Anda di halaman 1dari 13

RESUME JURNAL SISTEM EKONOMI ISLAM

Nama : Rafa Maulana Zhafir


NIM : 63020220116
Kelas : 4D Ekonomi Syariah

NO JUDUL ARTIKEL PENULIS/TAHUN RINGKASAN/URAIAN


TERBIT
1. “PROBLEMATIKA SISTEM EKONOMI Naelul Azmi, Jurnal Jurnal ini membahas
ISLAM DI INDONESIA” Hukum Islam Vol. 3, tentang solusi dalam
No. 1, Tahun 2020 menghadapi
problematika ekonomi
Islam di Indonesia
dengan fokus pada
korelasi institusi
pendidikan dalam
pengembangan
perbankan syariah. Solusi
yang dijelaskan dalam
jurnal tersebut adalah
melalui korelasi institusi
pendidikan dalam
pengembangan
perbankan syariah.
Dengan melibatkan
institusi pendidikan,
diharapkan perbankan
syariah dapat mengatasi
problematika ekonomi
Islam di Indonesia
dengan lebih efektif.
Selain itu, jurnal juga
menyoroti pentingnya
perhatian dari pemerintah
dan realisasi peran
ekonomi syariah dalam
menangani keterpurukan
ekonomi bangsa.
2. Zakat Saham Dalam Sistem Ekonomi Refky Fielnanda, Al- Jurnal tersebut membahas
Islam Tijary, Jurnal Ekonomi tentang kewajiban zakat
dan Bisnis Islam Vol. atas saham dalam Islam,
3, No. 1, Hal. 57- 67 serta dua pendapat yang
Tahun 2017 berbeda mengenai hal
tersebut. Pendapat
pertama membedakan
kewajiban zakat atas
saham berdasarkan jenis
perusahaan, di mana
perusahaan dagang atau
industri-perdagangan
wajib membayar zakat
atas sahamnya. Pendapat
kedua menganggap
saham sama dengan
barang dagang, sehingga
zakat dipungut atas nilai
saham dan keuntungan,
tanpa membedakan jenis
perusahaan.

Yusuf Qardhawi, sebagai


seorang ulama yang
menganjurkan moderasi
dan pentingnya ijtihad,
menetapkan bahwa
semua jenis saham wajib
dizakati, dengan
mengambil ijtihad insya'i,
yaitu menetapkan
pendapat baru yang
berbeda dengan ulama
sebelumnya. Qardhawi
memandang ijtihad
sebagai sarana untuk
membuat syariat Islam
menjadi subur dan
relevan dengan kondisi
zaman, dengan
memanfaatkan prinsip-
prinsip ajaran Islam.

