Anda di halaman 1dari 4

VEOMPUH Journal

Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat


Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Vol. 1 No. 1 (Januari, 2024) | e-ISSN: 3032-1859 | https://veompuhfkm.uho.ac.id

PENYULUHAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DI SDN 08 MORAMO UTARA,


KABUPATEN KONAWE SELATAN

Listy Handayani1)*, Jusniar Rusli Afa2)


1,2
S1-Kesehatan Masyarakat, Fakultas Kesehatan Masyarakat, Universitas Halu Oleo, Kendari, Indonesia
* Listy Handayani, e-mail: listyhandayani@uho.ac.id, jusniar.rusliafa@uho.ac.id

Abstrak
Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun dan air bersih (CTPS) merupakan salah satu indicator PHBS pada tatanan
rumah tangga yang sangat direkomendasikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh kuman dan
bakteri. Kebiasaan CTPS sebaiknya ditanamkan dan dipraktikkan sejak dini. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat yang dilakukan berupa penyuluhan CTPS bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada
siswa tentang cara mencuci tangan tangan yang baik dan benar dengan menggunakan sabun. Kegiatan ini
dilaksanakan di SDN 08 Moramo Utara, Kabupaten Konawe Selatan pada tanggal 25 Juli 2023. Metode yang
digunakan adalah metode ceramah dengan alat bantu media poster CTPS dan demonstrasi cuci tangan agar
materi yang disampaikan lebih mudah dipahami dan dipraktikkan. Sasaran kegiatan ini adalah siswa SDN 08
Moramo kelas 1 yang berjumlah 33 orang. Rangkaian kegiatan meliputi perkenalan dan pengisian pre-test,
penyampaian materi, tanya jawab dan evaluasi dengan post-test. Hasil evaluasi menunjukkan adanya
peningkatan pengetahuan siswa mengenai perilaku CTPS dengan nilai rata-rata 87.5 sebelum penyuluhan
dan 92.2 setelah penyuluhan. Dengan demikian, kegiatan penyuluhan mengenai perilaku PHBS khususnya
CTPS diharapkan dapat dilakukan di sekolah dasar lainnya untuk meningkatkan pengetahuan siswa mengenai
CTPS agar dapat dipraktikkan sejak dini.
Keywords: CTPS, Demonstrasi, Penyuluhan, Poster, Siswa

Abstract
Washing hands with soap is an indicator of clean and healthy living behavior in a household setting which is
highly recommended to prevent diseases caused by germs and bacteria. Washing hands with soap habits
should be instilled and practiced from an early age. Counseling of washing hands with soap as a community
service was carried out to improve the students’ knowledge regarding wash hands properly. This activity was
conducted in 08 North Moramo Elementary School, South Konawe Regency on July 25, 2023. A lecturer
method using poster media and demonstration of hand wash to make it easier understand and practice. The
target was 33 grade 1 students of SDN 08 Moramo. The series of activities include introductions and filling
out pre-test, delivery of material, questions-answers and evaluation with a post-test. The evaluation results
showed an increase of students' knowledge regarding hand wash with soap behavior with an average score
of 87.5 before counseling and 92.2 after counseling. Thus, it is hoped that counseling of wash hand with soap
activities can be carried out in other school to increase students' knowledge so that it can be practiced from
an early age.

Keywords: hand wash with soap, demonstration, poster, student

40
VEOMPUH Journal
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo
Vol. 1 No. 1 (Januari, 2024) | e-ISSN: 3032-1859 | https://veompuhfkm.uho.ac.id

