Anda di halaman 1dari 89

PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA

SISWA KELAS VIII DI MTS NW AIKMEL TAHUN


PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Oleh:

SUBAE’I
NIMKO: 20192901020340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NAHDLATUL
WATHAN LOMBOK TIMUR
TAHUN 2023
PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB PADA
SISWA KELAS VIII DI MTS NW AIKMEL TAHUN
PELAJARAN 2022/2023

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Tarbiyah


Institut Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur
Untuk Memenuhi Syarat Memperoleh Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)

Oleh:

SUBAE’I
NIMKO: 20192901020340

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA ARAB


FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM HAMZANWADI NAHDLATUL
WATHAN LOMBOK TIMUR
TAHUN 2023

i
ii
NOTA DINAS PEMBIMBING
Hal : Persetujuan Pembimbing
Lamp : Surat Persetujuan Skripsi
Kepada Yth :
Dekan Fakultas Tarbiyah IAI Hamzanwadi NW
Lombok Timur
di-
Anjani

Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarokatuh.


Setelah membaca, meneliti, memberikan petunjuk, dan mengkoreksi serta
mengadakan perbaikan seperlunya, maka kami selaku pembimbing I dan
pembimbing II berpendapat bahwa skripsi saudari:
Nama Mahasiswa : Subae’I
NIMKO : 20192901020340
Judul Skripsi : PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
PADA SISWA KELAS VIII DI MTS NW AIKMEL
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
Sudah dapat diajukan kembali kepada Fakultas Tarbiyah Institut Agama
Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur sebagai salah satu syarat untuk
memperoleh gelar Sarjana Strata Satu (S. 1).
Dengan ini kami mengharap agar skripsi saudari tersebut di atas, dapat
segera munaqasyah. Atas perhatiannya kami ucapkan banyak terimakasih.
Anjani,……………………………

iii
SURAT PERNYATAAN
KEASLIAN TULISAN

Yang bertanda tangan di bawah ini,


Nama Mahasiswa : SUBAE’I
NIMKO : 20192901020340
Judul Skripsi : PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
PADA SISWA KELAS VIII DI MTS NW AIKMEL
TAHUN PELAJARAN 2022/2023

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi ini merupakan karya

saya sendiri, bukan jiplakan dari karya orang lain atau pengutipan dengan cara-

cara yang tidak sesuai dengan etika keilmuan yang berlaku, baik Sebagian atau

sekluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini,

dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Atas pernyataan ini saya secara pribadi siap

menanggung resiko/sanksi hukum serta dibatalkan gelar kesarjanaan saya apabila

ditemukan adanya pelanggaran terhadap etika keilmuan dalam karya ini

dikemudian hari.

Anjani,………………………….

Yang Menyatakan,

SUBAE’I
NIMKO. 20192901020340

iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN

v
HALAMAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “ PROBLEMATIKA PEMBELAJARAN BAHASA


ARAB PADA SISWA KELAS VIII DI MTS NW AIKMEL TAHUN
PELAJARAN 2022/2023” Ini telah dipertahankan dihadapan panitia penguji
Skripsi Fakultas Tarbiyah Institut Agama Islam Hamzanwadi Nahdlatul Wathan
Lombok Timur pada hari................tanggal.................

PANITIA PENGUJI

Ketua Penguji 1 : Rosli Hady S.Ag ,M .Pd ( )


NIDN.2105067506

Sekretaris Penguji 2 : Multazam Hajras M .Pd ( )


NIDN. 2131128814

Netral Penguji 3 : Muhamad Ali jum’ah R. M. Pd ( )


NIDN. 2116079306

Mengetahui.
Dekan Fakultas Tarbiyah

H. Muzakkir Walad, M. Ag.


NIDN. 2131127503

vi
HALAMAN MOTTO

‫ َبْع َثُه ُهّللا َيْو َم اَلِقَيا َم ِة َم َع‬, ‫ َأْو َقَض ى َع ْنُهَم ا َم ْغ َر ًم ا‬,‫َم ْن َح َّج َع ْن َو اِلَد ْيِه‬
)‫اْلَألْبَر اِر ( رواهالدارقطنى عن ابن عباس‬
Barang siapa yang menunaikan haji atas nama orang tuanya, atau menunaikan
shalat atas nama kedua orang tuanya , maka allah akan membangkitkanya kembali
bersama orang-orang yang benar
(Diriwayatkan oleh Al- Daraqutni dari riwayat ibnu Abbas )

‫ُم ْخ َتاُر ْاَألَح ادْيث َاْلَنَبِو ّية‬

vii
PERSEMBAHAN

Skripsi ini dipersembahkan kepada almarhumah Ibu dan Bapak dan almamater

tercinta Institute Agama Islam Hamzanwadi NW Lombok Timur

viii
KATA PENGANTAR

‫ َر ِّب ِز ْد ْيِن ِعْلًم ا َر ِّب ِز ْد ْيِن ِعْلًم ا‬.‫َاَالـَحْم ٌد ِلِّله َو َك َف ى َو َس اَل ٌم َعَلى ِعَباِدِه اَلِذْيَن اْص َطَف ى‬
‫ ِّه َل َنا ُك َّل ِس ٍرْي اِه‬، ‫ ا ِّس ِّس ا َد ِّب ِّب ا ِّه ِّه‬،‫ِّب ِز ِعْل ا‬
‫َع َجِب‬ ‫َر ْد ْيِن ًم َي ُمَي ْر َي ْر َي ُم ْر َد ْر َي ُمَس ْل َس ْل َس ْل َع ْي‬
‫ اْلَبِش ِرْي اَّلنِذْيِر‬.

Segala puji bagi Allah Subhanahu Wata‘ala yang telah melimpahkan

rahmat dan pertolonganya sehingga penulis mampu menyelesaikan penyusunan

skripsi ini yang berjudul “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Pada siswa

Kelas VIII di MTs NW Aikmel Tahun Pelajaran 2022/2023”. Shalawat dan salam

semoga tercurahkan kepada junjungan kita Nabi Besar Muhammad

Shalallahu AlaihiWassalam, yang telah menuntun manusia menuju jalan yang

terang benderang, dengan penuh cahaya ilmu pengetahuan sehingga menjadi

manusia yang berilmu dan beradap. Dengan segala kerendahan hati pada

kesempatan ini penyusunmengucapkan rasa terima kasih kepada:

1. Maulana Syaikh Raden Tuan Guru Bajang Lalu Gede Muhammad Zainuddin

Atsani, Lc.,M.Pd.I., selaku Rektor Institut Agama Islam Hamzanwadi NW

Lombok Timur.

2. H. Muzakkir Walad M.Ag., selaku Dekan Fakultas Tarbiyah.

3. Muhamad Hasyim, M.Pd.I.,selaku Kajur Program Studi Pendidikan Bahasa

Arab.

4. Muhamad Hasyim, M.Pd.I., selaku dosen pembimbing I

5. Majid Ahmad M.Pd., selaku dosen pembimbing II.

ix
6. Semua pihak yang telah ikut berjasa dalam penyusunan skripsi ini yang tidak

dapat kami sebutkan satu-persatu.

Kepada semua pihak tersebut semoga amal baik yang telah di berikan

dapat diterima di sisi Allah Subhanahu Wata’ala, dan mendapat limpahan rahmat

darinya, Amin.

Anjani,……………………………
Penuyusun,

SUBAE’I
NIMKO. 20192901020340

x
ABSTRAK

SUBAE’I , NIMKO; 20192901020340“ Problematika Pembelajaran Bahasa


Arab pada Siswa Kelas VIII MTS NW AIKMEL ” dibimbing oleh
Muhammad Hasyim M.Pd,I dan Majid Ahmad M.Pd

skripsi ini bertujuan untuk 1. mengetahui problematika pembelajaran


bahasa Arab pada siswa kelas VIII di MTs NW AIKMEL , 2. mengetahui solusi
dan upaya dalam mengatasi problematika pembelajaran bahasa Arab di kelas VIII
DI MTs NW AIKMEL

penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif. Dalam penelitian ini


pengumpulan data dilakukan dengan teknik observasi (pengamatan), wawancara
(interview) dan dokumentasi dalam penelitian ini mewawancarai ketua kelas,
murid-murid dan guru. Teknik analisis data. Analisis data dalam penelitian ini
yaitu dengan metode analisis kualitatif dilakukan sejak sebelum memasuki
lapangan, selama dilapangan dan setelah selesai di lapangan.
Hasil penelitian ini adalah (1) Peserta didik kurang memiliki kemauan untuk
belajar bahasa Arab (2) Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung
kemajuan prestasi belajar (3) Peserta didik kurang memiliki rasa percaya diri
dalam bahasa Arab. Upaya-upaya yang dilakukan untuk mengatasi problematika
pembelajaran bahasa arab pada siswa diantaranya 1. Pihak sekolah berusaha
meningkatkan jaminan kesejahteraan pada pendidik 2 Melengkapi fasilitas dan
sarana belajar mengajar 3. Pemahaman guru terhadap karakteristik peserta didik

xi
ABSTRACT

SUBAE'I , NIMKO; 20192901020340 "Problems of Learning Arabic in Class


VIII Students of MTS NW AIKMEL " Supervised by Muhammad Hasyim
M.Pd,I and Majid Ahmad M.Pd

This thesis aims to 1. Find of problems of learning Arabic for class VIII
students at MTs NW AIKMEL,2. Find out the solutasions and efforts to overcome
the problems of learning Arabic in class VIII at MTs NW AIKMEL

This reseach uses qualitative approach. In this research, data collection


was carried out using observation, interviews and documentation techniques. In
this research,interviewing the class leader, students and teachers. Data analysis
technique. Data analysis in this research using qualitative analysis methods was
carried out before entering the field, during the field and after finishing in the
field.

The results oh this reseach are (1) Students lack the will to learn Arabic(2)
The environment background does not support the progress of learning
achievement (3) learning Arabic among students include 1. The school is trying to
increase welfare guarantees for educators 2. Equipping teaching and learning
facilities and facilities 3. Teachers understanding of the characteristics of dtudents

xii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL..............................................................................................ii
NOTA DINAS PEMBIMBING...........................................................................iii
SURAT PERNYATAAN......................................................................................iv
SURAT PERNYATAAN KEASLIAN.................................................................v
HALAMAN PENGESAHAN...............................................................................vi
HALAMAN MOTTO..........................................................................................vii
PERSEMBAHAN...............................................................................................viii
KATA PENGANTAR...........................................................................................ix
ABSTRAK.............................................................................................................xi
DAFTAR ISI.......................................................................................................xiii
DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................xv
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang...........................................................................................1
B. Rumusan Masalah......................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.......................................................................................5
D. Manfaat Penelitian.....................................................................................5
BAB II KAJIAN PUSTAKA.................................................................................7
A. Landasan Teori..........................................................................................7
B. Penelitian Relevan...................................................................................29
BAB III METODOLOGI PENELITIAN..........................................................32
A. Jenis dan Desain Penelitian......................................................................32
B. Tempat dan Waktu Penelitian..................................................................33
C. Subyek Penelitian....................................................................................33
D. Sumber Data............................................................................................34
E. Teknik Pengumpulan Data.......................................................................34
F. Teknik Analisis Data...............................................................................36
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN....................................38
A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian........................................................38
B. Hasil Penelitian........................................................................................43
C. Pembahasan.............................................................................................56

xiii
BAB V PENUTUP................................................................................................61
A. Kesimpulan..............................................................................................61
B. Saran........................................................................................................62
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................64

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrument wawancara dengan guru Bahasa arab


Lampiran 2. Instruman wawancara dengan siswa siswi
Lampiran 3. Wawancara dengan kepala sekolah
Lampiran 4. Wawancara dengan guru Bahasa arab
Lampiran 5. Observasi yang dilakukan peneliti
Lampiran 6. Wawancara dengan siswa kelas VIII

xv
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Problematika adalah unit-unit dan pola -pola yang menunjukan

perbedaan struktur antar satu Bahasa dengan Bahasa yang lain. Problema

dalam belajar Bahasa Arab merupakan suatu faktor yang bisa menghalangi

dan memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar dalam bidang studi

Bahasa Arab. Problema tersebut muncul dari dalam Bahasa Arab itu sendiri

Pembelajaran merupakan bantuan yang di berikan pendidik agar

dapat terjadi proses perolehan ilmu dan pengetahuan, penguasaan dan

kemahiran tabiat,serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta

didik .dengan kata lain,pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta

didik agar dapat belajar dengan baik

Bahasa merupakan sesuatu yang urgen bagi setiap manusia, karena

dengan bahasa seseorang dapat berkomunikasi, bertukar pikiran dan ide satu

dengan yang lainnya baik secara lisan maupun tulisan. Karena hakikat bahasa

adalah sebagai sarana komunikasi sosial atau sarana komunikasi dalam suatu

masyarakat, sehingga diantara anggota masyarakat dapat menjalin hubungan

sosial dengan masyarakat lainnya.1

Problematika Menurut KBBI berarti hal yang masih menimbulkan

masalah, hal yang belum dapat dipecahkan permasalahannya. Yakni ketika di

dalam proses pelaksanaan pembelajaran. maka muncullah berbagai problem


1
Imam Asrori, Strategi Belajar Bahasa Arab: Teori & Praktek (Malang: MISYKAT,
2014), hlm. 2.

1
baik dari guru maupun siswa serta faktor fasilitas yang ada semua yang

tercakup dalam kegiatan proses pembelajaran seperti suasana belajar, sumber

belajar, motivasi belajar, bahan atau materi belajar, serta metode dan strategi

pembelajaran. Problem lain dalam permasalahan pembelajaran bahasa Arab

adalah adanya kekurang mampuan atau kurang optimalkan dalam

membentuk suatu kebiasaan baru, karena ketika kita mempelajari suatu bahasa

baru, mau tidak mau kita harus merubah kebiasaan lama yang ada dalam

bahasa kita 2

Salah satu bahasa Internasional yang telah ditetapkan Perserikatan

Bangsa Bangsa (PBB) selain bahasa Inggris, Francis, Tionghoa, Rusia, dan

Spanyol adalah bahasa Arab. Bahasa Arab selain menjadi bahasa resmi di

negara bagian timur tengah, sampai sekarang masih menjadi salah satu mata

pelajaran yang dipelajari di berbagai lembaga pendidikan khususnya di

Indonesia, mulai dari pendidikan dasar sampai pada jenjang perguruan tinggi

baik negeri maupun swasta.