Pendapat Qardhawi
tentang zakat saham
dapat dikategorikan
sebagai ijtihad insya'i
karena ia mengambil
kesimpulan baru yang
berbeda dengan pendapat
ulama sebelumnya.
Qardhawi menggunakan
pendekatan fiqih yang
mirip dengan imam-
imam madzhab
terdahulu, yaitu
berdasarkan Al-Qur'an
dan As-Sunnah untuk
menetapkan hukum
syariah.
3. Implementasi Sistem Ekonomi Islam Esa Cahaya Purnomo, Jurnal ini membahas
Terhadap Devi Virgiana implementasi Sistem
Pertumbuhan Ekonomi Umat Hermansyah, Ekonomi Islam terhadap
Insania Putri Amanda, pertumbuhan ekonomi
Mutiara Madina Nur umat dengan fokus pada
Aina, Yayat teori Syariah Makassid,
Suharyat, Student filantropi, dan pentingnya
Scientific Creativity pengaturan negara.
Journal (SSCJ) Penelitian menggunakan
Vol.1, No.3 Mei 2023 metode pendekatan
deskriptif kualitatif
dengan pendekatan
teologis dan sistem
ekonomi Islam. Selain
itu, pentingnya
pengembangan Sistem
Ekonomi Islam di
Indonesia, sejarah
ekonomi Islam di
Indonesia, serta
hambatan dalam
implementasinya juga
menjadi sorotan. Sistem
zakat dalam Islam,
pertumbuhan ekonomi
sebagai kewajiban sosial,
dan pemahaman yang
benar tentang ekonomi
dan keuangan Islam juga
dibahas. Implementasi
Sistem Ekonomi Islam
memerlukan kerjasama
semua pihak, kontribusi
keuangan Islam,
pemberdayaan ekonomi,
etika bisnis, serta peran
generasi muda dalam era
digital. Sarjana dan
praktisi ekonomi Islam
perlu aktif dalam
menerapkan prinsip-
prinsip ekonomi Islam
dalam praktik bisnis,
sambil meningkatkan
penelitian dan kesadaran
masyarakat tentang
sistem ekonomi Islam
untuk pertumbuhan
ekonomi yang adil dan
berkelanjutan. Selain itu,
pentingnya peran negara
dalam pengaturan
ekonomi Islam juga
dibahas, di mana negara
dianggap sangat penting
bagi pelaksanaan sistem
ekonomi Islam. Islam
dilihat sebagai agama
yang menjunjung tinggi
kebenaran dan memiliki
peran penting dalam
menentukan
kelangsungan hidup
manusia melalui ekonomi
Islam.
4. Ekonomi Publik Dalam Perspektif Ahda Segati, Jurnal Jurnal ini membahas
Ekonomi Islam Khazanah Ulum tentang ekonomi publik
Ekonomi Syariah dalam perspektif
(JKUES), Tahun 2021 ekonomi Islam adalah
bahwa sistem ekonomi
publik Islam menjamin
kebutuhan negara dan
masyarakat, dengan
sumber pendapatan dan
pengeluaran yang
berlandaskan pada
prinsip syariah Islam.
Dalam ekonomi Islam,
sumber pendapatan
negara meliputi berbagai
macam, seperti
Ghanimah, Fa’i, Jizyah,
Kharaj, Wakaf, Nawaib,
Zakat, Infak, Sedekah,
dan 'Usr, sedangkan
pengeluaran negara dapat
digunakan untuk
pemenuhan kebutuhan,
pertahanan, administrasi,
pendidikan, keamanan
sosial, serta sarana dan
prasarana. Sistem
ekonomi publik Islam
bertujuan untuk
menciptakan keadilan,
kesejahteraan, dan
keberlanjutan bagi
masyarakat dan negara,
dengan prinsip-prinsip
yang bersumber dari Al-
Quran dan Sunnah
Rasulullah. Selain itu,
ekonomi publik Islam
juga menekankan
pentingnya nilai-nilai
seperti keadilan,
persamaan, persaudaraan,
dan kebebasan dalam
setiap aspek kehidupan
masyarakat. Dengan
demikian, ekonomi
publik dalam perspektif
ekonomi Islam berusaha
untuk menciptakan
sistem ekonomi yang
adil, berkelanjutan, dan
berlandaskan pada nilai-
nilai Islam dalam
memenuhi kebutuhan
masyarakat dan negara
secara menyeluruh.
5. Konsep Kepemilikan Dan Distribusi Muhammad Kambali, Konsep kepemilikan
Pendapatan Dalam Sistem Ekonomi Islam Jurnal Pemikiran dan dalam sistem ekonomi
Penelitian Ekonomi Islam mengakui hak
Islam, Volume 9 Issue milik individu,
2 Juli 2021 kepemilikan umum, dan
kepemilikan negara.
Islam tidak melarang
individu untuk
memperoleh harta
kekayaan, namun
mengatur mekanisme
pemerolehan harta
tersebut. Dalam Islam,
kepemilikan ganda
(multiownership)
diterapkan, di mana
individu, umum, dan
negara memiliki hak
kepemilikan.

Sementara itu, konsep


distribusi pendapatan
dalam ekonomi Islam
menekankan pada
keseimbangan harta
dalam masyarakat dan
larangan penimbunan
harta. Distribusi
pendapatan yang adil
harus memperhatikan dua
hal utama, yaitu
keseimbangan ekonomi
dalam masyarakat dan
larangan penimbunan
harta. Islam mewajibkan
distribusi pendapatan dan
kekayaan secara merata
pada masyarakat untuk
mencegah
ketidakmerataan yang
dapat merusak hubungan
antar manusia.

Dengan demikian, dalam


sistem ekonomi Islam,
kepemilikan dan
distribusi pendapatan
diatur dengan prinsip
keadilan dan
keseimbangan untuk
mencapai tujuan ekonomi
yang sesuai dengan nilai-
nilai syariah.
6. Sumber Hukum Dalam Sistem Ekonomi Hurriah Ali Hasan, Dari jurnal ini, sumber-
Islam Jurnal Kajian Islam sumber hukum dalam
Kontemporer sistem ekonomi Islam
Volume 12 , No. 2, dapat dijelaskan secara
Desember 2021 terinci sebagai berikut:

1. Al Qur'an: Al Qur'an
merupakan sumber
hukum utama dalam
sistem ekonomi Islam. Al
Qur'an dianggap sebagai
sumber hukum yang
abadi dan asli yang
menjadi pedoman umat
Islam dalam
bermuamalah. Al Qur'an
menjadi sumber pokok
bagi semua hukum dalam
sistem ekonomi Islam.

