Anda di halaman 1dari 135

SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI


SABUN (CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK
USIA SEKOLAH DI WILAYAH DESA PEMECUTAN
KELOD DENPASAR BARAT

PUTU MAHENDRA
18C10172

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022

1
SKRIPSI

HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI


SABUN DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK
USIA SEKOLAH DI WILAYAH DESA PEMECUTAAN
KELOD DENPASAR BARAT

Diajukan untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S.Kep)

OLEH :
PUTU MAHENDRA
NIM. 18C10172

PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN


FAKULTAS KESEHATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI
DENPASAR
2022

i
PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING

Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat”, telah mendapatkan persetujuan pembimbing untuk
diajukan ke hadapan Tim Penguji Skripsi pada Program Studi Sarjana
Keperawatan Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 08 Juli 2022


Pembimbing I Pembimbing II

Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Ns. Ni Komang Tri Agustini, S.Kep.,M.Kep.
NIDN. 0820127401 NIDN. 0817089001

ii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI

Skripsi ini telah Diuji dan Dinilai oleh Panitia Penguji pada Program Studi
Sarjana Keperawatan Institut Teknologi dan Kesehatan Bali pada
Tanggal 08 Juli 2022

Panitia Penguji Skripsi Berdasarkan SK Rektor ITEKES Bali


Nomor : DL.02.02.2812.TU.IX.21

Ketua : AAA. Yuliati Darmini, S.Kep., Ns., MNS …………….


NIDN : 0821076701

Anggota :
1. Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M. Kep., Sp. Mat. …………….
NIDN : 0820127401

2. Ns. Ni Komang Tri Agustini, S.Kep.,M.Kep …………….


NIDN. 0817089001

iii
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN

Skripsi dengan judul “Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat” telah disajikan di depan dewan penguji pada tanggal 26
Juni 2022Telah diterima serta disahkan oleh Dewan Penguji Skripsi dan Rektor
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali.

Denpasar, 08 Juli 2022

Disahkan oleh:
Dewan Penguji Skripsi

1. AAA. Yuliati Darmini, S.Kep., Ns., MNS ………………


NIDN. 0821076701

2. Ns. Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M. Kep., Sp. Mat. ………………


NIDN. 0820127401

3. Ns. Ni Komang Tri Agustini, S.Kep.,M.Kep ………………


NIDN. 0817089001

Mengetahui

Institut Teknologi Dan Kesehatan Bali Program Studi Sarjana Keperawatan


Rektor Ketua

I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D AAA Yuliati Darmini, S.Kep.,Ns.,MNS
NIDN. 0823067802 NIDN.082107601

iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang berjudul “


Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada
Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat ”, yang
saya tulis ini adalah benar-benar hasil karya saya sendiri. Semua sumber baik
yang dikutip maupun yang dirujuk telah saya cantumkan dengan benar. Apabila
dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Skripsi adalah hasil jiplakan, maka saya
bersedia menerima sanksi atas perbuatan tersebut.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya, tanpa adanya
tekanan dan paksaan dari pihak manapun serta bersedia mendapat sanksi
akademik jika dikemudian hari pernyataan ini tidak benar.

Dibuat di : Denpasar
Pada Tanggal : 08 Juli2022
Yang menyatakan

Putu Mahendra

v
PERTANYAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI
UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS

Sebagai civitas akademik Ilmu Teknologi dan Kesehatan Bali (ITEKES) Bali,
saya yang bertandatangan dibawah ini:
Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Program Studi : Sarjana Keperawatan
Jenis Karya : Skripsi
Demikian pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui, memberikan
kepada ITEKES Bali Hak Bebas Royalty Nonekslusif (Non-exclusive Royalty
Free Right) atas karya saya yang berjudul “Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat”.
Dengan Hak Bebas Royalty Nonekslusif ini dari ITEKES Bali berhak
menyimpan, mengalih media/formatkan, mengelola dalam bentuk pangkalan data
(database), merawat dan mempublikasikan Skripsi saya selama tetap
mencantumkan nama saya sebagai penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak
Cipta.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.

Dibuat di : Denpasar
Pada Tanggal : 08 Juli 2022
Yang menyatakan

Putu Mahendra

vi
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat
rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Hubungan Antara Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare
Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat”
tepat pada waktunya.
Skripsi ini disusun sebagai salah satu pesyaratan untuk memperoleh gelar
Sarjana Keperawatan pada Program Studi Keperawatan, Institut Teknologi dan
Kesehatan Bali.
Penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapat bimbingan, pengarahan
dan bantuan dari semua pihak sehingga skripsi ini bisa diselesaikan tepat pada
waktunya. Untuk itu penulis menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Bapak I Gede Putu Darma Suyasa, S.Kp., M.Ng., Ph.D. selaku Rektor Institut
Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan izin dan kesempatan
kepada penulis menyelesaikan skripsi ini;
2. Bapak I Wayan Tantra, SH. Selaku Perbekel Desa Pemecutan Kelod yang
telah memberi izin untuk melaksanakan pengumpulan data di Desa Pemecutan
Kelod.
3. Ibu Dr. Ns. Ni Luh Putu Dina Susanti, S.Kep.,M.Kep. selaku Wakil Rektor
(Warek) I Institut Teknologi dan Kesehatan Bali yang telah memberikan ijin
dan kesempatan kepada penulis menyelesaikan skripsi ini;
4. Bapak Ns. I Ketut Alit Adianta , S.Kep., M.Kep selaku Wakil Rektor (Warek)
II yang memberi dukungan kepada penulis;
5. Bapak Ns. I Kadek Nuryanto, S.Kep., MNS selaku Dekan Fakultas Kesehatan
yang memberikan dukungan kepada penulis;
6. Ibu Ns. A.A.A. Yuliati Darmini, S.Kep., MNS selaku Ketua Program Studi
Sarjana Keperawatan yang memberikan dukungan moral dan perhatian kepada
penulis;

vii
7. Ibu Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat selaku pembimbing I yang
telah banyak memberikan bimbingan dalam menyelesaikan skripsi ini;
8. Bapak Ns, Ni Komang Tri Agustini, S.Kep.,M.Kep. selaku pembimbing II
yang telah banyak membantu dan memberikan bimbingan dalam
menyelesaikan skripsi ini;
9. Ibu Ns. Putu Inge Ruth Suantika, S.Kep., M.Kep selaku pembimbing
akademik kelas C yang telah memberikan dukungan dalam penyelesaian
skripsi;
10. Dosen Pengajar Program Studi Sarjana Keperawatan ITEKES Bali yang telah
memberikan pendidikan selama menempuh studi di Program Studi Ilmu
Keperawatan;
11. Seluruh keluarga terutama Ibu, Bapak dan Adik yang banyak memberikan
dukungan serta dorongan moral dan materiil hingga selesainya skripsi ini;
12. Teman-teman yang selalu membantu dan memberikan dukungan hingga
selesainya skripsi ini;
13. Serta semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah
membantu penyusunan skripsi ini;
Penulis menyadari dalam penyusunan skripsi ini masih belum sempurna,
untuk itu dengan hati terbuka, penulis menerima kritik dan saran yang sifatnya
kontruktif untuk kesempurnaan skripsi ini.

Denpasar, 5 Juli 2022

Penulis

viii
HUBUNGAN ANTARA PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN
(CTPS) DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI WILAYAH DESA PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT

Putu Mahendra

Fakultas Kesehatan
Program Studi Sarjana Keperawatan
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali
Email: putumahendra325@gmail.com

ABSTRAK

Latar Belakang : Berdasarkan data laporan diare Kota Denpasar tahun 2021,
ditinjau dari empat wilayah di kota Denpasar yaitu kecamatan Denpasar barat,
kecamatan Denpasar utara, kecamatan Denpasar timur dan kecamatan Denpasar
selatan terdapat 3806 kasus dari 997.489 penduduk di kota Denpasar. Dan
Denpasar barat menduduki peringkat pertama kasus diare sebanyak 1105 kasus
dari 288.022 penduduk.
Tujuan Penelitian: Untuk mengetahui hubungan antara Perilaku Cuci Tangan
Pakai Sabun dengan penyakit diare pada anak usia sekolah di Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat.
Metode Penelitian: Jenis penelitian ini adalah desain penelitian analitik
correlation dengan pendekatan cross-sectional. Sampel yang digunakan
berjumlah 82 metode sampling yang digunakan adalah probability sampling
dengan teknik simple random sampling dan analisis menggunakan Spearman
Rank.
Hasil Penelitian: terdapat hubungan antara prilaku cuci tangan dengan sabun
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat dengan signifikan p value sebesar = 0,000 <α=0,05, kategori
sedang (rs = 0,414) dengan arah korelasi negatif.
Kesimpulan: semakin baik perilaku cuci tangan pada anak sekolah dasar maka
anak tersebut cenderung tidak mengalami diare. Diharapkan pihak sekolah
memastikan kelengkapan sarana cuci tangan tetap tersedia, seperti air bersih tetap
mengalir dan menyediakan sabun cuci tangan.

