Putu Mahendra
Putu Mahendra
PUTU MAHENDRA
18C10172
1
SKRIPSI
OLEH :
PUTU MAHENDRA
NIM. 18C10172
i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing untuk
diajukan ke hadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.
Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Ns. Ni Komang Tri Agustini, S.Kep.,M.Kep.
NIDN. 0820127401 NIDN. 0817089001
ii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI
Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali pada
Tanggal 08 Juli 2022
Anggota :
1. Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M. Kep., Sp. Mat. …………….
NIDN : 0820127401
iii
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN
Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat” telah disajikan di depan dewan penguji pada tanggal 26
Juni 2022Telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi dan Rektor
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.
Disahkan oleh:
Dewan Penguji Skripsi
Mengetahui
I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D AAA Yuliati Darmini, S.Kep.,Ns.,MNS
NIDN. 0823067802 NIDN.082107601
iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN
Dibuat di : Denpasar
Pada Tanggal : 08 Juli2022
Yang menyatakan
Putu Mahendra
v
PERTANYAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Sebagai civitas akademik Ilmu Teknologi dan Kesehatan Bali (ITEKES) Bali,
saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demikian pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui, memberikan
kepada ITEKES Bali Hak Bebas Royalty Nonekslusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya saya yang berjudul “Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat”.
Dengan Hak Bebas Royalty Nonekslusif ini dari ITEKES Bali berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di : Denpasar
Pada Tanggal : 08 Juli 2022
Yang menyatakan
Putu Mahendra
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare
Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat”
tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu pesyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan, Institut Teknologi dan
Kesehatan Bali.
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan izin dan kesempatan
kepada penulis menyelesaikan skripsi ini;
2. Bapak I Wayan Tantra, SH. Selaku Perbekel Desa Pemecutan Kelod yang
telah memberi izin untuk melaksanakan pengumpulan data di Desa Pemecutan
Kelod.
3. Ibu Dr. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep. selaku Wakil Rektor
(Warek) I Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin
dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini;
4. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta , S.Kep., M.Kep selaku Wakil Rektor (Warek)
II yang memberi dukungan kepada penulis;
5. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
yang memberikan dukungan kepada penulis;
6. Ibu Ns. A.A.A. Yuliati Darmini, S.Kep., MNS selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada
penulis;
vii
7. Ibu Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini;
8. Bapak Ns, Ni Komang Tri Agustini, S.Kep.,M.Kep. selaku pembimbing II
yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini;
9. Ibu Ns. Putu Inge Ruth Suantika, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing
akademik kelas C yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian
skripsi;
10. Dosen Pengajar Program Studi Sarjana Keperawatan ITEKES Bali yang telah
memberikan pendidikan selama menempuh studi di Program Studi Ilmu
Keperawatan;
11. Seluruh keluarga terutama Ibu, Bapak dan Adik yang banyak memberikan
dukungan serta dorongan moral dan materiil hingga selesainya skripsi ini;
12. Teman-teman yang selalu membantu dan memberikan dukungan hingga
selesainya skripsi ini;
13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini;
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna,
untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
kontruktif untuk kesempurnaan skripsi ini.
Penulis
viii
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN
(CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI WILAYAH DESA PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT
Putu Mahendra
Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email: putumahendra325@gmail.com
ABSTRAK
Latar Belakang : Berdasarkan data laporan diare Kota Denpasar tahun 2021,
ditinjau dari empat wilayah di kota Denpasar yaitu kecamatan Denpasar barat,
kecamatan Denpasar utara, kecamatan Denpasar timur dan kecamatan Denpasar
selatan terdapat 3806 kasus dari 997.489 penduduk di kota Denpasar. Dan
Denpasar barat menduduki peringkat pertama kasus diare sebanyak 1105 kasus
dari 288.022 penduduk.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara Perilaku Cuci Tangan
Pakai Sabun dengan penyakit diare pada anak usia sekolah di Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah desain penelitian analitik
correlation dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan
berjumlah 82 metode sampling yang digunakan adalah probability sampling
dengan teknik simple random sampling dan analisis menggunakan Spearman
Rank.
Hasil Penelitian: terdapat hubungan antara prilaku cuci tangan dengan sabun
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat dengan signifikan p value sebesar = 0,000 <α=0,05, kategori
sedang (rs = 0,414) dengan arah korelasi negatif.
Kesimpulan: semakin baik perilaku cuci tangan pada anak sekolah dasar maka
anak tersebut cenderung tidak mengalami diare. Diharapkan pihak sekolah
memastikan kelengkapan sarana cuci tangan tetap tersedia, seperti air bersih tetap
mengalir dan menyediakan sabun cuci tangan.
Mengetahui/Menyetujui,
Pembimbing I Pembimbing II
Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Ns. Ni Komang Tri Agustini, S.Kep.,M.Kep.
NIDN. 0820127401 NIDN. 0817089001
ix
THE CORRELATION BETWEEN THE BEHAVIOR OF HANDWASHING
WITH SOAP AND IN SCHOOL-AGE CHILDREN IN THE PEMECUTAN
KELOD VILLAGE IN WEST DENPASAR
Putu Mahendra
Faculty of Health
Bachelor of Nursing Program
Institute of Technology and Health Bali
Email: putumahendra325@gmail.com
ABSTRACT
x
DAFTAR ISI
xi
BAB III KERANGKA KONSEP.................................................................... 36
A. Kerangka Konsep ........................................................................ 36
B. Hipotesis ...................................................................................... 37
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ............................. 37
BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................. 40
A. Desain Penelitian ......................................................................... 40
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 40
C. Populasi, Sampel dan Sampling .................................................. 41
D. Pengumpulan Data ....................................................................... 44
E. Teknik Analisa Data .................................................................... 47
F. Etika Penelitian ............................................................................ 51
BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 53
A. Gambaran Tempat Penelitian ...................................................... 53
B. Karakteristik Responden.............................................................. 56
C. Hasil Penelitian Univariat ............................................................ 56
D. Hasil Penelitian Bivariat .............................................................. 59
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 61
A. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ............................................ 61
B. Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah .................................... 63
C. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Penyakit
Diare Pada Anak Usia Sekolah ................................................... 65
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 68
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 70
A. Simpulan ..................................................................................... 70
B. Saran ............................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.4 Tautkan kedua jari telapak tangan tersebut dengan saling
mengunci .................................................................................... 19
Gambar 2.5 Daerah antara ibu jari dan jari telunjuk digosok secara
bergantian dengan cara memutar ................................................ 19
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun
dengan penyakit diare pada anak usia sekolah di Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat. ............................................. 36
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
dengan Penyakit Diare Pada Anak Usia Sekolah di Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat................................................. 39
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) Pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat (n=82) ....................................................... 57
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tentang Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah di Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat (n=82).......... 59
Tabel 5.5 Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Penyakit
Diare Pada Anak Sekolah Di Desa Pemecutan Kelod Denpasar .. 60
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
xv
DAFTAR SINGKATAN
xvi
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara - negara
berkembang termasuk di Indonesia. Selain sebagai penyebab kematian,
diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan
kematian serta dapat menimbulkan kejadian luar biasa. Beberapa faktor yang
menjadi penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan oleh bakteri
melalui kontaminasi makanan dan minuman yang tercemar tinja dan atau
kontak langsung dengan penderita. Selain itu, faktor yang paling dominan
berkontribusi dalam penyakit diare adalah air, higiene sanitasi makanan,
jamban keluarga, dan air (Melvani et al., 2019).
Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak
diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Besarnya masalah tersebut terlihat
dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Dari tahun ke
tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan
mortalitas dan malnutrisi pada anak. Diare atau dikenal dengan sebutan
mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada
masa kanak-kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak
menjadi penyebab kematian anak yang berusia dibawah lima tahun (balita).
Kematian anak di Indonesia sangat tinggi. Indonesia menduduki rangking
keenam dengan angka kejadian sekitar 6 juta bayi yang mati
pertahunnya. Kematian anak dan balita disebabkan oleh penyakit diare,
bahkan untuk mengdiagnosis diare, maka pemeriksaan antigen secara
langsung dari tinja mempunyai nilai sensifitas mencapai (70-90%) (Wulandari
2015).
Penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di
bawah lima tahun dengan jumlah 525.000 (0,030%) anak setiap tahun. Secara
global, ada hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare anak-anak setiap tahun.
Kejadian diare dapat berlangsung beberapa hari dan dapat menimbulkan
1
2
pada balita. Sedangkan sasaran pelayanan penderita diare semua umur sebesar
10% dari perkiraan jumlah penderita diare semua umur. Pada tahun 2019
cakupan pelayanan penderita diare pada semua umur sebesar 61,7% dan pada
balita sebesar 40% dari sasaran yang ditetapkan. Dan pada tahun 2020
mengalami penurunan yaitu pada semua umur sebesar 44,4% dan pada balita
sebesar 28,9% dari sasaran yang ditetapkan. (sumber : Ditjen P2P, Kemenkes
RI, 2021).
Jumlah kasus penyakit menurut jenis penyakit di Provinsi Bali, 2019
sebesar 60.554 kasus meningkat di tahun 2020 sebesar 65.440. Cakupan
Pelayanan Diare semua umur adalah persentase jumlah penderita semua umur
yang dilayani dalam satu tahun dibagi dengan target penemuan penderita
semua umur pada tahun yang sama. Targetnya adalah 100 % penderita diare
semua umur harus ditemukan dan diobati. Untuk Tahun 2020 capaian Provinsi
Bali belum mencapai 100 % baru 43,7 %. Cakupan Pelayanan Diare balita
sebesar 27,8%. Hal ini disebabkan karena jumlah sasaran yang harus
dijangkau merupakan angka estimasi bukan angka sesungguhnya di lapangan.
Kemudian faktor lain yang menyebabkan belum tercapainya target yang
ditetapkan adalah sebagian dari penderita diare tidak datang ke pelayanan
kesehatan atau tidak ditemukan oleh kader. Ada kemungkinan para penderita
ini mengobati dirinya sendiri atau dengan pengobatan tradisional.
Menurut Badan Pusat Statistik Bali tahun 2020 tercatat jumlah kasus
diare di Kota Denpasar tahun 2020 adalah sebanyak 11.689, Buleleng sebesar
(10.631), Bangli sebesar (8.800), Tabanan sebesar (8.074), Gianyar sebesar
(6.290), Badung sebesar (5.623), Karangasem sebesar (5.597), Jembrana
sebesar (4.626), klungkung sebesar (4.110).
Menurut data profil Kesehatan Bali tahun 2020, Indikator Persentase
Kabupaten/Kota yang melaksanakan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
adalah salah satu bentuk layanan di Puskesmas yang didirikan sebagai upaya
dalam meningkatkan pengetahuan, serta membangun sikap dan perilaku
positif masyarakat tentang diare, pencegahan dan penanggulangannya. Cara
menghitung indikator ini adalah Jumlah Kabupaten/Kota di Provinsi yang
4
menduduki peringkat pertama kasus diare di bali yaitu 3806 kasus dan
menurut laporan dinas Kesehatan kota Denpasar 2021, kecamatan Denpasar
barat menjadi kasus tertinggi di Kota Denpasar yaitu 1105 kasus, Desa
pemecutan kelod menjadi kasus tertinggi yang mengalami diare yaitu 79 kasus
dari 11 desa / kelurahan di Denpasar barat.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
“apakah terdapat hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
kejadian diare pada anak usia sekolah di wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat”. Hal ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan
perilaku cuci tangan pakai sabun dan diharapkan mendapat kontribusi yang
positif terhadap penurunan kejadian diare dengan perilaku hidup bersih dan
sehat yang baik, perilaku mencuci tangan sangat penting untuk mencegah
berbagai penyakit pada anak. Pada umumnya anak usia sekolah (SD) yang
pernah mengalami diare kurang memahami dan melakukan cuci tangan
dengan baik dan benar.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut “apakah terdapat hubungan antara perilaku
cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di
wilayah desa pemecutan kelod denpasar barat?”
C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di wilayah desa pemecutan
kelod denpasar barat.
2. Tujuan Khusus
a. Bagaimana perilaku cuci tangan pakai sabun.
b. Mengetahui kejadian diare pada anak usia sekolah.
9
D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sumber atau acuan
bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan kejadian diare
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi mengenai
perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun, sehingga dapat meminimalisir
kejadian diare.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh petugas
Kesehatan sebagai suatu acuan dalam membuat perencanaan
pencegahan diare. Selain itu hasil penelitian ini juga bisa digunakan
sebagai data dasar dalam pengembangan model pencegahan diare yang
lebih efektif.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan masukan untuk
penelitian selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat
dikembangkan lebih lanjut dan bermanfaat bagi masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
10
11
a. diare dehidrasi berat : Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda sebagai
berikut letargis atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung, serta
turgor kulit jelek.
b. diare dehidrasi sedang atau ringan : Diare ini mempunyai tanda seperti
gelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor kulit jelek.
c. diare tanpa dehidrasi : Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu
tanda pada dehidrasi berat atau ringan.
d. diare persisten : Diare persisten apabila terjadi diare sudah lebih dari
14 hari.
e. disentri : Apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda
gangguan saluran pencernaan.
6. Manifestasi Klinis
Seseorang dengan diare akibat infeksi akan muncul beberapa gejala
seperti mual, muntah, nyeri perut juga sampai kejang perut, demam dan
diare. Menurut Riyadi dan Suharsono (2010), diare yang di akibatkan
infeksi di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Diare yang terdiri dari cairan saja (koleriform).
b. Diare yang terdapat lendir kental terkadang ada darahnya
(disentriform).
Sedangkan akibat terjadinya diare jangka panjang antara lain :
1) Dehidrasi.
2) Asidosis Metabolik.
3) Adanya gangguan gizi, ini diakibatkan terjadinya muntah juga
diare.
4) Hipoglikemia.
5) Adanya gangguan sirkulasi darah, sehingga terjadi syok di
akibatkan darah banyak yang keluar.
Terdapat pembagian derajat dari dehidrasi yaitu :
1) Penurunan BB 2,5%, maka tidak terjadi dehidrasi.
2) Penurunan BB 2,5 – 5%, maka akan terjadi dehidrasi ringan.
15
B. Cuci Tangan
1. Defenisi
Cuci tangan merupakan suatu proses pembersihan tangan dari
kotoran, yang bertujuan mencegah terjadinya infeksi ataupun penyakit.
Proses tersebut dimulai dari membersihkan ujung jari-jari tangan sampai
siku lengan atas. (Kusyati et al., 2013, page 1).
Cuci tangan merupakan suatu proses pembersihan tangan yang
dimulai dari ujung jari-jari tangan sampai siku dan lengan tangan,
bertujuan untuk membersihkan tangan dari segala kotoran dan debu.
