Anda di halaman 1dari 4

BIOETIKA

Asri M. P.

Ada beberapa definisi tentang bioetika. Bioetika (F. Abel) adalah studi interdisipliner tentang
problem yang ditimbulkan oleh perkembangan di bidang biologi dan ilmu kedokteran, pada skala mikro
maupun makro, termasuk dampaknya terhadap masyarakat luas serta sistem nilainya, kini dan masa
mendatang. Bioetika ialah semacam ilmu pengetahuan yang menawarkan pemecahan masalah bagi
konflik moral yang timbul dalam tindakan, praktek kedokteran dan ilmu hayati (Sahin Aksoy, 2002)
Bioetika bukanlah suatu disiplin. Bioetika telah menjadi tempat bertemunya sejumlah disiplin,
dan organisasi yang terlibat dan peduli pada persoalan etika, hukum, dan sosial yang ditimbulkan oleh
kemajuan dalam kedokteran, ilmu pengetahuan, dan bioteknologi (Onara O’Neill, 2002)
Bioetika mengacu pada kajian sistematis, plural dan interdisiplin dan penyelesaian masalah etika
yang timbul dari ilmu-ilmu kedokteran, hayati, dan sosial, sebagaimana yang diterapkan pada manusia
danhubungannya dengan biosfera, termasuk masalah yang terkait dengan ketersediaan dan
keterjangkauan perkembangan keilmuan dan keteknologian dan penerapannya. (UNESCO, 2005).

Kaidah dasar Moral :

Kaidah dasar (prinsip) Etika / Bioetik adalah aksioma yang mempermudah penalaran etik. Ada 4 kaidah
dasar moral (KDM atau moral principle/principle-based ethics atau ethical guidelines) dalam The
Principles of Biomedical Ethics (1994), (sering disebut kaidah dasar etika kedokteran atau bioetika), yang
terdiri dari :

1. Beneficence

Dalam arti prinsip bahwa seorang dokter berbuat baik, menghormati martabat manusia, mengutamakan
kepentingan pasien, dan memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan
dokter/rumah sakit/pihak lain. Dalam prinsip ini dikatakan bahwa perlunya perlakuan yang terbaik bagi
pasien. Beneficence membawa arti menyediakan kemudahan dan kesenangan kepada pasien mengambil
langkah positif untuk memaksimalisasi akibat baik (termasuk jumlahnya > akibat-buruk) daripada hal
yang buruk.

 General beneficence :
o melindungi & mempertahankan hak yang lain
o mencegah terjadi kerugian pada yang lain,
o menghilangkan kondisi penyebab kerugian pada yang lain,
 Specific beneficence :
o menolong orang cacat,
o menyelamatkan orang dari bahaya.

Beneficence memiliki kriteria :

 Mengutamakan altruisme (menolong tanpa pamrih, rela berkorban untuk kepentingan orang lain)
 Menjamin nilai pokok harkat & martabat manusia
 Memandang pasien/keluarga/sesuatu tak hanya sejauh menguntungkan dokter
 Mengusahakan agar kebaikan/manfaatnya lebih banyak dibandingkan dengan keburukannya
 Paternalisme bertanggung jawab/berkasih saying
 Menjamin kehidupan baik minimal manusia
 Pembatasan Goal Based
 Maksimalisasi pemuasan kebahagiaan/preferensi pasien
 Minimalisasi akibat buruk
 Kewajiban menolong pasien gawat darurat
 Menghargai hak-hak pasien secara keseluruhan
 Tidak menarik honorarium diluar dari kepantasan
 Maksimalisasi kepuasan tertinggi secara keseluruhan
 Mengembangkan profesi secara terus – menerus
 Memberikan obat berkhasiat namun murah
 Menerapkan Golden Rule Principle

2. Non-maleficence

Non-maleficence adalah suatu prinsip yang mana seorang dokter tidak melakukan perbuatan yang
memperburuk pasien dan memilih pengobatan yang paling kecil resikonya bagi pasien sendiri. Pernyataan
kuno First, do no harm, tetap berlaku dan harus diikuti. Kewajiban dokter untuk menganut ini
berdasarkan hal-hal :

- Pasien dalam keadaan amat berbahaya atau berisiko hilangnya sesuatu yang penting
- Dokter sanggup mencegah bahaya atau kehilangan tersebut
- Tindakan kedokteran tadi terbukti efektif
- Manfaat bagi pasien > kerugian dokter (hanya mengalami risiko minimal).

