Anda di halaman 1dari 18

239

ISLAM DAN LEMBAGA KEUANGAN SYARIAH

Rizki Dian Mensari


Universitas Islam Negeri (UIN) Imam Bonjol Padang, Sumatera Barat
Email : rizkidianmensari@gmail.com

Ahmad Dzikra
Universitas Negeri Padang, Sumatera Barat
Email: ahmaddzikra07@gmail.com

Abstract : Shariah Financia Institusi. Economic system of Islam is inseparable from banks and financial
institutions. The financial institution is an identity in the economic system and is an instrument that
applies the rules in the economic system itself. Though banking kovensional has become a major
part in the running of the wheel of the economy but there are still many among the scholars stated
that interest earned from banking activities not in accordance with Islamic teachings. In line with
that of the last emerging financial institutions in the economic concept known as the Islamic banking
Shariah, but in fact the users of banking services, as well as many of the Shari'a to non-Muslims.
The financial institution is the main part of the financial system in a modern economy that serves the
community of financial services users. With the help of financial institutions the businessmen can do
a large amount of financial transactions that are not possible in cash.
Keywords : Economic System Financial Institutions Shariah Institution

Abstrak : Lembaga Keuangan Syariah. Sistem ekonomi Islam tidak terlepas dari Bank dan lembaga keuangan.
Lembaga keuangan merupakan suatu identitas di dalam system ekonomi dan merupakan instrumen
yang menerapkan aturan-aturan dalam system ekonomi itu sendiri. Sekalipun perbankan kovensional
telah menjadi bagian utama dalam menjalankan roda ekonomi namun masih banyak kalangan ulama
menyatakan bahwa bunga yang diperoleh dari aktivitas perbankan tidak sesuai dengan ajaran islam.
Sejalan dengan itu terakhir muncul lembaga keuangan dalam konsep ekonomi Islam yang dikenal
dengan perbankan syari’ah, namun faktanya pemakai jasanya perbankan syari’ah juga banyak dari
kalangan non-islam. Lembaga keuangan merupakan bagian utama dari sistem keuangan dalam
ekonomi modern yang melayani masyarakat pemakai jasa-jasa keuangan. Dengan bantuan lembaga
keuangan para pelaku usaha dapat melakukan transaksi keuangan dalam jumlah besar yang tidak
mungkin dilakukan secara tunai.
Keyword : Islam, Lembaga Keuangan, Lembaga Syariah, Sistem Ekonomi

A. PENDAHULUAN ekonomi umat manusia dalam jangka


panjang dan juga dalam rangka
Dalam pandangan Islam, kegiatan
memaksimalkan tingkat kesejahteraan
ekonomi yang sesuai dan dianjurkan
umat manusia. Sistem keuangan Islam
adalah melalui kegiatan bisnis dan juga
merupakan bagian dari system ekonomi
investasi. Beberapa perintah dalam dua
yang mengemban amanat yang sama
hal tersebut telah disampaikan didalam
dengan apa yang diharapkan terwujud
Al-Qur’an dan juga Sunah Rasulullah
dalam konsep sistem ekonomi Islam.
SAW. Dari dua pegangan hidup umat
manusia tersebut dapat dilihat bahwa Sistem ekonomi Islam tidak
system ekonomi yang dikembangkan terlepas dari Bank dan lembaga
oleh Islam memiliki tujuan untuk keuangan. Lembaga keuangan
mewujudkan tingkat pertumbuhan merupakan suatu identitas di dalam

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 240
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

system ekonomi dan merupakan tidak bisa memenuhi kebutuhan


instrumen yang menerapkan aturan- manusia lagi maka pada saat itulah
aturan dalam system ekonomi itu diperlukan suatu alat tukar yang
sendiri. Kegiatan lembaga keuangan itu dapat diterima semua pihak.
sendiri tidak lepas dari bidang Pertama kali uang dikenal dalam
keuangan. Oleh karena itu uang dan peradapan Sumaria dan Babylonia.1
lembaga keuangan merupakan dua hal
Dalam perkembangannya
yang tidak dapat dipisahkan. Peranan
secara garis besar uang
uang sangat penting dan lembaga
dikategorikan menjadi :2
keuangan diperlukan untuk
a. Uang barang (commodity
mengoperasionalkan fungs-fungsi yang
money) yaitu alat tukar yang
melekat pada uang.
memiliki nilai komoditas atau
B. PEMBAHASAN bisa diperjualbelikan apabila
1. Pengertian Uang barang tersebut digunakan
bukan sebagai uang.
Dilihat dari sejarahnya, pada
b. Uang tanda/ kertas (token
peradapan awal, manusia
money)
memenuhi kebutuhan secara
c. Uang giral (deposit money)
mandiri yakni dengan cara berburu
yaitu uang yang dikeluarkan
dan atau memakan berbagai buah-
oleh bank-bank komersil
buahan, disebabkan jenis
melalui pengeluaran cek dan
kebutuhannya yang masih
alat pembayaran giro lainnya.
sederhana. Ketika jumlah manusia
semakin bertambah, peradapan Dalam system perekonomian
semakin maju, kegiatan dan mana pun, fungsi utama uang
interaksi antar manusia pun adalah sebagai alat tukar (medium
meningkat tajam, sehingga jumlah of exchange). Dalam system
dan jenis kebutuhan manusia juga kapitalis uang tidak hanya
semakin beragam, pada saat itulah diperlakukan sebagai alat tukar
system barter dilakukan untuk yang sah, namun juga sebagai
memenuhi kebutuhan manusia. komoditas, dalam arti dapat
1
Namun pada saat yang Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan
Ekslusif: Ekonomi Islam, (Jakarta: Kencana Prenada
bersamaan system barter tersebut Media Group, 2007) h. 240
2
Ibid, h. 240

