Anda di halaman 1dari 17

MANUSIA, KETAHANAN DAN PENYAMAIAN JATI DIRI

DISUSUN OLEH :

Bagas Ario Fahreza


Nur Azmi Fazila
Andi Nurcahaya
Resty Oktaviani
Sayudi Permata

ADMINISTRASI NEGARA

FAKULTAS EKONOMI DAN ILMU SOSIAL

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN SYARIF KASIM RIAU


TP : 2020/2021
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya,
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah kemunduran tiga
kerajaan besar.

Kami selaku penyusun makalah menyampaikan ucapan terima kasih kepada


dosen pembimbing mata kuliah yang telah memberikan arahan dan memberikan
bimbingan dalam pembuatan makalah ini, orang tua yang selalu mendukung
kelancaran tugas kami.

Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Sistem Sosial Budaya Indonesia. Dalam makalah dengan tema Manusia, Ketahanan
Dan Penyamaian Jati Diri.

Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan
makalah di masa yang akan datang.

Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan
bagi penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.

Pekanbaru, 10 Mei 2020

Penyusun

DAFTAR ISI

i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................2

BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia, Ketahanan dan Jati Diri .......................................3
2. Hakikat Ketahanan dan Penyemaian Jati Diri .......................................4
3. Dinamika Ketahanan Pribadi ................................................................4
4. Ketahanan Keluarga dan Peran Pendidikan ..........................................6

BAB III PENUTUP


A. Kesimpulan ...........................................................................................13
B. Saran ......................................................................................................13

DAFTAR PUSTAKA .........................................................................................14

ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG

Jati diri bangsa Indonesia meupakan cerminan atau tampilan karakter bangsa
Indonesia,dimana karakter bangsa merupakan sinergi dari karakter individu anak
bangsa yang berproses secara terus menerus yang mengelompok menjadi bangsa
Indonesia.Setiap individu memiliki jati diri yang dipancarkan dari dalam dirinya.Jati
diri yang terpancar beraneka ragam ada yang dominan baik ada yang kurang baik pun
ada yang tidak baik yang kesemuanya dipengaruhi oleh lingkungan keluargadan
lingkungan dimana ia tinggal.Setiap orang berhak memancarkan jati diri yang positif
yang berproses karena jati diri merupakan pemberiaan (given) dari yang maha kuasa
dan merupakan fitrah manusia.

Pembentukan karakter merupakan salah satu tujuan pendidikan nasional.Pasal


I UU Sisdiknas tahun 2003 menyatakan bahwa di antara tujuan pendidikan nasional
adalah mengembangkan potensi peserta didik untuk memiliki kecerdasan,
kepribadian dan akhlak mulia. Amanah UU Sisdiknas tahun 2003 itu bermaksud agar
pendidikan tidak hanya membentuk insan Indonesia yang cerdas, namun juga
berkepribadian atau berkarakter, sehingga nantinya akan lahir generasi bangsa yang
tumbuh berkembang dengan karakter yang bernafas nilai-nilai luhur bangsa serta
agama.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Apa yang dimaksud dengan manusia,ketahanan dan jati diri?.


2. Apa hakikat ketahanan dan penyamaian jati diri?.
3. Bagai mana dinamika ketahana pribadi?.
4. Jelaskan ketahanan keluarga dan peran pendidikan?.

1
C. TUJUAN MASALAH

1. Untuk mengetahui manusia,ketahanan dan jati diri.


2. Untuk mengetahui hakikat ketahanan dan penyamaian jati diri.
3. Untuk mengetahui dinamika ketahana pribadi.
4. Untuk mengetahui ketahanan keluarga dan peran pendidikan.

2
BAB II

PEMBAHASAN

1. PENGERTIAN MANUSIA, KETAHANAN DAN JATI DIRI

Manusia berasal dari kata “manu” (Sansekerta), “mens” (Latin), yang berarti


berpikir, berakal budi atau makhluk ang berakal budi (mampu menguasai makhluk
lain).  Secara istilah manusia dapat diartikan sebuah konsep atau sebuah fakta,
sebuah gagasan atau realitas, sebuah kelompok (genus) atau seorang individu.