Non-malficence mempunyai kriteria:

 Menolong pasien emergensi


 Mengobati pasien yang luka
 Tidak membunuh pasien
 Tidak menghina/mencaci maki/memanfaatkan pasien
 Tidak memandang pasien sebagai objek
 Mengobati secara proporsional
 Mencegah pasien dari bahaya
 Menghindari misrepresentasi dari pasien
 Tidak membahayakan kehidupan pasien karena kelalaian
 Memberikan semangat hidup
 Melindungi pasien dari serangan
 Tidak melakukan White Collar Crime
3. Justice

Keadilan (Justice) adalah suatu prinsip dimana seorang dokter memperlakukan sama rata dan adil
terhadap kebahagiaan dan kenyamanan pasien tersebut. Perbedaan tingkat ekonomi, pandangan politik,
agama, kebangsaan, perbedaan kedudukan sosial, kebangsaan, dan kewarganegaraan tidak dapat
mengubah sikap dokter terhadap pasiennya. Memberi perlakuan sama untuk setiap orang. Justice
mempunyai kriteria:

 Memberlakukan segala sesuatu secara universal


 Mengambil porsi terakhir dari proses membagi yang telah ia lakukan
 Memberi kesempatan yang sama terhadap pribadi dalam posisi yang sama
 Menghargai hak sehat pasien
 Menghargai hak hukum pasien
 Menghargai hak orang lain
 Menjaga kelompok yang rentan (yg paling dirugikan)
 Tidak melakukan penyalahgunaan
 Bijak dalam makro alokasi
 Memberikan kontribusi yang relative sama dengan kebutuhan pasien
 Meminta partisipasi pasien sesuai dengan kemampuannya
 Kewajiban mendistribusi keuntungan & kerugian secara adil
 Mengembalikan hak kepada pemiliknya pada saat yang tepat & kompeten
 Tidak memberi beban berat secara tidak merata tanpa alasan sah / tepat
 Menghormati hak populasi yan sama-sama rentan penyakit/gangguan kesehatan
 Tidak membedakan pelayanan pasien atas dasar SARA, Status social, dll

4. Autonomy

Dalam prinsip ini seorang dokter menghormati martabat manusia. Setiap individu harus diperlakukan
sebagai manusia yang mempunyai hak menentukan nasib diri sendiri. Dalam hal ini pasien diberi hak
untuk berfikir secara logis dan membuat keputusan sendiri. Autonomy mempunyai kriteria:

 Menghargai hak menentukan nasib sendiri, menghargai martabat pasien


 Tidak mengintervensi pasien dalam membuat keputusan
 Berterus terang
 Menghargai privasi
 Menjaga rahasia pasien
 Menghargai rasionalitas pasien
 Melaksanakan Informed Consent
 Membiarkan pasien dewasa & kompeten mengambil keputusan sendiri
 Tidak mengintervensi atau menghalangi autonomi pasien
 Mencegah pihak lain mengintervensi pasien dalam membuat keputusan, termasuk keluarga pasien
sendiri
 Sabar menunggu keputusan yang akan diambil pasien pada kasus non emergensi
 Tidak berbohong ke pasien meskipun demi kebaikan pasien
 Menjaga hubungan (kontrak)
Selain 4 prinsip atau kaidah dasar moral tersebut, dikenal prinsip "turunan"nya dengan nilai-nilai seperti :
1. Berani berkata benar/kejujuran (veracity)
2. Kesetiaan (fidelity)
3. Privacy (dari otonomi dan beneficence)
4. Konfidensialitas
5. Menghormati kontrak (perjanjian)
6. Ketulusan (honesty): tidak menyesatkan informasi kepada pasien atau pihak ketiga seperti perusahaan
asuransi, pemerintah, dll.
7. Menghindari membunuh

Anda mungkin juga menyukai