2. Hadis dan Sunah:


Selain Al Qur'an, hadis
dan sunah juga menjadi
sumber hukum dalam
sistem ekonomi Islam.
Hadis dan sunah berperan
sebagai metode
pengambilan hukum yang
telah disepakati oleh
seluruh ulama.

3. Ijma: Ijma adalah


kesepakatan para ulama
dalam menetapkan suatu
hukum atau pendapat.
Ijma menjadi salah satu
sumber hukum dalam
sistem ekonomi Islam.

4. Ijtihad: Ijtihad adalah


usaha untuk memecahkan
suatu masalah hukum
yang belum terdapat
jawabannya dalam Al
Qur'an, hadis, atau ijma.
Ijtihad menjadi sumber
hukum dalam sistem
ekonomi Islam.

5. Qiyas: Qiyas adalah


analogi atau
perbandingan antara dua
perkara yang memiliki
kesamaan. Qiyas menjadi
sumber hukum dalam
sistem ekonomi Islam.

6. Fatwa-Fatwa Ulama:
Fatwa-fatwa ulama yang
terkait dengan kebijakan-
kebijakan Islam dalam
mengatur perekonomian
umatnya juga menjadi
sumber hukum dalam
sistem ekonomi Islam.

Dalam sistem ekonomi


Islam, sumber-sumber
hukum yang dijadikan
acuan dalam mengatur
perekonomian umatnya
adalah Al Qur'an, hadis
dan sunah, ijma, ijtihad,
Qiyas, dan fatwa-fatwa
ulama. Semua sumber
hukum tersebut saling
berkaitan dan digunakan
untuk menetapkan
kebijakan-kebijakan
dalam sistem ekonomi
Islam.
7. Peran Kewirausahaan dalam Ahmad Fajri, Jurnal Dalam jurnal di atas,
Pembangunan Ekonomi Ekonomi dan Bisnis peran kewirausahaan
Islam, Vol.7 No.2 dalam pembangunan
(2021) Hal.104-112 ekonomi adalah
signifikan.
Kewirausahaan memiliki
kontribusi dalam
beberapa aspek
pembangunan ekonomi,
seperti menciptakan
lapangan kerja,
meningkatkan PDB,
mengentaskan
kemiskinan, dan
meningkatkan
kesejahteraan masyarakat
secara keseluruhan.

Pertama, kewirausahaan
diakui sebagai faktor
penting dalam
menciptakan lapangan
kerja. Dengan
mengembangkan dan
memperluas bisnis
mereka, para
wirausahawan dapat
menciptakan peluang
kerja bagi masyarakat.
Hal ini berpotensi
mengurangi tingkat
pengangguran dan
meningkatkan
kesejahteraan ekonomi
masyarakat.

Selanjutnya,
kewirausahaan juga
memiliki peran dalam
meningkatkan PDB suatu
negara. Melalui inovasi,
investasi, dan
pengembangan bisnis
baru, kewirausahaan
dapat mendorong
pertumbuhan ekonomi
yang berkelanjutan.
Dengan menciptakan
nilai tambah dan
meningkatkan
produktivitas,
kewirausahaan dapat
membantu meningkatkan
PDB dan menggerakkan
pertumbuhan ekonomi
secara keseluruhan.

Kewirausahaan juga
diakui sebagai faktor
yang dapat membantu
mengentaskan
kemiskinan. Dengan
memberikan peluang dan
akses pada individu
untuk menjadi
pengusaha,
kewirausahaan dapat
membantu mengurangi
tingkat kemiskinan dalam
masyarakat. Penciptaan
lapangan kerja dan
peluang usaha yang lebih
baik dapat membantu
meningkatkan
kesejahteraan ekonomi
masyarakat yang
sebelumnya
terpinggirkan.

Pentingnya kualitas
kewirausahaan dalam
pembangunan ekonomi.
Kewirausahaan yang
produktif, inovatif, dan
mampu beradaptasi
dengan perubahan pasar
dianggap memiliki
kontribusi yang lebih
positif terhadap
pembangunan ekonomi.
Kualitas kewirausahaan
yang baik juga dapat
mendorong pertumbuhan
bisnis dan inovasi yang
berkelanjutan.

Pentingnya ekosistem
kewirausahaan dalam
mendukung pertumbuhan
kewirausahaan.
Ekosistem kewirausahaan
yang baik mencakup
faktor-faktor seperti
akses terhadap modal,
infrastruktur yang baik,
pendidikan dan pelatihan
kewirausahaan yang
berkualitas, serta
dukungan pemerintah dan
lembaga keuangan.
Dengan menciptakan
lingkungan yang
mendukung pertumbuhan
bisnis dan inovasi,
ekosistem kewirausahaan
dapat membantu
mencapai tujuan
pembangunan ekonomi
yang lebih baik.

