Anda di halaman 1dari 15

MAKALAH

PERANAN DAN FUNGSI PENJADWALAN


PADA PELAKSANAAN PROYEK KONSTRUKSI

DOSEN PENGAMPU :
Ir. SYAHRUDIN, M.T. IPM.
NIP. 196809081997021001

DIKERJAKAN OLEH :
RIKA NOVIA PUTRI
NIM. D1011221080

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS TANJUNGPURA
PONTIANAK
2024
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa atas berkat dan rahmatnya
sehingga kami dapat menyelesaikan Makalah Peranan Dan Fungsi Penjadwalan
Pada Pelaksanaan Proyek Konstruksi pada mata kuliah Perencanaan Dan
Pelaksanaan Proyek Konstruksi ini tepat pada waktunya. Adapun tujuan dari
penyelesaian makalah ini adalah guna memenuhi tugas pada mata kuliah
Perencanaan Dan Pelaksanaan Proyek Konstruksi dari dosen pengampu mata
kuliah yaitu Bapak Ir. Syahrudin, MT. IPM. Selain itu, penyelesaian makalah ini
juga bertujuan untuk menambah wawasan dan pengetahuan bagi para pembaca
dan juga bagi penulis serta untuk menunjang proses belajar mengajar pada mata
kuliah Perencanaan Dan Pelaksanaan Proyek Konstruksi. Semoga apa yang telah
di kerjakan ini dapat bermanfaat dan berguna untuk kedepannya.

Saya selaku penulis dan penyusun tidak lupa mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Ir. Syahrudin, MT. IPM. Selaku dosen pengampu mata kuliah
Perencanaan Dan Pelaksanaan Proyek Konstruksi yang selalu memberi dukungan
serta bimbingannya sehingga makalah ini dapat terselesaikan tepat waktu.
Terakhir, saya menyadari bahwa makalah ini masih memiliki beberapa
kekurangan. Maka dari itu saya membutuhkan kritik dan saran yang membangun,
agar kedepannya kami bisa menulis dan mengerjakan tugas dengan lebih baik
lagi. Semoga tugas ini dapat bermanfaat bagi para pembaca, dan bagi kami
khususnya sebagai penulis dan penyusun.

Pontianak, 26 Maret 2024

Rika Novia Putri

I
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................................... i
DAFTAR ISI.................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang...........................................................................
1.2 Rumusan Masalah......................................................................
1.3 Tujuan Makalah.........................................................................
BAB II PEMBAHASAN.................................................................................
2.1 Pengertian...................................................................................
2.2 Metode.........................................................................................
2.3 Menyusun Kegiatan...................................................................
BAB III PENUTUP.........................................................................................
3.1 Kesimpulan.................................................................................
3.2 Saran............................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

II
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Proyek adalah aktivitas atau kegiatan yang telah direncanakan untuk
diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan dan didalamnya dialokasikan
biayanya. Proyek konstruksi yaitu rangkaian kegiatan pembangunan yang
kompleks. Ada tiga hal penting yang harus diperhatikan pada proyek
konstruksi, yaitu waktu, biaya dan mutu. Pemilihan metode penjadwalan yang
sesuai dengan karakteristik proyek konstruksi sangat penting demi menjamin
kelancaran suatu proyek. Sebuah proyek konstruksi yang memiliki volume
besar namun dengan item pekerjaan yang sedikit cenderung memiliki kegiatan
pekerjaan yang berulang.
Setiap proyek memiliki tujuan yang khusus, dimana untuk mencapai
tujuan tersebut ada batasan yang harus dipenuhi yaitu besar biaya yang
dialokasikan, jadwal, serta mutu yang harus dipenuhi. Ketiga hal tersebut
merupakan parameter yang sangat penting bagi penyelenggaraan proyek yang
diasosiasikan sebagai sasaran proyek. Ketiga batasan tersebut di atas disebut
tiga kendala (triple constraint) (Soeharto, 1999).
Dari definisi proyek yang telah disebutkan terlihat ciri pokok proyek yaitu,
memiliki tujuan khusus produk akhir atau hasil kerja akhir, jumlah biaya
sasaran jadwal serta kriteria mutu dalam proses mencapai tujuan diatas telah
ditentukan, bersifat sementara dalam arti umurnya dibatasi oleh selesainya
tugas. Titik awal dan titik akhir ditentukan dengan jelas, non-rutin tidak
berulang-ulang. Jenis dan intensitas kegiatan berubah sepanjang proyek
berlangsung.
Penjadwalan proyek yaitu salah satu elemen hasil perencanaan, yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal
kinerja sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material serta
rencana durasi proyek dan progress waktu untuk penyelesaian proyek. Dalam
proses penjadwalan, penyusunan kegiatan dan hubungan antar kegiatan dibuat
lebih terperinci dan sangat detail. Hal ini dimaksudkan untuk membantu