Manusia juga dapat diartikan berbeda-beda baik menurut sudut


pandang biologis, rohani, dan istilah kebudayaan, atau secara campuran. Secara
biologis, manusia diklasifikasikan sebagai Homo sapiens (Bahasa Latin untuk
manusia), sebuah spesies primata dari golongan mamalia yang
dilengkapi otak berkemampuan tinggi. Dalam hal kerohanian, mereka dijelaskan
menggunakan konsep jiwa yang bervariasi di mana, dalam agama, dimengerti dalam
hubungannya dengan kekuatan ketuhanan atau makhluk hidup; dalam mitos, mereka
juga seringkali dibandingkan dengan ras lain. Dalam antropologi kebudayaan,
mereka dijelaskan berdasarkan penggunaan bahasanya, organisasi mereka dalam
masyarakat majemuk serta perkembangan teknologinya, dan terutama berdasarkan
kemampuannya untuk membentuk kelompok dan lembaga untuk dukungan satu
sama lain serta pertolongan. 

Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif
maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini
karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar

3
diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang
mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi
kan petunjuk dari segi intelektua lrelatif.

2. HAKIKAT KETAHANAN DAN PENYAMAIAN JATI DIRI

Hakikat Ketahanan Nasional

Indonesia adalah keuletan dan ketangguhan bangsa yang mengandung


kemampuan mengembangkan kekuatan nasional untuk dapat menjamin kelangsungan
hidup bangsa dan negara dalam mencapai tujuan nasional.

Hakikat Penyemaian Jati Diri

Ialah strategi untuk membentuk pribadi, keluarga, lingkungan, menjadi bangsa


yang profesional, bermoral dan berkarakter.

3. DINAMIKA KETAHANAN PRIBADI

Ketahanan pribadi adalah salah satu faktor pendukung utama dalam unsur-unsur
pembentuk ketahanan nasional. Ketahanan nasional (Indonesia) adalah kondisi
dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun
dari luar, untuk menjamin identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.

Ketahanan pribadi sendiri dapat dilihat dari 2 faktor yang aman yakni ke dalam
dan keluar. Ketahanan pribadi yang ke dalam ialah suatu pola dari setiap individu
tentang cara menyikapi terhadap keadaan negaranya dimana dirinya dituntut untuk
menjaga fisik, mental dan fikirannya agar tetap terjaga sehingga apabila dibutuhkan

4
oleh negara sewaktu-waktu dia siap untuk melakukan usaha-usaha pembelaan negara
demi utuhnya ketahanan nasional negara kesatuan Republik Indonesia.

Sedangkan ketahanan pribadi yang keluar adalah cara pandang kita terhadap


kondisi politik Indonesia baik di dalam negeri maupun negara-negara lain.
Banyaknya gangguan keamanan di dalam negara kesatuan Republik Indonesia
dikarenakan faktor-faktor seperti kurangnya pengertian dari penduduk tentang
wawasan nusantara, kurangnya kesadaran akan rasa persatuan dan kesatuan yang
menjadi daya dukung, integritas, dan identitas bangsa dan negara. Hal tersebut
disebabkan karena kurang mengertinya mereka karena kurang pengertian dari makna
ketahanan pribadi.

Ketahanan pribadi ditumbuhkan sebab adanya ketahanan keluarga, disini arti


ketahanan keluarga adalah karena adanya pengaruh yang besar dalam ketahanan
pribadi. Keluargalah yang memberitahu dan mengajari serta menunjukkan arti
pentingnya dari pertahanan pribadi dimana setiap pribadi disini belajar tentang arti
penting dari sebuah ketahanan yang bertujuan untuk memacu ketahanan nasional.

Ketahanan nasional merupakan kondisi dinamis yang harus diwujudkan oleh


suatu negara dan harus dibina secara dini, secara terus menerus dan sinergis dengan
aspek-aspek kehidupan bangsa yang lain. Tentu saja ketahanan negara tidak semata-
mata tugas negara sebagai institusi, apalagi pemerintah. Ketahanan negara merupakan
tanggung jawab seluruh anggota bangsa Indonesia baik dalam lingkup pribadi,
keluarga dan juga lingkungan yang lebih luas lokal maupun nasional.

Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan harus tercermin dalam kondisi daya
tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela Negara oleh  seluruh rakyat. 
Dengan demikian ketahanan pertahanan dan keamanan yang diinginkan adalah
kondisi daya tangkal bangsa dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara
yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.

