Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH USULAN PENELITIAN

PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN


UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH JAKARTA

Nama : Akbar Maulana

NPM : 2019610046

Judul Penelitian : Respons Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan terhadap


Pemberian POC Limbah Cair Tahu dengan Pengurangan Pupuk
NPK

Dosen Pembimbing : Dr. Ade Sumiahadi, S.P., M.Si

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian organik adalah suatu teknik budidaya pertanian yang memfokuskan adanya
keseimbangan ekosistem dan tidak menghendaki penggunaan bahan-bahan kimia yang dapat
merusak ekosistem. Penerapan pertanian organik diharapkan mampu menjaga dan menciptakan
keseimbangan antara organisme dengan lingkungan (Hardjowigeno, 2010). Penerapan pertanian
organik yang memperhatikan keseimbangan antara penggunaan pupuk anorganik dan organik
mampu menjaga keseimbangan lingkungan yang umum digunakan (Banurea, 2021). Salah satu
sayuran yang umum dibudayakan organik adalah kailan. Hampir semua bagian tanaman kailan
dapat dikonsumsi yaitu batang dan daunnya. Pada 100 g bagian kailan yang dikonsumsi
mengandung 7540 IU vitamin A, 115 mg vitamin C, dan 62 mg Ca, 2,2 mg Fe (Irianto, 2012).
Di Indonesia kailan merupakan jenis sayuran baru yang cukup komersial namun masih
jarang untuk dibudidayakan oleh petani. Kailan juga dapat di konsumsi dalam ukuran mini atau di
kenal dengan sebutan baby kailan. Sayuran baby kailan secara umum sama dengan kailan biasa
bila dilihat dari warna daun dan batang serta bentuknya. Perbedaannya, sayuran baby kailan di
panen lebih awal dari biasanya sehingga tanaman yang dihasilkan berukuran mini. Kailan memiliki
prospek yang baik untuk dikembangkan di Indonesia karena kandungan gizinya banyak dan
memiliki nilai ekonomi tinggi. Nilai ekonomi kailan tinggi karena pemasarannya untuk kalangan
menengah ke atas, terutama banyak tersaji di restoran bertaraf internasional seperti restoran Cina,
Jepang, Amerika, dan Eropa, serta hotel dan restoran berbintang. Hal ini menuntut kailan yang
diproduksi harus lebih bersih dan terbebas dari penggunaan pestisida (Krisnawati et.al., 2014).
Prospek pengembangan budidaya kailan yang tergolong tanaman kubis cukup cerah. Daya
tarik komoditas ini, selain dapat dikembangkan di daerah tropis Indonesia, juga mempunyai nilai
ekonomi dan sosial yang tinggi di pasaran ekspor. Menurut Badan Pusat Statistik (2021),
menyebutkan jumlah penduduk saat ini mencapai angka 270,20 juta jiwa, meningkat dibandingkan
jumlah penduduk pada tahun 2018 yang mencapai angka 265,01 juta jiwa. Adanya peningkatan
jumlah penduduk per tahun menyebabkan peningkatan konsumsi pangan per kapita, salah satunya
komoditi sayuran yaitu kailan. Kailan (Brassica oleracea L.) merupakan salah satu jenis sayuran
yang bernilai ekonomi tinggi dan mampu memenuhi kebutuhan supermarket, hotel, restoran,
maupun pasar tradisional.
Produksi sayuran secara organik identik dengan penggunaan pupuk organik sebagai
pengganti pupuk kimia. Pupuk organik cair (POC) adalah salah satu jenis pupuk organik yang
mengandung unsur hara makro dan mikro, serta dapat melengkapi dan menambah ketersediaan
bahan organik dalam tanah. Bahan organik tersebut memberikan beberapa manfaat yaitu
menyediakan unsur hara makro manfaat yaitu menyediakan unsur hara makro dan mikro bagi
tanaman, menggemburkan tanah, memperbaiki tekstur dan struktur tanah, memperbaiki tekstur
dan struktur tanah, meningkatkan porositas, aerasi, dan komposisi mikroorganisme tanah. Bahan
organik juga dapat meningkatkan pertumbuhan akar tanaman, serta meningkatkan daya serap air
yang lebih lama oleh tanah (Murbandono, 2000).
Pupuk organik cair dibuat dari bahan organik yang telah mengalami fermentasi. Salah satu
limbah organik yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan pupuk organik adalah limbah
cair tahu. Pengolahan limbah cair tahu masih belum banyak diketahui oleh masyarakat. Sebagian
besar masyarakat membuang limbah cair tersebut tanpa adanya pengolahan terlebih dahulu,
sehingga akan merugikan lingkungan. Menurut Subarijanti (2006), limbah cair ampas tahu dapat
dijadikan sebagai salah satu alternatif pupuk sebab limbah cair tahu memiliki kandungan nutrisi
yang dibutuhkan oleh tanaman.
B. Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dosis pemberian POC limbah cair tahu
dengan pengurangan pupuk NPK terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan.
C. Hipotesis
Pemberian berbagai dosis POC limbah cair ampas tahu dengan pengurangan pupuk NPK
memberikan pengaruh yang sama terhadap pertumbuhan dan produksi tanaman kailan.
II. METODE PENELITIAN