(Bandiyah, 2013, page 22).
2. Kapan Waktu Cuci tangan
Menurut Zein dan Newi (2019), waktu-waktu penting untuk cuci
tangan pakai sabun diantaranya :
a. Sebelum mempersiapkan makanan.
b. Sebelum makan dan setelah makan.
c. Setelah dari toilet.
d. Setelah menceboki anak.
e. Sebelum memegag bayi.
f. Setelah membuang sampah.
g. Setelah batuk dan bersin yang mencemari tangan.
18
Gambar 2.4 Tautkan kedua jari telapak tangan tersebut dengan saling
mengunci
Gambar 2.5 Daerah antara ibu jari dan jari telunjuk digosok secara
bergantian dengan cara memutar
20
c. Infeksi Cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah
membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan
penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya
untuk ascariasis dan trichuriasis.
6. Hubungan cuci tangan dengan jenis kelamin
Jenis kelamin dapat mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang,
antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan kebiasaan mengenai
pola hidup bersih (Cupuwatie, 2010). Penelitian yang dilakukan di tujuh
kota di Korea Selatan dengan 2800 responden yang diobservasi, Jeong et
al (2007) menemukan bahwa 63,4% responden mencuci tangannya setelah
menggunakan kamar mandi umum dan yang lebih sering mencuci tangan
setelah menggunakan kamar mandi umum adalah yang berjenis kelamin
perempuan. Penelitian lain oleh Johnson, et al (2003) mengemukakan
bahwa tingginya angka cuci tangan pada wanita dibanding pria
dipengaruhi oleh perilaku penglihatan. Pada penelitian yang dilakukan,
Johnson, et al memasang tanda peringatan yang mengingatkan orang
untuk mencuci tangan di kamar mandi umum, hasil observasi pada 175
responden (95 wanita dan 80 pria) didapatkan 61% wanita dan 37% pria
mencuci tangan pada keadaan ada tanda peringatan.
7. Hubungan cuci tangan dengan sumber informasi
Sumber informasi dapat mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang,
disebabkan karena sumber informasi tertentu dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku seseorang untuk cuci tangan dengan benar (Cupuwatie,
2010). Salah satu sumber informasi yang dapat meningkatkan tingkat
kepatuahan cuci tangan adalah orang tua. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Catalina Lopez, et al kepada anak-anak dengan jumlah
sampel 645 menunjukkan bahwa anak-anak mencuci tangan setelah
mendapat informasi dari orang tua sebesar 88,5%, dari sekolah 66,7%, dari
media 56,8%. Selain itu, siswa yang mendapat informasi dari orang tua
cenderung dua kali lebih benar dalam mencuci tangan dibandingkan
dengan tidak mendapat informasi dari orang tua (Nutbeam, 1998).
22
C. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2010), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses :
Stimulus organisme respons, sehingga teori ini disebut teori S-O-R.
Skiner membedakan adanya dua respons, yakni:
a. Respondent respon atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini
disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respons-respons yang
relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan
untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan
sebagainya. Responden respons ini juga mencakup perilaku emosional,
misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis,
lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan
sebagainya.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul
dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau perangsang
tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce,
karena memperkuat respons. Misalnya: apabila seorang petugas
kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap
uraian tugasnya atau job diskripsi) kemudian memperoleh
penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan
tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan teori S-O-R tersebut, maka perilaku manusia dapat
23
perilaku seseorang.
4. Proses terjadinya perilaku
Menurut Notoatmodjo (2007), terjadi proses yang berurutan untuk
membentuk perilaku:
a. Faw Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
b. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku
tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng.
5. Perubahan (adopsi) perilaku dan indikatornya
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang
kompleks dan memerlukan waktu yang relative lama. Menurut
Notoatmodjo (2007), secara teori perubahan perilaku seseorang menerima
atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap:
a. Pengetahuan
Sebelum seseorang menghadapi perilaku (berperilaku baru), ia
harus tahu terlebih dahulu apa arti manfaat perilaku bagi dirinya atau
keluarganya. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan:
1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:
a) Penyebab penyakit
b) Gejala dan tanda-tanda penyakit
c) Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan
d) Bagaimana cara penularannya
e) Bagaimana cara pencegahannya
25
D. Perilaku Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah sesuatu respon
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari
3 aspek:
1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit.
2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.
3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman
Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010),
mengemukakan bahwa untuk mencoba menganalisa perilaku manusia dari
tingkat kesehatan orang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari
dalam perilaku (behavioral factors) dan faktor dari luar perilaku (non-
behavioral). Perilaku terbentuk dari tiga faktor yaitu:
1. Faktor predisposisi (disposing factor), yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,antara
lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan
sebagainya.
2. Faktor pemungkin (enabling factor), adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Seperti
sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,
misalnya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan air,
tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang, dan
sebagainya.
3. Faktor penguat (reinforcing factor), adalah faktor-faktor yang mendorong
atau terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan
mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
27
b. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi pada usia sekolah adalah dimana dalam
mengendalikan ekspresi emosinya, anak sudah mulai belajar. Dengan
ciri-ciri emosi yang stabil biasanya ditandai dengan wajah yang terlihat
senang, baik dalam bergaul dengan teman sebayanya, fokus dalam
belajar atau berprestasi, memiliki sifat menghargai dirinya sendiri juga
orang lain. (Susanto, 2013, page 75).
c. Perkembangan Psikososial (erikson)
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang
tergantung pada individu untuk memfokuskan diri dalam
menyelesaikan konflik atau masalah dengan tugas perkembangannya.
(Sutini, 2018, page 63).
d. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah jika anak tersebut sudah dapat
mengikuti suatu peraturan atau tuntutan dari orang tua dan juga
lingkungannya. (Susanto, 2013, page 76).
4. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah
Menurut Nugraha et al., (2020), dilihat secara fisik karakteristik atau
ciri anak usia sekolah antara lain :
a. Senang Bermain
Pada umumnya anak usia sekolah sangat senang bermain, karena
itu pendidik harus paham dengan perkembangan anak dan
memberikannya aktivitas fisik salah satunya dengan model
bermain. Dengan ini akan membuat anak tertarik sehingga dengan
sukarela dan antusiasnya mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang
diberikan.
b. Senang Bergerak
Anak usia sekolah itu sangat senang bergerak. Bahkan anak-
anak kemungkinan untuk duduk tenang hanya selama maksimal 30
menit. Dalam teori perkembangan ini bukan berarti anak tidak bisa
diatur atau tidak bisa dikendalikan, tetapi senang bergerak berarti bisa
diarahkan ke hal-hal yang sifatnya itu mendidik.
29
9. Perkembangan kreativitas
Dalam tahap ini anak-anak mempunyai kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah (Wong, 2004).
10. Aspek psikologis
Pada umur 6-12 tahun energinya disalurkan kepada permainan dan
pelajaran. Seorang anak mulai merasa sampai dimana kesanggupannya
dan ia mulai mengenal rasa sukses. Bila pada tahun-tahun tersebut ia
banyak mengalami kegembiraan, rasa persahabatan dan sukses, maka ia
akan memasuki masa adolesen dengan penuh kepercayaan pada diri
sendiri. Pada masa ini yang berbahaya ialah bila timbul rasa inadekuat dan
rasa rendah diri pada seseorang anak yang tidak mendapat penghargaan
atas usaha-usahanya, sehingga pada masa adolesen ia menjadi seorang
yang agresif (Wong, 2004).
