Anda di halaman 1dari 17

CAPITAL STRUCTURE AND ISLAMIC FINANCIAL CONCEPT

Makalah ini disusun untuk memenuhi salah satu


tugas mata kuliah Managemen Keuangan Syariah

Dosen Pengampu:
Sifwatir Rif’ah, S.E,. M.M

Kelompok 11:

1. Dina Afifah Nuroini 21602020139


2. Syahroini Wasifaul Qolbi 21602020148

PROGRAM STUDI EKONOMI SYARIAH


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM TARBIYATUT THOLABAH
LAMONGAN
NOVEMBER 2023

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT, yang senantiasa memberikan rahmat dan
hidayah-Nya kepada Penulis, sehingga Penulis mampu merampungkan salah satu
tugas yang berbentuk makalah sebagai salah satu persyaratan untuk menempuh
mata kuliah Manajemen Keuangan Syariah.
Terselesaikannya makalah ini tidak lepas dari sumbangsih orang-orang
terdekat Penulis, karena itu dengan tulus Penulis sampaikan banyak terima kasih
kepada:
1. Dosen pengampu mata kuliah studi Manajemen Keuangan Syariah semester V
IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah membimbing penulis dengan
penuh kesabaran.
2. Para Pegawai perpustakaan IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang telah
membantu kami untuk menemukan referensi yang akurat.
3. Teman-teman sekelas prodi Ekomoni Islam fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
IAI TABAH Kranji Paciran Lamongan yang selalu mengarahkan dan
mengingatkan penulis jika penulis terdapat kekurangan.
Segala upaya telah dilakukan untuk menyempurnakan makalah ini, namun
tidak mustahil dalam makalah ini masih terdapat kekurangan dan kesalahan. Hal itu
dikarenakan kelemahan dan keterbatasan kemampuan Penulis semata. Saran dan
kritik yang konstruktif tetap kami harapkan dari audien diskusi yang budiman.
Akhirnya semoga makalah ini membawa manfaat tidak hanya bagi Penulis namun
juga bagi pengembangan ilmu pengetahuan.

Lamongan, 30 November 2023

Penulis,

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ................................................................................... i


KATA PENGANTAR ................................................................................ii
DAFTAR ISI ..............................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1


A. Latar Belakang ........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................... 1
C. Tujuan ...................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3


A. Pengertian capital structure and Islamic financial concept .................... 3
B. Teori klasik struktur modal ..................................................................... 4
C. Komponen-komponen struktur modal..................................................... 7

BAB III PENUTUP .................................................................................. 14


A. Kesimpulan ............................................................................................ 14
B. Saran ...................................................................................................... 15

DAFTAR PUSTA ..................................................................................... 16

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Keuangan Islam merupakan prinsip-prinsip kehidupan komersial
keuangan yang diderivasikan dari epistomologi Islam. Pendekatan yang
dapat dilakukan ada dua macam. Pertama, disiplin yang memajukan
alternatif-alternatif baru terhadap keuangan komersial konvensional. Disini
dilakukan upaya kreatif penafsiran ajaran agama untuk memajukan
alternatif baru yang diyakini dapat memberikan kemanfaatan labih besar
dengan tingkat mudharat yang minimum. Pendekatan yang kedua adalah
melakukan reevaluasi konsep dan praktek keuangan konvensional yang ada
dengan Fiqh.
Hubungan capital structure dengan Islam adalah berkaitan utang
(debt) dan kepemilikan (equity). Dalam keuangan konvensional, utang itu
identik interest rate (bunga), di mana dalam Islam adanya pelarangan riba.
Perdebatan Islamic capital structure dengan syariah.
Terkait dengan modal (capital), Islam mempunyai ketentuan yang
harus dipenuhi antara lain: modal harus diketahui jumlah dan jenisnya,
modal berbentuk asset real (dapat berbentuk uang atau barang). Artinya
modal harus ada pada saat transaksi, jika pada saat transaksi tidak ada
bentuknya, maka transaksi dianggap batal. Dan modal bukan merupakan
utang. Hal ini dilakukan untuk menghindari terjadinya riba.

