Rafa Maulana Zhafir 116. Sistem Ekonomi Islam
Rafa Maulana Zhafir 116. Sistem Ekonomi Islam
Pendapat Qardhawi
tentang zakat saham
dapat dikategorikan
sebagai ijtihad insya'i
karena ia mengambil
kesimpulan baru yang
berbeda dengan pendapat
ulama sebelumnya.
Qardhawi menggunakan
pendekatan fiqih yang
mirip dengan imam-
imam madzhab
terdahulu, yaitu
berdasarkan Al-Qur'an
dan As-Sunnah untuk
menetapkan hukum
syariah.
3. Implementasi Sistem Ekonomi Islam Esa Cahaya Purnomo, Jurnal ini membahas
Terhadap Devi Virgiana implementasi Sistem
Pertumbuhan Ekonomi Umat Hermansyah, Ekonomi Islam terhadap
Insania Putri Amanda, pertumbuhan ekonomi
Mutiara Madina Nur umat dengan fokus pada
Aina, Yayat teori Syariah Makassid,
Suharyat, Student filantropi, dan pentingnya
Scientific Creativity pengaturan negara.
Journal (SSCJ) Penelitian menggunakan
Vol.1, No.3 Mei 2023 metode pendekatan
deskriptif kualitatif
dengan pendekatan
teologis dan sistem
ekonomi Islam. Selain
itu, pentingnya
pengembangan Sistem
Ekonomi Islam di
Indonesia, sejarah
ekonomi Islam di
Indonesia, serta
hambatan dalam
implementasinya juga
menjadi sorotan. Sistem
zakat dalam Islam,
pertumbuhan ekonomi
sebagai kewajiban sosial,
dan pemahaman yang
benar tentang ekonomi
dan keuangan Islam juga
dibahas. Implementasi
Sistem Ekonomi Islam
memerlukan kerjasama
semua pihak, kontribusi
keuangan Islam,
pemberdayaan ekonomi,
etika bisnis, serta peran
generasi muda dalam era
digital. Sarjana dan
praktisi ekonomi Islam
perlu aktif dalam
menerapkan prinsip-
prinsip ekonomi Islam
dalam praktik bisnis,
sambil meningkatkan
penelitian dan kesadaran
masyarakat tentang
sistem ekonomi Islam
untuk pertumbuhan
ekonomi yang adil dan
berkelanjutan. Selain itu,
pentingnya peran negara
dalam pengaturan
ekonomi Islam juga
dibahas, di mana negara
dianggap sangat penting
bagi pelaksanaan sistem
ekonomi Islam. Islam
dilihat sebagai agama
yang menjunjung tinggi
kebenaran dan memiliki
peran penting dalam
menentukan
kelangsungan hidup
manusia melalui ekonomi
Islam.
4. Ekonomi Publik Dalam Perspektif Ahda Segati, Jurnal Jurnal ini membahas
Ekonomi Islam Khazanah Ulum tentang ekonomi publik
Ekonomi Syariah dalam perspektif
(JKUES), Tahun 2021 ekonomi Islam adalah
bahwa sistem ekonomi
publik Islam menjamin
kebutuhan negara dan
masyarakat, dengan
sumber pendapatan dan
pengeluaran yang
berlandaskan pada
prinsip syariah Islam.
Dalam ekonomi Islam,
sumber pendapatan
negara meliputi berbagai
macam, seperti
Ghanimah, Fa’i, Jizyah,
Kharaj, Wakaf, Nawaib,
Zakat, Infak, Sedekah,
dan 'Usr, sedangkan
pengeluaran negara dapat
digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan,
pertahanan, administrasi,
pendidikan, keamanan
sosial, serta sarana dan
prasarana. Sistem
ekonomi publik Islam
bertujuan untuk
menciptakan keadilan,
kesejahteraan, dan
keberlanjutan bagi
masyarakat dan negara,
dengan prinsip-prinsip
yang bersumber dari Al-
Quran dan Sunnah
Rasulullah. Selain itu,
ekonomi publik Islam
juga menekankan
pentingnya nilai-nilai
seperti keadilan,
persamaan, persaudaraan,
dan kebebasan dalam
setiap aspek kehidupan
masyarakat. Dengan
demikian, ekonomi
publik dalam perspektif
ekonomi Islam berusaha
untuk menciptakan
sistem ekonomi yang
adil, berkelanjutan, dan
berlandaskan pada nilai-
nilai Islam dalam
memenuhi kebutuhan
masyarakat dan negara
secara menyeluruh.
5. Konsep Kepemilikan Dan Distribusi Muhammad Kambali, Konsep kepemilikan
Pendapatan Dalam Sistem Ekonomi Islam Jurnal Pemikiran dan dalam sistem ekonomi
Penelitian Ekonomi Islam mengakui hak
Islam, Volume 9 Issue milik individu,
2 Juli 2021 kepemilikan umum, dan
kepemilikan negara.
Islam tidak melarang
individu untuk
memperoleh harta
kekayaan, namun
mengatur mekanisme
pemerolehan harta
tersebut. Dalam Islam,
kepemilikan ganda
(multiownership)
diterapkan, di mana
individu, umum, dan
negara memiliki hak
kepemilikan.