A. Waktu dan Tempat


Penelitian dilaksanakan pada bulan September sampai bulan Desember 2023 yang berlokasi
di Kebun Pekarangan di Desa Sampora RT. 03/RW. 03, Kecamatan Cisauk, Kabupaten Tangerang.
Lokasi penelitian ini berada di daerah dataran rendah dengan ketinggian 37-56 mdpl dengan jenis
tanah Latosol.

B. Alat dan Bahan


Alat yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah cangkul, ember, gembor, tray semai,
pengaduk kayu, selang, lem tembak/selotip, gunting, botol, timbangan, plastik, gelas ukur,
saringan, sprayer, alat tulis dan kamera. Bahan yang akan digunakan untuk penelitian ini adalah
air, tanah, arang sekam, pupuk kandang sapi, polybag ukuran 35 cm x 35 cm, pupuk NPK 16:16:16,
benih kailan varietas Nita, EM4, gula merah, limbah cair tahu, dan pestisida Decis.

C. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian yang digunakan adalah Rancangan Kelompok Lengkap Teracak
(RKLT) dengan perlakuan konsentrasi POC limbah cair tahun dengan pengurangan pupuk NPK
50% dosis rekomendasi yang terdiri atas enam taraf, yaitu:
P0 : NPK 16:16:16 2,25 g/polybag (Kontrol) (Fadila, 2019)

P1 : NPK 16:16:16 1,125 g/polybag + POC limbah cair tahu 20 %


(Marian dan Tuhuteru, 2019).
P2 : NPK 16:16:16 1,125 g/polybag + POC limbah cari tahu 25 %
(Amin et.al., 2017)
P3 : NPK 16:16:16 1,125 g/polybag + POC limbah cair tahu 30 %
P4 : NPK 16:16:16 1,125 g/polybag + POC limbah cair tahu 35 %
Setiap perlakuan diulang sebanyak lima kali sehingga secara keseluruhan terdapat 25 satuan
percobaan. Masing-masing satuan percobaan terdiri dari tiga tanaman sehingga jumlah tanaman
yang akan diteliti adalah 75 tanaman. Data hasil penelitian selanjutnya dianalisis dengan sidik
ragam berdasarkan model linear adalah sebagai berikut:
Үij = µ + αi + βј + ɛij
Keterangan:
Үij = Nilai pengamatan pengaruh pemberian POC limbah cair tahu dengan pengurangan pupuk
NPK ke-i pada kelompok ke-j
µ = Nilai tengah umum
αi = Pengaruh pengaruh pemberian POC limbah cair tahu dengan pengurangan pupuk NPK ke-
i
βј = Pengaruh kelompok ke-j
ɛij = Galat percobaan dari perlakuan pengaruh pemberian POC limbah cair tahu dengan
pengurangan pupuk NPK ke-i pada kelompok ke-j
i = Perlakuan (0, 1, 2, 3, dan 4)
j = Kelompok (1, 2, 3, 4, dan 5)
Data yang diperoleh dianalisis menggunakan Uji F, kemudian dilanjutkan Uji Beda Nyata
Jujur (BNJ) taraf 5% untuk mengetahui perbedaan pengaruh antar perlakuan terhadap peubah
pengamatan.

