Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH KELOMPOK 10

DASAR-DASAR ILMU PENDIDIKAN

“PERMASALAHAN POKOK PENDIDIKAN DI INDONESIA”

Dosen Pengampu:

Dr. Fetri Yeni, M.Pd

Rosmaria, M.Pd

Di Susun Oleh:

Jadid Abrar 23005071

Jerry Fadillah Arifin 23005072

Keken Putri Rahayu 23005074

SESI 0257

PENDIDIKAN NON FORMAL

FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN

UNIVERSITAS NEGERI PADANG

TAHUN AJARAN 2024


KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Warrahmatullahi Wabarakatuh

Alhamdulillahirobbil’alamin puji dan syukur penulis ucapkan kehadirat Allah SWT


karena telah melimpahkan rahmatnya berupa kesempatan dan pengetahuan sehingga penulis
dapat menyelesaikan makalah ini dimana merupakan tugas mata kuliah Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan dengan baik dan benar, serta selesai tepat pada waktu yang ditentukan.

Makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Dasar-dasar Ilmu
Pendidikan. Terima kasih penulis ucapkan kepada Ibu Dr. Fetri Yeni, M.Pd dan Ibu Rosmaria,
M.Pd selaku dosen pengampu mata kuliah Dasar-dasar Ilmu Pendidikan ini dan terima kasih juga
kepada kelompok 10 yang telah membantu penulis dalam menyelesaikan tugas makalah pada
mata kuliah ini.

“Tiada gading yang retak”. Dari pribahasa ini, penulis menyadari bahwasannya makalah ini
bukanlah karya yang sempurna karena memiliki banyak kekurangan baik dalam hal isi, materi,
maupun sistematika dalam teknik penulisannya. Oleh sebab itu penulis sangat mengharapkan
kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, semoga makalah
ini bisa memberikan manfaat bagi penulis dan pembaca makalah ini.

Padang, 30 April 2024

Kelompok 10

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR .................................................................................................................. i

DAFTAR ISI................................................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................. 1

A. Latar Belakang ................................................................................................................. 1

B. Rumusan Masalah ........................................................................................................... 1

C. Tujuan ............................................................................................................................... 1

BAB II PEMBAHASAN .............................................................................................................. 2

A. Apa itu permasalahan pendidikan ................................................................................ 2

B. Apa saja permasalahan pokok pendidikan di indonesia .............................................. 2

BAB III PENUTUP .......................................................................................................................9

A. Kesimpulan ........................................................................................................................9

B. Saran ..................................................................................................................................9

Daftar Pustaka ...................................................................................................................... 10

iii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pendidikan mempunyai tugas menyiapkan sumber daya manusia untuk pembangunan. Derap
langkah pembangunan selalu diupayakan seirama dengan tuntutan zaman. Perkembangan zaman
selalu memunculkan persoalan-persoalan baru yang tidak pernah terpikirkan sebelumnya.
Indonesia merupakan negara yang mutu pendidikannya masih rendah jika dibandingkan dengan
negara-negara lain bahkan sesama anggota negara ASEAN pun kualitas SDM bangsa Indonesia
masuk dalam peringkat yang paling rendah. Hal ini terjadi karena pendidikan di Indonesia belum
dapat berfungsi secara maksimal.

Hal ini disebabkan karena perhatian pemerintah kita masih terasa sangat minim. Gambaran
ini tercermin dari beragamnya masalah pendidikan yang makin rumit. Kualitas siswa masih
rendah, pengajar kurang profesional, biaya pendidikan yang mahal, bahkan aturan UU
pendidikan kacau. Dampak dari pendidikan yang buruk itu, negeri kita kedepannya makin
terpuruk. Keterpurukan ini dapat juga akibat dari kecilnya rata-rata alokasi anggaran pendidikan
baik di tingkat nasional, propinsi, maupun kota dan kabupaten. Oleh karena itu penulis akan
menjelaskan tentang masalah yang terjadi dalam dunia pendidikan dalam bentuk makalah yang
berjudul "Masalah Pendidikaan di Indonesia dan Solusinya".