11. Perkembangan bahasa
Menurut Wong (2004), perkembangan bahasa meliputi:
a. Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
b. Pemahaman terhadap kata-kata mungkin tertinggal dari pengertiannya
c. Tidak begitu egosentris dalam orientasi; dapat mempertimbangkan
pandangan lain
d. Mengerti sebagian besar kata-kata abstrak
e. Memakai semua bagian pembicaraan, termasuk kata sifat, kata
keterangan, kata penghubung, dan kata depan
f. Ikut memakai kalimat mejemuk dan kompleks
g. Kosa katanya mencapai 50.000 kata pada akhir masa ini
12. Perkembangan psikososial
Menurut Wong (2004), perkembangan psikososial meliputi:
a. Tugas perkembangan Tugas perkembangan: belajar mengembangkan
rasa keadekuatan terhadap kemampuan dan kompetensi pada saat
kesempatan untuk belajar dan interaksi sosial bertambah; anak
berusaha agar berhasil di sekolah.
32
F. Penelitian Terkait
Penelitian terkait ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan
penelitian sehingga peneliti dapat memperbanyak teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Selain itu, penelitian terkait dapat dijadikan perbandingan
terhadap penelitian yang akan peneliti lakukan. Berikut adalah penelitian
terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan :
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Komang Ayu Resiyanthi,
Ni Komang Pande Ardiyanti, Nurul Faidah (2021) dengan judul
“Relationship Of Hand Washing Behavior With Diarrhent Events In
School Ages In SD Negeri Awan Kintamani”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan perilaku hand washing dengan kejadian diare
pada anak usia sekolah di SD Negeri Awan Kintamani. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik kolerasi dengan pendekatan cross sectional.
33
Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas IV, V, VI
yang merupakan siswa SD Negeri Awan dengan jumlah sampel 50 orang
dengan tehnik Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan
uji statistik Chi Square. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Komang Ayu
Resiyanthi, Ni Komang Pande Ardiyanti, Nurul Faidah (2021), memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Persamaan pada penelitian ini yaitu mengenai menggunakan pendekatan
cross-sectional. Perbedaan pada penelitian yaitu Ni Komang Ayu
Resiyanthi, Ni Komang Pande Ardiyanti, Nurul Faidah (2021),
menggunakan perilaku terbentuk karena tiga faktor yaitu prediposisi
(pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan
sebagainya), faktor pemungkin (sarana dan prasarana atau fasilitas yang
memadai), faktor penguat. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
prilaku dilihat dari bentuk responnya yaitu Convert Behavior dan Overt
Behavior.
2. Penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Cuci
Tangan dengan Kejadian Diare di Desa Panobasan” dilakukan oleh Nurul
Wahida Harahap, Karina Sugih Arto, Supriatmo, Dina Arwina Dalimunthe
(2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare. Penelitian ini merupakan
studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, metode
pengumpulan data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari sampel menggunakan kuesioner. Sampel dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan cara stratified random
sampling. Penelitian yang dilakukan Nurul Wahida Harahap, Karina Sugih
Arto, Supriatmo, Dina Arwina Dalimunthe (2020), memiliki persamaan
dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan pada
penelitian ini yaitu penelitian analitik dengan desain penelitian cross
sectional, metode pengumpulan data penelitian ini adalah data
primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel menggunakan
kuesioner.
34
A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep atau Conseptual Framework adalah metode
pendahuluan dari sebuah masalah penelitian dan merupakan sebuah masalah
penelitian dan merupakan sebuah refleksi terhadap hubungan-hubungan
variabel yang diteliti (swarjana, 2015).
Kerangka konsep untuk penelitian ini dapat digambarkan pada
bagian dibawah ini:
Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat.
Keterangan :
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
: Variabel Penghubung
36
37
Penjelasan :
Pada kerangka konsep diatas dijelaskan bahwa variabel yang diteliti
dalam penelitian ini adalah Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
dengan Kejadian Diare pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat. Dimana variabel independent yaitu Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) dan variabel dependent yaitu kejadian diare. Terdapat beberapa
faktor terbentuknya perilaku yaitu faktor prediposisi (seperti pengetahuan,
sikap, keyakinan, tradisi), faktor pemugkin (seperti sarana dan prasarana), dan
faktor penguat. Faktor – faktor tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya
suatu perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS). Pentingnya perilaku cuci
tangan pakai sabun sangat berhubungan terhadap kejadian diare pada anak
usia sekolah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare yaitu
sumber air, jamban, kebiasaan jajan dan kebiasaan cuci tangan.
Dari kerangka konsep diatas peneliti ingin mengetahui hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak
usia sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat.
B. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari rumusan masalah
yang kebenarannya masih perlu diuji melalui uji hipotesis atau uji statistik
(Swarjana, 2013).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha yaitu: terdapat hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod.
Tabel 3.1
Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Kejadian
Diare Pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat
1 Variabel Suatu Tindakan yang Cara dan alat ukur Hasil ukur Ordinal
Independen : dilakukan seseorang pengumpulan data perilaku
perilaku Cuci untuk membersihkan dilakukan dengan cara mencuci
Tangan Pakai tangan dan jari memberikan tangan
Sabun jemari menggunakan Kuesioner ini terdiri selanjutnya
(CTPS) air mengalir dan dari 10 pertanyaan. ditafsirkan
sabun saat sebelum Selanjutnya diukur dengan skala
dan sesudah makan, dengan skala likert Likert :
setelah bermain dan yaitu: a. perilaku
berolahraga, setelah Untuk skor perilaku baik/ good jika
BAB dan BAK, dengan jawaban : skor 80-100%
setelah buang ingus Selalu (3x sehari) b. perilaku
dan buang sampah diberi nilai 4, Sering cukup/ sedang/
(Depkes RI 2009) (<3x sehari) diberi fair/ moderate
nilai 3, kadang-kadang jika skor 60-
(1- 2x sehari) diberi 79%
nilai 2, Tidak pernah c. perilaku
diberi nilai 1. kurang/buruk/
Andika dwi pungki poor jika skor
yudi (2017) <60%
2 Kejadian Riwayat buang air Cara dan alat ukur Hasil ukur Nominal
Diare besar dengan pengumpulan data kejadiandiare
konsistensi lembek, dilakukan dengan a. a. diare, jika
atau cair bahkan cara memberikan BAB dengan
dapat berupa air saja Kuesioner sejumlah 2 konsistensi
dan frekuensinya pertanyaan encer lebih
lebih sering selanjutnya diberi dari 3 kali
(biasanya tiga kali skor sesuai dengan sehari.
atau lebih) dalam jawaban responden b. b. tidak diare,
jangka waktu 3 yang akan dinilai jika tidak
bulan terakhir dengan menggunakan mengalami
(Depkes RI 2011) skala Guttman yaitu : BAB dengan
1 = Pernah konsistensi
0 = Tidak pernah cair dalam 3
Alat Ukur : bulan terakhir.
Alat ukur yang
digunakan adalah
kuesioner.
Alif Nurul (2014)
BAB IV
METODE PENELITIAN
Pada bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi, sampel dan sampling, pengumpulan data, pengelolaan data
dan Analisa data, dan etika penelitian
A. Desain Penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat
penting karena merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
untuk keperluan pengujian hipotesis atau alat untuk mengontrol atau
mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian
(Nursalam, 2016). Rancangan penelitian ini adalah analitik correlation adalah
penelitian yang menekan adanya hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya, dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu
penelitian yang mendesain pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik
waktu (at one point in time) dimana fenomena yang diteliti adalah selama satu
periode pengumpulan data (Swarjana, 2015). Dalam penelitian ini, bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (ctps)
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat.
Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
perilaku cuci tangan pakai sabun (ctps) dengan kejadian diare pada anak usia
sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat. Pada penelitian
ini peneliti tidak melakukan intervensi, melainkan hanya menjelaskan
hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (ctps) dengan kejadian
diare.
40
41
120,25
S=
0,0025 .480 + 0,25
120,25
S=
1,45
S = 82
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel yang
diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 82 orang.
Keterangan :
S : jumlah sampel
N : Jumlah populasi
2 : 1, Taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
d : Tingkat signifikansi (0,05)
b. Kriteria sampel
Kriteria sampel digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya
sampel sesuai dengan penelitian. Kriteria sampel terdiri dari kriteria
inklusi dan ekslusi
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian
dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti
(Nursalam, 2020). Sampel penelitian yang memenuhi syarat
sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria inklusi yaitu:
a) Siswa kelas V dan VI di SD di Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat yang bersedia menjadi responden dan yang
menandatangani informed consent.
b) Siswa yang terdaftar di seluruh SD Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat.
c) Siswa yang bisa membaca dan menulis dengan benar
43
2) Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai
sebab (Nursalam, 2020) antara lain :
a) Siswa kelas I-IV di SD Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat
b) Siswa yang tidak datang waktu pengumpulan data
c) Siswa-siswi yang sedang sakit/ sedang dirawat dirumah sakit.
3. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi unit yang diobservasi dari
keseluruhan populasi yang akan diteliti sehingga kelompok yang
diobservasi dapat digunakan untuk membuat kesimpulan atau inferensi
tentang populasi tersebut (swarjana, 2015).
Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah probability sampling
dengan teknik sampling stratified random sampling. Metode stratified
random sampling ini dilakukan bila penelitian melibatkan kelompok atau
group atau memastikan bahwa elemen tiap group terpilih (Swarjana,
2015). Jumlah sampel yang diperlukan adalah 82 orang yang dipilih pada
masing-masing SD yang ada di desa pemecutan kelod yang menggunakan
perhitungan (Swarjana, 2015). Teknik ini digunakan karena populasi
penduduk di Desa Pemecutan Kelod besar sehingga tidak memungkinkan
dilakukan secara menyeluruh, sehingga dilakukan pada sampel saja.
D. Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner pada google form. Kuesioner yang digunakan berupa
kuesioner yang berisi pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa-siswi
melalui WhatsApp. Data yang didapat dari hasil kuesioner akan diolah
oleh peneliti untuk memperolah hasil penelitian.
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data adalah alat-alat atau instrumen yang akan
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian dapat berupa:
kuesioner (daftar pertanyaan), formulir-formulir lain yang berkaitan
dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010). Instrumen
pada penelitian ini adalah kuesioner.
a. Kuesioner (questionners)
1) Kuesioner perilaku mencuci tangan dari Andika dwi pungki yudi
(2017) yang berbentuk pertanyaan dengan pilihan jawaban berupa:
Selalu, Sering, Jarang dan Tidak Pernah yang akan dikembangkan
oleh peneliti.
45
F. Etika Penelitian
Dalam penelitian Ethical Principles menjadi pertimbangan dan hal
mutlak yang harus dipatuhi oleh peneliti, seorang peneliti harus betul-betul
berpegang teguh terhadap beberapa prinsip etika dalam penelitian, seperti
berikut (Polit dan Black dalam Swarjana, 2016)
1. Principle of beneficence
Peneliti selalu berupaya agar segala tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien mengandung prinsip kebaikan (promote good).
Prinsip berbuat yang baik bagi klien tentu saja dalam batas-batas
hubungan terapeutik antara peneliti dan klien (Nursalam, 2013)
2. The Principle of respect of human dignity
Dalam hal ini, peneliti harus memegang prinsip yaitu menghormati
harkat dan martabat manusia, terutama terkait dengan the right to self-
determination dimana partisipan berhak untuk terbebas dari paksaan dalam
bentuk apapun dan the right to full disclosure dimana peneliti telah
52
Pada bab ini akan dijelaskan hasil pengumpulan data yang telah
dilaksanakan pada bulan Maret tentang "hubungan antara perilaku cuci tangan
pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah
Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat” dengan melibatkan 82 responden. Hasil
dari penelitian ini akan penulis tampilkan sebagai berikut:
53
54
Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih
tangan (hand sanitizer) : tersedia
Desinfektan : tersedia
4. SD Negeri 23 Pemecutan
Alamat : Jln.imam Bonjol Denpasar, Pemecutan Klod,
Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar Prov. Bali
Kepala Sekolah : Ni Luh Padmi
Guru : 19
Siswa laki-laki : 159
Siswa perempuan : 143
Ruang kelas : 6
Perpustakaan : 1
Laboratorium : 1
Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan
Toilet Bersih : tersedia
Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih
tangan (hand sanitizer) : tersedia
Desinfektan : tersedia
5. SD Negeri 25 Pemecutan Kelod
Alamat : Jln.Imam Bonjol Gg.marlboro, Pemecutan Klod,
Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar Prov. Bali
Kepala Sekolah : Ni Ketut Putri Sarojini, S.pd
Guru : 13
Siswa laki-laki : 153
Siswa perempuan : 153
Ruang kelas : 8
Perpustakaan : 1
Laboratorium : 1
Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan
Toilet Bersih : tersedia
56
Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih
tangan (hand sanitizer) : tersedia
Desinfektan : tersedia
B. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Desa
Pemecutan, dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, dapat disajikan
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat Tahun 2022 berdasarkan jenis kelamin, kelas dan
umur (n=82)
Tidak
No. Pernyataan Jarang Sering Selalu Total
pernah
Saya mencuci
1 tangan pakai 0 2 18 62 82
sabun
(0,00%) (2,44%) (21,95%) (75,61%) (100%)
Mencuci tangan
dengan air
2 1 2 20 59 82
mengalir dan
sabun
(1,22%) (2,44%) (24,39%) (71,95%) (100%)
Mencuci tangan
menggunakan 6
3 0 22 19 41 82
langkah
mencuci tangan
(0,00%) (26,83%) (23,17%) (50,00%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
4 0 1 15 66 82
sebelum dan
sesudah makan
(0,00%) (1,22%) (18,29%) (80,49%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
5 setelah buang 0 6 14 62 82
air kecil dan
buang air besar
(0,00%) (7,32%) (17,07%) (75,61%) (100%)
6 Mencuci tangan 3 17 23 39 82
58
pakai sabun
setelah batuk
dan bersin
(3,66%) (20,73%) (28,05%) (47,56%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
7 setelah bermain 0 7 20 55 82
dan beraktifitas
diluar
(0,00%) (8,54%) (24,39%) (67,07%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
setelah
8 memegang 0 4 20 58 82
hewan/ unggas
termasuk hewan
peliharaan
(0,00%) (4,88%) (24,39%) (70,73%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
9 setelah 0 3 22 57 82
membuang
sampah
(0,00%) (3,66%) (26,83%) (69,51%0 (100%)
Mengeringkan
tangan dengan
10 handuk/ tisu 0 10 16 56 82
setelah mencuci
tangan
(0,00%) (12,20%) (19,51%) (68,29%) (100%)
pakai sabun setelah bermain dan beraktifitas diluar direspon selalu oleh
55 orang (67,07%). Pada pernyataan mencuci tangan pakai sabun setelah
memegang hewab/unggas termasuk hewan peliharaan dengan respon
selalu oleh 58 orang (70,73%). Pada pernyataan mencuci tangan pakai
sabun setelah membuang sampah dengan respon selalu sebanyak 57
orang (69,51%) dan pernyataan mengeringkan tangan dengan
handuk/tisu setelah mencuci tangan direspon selalu oleh 56 orang
(68,29%).