D. Pelaksanaan Penelitian
1. Pembuatan POC limbah cair tahu
Ada banyak metode dalam pembuatan pupuk cair, namun dalam penelitian ini menggunakan
metode dari Aliyenah et.al. (2015). Pertimbangannya karena alat dan bahan yang digunakan
mudah ditemukan dan cara pembuatan mudah dilakukan. Adapun Alat-alat dan bahan yang
digunakan pembuatan POC limbah cair tahu adalah:
a) Tong air
b) Pengaduk kayu
c) Cairan aktivator (EM4)
d) Limbah cair tahu
e) Gula merah (dicairkan dalam 55,5 ml air)
Pembuatan pupuk organik cair dilakukan dengan cara memasukkan 111 ml aktivator, 44,4 g
gula dilarutkan dengan 55,5 ml air dan 16,5 l limbah cair tahu ke dalam tong, lalu diaduk secara
merata. Tong kemudian ditutup rapat-rapat hingga udara tidak bisa masuk. Pipa pengeluaran gas
dibuat dan ujungnya dimasukkan ke dalam ember yang berisi air. Fermentasi POC dilakukan
selama 15 hari, kemudian pupuk cair disaring hingga didapat larutan yang bersih dan bebas dari
padatan. Setelah disaring, pupuk cair sudah dapat digunakan.
2. Persiapan lahan dan media tanam
Media yang akan digunakan adalah campuran tanah dan pupuk kandang dengan
perbandingan 2:1. Media tanam disiapkan 1 minggu sebelum tanam menggunakan polybag ukuran
35 cm x 35 cm dan timbang hingga 10 kg kemudian disiram dan diinkubasi minimal 1 minggu.
3. Penyemaian benih kailan
Penyemaian benih kailan dilakukan pada tray semai yang diisi dengan tanah dan pupuk
kandang dengan perbandingan 1:1. Sebelum disemai, benih terlebih dahulu direndam di air hangat
selama semalam atau dapat direndam dalam larutan fungisida Previcur N 0,1% selama 2 jam.
Benih tanaman kailan dimasukkan ke dalam lubang tray semai yang diisi 1 benih dan ditutup
kembali dengan tanah. Selanjutnya disiram dengan air menggunakan sprayer. Persemaian benih
kailan diletakkan pada tempat yang teduh agar tidak terkena sinar matahari dan air hujan secara
langsung. Bibit yang sudah berumur 12 hari dapat dipindah tanam ke polybag (Abdurrosyid,
2019).
4. Penanaman
Penanaman kailan dapat dilakukan ketika usia bibit kailan sekitar dua minggu. Waktu ideal
untuk melakukan pindah tanam adalah sore hari (Nurahmi et.al., 2011) karena cuaca cenderung
tidak panas dan bagus untuk bibit. Akhir musim penghujan adalah waktu yang pas untuk menanam
sayur kailan karena tanaman ini tidak suka dengan banyak air yang menggenang seperti terjadi
pada musim penghujan (Muliono, 2011).

5. Pemeliharaan
a. Penyiraman dan penyiangan
Proses pemeliharaan terdiri dari penyiraman dan penyiangan. Adapun penyiraman dilakukan
setiap satu hari 2 kali, dengan menyesuaikan kondisi kelembapan tanah. Apabila media tanah
kering maka penyiraman dilakukan sehari 2 kali, tetapi jika kondisi tanah lembap maka
penyiraman dilakukan 1 hari satu kali untuk menghindari tanaman kekurangan air yang
menyebabkan tanaman akan mulai tampak layu dan pertumbuhannya terhambat. Penyiangan
dilakukan dengan mencabut gulma yang tumbuh di sekitar tanaman secara manual. Pengendalian
gulma dilakukan secara manual dengan menyiangi atau mencabut gulma yang tumbuh di dalam
polybag maupun di area sekitar polybag.
b. Pengendalian hama dan penyakit
Pengendalian hama dan penyakit dilakukan secara preventif dam kuratif. Secara preventif
dengan cara membersihkan lahan dan menjaga kebersihan lahan. Secara kuratif dilakukan setelah
menemukan hama dan penyakit yang menyerang tanaman dengan cara menyemprotkan pestisida
Rizotin dosis 2 ml/l sekali dalam seminggu.
6. Pemupukan
Pada proses pemupukan digunakan pupuk anorganik yaitu NPK Mutiara 16-16-16 dengan
dosis 2,25 g per tanaman pada perlakuan kontrol (P0). Pemberian pupuk NPK Mutiara 16-16-16
dilakukan 1 kali pada saat tanaman kailan berusia 1 MST. Pemberian pupuk cair limbah tahu
dengan cara diencerkan terlebih dahulu dengan air sebelum diaplikasikan langsung pada tanaman.
Pengenceran ini bertujuan untuk mengurangi kepadatan bakteri pada pupuk dan mempermudah
tanaman dalam menyerap unsur hara yang terkandung dalam pupuk. Pengenceran ini dilakukan
sesuai dengan perlakuan yang akan diteliti yaitu:
a. POC limbah cair tahu 20 %, sebanyak 20 ml POC limbah cair tahu diencerkan dengan air
1000 ml (Marian dan Tuhuteru, 2019).
b. POC limbah cair tahu 25 %, sebanyak 25 ml POC limbah cair tahu diencerkan dengan air
1000 ml (Amin et.al., 2017).
c. POC limbah cair tahu 30 %, sebanyak 30 ml POC limbah cair tahu diencerkan dengan air
1000 ml
d. POC limbah cair tahu 35 %, sebanyak 35 ml POC limbah cair tahu diencerkan dengan air
1000 ml
Pemberian POC limbah cair tahu pada tanaman kailan mulai dilakukan 2 kali pemupukan
yaitu pada 1 dan 3 MST (Marian dan Sumiati, 2019). Pemupukan diberikan dengan dosis 250 ml
pertanaman dengan cara disiramkan ke media tanam pada pagi hari (Aprianto, 2021).
7. Pemanenan
Tanaman kailan sudah dapat dipanen saat tanaman berumur 7-8 MST. Cara pemanenan
adalah dengan merobek polybag kemudian memisahkan tanaman dari media tanam dan
membersihkan akar dengan air mengalir secara perlahan dan berhati-hati. Tanaman kailan yang
telah dipanen diletakkan di dalam sebuah ruangan yang sejuk dan terhindar dari sinar matahari
langsung untuk menjaga tanaman kailan tetap segar.