Kata Kunci: Diare, Cuci Tangan, Anak Sekolah, Perilaku

Mengetahui/Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat Ns. Ni Komang Tri Agustini, S.Kep.,M.Kep.
NIDN. 0820127401 NIDN. 0817089001

ix
THE CORRELATION BETWEEN THE BEHAVIOR OF HANDWASHING
WITH SOAP AND IN SCHOOL-AGE CHILDREN IN THE PEMECUTAN
KELOD VILLAGE IN WEST DENPASAR

Putu Mahendra
Faculty of Health
Bachelor of Nursing Program
Institute of Technology and Health Bali
Email: putumahendra325@gmail.com

ABSTRACT

Background. Based on the diarrhea report of Denpasar city in 2021, covering


four areas in Denpasar city, namely West Denpasar, North Denpasar, East
Denpasar, and South Denpasar districts, there were 3806 cases out of 997,489
residents in Denpasar city. Moreover, West Denpasar was ranked first in diarrhea
cases, with 1105 cases out of 288,022 residents. The purpose of this study was to
determine the correlation between the behavior of handwashing with soap and
diarrhea in school-age children in Pemecutan Kelod Village in West Denpasar.
Method. This study employed an analytical correlation research design with a
cross-sectional approach. The sample used was 82 respondents recruited through
probability sampling with a simple random sampling technique. The data were
analyzed using Spearman Rank.
Results. Findings indicated a correlation between the behavior of handwashing
with soap and diarrhea in school-age children in Pemecutan Kelod Village, West
Denpasar, with a significant p-value of = 0.000; <α=0.05, moderate correlation (rs
= 0.414) with a negative direction.
Conclusion. The better the handwashing behavior in school-age children, the less
likely they will have diarrhea. It is suggested that the school ensure that complete
hand washing facilities are available, such as flowing clean water and soap for
handwashing.

Keywords: Diarrhea, Hand Washing, School-Age Children, Behavior

x
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i


PERNYATAAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................... ii
LEMBAR PENETAPAN PANITIA UJIAN SKRIPSI ................................... iii
LEMBAR PERNYATAAN PENGESAHAN ................................................. iv
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ...................................... v
PERTANYAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI SKRIPSI UNTUK
KEPENTINGAN AKADEMIS ....................................................................... vi
KATA PENGANTAR ..................................................................................... vii
ABSTRAK ....................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xii
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv
DAFTAR SINGKATAN ................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................. 1
B. Rumusan Masalah........................................................................ 8
C. Tujuan Penelitian ......................................................................... 8
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 9
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ................................................................... 10
A. Konsep Dasar Diare ..................................................................... 10
B. Cuci Tangan ................................................................................. 17
C. Perilaku ....................................................................................... 22
D. Perilaku Kesehatan ...................................................................... 26
E. Anak Usia Sekolah ...................................................................... 27
F. Penelitian Terkait ......................................................................... 32

xi
BAB III KERANGKA KONSEP.................................................................... 36
A. Kerangka Konsep ........................................................................ 36
B. Hipotesis ...................................................................................... 37
C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional ............................. 37
BAB IV METODE PENELITIAN.................................................................. 40
A. Desain Penelitian ......................................................................... 40
B. Tempat dan Waktu Penelitian...................................................... 40
C. Populasi, Sampel dan Sampling .................................................. 41
D. Pengumpulan Data ....................................................................... 44
E. Teknik Analisa Data .................................................................... 47
F. Etika Penelitian ............................................................................ 51
BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 53
A. Gambaran Tempat Penelitian ...................................................... 53
B. Karakteristik Responden.............................................................. 56
C. Hasil Penelitian Univariat ............................................................ 56
D. Hasil Penelitian Bivariat .............................................................. 59
BAB VI PEMBAHASAN ............................................................................... 61
A. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun ............................................ 61
B. Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah .................................... 63
C. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Penyakit
Diare Pada Anak Usia Sekolah ................................................... 65
D. Keterbatasan Penelitian ............................................................... 68
BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN......................................................... 70
A. Simpulan ..................................................................................... 70
B. Saran ............................................................................................ 70
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kedua telapak tangan digosokan secara bersamaan dengan


benar ........................................................................................... 18

Gambar 2.2 Gosok punggung kedua tangan tersebut ..................................... 19

Gambar 2.3 Satukan kedua telapak tangan, kemudian gosokan dengan


benar ........................................................................................... 19

Gambar 2.4 Tautkan kedua jari telapak tangan tersebut dengan saling
mengunci .................................................................................... 19

Gambar 2.5 Daerah antara ibu jari dan jari telunjuk digosok secara
bergantian dengan cara memutar ................................................ 19

Gambar 2.6 Gosokan ujung jari-jari di telapak tangan gerakan memutar,


bilas menggunakan air bersih dan keringkan ............................. 20

Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun
dengan penyakit diare pada anak usia sekolah di Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat. ............................................. 36

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Dosis Oralit Berdasarkan Berat Badan ......................................... 16

Tabel 3.1 Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
dengan Penyakit Diare Pada Anak Usia Sekolah di Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat................................................. 39

Tabel 4.1 Jumlah sampel yang diperlukan pada masing-masing sekolah


dasar dengan teknik stratified sampling........................................ 43

Tabel 5.1 Karakteristik Responden Wilayah Desa Pemecutan Kelod


Denpasar Barat Tahun 2022 berdasarkan jenis kelamin, kelas
dan umur (n=82) ........................................................................... 56

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) Pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat (n=82) ....................................................... 57

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kuesioner Perilaku Cuci


Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Anak Usia Sekolah di
Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat (n=82) ............. 57

Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tentang Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah di Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat (n=82).......... 59

Tabel 5.5 Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Penyakit
Diare Pada Anak Sekolah Di Desa Pemecutan Kelod Denpasar .. 60

Tabel 5.6 Crosstabulation Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan


Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar ......................................................... 61

xiv
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Jadwal Penelitian


Lampiran 2. Instrumen Penelitian
Lampiran 3. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Lampiran 4. Kisi-Kisi Jawaban Instrumen Penelitian
Lampiran 5. Lembar Permohonan Kepada Orang Tua/ Wali
Lampiran 6. Lembar Permohonan Menjadi Responden
Lampiran 7. Lembar Persetujuan Orang Tua/ Wali
Lampiran 8. Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 9. Surat Permohonan Izin Penelitian dari Rektor ITEKES Bali
Lampiran 10. Surat keterangan Penelitian dari Dinas Penanaman Modal dan
Pelayanan Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali
Lampiran 11. Surat Keterangan penelitian dari Badan Kesatuan Bangsa Dan
Politik Kota Denpasar
Lampiran 12. Surat Rekomendasi Penelitian dari Desa Pemecutan Kelod
Lampiran 13. Surat Izin Penelitian dari Komite Etik ITEKES Bali
Lampiran 14. Surat Keterangan Uji Validitas
Lampiran 15. Lembar Pernyataan Face Validity
Lampiran 16. Surat Keterangan Uji validitas dan Pengolahan Data
Lampiran 17. Surat Persetujuan Pembimbing Melakukan Analisa Data
Lampiran 18. Lembar Pernyataan Analisa Data
Lampiran 19. Hasil Analisis Data
Lampiran 20. Surat Keterangan Translate Abstract
Lampiran 21. Surat Pernyataan Abstract Translation
Lampiran 22. Buku Bimbingan Proposal
Lampiran 23. Buku Bimbingan Skripsi