2. Distribusi Frekuensi Tentang Kejadian Diare
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tentang Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat
(n=82)
Berdasarkan hasil pada Tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa hasil
uji Spearman Rho antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare di
Wilayah Desa Pemecutan Kelod didapatkan nilai korelasi sebesar -0,414
dan p value sebesar 0,000. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
bahwa p value = 0,000 <α=0,05 yang artinya hipotesa dalam penelitian
ini diterima dimana secara statistik ada hubungan yang signifikan antara
prilaku cuci tangan dengan sabun dengan kejadian diare. Dilihat dari
keeratan hubungan yang didapat dari hasil pengolahan data, maka
besarnya 0,414 menunjukkan adanya keeratan hubungan yang cukup
kuat antara prilaku cuci tangan menggunakan sabun dengan kejadian
diare. Arah korelasi adalah negatif yang mengindikasikan bahwa semakin
baik perilaku cuci tangan pada anak sekolah dasar maka anak tersebut
cenderung tidak mengalami diare.
Tabel 5.6 Crosstabulation Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar
Kejadian Diare
Variabel
Tidak Diare Diare
Perilaku f % f %
Buruk 0 0 2 2,4
Cukup 5 6,1 8 9,8
Baik 54 65,0 13 15,9
Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hasil penelitian untuk
menjawab masalah penelitian yaitu hubungan antara perilaku cuci tangan pakai
sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat.
62
63
Saya mencuci tangan pakai sabun sebagian besar responden menjawab selalu
yaitu sebanyak 62 responden (75,61%).
Menurut peneliti temuan dari hasil penelitian ini sebagian besar
responden berperilaku cuci tangan menggunakan sabun dengan kategori baik
hal ini disebabkan karena pada saat penelitian ini dilakukan, masih suasana
pandemi covid-19 sehingga informasi dan edukasi tentang pentingnya
berprilaku cuci tangan yang baik telah secara intensif dilakukan oleh pihak
terkait dalam hal ini pemerintah sehingga berdampak pada tingkat
pengetahuan responden cukup baik.
Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau
rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. Menurut
Notoadmodjo (2017) menyebutkan perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu
yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan.
Rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku
dapat juga diartikan sebagai aktivitas manusia yang timbul karena adanya
stimulasi dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rompas (2018) menyebutkan bahwa sebagian besar responden anak Sekolah
Dasar di SD GMIM 2 Lansot yang memiliki perilaku baik dalam mencuci
tangan ada 55 orang anak atau sebanyak 93,2%, sebagian anak di SD GMIM 2
Lansot yang tidak terkena diare sebanyak 18,6%, Ada hubungan antara
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada anak di SD
GMIM 2 Lansot.
Pada penelitian ini masih adanya hasil bahwa perilaku cuci tangan pakai
sabun berada pada kategori cukup sebanyak 13 responden (15,9%) dan kurang
sebanyak 2 responden (2,4%) disebabkan oleh perilaku cuci tangan pakai
sabun pada anak usia sekolah masih dalam kategori kurang karena
berdasarkan pernyataan nomor 3 tentang Mencuci tangan menggunakan 6
64
kategori buruk yang mengalami diare sebanyak 2 responden (2,4%) dan tidak
mengalami diare sebanyak 0 responden.
Menurut peneliti hasil penelitian yang memiliki arah negatif tersebut
mengindikasikan bahwa semakin baik perilaku cuci tangan pada anak sekolah
dasar maka anak tersebut cenderung tidak mengalami diare. Dengan mencuci
tangan pakai sabun merupakan salah satu upaya pencegahan melalui tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan
sabun. Tangan manusia seringkali menjadi agen yang membawa kuman daan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang atau dari alam ke orang lain
melalui kontak langsung atau tidak langsung. Mencuci tangan menggunakan
sabun adalah lebih efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan
terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Di dalam
lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Sejalan
dengan pendapat Rosyidah (2019) mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kejadian diare pada anak adalah: sumber air, jamban, kebiasan
jajan, dan kebiasaan cuci tangan pada anak.
Menurut Prawati (2019) menyebutkan perilaku membersihkan tangan
menggunakan sabun sesudah buang air besar termasuk dalam 5 waktu yang
dianjurkan untuk melakukan cuci tangan selain setelah memegang hewan
peliharaan, sebelum menyiapkan makanan, setelah membersihkan anak, bayi,
dan sebelum makan. Perilaku masyarakat yang membersihkan tangan dengan
sabun setelah buang air besar dapat menurunkan kasus kematian akibat diare.
Mencuci tangan dengan sabun adalah perlindungan penting karena mencegah
kuman patogen dari lingkungan dan makanan.
Prawati (2019) juga mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk
menurunkan penyakit diare adalah dengan cara mencuci tangan menggunakan
sabun. Mencuci tangan dengan sabun dapat menghilangkan kuman penyebab
diare. Kuman diare tersebut biasanya menyebar melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi serta kontak langsung dengan orang yang
terinfeksi.
68
D. Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian ini, peneliti merasakan beberapa
keterbatasan. Karena penelitian ini terjadipada saat pandemi COVID-19.
Akibat dari pandemi tersebut, sekolah-sekolah memberlakukan proteksi yang
69
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan antara perilaku
cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak usia
sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat.
1. Perilaku cuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat sebanyak 82 responden didapatkan
sebagaian besar dalam kategori baik sebanyak 67 responden (81,7%)
sebanyak 13 responden (15,9%) kategori cukup dan responden yang
memiliki kategori buruk sebanyak 2 responden (2,4%).
2. dari 82 responden didapatkan hasil bahwa responden tidak mengalami
diare sebanyak 59 responden (72%) dan responden yang mengalami diare
sebanyak 23 responden (28%).
3. Berdasarkan uji korelasi menggunakan uji non parametric test
Spearman’s Rho dengan hasil p value = 0,000 <α=0,05 yang menunjukan
bahwa adanya hubungan negatif yang cukup kuat antara perilaku cuci
tangan menggunakan sabun dengan kejadian diare.
B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan antara perilaku
cuci tangan pakai sabun dengan penyakit diare pada anak usia sekolah di
Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat dapat disarankan sebagai berikut:
70
71
Ashari, A. E., Ganing, A., & Mappau, Z. (2020). Peningkatan Pengetahuan, Sikap
dan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Kelas V Sekolah
Sarmelalui Senam Cuci Tangan Pakai Sabun. Jurnal Ilmiah STIKES
Kendal, 10(1), 11–18.
Badan Pusat Statistik. (2020). Jumlah Kasus Penyakit Menurut Jenis Penyakit.
Bali : BPS Statistic Provinsi Bali.
Depkes RI. (2019). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Febry, A. B., & Marendra, Z. (2010). Smart Parents Pandai Mengatur Menu &
Tanggap Saat Anak Sakit (W. Satia (ed.); 1st ed.). GagasMedia
72
73
Hartati, S., & Nurazila, N. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare
Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru. Jurnal
Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(2), 400-407.