E. Peubah Pengamatan

1. Tinggi tanaman (cm)


Pengukuran tinggi tanaman dilakukan pada umur 2-8 MST dengan menggunakan penggaris
yang diukur mulai pangkal batang yang berbatasan dengan permukaan tanah sampai titik
tumbuh.
2. Jumlah daun (helai)
Penghitungan jumlah daun dilakukan pada semua daun yang telah membuka sempurna pada
batang utama dan cabang batang tanaman. Penghitungan jumlah daun akan dilakukan pada
umur 2-8 MST.
3. Panjang daun (cm)
Pengukuran panjang daun dilakukan pada umur 2-8 MST. Panjang daun diukur dengan cara
mengukur daun yang paling panjang mulai dari pangkal daun sampai pada ujung daun
menggunakan penggaris.
4. Lebar daun (cm)
Pengukuran lebar daun dilakukan pada umur 2-8 MST. Lebar daun diukur dengan cara
mengukur lebar daun dari sisi ke sisi daun terlebar menggunakan penggaris.
5. Diameter batang (mm)
Pengamatan diameter batang dilakukan dengan jangka sorong. Pengukuran diameter batang
tanaman kailan dilakukan pada saat panen.
6. Panjang akar (cm)
Panjang akar dilakukan saat pemanenan. Akar tanaman yang telah dipanen dibersihkan dari
tanah atau media dengan menggunakan air. Panjang akar diukur mulai dari pangkal akar sampai
ujung akar dengan menggunakan penggaris.
7. Bobot akar (g)
Bobot akar dilakukan pada saat panen dengan menimbang akar tanaman yang sudah
dibersihkan dan dipisahkan dari batang.
8. Bobot kotor (g)
Pengamatan bobot kotor dilakukan pada saat panen dengan menimbang semua bagian tanaman
menggunakan timbangan analitik.
9. Bobot konsumsi (g)
Pengamatan bobot konsumsi dilakukan pada saat panen dengan menimbang tanaman tanpa akar
dan sudah dibersihkan dari daun yang tidak layak konsumsi dengan menggunakan timbangan
analitik.
DAFTAR PUSTAKA

Abdurrosyid. 2019. Cara Semai Benih Sayuran Kailan.


KampusTani.com.https://www.kampustani.com/cara-semai-benih-sayur-kailan/. [18
September 2022].
Amin, A., A. E. Yulia dan Nurbaiti. 2017. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu untuk Pertumbuhan dan
Produksi Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). JOM Faperta, Vol. 4 (2): 1-11.