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu permasalahan Pendidikan ?
2. Apa saja permasalahan pokok pendidikan di Indonesia ?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui apa itu permasalahan pendidikan.
2. Untuk mengetahui apa saja pokok permasalahan pendidikan di Indonesia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Permasalahan Pendidikan


Permasalahan pendidikan adalah perbedaan program-program pendidikan antara yang
diharapkan dengan kenyataan yang terlaksana dilapangan. Menurut ( TAP MPR RI No.
II/MPR/1993), semakin besar atau lebar perbedaan yang di cita-citakan dengan yang ternyata
ditemui dilapangan, semakin besar, rumit atau komplek permasalahan tersebut.

B. Jenis Permasalahan Pokok Pendidikan


1. Pemerataan Pendidikan
Masalah pemerataan pendidikan adalah persoalan bagaimana system pendidikan dapat
menyediakan kesempatan yang seluas-luasnya kepada seluruh warga negara untuk memperoleh
pendidikan, sehinggga pendidikan itu menjadi wahana bagi pembangunan sumber daya manusia
untuk menunjang pembangunan. Pada masa awalnya, di tanah air kita pemerataan pendidikan
telah dinyatakan di dalam Undang-Undang No. 4 Tahun 1950 sebagai dasar-dasar pendidikan
dengan pengajaran di sekolah. Pada Bab XI, pasal 17 berbunyi:

"Tiap-tiap warga negara RI mempunyai hak yang sama untuk diterima menjadi murid suatu
sekolah jika syarat-syarat yang ditetapkan untuk pendidikan dan pengajaran pada sekolah itu
terpenuhi”.

Selanjutnya dalam kaitannya dengan wajib belajar Bab VI, pasal 10 ayat 1, menyatakan:
“Semua anak yang sudah berumur 6 tahun berhak dan yang berumur 8 tahun diwajibkan belajar
disekolah, sedikitnya 6 tahun lamanya"

Ayat 2 menyatakan :
“Belajar di sekolah agama yang telah mendapat pengakuan dari menteri agama dianggap telah
memnuhi kewajiban belajar ".

Pemecahan masalah pemerataan pendidikan ditempuh dengan 2 cara, yaitu:


a. Cara Konvensional
1) Membangun gedung sekolah seperti SD Inpers atau ruangan belajar.
2) Menggunakan gedung sekolah untuk double shift (pagi dan sore).

b. Cara Inovatif
1) Sistem pamong atau inpact system (pendidikan oleh masyarakat, orang tua, dan guru).
Sistem tersebut dirintis di Solo dan diseminasikan ke beberapa provinsi. 2) SD kecil pada
daerah terpencil

2
3) Sistem guru kunjung
4) SMP terbuka
5) Kejar paket A dan B
6) Belajar jarak jauh, seperti Universitas terbuka

Contohnya:
Seorang siswa tidak di terima atau tidak di izinkan untuk sekolah di luar daerah, hanya
boleh sekolah di sekitar daerah tersebut. Tetapi sekarang sudah diatasi oleh pemerintah
siapapun dan dimanapun setiap orang boleh sekolah asalkan dia mampu bersaing.

2. Kuantitas Pendidikan
Masalah kuantitas pendidikan merupakan masalah yang menyangkut banyak murid yang
harus ditampung di dalam system pendidikan atau sekolah. Masalah ini timbul karena calon
murid yang tidak tertampung di suatu sekolah, karena terbatasnya daya tampung. Kesempatan
memperoleh pendidikan masih terbatas pada tingkat Sekolah Dasar. Permasalahan ini mencuat
terutama di SD pada tahun-tahun lampau. Tapi saat ini masalah itu sudah bisa teratasi, apalagi
dengan telah banyaknya didirikan SD swasta yang dengan kata lain dapat mengatasi
permasalahan kuantitas pendidikan. Sisa permasalahan ini ada pada anak-anak yang tinggal di
daerah terpencil.

Untuk mengatasi masalah kuantitas pendidikan itu perlu adanya perhatian yang lebih dari
pemerintah agar anak-anak yang tinggal di daerah terpencil ikut merasakan pendidikan. Upaya
yang dapat dilakukan pemerintah antara lain dengan membangun SD negeri di daerah-daerah
yang msih minim kuantitas pendidikannya, dan tentunya sekolah yang dibangun juga dilengkapi
sarana dan prasarana yang lengkap untuk menunjang proses belajar mengajar.

Contohnya:
Seorang anak tidak dapat melanjutkan pendidikan ke sekolah menegah atas karena keterbatasan
daya tampung sekolah dan sekolah ini hanya satu-satunya di daerah tersebut.