Syaikh Musthofa Al-Ghulayani dalam bukunya bahasa Arab

lengkap Dengan terjemahannya “Jamiuddurus Arobiyah” mendefinisikan

bahasa Arab sebagai berikut :

‫َالُّلَغ ُة ْالَع َر ِبَّيُة ِهَي ْالَك ِلَم اُت اَّلِتى ُيَع َّبُر َه ا ْالَع َر ُب َٔاْغ َر اِض َهْم‬

Bahasa Arab adalah : kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam

mengutarakan maksud dan tujuan.

2
no.1 Nita Zakiah, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Madrasah Tsanawiyah Al
Islamiyah Kota bumi Lampung utara Indonesia 2, jurnal of instructional technology (juni-13-
2021)-54

2
Bahasa Arab dalam pandangan sebagian besar umat Islam memiliki

dua sisi yang tidak terpisahkan yaitu sebagai bahasa agama dan bahasa ilmu

pengetahuan (bahasa asing). Jika dikatakan bahwa bahasa Arab adalah bahasa

agama Islam, maka konsekuensinya adalah untuk memahami ilmu-ilmu agama

Islam dipersyaratkan menguasai bahasa Arab. Sebab sumber ilmu-ilmu agama

Islam ditulis dengan bahasa Arab. Sehingga agama Islam dan bahasa Arab

bagaikan dua sisi mata uang yang tidak bisa dipisahkan. Sementara itu, jika

dikatakan bahwa bahasa Arab adalah bahasa asing, maka konsekuensinya

adalah Bahasa Arab diposisikan sebagai bahasa komunikasi yang bukan

sebagai prasyarat untuk memahami ilmu-ilmu agama Islam.3

Secara formal bahasa Arab merupakan bahasa Asing. Karena

sebagai bahasa asing. Sistem pembelajarannya adalah pembelajaran bahasa

asing, mulai dari tujuan, materi, sampai kepada metode. Dengan demikian jika

ada kalangan tertentu Indonesia yang menganggap bahasa Arab bukan bahasa

asing, maka itu tidak resmi karena di luar patokan yang ditetapkan oleh

pemerintah Indonesia.4

Salah satu upaya yang dilakukan dalam mempelajari Bahasa Arab

ini adalah melalui jalur pendidikan, Pendidikan adalah usaha pendidik

memimpin anak didik secara umum mencapai perkembangannnya menuju

kedewasaan jasmani maupun rohani, dan bimbingan adalah usaha pendidik

memimpin anak didik dalam arti khusus misalnya memberikan dorongan atau

motivasi dan mengatasi kesulitan kesulitan yang dihadapi anak didik/ siswa.
3
Ahmad Muradi, Tujuan Pembelajaran Bahasa Asing (Arab) Di Indonesia, Jurnal Al
Maqoyis, 1(1) (Januari-Juni 2013), hlm. 129.
4
Binti Maunah, Ilmu Pendidikan (Yogyakarta: TERAS, 2009), hal. 129.

3
Pendidikan adalah usaha dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar

dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan

potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian

diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan

dirinya dan bermasyarakat.5

Dalam proses pembelajaran adalah proses interaksi peserta didik

dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar.

Pembelajaran merupakan bantuan yang diberikan pendidik agar dapat terjadi

proses pemerolehan/ transfer ilmu dan pengetahuan, penguasaan, kemahiran

dan tabiat, serta pembentukan sikap dan kepercayaan pada peserta didik.

Dengan kata lain, pembelajaran adalah proses untuk membantu peserta didik

agar dapat belajar dengan baik. Pembelajaran mempunyai pengertian yang

mirip dengan pengajaran, walaupun mempunyai konotasi yang berbeda.

Dalam konteks pendidikan, guru mengajar supaya peserta didik dapat belajar

dan menguasai isi pelajaran hingga mencapai suatu obyektif ditentukan (aspek

kognitif), juga dapat mempengaruhi perubahan sikap (aspek afektif), serta

keterampilan (aspek psikomotor) seorang peserta didik.6

Seperti halnya mempelajari bahasa Arab tidak semudah seperti

yang kita bayangkan, banyak problem-problem yang dihadapi oleh guru dan

siswa dalam pembelajaran bahasa Arab. Di karenakan bahasa Arab merupakan

bahasa Asing yang di pandang oleh sebagian orang sulit untuk di pelajari

terutama di ranah pendidikan .


5
Nurfuadi, Profesionalisme Guru (Purwokerto: Stain Press, 2012), hal. 15
6
Tutik Rachmawati & Daryanto, Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang mendidik
(Yogyakarta: Gava Media: 2015), hal. 139.

4
Begitu juga yang terjadi di MTs NW AIKMEL rata rata peserta

didiknya belum mampu memahami bahasa Arab dengan baik dan benar di

sebabkan oleh berbagai faktor di antaranya: faktor kurang minat,latar belakang

pendidikan peserta didik sebelumnya,kurangnya kemampuan dan kemauan

untuk belajar bahasa Arab khusunya dalam belajar kitabah, qiro’ah, istima,

kalam, sehingga perhatian mereka terhadap belajar bahasa Arab kurang,hal

inilah yang menjadi persoalan dalam pembelajaran bahasa Arab.7

B. Rumusan Masalah

1. Apa problematika pembelajaran bahasa Arab pada siswa kelas VIII di

MTs NW Aikmel ?

2. Bagaimana upaya guru yang di lakukan untuk mengatasi problematika

pembelajaran bahasa Arab pada siswa kelas VIII di MTs NW Aikmel ?

C. Tujuan Penelitian

1. Untuk Mengetahui problematika pembelajaran bahasa Arab siswa kelas

VIII di MTs NW Aikmel

2. Untuk Mengetahui upaya yang di lakukan dan mengatasi problematika

pembelajaran bahasa Arab siswa kelas VIII di MTs NW Aikmel

D. Manfaat Penelitian

Manfaat yang dapat diperoleh dari penelitian ini adalah:

1. Manfaat Teoritis

Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi dalam

7
Observasi.Aikmel,11 Desember 2022

5
pembelajaran bahasa Arab. Dan juga dapat menambah pengetahuan

tentang pentingnya pembelajaran bahasa Arab, sehingga dapat

memperbaiki mutu pendidikan dan meningkatkan hasil belajar siswa.

Serta untuk memperkaya khazanah pendidikan dan pengembangan

bahasa Arab.

2. Manfaat Praktis

1) Bagi guru, penelitian ini dapat menjadi motivasi tersendiri bagi

guru agar lebih memahami karakteristik siswa dan lingkungan

sekolah, sehingga dapat menentukan solusi dari problematika

pembelajaran

2) Bagi siswa, menambah minat dan prestasi siswa dalam

mempelajari bahasa Arab

3) Bagi sekolah, hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan

sumbangan kepada dunia pendidikan dalam memajukan pondok

pesantren khususnya dalam pelajaran bahasa Arab.

4) Bagi peneliti, penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan,

pengetahuan tentang problematika pembelajaran bahasa Arab.,

6
BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Landasan Teori

1. Pengertian Problematika

Menurut Abd. Muhith dalam jurnalnya tentang problematika

pembelajaran tematik terpadu, problematika berasal dari bahasa Inggris

yaitu "problematic" yang artinya persoalan atau masalah, dalam kamus

bahasa Indonesia, problema berarti hal yang belum dapat dipecahkan;

yang menimbulkan permasalahan. Masalah adalah suatu kendala atau

persoalan yang harus dipecahkan dengan kata lain masalah merupakan

kesenjangan antara kenyataan dengan suatu yang diharapkan dengan

baik, agar tercapai hasil yang maksimal. Yang dimaksud dengan

problematika adalah suatu kesenjangan antara harapan dan kenyataan

yang membutuhkan penyelesaian atau pemecahan.8

Masalah diartikan sebagai suatu hal yang menghalangi

tercapainya tujuan Menurut Krulik dan Rudnik (1995) mendefinisikan

masalah secara formal sebagai berikut:

“A Problem is a situation, quantitatif or otherwise, that confront

an individual or group of individual, that requires resolution, and for

wich the individual sees no apparent or obvius means or path to

obtaining a solution”.

8
Abd. Muhith, Problematika Pembelajaran Tematik Terpadu di MIN III Bondowoso

7
Definisi tersebut menjelaskan bahwa masalah adalah situasi yang

dihadapi oleh seseorang atau kelompok yang memerlukan suatu

pemecahan tetapi individu atau kelompok tersebut tidak memiliki cara

yang langsung dapat menentukan solusinya. 9 menuturkan bahwa kata

“problem” terkait erat dengan suatu pendekatan “Problem Solving”.10

Dari beberapa pendapat yang telah disampaikan oleh para ahli,

dapat disimpulkan bahwa problematika adalah sesuatu yang

membutuhkan pemecahan. Masalah juga diartikan sebagai

ketidaksesuaian antara harapan dengan kenyataan. Problematika atau

masalah ialah sesuatu yang menyebabkan tidak tercapainya sebuah

tujuan.

2. Pengertian Pembelajaran

Pembelajaran tidak terlepas dari dua peristiwa yaitu,: belajar dan

mengajar dimana keduanya terdapat hubungan yang erat bahkan terjadi

kaitan dan intraksi saling mempengaruhi dan saling menunjang satu sama

lainya.

Secara umum belajar dapat diartikan sebagai proses perubahan

perilaku, akibat interaksi individu dengan lingkungan. Perilaku

mengandung pengertian yang luas. Hal ini mencakup pengetahuan,

pemahaman, 82 : Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1 Januari-Juni

2012 Nandang Sarip Hidayat: Problematika Pembelajaran Bahasa Arab

9
Dindin Abdul Muiz Lidinillah. Heuristik Dalam Pemecahan Masalah Matematika Dan
Pembelajarannya Di Sekolah Dasar. (Jurnal Elektronik, 2011), hal 2
10
Hadi Kusmanto, Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Siswa Dalam
Memecahkan Masalah Matematika (Studi Kasus Di Kelas VII SMP Wahid Hasyim Moga),
(Eduma: Mathematics Education Learning and Teaching Vol. 3 No. 1, 2014), hal 96.

8
keterampilan sikap dan sebagainya. Sedangkan pengertian lain

menyebutkan belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan seseorang

untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara

keseluruhan sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya. Dalam buku yang lain Oemar Hamalik menyatakan

bahwa “belajar adalah suatu proses, suatu usaha, kegiatan dan bukan

suatu hasil atau tujuan yang bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih

luas dari itu, yaitu mengalami dan hasilnya bukan suatu penguasaaan

hasil latihan melainkan perubahan kelakuan”. Lebih lanjut Sardiman

mengatakan bahwa belajar itu senantiasa merupakan perubahan tingkah

laku atau penampilan dengan serangkaian kegiatan misalnya dengan

membaca, mengamati, mendengarkan, meniru dan lain sebagainya.

Belajar itu juga akan lebih baik kalau si subjek belajar itu mengalami

atau melakukannya, jadi tidak bersifat verbalistik. Perubahan perilaku

dalam proses belajar adalah akibat dari interaksi dengan lingkungan.

Interaksi ini biasanya berlangsung secara disengaja11.

Seiring dengan perkembangan zaman, definisi mengajar dari

tahun ke tahun selalu mengalami perubahan. Dalam hal ini ada beberapa

definisi tentang mengajar yang dilontarkan oleh para ahli pendidikan, di

antaranya adalah: Menurut pandangan William H.Burton, dkk.

Mengajar adalah upaya dalam memberikan perangsang,

bimbingan, pengarahan, dan dorongan kepada siswa agar terjadi proses

11
Nandang Sarip Hidayat,problematika pembelajaran bahasa Arab,Jurnal pemikiran
islam,37(1) (januari-juni 2012), hlm.82.

9
belajar”. Terkait dengan mengajar Sardiman juga mengemukakan dalam

bukunya “mengajar adalah suatu usaha untuk menciptakan kondisi atau

sistem lingkungan yang mendukung dan memungkinkan untuk

berlangsungnya proses belajar”. Sama halnya dengan belajar,

mengajarpun menurut Nana Sudjana pada hakikatnya “mengajar adalah

suatu proses, yakni proses mengatur, mengorganisasi lingkungan yang

ada di sekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa

melakukan proses belajar”.

Dari pendapat kedua ahli di atas dapat disimpulkan bahwa

mengajar adalah suatu upaya atau usaha sadar yang dilakukan oleh guru

dengan merekayasa lingkungan belajar guna mencapai tujuan yang telah

dirumuskan. Sedangkan pengertian pengajaran menurut Sastra Widjaja,

pengajaran adalah “suatu usaha mengubah seseorang agar ia dapat

berperilaku tetap dimana usaha mengubah itu dilakukan secara

terkendali”. Sedangkan Ahmad Rohani menjelaskan bahwa pengajaran

adalah “totalitas aktivitas belajar mengajar yang diawali dengan

perencanaan dan diakhiri dengan evaluasi, dari evaluasi ini diteruskan

dengan follow up”. Singkatnya dapat disimpulkan bahwa konsep

pengajaran adalah upaya seorang guru secara menyeluruh dan

terorganisir dalam proses belajar mengajar mulai dari perencanaan

hingga evaluasi untuk mencapai perubahan tingkah laku peserta didik.