B. Rumusan Masalah
1. Jelaskan yang dimaksud dengan capital structure and Islamic financial
concept?
2. Jelaskan teori klasik struktur modal?
3. Jelaskan Komponen-Komponen struktur modal?

1
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui capital structure and Islamic financial concept.
2. Untuk mengetahui teori klasik struktur modal.
3. Untuk mengetahui komponen-komponen struktur modal.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian capital structure and Islamic financial concept


Capital structure atau struktur modal merupakan proporsi atau
perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
perusahaan, apakah dengan cara menggunakan utang, ekuitas, atau dengan
menerbitkan saham. Struktur modal adalah panduan atau kombinasi sumber
dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
Weston dan Copeland mengatakan bahwa struktur modal adalah
pembiayaan permanen yang terdiri dari utang jangka panjang, saham
preferen dan modal pemegang saham. Sedangkan menurut Bambang
Riyanto memberikan gambaran tentang pengertian struktur modal bahwa
struktur modal adalah pembelanjaan permanen dimana mencerminkan
perimbangan antara hutang jangka panjang dengan modal sendiri. Apabila
struktur financial tercermin pada keseluruhan passiva dalam neraca, maka
struktur modal hanya tercermin pada hutang jangka panjang dan unsur-
unsur modal sendiri, dimana kedua golongan tersebut merupakan dana
permanen atau dana jangka panjang.1
Maka dapat disimpulkan bahwa struktur modal adalah proporsi
dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja perusahan, dimana dana
yang diperoleh menggunakan kombinasi atau panduan sumber yang berasal
dari dana jangka panjang yang terdiri dari dua sumber utama, yakni yang
berasal dari dalam dan luar perusahaan.

B. Teori Klasik Struktur Modal


Pembahasan awal mengenai capital structure setidaknya terdapat
empat teori besar. Teori tersebut adalah Modigliani-Miller Theory, Trade-

1
Mohammad Agus Salim, “Analisis Capital Structure Dalam Keuangan Islam”, INDO-
ISLAMIKA, 7 (2) Desember 2017: 205.

3
off Theory, Pecking Order Theory and Signalling Effect Theory. Keempat
teori tersebut memperdebatkan hubungan antara capital structure dengan
nilai perusahaan.
1. Modigliani and miller’s theory
Teori struktur modal modern dimulai pada tahun 1958 ketika
Profesor Franco Modigliani dan Merton Miller ( disebut teori MM)
menerbitkan sebuah artikel keuangan yang sangat dikenal dengan judul
“The Cost of Capital, Corpoartion Finance, and the Theory of
Investment” (1958).
Dengan kata lain MM menunjukan melalui teorinya ini bahwa
bagaimana cara perusahaan mendanai operasinya tidak ada pengaruh
terhadap nilai perusahaan.
Teori M&M membuat beberapa asumsi baik secara eksplisit
dan implisit yaitu:
a. Semua aset secara fisik dimiliki oleh perusahaan.
b. Di pasar modal tidak terjadi friksi. Tidak ada pajak perusahaaan
atau pajak pendapatan personal, tidak ada biaya dalam membeli
dan menjual sekuritas, dan tidak ada biaya kebangkrutan.
c. Perusahaan hanya dapat mengeluarkan 2 jenis sekuritas yaitu
ekuitas yang berisiko (risky equity) dan hutang yang bebas risiko
(risk-free debt)
d. Baik individu maupun perusahaan dapat meminjam dan
meminjamkan dana pada tingkat bunga bebas risiko (risk-free
interest rate).
e. Investor memiliki ekspektasi yang homogen tentang pergerakan
profit perusahaan di masa depan.
f. Tidak ada pertumbuhan, sehingga semua pola arus kas (cash
flow) bersifat anuitas sampai jangka waktu tidak terbatas.
g. Semua perusahaan dapat digolongkan menjadi satu dari
beberapa kelas return yang sama sehingga return semua
perusahaan di kelas yang sama adalah proporsional, dan

