DISUSUN OLEH :
ADMINISTRASI NEGARA
Alhamdulillah segala puji syukur selalu kami haturkan kehadirat Allah SWT
yang senantiasa melimpahkan rahmat, taufik, hidayah, serta inayah-Nya kepada saya,
sehingga kami bisa menyelesaikan tugas penyusunan Makalah kemunduran tiga
kerajaan besar.
Makalah ini di susun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Studi
Sistem Sosial Budaya Indonesia. Dalam makalah dengan tema Manusia, Ketahanan
Dan Penyamaian Jati Diri.
Dalam penyusunan makalah ini, kami menyadari masih jauh dari sempurna.
Oleh karena itu, kami tidak menutup diri dari para pembaca akan saran dan kritik
yang sifatnya membangun demi perbaikan dan peningkatan kualitas penyusunan
makalah di masa yang akan datang.
Dan kami berharap, semoga makalah ini bisa memberikan suatu kemanfaatan
bagi penyusun dan para pembaca semuanya. Amin.
Penyusun
DAFTAR ISI
i
KATA PENGANTAR ..........................................................................................i
DAFTAR ISI ........................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................1
B. Rumusan Masalah .................................................................................1
C. Tujuan Masalah......................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN
1. Pengertian Manusia, Ketahanan dan Jati Diri .......................................3
2. Hakikat Ketahanan dan Penyemaian Jati Diri .......................................4
3. Dinamika Ketahanan Pribadi ................................................................4
4. Ketahanan Keluarga dan Peran Pendidikan ..........................................6
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Jati diri bangsa Indonesia meupakan cerminan atau tampilan karakter bangsa
Indonesia,dimana karakter bangsa merupakan sinergi dari karakter individu anak
bangsa yang berproses secara terus menerus yang mengelompok menjadi bangsa
Indonesia.Setiap individu memiliki jati diri yang dipancarkan dari dalam dirinya.Jati
diri yang terpancar beraneka ragam ada yang dominan baik ada yang kurang baik pun
ada yang tidak baik yang kesemuanya dipengaruhi oleh lingkungan keluargadan
lingkungan dimana ia tinggal.Setiap orang berhak memancarkan jati diri yang positif
yang berproses karena jati diri merupakan pemberiaan (given) dari yang maha kuasa
dan merupakan fitrah manusia.
B. RUMUSAN MASALAH
1
C. TUJUAN MASALAH
2
BAB II
PEMBAHASAN
Manusia merupakan makhluk hidup ciptaan tuhan dengan segala fungsi dan
potensinya yang tunduk kepada aturan hukum alam, mengalami kelahiran,
pertumbuhan, perkembangan, mati, dan seterusnya, serta terkait dan berinteraksi
dengan alam dan lingkungannya dalam sebuah hubungan timbal balik positif
maupun negatif. Manusia adalah makhluk yang terbukti berteknologi tinggi. Ini
karena manusia memiliki perbandingan massa otak dengan massa tubuh terbesar
3
diantara semua makhluk yang ada di bumi. Walaupun ini bukanlah pengukuran yang
mutlak, namun perbandingan massa otak dengan tubuh manusia memang memberi
kan petunjuk dari segi intelektua lrelatif.
Ketahanan pribadi adalah salah satu faktor pendukung utama dalam unsur-unsur
pembentuk ketahanan nasional. Ketahanan nasional (Indonesia) adalah kondisi
dinamis suatu bangsa (Indonesia) yang meliputi segenap kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
tantangan ancaman, hambatan dan gangguan baik yang datang dari dalam maupun
dari luar, untuk menjamin identitas, integritas, dan kelangsungan hidup bangsa dan
negara serta perjuangan mencapai tujuan nasional.
Ketahanan pribadi sendiri dapat dilihat dari 2 faktor yang aman yakni ke dalam
dan keluar. Ketahanan pribadi yang ke dalam ialah suatu pola dari setiap individu
tentang cara menyikapi terhadap keadaan negaranya dimana dirinya dituntut untuk
menjaga fisik, mental dan fikirannya agar tetap terjaga sehingga apabila dibutuhkan
4
oleh negara sewaktu-waktu dia siap untuk melakukan usaha-usaha pembelaan negara
demi utuhnya ketahanan nasional negara kesatuan Republik Indonesia.