Sedangkan Depag merumuskan bahwa “Pengajaran bahasa Arab

adalah suatu proses pendidikan yang diarahkan untuk mendorong,

10
membimbing mengembangkan dan membina kemampuan bahasa Arab

siswa baik secara aktif maupun pasif serta menumbuhkan sikap positif

terhadap bahasa Arab dalam hal ini bahasa Arab Fusha12

3. Faktor – Faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran

Masalah interaksi belajar mengajar merupakan masalah yang

kompleks karena melibatkan berbagai faktor yang saling terkait satu

sama lain. Dari sekian banyak faktor yang mempengaruhi proses dan

hasil interaksi belajar mengajar terdapat dua faktor yang sangat

menentukan yaitu faktor guru sebagai subjek pembelajaran dan faktor

peserta didik sebagai objek pembelajaran. Tanpa adanya faktor guru dan

peserta didik dengan berbagai potensi kognitif, afektif, dan psikomotorik

yang dimiliki tidak mungkin proses interaksi belajar mengajar dikelas

atau ditempat lain dapat berlangsung dengan baik, Namun pengaruh

berbagai faktor lain tidak boleh diabaikan, misalnya faktor media dan

instrument pembelajaran, fasilitas belajar, infrastruktur sekolah, fasilitas

laboratorium, manajemen sekolah, sistem pembelajaran dan evaluasi,

kurikulum, metode, dan strategi : Jurnal Pemikiran Islam; Vol. 37, No. 1

Januari-Juni 2012 83 Nandang Sarip Hidayat: Problematika

Pembelajaran Bahasa Arab pembelajaran. Kesemua faktor-faktor tersebut

dengan pendekatan berkontribusi berarti dalam meningkatkan kualitas

dan hasil interaksi belajar mengajar di kelas dan tempat belajar lainnya. 13

12
Nandang Sarip Hidayat, Loc.Cit., hlm.83.
13
Nandang Sarip Hidayat, Loc.Cit., hlm.83-84.

11
Berikut akan dijelaskan pengaruh masing-masing faktor sebagai

berikut:

Pertama, Media dan instrumen pembelajaran memiliki pengaruh dalam

membantu guru mendemonstrasikan bahan atau materi pelajaran kepada

siswa sehingga menciptakan proses belajar-mengajar yang efektif dengan

kata lain media dipergunakan dengan tujuan membantu guru agar proses

belajar siswa lebih efektif dan efisien. Fasilitas belajar yang tersedia

dalam jumlah memadai di suatu sekolah memiliki pengaruh terhadap

keberlangsungan proses belajar-mengajar. Tanpa ada fasilitas belajar

yang tersedia dalam jumlah yang memadai di sekolah, proses interaksi

belajar-mengajar kurang dapat berjalan secara maksimal dan optimal.

Kedua, Metode pengajaran memiliki peranan yang penting dalam

memperlancar kegiatan belajar mengajar artinya proses belajar mengajar

yang baik hendaknya mempergunakan berbagai jenis metode mengajar

yang bervariasi. Dalam hal ini tugas guru adalah memilih berbagai

metode yang tepat untuk menciptakan proses belajar mengajar yang

efektif yang disesuaikan dengan tujuan pembelajaran.

Ketiga, Evaluasi atau penilaian berfungsi untuk mengetahui

tercapai tidaknya tujuan pengajaran dan untuk mengetahui keefektifan

proses belajar mengajar yang telah dilakukan guru. Tanpa adanya

evaluasi guru tidak akan mengetahui hasil belajar yang dicapai oleh

siswa dan tidak bisa menilai tindakan mengajarnya serta tidak ada

12
tindakan untuk memperbaikinya.

ِ‫َفِض َلُة الَش ْيخ ُمْص َطَف ى الُغَلَيايِن ىِف ِكَتا ِبه ٓج ِمْيُؤ اْلُّدُرْو ُس اْلٓع ٓر ِبٌيِة‬
mendefinisikan bahasa Arab sebagai berikut: bahasa Arab adalah

kalimat yang dipergunakan bangsa Arab dalam mengutarakan maksud

dan tujuan. Jadi pembelajaran bahasa Arab adalah salah satu mata

pelajaran aktif dan inti yang interaksi antara berbagai komponen yang

saling berkaitan guna mencapai tujuan pembelajaran dalam proses

membelajarkan peserta didik.14

4. Jenis-Jenis Problematika Pembelajaran Bahasa Arab

Pembelajaran bahasa Arab bagi non Arab dimulai dari pertama kali

pada abad ke – 17, ketika bahasa Arab mulai diajarkan di Universitas

Cambridge Inggris, sementara di Amerika serikat, perhatian terhadap

bahasa Arab dan pembelajarannya baru dimulai pada tahun 1947 di

sekolah – sekolah tentara Amerika. Di Mesir, banyak pusat pembelajaran

bahasa Arab, diawali dengan adanya proyek pengembangan bahasa Arab

yang dilengkapi dengan perencanaan dan pengembangan materi-

materinya.15

Pembelajaran bagi orang non Arab merupakan sesuatu hal yang

sangat urgen dan tak dapat dihindari, karena bahasa Arab mempunyai

peran penting bagi masyarakat dunia baik orang Islam maupun orang non

Islam. Namun, karena msyarakat non Arab khususnya Indonesia

bukanlah penutur asli atau orang asli Arab, dalam proses pembelajaran
14
Nandang Sarip Hidayat, Loc.Cit., hlm.83-84.
15
Yunus, Fathi Ali dan Muhammad ‘abd Rauf al-Syeikh, Al-Marja’fi Ta’lim al-Lughah
al-Arabiyyah li al –Ajanib, Maktabah Kairo, 2003, hal. 22

13
pasti mendapat kendala. Seperti yang penulis temui ketika mengajar atau

pembelajaran bahasa Arab di dalam kelas di MTs NW AIKMEL . Siswa

mengalami problematika-problematika saat belajar bahasa Arab. Di

lapangan, penulis menemukan berbagai kendala saat pendidik memulai

proses belajar mengajar bahasa Arab. Berikut ini kami sajikan

problematika pembelajaran bahasa Arab yang penulis temukan. Pertama,

siswa sangat susah untuk dikondisikan. Di antara mereka banyak yang

asyik dengan teman atau diri mereka sendiri. Bermain dan mengobrol

dengan temannya. Sehingga menyebabkan, murid tidak fokus untuk

memperhatikan pelajaran. Dan ini diamini oleh guru, bila sebuah

kewajaran atau hal yang lumrah siswa-siswa sulit dikondisikan apalagi

siswa masih Madrasah Senawiyah (MTs). Tinggal bagaimana ketegasan

guru untuk menindak siswa-siswa yang tidak mau diatur. Kedua, siswa

kesulitan dalam membaca bacaan atau teks yang berbahasa Arab. Saat

penulis menyuruh mereka membaca, mereka masih kesulitan, mulai

terbata-bata hingga sama sekali tak bisa membaca. Padahal kalau penulis

perhatikan, di rumah siswa-siswa sudah belajar mengaji tulisan yang

berbahasa Arab (Qiro’ati/Yanbu’a/sebelum belajar Al-Qur’an), tetapi

tetap saja mereka masih saja kesulitan dalam membaca teks berbahasa

Arab. Padahal, pada hakikatnya kunci dari memahami bahasa Arab itu

membaca, sehingga jika masih banyak siswa yang kesulitan membaca

akan memperlambat proses pembelajaran bahasa Arab tersebut 16

16
No 1 Fatih Rizki Wibowo problematika pembelajaran Bahasa Arab vo 2 jurnal Pendidikan
Bahasa Arab (June 15,2016) halm 67.

14
Banyak alasan kenapa orang non Arab mempelajari bahasa Arab, seperti

dikemukakan oleh Rusydi Ahmad Thu’aimah antara lain:

a. Motivasi Agama terutama Islam, karena kitab suci agama Islam

berbahasa Arab, tentunya untuk menggali kajian-kajian ilmu yang

terdapat dalam al-Quran atau kitab-kitab yang berbahasa Arab,

terlebih dahulu harus paham bahasa Arab, oleh sebab itu perlu

dipelajari.

b. Orang non muslim akan merasa asing kalau berkunjung ke jazirah

Arab yang biasanya berkomunikasi dengan bahasa Arab baik Fusha

atau ‘Amiyah.

c. Banyak karya Ulama-ulama Klasik yang berbahasa Arab

diberbagai disiplin ilmu, yang mempunyai kualitas ilmiah yang

sangat tinggi.17

Problematika adalah unit-unit dan pola-pola yang menunjukkan

perbedaan struktur antar satu bahasa dengan bahasa yang lain. Problema

dalam pembelajaran bahasa Arab merupakan suatu faktor yang bisa

menghalangi dan memperlambat pelaksanaan proses belajar mengajar

dalam bidang studi bahasa Arab. Problema tersebut muncul dari dalam

bahasa Arab itu sendiri (problematika linguistik) dan non linguistik atau

di kalangan pengajar (guru) dan peserta didik itu sendiri18

a. Problematika Linguistik

Problematika linguistik adalah kesulitan-kesulitan yang


17
Rusydi Ahmad Thu’aimah, Ta’lim al-Lughah Lighairi al-Nathiqin biha, beirut, 1989,
hal.31-32
18
Nandang Sarip Hidayat, Loc.Cit., hlm.84.

15
dihadapi siswa dalam proses pembelajaran yang diakibatkan oleh

karakteristik bahasa Arab itu sendiri sebagai bahasa Asing. Problema

yang datang dari pengajar adalah kurangnya profesionalisme dalam

mengajar dan keterbatasannya komponen-komponen yang akan

terlaksanya proses pembelajaran bahasa Arab baik dari segi tujuan,

bahan pelajaran (materi), kegiatan belajar mengajar, metode, alat,

sumber pelajaran, dan alat evaluasi.19

Sedangkan problematika yang muncul dari siswa dalam belajar

bahasa Arab adalah pengalaman dasar latar belakang sekolah,

penguasaan mufradhat (pembendaharaan kata), dan akibat faktor

lingkungan keluarga akibatnya mereka mengalami kesulitan untuk

memahami bacaan-bacaan serta tidak mampu menguasai bahasa

Arab secara utuh baik dalam gramatika maupun komunikasinya.

Problematika linguistic itu diantaranya:

1) Tata bunyi/Phonetik

Tata bunyi/Phonetik dalam bahasa Arab ini memiliki sifat

yang berbeda dan bermacam dalam cara pengucapannya,

masing-masing mempunyai kareteristik tersendiri seperti tata

bunyi huruf halqiyah/Tenggorokan ( ), sifat tata bunyi antara

dua mulut, tata bunyi ke hidung, Tata bunyi huruf yang

berdekatan dalam cara pengucapannya, seperti: , dan Tata bunyi

lainnya yang menjadikan susah dalam pengucapannya. Dan

19
Jamaluddin, Problematika Pembelajaran Bahasa dan Sastra, Yogyakarta, AdiCita
Karya Nusa, 2003, hal. 38.

16
termasuk problematika Tata bunyi ini diantaranya: bahwa

beberapa fonem Indonesis tidak ada padanannya dalam bahasa

Arab, seperti bunyi P, G, dan NG, sehingga bunyi P diucapkan

orang Arab dengan bunyi B, seperti kata Jepang menjadi /

Yaban, Spanyol menjadi / Asbania, Kampar menjadi / Kambar,

bunyi G menjadi Ghin atau Jim, seperti kata Garut menjadi

huruf nun dan jim atau nun dan ghin, seperti kata Inggris

menjadi / Jarut, bunyi NG diucapkan dengan dan seterusnya

Sebenarnya pembelajaran bahasa Arab di Indonesia sudah

berlangsung berabad-abad lamanya, akan tetapi aspek tata bunyi

sebagai dasar untuk mencapai kemahiran menyimak dan

berbicara kurang mendapat perhatian. Hal ini disebabkan karena

pertama, tujuan pembelajaran bahasa Arab hanya diarahkan agar

pelajar mampu memahami bahasa tulisan yang terdapat dalam

buku-buku berbahasa Arab. Kedua, pengertian hakekat bahasa

lebih banyak didasarkan atas dasar metode gramatika-

terjamahan. Dengan sendirinya gambaran dan pengertian bahasa

atas metode ini tidak lengkap dan utuh, karena mengandung

tekanan bahwa bahasa itu pada dasarnya adalah ujaran. Memang

perlu diketahui bahwa diberbagai pesantren, masjid, bahkan di

rumah-rumah dalam rangka mengajarkan Al-Qur’an telah

diajarkan tata bunyi bahasa yang disebut makharijul huruf dalam

ilmu tajwid.

17
Akan tetapi ilmu tersebut menitik beratkan perhatian hanya

untuk kepentingan kemahiran membaca AlQur’an, bukan untuk

tujuan membina dan mengembangkan kemahiran menggunakan

bahasa Arab. Jadi selama ini tata bunyi kurang diperhatikan

dalam mempelajari bahasa Arab. Akibatnya seorang yang sudah

lama mempelajari bahasa Arab masih juga kurang baik dalam

pengucapan kata-kata atau kurang cepat memahami kata-kata

yang diucapkan orang lain. Akibatnya selanjutnya masih

terdapat kesalahan menulis ketika pelajaran didiktekan baik

pelajaran bahasa Arab atau pelajaran-pelajaran lain yang

bersangkut paut dengan bahasa Arab.20

2) Kosa kata

Faktor menguntungkan bagi para pelajar bahasa Arab dan

bagi guru bahasa Arab di Indonesia adalah segi kosa kata atau

perbendaharaan kata karena sudah banyak sekali kata Arab yang

masuk ke dalam bahasa Indonesia atau bahasa daerah. Namun

demikian, perpindahan kata-kata dari bahasa asing ke dalam

bahasa siswa dapat menimbulkan persoalan-persoalan sebagai

berikut:

a) Pergeseran arti, seperti kata Masyarakat yang berasal dari

kata / Musyarakah, dalam bahasa Arab arti masyarakat yaitu

keikutsertaan, partisipasi, kebersamaan, diartikan dengan ,

20
Nandang Sarip Hidayat, Loc.Cit., hlm.84.

18
begitu juga dengan kata Dewan yang berasal dari kata dan

seterusnya.

b) Lafadznya berubah dari bunyi aslinya, seperti berkat dari

kata Khabar. Dan seterusnya. / berkat, kata Kabar dari kata

c) Lafadznya tetap tetapi artinya berubah, seperti kata /

Kalimah yang berarti susunan kata-kata yang bisa

memberikan pengertian, sedangkan arti bahasa Arab adalah

kata-kata.21.