4
berkorelasi dengan sempurna, dengan perusahaan lain di kelas
tersebut.
Teori M&M ini secara eksplisit mengakui tidak adanya
hubungan (irrelevance) dari pendanaan dan investasi. Dalam arti
bahwa menggunakan hutang atau tanpa hutang dalam mendanai
investasi perusahaan tidak berpengaruh terhadap perubahan nilai
perusahaan. Menurut Modigliani dan Miller dan Fama dan Miller,
Kebijakan investasi diasumsikan tetap. Selama jumlah aliran kas
perusahaan tetap, maka nilai dari perusahaan tidak akan berubah
dengan ada atau tidak adanya perjanjian yang protective, dengan
aliran kas yang tetap, keuntungan yang dimiliki bondholder akan
hilang ke pemegang saham dan sebaliknya.2
Modigliani Miller juga menjelaskan bahwa pembiayaan modal
perusahaan yang berasal dari luar perusahaan, baik berupa
penerbitan obligasi ataupun pinjaman jangka panjang mempunyai
biaya yang relatif lebih kecil dibandingkan biaya modal sendiri. Hal
tersebut disebabkan karena pertama, penghasilan yang diterima oleh
pemilik modal sendiri bersifat lebih tidak pasti dibandingkan dengan
pemberian kredit. Kedua, karena dalam peristiwa likuidasi pemilik
modal sendiri akan menerima bagian paling akhir setelah kredit-
kredit dilunasi. Selain itu dilihat dari segi pajak penggunaan utang
(jangka panjang), biaya bunga dapat digunakan untuk mengurangi
penghasilan yang dikenakan pajak (tax deductibility of interest
payment). Menghemat pajak merupakan manfaat bagi pemilik
perusahaan. Namun yang terpenting dalam keputusan perusahaan
menentukan proporsi sumber pembiayaannya haruslah
memperhatikan risiko.

2
Mohammad Agus Salim, “Analisis Capital Structure Dalam Keuangan Islam”, INDO-
ISLAMIKA, 7 (2) Desember 2017: 203.

5
2. Trade-off theory
Trade-off theory dalam menentukan struktur modal yang optimal
memasukkan beberapa factor, antara lain, pajak, biaya keagenan
(agency costs) dan biaya kesulitan keuangan (financial distress) tetapi
tetap mempertahankan asumsi efisiensi pasar dan symmetric
information sebagai imbangan dan manfaat penggunaan utang. Tingkat
utang yang optimal tercapai ketika penghematan pajak (tax shields)
mencapai jumlah yang maksimal terhadap biaya kesulitan keuangan
(costs of financial distress), sehingga menyebabkan makin banyak laba
operasi yang mengalir kepada para investor yang pada akhirnya
meningkatkan nilai perusahaan.
Teori ini menganggap bahwa penggunaan utang 100 persen sulit
dijumpai. Kenyataannya semakin banyak utang, maka semakin tinggi
beban yang harus ditanggung. Satu hal yang penting bahwa dengan
meningkatnya utang, maka semakin tinggi probabilitas kebangkrutan.
Beban yang harus ditanggung saat menggunakan utang yang lebih besar
adalah biaya kebangkrutan, biaya keagenan, beban bunga yang semakin
besar dan sebagainya.
Trade off theory juga menjelaskan bahwa jika posisi struktur modal
berada di bawah titik optimal maka setiap penambahan utang akan
meningkatkan nilai perusahaan, sebaliknya, jika posisi struktur modal
berada di atas titik optimal maka setiap penambahan utang akan
menurunkan nilai perusahaan. Apabila asumsi titik target struktur modal
optimal belum tercapai, maka berdasarkan trade off theory memprediksi
adanya hubungan yang positif terhadap nilai perusahaan.
3. Pecking Order Theory
Struktur modal adalah komposisi antara modal dengan utang jangka
panjang perusahaan. Modal memiliki opportunity cost, utang memiliki
cost of debt. Tentunya perusahaan akan mencari biaya yang paling
rendah di antara dua pilihan tersebut. Secara teori penggunaan
pendanaan ekuitas internal (mengunakan laba ditahan) lebih diutamakan