xv
DAFTAR SINGKATAN

BPS : Badan Pusat Statistik


BAB : Buang Air Besar
CTPS : Cuci Tangan Pakai Sabun
IPM : Indeks Pembangunan Manusia
ISPA : Infeksi Saluran Pernapasan Atas
Kemenkes RI : Kementrian Kesehatan Republik Indonesia
KLB : Kejadian Luar Biasa
LINTAS DIARE : Lima Langkah Tuntaskan Diare
LROA : Layanan Rehidrasi Oral Aktif
OMA : Otitis Media Akut
PHBS : Perilaku Hidup Bersih dan Sehat
SPSS : Statistical Product and Service
UNICEF : United Nations Children’s Fund
VIP : Vasoactive Intestinal Peptide
WHO : World Health Organization

xvi
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penyakit diare menjadi permasalahan utama di negara - negara
berkembang termasuk di Indonesia. Selain sebagai penyebab kematian,
diare juga menjadi penyebab utama gizi kurang yang bisa menimbulkan
kematian serta dapat menimbulkan kejadian luar biasa. Beberapa faktor yang
menjadi penyebab timbulnya penyakit diare disebabkan oleh bakteri
melalui kontaminasi makanan dan minuman yang tercemar tinja dan atau
kontak langsung dengan penderita. Selain itu, faktor yang paling dominan
berkontribusi dalam penyakit diare adalah air, higiene sanitasi makanan,
jamban keluarga, dan air (Melvani et al., 2019).
Diare merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak
diseluruh dunia, termasuk Indonesia. Besarnya masalah tersebut terlihat
dari tingginya angka kesakitan dan kematian akibat diare. Dari tahun ke
tahun diare tetap menjadi salah satu penyakit yang menyebabkan
mortalitas dan malnutrisi pada anak. Diare atau dikenal dengan sebutan
mencret memang merupakan penyakit yang masih banyak terjadi pada
masa kanak-kanak dan bahkan menjadi salah satu penyakit yang banyak
menjadi penyebab kematian anak yang berusia dibawah lima tahun (balita).
Kematian anak di Indonesia sangat tinggi. Indonesia menduduki rangking
keenam dengan angka kejadian sekitar 6 juta bayi yang mati
pertahunnya. Kematian anak dan balita disebabkan oleh penyakit diare,
bahkan untuk mengdiagnosis diare, maka pemeriksaan antigen secara
langsung dari tinja mempunyai nilai sensifitas mencapai (70-90%) (Wulandari
2015).
Penyakit diare merupakan penyebab kematian kedua pada anak di
bawah lima tahun dengan jumlah 525.000 (0,030%) anak setiap tahun. Secara
global, ada hampir 1,7 miliar kasus penyakit diare anak-anak setiap tahun.
Kejadian diare dapat berlangsung beberapa hari dan dapat menimbulkan

1
2

dehidrasi. Penyebab utama kematian akibat diare adalah dehidrasi dan


penyebab lainnya adalah infeksi bakteri septik. Anak kekurangan gizi atau
memiliki gangguan kekebalan serta orang pengindap HIV paling berisiko
mengalami diare yang mengancam jiwa (World Health Organization, 2017).
Menurut The World Health Organization (WHO) dan The United
Nations Children’s Fund (UNICEF) hampir sekitar satu dari lima kematian
balita di dunia disebabkan karena diare. Tercatat sebanyak 1,5 juta kematian
pada balita akibat diare tiap tahunnya. Terdapat 2,5 milyar kasus diare pada
anak dibawah 5 tahun setiap tahunnya. Sekitar 2/3 diantaranya (1,3 juta)
terjadi di negara berkembang yaitu 15 negara di asia dan afrika.
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pembangunan manusia di
Indonesia terus mengalami kemajuan. Di mana, Indeks Pembangunan
Manusia (IPM) Indonesia mencapai 71,92, angka ini meningkat sebesar 0,53
poin atau tumbuh sebesar 0,74 persen dibandingkan tahun 2018. Salah satu
indikator meningkatnya IPM di Indonesia adalah keberhasilannya yaitu
mampu ditekannya angka kejadian penyakit menular seperti Infeksi Saluran
Pernapasan Atas (ISPA), Pneumonia, Tuberkulosis Paru, Hepatitis, Diare, dan
Malaria (BPS,2020).
Angka kesakitan kematian akibat diare masih relatif tinggi. Beberapa
survey di Indonesia menunjukkan angka kesakitan diare untuk semua
golongan umur adalah sekitar 120-360 per 1000 penduduk (12%- 36%).
Prevalensi diare di Indonesia menurut karakteristik berdasarkan Riskesdas
2018 tercatat sebanyak 18.225 (9%) anak dengan diare golongan umur < 1
tahun, 73.188 (11,5%) anak dengan diare golongan umur 1-4 tahun, 182.338
(6,2 %) anak dengan diare golongan umur 5-14 tahun, dan sebanyak 165.644
(6,7 %) anak dengan diare golongan umur 15-24 tahun (Kemenkes, 2019).
Menurut data profil Kesehatan Indonesia tahun 2020, penyakit diare
merupakan penyakit endemis yang berpotensi menimbulkan kejadian luar
biasa (KLB) dan masih penyumbang angka kematian di Indonesia. Sasaran
pelayanan penderita diare pada balita yang datang ke sarana kesehatan
ditargetkan oleh program sebesar 20% dari perkiraan jumlah penderita diare
3

pada balita. Sedangkan sasaran pelayanan penderita diare semua umur sebesar
10% dari perkiraan jumlah penderita diare semua umur. Pada tahun 2019
cakupan pelayanan penderita diare pada semua umur sebesar 61,7% dan pada
balita sebesar 40% dari sasaran yang ditetapkan. Dan pada tahun 2020
mengalami penurunan yaitu pada semua umur sebesar 44,4% dan pada balita
sebesar 28,9% dari sasaran yang ditetapkan. (sumber : Ditjen P2P, Kemenkes
RI, 2021).
Jumlah kasus penyakit menurut jenis penyakit di Provinsi Bali, 2019
sebesar 60.554 kasus meningkat di tahun 2020 sebesar 65.440. Cakupan
Pelayanan Diare semua umur adalah persentase jumlah penderita semua umur
yang dilayani dalam satu tahun dibagi dengan target penemuan penderita
semua umur pada tahun yang sama. Targetnya adalah 100 % penderita diare
semua umur harus ditemukan dan diobati. Untuk Tahun 2020 capaian Provinsi
Bali belum mencapai 100 % baru 43,7 %. Cakupan Pelayanan Diare balita
sebesar 27,8%. Hal ini disebabkan karena jumlah sasaran yang harus
dijangkau merupakan angka estimasi bukan angka sesungguhnya di lapangan.
Kemudian faktor lain yang menyebabkan belum tercapainya target yang
ditetapkan adalah sebagian dari penderita diare tidak datang ke pelayanan
kesehatan atau tidak ditemukan oleh kader. Ada kemungkinan para penderita
ini mengobati dirinya sendiri atau dengan pengobatan tradisional.
Menurut Badan Pusat Statistik Bali tahun 2020 tercatat jumlah kasus
diare di Kota Denpasar tahun 2020 adalah sebanyak 11.689, Buleleng sebesar
(10.631), Bangli sebesar (8.800), Tabanan sebesar (8.074), Gianyar sebesar
(6.290), Badung sebesar (5.623), Karangasem sebesar (5.597), Jembrana
sebesar (4.626), klungkung sebesar (4.110).
Menurut data profil Kesehatan Bali tahun 2020, Indikator Persentase
Kabupaten/Kota yang melaksanakan Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA)
adalah salah satu bentuk layanan di Puskesmas yang didirikan sebagai upaya
dalam meningkatkan pengetahuan, serta membangun sikap dan perilaku
positif masyarakat tentang diare, pencegahan dan penanggulangannya. Cara
menghitung indikator ini adalah Jumlah Kabupaten/Kota di Provinsi yang
4