II
2

pelaksanaan evaluasi proyek. Penjadwalan adalah pengalokasian waktu yang


tersedia untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka
menyelesaikan suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan
mempertimbangkan keterbatasan-keterbatasan yang ada (Husen, 2009).
Sedangkan menurut Faisol (2010), penjadwalan adalah perencanaan
pembagian waktu dan hubungan antar pekerjaan yang ada dalam suatu proyek.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang ada, didapatkanlah rumusan masalah, yaitu :
1. Apa yang dimaksud dari proyek konstruksi?
2. Apa saja metode penjadwalan yang ada pada proyek konstruksi?
3. Dalam proses penjadwalan apa saja penyusunan kegiatan dan hubungan
antar kegiatan yang dibuat?
1.3 Tujuan Makalah
Berdasarkan rumusan masalah yang telah diuraikan, tujuan makalah yaitu :
1. Mahasiswa mengetahui dasar dari pengertian proyek konstruksi
2. Mahasiswa dapat mengetahui metode penjadwalan yang digunakan
dalanm proyek konstruksi
3. Mahasiswa dapat menyusun kegiatan dan hubungan antar kegiatan dalam
proyek konstruksi
BAB II
PEMBAHASAN

2.1 Penjadwalan Proyek Konstruksi


Perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang menentukan berhasil atau
tidaknya suatu proyek, karena penjadwalan adalah tahap ketergantungan antar
aktivitas yang membangun proyek secara keseluruhan. Penjadwalan sendiri harus
disusun secara sistematis dengan penggunaan sumber daya secara efektif dan
efisien agar tujuan proyek bisa tercapai secara optimal. Pemecahan masalah
penjadwalan yang baik dari suatu proyek merupakan salah satu faktor
keberhasilan dalam pelaksanaan proyek untuk selesai tepat pada waktunya yang
merupakan tujuan pokok dan utama, baik bagi kontraktor maupun owner.Salah
satu metode penjadwalan proyek yang telah dikembangkan sejak akhir tahun
1950-an adalah CPM (Critical Path Method)(Arifudin, 2011).
Penjadwalan proyek salah satu elemen hasil perencanaan yang dapat
memberikan informasi tentang jadwal rencana dan kemajuan proyek dalam hal
kinerja sumber sumber daya berupa biaya, tenaga kerja, peralatan dan material
serta rencana durasi proyek dan progres waktu untuk penyelesaian proyek.
Penjadwalan atau schedulling adalah pengalokasian waktu yang tersedia untuk
melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan suatu
proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan
keterbatasanketerbatasan yang ada (Husen, 2011). Sedangkan menurut Faisol
(2010), penjadwalan adalah perencanaan pembagian waktu dan hubungan antar
pekerjaan yang ada dalam suatu proyek.
Tujuan Penjadwalan Proyek Menurut Faisol (2010), tujuan dari penjadwalan
proyek adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antar pekerjaan, baik mendahului maupun yang
mengikuti.
2. Mengetahui durasi tiap pekerjaan dan durasi proyek.
3. Mengetahui waktu mulai dan waktu akhir setiap pekerjaan.
4. Sebagai alat penyediaan dan pengendalian sumber daya.
5. Sebagai alat monitoring, pengendalian dan evaluasi proyek