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 241
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

diperjualbelikan dan bahkan bisa kebutuhan manusia dapat


disewakan (leasing). Secara luas terpenuhi.5 Uang dalam Islam
uang adalah sesuatu yang dapat berasal dari bahasa Arab yang
diterima secara umum sebagai alat disebut dengan Maal yang asal
pembayaran dalam suatu atau katanya berarti condong, yang
sebagai alat pembayaran utang atau berarti menyondongkan mereka ke
sebagai alat untuk melakukan arah yang menarik, dimana uang
pembelian barang dan jasa. Uang sendiri memiliki daya penarik yang
merupakan alat yang digunakan terbuat dari logam misalnya,
dalam melakukan pertukaran baik tembaga, emas dan perak.
barang maupun jasa dalam suatu
Dalam Kamus Besar Bahasa
wilayah tertentu saja.3 Seperti yang
Indonesia, uang adalah alat penukar
dikutip oleh Ahmad Mujahidin,
atau standar pengukur nilai yang
menurut Imam al-Ghazali dan Ibn
dikeluarkan pemerintah suatu
Khaldun, uang adalah apa yang
negara berupa kertas, emas, perak
digunakan manusia sebagai standar
atau logam lain. Dalam fiqh Islam
ukuran nilai harga, media transaksi
sendiri uang merupakan alat tukar
pertukaran dan media simpanan.
atau transaksi dan pengukur nilai
Sementara menurut Ibnu Taimiyah
barang dan jasa untuk
uang dalam Islam hanya sebagai
memperlancar transaksi
alat tukar dan alat ukur nilai.4
perekonomian. Uang sendiri
Dalam Islam, apa pun yang memiliki peranan yang penting
berfungsi sebagai uang maka dalam system ekonomi.
fungsinya hanyalah sebagai
Jenis Uang yang dilihat dari
medium of exchange. Ia tidak
berbagai sisi antara lain:6
diperlukan untuk dikonsumsi, ia
tidak diperlukan untuk dirinya a. Berdasarkan bahan
sendiri melainkan diperlukan untuk
membeli barang yang lain sehingga
5
Nurul Huda dan Mohammad Heykal,
3
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Lainnya, (Jakarta:Rajawali Press,2012), h.13 Praktis, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
4
Ahmad Mujahidin, Ekonomi Islam : Sejarah, 2010), h.13.
6
Konsep, Instrumen, Negara dan Pasar, Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan
(Jakarta:Rajawali Press, 2013), h.61 Lainnya, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h.18

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 242
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

Dilihat dari bahan untuk c. Berdasarkan lembaga


membuat uang maka uang Berdasarkan lembaga
dibedakan menjadi Uang maksudnya adalah badan atau
Logam, merupakan uang dalam lembaga yang menerbitkan
bentuk koin yang terbuat dari atau mengeluarkan uang. Jenis
logam baik dari perunggu, uang yang diterbitkan
emas, perak, bronze. Dan Uang berdasarkan lembaga terdiri
kertas, merupakan uang yang dari :
bahannya terbuat dari kertas
1) Uang kartal, merupakan
yang berkualitas tinggi.
uang yang diterbitkan oleh
b. Berdasarkan nilai Bank Sentral baik uang
Jenis uang ini dilihat dari logam maupun uang kertas
nilai yang terkandung pada 2) Uang Giral, merupakan
uang tersebut, apakah nilai uang yang diterbitkan oleh
intrinsiknya (bahan uang) atau Bank Umum seperti Cek,
nilai nominalnya (nilai yang Bilyet Giro, Traveller
tertera dalam uang tersebut). Cheque dan Credit Card.

Uang dapat terbagi menjadi : d. Berdasarkan Kawasan

1) Bernilai penuh (full bodied Uang jenis ini dilihat dari

money), merupakan uang daerah atau wilayah berlakunya

yang nilai intrinsiknya sama suatu uang. Artinya bisa saja

dengan nilai nominalnya, suatu jenis mata uang hanya

sebagai contoh uang logam, berlaku dalam satu wilayah

dimana nilai bahan untuk tertentu dan tidak berlaku di

membuat uang tersebut daerah lainnya. Jenis uang ini

sama dengan nominsl yang antara lain :

tertulis di uang. 1) Uang lokal, merupakan

2) Tidak bernilai penuh uang yang berlaku di suatu

(representative full bodied Negara tertentu, seperti

money), merupakan uang Rupiah d Indonesia atau

yang nilai intrinsiknya lebih Ringgit di Malaysia.

kecil dari nilai nominalnya.