5
4. KETAHANAN KELUARGA DAN PERAN PENDIDIKAN

Ketahanan keluarga adalah kemampuan keluarga untuk mengelola sumber


daya dan masalah yang dihadapi keluarga agar keluarga sejahtera yaitu
terpenuhinya kebutuhan seluruh anggota keluarga (Sunarti 2001 ). Ketahanan
keluarga menurut UU No. 10 Tahun 1992 merupakan kondisi dinamik suatu
keluarga yang memiliki keuletan dan ketangguhan, serta mengandung kemampuan
fisk-material dan psikis mental spiritual guna hidup mandiri, dan mengembangkan
diri dan keluarganya untuk hidup harmonis dan meningkatkan kesejahteraan lahir
dan batin.

Keluarga merupakan unit dasar masyarakat yang berperan penting dalam


menghasilkan SDM yang berkualitas. Kapasitas keluarga mempunyai
keberfungsian dan keberlangsungan masyarakat. Banyak masalah sosial yang
terjadi berawal dari kegagalan/ketidakberfungsian keluarga sehingga menimbulkan
berbagai implikasi sosial, ekonomi, dsbnya. Contoh: tawuran, kekerasan terhadap
anak, seks bebas dan penyalahgunaan NAPZA di kalangan remaja, dll.

Komponen Ketahanan Keluarga ada 3 yaitu :

1. Ketahanan fisik berkaitan dengan kemampuan ekonomi keluarga yaitu


kemampuan anggota keluarga dalam memperoleh sumber daya
ekonomi dari luar sistem keluarga untuk memenuhi kebutuhan dasar
seperti pangan, sandang, perumahan, pendidikan dan kesehatan.
2. Ketahanan Sosial merupakan kekuatan keluarga dalam penerapan nilai
agama, pemeliharaan ikatan dan komitmen, komunikasi efektif,
pembagian dan penerimaan peran, penetapan tujuan serta dorongan
untuk maju, yang akan menjadi kekuatan dalam menghadapi masalah
keluarga serta memiliki hubungan sosial yang positif.
3. Ketahanan Psikologis, Kemampuan anggota keluarga untuk mengelola
emosinya sehingga menghasilkan konsep diri yang positif dan

6
kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tugas
perkembangan keluarga.Kemampuan mengelola emosi dan konsep diri
yang baik menjadi kunci dalam menghadapi masalah-masalah
keluarga yang bersifat non fisik (masalah yang tidak berkaitan dengan
materi seperti masalah kesalahpahaman, konflik suami dan istri, dsb).

Fungsi Keluarga yaitu Fungsi keagamaan, Fungsi Sosial Budaya, Fungsi


Cinta Kasih, Fungsi Melindungi, Fungsi Reproduksi, Fungsi Sosialisasi dan
Pendidikan Fungsi Ekonomi Dan fungsi Pembinaan Lingkungan.

Tugas Keluarga

Keluarga memiliki tugas dasar, tugas perkembangan dan tugas krisis yang harus
dijalani dengan sukses agar mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.

 Kesejahteraan Keluarga
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.
 Keharmonisan Keluarga
Kondisi keluarga yang menunjukkan interaksi antar anggota keluarga yang
baik, selaras, serasi dan seimbang.Suasana keluarga yang ramah, akrab,
hangat dan bahagia.

Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi seluruh ummat manusia sepanjang
sejarah adanya manusia dan sepanjang hidup manusia, sedangkan pendidikan dalam
arti sempit diidentikan dengan pendidikan formal yang hanya menyangkut pribadi
yang secara suka rela mengikutinya kendatik puasan dalam kenyataan Negara-negara
yang maju dan sadang berkembang pada tiap-tiap warga Negara diwajibkan belajar
untuk tingkat-tingkat tertentu, hal ini adalah merupakan perwujudan betapa
urgensinya pendidikan bagi manusia.

7
Lembaga pendidikan merupakan jawaban manusia atas problem dari
perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina
bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu, maka lembaga pendidikan
menghendaki perlakuan tertentu pula. Jika pendidikan itu dikatakan sebagai profesi,
maka anggota pengelola pendidikan yang dorongan tertentu demikian pula dalam
profesi-profesi lainnya.

Sekolah adalah lembaga pendidikan yang penting setelah keluarga yang


berfungsi juga membantu keluarga untuk mendidik anak-anak. Anak-anak mendapat
pendidikan di lembaga ini, apa yang tidak dapat di dalam keluarga atau kedua orang
tuanya tidak mempunyai kesempatan untuk memberikan pendidikan dan pengajaran
maka si anak tidak akan menjadi manusia sebenarnya atau manusia hanya dapat
menjadi manusia karena pendidikan. Sebagian besar masyarakat modern memandang
lembaga-lembaga pendidikan sebagai peranan kunci dalam mencapai tujuan sosial.