6
daripada pendanaan ekuitas eksternal (penerbitan saham baru). Hal ini
disebabkan penggunaan dana internal jauh lebih murah daripada dana
eksternal. Penggunaan dana internal tidak perlu menerbitkan prospektus
atau informasi internal tentang keuangan perusahaan sebagai alat
komunikasi dengan para calon investor. Meyrs mengatakan bahwa ada
prioritas urutan (pecking order) bagi perusahaan menekan biaya modal.
Teori ini menyatakan bahwa: Perusahaan menyukai internal
financing (pendanaan dari hasil operasi perusahaan berwujud laba
ditahan), Apabila pendanaan dari luar (eksternal financing) diperlukan,
maka perusahaan akan menerbitkan sekuritas yang paling aman terlebih
dulu, yaitu dimulai dengan penerbitan obligasi, kemudian diikuti oleh
sekuritas yang berkarakteristik opsi (seperti obligasi konversi), baru
akhirnya apabila masih belum mencukupi, saham baru diterbitkan.
Sesuai dengan teori ini, tidak ada suatu target debt to equity ratio, karena
ada dua jenis modal sendiri, yaitu internal dan eksternal. Modal sendiri
yang berasal dari dalam perusahaan lebih disukai daripada modal sendiri
yang berasal dari luar perusahaan. Pecking order hypothesis
mengindikasikan bahwa perusahaan akan menjual equity pada saat
pasar sedang overvalue Hal ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer
akan melakukan tindakan yang menguntungkan bagi pemegang saham.
Sebagai konsekuensi, mereka akan menolak menerbitkan saham
undervalue walaupun terjadi transfer nilai dari pemegang saham lama
ke pemegang saham baru.
4. Signalling Effect Theory
Dalam model Pecking Order Theory perusahaan yang memiliki
tingkat kesehatan yang baik disarankan menggunakan dana internal
untuk menghindari cost of capital yang mahal. Namun demikian
perusahaan yang hanya menggunakan dana internal saja tidak dapat
memberikan sinyal ke publik bahwa ia adalah perusahaan yang
berkualitas.

7
Dengan melihat keempat konsep struktur modal ini, maka dapat
dikatakan bahwa pengaruh struktur modal terhadap optimasi nilai
perusahaan mengalami kebuntuan, karena dua hal. Pertama,
permasalahan yang terdapat dalam pandangan pertama (Modigliani-
Miller dan Trade-off Theory) tersebut ternyata menunjukkan bahwa
nilai perusahaan sangat dominan dipengaruhi oleh kondisi internal dari
struktur modal perusahaan. Selanjutnya pandangan kedua (Pecking
Order Theory dan Signaling effect) lebih menekankan bahwa korelasi
dan sensitivitas nilai perusahaan sangat dipengaruhi faktor luar. Nilai
perusahaan dianggap respon dan kepercayaan para investor terhadap
prospek dari peluang bisnis perusahaan.
Teori ini didasarkan pada asumsi bahwa manajer dan pemegang
saham tidak mempunyai akses informasi perusahaan yang sama. Ada
informasi tertentu yang hanya diketahui oleh manajer, sedangkan
pemegang saham tidak tahu informasi tersebut sehingga terdapat
informasi yang tidak simetri (asymmetric information) antara manajer
dan pemegang saham. Akibatnya, ketika struktur modal perusahaan
mengalami perubahan, hal itu dapat membawa informasi kepada
pemegang saham yang akan mengakibatkan nilai perusahaan berubah.
Dengan kata lain, perilaku manajer dalam hal menentukan struktur
modal, dapat dianggap sebagai sinyal oleh pihak luar.

C. Komponen-Komponen Struktur Modal


1. Hutang jangka Panjang
Jumlah hutang didalam neraca akan menunjukkan besarnya modal
pinjaman yang digunakan dalam operasi perusahaan. Modal pinjaman
ini dapat berupa hutang jangka pendek maupun hutang jangka panjang,
tetapi pada umumnya pinjaman jangka panjang jauh lebih besar
dibandingkan dengan hutang jangka pendek. Menurut Sundjaja dan
Barlian, hutang jangka panjang merupakan salah satu dari bentuk
pembiayaan jangka panjang yang memiliki jatuh tempo lebih dari satu