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 243
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

2) Uang regional, merupakan Secara umum fungsi uang


uang yang berlaku di adalah:8
kawasan tertentu yang
1) Sebagai alat tukar-menukar.
lebih luas dari uang local
Uang digunakan sebagai
seperti untuk kawasan
alat untuk membeli atau
benua Eropa berlaku mata
menjual barang maupun
uang tunggal Eropa yaitu
jasa.
EURO.
2) Satuan hitung. Fungsi uang
3) Uang internasional,
sebagai satuan hitung
merupakan uang yang
menunjukkan nilai dari
berlaku antar Negara
barang dan jasa yang dijual
seperti US Dollar dan
atau dibeli. Untuk
menjadi standar
mempermudah keseragaman
pembayaran internasional.
dalam satuan hitung.
Dalam system
perekonomian, fungsi utama 3) Penimbun kekayaan.
uang adalah sebagai alat tukar Dengan menyimpan uang
(Medium of Excange), dan artinya telah menimbun atau
dalam konsep uang dalam menyimpan sejumlah
Islam, dari fungsi utama ini kekayaan atau uang yang
kemudian diturunkan fungsi- diisimpan karena nilai
fungsi lannya seperti7 : Alat tersebut tidak akan berubah.
tukar (Medium of Exchange), Dapat berupa uang tunai
Pembakuan Nilai (Standard of ataupun dalam bentuk
Value), Penyimpan Kekayaan rekening.
(Store of Value), Satuan
4) Standar pencicilan uang.
penghitungan (Unit of
Uang akan mempermudah
Account), dan Pembakuan
menentukan standar
pembayaran tangguh (Standard
pencicilan utang piutang
of deffered payment).
secara tepat dan cepat, baik

8
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan
7
Ibid, h.12 Lainnya, (Jakarta: Rajawali Press, 2012), h.17

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 244
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

secara tunai maupun Menurut Hudiyanto seperti yang


angsuran. dikutip oleh Veitzal Rivai dan Andi
Dari beberapa fungsi uang Buchari bahwa sistem ekonomi suatu
dapat diambil kesimpulan negara didasarkan atas seberapa jauh
bahwa uang memiliki fungsi institusi kepemilikan, insentif dan
dan berbagai manfaat penting pembuat keputusan mendasari semua
bagi penggunanya dalam aktivitas ekonomi.10 Sistem ekonomi
kehidupan dan kegiatan di islam merupakan suatu bagian dalam
dalam masyarakat luas. Dalam kehidupan seorang muslim untuk
Islam, uang menjadi alat tukar mengimplementasikan ajaran Islam
yang dipergunakan dalam dalam aktivitas ekonomi.11 Dari
kegiatan ekonomi dan berperan pengertian system ekonomi tersebut
sebagai media untuk maka dapat diklasifikasikan system
memperlancar perekonomian. ekonomi yang dianut dalam suatu
masyarakat atau Negara.
2. Pengertian Sistem keuangan
Sistem keuangan merupakan
Sistem adalah kesatuan objek
tatanan perekonomian suatu negara
yang kompleks, yang terdiri dari
yang berperan dan melakukan
beberapa interaksi yang teratur dan
aktivitas jasa keuangan yang
bahagian yang terpisah sehingga
diselenggarakan oleh lembaga
tertuju kepada suatu rancangan dan
keuangan. Peran sistem keuangan
tujuan yang satu.9 Elemen yang ada
antara lain adalah mengalihkan dana
dalam sebuah system saling terkait.
yang tersedia dari penabung kepada
Apabila salah satu elemen terpisah
pengguna yang kemudian melakukan
maka suatu system tidak akan
transaksi perekonomian lain.
berjalan dengan lancar. Begitu juga
dengan system ekonomi yang elemen
didalam system tersebut saling
berhubungan antara satu dengan
lainnya.

9 10
Hulwati, Ekonomi Islam: Teori dan Veitzal Rivai dan Andi Buchari, Islamic
Praktiknya dalam Perdagangan Obligasi Syari’ah di Economics, Ekonomi Syariah bukan opsi tetapi
Pasar Modal Indonesia dan Malaysia, (Jakarta: solusi!, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2009), h. 30.
11
Ciputat Press Grup, 2009), h.8 Ibid, h. 18

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 245
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

Pada prinsipnya, system Rodoni dan Abdul Hamid antara lain


keuangan di Indonesia dibagi :14
menjadi tiga system, yaitu:12 a. Menyediakan mekanisme
pembayaran; baik dalam bentuk
a. Sistem moneter; tercakup bank &
uang, rekening Koran & alat
lembaga-lembaga yang ikut
transaksi lain.
menciptakan uang giral
b. Menyediakan kredit dengan
(Departemen keuangan, Bank
menyiapkan pembiayaan untuk
Indonesia dan bank-bank yang
mendukung pembelian barang-
boleh menerima simpanan giro)
barang, jasa-jasa dan membiayai
b. Sistem perbankan
investasi modal.
c. Sistem lembaga keuangan bukan
c. Penciptaan uang : dimungkinkan
bank
melalui penyediaan kredit dan
Secara garis besar system
mekanisme pembayaran.
keuangan dapat dibedakan menjadi
d. Sarana tabungan; berupa sarana
dua, yakni system keuangan
pnyimpanan dana dalam berbagai
langsung, dimana masyarakat yang
bentuk simpanan.
memiliki dana dapat secara langsung
Sistem keuangan merupakan
meminjamkan dana yang dimilikinya
salah satu unsur yang paling penting
kepada pihak yang memerlukan
dari setiap ekonomi suatu Negara.
dana, dan system keuangan tidak
Karenanya, system ekonomi tidak
langsung yaitu dimana masyarakat
akan berfungsi tanpa adanya peran
yang memiliki dana tidak secara
dari system keuangan.
langsung meminjamkan dana yang
dimilikinya kepada pihak yang 3. Pengertian Lembaga Keuangan
memerlukan dana tetapi melalui
Menurut SK Menkeu RI No.792
institusi perantara atau lembaga
Tahun 1990, lembaga keuangan
perantara keuangan.13
adalah semua badan yang
Fungsi Sistem keuangan seperti kegiatannya di bidang keuangan,
yang dikemukakan oleh Ahmad melakukan perhimpunan dan
penyaluran dana kepada masyarakat
12
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga terutama guna membiayai investasi
Keuangan Syariah, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008),
h.6
13 14
Ibid, h.8 Ibid, h.7