3) Tulisan

Adapun problematika dalam tulisan diantaranya:

a) Sistem penulisan Arab yang dimulai dari kanan ke kiri,

dimana, kemampuannya tidak dimiliki oleh kebanyakan

orang, dibanding dengan sistem penulisan latin.

b) Satu huruf memiliki banyak bentuk yang berbeda

tergantung letak huruf itu sendiri dalam kata, ada yang

diawal, ditengah, dan diakhir kata. Tentunya berbeda dalam

penulisannya, ditambah lagi dengan ragam tulisannya, ada

yang harus disambung dan dipisah

c) Huruf-huruf yang berdekatan dan menyerupai, seperti

huruf: . bentuk huruf semuanya sama, hanya titik yang

membedakannya.

21
Acep Hermawan, Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab, Remaja RosdaKarya,
Bandung, 2011, hal. 101

19
d) Tidak ada kesesuaian antara tulisan dan pengucapannya.

Ada sebagian yang ditulis tetapi tidak diucapkan. Seperti:

Alif sesudah waw jama’ah: , atau sebaliknya, diucapkan

tetapi tidak ditulis, seperti: dalam kata yang diucapkan

dengan . Dan seterusnya.

e) Letak Penulisan Hamzah yang bermacam-macam. Ada yang

terletak diawal kalimat, ditengah, dan diakhir kalimat atau

ditulis pada alif ( ), pada “ ya “ ( ), pada “waw” ( ) atau

ditulis secara tersendiri.

f) Penulisan Alif al-Maqsurah ( ), perbedaannya dengan “ya”.

Khususnya, ketika “ya “ ditulis tanpa titik Problem dalam

tulisan ini, disebabkan karena tulisan Arab berbeda sama

sekali dengan bahasa (tulisan latin). Oleh karena itu, tidak

mengherankan meskipun sudah duduk di perguruan tinggi

seperti UIN / IAIN / STAIN, masih ada juga yang membuat

kesalahan dalam menulis Arab baik mengenai pelajaran

bahasa maupun ayat-ayat Al-Quran dan Hadits, baik pada

buku catatan ataupun dalam karangan-karangan ilmiah.22

4) Morpologi

Morfologi adalah studi tentang pola suatu kata yang terdiri

dari beberapa perubahan shighat / bentuk kata, menurut sistem

yang ada pada morfologi tersebut. Beberapa hal penting


22
Nandang Sarip Hidayat, Loc.Cit., hlm.86

20
Problematika Morfologi ini diantaranya:

a) Banyaknya bab dan topik sharf, dimana setiap bab dan topik

itu mempunyai kaidah-kaidah tertentu yang terkadang

menyita waktu dan menyulitkan.

b) Integrasi antara bab sharf dan Nahwu, karena terdapat

hubungan antara keduanya Al-Astrabadi mengemukakan: “

Ketahuilah bahwa Tashrif adalah bagian dari Nahwu “.

Pernyataan itu mengisyaratkan bahwa tidak ada batasan

jelas antara bab sharf dan bab nahwu, kajian sharf terkadang

masuk pada kajian Nahwu, dan begitu sebaliknya,seperti

fiil-fiil yang menashabkan 2 maf’ul masuk dalam objek

kajian Nahwu, sedangkan disisi lain masuk dalam objek

kajian Sharf. hal ini menimbulkan keraguan dan

kebingungan bagi yang mempelajarinya.

c) Gabungan Sima’ dan Qiyas pada sebagian bab sharf,

seperti: satu fiil mempunyai 2 masdar, contoh: . Dan

seterusnya.

d) Kesulitan dalam tata bunyi / phonetik, berpengaruh kepada

kesulitan memahami Morfologi / Sharf.23

5) Sintaksis/Gramatikal

Ketika Sharf memperhatikan perubahan pola kalimat, maka

nahwu sangat memperhatikan hubungan antara unsur-unsur

jumlah seperti hubungannya dengan tekhnik Tarakib sesudah


23
Nandang Sarip Hidayat, Loc.Cit., hlm.86

21
memahami tata bunyi dengan baik, tidak mungkin bisa

memahami sebuah kata, apabila tdak memahami tata bunyi

sebelumnya,yang pada akhirnya akan memahami sebuah pola

kalimat. Problematika sintaksisi ini tidak seberat problematia

morfologi. Beberapa Problematika sintaksis, diantaranya:

a) Perbedaan Pola jumlah dalam bahasa Arab dari pola jumlah

yang dipelajari peserta didik dalam pembelajaran bahasa

asing lainnya. Contoh dalam Bahasa Arab , sedangkan

dalam bahasa asing lainnya (Inggris). Memakai verb to be

(am, is, are): Muhammad is Student. Atau Jumlah Fi’liyah

dalam bahasa Arab: , tetapi dalam bahasa Inggris, tidak

diawali dengan fiil, walaupun tetap jumlah filiyah:

Muhammad came. Dan seterusnya.

b) I’rab atau ciri-ciri I’rab yang tidak ditemui dalam bahasa-

bahasa asing lainnya, Memberikan kesan sulit dalalam

memahami bahasa Arab.

c) Perbedaan susunan kalimat dengan bahasa lainnya24

6) Semantik

Beberapa problema semantik diantaranya:

a) Makna kalimat yang bermacam-macam dengan dilalah yang

beraneka ragam.

b) Banyaknya kata-kata Arab memiliki kelebihan-kelebihan

makna dan karakteristik tertentu.


24
Nandang Sarip Hidayat ,Loc.Cit., hlm.86

22
c) Dilalah suatu kalimat berkaitan dengan morfologi dan

sintaksis.25

b. Problematika Non Linguistik

Problematika Non Linguistik ini adalah probleblematika

yang muncul diluar zat bahasa itu sendiri, hal ini bisa dilihat dari

beberapa unsur, diantaranya:

1) Guru / Pendidik yang kurang memiliki kompetensi sebagai

pengajar Bahasa Arab, baik kompetensi paedagogik,

profesional, personal atau Sosial.

2) Peserta didik yang tidak mempunyai motivasi kuat dalam

pembelajaran bahasa Arab, atau latar belakang peserta didik

dalam pemahaman bahasa Arab

3) Materi ajar yang kurang relevan lagi dengan kebutuhan yang ada

bagi peserta didik.

4) Sarana dan prasarana yang kurang memadai dan mendukung

dalam proses pembelajaran bahasa Arab.

Sebagai sosio-kulturil bahasa Arab sudah tentu berbeda dengan

sosio-kulturil bangsa Indonesia. Hal ini menimbulkan problem pula

sehubungan dengan pembelajaran bahasa Arab. Karena akibat

perbedaan sosio-kulturil tersebut, maka antara bahasa Arab dan

bahasa Indonesia terdapat perbedaan-perbedaan antara lain

ungkapanungkapan, istilah-istilah ataupun nama-nama benda.

Problem yang mungkin timbul adalah ungkapan-ungkapan, istilah-


25
Nandang Sarip Hidayat, Loc.Cit., hlm.87

23
istilah, dan nama-nama benda yang tidak terdapat dalam bahasa

Indonesia tidak mudah dan cepat dipahami pengertiannya oleh

pelajar Indonesia yang belum mengenal sedikitpun segi sosio-

kulturil bahasa Arab. Untuk mengatasi problematika ini perlu

diusahakan penyusunan materi pelajaran bahasa Arab yang

mengandung hal-hal yang dapat memberikan gambaran sekitar

sosio-kulturil bangsa Arab. Tentu saja, materi tersebut harus

berhubungan dengan praktek penggunaan bahasa Arab. persoalan ini

dianggap sangat penting, karena bagaimanapun wawasan dan

pengetahuan sekitar sosio-kultural jazirah Arab akan dapat

mempercepat pemahaman pelajar bahasa Arab tentang makna dan

pengertian berbagai ungkapan, istilah dan nama benda yang kas bagi

bahasa Arab, secara umum, istilah tersebut tidak memiliki

persamaan dalam bahasa Indonesia, namun apabila telah

mengenalnya akan bias menempatkan dalam situasi yang tepat. 26

Sesuatu hal yang menarik, ketika melihat fenomena yang

ada, bahwa pembelajaran bahasa Arab ini kurang berhasil, hal ini

disebabkan oleh beberapa faktor yang dipandang signifikan,

diantaranya:

1) Guru hanya banyak menekankan teori dan pengetahuan bahasa

dibanding keterampilan berbahasa.

26
Ahmad Izzan, Metodelogi pembelajaran bahasa Arab, Humaniora, Bandung, 2011,
hal.63

24
2) Bahan pelajaran tidak relevan dengan kebutuhan siswa baik

secara lisan ataupun tulisan.tetapi Banyak berkisar pada

pembahasan tentang unsur-unsur bahasa seperti: Fonologi,

Morfologi, dan sintaksis, serta kurang aflikatif dalam

menggunakan unsur – unsur bahasa tersebut.

3) Proses pembelajaran lebih banyak didominasi oleh guru, kurang

memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk berperan

aktif.

4) Struktur Bahasa dibahas secara terpisah, kurang integratif dan

kurang menekankan makna, struktur bahasa yang diajarkan

lepas dari konteks sosial budayanya.

5) Sistem penilaian lebih banyak menekankan asfek kognitif, dan

tidak menuntut keterampilan bahasa secara integratif.27

5. Pengertian Bahasa Arab

Kata “bahasa” dalam bahasa Indonesia semakna atau sama dengan

kata lughat dalam bahasa Arab, language dalam bahasa Inggis, langue

dalam bahasa Perancis, taal dalam bahasa Belanda, spraceh dalam bahasa

Jerman, kokugo dalam bahasa Jepang, dan bhasa dalam bahasa

Sanskerta.28

Menurut Al-Ghalayain (2005:7) bahasa Arab adalah kalimat-

27
Muljanto Sumardi, Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra,
Jakarta, Pustaka Sinar Harapan, 1996, hal.56
28
Ahmad Izzan, Metodologi Pembelajaran Bahasa Arab (Bandung: Humaniora, 2015),
hlm. 2

25
kalimat yang dipergunakan oleh orang Arab untuk mengungkapkan

tujuan-tujuan (pikiran dan perasaan) mereka.29

Bahasa Arab adalah sebuah bahasa yang terbesar dari segi jumlah

penutur dalam keluarga bahasa simitik. Bahasa Arab adalah kalimat yang

dipergunakan oleh orang Arab untuk menyampaikan maksud dan tujuan

mereka yang berbentuk huruf hijaiyah yang dipergunakan oleh orang Arab

dalam berkomunikasi dan berinteraksi sosial baik secara lisan maupun

tulisan. Setiap bahasa adalah komunikatif bagi para penuturnya. Dilihat

dari sudut pandang ini, tidak ada bahasa yang lebih unggul daripada

bahasa yang lain. Maksudnya bahwa bahasa memiliki kesamarataan dalam

statusnya, yaitu sebagai alat komunikasi. Setiap komunikasi tentu saja

menuntut kesepahaman diantara pelaku komunikasi.30

6. Karakterinsik Bahasa Arab

Bahasa Arab mempunyai ciri-ciri khusus yang tidak terdapat pada

bahasa-bahasa lainnya. Kekhususannya ini menjadikan bahasa yang

fleksibel dan mempunyai elastisistas yang tinggi. Berikut ini beberapa

karakteristik bahasa Arab:31

a. Memiliki gaya bahasa yang beragam

Keberagaman gaya bahasa Arab meliputi ragam sosial atau

29
Mustafa al- Ghalayin, Jami’ ad-Durus al-‘abiyah jilid I (Beirut: Dar al-kutub
al-‘ilmiyah, 2005), hlm. 7.
30
Ifa Fatkuromah, Pengaruh Kecerdasan Social Dan Minat Belajar Terhadap Hasil
Belajar Bahasa Arab Peserta Didik Kelas Iv Min Pucung Ngantru Tulungagung (Skripsi, IAIN
Tulungagung, Tulungagung, 2017), hlm. 13-14.
31
Abdul Munif, Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab dalam Bahasa
Indonesia (Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga, 2008), hal. 42-50.

26
sosiolek, geografis, dan idiolek. Ragam sosiolek merupakan ragam

bahasa yang menunjukkan stratifikasi-ekonomi penuturnya.Sementara

itu, ragam geografis adalah keberagaman bahasa yang disebabkan

oleh perbedaan wilayah geografis penuturnya. Adapun keragaman

idiolek berkaitan dengan karakteristik pribadi penutur Bahasa Arab

yang bersangkutan.

b. Dapat diekspresikan secara lisan dan tulisan

Bahasa manusia yang paling utama adalah bahasa lisan, sedangkan

bahasa tulis pada hakikatnya merupakan turunan dari bahasa lisan.

c. Memiliki sistem dan aturan yang spesifik

d. Memliki sifat arbiter.

e. Selalu berkembang secara produktif dan kreatif

f. Memliki sistem bunyi yang khas

g. Mempunyai sistem tulisan yang khas

h. Memiliki sistem i’rab

7. Tujuan Pembelajaran Bahasa Arab

AlFauzan, dkk. menegaskan bahwa ada tiga kompetensi yang

hendaknya dicapai dalam mempelajari Bahasa Arab. Tiga kompetensi

yang dimaksud adalah:

a. Kompetensi kebahasaan, maksudnya adalah pembelajar menguasai

sistem bunyi bahasa Arab baik, cara membedakannya dan

pengucapannya, mengenal struktur bahasa, gramatika dasar aspek

teori dan fungsi; mengetahui kosa kata dan penggunaannya.

27
b. Kompetensi komunikasi, maksudnya adalah pembelajar mampu

menggunakan bahasa Arab secara otomatis, mengungkapkan ide-ide

dan pengalaman dengan lancar, dan mampu menyerap yang telah

dikuasai dari bahasa secara mudah.

c. Kompetensi budaya, maksudnya adalah memahami apa yang

terkandung dalam bahasa Arab dari aspek budaya, mampu

mengungkapkan tentang pemikiran penuturnya, nilai-nilai, adat

istiadat, etika, dan seni.32

Pernyataan al-Fauzan dkk. Di atas diperkuat dengan pendapat

Thu’aimah dan al Naqah mengenai tujuan pembelajaran bahasa Arab

bagi non-Arab, yaitu:

a. Memahami bahasa Arab secara benar; yakni menyimak secara sadar

terhadap kondisi-kondisi kehidupan secara umum.

b. Berbicara dengan bahasa Arab sebagai media komunikasi langsung

dan ekspresi jiwa.

c. Membaca bahasa Arab secara mudah,menemukan makna-makna dan

berinteraksi dengannya.

d. Menulis dengan bahasa Arab sebagai ekspresi mengenai kondisi

fungsional, dan ekspresi diri.33

B. Penelitian Relevan

Dalam penelitian ini, peneliti juga mengambil rujukan dari hasil


32
Abdurrahman al-Fauzan, dkk., Durus al-Daurat al-Tadribiyah li Mua’allimi al-Lugah
al-Arabiyah li Ghairi al-Natihiqin Biha (al-Janib al-Nazhari) (Riyadh: Mu’assasah al-Waqf al-
Islami, 1425 H), hlm. 27.
33
Thu’aimah, Al-Naqah, Ta’lim alLugah Ittishaliyan Baina al-Manahij wa alIstiratijiyat
(Rabath: Isesco, 1427H/2006M), hlm . 23.