3
4

2.2 Metode Penjadwalan Proyek Konstruksi


Metode penjadwalan yang biasa digunakan antara lain Bar Chart,
Network Diagram (CPM, PDM, PERT) serta Metode Penjadwalan Linier
(Line of Balance dan Time Chainage Diagram). Berikut penjelasan metode
penjadwalan proyek konstruksi.
1) Crithical Path Method (CPM)
CPM (Critical Path Method) merupakan suatu metode dalam
mengidentifikasi jalur atau item pekerjaan yang kritis. Pada CPM, jumlah
waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai tahap suatu proyek
dianggap diketahui dengan pasti, demikian pula hubungan antara sumber yang
digunakan dan waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan proyek. Jadi CPM
merupakan analisa jaringan kerja yang berusaha mengoptimalkan biaya total
proyek melalui pengurangan waktu penyelesaian total proyek yang
bersangkutan (Syahridon dan Syahrizal, 2013).
Salah satu sistem yang berkembang dengan baik dari konsep Network
Planning adalah Metode Lintasan Kritis (CPM). Metode ini berkembang pada
tahun 1957 oleh J.E. Kelly dengan orientasi sistem ini semata-mata tidak
terbatas pada faktor waktu, melainkan juga menerapkan sistematika alokasi
sumber daya maupun dana [6]. CPM atau dikenal juga dengan AOA (Activity
On Arrow) merupakan model dasar manajemen proyek dalam hal
perencanaan, penjadwalan, dan pengendalian sumber-sumber organisasi.
Analisis kegiatan yang terlibat dalam proyek model CPM menggunakan
analisis jaringan kerja.
Tujuan dari analisis jaringan metode CPM adalah untuk menentukan
jalur kritis yang dimulai dari pertama proyek sampai selesai, karena pada jalur
ini terletak kegiatan-kegiatan yang apabila pelaksanaannya terlambat akan
menyebabkan keterlambatan proyek secara keseluruhan. Sehingga CPM
mampu menentukan waktu terpendek yang diperlukan untuk merampung
proyek atau menentukan Critical Path yaitu jalur dalam jaringan yang
membutuhkan waktu penyelesaian paling lama.Makna jalur kritis penting bagi
pelaksana proyek, karena pada jalur ini terletak kegiatan-kegiatan yang bila
pelaksanaannya terlambat akan menyebabkan keterlambatan proyek secara
5