melaksanakan LROA dalam 1 tahun dibagi dengan jumlah kabupaten/kota di


Provinsi dalam 1 tahun dikalikan 100%. Target yang ditetapkan tahun 2020
adalah ..% dan realisasi capaiannya .. %, ini artinya seluruh Puskesmas di
Provinsi Bali sudah melaksanakan kegiatan Layanan Rehidrasi Oral Aktif
(LROA).
Cakupan Pelayanan Diare semua umur adalah persentase jumlah
penderita semua umur yang dilayani dalam satu tahun dibagi dengan target
penemuan penderita semua umur pada tahun yang sama. Targetnya adalah
100 % penderita diare semua umur harus ditemukan dan diobati. Untuk Tahun
2020 capaian Provinsi Bali belum mencapai 100 % baru 43,7 %. Cakupan
Pelayanan Diare balita sebesar 27,8%. Hal ini disebabkan karena jumlah
sasaran yang harus dijangkau merupakan angka estimasi bukan angka
sesungguhnya di lapangan. Kemudian faktor lain yang menyebabkan belum
tercapainya target yang ditetapkan adalah sebagian dari penderita diare tidak
datang ke pelayanan kesehatan atau tidak ditemukan oleh kader. Ada
kemungkinan para penderita ini mengobati dirinya sendiri atau dengan
pengobatan tradisional. (Profil Kesehatan bali, 2020).
LINTAS DIARE (Lima Langkah Tuntaskan Diare) menganjurkan
bahwa semua penderita diare harus mendapatkan oralit maka target
penggunaan oralit adalah 100% dari semua kasus diare yang mendapatkan
pelayanan di puskesmas dan kader. Tahun 2020 di Provinsi Bali penggunaan
oralit semua umur dan balita belum mencapai target yaitu 90,8% namun sudah
melebihi capaian nasional pada Tahun 2020 yaitu sebesar 89,3%. (Profil
Kesehatan Bali, 2020).
Tidak tercapainya target tersebut karena pemberi layanan di Puskesmas
dan kader belum memberikan oralit sesuai dengan standar tata laksana yaitu
sebanyak 6 bungkus/penderita diare. Selain itu,masyarakat masih belum
mengetahui tentang manfaat oralit sebagai cairan yang harus diberikan pada
setiap penderita diare untuk mencegah terjadinya dehidrasi. (Profil Kesehatan
Bali, 2020).
5

Selain oralit, balita juga diberikan zink yang merupakan mikronutrien


yang berfungsi untuk mengurangi lama dan tingkat keparahan diare,
mengurangi frekuensi buang air besar, mengurangi volume tinja serta
menurunkan kekambuhan kejadian diare pada tiga bulan berikutnya.
Penggunaan zink selama 10 hari berturut-turut pada saat balita diare
merupakan terapi diare balita. Pada tahun 2020 cakupan pemberian zink pada
balita diare sebesar 70,4%. (Profil Kesehatan bali, 2020).
Menurut Dinas Kesehatan Kota Denpasar 2020, di kota Denpasar masih
menjadi permasalahan Kesehatan yang cukup serius karena IR nya cukup
tinggi. Meskipun jumlah kasus diare cukup tinggi, namun angka kematian
akibat diare masih relative rendah, para penderitanya segera untuk mencari
pengobatan ke pelayanan Kesehatan mengingat penyakit ini bersifat akut dan
butuh pelayanan yang cepat. Berdasarkan data laporan diare Dinas Kesehatan
Kota Denpasar tahun 2021, ditinjau dari 4 wilayah kecamatan di Kota
Denpasar yaitu kecamatan Denpasar Barat, kecamatan Denpasar Utara,
kecamatan Denpasar Timur dan kecamatan Denpasar selatan terdapat 3806
kasus dari 997.489 penduduk di kota Denpasar. Dan kecamatan Denpasar
Barat menduduki peringkat pertama dengan kasus diare sebanyak 1105 kasus
dari 288.022 penduduk.
Anak merupakan generasi penerus bangsa yang diharapkan akan
membawa bangsa menuju bangsa yang maju. Anak dikelompokkan dalam
beberapa fase, yakni fase toddler, prasekolah, dan usia sekolah. Usia sekolah
merupakan usia penting dalam pertumbuhan dan perkembangan anak. Beban
untuk menanggulangi masalah kesehatan anak usia sekolah juga terus
meningkat dikarenakan permasalahan kesehatan yang masih banyak terjadi
dikalangan anak usia sekolah. Pada anak usia sekolah sering terjadi penyakit-
penyakit menular seperti diare, infeksi saluran pernafasan akut (ISPA),
maupun kecacingan dan dimana penyakit yang paling sering terjadi adalah
penyakit diare (Kemenkes RI, 2014).
Anak yang berada pada usia 6 sampai dengan 12 tahun disebut anak
usia sekolah. (Ashari et al., 2020, page 12). Kemampuan atau perkembangan
6

anak usia sekolah memiliki 8 aspek antara lain perkembangan motorik,


kognitif atau pengetahuan, bahasa, emosi, kepribadian, moral, spiritual,
psikososial. Kemampuan ini menjadi dasar anak untuk meningkatkan prestasi.
Dalam mencapai prestasi, sekolah adalah tempat yang tepat dalam anak
berinteraksi dengan lingkungan dan teman sebayanya. Saat berinteraksi anak
perlu bimbingan atau arahan terutama dalam menjaga kebersihan, agar
menjadi suatu kebiasaan yang baik.
Suatu kebiasaan yang kurang diperhatikan anak usia sekolah dalam
kehidupan sehari-hari adalah perilaku hidup bersih (phbs) yang berfokus pada
pentingnya cuci tangan. Penyakit yang sering terjadi pada anak adalah
kurangnya kebersihan diri sehingga terjadi diare. Menurut WHO tahun 2013,
masalah diare menyebabkan kematian pada anak-anak kurang dari 1,7 milyar
per tahunnya. Diare membunuh sekitar 760.000 anak-anak tiap tahunnya dan
anak Indonesia meninggal akibat diare tiap tahunnya yaitu 100.000 anak.
(Boway et al., 2019, page 396).
Diare dapat ditularkan melalui tangan yang tidak bersih, kedua tangan
adalah salah satu jalur utama masuknya kuman penyakit ke dalam tubuh
karena tangan adalah anggota tubuh yang paling penting berhubungan
langsung dengan mulut dan hidung. Tangan terkena kuman sewaktu kita
bersentuhan dengan bagian tubuh sendiri, tubuh orang lain, hewan atau
permukaan yang tercemar, walaupun kulit yang utuh akan melindungi tubuh
dari infeksi langsung, kuman tersebut dapat masuk ke tubuh ketika tangan
menyentuh mata, hidung atau mulut (WHO, 2011).
Cuci tangan belum menjadi budaya yang dilakukan masyarakat luas di
Indonesia. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2018, perilaku mencuci tangan
di Provinsi Bali masih belum memenuhi target yang telah ditentukan yaitu
sebesar 67,40% dari target 82%, dari 9 kabupaten di Bali, Kebiasaan mencuci
tangan dengan sabun dapat mengurangi insiden diare sampai 50% atau sama
dengan menyelamatkan 1 juta anak di dunia dari penyakit tersebut (Depkes
RI, 2010).
7

Anak usia sekolah baru 17% yang mempraktikan atau membiasakan


cuci tangan pakai sabun. Riskesdas 2018 proporsi umur kurang lebih 10 tahun
mempraktikan cuci tangan pakai sabun secara benar yaitu 49,8%. Perilaku
yang seperti itu tentu sangat berpengaruh dan dapat memberikan andil dalam
terjadinya diare.
Salah satu pencegahan penularan penyakit infeksi diare dapat dilakukan
dengan penerapan prilaku hidup bersih dan sehat atau PHBS. Fokus PHBS di
bidang pendidikan adalah anak sekolah dasar, dimana anak usia sekolah
termasuk golongan masyarakat yang diharapkan dapat tumbuh menjadi
sumber daya manusia yang potensial di masa yang akan datang sehingga perlu
diperhatikan dan disiapkan untuk tumbuh sehat baik fisik maupun
intelektualnya (Priyanti, 2015). PHBS yang berhubungan dengan
meningkatnya kejadian diare pada anak yaitu mengkonsumsi jajanan sehat di
kantin sekolah, menggunakan jamban yang bersih dan sehat dan yang paling
penting mencuci tangan dengan air yang mengalir dan menggunakan sabun.
Anak yang aktif dan kurang perduli dengan kebersihan sangat rentan
terhadap penyakit, maka dibutuhkan kesadaran dari mereka bahwa pentingnya
cuci tangan pakai sabun dan air mengalir diterapkan dalam kehidupan sehari-
hari untuk menghindari masuknya kuman kedalam tubuh (Depkes RI, 2010).
Adapun teknik mencuci tangan dengan baik dan benar yaitu dengan
menggunakan sabun dan air mengalir, gosok telapak tangan ketemu telapak
tangan, kemudian gosok punggung tangan dan sela-sela jari pada kedua
tangan, kemudian gosok telapak tangan dan sela-sela jari kedua tangan,
berikutnya gosok punggung jari kedua tangan dengan kedua posisi tangan
saling mengunci, kemudian gosok dan putar ibu jari tangan kanan dan
sebaliknya, dan yang terakhir letakkan kelima ujung jari tangan kanan diatas
telapak tangan kiri dengan melakukan maju dan mundur dan sebaliknya
(WHO, 2013).
Untuk penelitian yang akan dilakukan yaitu di Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat sebagai tempat penelitian, karena berdasarkan data Statistik
Bali 2020 dan Dinas Kesehatan Kota Denpasar 2021, Kota Denpasar
8