Hijriani, Hera., dkk. (2020). “Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Pada Anak Dengan Diare Dirumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten
Subang”. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/330916-
pengetahuan-perilaku-hidup-bersih-sehat-fb5d7430.pdf hal 2 pendahuluan
pengetahuan perilaku hidup sehat (PHBS) pada anak dengan diare di
rumah sakit umum kelas B kabupaten subang. Diunduh 20 Desember
2021.
Hijriani, Hera., dkk. (2020). “Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Pada Anak Dengan Diare Dirumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten
Subang”. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/330916-
pengetahuan-perilaku-hidup-bersih-sehat-fb5d7430.pdf hal 2 (Volt 1 No.3)
pendahuluan pengetahuan perilaku hidup sehat (PHBS) pada anak dengan
diare di rumah sakit umum kelas B kabupaten subang. Diunduh 20
Desember 2021.
Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan (1st ed.). CV. Absolute Media
Kusyati, E., Yunani, Syaifudin, A., Wahyuningsih, R. D., Mustaida, Fauziyah, &
Hartana, A. (2013). Keterampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar (S. Isneini & D. Widiarti (eds.); 2nd ed.). EGC.
Kapti, R. eko, & Azizah, N. (2017). Perawatan Anak Sakit di Rumah (N. Azizah
& Tim UBPress (eds.); 1st ed.). UBPress.
Kurnia Sari, Happy., dkk. (2020). Hubungan Perilaku Cuci Tangan Dengan
Kejadian Diare Pada Siswa Di Sdn Kebonagung Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto. Dalam
https://repositori.stikesppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/648/PEND
AHULUAN_201601052.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diunduh 29 Mei
2022.
Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., & Anhar, V. Y.
(2018). Promosi Kesehatan (Zadina (ed.); 1st ed.). Airlangga University
Press (AUP)
Nugraha, M. F., Hendrawan, B., Pratiwi, A. S., Permana, R., Saleh, Y. T.,
Nurfitriani, M., Nurkamilah, M., Trilestari, A., & Husen, W. R. (2020).
Pengantar Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (E. F. Fatwa
Khomaeny (ed.); 1st ed.). Edu Publisher.
Profil Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Cakupan Pelayanan Penderita Diare. Bali :
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Profil Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA).
Bali : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Profil Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Cakupan Pemberian Oralit dan Zink. Bali
: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali.
Profil dinas Kesehatan Kota Denpasar. (2021). Jumlah Kasus Diare di Kota
Denpasar berdasarkan Kecamatan. Denpasar : Kepala Dinas Kesehatan
Kota Denpasar.
Prawati. (2019). Edukasi Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Untuk
Pencegahan Transmisi Penyakit. Jurnal Masyarakat Mandiri.
Riyadi, S., & Suharsono. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit (Sumitro
(ed.); 1st ed.). Gosyen Publishing.
75
Rokom. (2010). “Cuci Tangan Pakai Sabun, Perilaku Sederhana Berdampak Luar
Biasa”. Dalam https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20101015/4517132/cuci-tangan-pakai-sabun-perilaku-sederhana-
berdampak-luar-biasa/ . diunduh 20 Desember 2021
Siregar, P. A., Harahap, R. A., & Aidha, Z. (2020). Promosi Kesehatan Lanjutan
Dalan Teori dan Aplikasi (1st ed.). Kencana
Sutini, T. (2018). Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak (Y. Supartini (ed.)).
Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPViKI).
Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (1st ed.).
Prenadamedia Group.
Tuang Agus. (2021), “Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare
pada Anak”. Dalam file:///Users/putumahendra/Downloads/643-
Article%20Text-4140-5-10-20211118.pdf, hal 535 Pendahuluan Analisa
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pampang Kota Makassar. Diunduh 20
Desember 2021.
Wahida Harahap, Nurul., dkk. (2020). Hubungan Pengetahuan Anak tentang Cuci
Tangan dengan Kejadian Diare di Desa Panobasan. Talenta Publisher
2020.
Wikurendra, E. A. (2018). Pengaruh Penyuluhan cuci tangan pakai sabun terhadap
sikap mencuci tangan siswa. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada,
7(2), 64-69.
Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
(2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (E. K. Yudha, D. Yulianti, N. B.
Yudi, Andika Dewi Pungki. “Pengaruh Pelatihan Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Pada Anak Sekolah Dasar Di
SDN Mangge 2 Desa Mangge Kecamatan Barat Kabupaten Magetan”.
Dalam http://repository.stikes-bhm.ac.id/226/1/61.pdf. Diunduh 1 Januari
2022.
Zein, U., & Newi, E. El. (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami Gejala,
Tanda dan Mitos) (1st ed.). Deepublish.
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
BULAN
NO Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
KEGIATAN
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan
Proposal
2 ACC Proposal
3 Penyebaran
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Ujian Ulang
Proposal
6 Pengumpulan
Data
7 Penyusunan
Hasil Penelitian
8 Penyebaran
Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Ujian Ulang
Skripsi
11 Perbaikan dan
Pengumpulan
77
INSTRUMEN PENELITIAN (KUESIONER)
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI WILAYAH DESA PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT
Petunjuk:
1. Bacalah petunjuk dibawah ini dengan teliti.
2. Jawaban yang anda berikan dijamin kerahasiaannya.
3. Setiap pertanyaan mohon diisi sendiri dan tidak diwakilkan.
4. Kuesioner dibagi menjadi tiga bagian :
a. Data Umum
1) Nama (inisial) :
2) Jenis Kelamin : Laki-laki kode (1)
Perempuan kode (2)
3) Umur :
4) Kelas : V kode (1)
VI kode (2)
b. Perilaku mencuci tangan pada anak usia sekolah di Desa Pemecutan
Kelod Denpasar barat:
1) Pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda
2) Jawaban harap diberi tanda Check List (√)
3) Petunjuk pilihan jawaban
a) Tidak pernah
b) Kadang-kadang
c) Selalu
d) sering
c. Kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat:
1) Pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda
2) Jawaban harap diberi tanda Check List (√)
3) Petunjuk pilihan jawaban
a) Ya b) Tidak
INSTRUMEN PENELITIAN (KUESIONER)
PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI WILAYAH DESA PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT
Petunjuk :
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti
2. Berilah tanda (√) pada kolom sesuai jawaban anda
3. Pada pengisian identitas nama responden hanya menuliskan
nama inisial saja, contohnya: “Mahen” menjadi “M”
4. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas yang diberikan oleh responden
A. Karakteristik Responden
1. Nama (Inisal) : ..............................
2. Umur : tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
: Perempuan
4. Kelas : V
VI
Petunjuk :
TIDAK PERNAH : Jika tidak pernah melakukan cuci tangan
KADANG-KADANG : Jika dilakukan 1-2 kali dalam sehari
SERING : Jika dilakukan kurang dari 3 kali dalam sehari
SELALU : Jika dilakukan lebih dari 3 kali dalam sehari
Kadang– Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering
kadang Pernah
1. Saya mencuci tangan
pakai sabun
2. Mencuci tangan dengan
air mengalir dan sabun
3. Mencuci tangan
menggunakan 6 langkah
mencuci tangan
4. Mencuci tangan pakai
sabun sebelum dan
sesudah makan
5. Mencuci tangan pakai
sabun setelah buang air
kecil dan buang air besar
6. Mencuci tangan pakai
sabun setelah batuk dan
bersin
7. Mencuci tangan pakai
sabun setelah bermain
dan beraktifitas diluar
8. Mencuci tangan pakai
sabun setelah memegang
hewan/ unggas termasuk
hewan peliharaan
9. Mencuci tangan pakai
sabun setelah membuang
sampah
10. Mengeringkan tangan
dengan handuk/ tisu
setelah mencuci tangan
INSTRUMEN PENELITIAN (KUESIONER)
KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH DI WILAYAH DESA
PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT
Keterangan :
1. Apakah kamu pernah diare (BAB lebih dari tiga kali dalam sehari selama
3 bulan terakhir (November 2021 – Januari 2022) ?