PENDAHULUAN
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269 tahun 2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku
Hidup Bersih Dan Sehat, Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) diartikan sekumpulan perilaku yang
dipraktikkan atas dasar kesadaran sebagai hasil pembelajaran, yang menjadikan seseorang, keluarga,
kelompok atau masyarakat mampu menolong dirinya sendiri (mandiri) di bidang kesehatan dan berperan akif
dalam mewujudkan kesehatan masyarakat. Program PHBS adalah bentuk pemberdayaan masyarakat yang
bersifat preventif dan promotif dengan cara yang sangat mudah dan murah namun hasilnya sangat luar biasa
serta akan berdampak kepada kuantitas dan kualitas Indeks Keluarga Sehat (IKS) dan Indeks Individu Sehat
(IIS). PHBS merupakan rekayasa sosial yang bertujuan menjadikan sebanyak mungkin anggota masyarakat
sebagai agen perubahan dengan tahapan tahu, mau dan mampu dalam menjalani perilaku hidup bersih sehat
sehari–hari (Mubasyirorh, R, dkk., 2021).
Praktik Cuci Tangan dengan Sabun dan air bersih (CTPS) merupakan salah satu indicator PHBS pada
tatanan rumah tangga (Kemenkes RI, 2011, Buku Pedoman PHBS). Cuci Tangan Pakai Sabun (CPTS)
merupakan salah satu tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan
sabun oleh manusia untuk menjadi bersih dan memutuskan rantai kuman. Cuci tangan pakai sabun juga
dikenal sebagai salah satu upaya pencegahan penyakit . hal ini dilakukan karena tangan seringkali menjadi
agen pembawa kuman dan menyebabkan patogen patogen berpindah dari satu orang ke orang lain, baik
dengan kontak langsung ataupun tidak lansgung (Kemenkes, 2014).
Kegiatan CTPS merupakan kegiatan yang paling mudah dilakukan untuk mewujudkan PHBS di
masyarakat. Perilaku ini sangat direkomendasikan untuk mencegah penyakit yang disebabkan oleh kuman dan
bakteri. Perilaku CTPS juga perlu dilakukan dengan benar yaitu dengan memakai sabun dan air mengalir.
Sabun terdiri dari rantai karbon hidrofobik yang dapat mengikat kuman. Saat tangan dibilas dengan air, kuman
yang sudah terikat tadi akan ikut terlarut dalam air. Dengan demikian rantai penyebaran kuman penyebab
penyakit menjadi terputus. CTPS dapat mengurangi kasus diare, ISPA dan pneumonia (Ejemot-Nwadiaro et
al., 2015).Selain itu, CTPS juga dapat menurunkan risiko penularan kecacingan, infeksi kulit, infeksi mata dan
penyakit lainnya yang ditularkan melalui tangan yang tidak bersih (Kementerian Kesehatan, 2014).
Perilaku PHBS khususnya CTPS perlu diajarkan sejak dini kepada anak. salah satunya melalui sekolah.
Anak usia sekolah merupakan kelompok usia yang kritis, karena pada usia tersebut seorang anak rentan
terhadap masalah kesehatan. Selain rentan terhadap masalah kesehatan, anak usia sekolah juga berada pada
kondisi yang sangat peka terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan, dan ditanamkan kebiasaan-
kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat. Pada umumnya, anak-anak
seusia ini juga memiliki sifat selalu ingin menyampaikan apa yang diterima dan diketahuinya dari orang lain
(Nadia, 2012). Penanaman nilai-nilai PHBS di sekolah merupakan kebutuhan mutlak dan dapat dilakukan
melalui pendekatan Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). Penerapan PHBS di sekolah oleh peserta didik, guru
dan masyarakat lingkungan sekolah, maka akan membentuk mereka untuk memiliki kemampuan dan
kemandirian dalam mencegah penyakit, meningkatkan kesehatannya, serta berperan aktif dalam mewujudkan
lingkungan sekolah sehat (Maryunani, A., 2013).
Desa Wawatu adalah salah satu desa di Kecamatan Moramo Utara yang terletak di wilayah pesisir.
Berdasarkan hasil pengumpulan data di lapangan, diperoleh informasi bahwa masih kurangnya masyarakat
yang menerapkan PHBS khususnya kebiasaan mencuci tangan dengan sabun dan air bersih. Selain itu,
menurut hasil penentuan prioritas masalah menggunakan metode CARL (Capability, Assessibility, Readiness,
dan Leverage) dan didukung oleh hasil brainstorming dengan apparat dan warga desa, didapatkan bahwa
masalah PHBS khususnya CTPS merupakan salah satu masalah prioritas di Desa Wawatu. Hal ini disebabkan
karena kurangnya kegiatan penyuluhan yang dilakukan oleh tenaga Kesehatan mengenai pentingnya PHBS
khususnya praktik CTPS sehingga sehingga pengetahuan masyarakat masih rendah yang berdampak pada
rendahnya penerapaan CTPS di Desa Wawatu. Oleh karena itu, kegiatan pengabdian dalam bentuk
penyuluhan PHBS CTPS dipandang perlu untuk dilakukan di salah satu sekolah dasar di Desa Wawatu
Kecamatan Moramo Utara yaitu SDN 08 Moramo Utara.