1. Al Qur'an: Al Qur'an
merupakan sumber
hukum utama dalam
sistem ekonomi Islam. Al
Qur'an dianggap sebagai
sumber hukum yang
abadi dan asli yang
menjadi pedoman umat
Islam dalam
bermuamalah. Al Qur'an
menjadi sumber pokok
bagi semua hukum dalam
sistem ekonomi Islam.
6. Fatwa-Fatwa Ulama:
Fatwa-fatwa ulama yang
terkait dengan kebijakan-
kebijakan Islam dalam
mengatur perekonomian
umatnya juga menjadi
sumber hukum dalam
sistem ekonomi Islam.
Pertama, kewirausahaan
diakui sebagai faktor
penting dalam
menciptakan lapangan
kerja. Dengan
mengembangkan dan
memperluas bisnis
mereka, para
wirausahawan dapat
menciptakan peluang
kerja bagi masyarakat.
Hal ini berpotensi
mengurangi tingkat
pengangguran dan
meningkatkan
kesejahteraan ekonomi
masyarakat.
Selanjutnya,
kewirausahaan juga
memiliki peran dalam
meningkatkan PDB suatu
negara. Melalui inovasi,
investasi, dan
pengembangan bisnis
baru, kewirausahaan
dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
Dengan menciptakan
nilai tambah dan
meningkatkan
produktivitas,
kewirausahaan dapat
membantu meningkatkan
PDB dan menggerakkan
pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan.
Kewirausahaan juga
diakui sebagai faktor
yang dapat membantu
mengentaskan
kemiskinan. Dengan
memberikan peluang dan
akses pada individu
untuk menjadi
pengusaha,
kewirausahaan dapat
membantu mengurangi
tingkat kemiskinan dalam
masyarakat. Penciptaan
lapangan kerja dan
peluang usaha yang lebih
baik dapat membantu
meningkatkan
kesejahteraan ekonomi
masyarakat yang
sebelumnya
terpinggirkan.
Pentingnya kualitas
kewirausahaan dalam
pembangunan ekonomi.
Kewirausahaan yang
produktif, inovatif, dan
mampu beradaptasi
dengan perubahan pasar
dianggap memiliki
kontribusi yang lebih
positif terhadap
pembangunan ekonomi.
Kualitas kewirausahaan
yang baik juga dapat
mendorong pertumbuhan
bisnis dan inovasi yang
berkelanjutan.
Pentingnya ekosistem
kewirausahaan dalam
mendukung pertumbuhan
kewirausahaan.
Ekosistem kewirausahaan
yang baik mencakup
faktor-faktor seperti
akses terhadap modal,
infrastruktur yang baik,
pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan yang
berkualitas, serta
dukungan pemerintah dan
lembaga keuangan.
Dengan menciptakan
lingkungan yang
mendukung pertumbuhan
bisnis dan inovasi,
ekosistem kewirausahaan
dapat membantu
mencapai tujuan
pembangunan ekonomi
yang lebih baik.
Prinsip Ilahiyah:
Aktivitas ekonomi Islam
didasarkan pada prinsip
ilahiyah, di mana
kepentingan individu dan
masyarakat sangat terkait
erat, menciptakan
ekonomi yang adil
dengan asas keselarasan
dan keseimbangan, bukan
persaingan.
Tujuh Prinsip :
Dijelaskan bahwa ada
tujuh prinsip yang
menyatukan ekonomi
Islam dan sosial
ekonomi, yang jika
diterapkan dengan
mempertimbangkan
konteks Indonesia, akan
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat.
Sektor Riil :
Pembangunan ekonomi
Islam di Indonesia tidak
hanya terfokus pada
lembaga keuangan tetapi
juga pada sektor riil,
dengan penerapan prinsip
syariah yang sesuai.
Maqashid Sharia :
Penekanan pada
maqashid sharia, yaitu
perlindungan keimanan,
jiwa, akal, keturunan, dan
kekayaan, sebagai dasar
untuk meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
10. Rekonstruksi Ideologi Pancasila Sebagai Jurnal Hukum Replik Ideologi Pancasila:
Sistem Ekonomi Dalam Perspektif Volume 7 No. 1, Maret Pancasila dianggap
Welfare State 2019 sebagai katalisator dalam
kehidupan bernegara,
khususnya ekonomi,
yang harusnya tercermin
dalam Pasal 33 UUD
1945 sebagai ideologi
sistem ekonomi
Indonesia1.
Sistem Ekonomi
Pancasila: Jurnal ini
menekankan pentingnya
mengembalikan
penerapan sistem
ekonomi Pancasila yang
unik dan sesuai dengan
budaya Indonesia,
sebagai alternatif dari
liberalisme dan
marxisme.
Welfare State: Konsep
negara kesejahteraan
(welfare state) dijelaskan
sebagai negara yang
berperan aktif dalam
mencapai kesejahteraan
rakyat melalui kebijakan
sosial dan ekonomi.
Pembangunan Ekonomi:
Pembahasan tentang
peran pembangunan
ekonomi dalam
meningkatkan
kesejahteraan, dengan
mengkritik sistem
kapitalis dan marxis serta
menyoroti pentingnya
sistem ekonomi yang
berorientasi pada
kesejahteraan bersama