3. Kualitas Pendidikan
Hal ini berhubungan dengan kualitas guru yang rendah, sarana belajar yang kurang memadai,
dan tidak meratanya jumlah lulusan tiap jenjang pendidikan. Guru-guru tentunya punya harapan
terpendam yang tidak dapat mereka sampaikan kepada siswanya. Banyak orang yang menjadi
guru karena tidak diterima di jurusan lain atau kekurangan dana. Kecuali guru-guru lama yang
sudah mendedikasikan dirinya menjadi guru. Selain berpengalaman mengajar murid, mereka
memiliki pengalaman yang dalam mengenai pelajaran yang mereka ajarkan. Sarana
pembelajaran juga turut menjadi faktor semakin terpuruknya pendidikan, terutama bagi
penduduk di daerah terbelakang.

3
Namun, bagi penduduk di daerah terbelakang tersebut, yang terpenting adalah ilmu terapan
yang benar-benar dipakai untuk hidup dan kerja. Ada banyak masalah yang menyebabkan
mereka tidak belajar secara normal seperti kebanyakan siswa pada umumnya antara lain kondisi
sekolah yang memprihatinkan.

a. Faktor yang mempengaruhi kualitas pendidikan, khususnya di Indonesia yaitu :


1) Faktor intimal : Meliputi jajaran pendidikan seperti departemen pendidikan nasional, dinas
pendidikan daerah dan juga sekolah.

2) Faktor eksternal: Masyarakat merupakan ikon pendidikan dan merupakan tujuan dari
adanya pendidikan yaitu sebagai objek dari pendidikan.

Beberapa masalah yang menyebabkan rendahnya kualitas pendidikan:


a) Rendahnya kualitas sarana fisik
b) Rendahnya kualitas guru
c) Rendahnya kesejahteraan guru
d) Rendahnya prestasi siswa
e) Kurangnya pemerataan kesempatan pendidikan
f) Mahalnya biaya pendidikan

b. Upaya pemecahan masalah kualitas pendidikan dapat ditempuh dengan cara :


1. Seleksi yang ketat terhadap calon yang akan masuk sekolah lanjutan atau tempat
kerja.
2. Pelatihan dan pengembangan kemampuan tenaga kependidikan melalui latihan,
penataran, seminar dan lain-lain.
3. Peyempumaan dan pemantapan kurikulum agar tidak mudah mengalami perubahan
4. Pembangunan sarana dan prasarana yang dapat mendukung kegiatan belajar
5. Penggunaan alat peraga, buku paket dan laboratorium secara tepat gun.
6. Pemantapan peraturan dalam berbagai ujian, baik itu ujian sekolah atau ujian
kenegaraan.
7. Pengawasan dan penelitian proses pendidikan oleh pemilik ke tiap sekolah.

Contohnya: Di suatu sekolah terpencil yang masih kekurangan sarana dan prasarana sehingga
proses belajar mengajar tidak maksimal, seperti di sekolah tersebut tidak ada alat praktek seperti
mikroskop padahal dalam materi pembelajaran mereka ada. Tentu ini akan mempengaruhi
kualitas pendidikan.

4. Efesiensi Pendidikan
Pendidikan dikatakan efesiensi bila penayagunaan sumberdaya yang ada
(waktu,tenaga,biaya) tepat sasaran. Kadar efesiensi itu tergantung pada pemberdayaan

4
sumberdaya tersebut. Bila yang terjadi misalnya tidak hemat (boros) waktu, biaya tenaga tidak
berfungsi secara optimal maka kadar efesinsi rendah (tidak/kurang efesien). Analisa seperti ini
dapat diarahkan pada unsur-unsur terkecil dari ketiga kriteria tersebut. Misalnya apakah waktu
yang digunakan sesuai dengan jadwal/rencana, apakah guru mengajar atau dosen memberi kuliah
minimal sama dengan jam wajib belajar setara dengan pegawai negeri.

