Sistem Sosial Budaya Indonesia Fitria Ramadhani Agusti Nst, S.IP, M.SI
MAKALAH
DISUSUN OLEH :
Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya,
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah Manusia, Ketahanan
Dan Penyamaian Jati Diri .
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Sistem Sosial Budaya Indonesia. Dalam makalah dengan tema Manusia, Ketahanan
Dan Penyamaian Jati Diri.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan
makalah di masa yang akan datang.
Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan
bagi penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................................i
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang........................................................................................................1
B. Rumusan Masalah...................................................................................................2
C. Tujuan Masalah.......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia, Ketahanan dan Jati Diri................................................3
2. Hakikat Ketahanan dan Penyemaian Jati Diri...............................................4
3. Dinamika Ketahanan Pribadi..............................................................................4
4. Ketahanan Keluarga dan Peran Pendidikan....................................................6
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................................14
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jati diri bangsa Indonesia meupakan cerminan atau tampilan karakter bangsa
Indonesia, dimana karakter bangsa merupakan sinergi dari karakter individu anak
bangsa yang berproses secara terus menerus yang mengelompok menjadi bangsa
Indonesia. Setiap individu memiliki jati diri yang dipancarkan dari dalam dirinya. Jati
diri yang terpancar beraneka ragam ada yang dominan baik ada yang kurang baik pun
ada yang tidak baik yang kesemuanya dipengaruhi oleh lingkungan keluarga dan
lingkungan dimana ia tinggal. Setiap orang berhak memancarkan jati diri yang positif
yang berproses karena jati diri merupakan pemberiaan (given) dari yang maha kuasa
dan merupakan fitrah manusia.
1
B. RUMUSAN MASALAH
C. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif
maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi.
3
Ini karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh
terbesar diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah
pengukuran yang mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh
manusia memang memberi kan petunjuk dari segi intelektua lrelatif.
Ketahanan pribadi sendiri dapat dilihat dari 2 faktor yang aman yakni ke
dalam dan keluar. Ketahanan pribadi yang ke dalam ialah suatu pola dari setiap
individu tentang cara menyikapi terhadap keadaan negaranya dimana dirinya
dituntut untuk menjaga fisik, mental dan fikirannya agar tetap terjaga sehingga
apabila dibutuhkan oleh negara sewaktu-waktu dia siap untuk melakukan usaha-
4
usaha pembelaan negara demi utuhnya ketahanan nasional negara kesatuan
Republik Indonesia. Sedangkan ketahanan pribadi yang keluar adalah cara
pandang kita terhadap kondisi politik Indonesia baik di dalam negeri maupun
negara-negara lain. Banyaknya gangguan keamanan di dalam negara kesatuan
Republik Indonesia dikarenakan faktor-faktor seperti kurangnya pengertian dari
penduduk tentang wawasan nusantara, kurangnya kesadaran akan rasa persatuan
dan kesatuan yang menjadi daya dukung, integritas, dan identitas bangsa dan
negara. Hal tersebut disebabkan karena kurang mengertinya mereka karena
kurang pengertian dari makna ketahanan pribadi.
5
keamanan negara yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya,
serta mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
6
2. Ketahanan Sosial merupakan kekuatan keluarga dalam penerapan nilai
agama, pemeliharaan ikatan dan komitmen, komunikasi efektif,
pembagian dan penerimaan peran, penetapan tujuan serta dorongan
untuk maju, yang akan menjadi kekuatan dalam menghadapi masalah
keluarga serta memiliki hubungan sosial yang positif.
3. Ketahanan Psikologis, Kemampuan anggota keluarga untuk mengelola
emosinya sehingga menghasilkan konsep diri yang positif dan
kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tugas
perkembangan keluarga. Kemampuan mengelola emosi dan konsep
diri yang baik menjadi kunci dalam menghadapi masalah-masalah
keluarga yang bersifat non fisik (masalah yang tidak berkaitan dengan
materi seperti masalah kesalahpahaman, konflik suami dan istri, dsb).
Tugas Keluarga
Keluarga memiliki tugas dasar, tugas perkembangan dan tugas krisis yang harus
dijalani dengan sukses agar mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.