keseluruhan. Terkadang dapat dijumpai lebih dari satu jalur kritis dalam
jaringan kerja (Hardianto, 2015). Dalam proses identifikasi jalur kritis, dikenal
beberapa terminologi dan rumusrumus perhitungan sebagai berikut (Soeharto,
2014):
a. ES: Yaitu waktu paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time),
b. EF: Yaitu waktu selesai paling awal suatu kegiatan (Earliest Start Time),
c. LS: Yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh dimulai (Latest Allowable Start
Time),
d. LF: Yaitu waktu paling akhir kegiatan boleh selesai Latest Allowable Start
Time), tanpa memperlambat penyelesaian proyek,
e. Slack (S) atau Float: Waktu bebas dari sebuah kegiatan, dimana waktu yang
dimiliki oleh sebuah kegiatan dapat diundur, tanpa menyebabkan
keterlambatan keseluruhan (Heizer &Render, 2006:91). Slack = LS-ES atau
Slack = LF – EF,
f. Forward Pass (Perhitungan Maju) Fordward Pass mulai dengan aktivitas
pertama dari proyek dan melacak masing-masing jalur di sepanjang jaringan
sampai aktivitas terakhir dari proyek. Ketika melacak sepanjang jalur
ditambahkan waktu aktivitasnya (Gray dan Larson, 2007). Berdasarkan
definisinya, start awal (ES) merupakan waktu tercepat suatu kegiatan dapat
dimulai, yang berarti hari pertama. EF dari suau kegiatan adalah jumlah dari
waktu mulai terdahuku (ES) dan waktu kegiatanya (EF = ES + waktu
kegiatan). Dalam Fordward Pass mengaharuskan mengingat tiga hal ketika
menghitung waktu aktivitas awal, yaitu (Gray dan Larson, 2007:146):
−Menambah waktu aktivitas sepanjang masing-masing jalur di dalam
jaringan,(ES + Dur = EF), − Membawa finish awal (EF) ke aktivitas
berikutnya dimana ia menjadi start awal (ES), kecuali,
− Aktivitas berikutnya adalah aktivitas gabungan. Dalam hal ini dipilih
angka finish awal (EF) paling besar dari semua aktivitas pendahuluannya.
g. Backward Pass (Perhitungan Mundur) Perhitungan mundur dimaksudkan
untuk mengetahui waktu atau tanggal paling akhir kita “masih” dapat
memulai dan mengakhiri masing-masing kegiatan, tanpa menunda kurun
waktu penyelesaian proyek secara keseluruhan, Start akhir (LS) adalah
6

waktu 6 paling akhir dimana suatu tugas dapat dimulai tanpa penundaan
tugas berikutnya. Perhitungan dengan mengurangi durasi tugas dari finis
akhir (LF) dan kemudian menambah satu hari. Start akhir (LS) serupa
dengan (ES); diharuskan mengingat tiga hal berikut (Gray dan Larson,
2007): − Mengurangi awaktu akttivitas sepanjang masing-masing jalur
mulai dengan aktivitas terakhir dari proyek (LF –Dur = LS), − Membawa
LS ke aktivitas mendahuui berikutnya untuk menetapkan LF, kecuali, −
Aktivitas mendahului berikutnya adalah aktivitas pengganti berikutnya
untuk menetapkan LF-nya. Finish akhir (LF) dari suatu kegiatan adalah
perbedaan antara waktu finish akhir dan waktu kegitananya (LS = LF –
waktu kegiatan) (Jay Heizer & Barry Render, 2006:90). Aktivitas semu
(dummy) juga digambarkan sebagai anak panah putus-putus dan
mempunyai waktu penyelesaian nol ( Jay Heizer & Barry Render, 2009).

Gambar 2.1 Gambar aktivitas Dummy (Soeharto, 2014)

2) Precedence Diagram Method (PDM)


Precedence Diagramming Method (PDM) adalah sebuah metode yang
yang dapat digunakan untuk membuat penjadwalan suatu proyek. Selain
menggunakan metode PDM, penjadwalan proyek juga dapat dilakukan dengan
menggunakan metode Gantt charts, activity on the node (AON), critical path
analysis, dan program evaluation and review technique (PERT). Metode PDM
dapat digunakan secara mudah untuk memahami hubungan diantara aktivitas
proyek, yang pada dasarnya mentitikberatkan pada persoalan keseimbangan
7

diantara biaya dan waktu penyelesaian proyek. Diagram PDM mirip dengan
teknik diagram AON dan berdasarkan pada 4 hubungan dasar fundamental,
yaitu:

1. Finish-to-start (FS): Hubungan akhir-ke-mulai merupakan hubungan yang


paling sering terjadi diantara aktivitas dan menandakan adanya sebuah
hubungan logis. Berdasarkan gambar di atas, Task B tidak bisa dimulai
sampai Task A selesai.
2. Start-to-start (SS): Hubungan mulai-ke-mulai merupakan hubungan yang
terjadi ketika diantara aktivias yang terjadi, keduanya dapat ataupun harus
terjadi diwaktu yang sama. Meskipun mulai di waktu yang sama, kedua
aktivitas tersebut dapat selesai di waktu yang berbeda.
3. Finish-to-finish (FF): Hubungan akhir-ke-akhir terjadi apabila diantara dua
aktivitas yang terjadi memiliki waktu selesai atau berakhir yang sama,
meskipun waktu mulai mereka maupun durasi aktivitas berlangsung
tersebut berbeda antara yang satu dengan yang lainnya. Apabila kedua
aktivitas FF telah selesai, maka aktivitas selanjutnya dapat dimulai.
4. Start-to-finish (SF): Hubungan mulai-ke-akhir merupakan hubungan yang
paling jarang terjadi dan paling dapat digantikan dengan hubungan finish-
to-start yang memiliki kebalikan dengan hubungan SF. Berdasarkan
gambar diatas, Task A tidak dapat berakhir hingga Task B dimulai.
8

Keuntungan dari penggunaan PDM ini ketika menyusun jadwal proyek


adalah manajer proyek dapat dengan mudah menentukan waktu tunggu dan
jeda dari berbagai aktivitas. Disamping itu, lead time juga memungkinkan
adanya kegiatan yang bertabrakan satu sama lain.
Berikut adalah beberapa istilah yang terdapat pada PDM:
1. TE = E adalah waktu paling awal dari suatu aktivitas yang dapat terjadi
(Earliest Time of Occurance).
2. TL = L adalah waktu paling akhir dari suatu aktivitas yang boleh terjadi
(Latest Allowable Event / Occurance Time).
3. ES, adalah waktu mulai paling awal suatu aktivitas (Earliest Start Time).
4. EF, adalah waktu selesai paling awal suatu aktivitas (Earliest Finish Time).
5. LS, adalah waktu paling akhir aktivitas boleh dimulai (Latest Allowable
Start Time).
6. LF, adalah waktu paling akhir aktivitas boleh selesai dimulai (Latest
Allowable Finish Time).
7. D, adalah kurun waktu dari suatu aktivitas, yang pada umumnya
dinyatakan dalam satuan waktu hari, minggu, bulan, dan lain-lain.
3) Line of Balance (LOB)
Pemilihan metode penjadwalan proyek yang sesuai menjadi salah satu
langkah guna memenuhi kebutuhan dalam pelaksanaan konstruksi. Proyek
konstruksi yang memiliki pekerjaan yang berulang atau repetitif
membutuhkan supply tenaga kerja yang menerus dan terjadwalkan dengan
baik, karena pekerjaan proyek yang berulang tersebut harus mampu terus
melakukan progress tanpa tertunda. Penjadwalan proyek yang umum
digunakan di proyek konstruksi berupa barchart dan PDM belum mampu
memenuhi kebutuhan tersebut. Line of Balance (LoB) adalah metode
penjadwalan proyek konstruksi berupa suatu garis yang mewakili satu jenis
paket kegiatan berulang. Tujuan dari penelitian adalah untuk mengetahui
mengapa LoB perlu diterapkan pada proyek repetitif serta kelebihan dan
kekurangannya. Hasil analisa menunjukkan bahwa LOB cocok untuk
diterapkan pada proyek repetitif karena mampu menjadwalkan pekerjaan
berulang dan menganalisis kemungkinan terjadinya hambatan pada
9