8
tahun, biasanya 5-20 tahun. Pinjaman hutang jangka panjang dapat
berupa pinjaman berjangka (pinjaman yang digunakan untuk
membiayai kebutuhan modal kerja permanen, untuk melunasi hutang
lain, atau membeli mesin dan peralatan) dan penerbitan obligasi (hutang
yang diperoleh melalui penjualan surat- surat obligasi, dalam surat
obligasi ditentukan nilai nominal, bunga per tahun, dan jangka waktu
pelunasan obligasi tersebut).
Mengukur besarnya aktiva perusahaan yang di biayai oleh kreditur
(debt ratio) dilakukan dengan cara membagi total hutang jangka panjang
dengan total asset. Semakin tinggi debt ratio, semakin besar jumlah
modal pinjaman yang digunakan didalam menghasilkan keuntungan
bagi perusahaan. Beberapa hal yang menjadi pertimbangan manajemen
sehingga memilih untuk menggunakan hutang adalah sebagai berikut:
a. Biaya hutang terbatas, walaupun perusahaan memperoleh laba
besar, jumlah bunga yang dibayarkan jumlahnya tetap.
b. Hasil yang diharapkan lebih rendah dari pada saham biasa.
c. Tidak ada perubahan pengendalian atas perusahaan bila pembiayaan
memakai hutang.
d. Pembayaran bunga merupakan beban biaya yang dapat mengurangi
pajak.
e. Fleksibilitas dalam sruktur keuangan dapat dicapai dengan
memasukkan peraturan penebusan dalam perjanjian obligasi.
2. Modal sendiri
Sruktur modal konservatif, susunan modal menitik beratkan pada
modal sendiri karena pertimbangan bahwa penggunaan hutang dalam
pembiayaan perusahaan mengandung resiko yang lebih besar
dibandingkan dengan penggunaan modal sendiri. Modal sendiri atau
equity capital adalah dana jangka panjang perusahaan yang disediakan
oleh penilik perusahaan (pemegang saham), yang terdiri dari berbagai
jenis saham (saham preferen dan saham biasa) serta laba ditahan.
Pendanaan dengan modal sendiri akan menimbulkan opportunity cost.

9
Keuntungan dari memiliki saham perusahaan bagi owner adalah control
terhadap perusahaan. Namun, return yang dihasilkan dari saham tidak
pasti dan pemegang saham adalah pihak pertama yang menanggung
resiko perusahaan. Modal sendiri atau ekuitas merupakan modal jangka
panjang yang diperoleh dari pemilik perusahaan atau pemegang saham.
Modal sendiri diharapkan tetap berada dalam perusahaan untuk jangka
waktu yang tidak terbatas sedangkan modal pinjaman memiliki jatuh
tempo. 3
Ada dua sumber modal utama dari modal sendiri yaitu:
a. Modal saham preferen
Saham preferen memberikan para pemegang sahamnya beberapa
hak istimewa yang menjadikanya lebih senior atau lebih
diprioritaskan dari pemegang saham biasa. Oleh karena itu,
perusahaan tidak memberikan saham preferen dalam jumlah yang
banyak.
b. Modal saham biasa
Pemilik perusahaan adalah pemegang saham biasa yang
menginvestasikan uangnya dengan harapan mendapat pengembalian
dimasa yang akan datang. Pemegang saham biasa kadang - kadang
disebut pemilik residual sebab mereka hanya menerima sisa setelah
seluruh tuntutan atas pendapatan dan asset telah dipenuhi.
3. Manajemen struktur modal
Dalam menentukan struktur modal perusahaan, manajemen juga
menerapkan analisi subyektif (judgment) bersama dengan analisis
kuantitatif yang telah dibahas didepan. Berbagai faktor yang
dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan tentang Struktur modal
yaitu:
1) Kelangsungan hidup jangka panjang (Long – run viability).