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 246
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

perusahaan. Meski dalam peraturan a. Lembaga keuangan konvensional


tersebut lembaga keuangan b. Lembaga keuangan syariah
diutamakan untuk membiayai Dalam pandangan
investasi perusahaan namun tidak konvensionalnya, lembaga keuangan
berarti membatasi kegiatan adalah badan usaha yang kekayaan
pembiayaan lembaga keuangan. utama berbentuk aset keuangan,
Dalam kenyataannya, kegiatan usaha memberikan kredit dan
lembaga keuangan bisa menanamkan dananya dalam surat
diperuntukkan bagi investasi berharga, serta menawarkan jasa
perusahaan, kegiatan konsumsi, dan keuangan lain seperti simpanan,
kegiatan distribusi barang dan jasa. asuransi, investasi, pembiayaan, dan
lain-lain. Tidak ada satu definisi pun
Lembaga keuangan syariah
yang dapat menjelaskan pengertian
(syariah financial institution)
lembaga keuangan secara sempurna
merupakan suatu badan usaha atau
dalam pandangan syariah. Akan
institusi yang kekayaannya terutama
tetapi, ada beberapa kriteria tentang
dalam bentuk asset-aset keuangan
sebuah lembaga keuangan yang
(financial assets) maupun non
berbasis syariah, yaitu : lembaga
financial asset atau asset riil
keuangan milik umat Islam,
berlandaskan konsep syariah.15
melayani umat Islam, ada dewan
Secara umum, Lembaga syariah, merupakan anggota
Keuangan sangat diperlukan dalam organisasi Internasional Association
perekonomian modern karena of Islamic Banks (IAIB) dan
fungsinya sebagai mediator antara sebagainya.16
kelompok masyarakat yang
Lembaga keuangan syariah
kelebihan dana dan kelompok
dapat dibedakan menjadi dua yaitu
masyarakat yang memerlukan dana.
:17
Lembaga keuangan itu bisa
berbentuk seperti sebuah perusahaan
yang bergerak di bidang keuangan.
16
Admin, Outlook Perbamkan Syariah 2012,
Yang bentuknya dapat dibedakan http://www.bi.go.id/id/publikasi/lain/lainnya/pages/o
menjadi dua yaitu : utlookperbankansyariah2012.aspx, (diakses tgl 02
Maret 2016)
17
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid,,
15
Ibid, h.5 Lembaga Keuangan Syariah....h.6

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 247
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

a. Lembaga keuangan depository masyarakat dan bank, serta


syariah (depository financial menonjolkan aspek keadilan dalam
institution syariah) yang disebut bertransaksi, investasi yang beretika,
lembaga keuangan bank syariah mengedepankan nilai-nilai
b. Lembaga keuangan syariah non kebersamaan dan persaudaraan
depository (non depository dalam berproduksi, dan menghindari
financial institution syariah) yang kegiatan spekulatif dalam
disebut lembaga keuangan syariah bertransaksi keuangan. Dengan
bukan bank. menyediakan beragam produk serta
Kesimpulannya adalah bahwa layanan jasa perbankan yang
sebuah lembaga keuangan syariah beragam dengan skema keuangan
adalah lembaga, baik bank maupun yang lebih bervariatif, perbankan
non-bank, yang memiliki spirit Islam syariah menjadi alternatif sistem
baik dalam pelayanan maupun perbankan yang kredibel dan dapat
produk-produknya, dalam dinimati oleh seluruh golongan
pelaksanaannya diawasi oleh sebuah masyarakat Indonesia tanpa
lembaga yang disebut Dewan terkecuali.
Pengawasan Syariah. Dari pengertian
Lembaga keuangan syariah
ini dapat disimpulkan bahwa
secara esensial berbeda dengan
lembaga keuangan syariah mencakup
lembaga keuangan konvensional baik
semua aspek keuangan baik
dalam tujuan, mekanisme,
persoalan perbankan maupun
kekuasaan, ruang lingkup serta
kerjasama pembiayaan, keamanan
tanggung jawabnya. Setiap institusi
dan asuransi perusahaan, dan lain
dalam lembaga keuangan syariah
sebagainya yang berlangsung di luar
menjadi bagian integral dari sistem
konteks perbankan.
syariah. Lembaga Keuangan Syariah
4. Fungsi dan Prinsip Operasional
bertujuan membantu mencapai
Lembaga Keuangan Syariah
tujuan sosio ekonomi masyarakat
Karakteristik sistem perbankan
islam.
syariah yang beroperasi berdasarkan
prinsip bagi hasil memberikan Fungsi Lembaga Keuangan
alternatif sistem perbankan yang Syariah diantaranya yaitu sebagai
saling menguntungkan bagi Penyedia Jasa Finansial, merupakan