pelaksanaan konstruksi, walau tidak mampu menunjukkan logika


ketergantungan antar pekerjaan.
Line of Balance (LoB) merupakan merupakan salah satu metode yang
menggunakan keseimbangan operasi untuk mengetahui tingkat produktifitas
dalam segi durasi dan progress kegiatan yang akan dilaksanakan. Tujuan
penelitian ini melakukan perhitungan jumlah tenaga kerja proyek
menggunakan metode Line of Balance (LoB), mengetahui hubungan antara
durasi yang diambil dengan progress pekerjaan dalam kegiatan proyek, serta
mengetahui keuntungan menggunakan metode Line of Balance (LoB). Hasil
penelitian menunjukkan bahwa perhitungan jumlah tenaga kerja dengan
menggunakan metode Line of Balance (LoB) diperoleh jumlah yang lebih
efektif dibandingkan dengan metode konvensional. Sebagai contoh pada
pekerjaan pengukuran dan pembuatan bak adukan, memasang acian lantai 1
dan lantai 2, dan memasang genteng paris baru yang dibutuhkan tenaga 2
orang sedangkan tukang yang dibutuhkan 2 orang sedangkan dengan metode
konvensional jumlah tenaga yang ada 4 orang dan tukang 4 orang. Pekerjaan
tersebut hanya mewakili dari 45 pekerjaan yang mengalami lintasan kritis.
Analisis pehitungan dalam mengurai progress kegiatan pekerjaan dapat
diselesaikan berdasarkan hitungan T0 sebesar 107,27 hari dan TF sebesar
119,27 hari untuk mencapai 16 minggu, hitungan tersebut tidak jauh berbeda
dari T0 rencana sebesar 108 hari dan TF rencana sebesar 120 hari. Line of
Balance (LoB) berdasarkan penerapan pada penelitian ini yaitu mengetahui
progress setiap kegiatan yang diinginkan tanpa menimbulkan cross section.
Line of Balance (LoB) merupakan salah satu alat yang efektif untuk
melakukan pengontrolan terhadap penjadwalan tenaga kerja. Dalam mengatur
jumlah alokasi tenaga kerja sepanjang durasi proyek diusahakan agar
fluktuasinya tidak terlalu berlebihan dan cenderung berbentuk kurva distribusi
normal, harus dipertimbangkan kebutuhan maksimal setiap hari, setiap
minggu atau setiap bulan agar persediaan tenaga kerja tidak melampaui
kemampuan perusahaan. Tingkat kebutuhan tenaga kerja yang diharapkan
pada proyek yaitu pada awal proyek jumlah tenaga kerja sedikit, kemudian
10