Pemerintah bersama orang tua telah menyediakan anggaran pendidikan yang


diperlukan secara besar-besaran untuk kemajuan sosial dan pembangunan bangsa,
untuk mempertahankan nilai-nilai tradisional yang berupa nilai-nilai luhur yang
termaksud dalam pembukaan UUD 1945 alinea ke-4 yaitu mencerdaskan kehidupan
bangsa. Pendidikan diharapkan bisa memupuk rasa takwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, meningkatkan kemajuan-kemajuan dan pembangunan politik, ekonomi, dan
sosial demi tercapainya tujuan pembangunan nasional. Berbicara tentang fungsi dan
peranan pendidikan dalam masyarakat ada bermacam-macam pendapat.

Wuradji (1988) menyatakan bahwa pendidikan sebagai lembaga konservatif


mempunyai fungsi-fungsi sebagai berikut : (1) Fungsi sosialisasi,(2) Fungsi kontrol
sosial, (3) Fungsi pelestarian budaya Masyarakat, (4) Fungsilatihan dan
pengembangan tenaga kerja, (5) Fungsi seleksi dan alokasi, (6) Fungsi pendidikan
dan perubahan sosial, (7) Fungsi reproduksi budaya, (8) Fungsi difusikultural, (9)
Fungsi peningkatan sosial, dan (10) Fungsi modifikasi sosial.

8
Jeane H. Ballantine (1983) menyatakan bahwa fungsi pendidikan
dalammasyarakat itu sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi seleksi, latihan
danalokasi, (3) fungsi inovasi danperubahan sosial, (4) fungsi pengembangan pribadi
dansocial.

Meta Spencer dan Alec Inkeles (1982) menyatakan bahwa fungsi


pendidikandalam masyarakat itu sebagai berikut : (1) memindahkan nilai-nilai
budaya, (2) nilai-nilai pengajaran, (3) peningkatan mobilitas sosial, (4) fungsi
stratifikasi, (5) latihan jabatan, (6) mengembangkan dan memantapkan hubungan
hubungan sosial (7) membentuk semangat kebangsaan, (8) pengasuh bayi.

Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling
melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain :

1. Fungsi Sosialisasi.
Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi
dalammasyarakat bisa berjalan dengan baik. Sehingga proses sosialisasi bisa
berjalandengan wajar dan mulus. Oleh karena, orang tua dan keluarga
berharap sekolahdapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik.
Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model
dan dianggap dapatmengemban amanat orang tua (keluarga dan masyarakat)
agar anak-anak-memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya
masyarakatnya.Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya
mengalihkannilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai
yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi fungsi
dan tugasnya tersebutsekolah menetapkan program dan kurikulum
pendidikan, beserta metode dantekniknya secara pedagogis, agar proses
transmisi nilai-nilai tersebut berjalan lancar dan mulus.
2. Fungsi Kontrol Sosial.

9
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap
tatanantradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga
pelayanan sekolahuntuk melakukan kontrol sosial. Melalui pendidikan
semacam ini individu bisamengambil nilai-nilai sosial dan melakukan
interaksi dalam kehidupannya sehari-hari.Sekolah sebagai lembaga yang
berfungsi untuk mempertahankan danmengembangkan proses sosialisasi serta
kontrol sosial diharapkan bisa mendidik peserta didiknya lebih berkualitas.
Sehingga tatanan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Selain itu, sekolah
juga berfungsi sebagai alat pemersatu dan segalaaliran dan pandangan hidup
yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah diIndonesia, sekolah
harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara
Indonesia kepada anak-anak di sekolah.
3. Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat.
Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-
budaya etnikyang beraneka ragam juga harus melestarikan nilai-nilai budaya
daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian
daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi
kepentingan sekolah dan sebagainya.Sebagai contoh adalah adanya kurikulum
pendidikan yang mengadakan pelajaran muatan lokal. Khusus di daerah Jawa
Barat untuk pelestarian budaya disetiap sekolah diwajibkan adanya muatan
lokal yaitu mata pelajaran bahasa Sundaserta kesenian setempat. Begitu juga
untuk daerah-daerah yang ada di Indonesia,dimaksudkan supaya siswa lebih
cinta terhadap daerahnya serta tanah air.
4. Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja.
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka
menyiapkantenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, untuk seleksi masuk
suaru PerguruanTinggi selalu diadakan seleksi. Sebagai contoh untuk proses
seleksi masuk sekolahtertentu harus mengikuti ujian tertentu, harus
menyerahkan nilai UN (ujiannasional) atau NEM. dan setelah penyerahan
nilai itu maka dicari yang tinggi dari nilai tertentu sampai nilai yang terendah.