METODE
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan berupa penyuluhan PHBS (perilaku hidup
bersih dan sehat) khususnya CTPS di SDN 08 Moramo Utara, Kecamatan Moramo Utara, pada tanggal 25

41
Listy Handayani, dkk Veompuh Journal Vol.X No.X

Juli 2023. Kegiatan ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada siswa tentang cara mencuci tangan
tangan yang baik dan benar dengan menggunakan sabun. Metode yang digunakan adalah metode ceramah
dengan alat bantu media poster CTPS agar materi yang disampaikan lebih mudah dipahami. Sasaran kegiatan
ini adalah siswa SDN 08 Moramo kelas 1 yang berjumlah 33 orang. Langkah-langkah kegiatan PKM ini
meliputi Persiapan berupa koordinasi dengan pihak Sekolah dan pelaksanaan penyuluhan yang meliputi
pemaparan materi dan evaluasi dengan pre-test dan post-test.

HASIL DAN PEMBAHASAN


Penyuluhan Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang cara
mencuci tangan tangan yang baik dan benar dengan menggunakan sabun. Sasaran penyuluhan adalah siswa
Kelas 1 SDN 08 Moramo Utara yang diharapkan siswa memiliki pengetahuan dan mempraktikkan sedini
mungkin cara mencuci tangan yang benar. Pola kebiasaan mencuci tangan tidak akan timbul begitu saja, tetapi
harus dibiasakan ]ejak kecil. Anak-anak merupakan agen perubahan untuk memberikan edukasi baik untuk
diri sendiri dan lingkungannya sekaligus mengajarkan pola hidup bersih dan sehat. Anak-anak juga cukup
efektif dalam memberikan contoh terhadap orang yang lebih tua khususnya mencuci tangan yang selama ini
dianggap tidak penting. Dilakukannya Penyuluhan kesehatan disekolah diartikan (Ayu, D.J., 2022).
Rangkaian kegiatan ini dilakukan dengan beberapa tahapan diantaranya:
Pengenalan Pemateri dan Pengisian Pre-Test
Sebelum dilakukan penyampaian materi, terlebih dahulu dilakukan perkenalan para pemateri yaitu
mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Halu Oleo (FKM UHO) yang sedang menjalankan
program Pengalaman Belajar Lapangan 1 (PBL I), dan melakukan kegiatan bina suasana dengan bernyanyi
Bersama untuk menciptakan suasana yang kondusif dan menyenangkan. Setelah itu, dilakukan pengisian pre-
test oleh peserta yang dipandu oleh mahasiswa. Rata-rata nilai pre-test adalah 87.5 artinya peserta telah
memiliki pengetahuan yang cukup baik mengenai CTPS.