jumlahnya akan naik terus-menerus sesuai dengan jumlah volume pekerjaan,


dan turun menjelang akhir proyek.
2.3 Menyusun Kegiatan Dan Hubungan Antar Kegiatan Dalam Proyek
Konstruksi
Ketergantungan atau hubungan antar aktivitas merupakan bahan dasar
dalam menyusun penjadwalan proyek. Terdapat 3 (tiga) aturan dasar dalam
menyusun urutan aktivitas.
 Ketergantungan Mandatori (Mandatory Dependencies) ; ketergantungan
yang tidak dapat dipisahkan antar aktivitas/pekerjaan. Misalnya, pengujian
program tidak dapat dilakukan sebelum pembuatan program telah
diselesaikan.
 Ketergantungan Lepas (Discretionary Dependencies) ; ketergantungan
yang ditentukan oleh tim proyek. Sebagai contoh, dalam rangka
mendapatkan hasil desai yang baik, tim proyek mungkin belum akan
memulai pekerjaan desain selama pekerjaan analisis sistem belum selesai
sepenuhnya walaupun sebenarnya desain sistem sudah dapat dimulai tanpa
harus menunggu pekerjaan analisis sistem diselesaikan semuanya.
 Ketergantungan Eksternal (External Dependencies) ; ketergantungan
antara aktivitas proyek dengan aktivitas non proyek. Sebagai contoh,
pekerjaan instalasi sistem operasi dan program aplikasi mungkin akan
tergantung pada ketersediaan hardware baru yang dipasok oleh suplier.
Berdasarkan identifikasi (definisi) aktivitas, dan saling
ketergantungannya ini, maka akan memudahkan tim proyek dalam menyusun
urutan pekerjaan pada proyek yang pada akhirnya diwujudkan dalam bentuk
penjadwalan proyek. Alat bantu yang biasanya digunakan dalam menyusun
urutan aktivitas salah satunya adalah : Diagram Jaringan Proyek (Project
Network Diagrams) dan Precedence Diagramming Method (PDM).
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Perencanaan dan penjadwalan adalah tahap yang menentukan berhasil atau
tidaknya suatu proyek, karena penjadwalan adalah tahap ketergantungan antar
aktivitas yang membangun proyek secara keseluruhan. Penjadwalan sendiri
harus disusun secara sistematis dengan penggunaan sumber daya secara efektif
dan efisien agar tujuan proyek bisa tercapai secara optimal.
Penjadwalan atau schedulling adalah pengalokasian waktu yang tersedia
untuk melaksanakan masing-masing pekerjaan dalam rangka menyelesaikan
suatu proyek hingga tercapai hasil optimal dengan mempertimbangkan
keterbatasanketerbatasan yang ada (Husen, 2011). Sedangkan menurut Faisol
(2010), penjadwalan adalah perencanaan pembagian waktu dan hubungan
antar pekerjaan yang ada dalam suatu proyek.
Tujuan Penjadwalan Proyek Menurut Faisol (2010), tujuan dari
penjadwalan proyek adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui hubungan antar pekerjaan, baik mendahului maupun yang
mengikuti.
2. Mengetahui durasi tiap pekerjaan dan durasi proyek.
3. Mengetahui waktu mulai dan waktu akhir setiap pekerjaan.
4. Sebagai alat penyediaan dan pengendalian sumber daya.
5. Sebagai alat monitoring, pengendalian dan evaluasi proyek.
Metode penjadwalan yang digunakan antara lain Bar Chart, Network
Diagram (CPM, PDM, PERT) serta Metode Penjadwalan Linier (Line of
Balance dan Time Chainage Diagram). Dengan penjelasan yang sudah ada
pada bagian pembahasan.
3.2 Saran
Dari hasil pengertian yang sudah ada mengenai penjadwalan proyek konsruksi,
saran yang dapat diberikan yaitu pada dalam perencanaan dan perancangan
konstruksi harus benar-benar teliti dalam melakukannya, serta mempermudah dalam
melakukan proses konstruksi.

11
DAFTAR PUSTAKA

Ayu Ardila Romadhoni, Agus Nugroho, ST.,MT., Ph.D. (2017). Penerapan Line
Of Balance (Lob) Untuk Menghitung Kebutuhan Tenaga Kerja Pada
Pekerjaan Konstruksi (Rehabilitasi Mushola Al Kautsar Kota Yogyakarta).
Perpustakaan Universitas Gadjah Mada.
Michelle Andriana (2022). Mengenal Precedence Diagramming Method (PDM).
Binus University.
Muhammad Fazis, Tugiah (2022). Perencanaan Proyek Dan Penjadwalan Proyek.
Jurnal Sosial dan Teknologi (SOSTECH)
Elfira Safitri (2019). Optimasi Penjadwalan Proyek menggunakan CPM dan PDM
(Studi Kasus: Pembangunan Gedung Balai Nikah dan Manasik Haji KUA
Kecamatan Kateman Kabupaten Indragiri Hilir). Jurnal Sains Matematika
dan Statistika.
Kusnanto (2010). Penjadwalan Proyek Konstruksi Dengan Metode Pert (Studi
Kasus Proyek Pembangunan Gedung R.Kuliah Dan Perpustakaan Pgsd
Kleco Fkip Uns Taнар І). Perpustakaan Universitas Sebelas Maret
Fadli Asnur Febrianto (2021). Perencanaan Penjadwalan Menggunakan Metode
Line Of Balance Pada Proyek Pembangunan Perpipaan Air Limbah Kota
Makassar Zona Barat Laut Paket C-3. Universitas Hasanuddin.

Anda mungkin juga menyukai