunia atau menyeluruh. Menurut kamus KBBI globalisasi adalah proses
masuknya keruang lingkup dunia. Jadi globalisasi adalah proses tatanan masyarakat
yang mendunia dan tidak mengenal batas wilayah. Menurut Edison A Jamli dkk
kewargaan 2005 Globalisasi adalah sebuah proses yang di tawarkan untuk diikuti
oleh bangsa lain yang akhirnya sampai pada suatu titik kesepakatan bersama dan
menjadi pedoman bersama bangsa bangsa diseluruh dunia.
Proses globalisasi berlangsung melalui dua dimensi dalam interaksi antara
bangsa yaitu dimensi ruang dan waktu, ruang semakin di persempit dan waktu
semakin di persingkat dalam interaksi dan komunikasi dalam sekala dunia.
Globalisasi berlangsung pada semua bidang kehidupan seperti ideologi, politik,
ekonomi, sosial dan budaya.
Kehadiran globalisasi tentunya membawa pengaruh terhadap kehidupan
Negara teumasuk Indonesia, pengaruh tersebut meliputi dua sisi yaitu, pengetuh
positif dan pengaruh negatif, diantranya sebagai berikut;
1. Pengaruh positif globalisasi bagi bangsa Indonesia

a. Pemerintahan dijalankan secara terbuka dan demokratis.


b. Terbukanya pasar pasar internasional sehingga meningkatnya taraf
kehidupan masyarakat.
c. Perubahan pola pikir dan etos kerja yang baik
d. Berkembangnya ilmu pengetahuan dan ilmu teknologi.
e. Komunikasi dan informasi tanpa mengenal ruang dan waktu

2. Pengaruh negatif globalisasi bagi bangsa Indonesia

a. Masuknya ideology asing pada sebuah Negara.

3
b. Hilangnya rasa cinta terhadap produk dalam negeri.
c. Sikap individualisme
d. Lunturnya nilai budaya dan gaya hidup.
e. Kesenjangan sosial.
2.3 Pancasila Sebagai Jiwa Bangsa Indonesia.
Menurut Von Savigny bahwa setiap bangsa punya jiwanya masing-masing
yang disebut Volkgeist, artinya Jiwa Rakyat atau Jiwa Bangsa. Pancasila sebagai
jiwa Bangsa Indonesia lahir bersamaan dengan adanya Bangsa Indonesia sendiri
yaitu sejak jaman dahulu kala.
Menurut Prof. Mr. A.G. Pringgodigdo bahwa Pancasila itu sendiri telah ada
sejak adanya Bangsa Indonesia. karena Pancasila memberikan corak yang khas
kepada bangsa Indonesia dan tak dapat dipisahkan dari bangsa Indonesia, serta
merupakan ciri khas yang dapat membedakan bangsa Indonesia dari bangsa yang
lain. Terdapat kemungkinan bahwa tiap-tiap sila secara terlepas dari yang lain
bersifat universal, yang juga dimiliki oleh bangsa-bangsa lain di dunia ini, akan
tetapi kelima sila yang merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan itulah yang
menjadi ciri khas bangsa Indonesia.
Pancasila merupakan elemen terpenting dalam keberlangsungan bangsa
Indonesia ini, karena kita ketahui bahwa Pancasila merupakan jiwa bangsa
Indonesia. Maksud Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia yaitu bahwa Pancasila
berperan sebagai nyawa, sumber, pandangan hidup, Ideologi Bangsa, bahkan ciri
khusus bangsa Indonesia dimana Pancasila ini didapat seiring dengan perjalanan
sejarah bangsa Indonesia sehingga mampu membedakan antara ciri khas bangsa
Indonesia dengan bangsa lainnya. Sehingga dapat dijabarkan kembali bahwa
Pancasila sebagai jiwa bangsa Indonesia berarti setiap aktivitas, perbuatan,
tindakan, serta pemikiran seluruh individu di Indonesia beradasarkan dan
berpedomankan kepada Pancasila.
2.4 Pancasila dan Nasionalisme
Nasionalisme Pancasila adalah pandangan atau paham kecintaan manusia
Indonesia terhadap bangsa dan tanah airnya yang didasarkan pada nilai-nilai
Pancasila. Prinsip nasionalisme bangsa Indonesia dilandasi nilai-nilai Pancasila
yang diarahkan agar bangsa Indonesia senantiasa: menempatkan persatuan
kesatuan, kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara di atas kepentingan
pribadi atau kepentingan golongan; menunjukkan sikap rela berkorban demi
kepentingan bangsa dan negara, bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air
Indonesia serta tidak merasa rendah diri, mengakui persamaan derajat, persamaan
hak dan kewajiban antara sesama manusia dan sesama bangsa, menumbuhkan sikap
saling mencintai sesama manusia, mengembangkan sikap tenggang rasa.

