Anda di halaman 1dari 16

KEPRIBADIAN BANGSA

Makalah ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah


“Pendidikan Kewarganegaraan”

Dosen Pengampu:
Ayu Hudzaifah,S.Hum, M.Hum

Disusun Oleh:
1. Munirul Ikhwan (102230049)
2. Muhammad Urfan (102230063)
3. Subhan Syamsul Huda (102230089)
4. Septi Dwi Fitasari (102230002)

FAKULTAS SYARIAH
JURUSAN HUKUM EKONOMI
SYARIAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI PONOROGO
TAHUN 2023
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis ucapkan kepada Allah SWT, yang telah memberikan rahmat

dan karunia-Nya sehingga makalah Kepribadian Bangsa dapat di selesaikan dengan

baik.Tidak lupa shalawat dan salam semoga terlimpahkan kepada Rasulullah Muhammad

SAW, keluarganya sahabatnya dan kepada kita selaku umatnya. Makalah ini penulis buat

untuk melngkapi tugas mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan. Penulis ucapkan

terimaksih kepada semua pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah

Kepribadian Bangsa. Penulis juga menyadari pentingnya kan sumber referensi internet

yang telah membantu dalam memberikan informasi yang akan menjadi bahan makalah.

Penulis juga mengucapkan terimaksih kepada semua pihak yang telah memberikan

arahan serta bimbingan selama ini sehingga penyusunan makalah dapat dibuat dengan

sebaik-baiknya. Penulis menyadari bahwa dalam membuat makalah ini masih banyak

kekurangan sehingga penulis berharap saran dan keritik yang membangun demi

penyempurnaan makalah ini. Penulis memohon mohon maaf jika dalam makalah ini

terdapat banyak kesalahan dan kekurangan, karena kesempurnaan hanya milik Allah

SWT, dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia. Semoga makalah Kepribadian

Bangsa ini dapat bermanfaat bagi kita semua.

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR.............................................................................................2
DAFTAR ISI............................................................................................................3
BAB I.......................................................................................................................4
PENDAHULUAN...................................................................................................4
B. Latar Belakang..............................................................................................4
C. Rumusan Masalah.........................................................................................4
D. Tujuan...........................................................................................................4
BAB II......................................................................................................................6
PEMBAHASAN......................................................................................................6
A. Kepribadian Bangsa..........................................................................................6
B. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa...........................................................7
C. Contoh Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa..............................................8
D. Pengaruh Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Terhadap Globalisasi......12
BAB III..................................................................................................................15
PENUTUP..............................................................................................................15
A. Kesimpulan.................................................................................................15
B. Saran............................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16

3
BAB I
PENDAHULUAN

B. Latar Belakang
Kepribadian bangsa merupakan aset yang harus terus dikembangkan dan
diturunkan pada setiap generasi penerus di Indonesia. Kepribadian dapat
dibentuk dalam linkup kecil seperti keluarga, masyarakat, sekolah, hingga suatu
negara. Di Indonesia kepribadian yang ditanamkan dan diamalkan dalam
kehidupan sehari- hari mengacu pada dasar negara yaitu Pancasila.
Pancasila adalah jiwa seluruh rakyat Indonesia yang memberikan
kehidupan bangsa Indonesia serta membimbing masyarakat Indonesia supaya
tercipta masyarakat yang adil dan makmur. Pancasila yang telah diterima dan
ditetapkan sebagai dasar negara seperti tercantum dalam pembukaan Undang-
Undang Dasar 1945 merupakan kepribadian dan pandangan hidup bangsa, yang
telah diuji kebenaran, kemampuan dan kesaktiannya, sehingga tak ada satu
kekuatan manapun juga yang mampu memisahkan Pancasila dari kehidupan
bangsa Indonesia. Menyadari bahwa untuk kelestarian kemampuan dan
kesaktian Pancasila itu, perlu diusahakan secara nyata dan terus menerus
penghayatan dan pengamalan nilai- nilai luhur yang terkandung di dalamnya
oleh setiap warga negara Indonesia, setiap penyelenggara negara serta setiap
lembaga kenegaraan dan lembaga kemasyarakatan, baik di pusat maupun di
daerah.