28
penelitian sebelumnya memuat hasil yang ada kaitannya dengan penelitian

yang akan dilakukan. walaupun demikian, setiap penelitian dengan objek dan

subjek yang berbeda, walaupun jenis penelitiannya sama, belum tentu

menghasilkan tujuan yang sama. Diantaranya:

1. Skripsi yang di tulis oleh saudara SUAIB (2018) yang berjudul

‘’Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Peserta Didik Madrasah

Aliyah Negeri ( MAN ) Mamuju’’ 34 . Skripsi ini membahas tentang

pendidik dengan memberikan motivasi kepada peserta didik dan

mengajarkan untuk berbahasa Arab selama berada di lingkungan sekolah,

membuat suasana kelas yang menyenangkan, pendidik selalu

menggunakan media dalam pembelajaran bahasa Arab, pendidik

menggunakan media/alat peraga untuk menjelaskan dan

mempermudahkan materi pembelajaran bahasa Arab.

2. Skripsi yang di tulis oleh saudara KARIMATUSSA’IDIYAH (2019)

yang berjudul ‘’ Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Dan Solusinya

Di MTs Ma’arif NU 1 Purwojati Kabupaten Banyumas 35’’ Skripsi ini

membahas tentang Problematika Pembelajaran Bahasa Arab dan

Solusinya di MTs Ma’arif NU 1 Purwojati Kabupaten Banyumas dan

adapun hasil penelitian ini adalah Problematika secara linguistik adalah

yaitu kesulitan siswa dalam pembelajaran bahasa Arab, meliputi:

a. Problematika kosakata (Mufradat)


34
Suaib, ’Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Peserta Didik Madrasah Aliyah
Negeri ( MAN ) Mamuju, (Skripsi, Program Studi Pendidikan Bahasa Arab Jurusan Tarbiyah Dan
Adab Institute Agama Islam Negeroi Parepare, 2018)
35
Karimatussa’idiyah, Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Dan Solusinya Di MTs
Ma’arif Nu 1 Purwojati Kabupaten Banyumas,(Skripsi, Jurusan Pendidikan Bahasa Arab Fakultas
Tarbiyah Dan Ilmu Keguruan Institut Agama Islam Negeri Purwokerto , 2019)

29
b. Problematika percakapan (Muhadtsah)

c. Problematika tata bahasa (Qowaid)

d. Probelmatika membaca (Qira’ah)

e. Problematika menulis (Kitabah)

Adapun persamaan dan perbedaan penelitian ini dengan penelitian

terdahulu dapat dilihat pada tabel dibawah ini:

N
Judul Persamaan Perbedaan
O

1 Pembelajaran Bahasa Sama-Sama Pada penelitian ini,

Arab Peserta Didik membahas tentang pendidik

Madrasah Aliyah pembelajaran menggunakan

Negeri( MAN ) bahasa Arab berbagai macam

Mamuju media maupun

strategi dalam

mengajarkan bahasa

Arab, sedangkan

peneliti lebih terfokus

untuk menelusuri

problematika dalam

pembelajaran bahasa

Arab dan solusinya

2 Problematika Sama-Sama Pada penelitian ini,

Pembelajaran Bahasa membahas tentang membahas tentang

30
Arab Dan Solusinya problematika problematika

Di MTs Ma’arif NU 1 pembelajaran pembelajaran bahasa

Purwojati Kabupaten bahasa Arab Arab dari segi

Banyumas linguistiknya

sedangkan peneliti ,

lebih terfokus untuk

menelusuri

problematika dalam

pembelajaran bahasa

Arab secara umum

dan solusinya

31
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis dan Desain Penelitian

Mutu suatu penelitian sangat ditentukan oleh metode penelitian yang

digunakan. Dalam dunia pendidikan, pendekatan penelitian yang terkenal

terbagi menjadi dua penelitian yaitu kualitatif dan kuantitatif. Dalam

penulisan proposal ini, peneliti menggunakan pendekatan kualitatif yang

dimana dalam penelitian ini lebih menekankan pada makna dan proses dari

pada hasil suatu aktivitas.

Metode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian

naturalistik karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah

(natural setting); disebut juga sebagai metode etnografi, karena pada awalnya

metode ini lebih banyak digunakan untuk penelitian bidang antropogi budaya;

disebut sebagai metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya

lebih bersifat kualitatif.36

Desain penelitian yang digunakan peneliti adalah penelitian deskriptif

kualitatif. Deskriptif kualitatif yaitu penelitian yang dimaksudkan untuk

mengumpulkan informasi atau data mengenai status gejala yang ada, yaitu

keadaan gejala menurut apa adanya pada saat penelitian dilakukan. 37Menurut

Nana Syaodih Sukmadinata, penelitian deskriptif kualitatif ditujukan untuk

36
Sugiyono, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm. 8-9.
37
Sugiono, Metode Penelitian Pendidikan Pendekatan Kualitatif, Kuantitatif dan R&D,
(Bandung: Alfabeta, 2013). hlm.6

32
mendeskripsikan dan menggambarkan fenomena-fenomena yang ada, baik

bersifat alamiah maupun rekayasa manusia, yang lebih memperhatikan

mengenai karakteristik, kualitas, keterkaitan antar kegiatan. Jenis penelitian

deskriptif kualitatif merupakan jenis penelitian dengan proses memperoleh

data bersifat apa adanya. Penelitian ini lebih menekankan makna pada

hasilnya.38

B. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di MTs NW Aikmel yang bernaung

dibawah Yayasan Pondok Pesantren Daruttaqwa NW Aikmel. Yang beralamat

di desa Aikmel Kec. Aikmel Kab. Lombok Timur.

Waktu penelitian yang di lakukan peneliti adalah Tahun pelajaran

2022/2023

C. Subyek Penelitian

Suharsimi Arikonto, memberi batasan subjek penelitian sebagai benda,

hal atau orang tempat data untuk variable penelitian melekat, dan yang

dipermasalahkan.

Pada penelitian kualitatif responden atau subjek disebut dengan istilah

informan, yaitu orang yang memberi informasi tentang data yang diinginkan

peneliti berkaitan dengan penelitian yang sedang dilaksanakan. Adapun subjek

dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs NW Aikmel

38
Anugerah Ayu Sendari, “Mengenal Jenis Penelitian Deskriptif Kualitatif pada Sebuah
Tulisan Ilmiah,” https://liputan6.com/hot/read/4032771/mengenal-jenis-penelitian-
deskriptifkualitatifpada-sebuah-tulisan-ilmiah (diakses tanggal 13 desember 2021)

33
D. Sumber Data

Dalam memperoleh data, ada 2 sumber data, yaitu:

1. Sumber data primer

Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan

data kepada pengumpul data.39Data ini meliputi data mengenai

perencanaan,pelaksanaan, dan evaluasi pembelajaran Bahasa Arab yang

diperoleh melalui wawancara dan observasi langsung kepada guru yang

bersangkutan ataupun kepada peserta didik.

2. Sumber data sekunder

Sumber data sekunder merupakan sumber yang tidak langsung

memberikan data kepada pengumpul data. Adapun fungsi sumber data

sekunder adalah sebagai pelengkap atau penunjang untuk membantu

mencarikan jawaban40.Dalam penelitian ini data sekunder peneliti

berbentuk dokumen-dokumen berupa sejarah, visi misi, keadaan geografis,

keadaan guru dan peserta didik, serta sarana prasarana di MTs NW Aikmel

E. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis

dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan

data. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan.

39
Sugiyono,Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2017), hlm.104
40
Ibid.

34
Adapun teknik pengumpulan data yang digunakan peneliti adalah:

1. Observasi

Marshall menyatakan bahwa melalui observasi, peneliti belajar

tentang perilaku, dan makna dari perilaku tersebut.41

Metode observasi adalah teknik pengumpulan data melalui

pengamatan terhadap objek pengamatan dengan langsung hidup bersama,

merasakan, serta berada dalam aktivitas kehidupan obyek pengamatan.42

Adapun sasaran yang akan peneliti observasi adalah Kepala

Sekolah, Guru Mata Pelajaran Bahasa Arab, Siswa-siswi dan proses belajar

mengajar dikelas.

2. Wawancara

Esterberg menyatakan wawancara adalah pertemuan dua orang

untuk bertukar informasi dan ide melalui Tanya jawab, sehingga dapat

dikonstruksikan makna dalam suatu topik tertentu.43

Wawancara yang akan peneliti gunakan adalah wawancara tak

terstrukur, dimana peneliti tidak menggunakan pedoman wawancara yang

telah tersusun secara sistematis dan lengkap untuk mengumpulkan

datanya.44

41
Ibid.
42
Andi Prastowo, Metode Penelitian Kualitatif (Yogyakarta : Ar-Ruz, 2011), hlm 220.
43
.Sugiyono, Op. Cit., hlm.114.
44
Ibid., hlm.116.

35
Dalam wawancara ini, responden yang terlibat adalah kepala

sekolah, guru, dan santri pondok pesantren.

a. Dari Kepala Sekolah dan Guru Madrasah, nantinya akan diperoleh data

tentang hal – hal yang berhubungan tentang seputar Madrasah.

Misalnya, sejarah singkat berdirinya madrasah, tujuan dan kegiatan –

kegiatan madrasah.

b. Dari Guru bahasa Arab nantinya akan diperoleh tentang proses

pembelajaran dan keadaan didalam kelas ketika mengajar.

c. Dari siswa-siswi nantinya akan di peroleh tentang pendapat mereka

masing-masing tentang pembelajaran bahasa Arab didalam kelas.

3. Dokumentasi

Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.

Dokumen bisa berbentuk tulisan, gambar, atau karya-karya monumental

dari seseorang45. Metode ini penulis gunakan untuk mengetahui data-data

yang telah tersedia,misalnya berupa catatan-catatan maupun dokumen

penting yang dapat melengkapi penelitian ini.

F. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis

data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan dokumentasi

dengan cara mengorganisasikan data ke dalam kategori, menjabarkan ke

dalam unit unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana

yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat kesimpulan sehingga

45
Ibid., hlm.124.

36
mudah dipahami oleh diri sendiri maupun oleh orang lain.46

Dalam menganalisis data, peneliti menggunakan teknik analisis data

model interaktif. Teknik analisis data model interaktif menurut Miles dan

Huberman terdiri atas 4 tahapan yang harus dilakukan, yaitu:

1. Pengumpulan data

2. Reduksi data, adalah: merangkum, memilih hal-hal yang pokok,

memfokuskan pada hal-hal yang penting, dicari tema dan polanya.

3. Penyajian data, bisa dilakukan dalam bentuk uraian singkat, bagan,

hubungan antar kategori. Dalam hal ini, Miles and Huberman (1984)

menyatakan “yang paling sering digunakan untuk menyajikan data dalam

penelitian kualitatif adalah dengan teks yang bersifat naratif”.

4. Verifikasi/kesimpulan, adalah: temuan baru yang sebelumnya belum

pernah ada. Temuan dapat berupa deskripsi atau gambaran suatu obyek

yang sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah

diteliti menjadi jelas, dapat berupa hubungan kausal atau interaktif,

hipotesis atau teori.47

5. Tehnik keabsahan data

Keabsahan data di lakukan untuk membuktikan apakah penelitian

yang di lakukan benar-benar merupakan penelitian ilmiah sekaligus untuk

menguji data yang di peroleh, tehnik keabsahan data pada penelitian

kualitatif di antaranya yaitu: uji kredibilitas,uji transferbilitas,uji

defendabilitas,dan uji konfirmabalitas

46
Ibid., hlm.131.
47
Ibid., hlm.132-142.

37
BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian

1. Profil MTs NW Aikmel

a. Letak Geografis Sekolah

Secara geografis MTs NW Aikmel , terletak didaerah pedesaan

tempatnya dijalan Segara Anak No.16 Aikmel Kecamatan Aikmel

Kabupaten Lombok Timur luas bangunan 448 m2.

b. identitas sekolah

IDENTITAS SEKOLAH
Nama Madrasah Tsanawiyah NW Aikmel
Alamat Jalan Segara Anak No 16 Aikmel
Kecamatan Aikmel
Kabupaten Lombok Timur
Provinsi Nusa Tenggara Barat
Tahun berdiri 17 maret 1962
Akta notaris No 55
Status madrasah Terakreditasi B
Email mtsnwaikmel@gmail.com
No hp 081918358339
Kepala madrasah -
Nama lengkap Pajral Wathani S. Pd.I
Nip -
Pendidikan terahir S1

38
c. Itentifikasi Sekolah

1) Sarana dan prasarana

Sarana & Prasarana Jml


NO
Baik RR RB

1 Ruang Kelas 4 2 - 6

2 Ruang Kelas 1 - - 1

3 Ruang Guru 1 - - 1

4 Ruang Tata Usaha 1 - - 1

5 Perpustakaan 1 - - 1

6 Lab. IPA - - - -

7 Lab. Komputer 1 - - 1

8 Mushalla 1 - - 1

9 Ruang UKS 1 - - 1

10 WC Siswa 2 - - 3

11 WC Guru - 1 - 1

12 Meja Siswa 101 5 6 112

13 Meja Siswa 10 2 - 12

14 Meja Siswa 96 4 3 78

39
15 Bangku/Kursi Guru 8 3 1 12

16 Lemari 3 - 1 4

17 Komputer 2 1 3 3

18 Printer 1 1 - 2

19 Laptop 1 - 1 2

20 Sumur - - - 1

21 Gudang 1 - - 1

22 Listrik 1 - - 1

23 Werless 1 - - 1

24 Pengeras Suara/Lospker 2set - - 1set

25 Wifi 1 - - 1

26 Asrama 5 - - 6

27 Aula 1 - - -

2) Data alat bantu ajar

Kondisi
Tahun
NO Nama Buku Jml
Pengadaan Baik Rusak

1 Rangka Manusia 1 2012 1 1


2 KIT. IPA 3 2012 3 -

40
3 Belajar MABI - - - -
Belajar Huruf
4 - - - -
Arab
5 Peta Dunia 2 2012 1 1
6 Peta Indonesia 2 2012 2 1
7 Peta ASEAN 1 2012 1 -
8 Peta Lombok - - - -
9 Globe 1 2008 - 1
10 Komputer 2 2017 2 1
11 Televisi 2 2006 2 -
12 VCD 2 2007 2 -
13 Werless 1 2011 1 -
14 LCD 1 2012 1 -
15 Kamera 1 2012 1 -
16 Server 1 2018 1 -
17 Laptop 1 2021 1 -

3) Struktur Kepengurusan

NO STRUKTUR KEPENGURUSAN

1 Kepala Madrasah FAJRAL WATHANI, S.Pd.I

Waka Kurikulum HERI


2
WAWANOKTOBERIADI,S.Pd

3 Waka Kesiswaan HILMI, S.Pd.I

4 Waka Humas ABDUL KADIR BISRI, S.Pd

41
5 Waka Sarana MUKTAMAR. Pd.I

6 Kepala Tata Usaha ZAHID WAJDI, S.Pd.

7 Kepala Perpustakaan BAIQ EMI SURYANI, S.Ag.

8 Kepala Laboran EMA YULIANTI, S.Pd

9 Guru-guru 1 DAMRAH, QH.

H. MUHSININ, S.Ag
2

H. WAHINUL MAKNUN, S.Pd


3

SYAKIRIN MUSTAFA
4

BAIQ EMI SURYANI, S.Ag.