4
Menurut H. Hadi, setiap orang tentu memiliki rasa kebangsaan dan memiliki
wawasan kebangsaan dalam perasaan atau pikiran, paling tidak di dalam hati
nuraninya. Dalam realitas, rasa kebangsaan itu seperti sesuatu yang dapat dirasakan
tetapi sulit dipahami. Namun ada getaran atau resonansi dan pikiran ketika rasa
kebangsaan tersentuh. Rasa kebangsaan bisa timbul dan terpendam secara berbeda
dari orang per orang dengan naluri kejuangannya masing-masing, tetapi bisa juga
timbul dalam kelompok yang berpotensi dahsyat luar biasa kekuatannya.
Rasa kebangsaan adalah kesadaran berbangsa, yakni rasa yang lahir secara
alamiah karena adanya kebersamaan sosial yang tumbuh dari kebudayaan, sejarah,
dan aspirasi perjuangan masa lampau, serta kebersamaan dalam menghadapi
tantangan sejarah masa kini. Dinamisasi rasa kebangsaan ini dalam mencapai cita-
cita bangsa berkembang menjadi wawasan kebangsaan, yakni pikiran-pikiran yang
bersifat nasional dimana suatu bangsa memiliki cita-cita kehidupan dan tujuan
nasional yang jelas.
Berdasarkan rasa dan paham kebangsaan itu, timbul semangat kebangsaan
atau semangat patriotisme. Wawasan kebangsaan mengandung pula tuntutan suatu
bangsa untuk mewujudkan jati diri, serta mengembangkan perilaku sebagai bangsa
yang meyakini nilai-nilai budayanya, yang lahir dan tumbuh sebagai penjelmaan
kepribadiannya.
Rasa kebangsaan bukan monopoli suatu bangsa, tetapi ia merupakan perekat
yang mempersatukan dan memberi dasar keberadaan (raison d’entre) bangsa-
bangsa di dunia. Dengan demikian rasa kebangsaan bukanlah sesuatu yang unik
yang hanya ada dalam diri bangsa kita karena hal yang sama juga dialami bangsa-
bangsa lain Wawasan kebangsaan ialah cara pandang bangsa Indonesia berdasarkan
Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 tentang diri dan lingkungannya dalam
mengekspresikan diri sebagai bangsa Indonesia di tengah-tengah lingkungan
nusantara itu.
Secara nyata dapat dilihat bila berbicara Pancasila sebagai dasar negera,
maka yang terjadi seharusnya adalah bagaimana negara ini berusaha dengan
berbagai upaya untuk menegakkan masyarakat yang berketuhanan, adil dan
bermoral, mempunyai jiwa ukhuwah (persaudaraan) atau kebersamaan, demokrasi,
dan menciptakan kemakmuran masyarakat sesuai dengan cita-cita para pendiri
bangsa ini. Pertanyaanya sudahkah semua itu terlaksana, atau adakah usaha
penegakan terhadap terlaksananya nilai-nilai Pancasila dengan sebenar-benamya.
Atau, bahkan sebaliknya banyak kalangan baik itu para pejabat atau masyarakat
secara umum menjadi orang yang "munafik" dan berprilaku tidak sesuai dengan
cita-cita para pendiri bangsa ini, yaitu menjadi manusia yang mengingkari
Pancasila.
Jadi, sudah menjadi suatu keharusan apabila bangunan nasionalisme yang
ditegakkan, baik sekarang maupun ke depan sampai waktu yang tidak terbatas,