menduduki peringkat pertama kasus diare di bali yaitu 3806 kasus dan
menurut laporan dinas Kesehatan kota Denpasar 2021, kecamatan Denpasar
barat menjadi kasus tertinggi di Kota Denpasar yaitu 1105 kasus, Desa
pemecutan kelod menjadi kasus tertinggi yang mengalami diare yaitu 79 kasus
dari 11 desa / kelurahan di Denpasar barat.
Berdasarkan latar belakang diatas maka penulis tertarik untuk meneliti
“apakah terdapat hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
kejadian diare pada anak usia sekolah di wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat”. Hal ini juga diharapkan dapat membantu meningkatkan
perilaku cuci tangan pakai sabun dan diharapkan mendapat kontribusi yang
positif terhadap penurunan kejadian diare dengan perilaku hidup bersih dan
sehat yang baik, perilaku mencuci tangan sangat penting untuk mencegah
berbagai penyakit pada anak. Pada umumnya anak usia sekolah (SD) yang
pernah mengalami diare kurang memahami dan melakukan cuci tangan
dengan baik dan benar.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang diatas maka dirumuskan
masalah penelitian sebagai berikut “apakah terdapat hubungan antara perilaku
cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di
wilayah desa pemecutan kelod denpasar barat?”

C. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Untuk mengetahui hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di wilayah desa pemecutan
kelod denpasar barat.
2. Tujuan Khusus
a. Bagaimana perilaku cuci tangan pakai sabun.
b. Mengetahui kejadian diare pada anak usia sekolah.
9

c. Untuk menganalisis hubungan antara Perilaku Cuci Tangan Pakai


Sabun dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat.

D. Manfaat Penelitian
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dimanfaatkan bagi
pengembangan ilmu pengetahuan dan dapat dijadikan sumber atau acuan
bagi peneliti selanjutnya yang berkaitan dengan kejadian diare
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Keluarga
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan infomasi mengenai
perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun, sehingga dapat meminimalisir
kejadian diare.
b. Bagi Tenaga Kesehatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan oleh petugas
Kesehatan sebagai suatu acuan dalam membuat perencanaan
pencegahan diare. Selain itu hasil penelitian ini juga bisa digunakan
sebagai data dasar dalam pengembangan model pencegahan diare yang
lebih efektif.
c. Bagi peneliti selanjutnya
Penelitian ini diharapkan bisa dijadikan sebagai bahan masukan untuk
penelitian selanjutnya yang ingin melanjutkan penelitian ini agar dapat
dikembangkan lebih lanjut dan bermanfaat bagi masyarakat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

A. Konsep Dasar Diare


1. Defenisi
Diare adalah keadaan seperti yang diuraikan berikut ini (Yun
diarrhea = mengalir melalui), artinya BAB keluarnya berbentuk cair
(mencret) dan merupakan suatu gejala penyakit ataupun gangguan lainnya.
(Tjay & Rahardja, 2015, page 296)
Diare adalah BAB yang keluarnya berupa cairan, biasanya dengan
ataupun tanpa lendir darah dalam tinja dan terjadi lebih dari 3 kali sehari.
(Febry & Marendra, 2010, page 30).
Menurut Kapti dan Azizah (2017), klasifikasi diare berdasarkan
durasinya terbagi 2 yaitu :
a. Diare Akut
Diare akut yaitu diare yang disebabkan oleh infeksi bakteri, parasit
atau dapat juga disebabkan karena keracunan makanan dan
pengobatan. Diare ini berlangsung kurang dari 2 minggu.
b. Diare Kronis
Diare kronis yaitu diare yang biasanya dapat sembuh sendirinya atau
sembuh dengan cepat, diare ini berlangsung selama lebih dari 2
minggu
2. Etiologi
Menurut Setyowati dan Hurhaeni dalam Hidayat (2006), faktor
penyebab diare dibedakan atas:
a. Faktor infeksi
1) Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan
penyebab utama diare pada anak. Infeksi enteral ini meliputi :
a) Infeksi bakteri : Vibrio, E.Coli, Salmonella, Shigella, dll
b) Infeksi virus : Enterovirus, Adenovirus, Rotavirus, dll
c) Infestasi parasit : Cacing, Protozoa, Jamur

10
11

2) Infeksi parental yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar pencernaan,


seperti Otitis Media Akut (OMA), Tonsilofaringitis,
Bronkopneumonia, Ensefalitis dsb. Keadaan ini terutama terdapat
pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.
b. Faktor malabsorbsi
1) Malabsorbsi karbohidrat : Disakarida dan Monosakarida. Pada bayi
dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa
2) Malabsorbsi lemak
3) Malabsorbsi protein
c. Faktor makanan : makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan
d. Faktor psikologis : rasa takut dan cemas walaupun jarang dapat
menimbulkan diare terutama pada anak yang lebih besar.
Penyebab yang sering ditemukan di lapangan ataupun secara klinis
adalah diare yang disebabkan infeksi dan keracunan (Depkes RI, 2011).
3. Patofiosologi
Menurut Pusmarani (2019), terdapat empat mekanisme patofisiologi
terjadinya gangguan, yaitu terjadinya gangguan keseimbangan air dan
elektrolit menyebabkan diare. Sehingga ion aktif mengalami perubahan
melalui absorbsi sodium menurun atau sekresi klorida yang meningkat,
perubahan motilitas intestinal, osmolaritas yang meningkat pada luminal
dan meningkatnya tekanan hirostatik pada suatu jaringan. Mekanisme
yang seperti itu berhubungan dengan 4 macam terjadinya diare antara
lain :
a. Diare Sekretori
Diare tersebut disebabkan oleh adanya rangsangan substansi tertentu,
misalnya Vasoactive Intestinal Peptide (VIP), diet lemak yang tidak
dapat diabsorbsi, hormon sekretin ataupun toksin dari suatu bakteri.
b. Diare Osmotik
Karena buruknya substansi yang terlalu menahan cairan intestinal, bisa
menyebabkan terjadinya diare osmotik. Secara klinik, diare tersebut
dapat sembuh dengan sendirinya jika pasien istirahat.
12

c. Penyakit Inflamasi pada Saluran Cerna


Penyakit inflamasi yang terjadi pada saluran cerna, bisa menyebabkan
berhentinya mukus, protein serum, juga darah yang masuk ke dalam
usus.
d. Transit Intestinal
Hubungan motalitas usus dengan terjadinya diare itu melalui tiga
tahapan atau mekanisme yaitu kontak waktu yang menurun dengan
usus halus, pengosongan kolon terlalu cepat, dan jumlah bakteri yang
meningkat.
e. Intolerasnsi Laktosa
Jenis makanan yang mengandung lemak, produk susu, dan produk
makanan karbohidrat non-absorpsi, karena itu sebagian bayi atau balita
yang intoleransi pada suatu laktosa yang terkandung dalam susu dapat
menyebabkan diare.
4. Cara Penularan dan Faktor resiko
MenuruT Subagyo B dan Nurtjahjo BS (2010), cara penularan diare
melalui cara faecal-oral yaitu melalui makanan atau minuman yang
tercemar kuman atau kontak langsung tangan penderita atau tidak
langsung melalui lalat (melalui 5F = faeces, flies, food, fluid, finger).
Berdasarkan penelitian Budi (2006), faktor-faktor yang mempengaruhi
kejadian diare pada anak adalah sebagai berikut:
a. Sumber Air
Didapatkan ada hubungan yang signifikan antara sumber air
dengan kejadian diare. Penyakit seperti diare, disentri, dan paratipus
dapat dipengaruhi oleh sumber air. Penggunaaan air minum dari
sumber air yang tercemar, dapat menyebarkan banyak penyakit salah
satunya diare. Dan jika pipa air minum dan persediaan air kita
disambung kurang benar, berarti kita membuka diri sendiri terhadap
banyak penyakit seperti diare, disentri, paratipus dan lain
sebagainya. Masyarakat dapat mengurangi resiko terhadap serangan
diare yaitu dengan menggunakan air bersih dan melindungi air tersebut
13