Jika peserta didik sebenarnya memiliki potensi yang memadai tetapi mereka tidak naik kelas,
putus sekolah, tidak lulus berarti ada masalah dalam efesiensi endidikan. Masalah efesiensi
pendidikan juga terjadi di perguruan tinggi. Masalah tersebut dapat diketahui dari adanya
kegagalan seorang mahasiswa.

a. Permasalahan Efesiensi pendidikan dapat dipecahkan melalui pendekatan teknologi


pendidikan seperti:
1) Berorientasi pada peserta
Prinsip berorientasi pada peserta didik berarti bahwa dalam pembelajaran hendaknya
memusatkan perhatian pada peserta didik dengan memperhatikan karakteristik, minat, potensi
dari peserta didik.

2) Pemanfaatan sumber belajar


Pemanfaatan sumber belajar berarti dalam pembelajaran peserta didik hendaknya dapat
memanfaatkan sumber belajar untuk mengakses pengetahuan dan keterampilan yang
dibutuhkannya.

Contohnya: Guru mengajar seharusnya 3x dalam seminggu dan ternyata guru tersebut hanya
masuk 2x dalam seminggu.

5. Efektivitas Pendidikan
Pendidikan dikatakan efektif (ideal) ialah apabila hasil yang dicapai sesuai dengan rencana
atau program yang dibuat sebelumnya ( tepat guna). Bila rencana mengajar yang dibuat oleh
guru atau silabus yang dibuat dosen sebelum mengajar atau memberi kuliah terlaksana secara
utuh dengan sempura, maka pelaksanaan perkuliahan tersebut dikatakan efektif. Sempuma
meliputi semua komponen perencanaan seperti tujuan, materi/bahan, strategi dan evaluasi.
Dikatakan kurang efektif bila komponen- komponen rencana tidak terlaksana dengan sempurna,
misalnya tujuan tidak tercapai semua, materi tidak tersajikan semua, strategi belajar mengajar
tidak tepat, evaluasi tidak dilakukan sesuai rencana.

Masalah efektivitas pendidikan juga berkenaan dengan rasio antara tujuan pendidikan dengan
hasil pendidikan, artinya sejauh mana tingkat kesesuaian antara apa yang diharapkan dengan apa
yang dihasilkan, baik dalam hal kuantitas maupun kualitas. Pendidikan merupakan proses yang
bersifat teleologis, yaitu diarahkan pada tujuan tertentu, yaitu berupa kualifikasi iedeal. Jika

5
peserta didik telah menyelesaikan pendidikannya namun belum menunjukkan kemampuan
karakteristik sesuai dengan kualifikasi yang diharapkan berarti adalah masalah efektivitas
pendidikan. Pendidikan yang efektif adalah suatu pendidikan yang memungkinkan peserta didik
untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan dan dapat tercapai tujuan sesuai dengan yang
diharapkan. Dengan demikian pendidikan baik guru maupun dosen dituntut untuk dapat
meningkatkan keefektifan pembelajaran agar materi pembelajaran yang diajarkan tersebut dapat
berguna. Untuk meningkatkan efektivitas pendidikan, yaitu dengan menentukan tujuan
pembelajaran yang ingin dicapai sebelum kegiatan pembelajaran dilakukan.

Contohnya: Guru mengajarkan materi pembelajaran dengan trik atau teknik tertentu dalam
mengelola kelas agar pembelajaran dapat berjalan se efektif mungkin. Agar penyampaian materi
dapat di serap oleh peserta didik.

6. Relevansi Pendidikan
Pendidikan dikatakan relevan (sesuai ) ialah bila sistem pendidikan dapat menghasilkan
ouput (keluaran ) yang sesuai dengan kebutuhan pembangunan kesesuaian ( relevansi) tersebut
meliputi kuantitas (jumlah ) ataupun kualitas (mutu) output tersebut. Masalah relevansi
merupakan masalah yang berhubungan dengan relevansi ( kesesuaian ) antara pemilikan
pengetahuan, keterampilan dan sikap lulusan suatu sekolah dengan kebutuhan masyarakat
(kebutuhan tenaga kerja ). Pendidikan dikatakan tidak atau kurang relevan ialah bila tingkat
kesesuaian tersebut tidak ada atau kurang.

Masalah relevansi terlihat dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu yang tidak
siap secara kemampuan kognitif dan teknikal untuk melanjutkan ke satuan pendidikan diatasnya.
Masalah relevansi juga dapat diketahui dari banyaknya lulusan dari satuan pendidikan tertentu,
yaitu sekolah kejuruan dan pendidikan tinggi yang belum atau bahkan tidak siap untuk bekerja.
Selain itu juga dapat kita lihat dengan pertumbuhan pengangguran yang semakin meningkat di
indonesia. Kita sering menemui lulusan SLTA yang mengganggur, bahkan tak jarang pula kita
lihat sarjana - sarjana yang menganggur.