Aliyenah, A. Napoleon, dan Y. Bambang. 2015. Pemanfaatan Limbah Cair Industri Tahu sebagai
Pupuk Cair Organik terhadap Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kangkung Darat
(Ipomoea reptans Poir). Jurnal Penelitian Sains, Vol. 17(3): 102-110.
Aprianto, R. R. 2021. Pengaruh Pupuk Kascing dan Pupuk Organik Cair Limbah Cair Tahu
terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Pakcoy (Brassica rapa L.). Skripsi. Fakultas
[Pertanian. Universitas Islam Riau. Pekanbaru.
Banurea, A. J. 2021. Respon Pertumbuhan dan Produksi Tanaman Kailan (Brassica oleracea L.)
terhadap Pemberian Pupuk Kandang Sapi dan NPK 16:16:16. Skripsi. Fakultas Pertanian.
Universitas Sumatera. Medan.
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2018. Statistik Tanaman Sayur dan Buah-buahan Semusim
Indonesia 2018. Badan Pusat Statistik. Jakarta.
BPS [Badan Pusat Statistik]. 2021. Hasil Sensus Penduduk 2020.
https://www.bps.go.id/pressrelease/2021/01/21/1854/hasil-sensus-penduduk-2020.html
[08 Januari 2022].

Fadila, N. A 2019. Pengaruh Dosis Pupuk NPK terhadap Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Kailan
(Brassica junacea L.). Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas Sebelas Maret Surakarta.
Surakarta.
Hardjowigeno. S. 2010. Ilmu Tanah. Mediyatama Sarana Perkasa. Jakarta.
Irianto. 2012. Pertumbuhan Dan Hasil Kailan (Brassica oleracea) pada Berbagai Dosis Limbah
Cair Sayuran. Skripsi. Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian Universitas Jambi.
Jambi.

Krisnawati, D., S. Triyono dan M. Z. Kadir. 2014. Pengaruh Aerasi terhadap Pertumbuhan
Tanaman Kailan (Brassica oleracea var. achepala) pada Teknologi Hidroponik Sistem
Terapung di Dalam dan di Luar Greenhouse. Jurnal Teknik Pertanian Lampung, Vol. 3(3):
213-222.
Marian, E. dan S. Tuhuteru. 2019. Pemanfaatan Limbah Cair Tahu sebagai Pupuk Organik Cair
pada Pertumbuhan dan Hasil Tanaman Sawi Putih (Brassica pekinensis). Agritop, Vol.
17(2): 135-145.
Murbandono. 2000. Manfaat Bahan Organik bagi tanaman. Puslit Biologi, LIPI, Bogor.
Muliono. 2011. Budidaya Tanaman Kailan (Brassica oleracea var. achepala) di UPT Usaha
Pertanian Aspakusa Makmur Teras Boyolali. Skripsi. Fakultas Pertanian. Universitas
Sebelas Maret. Surakarta.

Nurahmi, E., F. Harun, dan Ikhwaluddin. 2011. Pengaruh Umur Pindah Bibit dan Konsentrasi
Pupuk Organik Cair Nasa terhadap Pertumbuhan Bibit Kakao (Theobrama cacao L.),
Jurnal Sains, Vol. 15(1): 25 – 31.
Subarijanti, H. U. 2006. Kesuburan dan Pemupukan Perairan. Fakultas Perikanan. Skripsi.
Universitas Brawijaya Malang. Malang.
LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


September Oktober November Desember Januari
Kegiatan
4 5 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3
Pembuatan
POC limbah X X X
cair tahu
Persiapan
media X
Penyemaian
tanaman X
kailan X
Pemberian
perlakuan X X X X X X X X
Penanaman X
Pemeliharaan X X X X X X X X X
Pengamatan X X X X X X X X X
Pemanenan X
Pengolahan
data X X X X
2. Lampiran Denah Penelitian

I II III IV V

P2 P3 P0 P4 P1

P0 P4 P2 P1 P3

P3 P2 P1 P0 P4

P1 P0 P4 P3 P2

P4 P1 P3 P2 P0

Keterangan :
P0 : NPK 16:16:16 2,25 g/polybag (Kontrol)

P1 : NPK 16:16:16 1,125 g/polybag + POC limbah cair tahu 20 ml/l


P2 : NPK 16:16:16 1,125 g/polybag + POC limbah cari tahu 25 ml/l
P3 : NPK 16:16:16 1,125 g/polybag + POC limbah cair tahu 30 ml/l

P4 : NPK 16:16:16 1,125 g/polybag + POC limbah cair tahu 35 ml/l

Anda mungkin juga menyukai