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 248
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

bagian terintegrasi dari unit yang nasabah investor atau pihak-pihak


diberi kuasa mengeluarkan uang yang terlibat agar dapat
giral, lembaga yang diberikan izin mengetahui kondisi dana yang
dalam menciptakan uang, dan sebenarnya.
merupakan bagian terintegrasi dalam d. Universal, yaitu prinsip di mana
jaringan lembaga keuangan dalam Lembaga Keuangan Syariah
sistem ekonomi. diharuskan memberikan suku,

Beberapa prinsip operasional agama, ras, dan golongan dalam

dalam Lembaga Keuangan Syariah masyarakat dalam memberikan

adalah :18 layanannya sesuai dengan prinsip

a. Keadilan, yaitu prinsip berbagi islam sebagai rahmatan lil

keuntungan atas dasar penjualan alamin.

yang sebenarnya berdasarkan Dalam operasionalnya Lembaga

konstribusi dan resiko masing- Keuangan Syariah juga harus

masing pihak. memperhatikan kepada hal-hal


19
b. Kemitraan, yaitu prinsip berikut:

kesetaraan diantara para pihak a. Pembayaran terhadap pinjaman

yang terlibat dalam kerjasama. dengan nilai yang berbeda dari

Posisi nasabah investor nilai pinjaman dengan nilai

(penyimpanan dana), dan ditentukan sebelumnya tidak

penggunaan dana, serta lembaga diperbolehkan.

keuangan itu sendiri, sejajar b. Pemberi dana harus turut berbagi

sebagai mitra usaha yang saling keuntungan dan kerugian sebagai

bersinergi untuk memperoleh akibat hasil usaha institusi yang

keuntungan. meminjam dana.

c. Transpasi, dalam hal ini sebuah c. Islam tidak memperbolehkan

Lembaga Keuangan Syariah “menghasilkan uang dari uang”.

diharuskan memberikan laporan Uang hanya merupakan media

keuangan secara terbuka dan pertukaran dan bukan komoditas

berkesinambungan kepada karena tidak memiliki nilai


intrinsik.
18
Nurul Huda dan Mohammad Heykal,
Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan
Praktis, (Jakarta: Kencana Prenada Media Grup,
19
2010), h.38. Ibid, h.39

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 249
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

d. Unsur gharar (ketidak melestarikan pembangunan


pastian,spekulasi) tidak nasional antara lain melalui :
diperkenankan. Kedua belah 1) Meningkatkan kualitas dan
pihak harus mengetahui dengan kuantitas usaha
baik hasil yang akan mereka 2) Meningkatkan kesempatan
peroleh dari sebuah transaksi. kerja
e. Investasi hanya boleh diberikan 3) Meningkatkan penghasilan
kepada usaha-usaha yang tidak masyarakat banyak
diharamkan dalam Islam sehingga c. Meningkatkan partisipasi
usaha minuman keras, misalnya, masyarakat banyak dalam proses
tidak boleh didanai oleh pembangunan terutama dalam
perbankan syariah. bidang ekonomi keuangan.
Tujuan berdirinya lembaga d. Mendidik dan membimbing untuk
keuangan syariah menurut Ahmad berpikir secara ekonomi,
Rodoni dan Abdul Hamid antara lain berperilaku bisnis dan
: meningkatkan kualitas hidup
a. Mengembangkan lembaga mereka.
keuangan syariah (bank dan non Kesimpulannya bahwa secara
bank syariah) yang sehat garis besarnya prinsip operasional
berdasarkan efisiensi dan keadilan lembaga keuangan syariah itu antara
serta mampu meningkatkan lain:
partisipasi masyarakat banyak a. Bebas MAGHRIB (MAysir,
sehingga menggalakkan usaha- Gharar, Haram, RIba dan Bathil)
usaha ekonomi rakyat antara lain b. Menjalankan bisnis dengan
memperluas jaringan lembaga memperoleh keuntungan yang sah
keuangan syariah ke daerah- menurut syariah
daerah terpencil. c. Menyalurkan ZIS (Zakat, Infaq
b. Meningkatkan kualitas kehidupan dan Shadaqah)
social ekonomi masyarakat 5. Struktur Lembaga Keuangan
bangsa Indonesia, sehingga dapat Syariah di Indonesia
mengurangi kesenjangan social
Sebagai sebuah lembaga
ekonomi, dengan demikian akan
keuangan, bank memiliki kegiatan

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 250
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