Wujud ketahanan pertahanan dan keamanan harus tercermin dalam kondisi daya
tangkal bangsa yang dilandasi oleh kesadaran bela Negara oleh seluruh rakyat.
Dengan demikian ketahanan pertahanan dan keamanan yang diinginkan adalah
kondisi daya tangkal bangsa dilandasi oleh kesadaran bela negara seluruh rakyat dan
mengandung kemampuan memelihara stabilitas pertahanan dan keamanan negara
yang dinamis, mengamankan pembangunan dan hasil-hasilnya, serta
mempertahankan kedaulatan negara dan menangkal segala bentuk ancaman.
5
4. KETAHANAN KELUARGA DAN PERAN PENDIDIKAN
6
kepuasan terhadap pemenuhan kebutuhan dan pencapaian tugas
perkembangan keluarga.Kemampuan mengelola emosi dan konsep diri
yang baik menjadi kunci dalam menghadapi masalah-masalah
keluarga yang bersifat non fisik (masalah yang tidak berkaitan dengan
materi seperti masalah kesalahpahaman, konflik suami dan istri, dsb).
Tugas Keluarga
Keluarga memiliki tugas dasar, tugas perkembangan dan tugas krisis yang harus
dijalani dengan sukses agar mencapai kesejahteraan dan kebahagiaan.
Kesejahteraan Keluarga
Keluarga yang dibentuk berdasarkan atas perkawinan yang sah, mampu
memenuhi kebutuhan hidup spiritual dan materiil yang layak, bertaqwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, memiliki hubungan yang serasi, selaras dan
seimbang antar anggota dan antara keluarga dengan masyarakat dan
lingkungan.
Keharmonisan Keluarga
Kondisi keluarga yang menunjukkan interaksi antar anggota keluarga yang
baik, selaras, serasi dan seimbang.Suasana keluarga yang ramah, akrab,
hangat dan bahagia.
Pendidikan dalam arti luas adalah meliputi seluruh ummat manusia sepanjang
sejarah adanya manusia dan sepanjang hidup manusia, sedangkan pendidikan dalam
arti sempit diidentikan dengan pendidikan formal yang hanya menyangkut pribadi
yang secara suka rela mengikutinya kendatik puasan dalam kenyataan Negara-negara
yang maju dan sadang berkembang pada tiap-tiap warga Negara diwajibkan belajar
untuk tingkat-tingkat tertentu, hal ini adalah merupakan perwujudan betapa
urgensinya pendidikan bagi manusia.
7
Lembaga pendidikan merupakan jawaban manusia atas problem dari
perkembangan manusia itu sendiri. Pendidikan yang akan membentuk dan membina
bentuk-bentuk tertentu dengan tingkah laku tertentu, maka lembaga pendidikan
menghendaki perlakuan tertentu pula. Jika pendidikan itu dikatakan sebagai profesi,
maka anggota pengelola pendidikan yang dorongan tertentu demikian pula dalam
profesi-profesi lainnya.
8
Jeane H. Ballantine (1983) menyatakan bahwa fungsi pendidikan
dalammasyarakat itu sebagai berikut: (1) fungsi sosialisasi, (2) fungsi seleksi, latihan
danalokasi, (3) fungsi inovasi danperubahan sosial, (4) fungsi pengembangan pribadi
dansocial.
Dari tiga pendapat tersebut di atas, tidak ada perbedaan tetapi saling
melengkapi antara pendapat yang satu dengan pendapat yang lain :
1. Fungsi Sosialisasi.
Pendidikan diharapkan mampu berperan sebagai proses sosialisasi
dalammasyarakat bisa berjalan dengan baik. Sehingga proses sosialisasi bisa
berjalandengan wajar dan mulus. Oleh karena, orang tua dan keluarga
berharap sekolahdapat melaksanakan proses sosialisasi tersebut dengan baik.