3
Ulfa Ni’matus Sa’adah, “Struktur Modal dalam Keuangan Syariah”, Cepu, An-Nur12 (2) 2022:
117.

10
Manajer perusahaan, khusunya yang menyediakan produk dan jasa
yang penting, memiliki tanggung jawab untuk menyediakan jasa
yang berkesinambungan. Oleh karena itu, perusahaan harus
menghindari tingkat penggunaan hutang yang dapat membahayakan
kelangsungan hidup jangka panjang perusahaan.
2) Manajer yang bersifat konservatif
cenderung menggunakan tingkat hutang yang “ konservatif “ pula
(sedikit hutang) dari pada berusaha memaksimumkan nilai
perusahaan dengan menggunakan lebih banyak hutang.
3) Pengawasan Pengawasan hutang yang besar dapat berakibat
semakin ketat pengawasan dari pihak kreditor (misalnya, melalui
kontrak perjanjian atau covenaut). Pengawasan ini dapat
mengurangi fleksibilitas manajemen dalam membuat keputusan
perusahaan.
4) Struktur aktiva.
Perusahaan yang memiliki aktiva yang digunakan sebagai agunan
hutang cenderung menggunakan hutang yang relatif lebih besar.
Misalnya , perusahaan real estate cenderung menggunakan hutang
yang lebih besar dari pada perusahaan yang bergerak pada bidang
riset teknologi.
5) Risiko bisnis
Perusahaan yang memiliki risiko bisnis (variabilitas keuntungannya)
tinggi cenderung kurang dapat menggunakan hutang yang besar
(karena kreditor akan meminta biaya hutang yang tinggi). Tinggi
rendahnya risiko bisnis ini dapat dilihat antara lain dari stabilitas
harga dan unit penjualan, stabilitas biaya, tinggi rendahnya
operating leverage, dll.
6) Tingkat pertumbuhan
Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi membutuhkan
modal yang besar. Karena biaya penjualan (flotation cost) untuk
hutang pada umumnya lebih rendah dari fenation cost untuk

11
jaminan, perusahaan dengan tingkat pertumbuhan yang tinggi
cenderung menggunakan lebih banyak hutang dbanding dengan
perusahaan dengan tingkat pertumbuhan rendah.
7) Pajak
Biaya bunga adalah biaya yang dapat mengurangi pembayaran
pajak, sedangkan pembayaran dividen tidak mengurangi
pembayaran pajak. Oleh karena itu , semakin tinggi tingkat pajak
perusahaan, semakin besar keuntungan dari penggunaan pajak.
8) Cadangan kapasitas peminjaman
Penggunaan hutang akan meningkatkan risiko, sehingga biaya
mosal akan meningkat. Perusahaan harus mempertimbangkan suatu
tingkat penggunaan hutang yang masih memberikan kemungkinan
menambah hutang di masa mendatang dengan biaya yang relatif
rendah.4

4
Ulfa Ni’matus Sa’adah, “Struktur Modal dalam Keuangan Syariah”, Cepu, An-Nur12 (2) 2022:
120.

12
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Capital structure atau struktur modal merupakan proporsi atau
perbandingan dalam menentukan pemenuhan kebutuhan belanja
perusahaan, apakah dengan cara menggunakan utang, ekuitas, atau dengan
menerbitkan saham. Struktur modal adalah panduan atau kombinasi sumber
dana jangka panjang yang digunakan oleh perusahaan.
Pembahasan awal mengenai capital structure setidaknya terdapat
empat teori besar. Teori tersebut adalah Modigliani-Miller Theory, Trade-
off Theory, Pecking Order Theory and Signalling Effect Theory. Keempat
teori tersebut memperdebatkan hubungan antara capital structure dengan
nilai perusahaan.
Komponen-komponen dalam struktur modal itu meliputi hutang
jangka Panjang, modal sendiri (modal saham preferen dan modal saham
biasa), dan manajemen struktur modal.

B. Saran
Setitik harapan dari kami sebagai penyusun kepada semua pihak
baik pengkoreksi maupun pembaca untuk memberikan kritik dan saran
kepada kami. Karena makalah yang kami susun ini masih terlihat jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat
kami butuhkan untuk memperbaiki kekurangan yang ada dalam makalah
ini.

13
DAFTAR PUSTAKA

Sa’adah, Ni’matus, Ulfa. 2022. Struktur Modal dalam Keuangan Syariah. Cepu,
An-Nur. 12 (2): 120.

Salim, Agus, Mohammad. 2017. “Analisis Capital Structure Dalam Keuangan


Islam”. INDO-ISLAMIKA. 7 (2): 205.

14

Anda mungkin juga menyukai