dari kontaminasi mulai dari sumbernya sampai penyimpanan di


rumah.
b. Jamban
Pengalaman di beberapa negara membuktikan bahwa upaya
penggunaan jamban mempunyai dampak yang besar dalam penurunan
resiko terhadap penyakit diare. Jamban yang baik sebaiknya berjauhan
dengan sumber air minum, paling sedikit 10 meter.
c. Kebiasaan Jajan
Kebiasaan jajan anak usia sekolah dasar sangat berpengaruh pada
penyakit diare. Demikian pula dengan anak jalanan yang sebagian
besar berusia usia sekolah dasar. Mereka lebih sering jajan berupa es
atau kue-kue. Tidak banyak anak yang memperoleh kesempatan
mempunyai uang saku yang banyak, karena itulah mereka cenderung
memilih jenis jajanan yang murah, biasanya makin rendah harga suatu
barang atau jajanan makin rendah pula kualitasnya. Hal ini berakibat
digunakannya bahan-bahan makanan yang kurang baik dan biasanya
sudah tercemar oleh kuman. Itulah sebabnya anak-anak yang telah
mulai suka jajan sering terkena penyakit diare.
d. Kebiasaan Cuci tangan Sebelum Makan
Perilaku cuci tangan yang buruk berhubungan erat dengan
peningkatan kejadian diare dan penyakit yang lain. Perilaku cuci
tangan yang baik dapat menghindarkan diri dari diare. Apabila kita
selalu mencuci tangan, kondisi tangan kita selalu bersih, sehingga
dalam melakukan aktivitas terutama makan tangan yang kita gunakan
selalu bersih sehingga tidak ada kuman yang masuk ke dalam tubuh.
5. Jenis dan klasifikasi diare
Menurut Depkes RI (2011), jenis diare ada dua, yaitu diare akut,
diare persisten atau diare kronik. Diare akut adalah diare yang berlangsung
kurang dari 14 hari, sementara diare persisten atau diare kronis adalah
diare yang berlangsung lebih dari 14 hari. Menurut Hidayat (2005),
klasifikasi diare dapat dikelompokkan menjadi lima yaitu:
14

a. diare dehidrasi berat : Diare dehidrasi berat jika terdapat tanda sebagai
berikut letargis atau mengantuk atau tidak sadar, mata cekung, serta
turgor kulit jelek.
b. diare dehidrasi sedang atau ringan : Diare ini mempunyai tanda seperti
gelisah atau rewel, mata cekung, serta turgor kulit jelek.
c. diare tanpa dehidrasi : Diare tanpa dehidrasi jika hanya ada salah satu
tanda pada dehidrasi berat atau ringan.
d. diare persisten : Diare persisten apabila terjadi diare sudah lebih dari
14 hari.
e. disentri : Apabila diare disertai darah pada tinja dan tidak ada tanda
gangguan saluran pencernaan.
6. Manifestasi Klinis
Seseorang dengan diare akibat infeksi akan muncul beberapa gejala
seperti mual, muntah, nyeri perut juga sampai kejang perut, demam dan
diare. Menurut Riyadi dan Suharsono (2010), diare yang di akibatkan
infeksi di bagi menjadi 2 yaitu :
a. Diare yang terdiri dari cairan saja (koleriform).
b. Diare yang terdapat lendir kental terkadang ada darahnya
(disentriform).
Sedangkan akibat terjadinya diare jangka panjang antara lain :
1) Dehidrasi.
2) Asidosis Metabolik.
3) Adanya gangguan gizi, ini diakibatkan terjadinya muntah juga
diare.
4) Hipoglikemia.
5) Adanya gangguan sirkulasi darah, sehingga terjadi syok di
akibatkan darah banyak yang keluar.
Terdapat pembagian derajat dari dehidrasi yaitu :
1) Penurunan BB 2,5%, maka tidak terjadi dehidrasi.
2) Penurunan BB 2,5 – 5%, maka akan terjadi dehidrasi ringan.
15

3) Penurunan BB 5 - 10%, maka akan terjadi dehidrasi sedang.


4) Penurunan BB 10%, maka akan terjadi dehidrasi berat.
7. Komplikasi diare
Menurut IDAI (2010), komplikasi dari diare dapat menyebabkan:
a. Gangguan Elektrolit
1) Hypernatremia : Edema Otak
2) Hiponatremia sering terjadi pada anak dengan shigellosis dan pada
anak malnutrisi berat edema
3) Hiperkalemia
4) Hipokalemia : kelemahan otot, paralitik ileus, gangguan fungsi
ginjal dan aritmia jantung
b. Kegagalan Upaya Rehidrasi Oral, misalnya pengeluaran tinja cair yang
sering dengan volume yang banyak, muntah yang menetap, tidak dapat
minum, kembung dan ileus paralitik serta malabsorbsi glukosa
c. Kejang, biasanya pada anak yang mengalami dehidrasi
8. Penatalaksanaan Diare
Menurut Kemenkes RI (2011), berikut penatalaksanaan diare
berdasarkan klasifikasinya :
a. Dehidrasi tanpa dehidrasi
1) Berikan cairan lebih banyak dari biasanya
Beri oralit sampai diare berhenti dengan ketentuan : umur >1 tahun
diberi 100 – 200 ml setiap kali BAB. Bila muntah, tunggu 10 menit
dan lanjutkan sedikit demi sedikit.
2) Beri Obat Zinc
Beri Zinc 10 hari berturut-turut walaupun diare sudah berhenti.
Dapat diberikan dengan cara dikunyah atau dilarutkan dalam 1
sendok air matang. Dengan ketentuan: umur > 6 bulan diberi 20 mg
(1 tablet) per hari.
16

3) Beri makanan untuk mencegah kurang gizi


a) Beri makan sesuai umur anak dengan menu yang sama pada
waktu anak sehat
b) Tambahkan 1-2 sendok teh minyak sayur setiap porsi makan
c) Beri makanan kaya kalium seperti sari buah segar, pisang, air
kelapa hijau.
d) Beri makan lebih sering dari biasanya dengan porsi lebih kecil
(setiap 3-4 jam)
e) Setelah diare berhenti, beri makanan yang sama dan makanan
tambahan selama 2 minggu.
4) Antibiotic hanya diberikan sesuai indikasi, misalnya : disentri,
kolera, dll
b. Dehirasi rigan/ sedang
1) Jumlah oralit yang diberikan dalam tiga jam pertama adalah 75
ml/kg bb. Bila BB tidak diketahui berikan oralit seperti table di
bawah ini
Tabel 2.1 Dosis Oralit Berdasarkan Berat Badan

Umur 2-5 tahun


Berat badan 12- 19 Kg
Jumlah cairan 900-1400
Sumber : Data Sekunder (2011)
2) Bila anak menginginkan lebih banyak oralit, berikanlah.
3) Beri obat Zinc selama 10 hari berturut- turut.
c. Dehidrasi berat : pada keadaan ini pasien akan diberikan larutan hidrasi
secara intravena (intravenous hydration) dengan kadar 100ml/kgBB/3-6
jam.
9. Pencegahan Diare
Pengobatan diare penting jika seseorang telah menderita diare. Akan
tetapi bagi anak yang masih sehat akan lebih bermakna jika pencegahan
diare dapat dilakukan. Karena mencegah lebih baik dari pada mengobati.
Menurut WHO (2009) dalam Ernawati (2012), mencuci tangan dengan
17

sabun telah terbukti mengurangi kejadian penyakit diare kurang lebih


40%. Mencuci tangan disini lebih ditekankan pada saat sebelum makan
maupun sesudah buang air besar. Cuci tangan menjadi salah satu
intervensi yang paling cost effective untuk mengurangi kejadian diare pada
anak. Disamping mencuci tangan pencegahan diare dapat dilakukan
dengan meningkatkan sanitasi dan peningkatan sarana air bersih. Sebab
88% penyakit diare yang ada di dunia disebabkan oleh air yang
terkontaminasi tinja, sanitasi yang tidak memadai, maupun hygiene
perorangan yang buruk.