5

HERI WAWAN
6 OKTOBERIADI, S.Pd.

SERIANI, SS
7

MUKTAMAR,S.Pd Ahmad
8 Afandi,ST

ARDIANI, S.Pd
9

ABDUL KADIR BISRI, S.Pd


10

M. ZAKKI HUSNI,S.Pd
11

EMA YULIANTI,S.Pd
12

SIRRUS SAADAH,S.Pd.
13

ZAHID WAJDI,S.Pd
14

KRIS PANJI EKAJAYA, S.Pd


15

42
HILMI, S.Pd.I
16

ABIDATUL MUTIAH, S.Pd


17

2 Visi dan Misi

a. Visi

Beriman taqwa, berilmu pengetahuan dan teknologi, serta

berahlakul karimah.

b. Misi

1) Mencetak generasi penerus bangsa yang beriman taqwa,

memiliki ilmu pengetahuan yang berkualitas dan professional.

2) Memegang teguh paham ahlusunnah waljama’ah mazhabil

imamisyafi’i.

3. Tujuan pendirian MTs NW Aikmel


a. MTs NW Menceh Aikmel menjadi mitra bagi pemerintah dalam

menyediakan sarana pendidikan yang berkualitas dan professional.

b. Meningkatkan dan memenuhi kebutuhan masyarakat dalam bidang

agama dan umum sesuai dengan visi MTs NW Aikmel.

c. Mendidik peserta didik melalui proses melaksanakan kurikulum

pemerintah dengan menyusuaikan dengan program pondok

pesantren dan keahlian untuk masa depan, sehingga cukup

pengetahuan, keterampilan dan sikap santun berilmu.

B. Hasil Penelitian

43
Penelitian ini dilaksanakan di MTS NW Aikmel yang berada di Desa

Aikmel Kec. Aikmel. Yang dilaksanakan pada semester genap tahun

pelajaran 2022/2023. Dalam pelaksanaan ini dilaksanakan di kelas VIII.

Penulis akan memaparkan data yang telah penulis dapatkan dari lokasi

penelitian baik dari wawancara, observasi dan dokumentasi.

1. Problematka Pembelajaran Bahasa Arab Kelas VIII Di MTs NW Aikmel

Secara umum untuk mengetahui berbagai problematika

pembelajaran bahasa Arab bagi siswa kelas VIII di MTs NW AIKMEL

harus ditinjau dari segi proses belajar dan dari hasil pembelajaran

a. Dari segi proses belajar

Pembelajaran bahasa Arab bagi kelas VIII di MTs NW AIKMEL

menghadapi problematika yang cukup kompleks. Problematika

tersebut ternyata berakibat pada minat dan kemauan siswa kelas VIII

di MTs NW AIKMEL untuk mempelajari bahasa Arab, adapun

beberapa problem dan upaya yang dapat penulis kemukakan sebagai

berikut:

1) Peserta didik kurang memiliki kemauan untuk belajar bahasa

Arab, karena peserta didik kurang mengusai kosa kata Bahasa

Arab dan nahwu Sharep

2) Peserta didik kurangnya pengalaman dasar latar belakang

sekolah sebelumnya pada peserta didik

44
3) Peserta didik tidak mempunyai motivasi yang kuat dalam

pembelajaran Bahasa Arab

4) Materi Ajar yang kurang relevan dengan kebutuhan yang ada

bagi peserta didik

5) Sarana dan Prasaran yang kurang memadai dan mendukung

dalam proses belajar mengajar Bahasa Arab

b. Dari segi hasil belajar

Proses belajar mengajar merupakan salah satu langkah dalam

rangka pencapaian hasil belajar. Hasil belajar dapat meningkat

apabila proses belajar yang dilakukan peserta didik berjalan

dengan baik, namun sebaliknya hasil belajar rendah apabila proses

belajar yang dijalani peserta didik tidak berjalan dengan baik.

Meskipun dalam sebuah aktifitas pembelajaran, unsur pokok yang

harus diperhatikan oleh pendidik adalah proses, namun demikian,

sebuah proses yang dipandang berjalan dengan baik, akan diukur

dengan angka-angka (prestasi akademik) yang diperoleh peserta

didik setelah pembelajaran berakhir. Berangkat dari hal tersebut,

pendidik akan mengevaluasi proses yang telah dilakukannya saat

berada dalam kelas. Berdasarka problematika dari proses belajar

maka di dapatkan hasil belajar pada peserta didik masih kurang

memuaskan, ini di lihat dari hasil evaluasi proses belajar peserta

didik.

45
c. Faktor-Faktor Yang Menyebabkan Munculnya Problematika

Dalam Belajar Bahasa Arab Pada Siswa Kelas VIII Mts NW

AIKMEL

Dalam rangka menciptakan tujuan pendidikan yang

maksimal sesuai dengan harapan, ternyata masih dijumpai

beberapa faktor yang masih menjadi kendala, khususnya dalam

pembelajaran bahasa Arab di MTs NW AIKMEL , diantaranya:

1) Faktor pendidik

Berbicara tentang problem manusia dalam

pembelajaran, peneliti akan memulainya dari pendidik,

kemudian anak didik, pendekatan dan yang terakhir adalah

metode. Pertama, pendidik, kita semua tahu akan pekerjaan

dengan segala resikonya, maka menjadi pendidikpun akan ada

suka maupun dukanya. Akan suka ketika anak didik cepat

mengerti tentang materi yang diajarkan, dan memahami serta

mau mengamalkannya. Duka ketika pendidik dihadapkan pada

kenyataan adanya anak didik yang bandel, nakal, kurang

memperhatikan keterangan atau ada sarana dan prasarana yang

kurang memadai. Yang tak kalah senangnya lagi ketika

pendidik mengetahui bahwa siswanya menjadi juara atau

berhasil lulus dengan nilai cukup baik, sebaliknya pendidik

akan gelisah jika siswanya ada yang tidak lulus ujian. , secara

umum beberapa paktor penyebab terjadinya problematika yang

46
di hadapi oleh guru dalam pembelajaran bahasa Arab yaitu

Adanya kurikulum yang baru dengan menyeimbangkan antara

ranah kognitif, efektif dan psikomotorik, maka seorang

pendidik dalam menyajikan materi pelajaran harusnya menuju

sasaran tersebut.

2) Faktor anak didik

Anak didik, merupakan objek utama dalam pendidikan

dimana pendidikan berusaha membawa anak didiknya yang

semula serba tak berdaya, selalu menggantungkan pada orang

lain menuju pada keadaan dimana anak didik mampu berdiri

sendiri baik secara individu maupun sosial. Karena dalam

agama Islam disebutkan anak itu dilahirkan dalam keadaan

lemah dan hanya membawa fitrah, alam sekitarnyalah yang

memberi corak terhadap nilai-nilai hidup atas pendidikan

agamanya. Siswa kelas VIII MTs NW AIKMEL kurang

memperhatikan akan pentingnya belajar bahasa Arab. Hal ini

disebabkan kurangnya perhatian dari orang tua dan keadaan

masyarakat yang kurang mendukung anak didik untuk giat

belajar. Keadaan ini sering terjadi disekitar kita dikarenakan

para pendidik masih kurang memahami tentang perkembangan

anak didik. Berikut pemaparan guru bahasa Arab ketika di

wawancarai oleh peneliti pada tanggal 07 Maret 2018:

47
“Kurangnya fasilitas sekolah dan dukungan yang

maksimal dalam pembelajaran bahasa Arab. Hal ini terbukti

misalnya kurangnya dukungan dari orang tua, dan masyarakat

yang kurang peduli terhadap pendidikan anak, sehingga

pembelajaran disekolah agaknya kurang membekas dalam

kehidupan anak, serta kurangnya minat dan kesungguhan

belajar kosa kata bahasa Arab yang merupakan modal utama

untuk belajar bahasa Arab”

Pendidikan tidaklah terbatas pada pengertian dan

penguasaan ilmu pengetahuan, melainkan juga perkembangan

jiwa dan penyesuaian diri dari anak didik terhadap kehidupan

sosialnya. Anak didik adalah manusia yang senantiasa

mengalami perkembangan sejak terciptanya hingga meninggal.

Menyimpulkan hasil observasi peneliti, bahwa problem pada

anak didik dalam pembelajaran bahasa Arab di MTs NW

AIKMEL dapat digariskan sebagai berikut:

a) Perbedaan latar belakang pendidikan sebelumnya

b) Kurangnya bimbingan orang tua terhadap anak

c) Lingkungan yang kurang mendukung

d) Kurang aktifnya pendidik dalam proses mengajar

e) Perbedaan IQ anak didik

3) Faktor metode yang digunakan

48
Tugas sekolah adalah memberikan pengajaran pada

peserta didik. Mereka harus memperoleh kecakapan dan

pengetahuan dari sekolah, disamping mengembangkan

pribadinya. Pemberian kecakapan dan pengetahuan pada

murid-murid yang merupakan proses belajar mengajar itu harus

dilakukan oleh guru di sekolah dengan menggunakan metode-

metode tertentu. Metode mengajar yang dilakukan oleh guru

bahasa Arab pada kelas VIII MTs NW AIKMEL kurang

variatif dan cenderung menoton yakni, hanya memakai metode

campuran sehingga anak didik merasa jenuh dan bosan dalam

mengikuti pelajaran bahasa Arab. Berikut pemaparan salah satu

siswa kelas VIII pada waktu peneliti melakukan wawancara

pada tanggal 9 juni 2023

“Saya tidak terlalu suka pelajaran bahasa Arab kak,

karena belajar bahasa Arab itu susah, apalagi membaca dan

mengartikan, kurang ada main-mainnya”.

Hal ini dikarenakan belum diperhatikannya tentang

cara-cara memilih suatu metode untuk dilaksanakan dalam

kegiatan belajarnya sesuai dengan karakteristik sub pokok

bahasanya. Pernyataan guru bahasa Arab dapat diilustrasikan

sebagai berikut pada tanggal 6 juni 2023

“Metode yang saya pakai dalam pelaksanaan

pembelajaran bahasa Arab di kelas adalah menggunakan

49
metode campuran ( inisiatip guru tersebut ) disatu sisi saya

sebenarnya menyadari akan dibutuhkannya variasi metode,

akan tetapi fasilitas kurang memadai”.

Kenyataannya, seringkali terjadi problem pembelajaran

bahasa Arab dalam hal metode. Metode adalah cara yang

berfungsi sebagai alat untuk mencapai tujuan. Untuk

menetapkan apakah suatu metode dapat disebut baik diperlukan

patokan yang bersumber dari beberapa faktor. Faktor utama

yang menentukan adalah tujuan yang akan dicapai. Jadi

sebelum menentukan metode yang akan dipakai dalam proses

belajar, seorang pendidik harus mengetahui tujuan yang akan

dicapai dalam materi tersebut serta memadukan dengan sub

pokok bahasannya.