Contoh lain seperti adanya kasus perusahaan-perusahaan yang masih harus mengeluarkan
dana untuk pendidikan atau pelatihan bagi calon karyawannya, karena mereka dinilai belum
memiliki keterampilan kerja seperti yang diharapkan. Adanya ketidakserasian antara hasil
pendidikan dan kebutuhan dunia kerja ini disebabkan kurikulum yang kurang fungsional
terhadap keterampilan yang dibutuhkan ketika peserta didik memasuki dunia kerja.

a. Permasalahan relevansi pendidikan dapat dipecahkan melalui cara-cara sebagai berikut:


1. Perluasan dan pemerataan kesempatan memperoleh pendidikan yang bermutu tinggi agar
tercipta manusia yang berkualitas tinggi sehingga meningkatkan relevansi pendidikan
dengan kebutuhan dunia usaha dan industri.

6
2. Peningkatan kemampuan akademik, profesionalisme dan jaminan keejahteraan tenaga
kependidikan sehingga mampu berfungsi secara optimal, terutama dalam peningkatan
pendidikan watak dan budi pekerti agar dapat menunjukkan apa yang pernah ia dapatkan
selama menempuh pendidikan.
3. Melakukan pembaruan sistem pendidikan, termasuk kurikulum. Seperti menyusun
kurikulum yang mengacu pada standar nasional yang berlaku secara nasional dan lokal
sesuai dengan kepentingan setempat.

Contohnya: Banyaknya lulusan SMK maupun Sarjana yang masih menganggur karena tidak
dapat atau tidak mampu maupun tidak siap untuk bekerja.

7. Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Identifikasi masalah sumber daya pendidik dan tenaga kependidikan antara lain :
1. Pendidik bukan berasal dari lulusan yang sesuai. Maksudnya terkadang terdapat tenaga
pendidik yang mengajar tidak sesuai dengan jurusannya. Contoh: pendidik yang
merupakan lulusan matematika mengajar bahasa indonesia. Hal ini secara tidak langsung
akan menjadi masalah pendidikan di Indonesia.

2. Padahal dalam PP No. 19 Tahun 2005 tentang standar pendidik dan tenaga kependidikan
pasal 28 ayat 2, dijelaskan bahwa pendidik harus sesuai dengan ijazah dan sertifikat
keahlian yang relevan dengan perundang-undangan yang berlaku.

3. Pendidik kurang menguasai dari 4 komponen yang harus dimiliki oleh pendidik maupun
tenaga kependidikan sehingga hal ini menyebabkan adanya masalah kualitas pendidik
dan tenaga kependidikan yang kurang baik.

4. Pendidik terkadang menjadikan mengajar hanya untuk menggurkan kewajiban sebagai


pendidik, sehingga dia mengajar secara tidak maksimal. Hal ini tidak sesuai dengan PP
No. 19 Tahum 2005 pasal 28 ayat 3 yang seharusnya pendidik memiliki kompetensi
profesional, yang mengharuskan pendidik wajib bertanggung jawab dengan tugas dan
pembinaan terhadap peserta didik.

5. Pendidik belum sepenuhnya dapat memnuhi harapan masyarakat. Fenomena itu di tandai
dari rendahnya mutu lulusan, penyelesaian masalah pendidikan yang tidak tuntas, bahkan
lebih berorientasi proyek. Akibatnya, sering kali pendidikan mengecewakan masyarakat.
Maka terus mempertanyakan relevansi pendidikan dengan kebutuhan masyarakat dalam
dinamika kehidupan ekonomi, politik, sosial, dan budaya.

6. Pendidik mengajar tidak sesuai silabus sehingga target dari tujuan pembelajaran tidak
sepenuhnya tercapai.

7
7. Masih banyak pendidik yang belum memenuhi ketentuan sesuai dengan PP No. 19 Tahun
2005 seperti pengajar di tingkat SD/MI minimal berijazah S1/D4.