B. Cuci Tangan
1. Defenisi
Cuci tangan merupakan suatu proses pembersihan tangan dari
kotoran, yang bertujuan mencegah terjadinya infeksi ataupun penyakit.
Proses tersebut dimulai dari membersihkan ujung jari-jari tangan sampai
siku lengan atas. (Kusyati et al., 2013, page 1).
Cuci tangan merupakan suatu proses pembersihan tangan yang
dimulai dari ujung jari-jari tangan sampai siku dan lengan tangan,
bertujuan untuk membersihkan tangan dari segala kotoran dan debu.
(Bandiyah, 2013, page 22).
2. Kapan Waktu Cuci tangan
Menurut Zein dan Newi (2019), waktu-waktu penting untuk cuci
tangan pakai sabun diantaranya :
a. Sebelum mempersiapkan makanan.
b. Sebelum makan dan setelah makan.
c. Setelah dari toilet.
d. Setelah menceboki anak.
e. Sebelum memegag bayi.
f. Setelah membuang sampah.
g. Setelah batuk dan bersin yang mencemari tangan.
18

3. Manfaat Perilaku Cuci Tangan


Jika dilakukan secara tepat dan benar cuci tangan pakai sabun akan
lebih mudah juga lebih efektif untuk mencegah suatu penyakit. Menurut
Kusyati et al., (2013), perilaku cuci tangan pakai sabun memiliki manfaat
diantaranya :
a. Jumlah mikroorganisme penyebab penyakit akan berkurang.
b. Infeksi dapat dicegah atau dikurangi.
c. Dapat menjaga struktur dan Kesehatan kulit, dengan cara yang paling
tepat.
Dengan cuci tangan pakai sabun dapat menghilangkan kuman yang
bisa menyebabkan suatu penyakit infeksi. Oleh karena hal itu cuci tangan
pakai sabun dianggap menjadi suatu cara yang paling efektif. (Zein &
Newi, 2019, page 30).
4. Langkah Perilaku cuci Tangan.
Menurut Kemenkes RI Tahun 2014, perilaku cuci tangan pakai
sabun di air yang mengalir merupakan salah satu indikator dalam perilaku
hidup bersih dan sehat. Lamanya waktu yang dilakukan untuk mencuci
tangan dengan sabun di air yang mengalir itu selama 40-60 detik. (Siregar
et al., 2020, page 82).
Menurut Kemenkes RI (2014), cuci tangan pakai sabun yang benar
langkah-langkahnya sebagai berikut :

Gambar 2.1 Kedua telapak tangan digosokan secara bersamaan dengan


benar
19

Gambar 2.2 Gosok punggung kedua tangan tersebut

Gambar 2.3 Satukan kedua telapak tangan, kemudian gosokan dengan


benar

Gambar 2.4 Tautkan kedua jari telapak tangan tersebut dengan saling
mengunci

Gambar 2.5 Daerah antara ibu jari dan jari telunjuk digosok secara
bergantian dengan cara memutar
20

Gambar 2.6 Gosokan ujung jari-jari di telapak tangan gerakan memutar,


bilas menggunakan air bersih dan keringkan

5. Hubungan Cuci Tangan Dengan Kesehatan


Menurut Depkes (2009) penyakit-penyakit yang dapat dicegah
dengan mencuci tangan dengan sabun adalah:
a. Diare, menjadi penyebab kematian kedua yang paling umum untuk
anak-anak balita. Sebuah ulasan yang membahas sekitar 30 penelitian
terkait menemukan bahwa cuci tangan dengan sabun dapat memangkas
angka penderita diare hingga separuh. Penyakit diare seringkali
diasosiasikan dengan keadaan air, namun secara akurat sebenarnya
harus diperhatikan juga penanganan kotoran manusia seperti tinja dan
air kencing, karena kuman-kuman penyakit penyebab diare berasal dari
kotoran-kotoran ini. Kuman-kuman penyakit ini membuat manusia
sakit ketika mereka masuk mulut melalui tangan yang telah menyentuh
tinja, air minum yang terkontaminasi, makanan mentah, dan peralatan
makan yang tidak dicuci terlebih dahulu atau terkontaminasi akan
tempat makannya yang kotor.
b. Infeksi saluran Pernapasan adalah penyebab kematian utama untuk
anak-anak balita. Mencuci tangan dengan sabun mengurangi angka
infeksi saluran pernapasan ini dengan dua langkah: dengan melepaskan
patogen-patogen pernapasan yang terdapat pada tangan dan permukaan
telapak tangan dengan menghilangkan patogen (kuman penyakit)
lainnya (terutama virus entrentic) yang menjadi penyebab tidak hanya
diare namun juga gejala penyakit pernapasan lainnya. Bukti-bukti telah
ditemukan bahwa praktik-praktik menjaga kesehatan dan kebersihan
seperti mencuci tangan sebelum dan sesudah makan/buang air
besar/kecil – dapat mengurangi tingkat infeksi
21

c. Infeksi Cacing, infeksi mata dan penyakit kulit. Penelitian juga telah
membuktikan bahwa selain diare dan infeksi saluran pernapasan
penggunaan sabun dalam mencuci tangan mengurangi kejadian
penyakit kulit; infeksi mata seperti trakoma, dan cacingan khususnya
untuk ascariasis dan trichuriasis.
6. Hubungan cuci tangan dengan jenis kelamin
Jenis kelamin dapat mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang,
antara laki-laki dan perempuan terdapat perbedaan kebiasaan mengenai
pola hidup bersih (Cupuwatie, 2010). Penelitian yang dilakukan di tujuh
kota di Korea Selatan dengan 2800 responden yang diobservasi, Jeong et
al (2007) menemukan bahwa 63,4% responden mencuci tangannya setelah
menggunakan kamar mandi umum dan yang lebih sering mencuci tangan
setelah menggunakan kamar mandi umum adalah yang berjenis kelamin
perempuan. Penelitian lain oleh Johnson, et al (2003) mengemukakan
bahwa tingginya angka cuci tangan pada wanita dibanding pria
dipengaruhi oleh perilaku penglihatan. Pada penelitian yang dilakukan,
Johnson, et al memasang tanda peringatan yang mengingatkan orang
untuk mencuci tangan di kamar mandi umum, hasil observasi pada 175
responden (95 wanita dan 80 pria) didapatkan 61% wanita dan 37% pria
mencuci tangan pada keadaan ada tanda peringatan.
7. Hubungan cuci tangan dengan sumber informasi
Sumber informasi dapat mempengaruhi tahap cuci tangan seseorang,
disebabkan karena sumber informasi tertentu dapat mempengaruhi sikap
dan perilaku seseorang untuk cuci tangan dengan benar (Cupuwatie,
2010). Salah satu sumber informasi yang dapat meningkatkan tingkat
kepatuahan cuci tangan adalah orang tua. Berdasarkan penelitian yang
dilakukan oleh Catalina Lopez, et al kepada anak-anak dengan jumlah
sampel 645 menunjukkan bahwa anak-anak mencuci tangan setelah
mendapat informasi dari orang tua sebesar 88,5%, dari sekolah 66,7%, dari
media 56,8%. Selain itu, siswa yang mendapat informasi dari orang tua
cenderung dua kali lebih benar dalam mencuci tangan dibandingkan
dengan tidak mendapat informasi dari orang tua (Nutbeam, 1998).
22