utama yakni menerima simpanan b. Kementrian Keuangan (OJK,


giro, tabungan dan deposito. Bapepam dan Direktorat
Kemudian bank juga dikenal sebagai Pembiayaan Syariah)
tempat untuk meminjam uang c. Dewan Syariah Nasional MUI
(kredit) bagi masyarakat yang d. Dewan Pengawas Syariah20
membutuhkannya, dan juga sebagai e. Badan Arbitrase Syariah Nasional
tempat tukar menukar uang, (Basyarnas)
memindahkan uang atau memerima Berdasarkan Undang-Undang
segala macam bentuk pembayaran Nomor 7 Tahun 1992 tentang
dan setoran seperti listrik, telepon, Perbankan dan Undang-Undang
air, pajak, uang kuliah dan nomor 10 Tahun 1998 tentang
pembayaran lainnya. perubahan Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1992 yang berisi mengenai
Menurut Undang-undang RI
Dual Banking System, menjadi
nomor 10 tahun 1998 tanggal 10
landasan hokum bagi Bank syariah
November 1998 tentang perbankan,
yang ada di Indonesia.
yang dimaksud dengan Bank adalah
badan usaha yang menghimpun dana Pasal 1 ayat 3 UU No.10 Tahun
dari masyarakat dalam bentuk 1998: Bank Umum adalah bank yang
simpanan dan menyalurkannya melaksanakan kegiatan usaha secara
kepada masyarakat dalam bentuk konvensional dan/atau berdasarkan
kredit dan atau dalam bentuk-bentuk Prinsip Syariah yang dalam
lainnya dalam rangka meningkatkan kegiatannya memberikan jasa dalam
taraf hidup rakyat banyak. Untuk itu lalu lintas pembayaran.
lembaga keuangan syariah juga
Pasal 1 ayat 4 UU No.10 Tahun
berhubungan erat dengan bank
1998: BPR adalah bank yang
konvensional yang ada di Indonesia.
melaksanakan kegiatan usaha secara
Yang fungsinya saling mendukung
konvensional atau berdasarkan
system operasionalnya. Lembaga
Prinsip Syariah yang dalam
fasilitator system keuangan syariah
kegiatannya tidak memberikan jasa
diantaranya yaitu :
dalam lalu lintas pembayaran.
a. Bank Indonesia

20
Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid,

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 251
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

Struktur lembaga keuangan Konvensional adalah terletak pada


syariah di Indonesia terdiri dari pengembalian dan pembagian
lembaga keuangan bank dan lembaga keuntungan yang diberikan oleh
keuangan non bank21. nasabah kepada bank dan/atau yang
Dengan adanya konsep lembaga diberikan oleh bank kepada nasabah,
keuangan syariah, secara fakta sehingga terdapat istilah bunga dan
banyak nasabah yang berasal dari bagi hasil. Untuk merealisasikan hal
non muslim merupakan pemakai atau tersebut, caranya adalah berupa
pelangggan lembaga keuangan operasinya bank-bank syariah di
berbasis syariah, atau bank syariah. Indonesia, dengan tidak mendasarkan
pada bunga, namun dengan bagi
Fenomena tersebut seharusnya
hasil.22
menjadi dorongan untuk umat
Pandangan Zainul Arifin mantan
muslim agar lebih memanfaatkan
Direktur Bank Muamalat Indonesia
lembaga keuangan syariah dalam
(1996-1999) bahwa pengalaman
kehidupan dan kegiatan ekonominya.
selama krisis ekonomi ini
6. Sistem Bagi Hasil dengan memberikan suatu pelajaran
Mekanisme Pembagian Untung berharga, yaitu sistem berbagi risiko
dan Rugi (risk sharing) dan bagi hasil (profit
Bagi Hasil (Profit and Loss and loss sharing), sebagaimana
Sharing) dalam perbankan Syariah terdapat pada sistem bank
yang membedakannya dengan Bank berdasarkan prinsip syariah,
Konvensional yang menganut Sistem merupakan suatu sistem yang dapat
Bunga (Interest) dalam setiap berperan meningkatkan ketahanan
transaksinya, di samping itu prinsip satuan-satuan ekonomi.23
bank syariah sangat memperhatikan Dalam hal ini, sistem bagi hasil
asas kemaslahatan bagi orang banyak atau berbagi risiko antara pemilik
(Maslahah al-ammanah). Hal dana dan pengguna dana sudah
mendasar yang membedakan antara diperjanjikan secara jelas dari awal,
Bank Syariah dan Bank
22
Renny Supriyatni Bachro, Sistem Bagi Hasil
Dengan Mekanisme Pembagian Untung Dan Rugi
Lembaga Keuangan Syariah ... , h. 200 (Profit And Loss Sharing Mechanism) Dapat
21
Nurul Huda dan Mohammad Heykal, Memberi Keadilan Bagi Nasabah Bank Syariah,
Lembaga Keuangan Islam: Tinjauan Teoritis dan (Padang UNPAD Press, 2010), h. 1
23
Praktis, h. 117 Ibid, h. 2

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 252
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

sehingga jika terjadi kesulitan usaha bunganya, seperti yang berlaku


karena krisis ekonomi misalnya, pada sistem konvensional.
maka risiko kesulitan usaha tersebut Demikian pula Usaha Kecil dan
otomatis ditanggung bersama oleh Menengah (UKM) terdorong
pemilik dana dan pengguna dana.24 untuk tidak ragu-ragu melakukan
Dengan demikian, kesulitan inovasi guna meningkatkan
ekonomi akan terasa relatif lebih evektifitas dan efisiensi usahanya,
ringan bagi perorangan dan badan karena adanya dukungan secara
usaha secara individual, dan pasti terhadap usaha itu;
kebangkitan kembali ekonomi dapat b. Bank/pemilik dana bekerja
diharapkan berlangsung lebih cepat. berdasarkan prinsip kemitraan
Pembiayaan macet (non-performing dengan para pengusaha.
financing), karena krisis ekonomi, Pembiayaan yang diberikan oleh
dapat juga dialami oleh bank bank disertai dengan pemberian
berdasarkan prinsip syariah. Namun konsultasi, pembinaan dan
bank syariah tidak akan pernah pengawasan, bahkan bila perlu
mengalami negative spread. menempatkan orang untuk
Kerugian akan dialami apabila bagi membantu secara aktif dalam
hasil yang diperoleh lebih kecil proses manajemen perusahaan.
daripada biaya operasional bank. Dilihat komposisi pembiayaan di
Sistem lembaga keuangan yang bank syariah pada akhir tahun 2003
berbasis pada berbagi risiko dan bagi terdiri dari pembiayaan musyarakah
hasil memiliki beberapa kelebihan, sebesar 5,53 persen, pembiayaan
antara lain:25 mudharabah sebesar 14,36 persen,
a. Bank/pemilik dana tidak pembiayaan murabahah sebesar
membatasi dirinya untuk hanya 71,53 persen, dan pembiayaan
bersedia meminjamkan dananya lainnya 12,01 persen. Komposisi ini
kepada sektor usaha yang sudah menunjukkan bahwa dominasi
mapan saja, atau kepada orang pembiayaan nonbagi hasil, terutama
yang dapat menyediakan jaminan murabahah, masih sangat besar yaitu
untuk memastikan pembayaran 80,11 persen. Sementara itu,
kembali utang pokok dan pembiayaan bagi hasil, mudharabah