10
Namun jika nilai yang digunakan dalam proses seleksi ini maka bagi yang
mendapat nilai rendah harus menerima perlakuanuntuk masuk di sekolah
dengan kualitas yang baik. Demikian pula untuk mendapatkan jabatan pada
pekerjaan tertentu, mereka yang diharuskan mengikuti seleksi dengan
berbagai cara yang tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yangcakap dan
terampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya.
5. Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial.
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka
meningkatkankemampuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk
menanamkankeyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir
manusia. Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan generasi
baru dengandaya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah
menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap
terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan
melepaskan diri dari ketergantunganterhadap bantuan orang lain. Dengan
demikian peserta didik selain sebagaimemahami perubahan dalam kehidupan
sosial bisa juga sebagai agen perubahan itusendiri.
6. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat.
Mengenai adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal,
pendidikaninformal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut
juga sekolah. Olehkarena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang
juga menyelenggarakan pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara
pendidikan mempunyai dua fungsiyaitu sebagai partner masyarakat dan
sebagai penghasil tenaga kerja. Sekolahsebagai partner masyarakat akan
dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang didalam lingkungan
masyarakat.

Dan ada juga Peran pendidikan diantara lain :

11
 Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam
masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan
kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
 Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkut dengan peranan tersebut
dari generasi tua kepada generasi muda.
 Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan
masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu
masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai keutuhan dan
kesatuan suatu masyarakat
 maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang
akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.

BAB III
PENUTUP

A. KESIMPULAN

12
Jati Diri Sebagian orang berpendapat bahwa arti jati diri adalah suatu
manifestasi ideologi hidup seseorang. Jati diri sendiri merupakan bagian dari sifat
seseorang yang muncul dengan sendirinya mulai dari kecil, kemudian sifat bawaan
kadang juga terpengaruh dengan faktor lingkungan tempat seseorang hidup dan
dibesarkan. Kita tentu sudah tidak asing mendengar istilah seorang anak yang sedang
mencari jati diri, hal ini sering terungkap karena dalam proses pembentukan karakter
yang sebenarnya pada diri seseorang adalah pada masa pancaroba, yaitu masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Cara Menemukan Jati Diri Dari pengertian
jati diri yang sudah dipaparkan diatas, bahwasanya jati

diri itu sendiri merupakan suatu manifestasi ideologi hidup seseorang,


sehingga bagaiaman cara menemukan jati diri sendiri itu juga merupakan hak mutlak
bagi seorang individu untuk menentukan jati dirinya sendiri. Ketika seseorang yang
telah dapat memahami akan kemampuan dan kekuatan pada dirinya yang didasari
dengan iman dan taqwa pada Tuhan, maka saat itulah seseorang sudah dapat
dikatakan menemukan jati dirinya sendiri.

B. SARAN

Makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu untuk
menambah pemahaman dan memberikan pengatahuan yang lebih bannyak, alangkah
baiknya pembaca secara bijaksana memilih atau mancari referensi tambahan
tambahan sebagai acuan. Kritik dan saran dan juga kami terima, karena dengan kritik
dari saranan makalah ini akan menjadi lebih sempurna.

DAFTAR PUSTAKA

Abraham H, Maslow. 1997. Motivasi dan kepribadian. Jakarta: LPPM dan PT Pustaka
Binaman Pressiud.

Maxwel, John C, 2001. The 21 Ireefutable Laws of Leadership. Batam: Interaksara

13
Pedler, Mike. 1997. Kiat Mengembangkan Diri. Penerj. Faisal Mustafa., Jakarta : LPPM dan
PT Pustaka Binaman Presindo.

Soedarsono, Soemarso. 1999. Penyemaian Jati Diri, Jakarta: Elex Media Komputindo.

V.P. Yance, Chan. 2004. It’s My Life. Jakarta: Elex Media Komputindo.

Leila Mona Ganiem. 2010. “Cerdas dan Humanis” dalam Harian Republika, 23 Januari
2010.

14

Anda mungkin juga menyukai