8. Tenaga kependidikan biasanya berasal dari tenaga pendidik yang merangkap tugas
menjadi tenaga kependidikan seperti guru merangkap menjadi tenaga administrasi atau
tenaga keperpustakaan.

b. Pemecahan masalah pendidik dan tenaga kependidikan


1) Masalah pendidik
a) Pendidikan profesi guru ini adalah salah satu upaya yang dilakukan untuk
meningkatkan citra profesionalan seorang guru. Diharapkan sebelum calon guru
memegang jabatan mereka sudah benar-benar profesional dalam bidangnya melalui PPG
ini.

b) Meningkatkan status sosial ekonomi adanya upaya pemerintah dengan mengesahkan


UU No. 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen. Di mana guru dan dosen berhak
menerima pengahasilan di atas kebutuhan minimum.

c) Menanamkan karakter kuat dan cerdas karakter kuat dan cerdas terdapat dalam pribadi
guru sejati yang mampu mendidik dengan hati.

2) Masalah tenaga kependidikan


Tenaga kependidikan juga sangat berpengaruh kepada proses pendidikan oleh karena itu
pemerintah harus memberikan penghargaan bagi tenaga kependidikan yang berprestasi dan juga
penghasilan yang seimbang.

Contohnya: Guru di daerah terpencil yang masih belum memiliki ijazah s1 dan sudah mengajar
di sekolah dasar, dan juga tenaga kependidikan yang berprofesi rangkap sebagai kepala sekolah
dan guru akuntansi.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pendidikan adalah usaha sadar dan sistematis untuk mencapai taraf hidup atau kemajuan
yang lebih baik. Pengertian pendidikan menurut Undang Undang SISDIKNAS no. 20 tahun
2003, adalah sebagai usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran sedemikian rupa supaya peserta didik dapat mengembangkan potensi dirinya
secara aktif supaya memiliki pengendalian diri, kecerdasan, keterampilan dalam bermasyarakat,
kekuatan spiritual keagamaan, kepribadian serta akhlak mulia.

Di Indonesia sekarang menganut system pendidikan nasional, beberapa sistem pendidikan


Indonesia yang telah dilaksanakan, di antaranya adalah Sistem Pendidikan yang berorientasi
pada nilai, sistem pendidikan terbuka, Sistem pendidikan beragam, Sistem pendidikan yang
efisien dalam pengelolaan waktu, Sistem pendidikan yang disesuaikan dengan perubahan zaman.
Pada dasarnya ada dua masalah pokok yang dihadapi oleh dunia pendidikan di Indonesia yaitu
mengenai bagaimana pengupayaan agar semua warga Negara dapat menikmati kesempatan
pendidikan serta pendidikan dapat membekali peserta didik dengan keterampilan kerja yang
mantap untuk dapat terjun kedalam kancah kehidupan bermasyarakat.

Jenis-jenis permasalah pokok pendidikan yang diprioritaskan penanggulangannya di


Indonesia yaitu masalah pemerataan pendidikan, masalah mutu pendidikan, masalah efisiensi
pendidikan dan masalah relevansi pendidikan. Beberapa contoh permasalahan aktual pendidikan
di Indonesia yang berkaitan dengan permasalahan pokok pendidikan dan dapat dibahas dalam
makalah ini.

B. Saran
Adapun saran yang dapat penulis/kelompok sampaikan melalui makalah ini adalah semua
pihak harus bekerjasama dalam upaya penanggulangan permasalahan pokok pendidikan. Untuk
meminimalisir dampak negaif yang disebabkan oleh permasalahan pokok tersebut maka harus
ada perencanaan yang baik terhadap system pendidikan. Meningkatkan kualitas pendidikan
dalam usaha meningkatkan mutu pendidikan. Serta penyediaan sarana dan prasarana yang lebih
efektif dan efisien.

Sebagai khususnya calon pendidik, kita harus menyadari dan memahami berbagai macam
permasalahan pendidikan yang terjadi dilapangan sehingga dapat merumuskannya serta mencari
alternatif pemecahannya. Jadilah, Mahasiswa sekaligus calon pendidik yang peka terhadap
berbagai permasalahan pendidikan.

9
DAFTAR PUSTAKA

https://www.syahrilfitriadi87.xyz/2016/06/permasalahan-pokok-pendidikan-ddip.html

http://hanna-expoest.blogspot.com/2016/01/makalah-masalah-pendidikan-di-indonesia.html

10

Anda mungkin juga menyukai