Dari jurnal di atas, dapat


disimpulkan bahwa peran
kewirausahaan dalam
pembangunan ekonomi
sangat penting.
Kewirausahaan
berkontribusi dalam
menciptakan lapangan
kerja, meningkatkan
PDB, mengentaskan
kemiskinan, dan
mempengaruhi kualitas
pembangunan ekonomi
secara keseluruhan.
Penting untuk
memperhatikan dan
meningkatkan kualitas
kewirausahaan serta
memperkuat ekosistem
kewirausahaan guna
mencapai pembangunan
ekonomi yang
berkelanjutan dan
inklusif.
8. Prinsip Ekonomi Islam Di Indonesia Jurnal Pemikiran Prinsip-prinsip Ekonomi
Dalam Pergulatan Ekonomi Milenial Syariah dan Hukum, Islam di Indonesia
Vol 4 No 2 (2020): sebagaimana dijelaskan
Oktober dalam jurnal:

Prinsip Ilahiyah:
Aktivitas ekonomi Islam
didasarkan pada prinsip
ilahiyah, di mana
kepentingan individu dan
masyarakat sangat terkait
erat, menciptakan
ekonomi yang adil
dengan asas keselarasan
dan keseimbangan, bukan
persaingan.

Kepatuhan pada Ajaran


Islam: Semua aktivitas,
termasuk ekonomi, harus
selalu bersandar kepada
Tuhan. Dalam Islam,
tidak ada pemisahan
antara dunia dan akhirat,
sehingga pencarian rizki
harus halal dan baik.

Prinsip Dasar Ekonomi


Islam: Al-Qur’an dan
Sunnah menjadi sumber
aplikasi prinsip ekonomi
Islam. Sumber daya
dianggap sebagai
pemberian atau titipan
dari Allah SWT kepada
manusia.

Kepemilikan Pribadi dan


Kerjasama: Islam
mengakui pemilikan
pribadi dalam batas
tertentu dan mendorong
kerjasama sebagai
kekuatan penggerak
utama ekonomi. Ekonomi
Islam menolak monopoli
kekayaan oleh segelintir
orang dan mewajibkan
pembayaran zakat serta
melarang riba dalam
segala bentuk.
9. Transformasi Ekonomi Islam dalam Al-Mustashfa: Jurnal Sinergi Prinsip: Jurnal ini
Sistem Ekonomi Kerakyatan Penelitian Hukum membahas tentang
Ekonomi Islam sinergi antara ekonomi
Vol. 6, No. 1, Juni Islam dan ekonomi
2021 kerakyatan, yang
keduanya memiliki
tujuan kesejahteraan
masyarakat

Tujuh Prinsip :
Dijelaskan bahwa ada
tujuh prinsip yang
menyatukan ekonomi
Islam dan sosial
ekonomi, yang jika
diterapkan dengan
mempertimbangkan
konteks Indonesia, akan
mewujudkan
kesejahteraan
masyarakat.

Sektor Riil :
Pembangunan ekonomi
Islam di Indonesia tidak
hanya terfokus pada
lembaga keuangan tetapi
juga pada sektor riil,
dengan penerapan prinsip
syariah yang sesuai.

Maqashid Sharia :
Penekanan pada
maqashid sharia, yaitu
perlindungan keimanan,
jiwa, akal, keturunan, dan
kekayaan, sebagai dasar
untuk meningkatkan
kesejahteraan
masyarakat.
10. Rekonstruksi Ideologi Pancasila Sebagai Jurnal Hukum Replik Ideologi Pancasila:
Sistem Ekonomi Dalam Perspektif Volume 7 No. 1, Maret Pancasila dianggap
Welfare State 2019 sebagai katalisator dalam
kehidupan bernegara,
khususnya ekonomi,
yang harusnya tercermin
dalam Pasal 33 UUD
1945 sebagai ideologi
sistem ekonomi
Indonesia1.

Sistem Ekonomi
Pancasila: Jurnal ini
menekankan pentingnya
mengembalikan
penerapan sistem
ekonomi Pancasila yang
unik dan sesuai dengan
budaya Indonesia,
sebagai alternatif dari
liberalisme dan
marxisme.
Welfare State: Konsep
negara kesejahteraan
(welfare state) dijelaskan
sebagai negara yang
berperan aktif dalam
mencapai kesejahteraan
rakyat melalui kebijakan
sosial dan ekonomi.

Pembangunan Ekonomi:
Pembahasan tentang
peran pembangunan
ekonomi dalam
meningkatkan
kesejahteraan, dengan
mengkritik sistem
kapitalis dan marxis serta
menyoroti pentingnya
sistem ekonomi yang
berorientasi pada
kesejahteraan bersama

Anda mungkin juga menyukai