C. Rumusan Masalah
1. Apa arti kepribadian bangsa?
2. Apa arti Pancasila sebagai kepribadian bangsa?
3. Apa fungsi Pancasila sebagai kepribadian bangsa?
4. Bagaimana contoh Pancasila sebagai kepribadian bangsa?
5. Bagaimana pengaruh Pancasila sebagai kepribadian bangsa terhadap
globalisasi?

D. Tujuan
1. Untuk menjelaskan arti kepribadian bangsa.
2. Untuk menjabarkan arti Pancasila sebagai kepribadian bangsa.

4
3. Untuk menyebutkan fungsi Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
4. Untuk menjelaskan contoh Pancasila sebagai kepribadian bangsa.
5. Untuk menguraikan pengaruh Pancasila sebagai kepribadian bangsa
terhadap globalisasi.

5
BAB II
PEMBAHASAN

A. Kepribadian Bangsa
Secara harfiah, kepribadian bangsa terdiri dari dua kata, yaitu
kepribadian dan bangsa. Kepribadian adalah ciri atau karakteristik atau gaya
atau sifat khas dari diri seseorang yang bersumber dari bentukan-bentukan
yang diterima dari lingkungan, misalnya keluarga pada masa kecil, dan juga
bawaan, dan juga bawaan seseorang sejak lahir.(Sjarkawi, 2008: 11).
Menurut Hall & Lindzey dalam buku Syamsu Yusuf dan Juntika
Nurihsan mengemukakan bahwa kepribadian adalah: 1) Kecakapan sosial
(social skill).
2) Kesan yang ditunjukkan seseorang terhadap orang lain. Oleh karena itu
kepribadian dapat disebut sebagai orientasi sifat yang berbeda dalam diri
seseorang ketika menghadapi kondisi tertentu.
Berdasarkan kedua pendapat di atas dapat diketahui bahwa kepribadian
(personality) yaitu suatu ciri dari seseorang yang dapat mencerminkan
perilaku, pemikiran, dan emosinya yang dapat membedakannya dengan orang
lain dalam menghadapi dunianya.
Sedangkan bangsa adalah kumpulan masyarakat yang memiliki keterikatan
dan saling berhubungan untuk mencapai tujuan bersama. Menurut kamus besar
Bahasa Indonesia, bangsa adalah orang-orang yang memiliki kesamaan asal,
keturunan, adat, bahasa dan sejarah serta berpemerintahan sendiri. Bangsa adalah
kumpulan manusia yang biasanya terikat karena kesatuan bahasa dan wilayah
tertentu dimuka bumi.
Kepribadian bangsa Indonesia adalah perwujudan karakter bangsa
Indonesia, dimana prosesnya dimulai dari pembiasaan secara terus menerus yang
mengelompok menjadi bangsa Indonesia yang berkarakter kebangsaan. Setiap
individu memiliki kepribadian yang diwujudkan dari dalam dirinya. Kepribadian
yang diterapkan sifatnya beraneka ragam ada yang dominan buruk, ada pula
yang dominan baik dan ada yang tidak baik yang kesemuanya dipengaruhi oleh
faktor dari lahir, lingkungan keluarga dan lingkungan tempat tinggal dan
berinteraksi. Setiap orang berhak mewujudkankan kepribadian yang berkarakter

6
baik karena kepribadian merupakan pemberian (given) dari Yang
Maha Pencipta alam semesta yang merupakan kodrat manusia.

B. Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa


Pancasila disebut juga sebagai kepribadian bangsa Indonesia, artinya nilai-
nilai ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan diwujudkan
dalam sikap mental dan tingkah laku serta amal perbuatan. Sikap mental,
tingkah laku dan perbuatan bangsa Indonesia mempunyai ciri khas, artinya dapat
dibedakan dengan bangsa lain.
Kepribadian itu mengacu pada sesuatu yang unik dan khas karena tidak ada
pribadi yang benar-benar sama. Setiap pribadi mencerminkan keadaan atau
halnya sendiri, demikian pula halnya dengan ideologi bangsa. Meskipun nilai
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan juga terdapat dalam
ideologi bangsa-bangsa lain, tetapi bagi bangsa Indonesia kelima sila tersebut
mencerminkan kepribadian bangsa karena diangkat dari nilai-nilai kehidupan
masyarakat Indonesia sendiri dan dilaksanakan secara simultan. Di samping itu,
proses akulturasi dan inkulturasi ikut memengaruhi kepribadian bangsa Indonesia
dengan berbagai variasi yang sangat beragam.
Menurut Suryana (2017:47) Pancasila sebagai kepribadian bangsa Indonesia
memiliki lima prinsip karakter dalam Pancasila yang telah melekat dalam segala
sendi kehidupan warganya, diantaranya adalah:
1. Karakter Berketuhanan
2. Karakter Kemanusiaan
3. Karakter Persatuan
4. Karakter Demokratis
5. Karakter Sosial yang berkeadilan
Kepribadian adalah keseluruhan cara hidup bangsa Indonesia, baik yang
bersifat jasmani maupun rohani, dalam rangkai timbal balik antar individu,
masyarakat dan kebudayaannya, sehingga ciri-ciri khas kebudayaannya tersebut
terjalin dalam satu pola kebudayaan.
Menurut Dewan Perancang Nasional, yang dimaksudkan dengan
kepribadian Indonesia adalah keseluruhan ciri khas bangsa Indonesia, yang

7
membedakan bangsa Indonesia dengan bangsa-bangsa lainnya. Keseluruhan ciri
khas bangsa Indonesia adalah pencerminan dari garis pertumbuhan dan
perkembangan bangsa Indonesia sepanjang masa.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa yang merupakan perwujudan dari
jiwa bangsa dalam sikap mental dan tingkah laku adalah filsafat hidup, ideologi,
dan moral negara yang harus dikembangkan sesuai dengan kodrat manusia.
Dengan kata lain dasar kepribadian bangsa pada hakikatnya adalah moral,
moral bangsa Indonesia yang mengikat seluruh warga masyarakat, baik sebagai
perorangan maupun sebagai kesatuan bangsa.
Walaupun demikisan, kepribadian bangsa Indonesia sendiri sudah
terbentuk sejak lama sehingga sejarah mencatat kejayaan di zaman Majapahit,
Sriwijaya, Mataram, dan lain-lain yang memperlihatkan keunggulan peradaban
di masa itu. Nilai-nilai spiritual, sistem perekonomian, politik, budaya
merupakan contoh keunggulan yang berakar dari kepribadian masyarakat
Indonesia sendiri.

C. Contoh Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa


Pancasila sebagai kepribadian bangsa dihasilkan dari menggali nilai-nilai
yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Indonesia.
Wawasan dan nilai yang terkandung di dalam Pancasila telah lama berakar
serta hidup dalam hati nurani, sanubari, watak, kepribadian, dan pergaulan
hidup bangsa Indonesia yang tercermin dalam adat istiadat, kebiasaan, perilaku
serta lembaga-lembaga masyarakat.
Dijadikannya lima poin Pancasila sebagai landasan bernegara bukan tanpa
alasan. Kelima nilai tersebut dianggap sudah menjadi nilai yang berkembang di
masyarakat sejak dahulu. Para tokoh perumus Pancasila bukanlah pencipta, tetapi
mereka telah berhasil menggali nilai-nilai yang ada dari bangsa Indonesia dan
disarikan ke dalam bentuk Pancasila. Kelima nilai dasar yang termaktub dalam
pancasila merupakan inti hidup dalam kebudayaan bangsa, sekaligus menjadi
tuntutan dan tujuan hidupnya, serta menjadi ukuran dasar seluruh peri kehidupan
bangsa Indonesia.
Contoh Panasila sebagai kepribadian bangsa tecermin dalam kelima sila
Pancasila yaitu sebagai berikut.

8
1. Ketuhanan Yang Maha Esa
Sila ini pada dasarnya berkaitan dengan hubungan dan perilaku kita
terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Berikut contoh sikap yang mencerminkan
di sila pertama:
a. Percaya dan taqwa terhadap Tuhan Yang Maha Esa, sesuai
dengan agama dan kepercayaanya masing-masing.
b. Menumbuhkan sikap saling menghormati dan sikap saling bekerja
sama antar pemeluk agama dan para penganut kepercayaan yang
berbeda
c. Menjalani perintah agama sesuai ajaran agama yang dianut masing-
masing. Kita tidak boleh membeda-bedakan cara bergaul hanya karena
ras, suku dan agama.
d. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai
degan agama dan kepercayaan. Menghormati teman, tetangga,
maupun saudara yang berbeda agama dan kepercayaan saat
melaksanakan ibadah sesuai agama dan kepercayaannya masing-
masing.
e. Bersikap ramah, sopan dan santun kepada teman atau saudara
yang berbeda agama dan kepercayaan.
f. Membantu tetangga, teman, sahabat atau keluarga dalam
menyiapkan penyelanggaraan kegiatan keagamaan ketika merayakan
hari besar agama.
g. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain
yang memiliki kepercayaan dan keyakinan berbeda

2. Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab


Sila ini menjelaskan bahwa pada dasarnya manusia memiliki hak dan
kewajiban yang sama tanpa memandang status sosial. Berikut contoh
sikap yang mencerminkan di sila kedua mengakui persamaan hak, dan
kewajiban asasi setiap manusia tanpa membedakan:
a. Mengakui persamaan derajat, persamaan hak, dan persamaan
kewajiban asasi antar sesama manuasia
b. Memperlakukan manusia sesuai dengan harkat dan mertabatnya
sebagai makhluk Tuhan Yang Maha Esa.
9
c. Mengembangkan tenggang rasa dengan saling mencintai
sesama manusia dan tidak semena-mena terhadap orang lain.
d. Menjunjung tinggi nilai kemanusiaan dengan gemar melakukan
kegiatan kemanusiaan seperti, acara bakti sosial, memberikan bantuan
kepada orang yang membutuhkan sebagai bentuk kemanusiaan peduli
terhadap sesama.
e. Tidak membeda-bedakan teman, tetangga, dan saudara serta orang
lain antara yang kaya dan miskin dalam pergaulan sehari-hari.
f. Menghormati dan berbicara dengan santun kepada orang lain
yang lebih tua.
g. Tidak merokok di tempat umum yang dapat mengganggu orang
lain, melainkan merokok pada ruangan smoking area yang sudah
disediakan.

3. Persatuan Indonesia
Sila ini berkaitan dengan sikap persatuan yang harus ditunjukkan oleh
setiap warga negara. Berikut contoh sikap yang mencerminkan sila ke-
tiga :
a. Bangga dan cinta terhadap tanah air dan bangsa.
b. Berkomunikasi dengan teman-teman, tetangga, dan saudara yang
berbeda daerah dengan menggunakan bahasa Indonesia.
c. Ikut serta dalam menjaga keamanan lingkungan melalui kegiatan
pos kamling/ronda berkeliling di lingkungan sekitar.
d. Memakai pakaian dan peralatan hidup yang merupakan
produksi/buatan Indonesia.
e. Bergaul dengan teman, tetangga, dan orang lain tanpa membedakan
suku, ras dan istiadat.

1
4. Kerakyatan yang di Pimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan dalam
Permusyawaratan Perwakilan
Sila ini berhubungan terhadap perilaku kita untuk selalu bermusyawarah
dalam menyelesaikan masalah. Berikut contoh sikap yang mencerminkan
di sila ke-empat :
b. Selalu mengutamakan musyawarah untuk mencapai mufakat
dalam menyelesaikan permasalahan.
c. Menghargai pendapat orang lain dalam musyawarah dan berhati
besar untuk menerima apapun yang dihasilkan oleh musyawarah.
d. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
e. Menerima dengan lapang dan melaksanakan setiap hasil
keputusan musyawarah bersama dengan penuh rasa tanggung
jawab.
f. Tidak pernah absen dalam keikutsertaan PEMILU

5. Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia


Sila ini berhubungan dengan perilaku kita dalam bersikap adil terhadap
semua orang, artinya masyarakat Indonesia harus dapat hidup dengn adil
pada semua aspek kehidupan. Berikut contoh sikap yang mencerminkan di
sila ke-lima :
a. Membantu teman ataupun saudara kita yang terkena bencana
alam seperti gempa, banjir dan musibah lainnya.
b. Menjunjung tinggi semangat kekeluargaan dan gotong royong
c. Tidak melakukan perbuatan yang merugikan pihak umum
d. Muka melakukan perbuatan dalam rangka mewujudkan kamajuan dan
keadilan sosial.
e. Menghormati hak-hak orang lain.
f. Bersama-sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan sosial.
g. Suka memberi pertolongan kepada pihak lain
h. Tidak bergaya hidup mewah
i. Menghargai hasil karya orang lain
j. Tidak bersifat boros

1
k. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain
Penerapan nilai-nilai yang terkandung dalam pancasila secara objektif
untuk mewujudkan kesamaan hak bagi setiap warga negara, pemerataan,
kesejahteraan dan keadilan. Penyimpangan dari nilai pancasila harus segera
ditinggalkan dan menerapkannya secara benar.