Pemaparan Materi Penyuluhan


Selanjutnya penyampaian materi penyuluhan yang dilakukan oleh mahasiswa FKM UHO mengenai
materi CTPS yang berisi tentang pengertian mencuci tangan pakai sabun, manfaat mencuci tangan, waktu-
waktu yang tepat untuk cuci tangan, dan 6 langkah cuci tangan yang baik dan benar. Penyampaian materi ini
dibantu oleh media poster sehingga lebih memudahkan peserta untuk memahami materi yang diberikan. Saat
pemaparan materi, peserta memperhatikan dan aktif mengikuti materi yang disampaikan dengan baik.
Selain itu, untuk mempertajam ingatan peserta, pemateri juga melakukan demontrasi praktik 6 langkah
mencuci tangan melalui senam cuci tangan yang diikuti oleh seluruh peserta dengan antusias. Menurut WHO
bahwa ada 6 langkah dalam mencuci tangan yang baik dan benar, dengan durasi pada prosedurnya yaitu 40-60
detik. Sebelum memulai terlebih dahulu basahi telapak tangan menggunakan air yang mengalir kemudian beri
sabun secukupnya. Langkah-langkah mencuci tangan sebagai berikut: 1) ratakan sabun dengan kedua telapak
tangan; langkah 2) telapak tangan kanan diatas punggung tangan kiri dan menggosok punggung tangan kiri
serta sela-sela jari tangan kiri, begipula sebaliknya; 3) gosok kedua telapak tangan dan sela-sela jari tangan; 4)
jari-jari sisi dalam kedua tangan saling mengunci; 5) gosok ibujari kiri berputar dalam genggaman tangan
kanan dan lakukan sebaliknya; 6) gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapak tangan kiri
dan sebaliknya. Selanjutnya bilas tangan dengan menggunakan air yang mengalir, lalu keringkan dengan
handuk. Setelah itu menutup kran air menggunakan tangan yang dilapisi dengan handuk untuk menghindari
kontak langsung tangan dengan kran (WHO 2009).
Sejalan dengan kegiatan edukasi dan praktik CTPS oleh Prasetya (2022) metode penyuluhan yang
dilakukan didukung oleh pemutaran video senam cuci tangan yang merupakan Langkah-langkah CTPS. Hal
ini untuk memperkuat pengetahuan yang dimiliki siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Zhang C et al. (2012)
menunjukkan siswa yang diberikan materi senam cuci tangan pakai sabun memiliki pengetahuan lebih baik
daripada mereka yang tidak menerima informasi tentang CTPS.
Tanya Jawab
Setelah penyampaian materi, peserta diberi kesempatan untuk bertanya mengenai hal yang
kurang dipahami dan menjawab pertanyaan dari pemateri. Pada sesi tanya jawab peserta sangat
antusias dan hampir semua peserta mengacungkan tangan untuk bertanya dan menjawab pertanyaan
yang diberikan. Suasana menjadi lebih menyenangkan karena ada hadiah yang diberikan sebagai
apresiasi kepada 3 peserta tercepat dan paling lengkap dalam menjawab pertanyaan.

42
Listy Handayani, dkk Veompuh Journal Vol.X No.X

Evaluasi Penyuluhan
Untuk mengevaluasi kegiatan penyuluhan dilakukan dengan pengisian post-test oleh peserta
untuk mengetahui sejauh mana peningkatan pengetahuan setelah dilakukan penyuluhan. Rata-rata
nilai post test adalah 92.2 dimana nilai ini mengalami peningkatan 4.7 poin dari skor rata-rata nilai
pre-test. Dengan demikian, penyuluhan CTPS dikatakan berhasil karena adanya peningkatan
pengetahuan sebelum dan sesudah dilakukan penyuluhan.
Kegiatan pengabdian penyuluhan CPTS yang dilakukan oleh Tuarita, M. Z., (2022),
menyatakan bahwa hasil evaluasi pengetahuan cara mencuci tangan yang baik dan benar dilihat pada
hasil pre test dan post-test. Pada pre test diperoleh rata-rata nilai awal aspek pengetahuan sebesar
50.53 sedangkan hasil post test menunjukkan nilai sebesar 77.67. Hal ini menandakan telah terjadi
peningkatan pengetahuan peserta sebesar 27.14% setelah dilakukan penyuluhan. Peserta telah
memahami pentingnya cuci tangan menggunakan sabun sebagai bentuk pencegahan penularan
penyakit.