Dalam lembaga-lembaga ini guru-guru di sekolah dipandang sebagai model
dan dianggap dapatmengemban amanat orang tua (keluarga dan masyarakat)
agar anak-anak-memahami dan kemudian mengadopsi nilai-nilai budaya
masyarakatnya.Sekolah mengemban tugas untuk melaksanakan upaya-upaya
mengalihkannilai-nilai budaya masyarakat dengan mengajarkan nilai-nilai
yang menjadi way of life masyarakat dan bangsanya. Untuk memenuhi fungsi
dan tugasnya tersebutsekolah menetapkan program dan kurikulum
pendidikan, beserta metode dantekniknya secara pedagogis, agar proses
transmisi nilai-nilai tersebut berjalan lancar dan mulus.
2. Fungsi Kontrol Sosial.
9
Sekolah dalam menanamkan nilai-nilai dan loyalitas terhadap
tatanantradisional masyarakat harus juga berfungsi sebagai lembaga
pelayanan sekolahuntuk melakukan kontrol sosial. Melalui pendidikan
semacam ini individu bisamengambil nilai-nilai sosial dan melakukan
interaksi dalam kehidupannya sehari-hari.Sekolah sebagai lembaga yang
berfungsi untuk mempertahankan danmengembangkan proses sosialisasi serta
kontrol sosial diharapkan bisa mendidik peserta didiknya lebih berkualitas.
Sehingga tatanan masyarakat bisa terjalin dengan baik. Selain itu, sekolah
juga berfungsi sebagai alat pemersatu dan segalaaliran dan pandangan hidup
yang dianut oleh para siswa. Sebagai contoh sekolah diIndonesia, sekolah
harus menanamkan nilai-nilai Pancasila yang dianut oleh bangsa dan negara
Indonesia kepada anak-anak di sekolah.
3. Fungsi Pelestarian Budaya Masyarakat.
Sekolah di samping mempunyai tugas untuk mempersatu budaya-
budaya etnikyang beraneka ragam juga harus melestarikan nilai-nilai budaya
daerah yang masih layak dipertahankan seperti bahasa daerah, kesenian
daerah, budi pekerti dan suatu upaya mendayagunakan sumber daya lokal bagi
kepentingan sekolah dan sebagainya.Sebagai contoh adalah adanya kurikulum
pendidikan yang mengadakan pelajaran muatan lokal. Khusus di daerah Jawa
Barat untuk pelestarian budaya disetiap sekolah diwajibkan adanya muatan
lokal yaitu mata pelajaran bahasa Sundaserta kesenian setempat. Begitu juga
untuk daerah-daerah yang ada di Indonesia,dimaksudkan supaya siswa lebih
cinta terhadap daerahnya serta tanah air.
4. Fungsi Seleksi, Latihan dan Pengembangan Tenaga Kerja.
Jika kita amati apa yang terjadi dalam masyarakat dalam rangka
menyiapkantenaga kerja untuk suatu jabatan tertentu, untuk seleksi masuk
suaru PerguruanTinggi selalu diadakan seleksi. Sebagai contoh untuk proses
seleksi masuk sekolahtertentu harus mengikuti ujian tertentu, harus
menyerahkan nilai UN (ujiannasional) atau NEM. dan setelah penyerahan
nilai itu maka dicari yang tinggi dari nilai tertentu sampai nilai yang terendah.
10
Namun jika nilai yang digunakan dalam proses seleksi ini maka bagi yang
mendapat nilai rendah harus menerima perlakuanuntuk masuk di sekolah
dengan kualitas yang baik. Demikian pula untuk mendapatkan jabatan pada
pekerjaan tertentu, mereka yang diharuskan mengikuti seleksi dengan
berbagai cara yang tujuannya untuk memperoleh tenaga kerja yangcakap dan
terampil sesuai dengan jabatan yang akan dipangkunya.