D. Pengaruh Pancasila Sebagai Kepribadian Bangsa Terhadap Globalisasi


Globalisasi merupakan salah satu fenomena sosial yang mulai muncul sejak
jaman reformasi. Fenomena ini membawa dampak baik maupun buruk terhadap
Indonesia serta diiringi dengan kemajuan teknologi, informasi, dan komunikasi
yang dapat mengubah cara interaksi di realitas masyarakat. Besarnya arus
globalisasi dan modernisasi semakin memperkecil ruangan interaksi individu satu
dengan lainnya dan kelompok satu dengan lainnya.
Teknologi dan informasi yang semakin canggih berimbas kepada
bagaimana masyarakat memperoleh informasi, jadi dapat dikatakan masyarakat
semakin mudah mendapatkan informasi dan perubahan sosial itu terjadi disana.
Ketika masyarakat dengan gampang mendapatkan informasi atau pengetahuan
maka dengan gampang pula pengaruh informasi yang buruk atau tidak sesuai
dengan pengetahuan yang seharusnya didapatkan.
Penyaringan di dalam menggapai informasi dan pengetahuan sangat
diperlukan di jaman pesatnya arus globalisasi dan modernisasi ini. Ketika
diterimanya budaya asing di Indonesia hal tersebut merupakan budaya modern
“up to date” bagi kalangan yang sangat mengikuti perkembangan arus globalisasi
dan modernisasi. Selain itu, hedonisme yang merupakan salah satu kebudayaan
masyarakat konsumtif budaya barat atau budaya dikalangan negara maju menjadi
salah satu fenomena perubahan sosial di Indonesia. Budaya hedonisme sangat
mengancam Indonesia di seluruh kalangan masyarakat terutama para remaja,
dengan begitu maka budaya Indonesia perlahan semakin memudar.
Kebudayaan Indonesia yang sopan, santun, arif, dan dapat dikatakan
masuk kearah budaya ketimuran mulai hilang dengan masuknya budaya barat ini.
Di dalam perubahan sosial ini peranan Pancasila sangat diperlukan, agar jati diri

1
bangsa Indonesia terutama para remaja dan anak muda yang akan
melanjutkan nanti tetap menjadi pribadi bangsa Indonesia tanpa campur
tangan negara lain.
Peranan Pancasila dalam menghadapi fenomena global serta pengaruh
modernisasi terhadap masyarakat Indonesia dapat diaktualisasikan dan
dijabarkan dari masing-masing kelima sila.
1. “Ketuhanan Yang Maha Esa”
Memiliki arti percaya terhadap Tuhan dan menjalankan kewajibanNya
serta tidak memaksakannya terhadap orang lain. Ketika masyarakat sudah
percaya akan Tuhan dan tetap menjalankan kewajibanNya tidak akan cepat
terpengaruh dan tetap bisa menjaga dari pengaruh global, salah satu contoh Isis
yang mulai mempengaruhi islam-islam di seluruh dunia dengan pengaruh
radikalisme yang sangat kuat. Ketika masyarakat Indonesia sudah percaya
terhadap Tuhan dan mengetahui bahwa Islam di Indonesia tidak ada campur
tangan dari negara manapun, fenomena global dan pengaruh budaya dari luar
tidak akan masuk ke Indonesia.
2. “Kemanusiaan Yang Adil dan Beradab”
Artinya mengakui persamaan derajat sesama manusia dalam hal hak dan
kewajiban. Tidak hanya mengakuinya di dalam negara saja, tetapi antar
negara lain juga saling menghormati.
3. “Persatuan Indonesia”
Artinya patriotisme-persatuan, dimana mengutamakan kepentingan bangsa
dibandingkan kepentingan individu. Dalam fenomena modernisasi ketika budaya-
budaya barat masuk ke Indonesia, ketika masyarakat sudah cinta terhadap budaya
sendiri maka budaya barat tidak akan secara gampang diterima di Indonesia.
4. “Kerakyatan Yang Dipimpin oleh Hikmat Kebijaksanaan
dalam Permusyawaratan/Perwakilan”
Artinya demokrasi dan seluruh pengambilan keputusan akan selalu
berdasarkan hasil musyawarah dan kepentingannya untuk bangsa dan negara. Jadi
dapat dikatakan sila keempat akan memfilterisasi budaya barat ketika hasil
keputusan dari masyarakat Indonesia terhadap masuknya budaya barat tidak
disetujui.