5
adalah tetap berpegang pada nilai-nilai nasionalisme yang telah diperjuangkan oleh
para pendiri bangsa ini. Selanjutnya, perlu dikemukakan bahwa jika menengok ke
belakang, nasionalisme yang digunakan sebagai alat pemersatu oleh para pendiri
bangsa ini adalah nasionalisme yang mentauladani sifat-sifat Tuhan, cinta akan
kedilan, egaliter, dan menghargai hak asasi manusia. Inilah bentuk perwujudan dari
nilai-nilai Pancasila. Sekarang, sebagai kritik apa yang telah dilakukan oleh
masyarakat bangsa ini. perlu dilihat apakah pengamalan nilai-nilai yang terkandung
dalam Pancasila sudah tercapai. Oleh karena itu, sekedar pengingat tampaknya
perlu diulas.
Prinsip nasionalisme Bangsa Indonesia pada nilai-nilai Pancasila yang
diarahkan bahwa bangsa Indonesia senantiasa:
1. Menempatkan persatuan-kesatuan;
2. Menempatkan kepentingan dan keselamatan bangsa dan negara diatas
kepentingan pribadi atau golongan.
3. Menunjukan sikap rela berkorban demi kepentingan bangsa dan negara.
4. Bangga sebagai bangsa Indonesia dan bertanah air Indonesia serta tidak
merasa rendah diri.
5. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak dan kewajiban antara sesama
manusia dan bangsa.
6. Menumbuhkan sikap saling mencintai sesama manusia
7. Mengembangkan sikap tenggang rasa.

6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan.
Salah satu fungsi pancasila adalah sebagai kepribadian bangsa, artinya
pancasila merupakan cerminan jati diri bangsa indonesia yang menjadi pembanding
antara bangsa kita dengan bangsa lain. Oleh karena itu, bangsa Indonesia harus
menjadikan pengamalan Pancasila sebagai perjuangan terpenting dalam kehidupan
bermasyarakat dan bernegara. Amalan ini juga harus dimulai dari setiap warga
negara Indonesia hingga pejabat pemerintahan, agar seluruh komponen negara
dapat menjaga nilai-nilai Pancasila, agar masyarakat kita tidak mudah terpengaruh
oleh budaya asing yang datang dan tidak sesuai dengan kepribadian kebangsaan
Indonesia.
Pancasila sebagai jiwa dan keperiadian suatu bangsa erat kaitannya dengan
kehidupan sehari-hari bangsa, yang dikenal dengan keramahan, sopan santun,
pluralisme, suku dan budayanya, yang mewujudkan sikap hidup berbangsa. Bahkan
sebelum berdirinya bangsa Indonesia, nilai-nilai yang terkandung dalam Pancasila
sudah mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia.
Dalam Pancasila mengandung banyak makna yang erat kaitannya dengan
keragaman budaya, adat istiadat, dan agama suatu bangsa, misalnya masyarakat
sebagai kepribadian suatu bangsa, yaitu. mengenal Tuhan dalam memecahkan suatu
masalah selalu dianggap mencapai pemahaman bersama, saling menghormati -
menghormati orang lain, mendahulukan kepentingan kelompok di atas kepentingan
pribadi, dan selalu bersikap adil untuk mencapai tujuan bersama.
Dari sanalah Pancasila lahir dengan mempelajari nilai-nilai luhur bangsa
Indonesia sendiri, yang mengakar dalam kehidupan bangsa Indonesia dan yang
jelas berbeda dengan nilai-nilai ideologi bangsa lain.
3.2 Saran
Kami sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini
jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan
saran yang bersifat membangun dari para pembaca. Semoga makalah ini dapat
memberikan manfaat kepada kami dan pembaca pada umumnya .

7
DAFTAR PUSTAKA
NN. Tanpa Tahun. Pedoman Penghayatan Dan Pengamalan Pancasila. Sekretariat
Negara Republik Indonesia Tap MPR No. II/MPR/1987.
Srijanto Djarot, Waspodo Eling, BA, Mulyadi. Tata Negara Sekolah Menengah
Umum, Surakarta, PT. Pabelan: 1994.
Pangeran Alhaj S.T.S, Surya Partia Usman Materi Pokok Pendekatan Pancasila.
Jakarta, Universitas Terbuka Depdikbud 1995.
krsna@Yahoo.com Pengaruh Globalisasi Terhadap Pluralisme Kebudayaan
Manusia di Negara Berkembang 2005. Internet:Public Jurnal Redaksi 18 Agustus
2010 diakses padatanggal 17 Juni 2017
Gandhi Rahmad., Pancasila sebagai jiwa bangsa. rahmadghandhi@gmail.com
AKBP STIE AKBP PADANG 2021
Satiman, Sudewo.Dengan Semangat Berkobar Nasionalisme dan Gerakan Pemuda
di Indonesia. Jakarta, Hasta Mitra: 2003.
Fahd Reza Abdullah’s Blog. Landasan Teori Tentang Nasionalisme Jakarta, 2011.

Anda mungkin juga menyukai