4) Faktor media atau sarana pembelajaran

Problem media pembelajaran bahasa Arab antara lain:

Kurangnya sarana atau media yang lengkap yang dapat

digunakan dalam pembelajaran bahasa Arab. Sehingga peserta

didik tidak bisa lebih mudah untuk menerima materi yang

diberikan oleh guru. Berikut ungkapan guru bahasa Arab. pada

tanggal 6 juni 2023

“Di MTs NW AIKMEL ini masih kurang media atau

sarana yang dapat kami pakai dalam proses pembelajaran,

khususnya pada pembelajaran bahasa Arab, jadi ketika saya

50
ngajar agak sulit dalam proses pembelajaran bahasa Arab itu

sendiri”

5) Faktor Evaluasi Pembelajaran

Evaluasi ini perlu dilakukan, sebab untuk melihat

sejauh manakah bahan yang diberikan kepada peserta didik

dengan metode tertentu dan menggunakan sarana yang telah

ada dapat mencapai tujuan yang telah dirumuskan

Kenyataannya, di MTs NW AIKMEL kurangnya jam pelajaran

serta sumber pelajaran dalam mata pelajaran bahasa Arab

menjadi salah satu problem untuk mengadakan evaluasi

pelaksanaan pembelajaran bagi pendidik. Berikut hasil

wawancara peneliti dengan guru bahasa Arab di MTs NW

AIKMEL , pada tanggal 7 JUNI 2023

“Evaluasi dalam pembelajaran bahasa Arab, diawal dan

diakhir pembelajaran, menggunakan waktu yang kurang cukup

dan siswa-siswa yang memiliki buku paket lebih memudahkan

mengerjakan, tetapi siswa yang kurang berminat diberi tugas

lanjutan sesuai target kemampuannya”

2. Upaya-Upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Problematika

Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII MTs NW

AIKMEL Kesulitan belajar bukan merupakan hal yang baru lagi,

khususnya bagi peserta didik. Salah satu ciri yang sangat menonjol pada

anak yang memiliki kesulitan belajar adalah tingkat kemampuan dalam

51
memahami pelajaran, tidak adanya semangat belajar, menurunnya kinerja

akademik atau prestasi belajar yang dimiliki. Namun, kesulitan belajar

juga dapat dibuktikan dengan munculnya kelainan perilaku siswa pada

saat berlangsungnya proses belajar mengajar dikelas. Sejalan dengan hal

tersebut, Bapak Damrah QH pada tanggal 7 JUNI 2023 mengatakan

bahwa:

“Dalam menyampaikan materi kepada siswa dalam proses belajar

mengajar akan lebih mudah dalam melaksanakan jika dengan

menggunakan perpaduan metode. Karena meskipun bagaimana sulitnya

sebuah materi untuk dipahami oleh siswa, jika metodenya bagus maka

otomatis siswa akan lebih mudah memahaminya”.

a. Upaya pada Anak Didik

Anak didik MTs NW AIKMEL yang kurang memperhatikan

akan pentingnya belajar bahasa Arab (kurang minat belajar bahasa

Arab), maka untuk mengatasi problem tersebut menurut guru bahasa

Arab Bapak Damrah QH pada tanggal 7 JUNI 2023 melalui

wawancara:

“Memberikan pengertian dan motivasi akan pentingnya

belajar bahasa Arab sebagai bahasa alqur‟an dan hadits dan bekal

dimasa mendatang, serta menyarankan kepada wali murid melalui

52
pertemuan sekolah atau kumpulan masyarakat untuk memperhatikan

perkembangan belajar anaknya”

b. Upaya pada Metode

Penggunaan metode mengajar yang kurang variatif dan cenderung

menoton, serta kurangnya cara memilih metode untuk dilaksanakan

dalam kegiatan pembelajaran yang tidak sesuai dengan karakteristik

sub pokok bahasannya maka akan menjadikan proses belajar

mengajar tidak menyenangkan dan kurang bisa diterima oleh peserta

didik. Pembelajaran bahasa Arab banyak metode yang dapat

digunakan, antara lain:

1) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan cara mengajar yang paling

tradisional dan telah lama dilakukan oleh guru. Ceramah adalah

penuturan bahan pelajaran secara lisan, metode ini tidak

senantiasa jelek jika penggunaannya betul-betul disiapkan

dengan baik, didukung dengan alat dan media serta

memperhatikan batas-batas kemungkinan penggunaannya.

2) Metode Diskusi

Metode diskusi pada dasarnya adalah bertukar informasi,

pendapat pada unsur-unsur pengalaman secara teratur dengan

maksud untuk mendapat pengertian bersama yang lebih jelas dan

lebih cermat tentang materi yang sedang dibahas. Dalam diskusi,

setiap orang diharapkan memberikan sumbangan pikiran,

53
sehingga dapat diperoleh pandangan dari berbagai sudut yang

berkenaan dengan masalah tersebut.

3) Metode Tanya Jawab

Metode tanya jawab adalah metode mengajar yang

memungkinkan terjadinya komunikasi langsung yang bersifat

dua arah sebab pada waktu yang sama terjadi dialog antara guru

dan siswa (guru bertanya siswa yang menjawab atau sebaliknya).

4) Metode Pemberian Tugas

Metode ini dimaksudkan untuk memberi kesempatan kepada

siswa melakukan tugas atau kegiatan yang berhubungan dengan

pelajaran seperti mengerjakan soal-soal dan lain sebagainya.

Metode ini dapat dilakukan dalam bentuk tugas atau kegiatan

individual maupun kerja kelompok.

5) Metode Meniru dan Menghafal

Metode ini sering dikenal dengan metode Informant Drill

Method, yaitu latihan mengucapkan kosa kata dan kalimat

dengan menirukan ucapan guru. Metode ini akan mudah diingat

dan cepat dihafal oleh peserta didik karena langsung

didemonstrasikan.

6) Metode Kerja Kelompok

Menggunakan metode-metode tersebut harus dipertimbangkan

serta disesuaikan dalam arti manakah metode yang paling baik

54
dan tepat untuk pembelajaran dalam situasi dan kondisi yang ada

saat ini. Jadi seorang guru dalam memilih dan menentukan

metode harus memahami hal-hal berikut:

a) Sifat dan jenis kegiatan.

b) Apa yang melatar belakangi kegiatan tersebut.

c) Dengan teknik pemecahan yang bagaimana kegiatan tersebut

dapat diselesaikan.

d) Fasilitas apa saja yang mungkin digunakan.

Dengan demikian, akan dapat memilih metode yang tepat

sehingga pelaksanaan proses pembelajaran bisa berhasil dengan

baik

c. Upaya pada Media atau Sarana Pembelajaran

Proses belajar mengajar di sekolah akan berjalan dengan

lancar jika ditunjang dengan sarana pembelajaran yang memadai,

baik jumlah, kedaan maupun kelengkapannya. Jumlah yang

dimaksud adalah keberadaan dan banyak sedikitnya sarana yang

dimiliki. Namun di MTs NW AIKMEL tersebut banyak sarana yang

kurang lengkap, sehingga ketika guru mau menyampaikan pelajaran

dengan menggunakan alat peraga di sekolah belum tersedia. Upaya

yang dilakukan oleh pihak sekolah untuk melengkapi sarana

pembelajarannya, yakni pihak sekolah akan berusaha melengkapi

fasilitas dan sarana yang memang sangat dibutuhkan untuk kegiatan

belajar mengajar. Selain itu pihak sekolah juga meminta kepada

55
seluruh pendidik untuk menggunakan fasilitas dan sarana

pembelajaran yang ada, penggunaan semaksimal mungkin sambil

menunggu sarana yang lain, dalam arti pendidik harus bisa

melakukan kegiatan belajar mengajar yang lebih kreatif supaya anak

didiknya dapat belajar dengan senang, dan tidak dijadikan alasan

kurangnya fasilitas sekolah dapat mengganggu proses belajar

mengajar.

d. Upaya pada Evaluasi Pembelajaran

Kekuatan dan kelemahan dari program pengajaran yang

telah disusun oleh pendidik dapat diketahui lebih jelas setelah

program tersebut di kelas dan dievaluasi dengan seksama. Namun

kenyataannya di MTs NW Aikmel ini dalam mata pelajaran bahasa

Arab kelas VIII, kurang melaksanakan evaluasi yang dikarenakan

waktunya yang kurang cukup. Untuk mengatasi hal tersebut,

pendidik bahasa Arab di kelas VIII sering memberikan pekerjaan

rumah (PR), selain itu diadakan kursus (belajar diluar jam pelajaran)

seperti hafalan mufrodat dan bacaan Al-Qur’an.

C. Pembahasan

Berdasarkan data yang di peroleh dari hasil penelitian,baik yang di

dapat dari observasi,wawancara,dan dokumentasi dengan guru bahasa Arab

dan siswa kelas VIII tentang problematika pembelajaran bahsa Arab pada

siswa kelas VIII di MTs NW Aikmel telah dikatakan masih kurang

56
memuaskan ,di buktikan dengan penelitian di MTs nw aikmel yang

melibatkan beberapa unsur yaitu guru bahasa arab dan siswa kelas VIII.

Berdasarkan deskripsi data dan penyajian data yang telah penulis uraikan

di atas berdasarkan realita yang ada, maka dalam bagian ini penulis akan

menyajikan analisis data yang di peroleh dari hasil penelitian di lapangan.

Problematika pembelajaran bahasa Arab pada siswa kelas VIII di MTs

Aikmel bisa melibatkan beberapa aspek antara lain:

1. Minimnya motivasi belajar: Siswa mungkin kurang termotivasi untuk

belajar bahasa Arab karena menganggapnya sulit atau tidak relevan

dengan kehidupan sehari-hari. Jika siswa tidak memiliki minat yang kuat

atau tujuan yang jelas dalam mempelajari bahasa Arab, hal ini dapat

mempengaruhi kemauan mereka untuk belajar dengan serius.

2. Kurikulum dan metode pengajaran yang tidak efektif: Kurikulum dan

metode pengajaran yang tidak sesuai atau kurang efektif dapat menjadi

kendala dalam pembelajaran bahasa Arab. Bahan ajar yang tidak menarik,

metode pengajaran yang monoton, atau keterbatasan penggunaan

teknologi dan media pembelajaran dapat menyulitkan siswa untuk

memahami dan menguasai bahasa Arab dengan baik.

3. Keterbatasan sumber daya: Keterbatasan buku teks, referensi, atau bahan

ajar lainnya, serta keterbatasan fasilitas seperti laboratorium bahasa atau

perangkat lunak pendukung, dapat menghambat pembelajaran bahasa Arab

yang efektif. Siswa mungkin kesulitan mengembangkan kemampuan

57
berbicara, mendengar, membaca, dan menulis bahasa Arab jika sumber

daya yang diperlukan tidak mencukupi.

4. Tidak adanya lingkungan bahasa Arab yang memadai: Keterbatasan

kesempatan untuk berinteraksi dalam bahasa Arab di luar lingkungan

sekolah juga dapat menjadi masalah. Siswa membutuhkan kesempatan

untuk menggunakan bahasa Arab dalam konteks kehidupan sehari-hari,

seperti dalam percakapan, diskusi, atau praktik di luar kelas. Tanpa

lingkungan bahasa Arab yang memadai, kemampuan siswa untuk

mempraktikkan dan mengembangkan bahasa Arab akan terbatas.

5. Kualitas dan kesiapan guru: Kualitas dan kesiapan guru bahasa Arab juga

berpengaruh terhadap pembelajaran. Jika guru tidak memiliki pemahaman

yang mendalam tentang bahasa Arab, metode pengajaran yang efektif, dan

kemampuan untuk memotivasi siswa, maka proses pembelajaran bisa

terhambat.

Untuk mengatasi problematika pembelajaran bahasa Arab pada

siswa kelas VIII di MTs Aikmel, beberapa tindakan yang dapat diambil

antara lain meningkatkan motivasi belajar siswa melalui pendekatan yang

menarik, mengembangkan kurikulum dan metode pengajaran yang efektif,

menyediakan sumber daya yang memadai, membangun lingkungan bahasa

Arab yang aktif di sekolah, dan memberikan pelatihan dan dukungan yang

memadai kepada guru bahasa Arab. Adapun upaya yang dapat dilakukan

yaitu antara lain:

58
1. Peningkatan motivasi belajar: Guru dapat menggunakan pendekatan

yang menarik dan relevan untuk meningkatkan motivasi belajar siswa.

Misalnya, mengaitkan pembelajaran bahasa Arab dengan kehidupan

sehari-hari siswa atau dengan minat dan hobi mereka. Penggunaan

media pembelajaran yang menarik, seperti video, audio, atau

permainan edukatif, juga dapat membantu meningkatkan motivasi

siswa.

2. Pengembangan kurikulum dan metode pengajaran yang efektif: Guru

dapat bekerja sama dengan tim pengembang kurikulum untuk

memperbaiki kurikulum dan metode pengajaran bahasa Arab.

Mengintegrasikan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran,

menggunakan berbagai materi ajar yang menarik, dan menerapkan

metode pembelajaran aktif dan kolaboratif dapat membantu siswa

lebih terlibat dan memahami bahasa Arab dengan lebih baik.

3. Penyediaan sumber daya yang memadai: Penting untuk menyediakan

sumber daya yang cukup dalam pembelajaran bahasa Arab. Ini

termasuk buku teks yang relevan, referensi tambahan, bahan ajar

digital, dan perangkat lunak pendukung pembelajaran bahasa Arab.

MTs Aikmel dapat bekerja sama dengan penerbit atau lembaga

pendidikan lainnya untuk memastikan ketersediaan sumber daya yang

memadai.

4. Membangun lingkungan bahasa Arab yang aktif: Siswa perlu terlibat

dalam lingkungan bahasa Arab di luar kelas. MTs Aikmel dapat

59
mendorong siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan ekstrakurikuler,

seperti klub bahasa Arab, debat, drama, atau festival bahasa Arab.

Membuat suasana yang mendukung penggunaan bahasa Arab di

sekolah, seperti papan pengumuman berbahasa Arab atau kegiatan

penggunaan bahasa Arab dalam interaksi sehari-hari, juga akan

membantu siswa meningkatkan keterampilan berbahasa Arab mereka.

5. Pelatihan dan dukungan bagi guru bahasa Arab: Guru perlu

mendapatkan pelatihan yang memadai dalam pengajaran bahasa Arab

yang efektif. MTs Aikmel dapat menyediakan pelatihan rutin,

workshop, atau program pengembangan profesional bagi guru bahasa

Arab. Dukungan dan bimbingan dari pengawas sekolah atau

koordinator bahasa Arab juga penting untuk membantu guru

meningkatkan kualitas pengajaran mereka.

6. Evaluasi dan pemantauan terus-menerus: Penting untuk melakukan

evaluasi dan pemantauan terus-menerus terhadap pembelajaran bahasa

Arab di MTs Aikmel. Ini akan membantu mengidentifikasi masalah

yang muncul dan menyesuaikan strategi pembelajaran yang

diterapkan. Feedback dari siswa dan orang tua juga perlu dihargai dan

digunakan untuk perbaikan berkelanjutan.

Melalui upaya-upaya ini, diharapkan pembelajaran bahasa Arab di

MTs Aikmel dapat menjadi lebih efektif dan siswa dapat mengembangkan

kemampuan bahasa Arab dengan lebih baik.

