Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH KWARGANEGARAAN

IDENTITAS NASIONAL

Dosen Penagmpu: Imron Hadi M.H.I

Disusun oleh

KELOMPOK 3

1. Alia Maulani (2302020


2. M. Zamharir Febrian (2302020
3. Hizbu Maulana Hidayat (2302020
4. Bayu Putra Pandani (230202094)

PROGRAM STUDI HUKUM KELUARGA ISLAM

FAKULTAS SYARIAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI MATARAM 2024/2025


KATA PENGANTAR

Alhamdulilllahirobbil’alamin Puji syukur tidak lupa kita panjatkan kehadirat


Allah SWT yang berkat anugerah dariNya kami mampu menyelesaikan makalah
ini. Sholawat serta salam kita haturkan pada junjungan Nabi besar Muhammad
SAW yang telah memberikan pedoman untuk umat muaslim yang sebenar
benarnya ajaran berupa ajaran agama islam yang begitu sempurna dan menjadi
rahmatt bagi alam semesta.
Tujuan dari punyusunan makalah ini selain untuk memenuhi tugas yang di
berikan oleh dosen pengampu mata kuliah Kwarganegaran yaitu Bapak Imron
Hadi, M.H.I. Juga sebagai bahan edukasi untuk teman-teman sekalian dan
khususnya untuk pemakalah sendiri sebagai refrensi tentang pertumbuhan dan
perkembangan dalam bernegara di Indonesia. Kami sangat bersyukur karena telah
menyelesaikan makalah ini tidak ada lain selain dengan kekompakan kelompok
Kami mohon maaf apabila di makalah ini terdapat banyak kesalahan dan
kekurangan karena kesempurnaan hanya milik Yang Maha Kuasa Alllah SWT,
dan kekurangan pasti milik kita sebagai manusia.
Kami menyadari di makalah ini masih banyak kekurangan dari segi refrensi,
penulisan maupun di hal yang lainnya. Oleh sebab itu kami sangat membutuhkan
sekali tangggapan, saran maupun kritik yang membangun dari teman-teman
sekalian sehingga kami dapat memperbaiki makalah dengan lebih sempurna lagi
kedepannya.

Mataram, 3 Maret 20224


BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Identitas nasional Indonesia terbentuk karena beberapa unsur. Suku bangsa


Indonesia yang beragam dan sudah ada sejak lama, terdapat ratusan suku bangsa
yang ada di Indonesia. Karena suku bangsa yang banyak, tentunya budaya di
Indonesia juga majemuk. Budaya yang majemuk ini menjadi salah satu unsur
terbentuknya identitas nasional. Budaya yang beragam ini merupakan identitas
dari nenek moyang terdahulu. Bahasa juga menjadi salah satu unsur penting
dalam pembentukan identitas nasional. Keberagaman suku dan budaya menjadi
salah satu faktor mengapa Indonesia memiliki keberagaman bahasa. Lalu,
bagaimana caranya bangsa Indonesia bersatu walaupun menggunakan bahasa
daerah yang beragam?. Hal ini karena bahasa Indonesia ditetapkan menjadi
bahasa nasional. Sehingga masyarakat Indonesia tetap bisa hidup harmonis dan
bersatu dengan bahasa Indonesia. Selain suku, budaya dan bahasa, agama yang
beragam menjadi salah satu unsur terbentuknya identitas nasional Indonesia.
Terdapat lima agama resmi yang ada di Indonesia, Islam, Katolik, Protestan,
Budha dan Hindu. Namun sejak pemerintahan Presiden Abdurrahman Wahid,
istilah agama resmi ini dihilangkan. Masyarakat Indonesia yang religius ini
tercermin dari Pancasila sila pertama, Ketuhanan Yang Maha Esa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa yang di maksud dengan Identitas Nasional


2. Apa fungsi identitas nasional
3. Bagaimana kraakteristik identitas nasional
BAB II

PEMBAHASAN

A. DEFINISI IDENTITAS NASIONAL

Identitas nasional adalah kepribadian nasional atau jati diri nasional yang
dimiliki suatu bangsa yang membedakan bangsa satu dengan bangsa yang lainnya.
Berdasarkan hal itu, setiap bangsa yang ada saat ini mempunyai identitasnya
masing-masing sesuai dengan keunikan sifat dan karakter dari suatu bangsa. Hal
ini tergantung dari bagaimana suatu bangsa terbentuk secara historis. Identitas
nasional yang dimiliki oleh suatu bangsa tidak bisa dipisahkan dengan jati diri
suatu bangsa.

1. Identitas Nasional

Tilaar (2007) menyatakan identitas nasional berkaitan dengan pengertian bangsa.


Menurutnya, bangsa adalah suatu keseluruhan alamiah dari seseorang karena
daripadanyalah seorang individu memperoleh realitasnya. Artinya, seseorang
tidak akan mempunyai arti bila terlepas dari masyarakatnya. Dengan kata lain,
seseorang akan mempunyai arti bila ada dalam masyarakat. Dalam konteks
hubungan antar bangsa, seseorang dapat dibedakan karena nasionalitasnya sebab
bangsa menjadi penciri yang membedakan bangsa yang satu dengan bangsa
lainnya1.

Konsep identitas nasional dalam arrti jati diri bangsa Indonesia adalah nilai-nilai
yang merupakan hasil buah fikiran dan gagasan bangsa Indonesia tentang
kehidupan yang di anggap baik yang memberikan watak, corak dan ciri
masyarakat Indonesia. Ada sejumlah ciri yang menjadi corak dan watak bangsa
Indonesia yakni sifat religious, sikap menghormati bangsa dan manusia lain,
persatuan gotong royong dan musyawarah, serta ide tentang keadilan sosial. Nilai
dasar itu di rumuskan sebagai dasar nilai-nilai Pancasila sehingga pancasila
dikatakan sebagai jati diri bangsa sekaligus identitas nasional

2. Alasan Mengapa Diperlukan Identitas Nasional

Setelah kita menelusuri konsep identitas nasional, tentu menyimpan sejumlah


pertanyaan, misalnya terkait dengan Pancasila yang disebut dasar falsafah negara,
way of life, kepribadian bangsa dan juga sebagai identitas atau jati diri bangsa.
Pertanyaan yang diajukan bukanlah terhadap hakikat dan kebenaran dari Pancasila
1
Paristiyanti Nurwardani, Pendidikan Kewarganegaraan, (Jakarta: Direktorat Jendral
Pembelajaaraan dan Kemahasiswaan Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi , 2016), hal. 26
melainkan sejauh mana Pancasila tersebut telah dipahami, dihayati, dan diamalkan
oleh seluruh rakyat Indonesia sehingga manusia Indonesia yang berkepribadian
Pancasila tersebut memiliki pembeda bila dibandingkan dengan bangsa lain.
Pembeda yang dimaksud adalah kekhasan positif, yakni ciri bangsa yang beradab,
unggul, dan terpuji, bukanlah sebaliknya yakni kekhasan yang negatif, bangsa
yang tidak beradab, bangsa yang miskin, terbelakang, dan tidak terpuji2.

B. KARAKTERISTIK IDENTITAS NASIONAL

Identitas secaraa harfiah memiliki arti, ciri, tanda, atau jati diri yang melekat.
Sedangkan kata nasional mengacu kepada konsep kebangsaan sebuah Negara.
Sehingga,identitas nasional dapat di artikan sebagai jati diri yang melekat pada
suatu bangsa.

2
Ibid., hlm. 33

Anda mungkin juga menyukai