1
5. “Keadilan Sosial bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Artinya menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban untuk memajukan
kehidupan sosial. Jadi keadilan sangat diutamakan di dalam sila kelima ini, ketika
fenomena global dan pengaruh modern barat tidak menjadi suatu keadilan bagi
masyarakat Indonesia maka tidak bisa dikatakan bahwa hal tersebut bisa masuk ke
Indonesia.
Globalisasi merupakan proses mendunianya suatu hal sehingga batas
negara akan hilang. Sedangkan modernisasi merupakan proses perubahan dari
yang belum maju ke yang lebih maju. Kedua hal ini sangat erat kaitannya dengan
perubahan sosial yang terjadi di era saat ini. Dimana globalisasi yang didorong
oleh kemajuan IPTEK dan seluruh aspek yang lebih maju di suatu negara serta
dapat menghilangkan batas negara satu dengan lainnya. Maka dari itu setiap
negara diperlukan suatu dasar negara agar terdapat batasan diantara negara
tersebut.

1
BAB III
PENUTU
P

A. Kesimpulan
Kepribadian bangsa Indonesia adalah perwujudan karakter bangsa
Indonesia, dimana prosesnya dimulai dari pembiasaan secara terus menerus
yang mengelompok menjadi bangsa Indonesia yang berkarakter kebangsaan.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa yang merupakan perwujudan dari jiwa
bangsa dalam sikap mental dan tingkah laku adalah filsafat hidup, ideologi, dan
moral negara yang harus dikembangkan sesuai dengan kodrat manusia. Dengan
kata lain dasar kepribadian bangsa pada hakikatnya adalah moral, moral bangsa
Indonesia yang mengikat seluruh warga masyarakat, baik sebagai perorangan
maupun sebagai kesatuan bangsa.
Pancasila sebagai kepribadian bangsa dihasilkan dari menggali nilai-nilai
yang telah tumbuh dan berkembang dalam masyarakat dan budaya Indonesia.
Wawasan dan nilai yang terkandung di dalam Pancasila telah lama berakar
serta hidup dalam hati nurani, sanubari, watak, kepribadian, dan pergaulan
hidup bangsa Indonesia yang tercermin dalam adat istiadat, kebiasaan, perilaku
serta lembaga-lembaga masyarakat.
Peranan Pancasila dalam menghadapi fenomena global serta
pengaruh modernisasi terhadap masyarakat Indonesia dapat
diaktualisasikan dan dijabarkan dari masing-masing kelima sila.

B. Saran
Berdasarkan uraian di atas kiranya kita dapat menyadari bahwa Pancasila
merupakan kepribadian bangsa Indonesia yang mana setap warga negara
Indonesia harus menjunjung tnggi dan mengamalkan sila-sila dari Pancasila
tersebut dengan setulus hat dan penuh rasa tanggung jawab. Agar pancasila tdak
terbatas pada konsep dasar negara tanpa adanya makna dan penerapannya.

1
DAFTAR PUSTAKA

Suryana. 2017. Pancasila & Ketahanan Jati Diri Bangsa. Bandung: Refika
Aditama.

Syamsu Yusuf LN & A. Juntika Nurihsan. 2008. Teori Kepribadian. Bandung : PT


Remaja Rosdakarya.

Syarkawi. 2008. Pembentukan Kepribadian Anak: Peran Moral intelektual, Emosional,


dan Sosial Sebagai Wujud Integritas Membangun Jati Diri. Jakarta: Bumi Aksara.

Anda mungkin juga menyukai