24
Ibid, h. 2
25
Ibid, h. 2-3

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 253
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

dan musyarakah, hanya sebesar Syariah Nasional, perlu upaya


19,89 persen.26 mewujudkan Bank Syariah yang
Hal tersebut mengindikasikan mampu memberikan manfaat optimal
bahwa pembiayaan syariah dengan bagi masyarakat luas (secara makro
sistem bagi hasil tidak populer dan dan mikro ekonomi) melalui:28
kurang diminati, padahal sistem bagi a. Pengembangan jaringan agar
hasil, selain merupakan esensi dan dapat melayani seluruh segmen
prinsip utama pembiayaan syariah, pasar yang membutuhkan;
juga lebih cocok untuk menggiatkan b. Aktif mendukung sektor riil
sektor riil, sehingga pembiayaan terutama UKM;
dengan sistem bagi hasil c. 4-5 persen market share dari total
(mudharabah dan musharakah) banking sistem;
seharusnya lebih diutamakan dan d. 40 persen pembiayaan berupa
dominan, dibandingkan pembiayaan pembiayaan bagi hasil.
dengan sistem yang lainnya (sistem Pada kenyataannya penerapan
jual beli / Murabahah / Salam skim bagi hasil oleh bank dapat
/Istishna, sewa / Ijarah atau sewa bervariasi, tergantung dari beberapa
beli / Ijarah Muntahya Bitamlik). faktor, antara lain: level transparansi
Hal lain, dikarenakan sistem, adanya benchmark dalam
pembiayaan syariah dengan sistem sistem, preferensi investor, rasio
bagi hasil, meningkatkan hubungan kekayaan dan kebutuhan dasar.
langsung pembagian risiko antara Fenomena rendahnya pembiayaan
investor (nasabah) dengan pengusaha dengan sistem bagi hasil merupakan
27
dan bank. permasalahan penting yang perlu
Bahkan nasabah dan pihak bank dibahas dan diteliti, apalagi adanya
menganggap sistem bagi hasil kurang kecenderungan sebagian besar
menguntungkan. Sejalan dengan masyarakat beranggapan bahwa
upaya pengembangan perbankan perbankan syariah tidak ada bedanya
syariah di Indonesia, sebagaimana dengan perbankan konvensional,
dituangkan dalam Cetak Biru (Blue hanya merupakan pergantian nama
Print) Pengembangan Perbankan

26
Ibid, h. 5
27 28
Ibid, h. 5 Ibid, h. 6

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 254
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

saja sedangkan mind-set pelakunya daripada bunga pasar konvensional).


tetaplah konvensional.29 Hal ini dapat diartikan bahwa dalam
Saat ini belum dapat dikatakan penentuan besaran bagi hasil sering
bagi bank syariah untuk menerapkan disesuaikan dengan besaran bunga
secara murni apa yang terdapat bank konvensional. Hal ini
dalam syariah, bahkan dapat mengandung arti bahwa bank dalam
dikatakan bank syariah adalah bank pemberian kredit atau pembiayaan
konvensional yang “disyariahkan” syariah, melalui Pasal 37 ayat (1) dan
dalam segala operasionalnya, baik Penjelasan Undang-undang
produknya maupun transaksinya. Perbankan Syariah (UUPS) Jo. Pasal
Hanya sekadar mengambil dasarnya 37 ayat (3) Huruf d Undang-undang
dari kaidah ushul Fiqh: “Segala Perbankan (UUP)11bahwa dalam
sesuatu dalam muamalah dibolehkan penyaluran dana berdasarkan Prinsip
kecuali ada dalil yang Syariah oleh Bank Syariah dan Unit
mengharamkannya”. Akibatnya, Usaha Syariah (UUS) mengandung
muncul ke permukaan adalah bank risiko kegagalan atau kemacetan
syariah yang produknya merupakan dalam pelunasannya sehingga dapat
fotokopi produk konvensional berpengaruh terhadap kesehatan
dengan perubahan sedikit di sana- Bank Syariah dan Unit Usaha
sini. Misalnya, jika di bank Syariah (UUS).31
konvensional ada “kredit modal Mengingat bahwa penyaluran
kerja” maka di bank syariah ada dana dimaksud bersumber dari dana
“pembiayaan modal Kerja” dengan masyarakat yang disimpan pada
spesifikasi yang nyaris tidak Bank Syariah dan Unit Usaha
berbeda.30 Syariah (UUS), risiko yang dihadapi
Selain itu, adanya Bank Syariah dan Unit Usaha
kecenderungan pengelola bank Syariah (UUS) dapat berpengaruh
syariah berusaha menyetarakan bagi pula kepada keamanan dana
hasil bank yang bersangkutan dengan masyarakat tersebut. Oleh karena itu,
bunga pasar konvensional untuk memelihara kesehatan dan
(khususnya bila tingkat bagi hasil meningkatkan daya tahannya, bank
bank pada saat itu lebih rendah diwajibkan menyebar risiko dengan