a) Ya b) Tidak
2. Bila Ya bulan apa kamu pernah diare dan berapa lama?
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
HUBUNGAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH DI WILAYAH DESA
PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT
Jumlah
Variabel Jenis Pertanyaan No. Soal
Soal
1. Cuci Tangan 1. Aplikasi cuci tangan 10 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Pakai Sabun pakai sabun
(CTPS)
Jumlah
Variabel Jenis Pertanyaan Jawaban
Soal
1. Cuci Tangan 1. Aplikasi cuci 10 SL,SL,SL,SL,SL,
Pakai Sabun tangan pakai SL,SL,SL,SL
(CTPS) sabun
Kepada :
Yth. Orang Tua Siswa/i
Di tempat
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :
PUTU MAHENDRA
NIM. 18C10172
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada :
Yth. Siswa/i di Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Pekerjaan : Mahasiswa semester VIII Program Studi Sarjana
Keperawatan ITEKES BALI
Alamat Kampus : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali
Alamat Peneliti : Dusun Penutuk, Batumadeg, Nusa Penida, Klungkung,
Bali.
No. Tlp Peneliti : 082144922103
PUTU MAHENDRA
NIM. 18C10172
LEMBAR PERSETUJUAN ORANG TUA/ WALI
(…………….……………)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN
(…………….……………)
FORMULIR KETERANGAN UJI VALIDITAS DAN
PENGELOLAAN DATA STATISTIK SKRIPSI
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
Yang bertanda tangan dibawah ini adalah pembimbing I dari mahasiswa atas
nama :
Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah lulus uji proposal dan
memerlukan bantuan pengelolaan data sebagai berikut : (centang yang sesuai)
✔ Fase Validity
Nama dosen/ekspert :
1. Ni Made Sri Rahyanti, Ns., Sp.Kep.An (0826018401)
2. Ns. Ni Kadek Sriasih, M.Kep., Sp.Kep.An (0812039001)
◻ Pengelolaan data penelitian dengan SPSS
Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan face validity
terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.
Demikian surat ini di buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan face validity
terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.
Demikian surat ini di buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa tersebut telah lulus uji proposal dan
memerlukan bantuan pengolahan data sebagai berikut:
Pembimbing I
Frequencies
Statistics
UMUR KELAS
RESPONDEN JENIS KELAMIN RESPONDEN
N Valid 82 82 82
Missing 0 0 0
Mean 11.41 1.46 1.41
Median 11.00 1.00 1.00
Std. Deviation .684 .502 .496
Variance .468 .252 .246
Minimum 10 1 1
Maximum 13 2 2
Frequency Table
UMUR RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 6 7.3 7.3 7.3
11 39 47.6 47.6 54.9
12 34 41.5 41.5 96.3
13 3 3.7 3.7 100.0
Total 82 100.0 100.0
JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 44 53.7 53.7 53.7
PEREMPUAN 38 46.3 46.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
KELAS RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid V 48 58.5 58.5 58.5
VI 34 41.5 41.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
Frequencies
Frequency Table
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 2 2.4 2.4 2.4
SERING 18 22.0 22.0 24.4
SELALU 62 75.6 75.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 1 1.2 1.2 1.2
KADANG-KADANG 2 2.4 2.4 3.7
SERING 20 24.4 24.4 28.0
SELALU 59 72.0 72.0 100.0
Total 82 100.0 100.0
P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 22 26.8 26.8 26.8
SERING 19 23.2 23.2 50.0
SELALU 41 50.0 50.0 100.0
Total 82 100.0 100.0
P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 1 1.2 1.2 1.2
SERING 15 18.3 18.3 19.5
SELALU 66 80.5 80.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 6 7.3 7.3 7.3
SERING 14 17.1 17.1 24.4
SELALU 62 75.6 75.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 3 3.7 3.7 3.7
KADANG-KADANG 17 20.7 20.7 24.4
SERING 23 28.0 28.0 52.4
SELALU 39 47.6 47.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
P7
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 7 8.5 8.5 8.5
SERING 20 24.4 24.4 32.9
SELALU 55 67.1 67.1 100.0
Total 82 100.0 100.0
P8
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 4 4.9 4.9 4.9
SERING 20 24.4 24.4 29.3
SELALU 58 70.7 70.7 100.0
Total 82 100.0 100.0
P9
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 3 3.7 3.7 3.7
SERING 22 26.8 26.8 30.5
SELALU 57 69.5 69.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 10 12.2 12.2 12.2
SERING 16 19.5 19.5 31.7
SELALU 56 68.3 68.3 100.0
Total 82 100.0 100.0
Frequencies
Statistics
KODE KEJADIAN DIARE
N Valid 82
Missing 0
Mean .28
Median .00
Std. Deviation .452
Variance .204
Minimum 0
Maximum 1
Frequencies
Statistics
KATEGORI PRESENTASE PRILAKU
N Valid 82
Missing 0
Mean 2.79
Median 3.00
Mode 3
Std. Deviation .464
Variance .216
Skewness -2.197
Std. Error of Skewness .266
Kurtosis 4.287
Std. Error of Kurtosis .526
Minimum 1
Maximum 3
NPar Tests
Descriptivesa
KATEGORI PRESENTASE PRILAKU Statistic Std. Error
KODE CUKUP Mean .62 .140
KEJADIA 95% Confidence Interval for Lower Bound .31
N DIARE Mean
Upper Bound .92
5% Trimmed Mean .63
Median 1.00
Variance .256
Std. Deviation .506
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.539 .616
Kurtosis -2.056 1.191
BAIK Mean .19 .049
95% Confidence Interval for Lower Bound .10
Mean
Upper Bound .29
5% Trimmed Mean .16
Median .00
Variance .159
Std. Deviation .398
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness 1.583 .293
Kurtosis .521 .578
a. KODE KEJADIAN DIARE is constant when KATEGORI PRESENTASE PRILAKU = BURUK. It
has been omitted.
Tests of Normalitya
KATEGORI Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
PRESENTASE
PRILAKU Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KODE KEJADIAN CUKUP .392 13 .000 .628 13 .000
DIARE BAIK .493 67 .000 .483 67 .000
a. KODE KEJADIAN DIARE is constant when KATEGORI PRESENTASE PRILAKU = BURUK. It
has been omitted.
b. Lilliefors Significance Correction
Notes
Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing I dari mahasiswa atas nama:
NIM : 18C10172
Judul Skripsi : Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak
Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat.
Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa tersebut telah lulus uji skripsi dan
memerlukan bantuan untuk translate abstract:
Nama dosen:
1) I Putu Agus Endra Susanta, S.Pd.,M.Pd
Buat keterbatasan
penelitian yang tidak
8 Sabtu, 11 juni BAB VII dapat kita atasi sehingga
2022 menjadi keterbatasan
bukan kelemahan
Membuat kesimpulan
9 Senin, 13 Juni BAB VII sesuai dengan tujuan
2022
khusus