5. Fungsi Pendidikan dan Perubahan Sosial.
Fungsi pendidikan dalam perubahan sosial dalam rangka
meningkatkankemampuan peserta didik yang analisis kritis berperan untuk
menanamkankeyakinan-keyakinan dan nilai-nilai baru tentang cara berpikir
manusia. Pendidikan pada abad modern telah berhasil menciptakan generasi
baru dengandaya kreasi dan kemampuan berpikir kritis, sikap tidak mudah
menyerah pada situasi yang ada dan diganti dengan sikap yang tanggap
terhadap perubahan. Cara-cara berpikir dan sikap-sikap tersebut akan
melepaskan diri dari ketergantunganterhadap bantuan orang lain. Dengan
demikian peserta didik selain sebagaimemahami perubahan dalam kehidupan
sosial bisa juga sebagai agen perubahan itusendiri.
6. Fungsi Sekolah dalam Masyarakat.
Mengenai adanya tiga bentuk pendidikan yaitu pendidikan formal,
pendidikaninformal dan pendidikan nonformal. Pendidikan formal disebut
juga sekolah. Olehkarena itu sekolah bukan satu-satunya lembaga yang
menyelenggarakan pendidikan tetapi masih ada lembaga-lembaga lain yang
juga menyelenggarakan pendidikan. Sekolah sebagai penyelenggara
pendidikan mempunyai dua fungsiyaitu sebagai partner masyarakat dan
sebagai penghasil tenaga kerja. Sekolahsebagai partner masyarakat akan
dipengaruhi oleh corak pengalaman seseorang didalam lingkungan
masyarakat.
11
Menyiapkan generasi muda untuk memegang peranan tertentu dalam
masyarakat pada masa yang akan datang. Peranan ini berkaitan erat dengan
kelanjutan hidup masyarakat sendiri.
Memindahkan ilmu pengetahuan yang bersangkut dengan peranan tersebut
dari generasi tua kepada generasi muda.
Memindahkan nilai-nilai yang bertujuan memelihara keutuhan dan kesatuan
masyarakat yang menjadi syarat mutlak bagi kelanjutan hidup suatu
masyarakat dan peradaban. Dengan kata lain, tanpa nilai-nilai keutuhan dan
kesatuan suatu masyarakat
maka kelanjutan hidup tersebut tidak akan dapat terpelihara dengan baik yang
akhirnya akan berkesudahan dengan kehancuran masyarakat itu sendiri.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
12
Jati Diri Sebagian orang berpendapat bahwa arti jati diri adalah suatu
manifestasi ideologi hidup seseorang. Jati diri sendiri merupakan bagian dari sifat
seseorang yang muncul dengan sendirinya mulai dari kecil, kemudian sifat bawaan
kadang juga terpengaruh dengan faktor lingkungan tempat seseorang hidup dan
dibesarkan. Kita tentu sudah tidak asing mendengar istilah seorang anak yang sedang
mencari jati diri, hal ini sering terungkap karena dalam proses pembentukan karakter
yang sebenarnya pada diri seseorang adalah pada masa pancaroba, yaitu masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa. Cara Menemukan Jati Diri Dari pengertian
jati diri yang sudah dipaparkan diatas, bahwasanya jati
B. SARAN
Makalah yang kami buat jauh dari kata sempurna. Oleh karena itu untuk
menambah pemahaman dan memberikan pengatahuan yang lebih bannyak, alangkah
baiknya pembaca secara bijaksana memilih atau mancari referensi tambahan
tambahan sebagai acuan. Kritik dan saran dan juga kami terima, karena dengan kritik
dari saranan makalah ini akan menjadi lebih sempurna.
DAFTAR PUSTAKA
Abraham H, Maslow. 1997. Motivasi dan kepribadian. Jakarta: LPPM dan PT Pustaka
Binaman Pressiud.
13
Pedler, Mike. 1997. Kiat Mengembangkan Diri. Penerj. Faisal Mustafa., Jakarta : LPPM dan
PT Pustaka Binaman Presindo.
Soedarsono, Soemarso. 1999. Penyemaian Jati Diri, Jakarta: Elex Media Komputindo.
V.P. Yance, Chan. 2004. It’s My Life. Jakarta: Elex Media Komputindo.
Leila Mona Ganiem. 2010. “Cerdas dan Humanis” dalam Harian Republika, 23 Januari
2010.
14