29
Ibid, h. 6
30 31
Ibid, h. 7 Ibid, h. 8

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 255
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

mengatur penyaluran kredit atau keuangan berbasis syariah, atau bank


pemberian pembiayaan berdasarkan syariah.
Prinsip Syariah, pemberian jaminan
Fenomena tersebut seharusnya
ataupun fasilitas lain sedemikian
menjadi dorongan untuk umat muslim
rupa sehingga tidak terpusat pada
agar lebih memanfaatkan lembaga
nasabah debitur atau kelompok
keuangan syariah dalam kehidupan dan
nasabah debitur tertentu.32
kegiatan ekonominya.
Di samping itu, dimungkinkan
melaksanakan program penyehatan, Menetapkan bagi hasil berdasarkan
bank mempunyai wewenang untuk bagi pendapatan (revenue sharing)
meninjau ulang, membatalkan, bukan berdasarkan prinsip bagi untung
mengakhiri, dan/atau mengubah dan rugi (profit and loss sharing), dan
kontrak yang mengikat bank dengan bank sulit untuk membagi
pihak ketiga, yang menurut hasil/keuntungan karena skala
pertimbangan badan khusus pembiayaan sangat kecil.
merugikan bank. Oleh karena itu,
dalam menetapkan bagi hasil DAFTAR PUSTAKAS
berdasarkan bagi pendapatan Ahmad Mujahidin, Ekonomi Islam :
(revenue sharing) bukan berdasarkan Sejarah, Konsep, Instrumen,
prinsip bagi untung dan rugi (profit Negara dan Pasar,
and loss sharing), dan bank sulit (Jakarta:Rajawali Press, 2013).
untuk membagi hasil/keuntungan Ahmad Rodoni dan Abdul Hamid, Lembaga
karena skala pembiayaan sangat Keuangan Syariah, (Jakarta:
33
kecil. Zikrul Hakim, 2008)

Hadad, Muliaman D. (Ketua MES),


C. PENUTUP
http://pkesinteraktif.
Konsep lembaga keuangan syariah,
com/berita/bank/ 105-problem-
secara fakta banyak nasabah yang
sdm-menjadi-isu-terhangat-
berasal dari non muslim merupakan
perbankan-syariah 2010 -html
pemakai atau pelangggan lembaga
Halimah, Cut Nur, Universitas Islam Negeri
(UIN) Sunan Kalijaga,
32
Ibid, h. 8 Yogyakarta. 2015
33
Ibid, h. 8-9

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X
Rizki Dian Mensani dan Ahmad Dzikra 256
Islam dan Lembaga Keuangan Syariah

http://www.bi.go.id/id/publikasi/lain/lainnya Rivai, Veitzal dan Andi Buchari, Islamic


/pages/outlookperbankansyariah2 Economics, Ekonomi Syariah
012.aspx bukan opsi tetapi solusi!,

Hulwati, Ekonomi Islam: Teori dan (Jakarta: PT. Bumi Aksara,

Praktiknya dalam Perdagangan 2009).

Obligasi Syari’ah di Pasar Modal Rodoni, Ahmad dan Abdul Hamid,


Indonesia dan Malaysia, Lembaga Keuangan Syariah,
(Jakarta: Ciputat Press Grup, (Jakarta: Zikrul Hakim, 2008).
2009). Surat Keputusan Menteri keuangan RI
Kasmir, Bank dan Lembaga Keuangan Nomor 792 Tahun 1990 tentang
Lainnya, (Jakarta:Rajawali Press, lembaga keuangan.
2012). Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998
Mustafa Edwin Nasution, Pengenalan tentang perubahan Undang-
Ekslusif: Ekonomi Islam, Undang Nomor 7 Tahun 1992.
(Jakarta: Kencana Prenada Media Undang-Undang Nomor 7 Tahun 1992
Group, 2007) tentang Perbankan.
Nugroho, Didik kusno Aji, Ekonomi Islam
Dan Problematika Kontemporer
(Studi Kasus Di Indonesia),
http://didik kusno aji nugroho.
blogspot.co.id/2009/05/ ekonomi
islam dan problematika. html1

Nurul Huda dan Mohammad Heykal,


Lembaga Keuangan Islam:
Tinjauan Teoritis dan Praktis,
(Jakarta: Kencana Prenada Media
Grup, 2010).

Parakkasi, Idris, (Konsultan Keuangan


Syariah), http://wahdah.or.id/
membangun-sumber-daya-
manusia-berbasis-syariah/2016

AL-INTAJ Vol. 3, No. 1, Maret 2017


Fakultas Ekoomi dan Bisnis Islam
P-ISSN : 2476-8774/E-ISS : 2621-668X

Anda mungkin juga menyukai