Kesejahteraan Keluarga
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras
dan seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.
7
Keharmonisan Keluarga
Kondisi keluarga yang menunjukkan interaksi antar anggota keluarga
yang baik, selaras, serasi dan seimbang.Suasana keluarga yang ramah,
akrab, hangat dan bahagia.
Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi seluruh ummat manusia sepanjang
sejarah adanya manusia dan sepanjang hidup manusia, sedangkan pendidikan
dalam arti sempit diidentikan dengan pendidikan formal yang hanya menyangkut
pribadi yang secara suka rela mengikutinya kendatik puasan dalam kenyataan
Negara-negara yang maju dan sadang berkembang pada tiap-tiap warga Negara
diwajibkan belajar untuk tingkat-tingkat tertentu, hal ini adalah merupakan
perwujudan betapa urgensinya pendidikan bagi manusia.
8
Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang
diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa,
untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang
termaksud dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan
politik, ekonomi, dan sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional.
Berbicara tentang fungsi dan peranan pendidikan dalam masyarakat ada
bermacam-macam pendapat.
9
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling melengkapi
antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain :
1. Fungsi Sosialisasi.
Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi
dalammasyarakat bisa berjalan dengan baik. Sehingga proses sosialisasi bisa
berjalandengan wajar dan mulus. Oleh karena, orang tua dan keluarga
berharap sekolahdapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik.
Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model
dan dianggap dapatmengemban amanat orang tua (keluarga dan masyarakat)
agar anak-anak-memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya
masyarakatnya. Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya
mengalihkannilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai
yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi fungsi
dan tugasnya tersebutsekolah menetapkan program dan kurikulum pendidikan,
beserta metode dantekniknya secara pedagogis, agar proses transmisi nilai-
nilai tersebut berjalan lancar dan mulus.
10
menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara
Indonesia kepada anak-anak di sekolah.
11
5. Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial.
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka
meningkatkan kemampuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk
menanamkan keyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir
manusia. Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan generasi
baru dengan daya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah
menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap
terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan
melepaskan diri dari ketergantungan terhadap bantuan orang lain. Dengan
demikian peserta didik selain sebagai memahami perubahan dalam kehidupan
sosial bisa juga sebagai agen perubahan itu sendiri.
12
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Jati Diri Sebagian orang berpendapat bahwa arti jati diri adalah suatu
manifestasi ideologi hidup seseorang. Jati diri sendiri merupakan bagian dari sifat
seseorang yang muncul dengan sendirinya mulai dari kecil, kemudian sifat bawaan
kadang juga terpengaruh dengan faktor lingkungan tempat seseorang hidup dan
dibesarkan. Kita tentu sudah tidak asing mendengar istilah seorang anak yang
sedang mencari jati diri, hal ini sering terungkap karena dalam proses pembentukan
karakter yang sebenarnya pada diri seseorang adalah pada masa pancaroba, yaitu
masa peralihan dari anak-anak menuju dewasa.
Cara Menemukan Jati Diri Dari pengertian jati diri yang sudah dipaparkan
diatas, bahwasanya jati diri itu sendiri merupakan suatu manifestasi ideologi hidup
seseorang, sehingga bagaiaman cara menemukan jati diri sendiri itu juga merupakan
hak mutlak bagi seorang individu untuk menentukan jati dirinya sendiri. Ketika
seseorang yang telah dapat memahami akan kemampuan dan kekuatan pada dirinya
yang didasari dengan iman dan taqwa pada Tuhan, maka saat itulah seseorang sudah
dapat dikatakan menemukan jati dirinya sendiri.
B. SARAN
Makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu untuk
menambah pemahaman dan memberikan pengatahuan yang lebih bannyak,
alangkah baiknya pembaca secara bijaksana memilih atau mancari referensi
tambahan tambahan sebagai acuan. Kritik dan saran dan juga kami terima, karena
dengan kritik dari saranan makalah ini akan menjadi lebih sempurna.
13
DAFTAR PUSTAKA
V.P. Yance, Chan. 2004. It’s My Life. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Leila Mona Ganiem. 2010. “Cerdas dan Humanis” dalam Harian Republika, 23
Januari 2010.
14