60
61
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan penulis dengan

judul problematika pembelajaran bahasa arab pada siswa kelas VIII di MTs

NW Aikmel . dari hasil yang telah di peroleh penulis melalui

observasi,wawancara dan dokumentasi maka berikut ini penulis mengemukakan

beberapa kesimpulan :

1. Problematika pembelajaran bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII di MTs

NW Aikmel , antara lain:

a. Peserta didik kurang memiliki kemauan untuk belajar bahasa Arab,

karena kurangnya dukungan dari orang-orang yang terdekat,orang tua

atau Masyarakat .

b. Latar belakang lingkungan yang kurang mendukung kemajuan

prestasi belajar,

c. Peserta didik kurang memiliki rasa percaya diri terutama dalam

pembelajaran bahasa Arab sebagai bahasa Asing

2. Upaya-upaya yang Dilakukan untuk Mengatasi Problematika

Pembelajaran Bahasa Arab pada Siswa Kelas VIII MTs NW Aikmel,

antara lain:

a. Pihak sekolah berusaha meningkatkan jaminan kesejahteraan pada

pendidik dan mengikutkan mereka pada pelatihan- pelatihan

62
kependidikan baik dari pemerintah maupun swasta,

b. Memberikan pengertian dan motivasi kepada anak didik akan

pentingnya belajar sebagai bekal dimasa mendatang,

c. Memilih metode mengajar yang tepat dan tidak menoton (variatif)

sehingga sesuai dengan karakteristik pokok bahasan yang diajarkan,

d. Melengkapi fasilitas dan sarana yang memang sangat dibutuhkan

untuk kegiatan belajar mengajar,

e. Pendekatan pembelajaran, dimana guru harus mengetahui

karakteristik dan kemampuan belajar setiap peserta didik,

f. Memberikan pekerjaan rumah (PR), selain itu diadakan kursus

(belajar diluar jam pelajaran) seperti hafalan mufrodat dan bacaan Al-

Qur’an. .

B. Saran

Setelah penulis menarik beberapa kesimpulan dari uraian-uraian dalam

skripsi ini, maka selanjutnya penulis akan mengemukakan saran-saran sebagai

bahan pertimbangan untuk menerapkan dan mengembangakan hasil pikiran

yang dituangkan dalam skripsi dan mempunyai sumbangsi moril bagi

masyarakat, bangsa dan negara, antara lain:

1. Bagi pihak sekolah, kiranya dapat meningkatkan sarana dan prasarana

dalam menunjang keterlaksanaan proses belajar yang efektif

khususnya Pendidikan Bahasa Arab.

2. Untuk lebih bisa memahami kualitas siswa berkarakter aktif dan pasif

dalam pembelajaran, guru bisa mencoba memberikan kesempatan

63
kepada para siswa untuk mempelajari dan memahami materi

pembelajaran berikutnya di rumah masing-masing kemudian guru

menguji para siswa untuk mempresentasikan materi yang telah

dipelajarinya pada pembelajaran berikutnya.

3. Bagi Guru

a. Guru sebaiknya membiasakan untuk membuat RPP setiap kali

hendak mengajar,Agar pembelajaran Terarah dan dapat mencapai

tujuan yang di harapkan

b. Guru bahasa Arab sebaiknya memberikan anak- anak hafalan

mufrodat sedikit sebelum mulai pembelajaran

c. Guru bahasa Arab sebaiknya menggunakan metode yang ada di

kurikulum

4. Bagi Siswa

a. Diharapkan agar lebih memperhatikan gurunya ketika

menjelaskan dan mainya di kurangi pas jam pelajaran supaya

memahami setiap pembahasan bahasa Arab

b. Di harapkan agar siswa lebih banyak menghapal mufrodat dan

membaca buku bahasa Arab ,kamus Arab untuk menambah

pengetahuan

64
DAFTAR PUSTAKA

al- Ghalayin, M. 2005. Jami’ ad-Durus al-‘abiyah jilid I. Beirut: Dar al kutub al
‘ilmiyah.
al-Fauzan dkk, A. 1425. Durus al-Daurat al-Tadribiyah li Mua’allimi al-Lugah
al-Arabiyah li Ghairi al-Natihiqin Biha (al-Janib al-Nazhari). Riyadh:
Mu’assasah al-Waqf al-Islami.
Anugerah Ayu Sendari. 2022. Online “Mengenal Jenis Penelitian Deskriptif
Kualitatif pada Sebuah Tulisan Ilmiah”
https://liputan6.com/hot/read/4032771/mengenal-jenis-penelitian
deskriptifkualitatif pada-sebuah-tulisan-ilmiah (diakses tanggal 13
desember 2022)
Asrori, I. 2014. Strategi Belajar Bahasa Arab:Teori & Praktek. Malang:
MISYKAT
Beirut. Yunus., Fathi, A & al-Syiekh, M. R. 2003. Al-Marja’fi Ta’lim al-Lughah
al-Arabiyyah li al –Ajanib. Maktabah Kairo.
Fuad, N. 2012. Profesionalisme Guru. Purwokerto: Stain Press.
Hermawan, A. 2011. Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Remaja
Rosda Karya.
Hidayat, N.S. (2012). ,Problematika Pembelajaran Bahasa Arab. Jurnal pemikiran
islam. 37(1) . hlm.82-87
Izzan, A. 2011. Metodelogi Pembelajaran Bahasa Arab. Bandung: Humaniora.
Jamaluddin. 2002. Problematika Pembelajaran Bahasa dan Sastra.
Yogyakarta: Adi Cita Karya Nusa.
Jauhari, I. M. (2021). Problematika Pembelajaran Daring Di Madrasah Ibtidaiyah
Negeri 3 Bagetan . Journal Of Education And Realigous Studies. 1(1).

no.1 Nita Zakiah, “Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Siswa Madrasah


Tsanawiyah Al Islamiyah Kota bumi Lampung utara Indonesia 2, jurnal of
instructional technology (6-13-2021)-54

65
Karimatussa’idiyah. 2019. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Dan
Solusinya Di MTs Ma’arif Nu 1 Purwojati Kabupaten Banyumas. Skripsi
Institut Agama Islam Negeri Purwokerto.
Kusmanto, H. (2014). Pengaruh Berpikir Kritis Terhadap Kemampuan Siswa
Dalam Memecahkan Masalah Matematika ( Study Kasus Di Kelas Vii
Smp Wahid Hasyim Moga ). Eduma: Mathematics Education Learning
And Teaching . 3(1).
Lidinillah, D. A. M. (2021). Heuristik Dalam Pemecahan Masalah Matematika
Dan Pembelajaranya Di Sekolah Dasar. Jurnal Elektronik.
Maunah. B. 2009. Ilmu Pendidikan.Yogyakarta: TERAS.
Muhith, A. (2018). Problematika Pembelajaran Tematik Terpadu di MIN III
Bondowoso. Indonesian Journal Of Islamic Teaching .1(1).
Munif, A. 2008. Strategi dan Kiat Menerjemahkan Teks Bahasa Arab dalam
Bahasa Indonesia. Yogyakarta: Bidang Akademik UIN Sunan Kalijaga.
Muradi, A. (2013). , Tujuan Pembelajaran Bahasa Asing (Arab) Di Indonesia:
Jurnal Al Maqoyis. 1(1):140-149.
Rachmawati, T. & Daryanto. 2015. Teori Belajar dan Proses Pembelajaran yang
mendidik . Yogyakarta: Gava Media.
Rosyid, A.W. & . Ni’mah,M. 2011. Memahami Konsep Dasar Pembelajaran
Bahasa Arab. Malang. UIN-Maliki Press.
Suaib. 2018. Problematika Pembelajaran Bahasa Arab Peserta Didik Madrasah
Aliyah Negeri ( MAN ) Mamuju. Skripsi Institute Agama Islam Negeroi
Parepare
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kualitatif . Bandung: Alfabeta.
Sumardi, M. 1996. Berbagai Pendekatan dalam Pengajaran Bahasa dan Sastra,
Jakarta: Pustaka Sinar Harapan.

No 1 Fatih Rizki Wibowo problematika pembelajaran Bahasa Arab vo 2 jurnal


Pendidikan Bahasa Arab (June 15,2016) halm 67
Thu’aimah, A. 2006. Ta’lim alLugah Ittishaliyan Baina al-Manahij wa
alIstiratijiyat. Rabath: Isesco.
Thu’aimiah, R. S. 1989. Ta’lim al-Lughah Lighairi al-Nathiqin biha.

66
LAMPIRAN – LAMPIRAN

Lampiran 1. Instrument wawancara dengan guru Bahasa Arab


Nama : Bapak Damrah QH
Guru : Bahasa Arab kelas VIII
Hari Rabu 7 juni 2023
NO Pretanyaan Jawaban
1 Metode apa yang bapak gunakan ketika Saya menggunakan
mengajar di kelas VIII metode campuran
2 Kenapa bapak menggunakan metode Karna kalau metode yang
campuran padahal banyak metode2 yang lain lain hanya pokus kepada
pak ? buku paket yang ada
bukan kepahaman anak-
anak.
Jadi saya memakai
mmetode
(campuran )karna
menurut metode
campuran yang tepat
untuk mengajar anak-anak
ini
Umpanya: Harus
mengadaptasi dengan
murid dahulu
definisi,jelaskan maksud
dari define .
Dari isim apa itu isim dll.
Baru di campur dengan
ciri2 setelah di berikan
contoh isim mufrodat

3 Bagaimana proses pelaksanaan metode Pertama sebelum mulai


campuran yang bapak ajarkan di kelas ? belajar saya memberi
tahukan anak-anak untuk
mempersiapkan buku/
paket dll setelah itu baru
saya mulai memberikan
anak-anak materi mulai
dari definisi,syarat isim
ataupun yang lain sesuai
pembahsan pada hari itu
4 Apa saja kendala Bapak dalam mengajar Kendalanya lebih banyak
bahasa Arab dari siswa itu sendiri,yaitu
paktor latar belakang
pendidikan sebelumnya
dan juga kurangnya
kemampuan membaca
dan menulis apalagi
dalam mengertikan sulit
dalam belajar bahasa
Arab bagi anak-anak pada
masa ini
5 Apa saja problem yang bapak temukan atau Kebanyakan siswa masih
alami dalam melaksanakan pembelajaran belum lancar menulis
bahasa Arab di kelas VIII maupun membaca apalagi
dalam menulis masih
kurang rapi,kadang
hurupnya masih salah
cara menulisnya ,kadang
dalam menulis saja
hamper satu jam
sehinngga jam pelajaran
banyak
terlalaikan ,kemudian
problem yang lain anak-
anak sering bermain di
saat jam pelajaran
6 Apa saja kesulitan anak-anak dalam belajar Kesulitan pada siswa
bahasa Arab di kelas VIII kelas VIII masih banyak
sekali khusus di bahasa
Arab yakni ( Menulis arab
masih kurang
lancar,membaca ,dan
mengertikan )
7 Dasar dari kesulitan anak-anak dalam Terlalu banyak
belajara bahasa Arab ? bermain,kurang
memperhatikan
8 Menurut bapak secara umum apa saja Kurangnya fasilitas
kendala anak-anak sehingga sulit untuk sekolah dan dukungan
belajar bahasa Arab yang maksimal dalam
pembelajaran bahasa
Arab,hal ini terbukti
misalnya kurangnya
dukungan dari orang
tua,dan masyarakat yang
kurang perduli terhadap
pendidikan anak,sehingga
pembelajaran di sekolah
agaknya kurang
membekas dalam
kehidupan anka,serta
kurangnya minat dan
kesungguhan belajar kosa
kata bahasa Arab yang
merupakan modal utama
untuk belajar bahasa Arab
9 Motivasi apa saja yang bapak berikan supaya Motivasi –motivasi dari
anak-anak suka atau senang belajar bahasa Al-Q ur’an ,cerita tentang
Arab orang-rang
arab ,dorongan
pembelajaran dan kisah2
nabi masa-masa dulu ,
setelah di berikan waktu
cerita baru saya lanjutkan
pembahasan bahas Arab
10 Di pembahasan apa saja tempat siswa-siswi Di pembahasan -‫الفعل‬
kesulitan belajara bahasa Arab ? ‫الساعة‬

11 Paktor apa saja yang membuat anak –anak Karna hape,dan


kurang minat belajar bahasa Arab pendidikan sebelumnya
kadang itu yang membuat
anak-anak ini masih
belum senang dan salah
satunya karna anak- anak
belum memahami
pentingnya belajar bahasa
Arab
Lampiran 2. Instrument wawancara dengan siswa-siswi kelas VIII

NO Pertanyaan Jawaban
Apa saja kesulitan kalian dalam belajar Eliyanti : Saya sulit dalam
bahasa Arab menulis dan mengertikan
apalagi pas mau dette
Abdul Wahid : Saya
kesulitan dalam
1 mengertikan , dan
memahami dari isim2 kak
Mitha Auliya : saya
kesulitan mengertikan dan
membaca tapi saya senang
menulis bahasa Arab kak
Di pembahan apa saja yang sulit menurut
2
kalian
Apakah kalian senang / tidak senang Abdul wahid : senang sih
belajar bahasa Arab ? coba jelaskan kalau cuman bahasa Arab itu
kalian senang atau tidak susah bikin ngantuk lagi
pelajaranya
Eliyanti : Kurang
senang ,bahasa Arab itu
susah dan capat bosan
M . Rafa Maulana : Seneng
3 saya belajar bahasa Arab
tapi sulit,sulitnya
ngertikan ,baca apalagi pas
latihan sudah mulai bosanya
di sana kak
Rahma : Gak seneng karna
bahasa Arab itu sulit apalagi
pas di suruh latihan buat
percakapan sendiri jadi
semakin males belajarnya
4 Masalah apa yang kalian temukan di Mitha Auliya : bosen sama
pelajaran bahasa Arab ,waktu belajar hilang rasa percaya diri
M, Rafa maulana : stress
Abdul Wahid : Menghadapi
penggangu ,sulit diskusi
dengan teman

Lampiran 3. Wawancara dengan kepala sekolah

Lampiran 4. Wawancara dengan guru bahasa arab kelas VIII


Lampiran 5. Observasi yang dilakukan peneliti

Lampiran 6. Wawancara dengan siswa kelas VIII

Anda mungkin juga menyukai