KESIMPULAN DAN SARAN


Kegiatan penyuluhan PHBS khususnya CTPS yang dilakukan kepada siswa SDN 08 Moramo Utara
Kabupaten Konawe cukup berhasil karena dapat meningkatkan pengetahuan siswa mengenai CTPS sebelum
dan sesudah dilakukan penyuluhan. Kegiatan penyuluhan ini didukung dengan media poster dan demonstrasi
senam cuci tangan juga dapat memperdalam pemahaman dan memudahkan pelaksanaan praktik CTPS dalam
kehidupan sehari-hari. Program pengabdian ini diharapkan dapat ditindaklanjuti dan diperluan di sekolah
dasar lainnya agar semakin banyak siswa yang mengetahui tentang cara mencuci tangan yang baik dan benar
dan agar dapat mempraktikkannya sejak dini dan menjadi kebiasaan yang baik hingga dewasa.

DAFTAR PUSTAKA
Ayu, J.D., Umar, M.Y., Kumalasari, D., Puspita, L., Rohani, S., Wahyuni, R., Wardani, P.K., Octaviana, R.R.,
Kuraini, S. N., Saefinaqia, Indriani, V., Agustina, U., Widia, N., Putri, M. S., (2022). Penyuluhan
Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dalam Rangka Memperingati Global Handwashing Day
Di Sekolah Dasar Citra Bangsa School Kecamatan Gadingrejo Kabupaten Pringsewu Tahun 2022.
Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat Ungu (ABDI KE UNGU).
Ejemot-Nwadiaro, R. I., Ehiri, J. E., Arikpo, D., Meremikwu, M. M., & Critchley, J. A. (2015). Hand washing
promotion for preventing diarrhoea. Cochrane Database of Systematic Reviews, 2015(9).
https://doi.org/10.1002/14651858.CD004265.pub3 .
Kementerian Kesehatan RI, (2011). Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta:
Kemenkes RI.
Kementerian Kesehatan RI, (2014). Perilaku Mencuci Tangan Pakai Sabun di Indonesia. Jakarta: Kemenkes
RI.
Maryunani, Anik, (2013). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS). Jakarta: CV Trans Info Media.
Mubasyiroh, R., dkk. (2022) Bunga Rampai Transformasi 10 Tahun Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS)
Masyarakat Indonesia. Jakarta: Lembaga Penerbit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan
(LPB)
Nadia, (2012). Hubungan Pelaksanan Program Usaha Kesehatan Sekolah Terhadap Perilaku Hidup Bersih Dan
Sehat Pada Siswa Sdn 13 Seberang Padang Utara Tahun 2012. Padang: Universitas Andalas.
Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2269 tahun 2011 tentang Pedoman Pembinaan Perilaku Hidup Bersih
Dan Sehat.
Prasetya, E., (2022). Health Education tentang Pentingnya Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Di Sdn 10
Dungaliyo. Jurnal Pengabdian Kepada Masyarakat. Vol. 3 No 1 (2022).
Zhang C et al. Promoting clean hands among children in Uganda: a school-based intervention using “typpy-
taps”’. Public Health. 127(6), pp. 586– 589.doi:doi:10.1016/j.puhe.2012.
Tuarita, M. Z., Nara, S. M., Jaflean, Y. C., (2022). Penyuluhan Tentang Pentingnya Budaya Cuci Tangan
Pakai Sabun Sebagai Upaya Pencegahan Penularan Penyakit Covid-19 bagi Masyarakat Ohoi Selayar.
Darmabakti : Jurnal Pengabdian dan Pemberdayaan Masyarakat 03-02 (2022) 079–085.
World Health Organization, (2009). How to Handwash? Wash Hands when Visibly Soiled! Otherwise, Use
Handrub.https://www.who.int/docs/default-source/patient-safety/how-to-handwash-
poster.pdf?sfvrsn=7004a09d_2

43

Anda mungkin juga menyukai