C. Perilaku
1. Pengertian Perilaku
Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang
mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,
menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya.
Dari uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia
adalah semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung,
maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak luar (Notoatmodjo, 2003).
Menurut Skiner (1938) dalam Notoatmodjo (2010), merumuskan
bahwa perilaku merupakan respons atau reaksi seseorang terhadap
stimulus (rangsangan dari luar). Perilaku manusia terjadi melalui proses :
Stimulus organisme respons, sehingga teori ini disebut teori S-O-R.
Skiner membedakan adanya dua respons, yakni:
a. Respondent respon atau refleksif, yakni respon yang ditimbulkan oleh
rangsangan-rangsangan (stimulus) tertentu. Stimulus semacam ini
disebut eliciting stimuli karena menimbulkan respons-respons yang
relatif tetap. Misalnya: makanan yang lezat menimbulkan keinginan
untuk makan, cahaya terang menyebabkan mata tertutup, dan
sebagainya. Responden respons ini juga mencakup perilaku emosional,
misalnya mendengar berita musibah menjadi sedih atau menangis,
lulus ujian meluapkan kegembiraannya dengan mengadakan pesta, dan
sebagainya.
b. Operant respons atau instrumental respons, yakni respons yang timbul
dan berkembang kemudian diikuti oleh stimuli atau perangsang
tertentu. Perangsang ini disebut reinforcing stimuli atau reinforce,
karena memperkuat respons. Misalnya: apabila seorang petugas
kesehatan melaksanakan tugasnya dengan baik (respons terhadap
uraian tugasnya atau job diskripsi) kemudian memperoleh
penghargaan dari atasannya (stimulus baru), maka petugas kesehatan
tersebut akan lebih baik lagi dalam melaksanakan tugasnya.
Berdasarkan teori S-O-R tersebut, maka perilaku manusia dapat
23

dikelompokkan menjadi dua, yaitu:


1) Perilaku tertutup (convert behavior): Respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon
atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian,
persepsi, pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada
orang yang menerima stimulus tersebut dan belum dapat diamati
secara jelas oleh orang lain.
2) Perilaku terbuka (overt behavior) : Respon seseorang terhadap
stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka. Respon
terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau
praktek (practice), yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat
oleh orang lain.
2. Pengukuran Perilaku
Pengukuran atau cara mengamati perilaku dapat dilakukan melalui
dua cara, secara langsung, dengan pengamatan (obsevasi), yaitu
mengamati tindakan dari subyek dalam rangka memelihara kesehatannya.
Sedangkan secara tidak langsung menggunakan metode mengingat
kembali (recall). Metode ini dilakukan melalui pertanyaan-pertanyaan
terhadap subyek tentang apa yang telah dilakukan berhubungan dengan
obyek tertentu (Notoatmodjo, 2005)
3. Domain Perilaku
Perilaku merupakan bentuk respon dari stimulus (rangsangan dari
luar), berarti meskipun bentuk stimulusnya sama namun bentuk responnya
berbeda tiap orangnya. Faktor – faktor yang membedakan respon terhadap
stimulus disebut determinan perilaku. Menurut Notoatmodjo (2007)
Determinan perilaku dapat dibedakan menjadi dua yaitu:
a. Faktor internal yaitu karakteristik orang yang bersangkutan bersifat
given atau bawaan misalnya: tingkat kecerdasan, tingkat emosional,
jenis kelamin, dan sebagainya.
b. Faktor eksternal yaitu lingkungan baik fisik, ekonomi maupun politik.
Faktor lingkungan ini menjadi faktor yang dominan yang mewarnai
24

perilaku seseorang.
4. Proses terjadinya perilaku
Menurut Notoatmodjo (2007), terjadi proses yang berurutan untuk
membentuk perilaku:
a. Faw Awareness (kesadaran), yakni orang tersebut menyadari dalam
arti mengetahui stimulus (objek) terlebih dahulu
b. Interest, yakni orang mulai tertarik pada stimulus
c. Evaluation (menimbang-nimbang baik dan tidaknya stimulus bagi
dirinya). Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi
d. Trial, orang telah mulai mencoba perilaku baru
e. Adoption, subjek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus. Apabila penerimaan
perilaku baru atau adopsi perilaku melalui proses seperti ini didasari
oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif maka perilaku
tersebut akan menjadi kebiasaan atau bersifat langgeng.
5. Perubahan (adopsi) perilaku dan indikatornya
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu proses yang
kompleks dan memerlukan waktu yang relative lama. Menurut
Notoatmodjo (2007), secara teori perubahan perilaku seseorang menerima
atau mengadopsi perilaku baru dalam kehidupannya melalui 3 tahap:
a. Pengetahuan
Sebelum seseorang menghadapi perilaku (berperilaku baru), ia
harus tahu terlebih dahulu apa arti manfaat perilaku bagi dirinya atau
keluarganya. Indikator yang dapat digunakan untuk mengetahui tingkat
pengetahuan atau kesadaran terhadap kesehatan:
1) Pengetahuan tentang sakit dan penyakit yang meliputi:
a) Penyebab penyakit
b) Gejala dan tanda-tanda penyakit
c) Bagaimana cara pengobatan, atau kemana mencari pengobatan
d) Bagaimana cara penularannya
e) Bagaimana cara pencegahannya
25

2) Pengetahuan tentang cara pemeliharaan kesehatan dan cara hidup


sehat, meliputi :
a) Manfaat air bersih
b) Cara-cara pembuangan limbah yang sehat
c) Manfaat pencahayaan
d) Akibat polusi
b. Sikap
Sikap adalah penilaian (dapat berupa pendapat) seseorang
terhadap stimulus atau objek. Setelah seseorang mengetahui stimulus
atau objek, proses selanjutnya akan menilai atau bersikap terhadap
stimulus atau objek kesehatan tersebut. Oleh sebab itu indicator
terhadap sikap kesehatan sejalan dengan pengetahuan kesehatan, yakni:
1) Sikap terhadap sakit dan penyakit
2) Sikap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat
3) Sikap terhadap kesehatan lingkungan
c. Praktik/Tindakan
Setelah seseorang mengetahui stimulus atau objek kesehatan,
kemudian mengadakan penilaian atau pendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan atau
mempraktikan apa yang diketahui atau disikapinya (dinilai baik). Inilah
yang disebut praktik kesehatan, atau dapat juga disebut perilaku
kesehatan. Oleh sebab itu indikator praktik kesehatan mencakup hal-hal
yakni:
1) Tindakan sehubungan dengan penyakit
2) Tindakan pemeliharaan dan peningkatan kesehatan
3) Tindakan kesehatan lingkungan
26

D. Perilaku Kesehatan
Menurut Notoatmodjo (2003), perilaku kesehatan adalah sesuatu respon
(organisme) terhadap stimulus atau obyek yang berkaitan dengan sakit dan
penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
lingkungan. Dari batasan ini, perilaku pemeliharaan kesehatan ini terjadi dari
3 aspek:
1. Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah senbuh dari sakit.
2. Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.
3. Perilaku gizi (makanan) dan minuman
Menurut teori Lawrence Green dalam Notoatmodjo (2010),
mengemukakan bahwa untuk mencoba menganalisa perilaku manusia dari
tingkat kesehatan orang dapat dipengaruhi oleh dua faktor yaitu faktor dari
dalam perilaku (behavioral factors) dan faktor dari luar perilaku (non-
behavioral). Perilaku terbentuk dari tiga faktor yaitu:
1. Faktor predisposisi (disposing factor), yaitu faktor-faktor yang
mempermudah atau mempredisposisi terjadinya perilaku seseorang,antara
lain pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan
sebagainya.
2. Faktor pemungkin (enabling factor), adalah faktor-faktor yang
memungkinkan atau yang memfasilitasi perilaku atau tindakan. Seperti
sarana dan prasarana atau fasilitas untuk terjadinya perilaku kesehatan,
misalnya Puskesmas, Posyandu, rumah sakit, tempat pembuangan air,
tempat pembuangan sampah, tempat olahraga, makanan bergizi, uang, dan
sebagainya.
3. Faktor penguat (reinforcing factor), adalah faktor-faktor yang mendorong
atau terjadinya perilaku. Kadang-kadang, meskipun seseorang tahu dan
mampu untuk berperilaku sehat, tetapi tidak melakukannya.
27

E. Anak Usia Sekolah


1. Definisi
Anak usia sekolah merupakan anak yang berada dalam periode
kehidupan dimulai dari usia 6-12 tahun, masing-masing mempunyai
karakteristik atau ciri yang penting dari periode tersebut. Periode itu
dimulai dengan anak masuk ke lingkungan sekolah, anak mulai bergabung
dengan teman-teman sebayanya, anak mulai mempelajari budaya masa
kanak-kanak, dan anak mulai berinteraksi dengan lingkungannya. (Wong
et al., 2008, page 559).
Anak usia sekolah merupakan anak yang berada pada usia 7-12
tahun, dimana ditetapkan sebagai batas usia anak mulai belajar di sekolah
untuk menempuh pendidikan formalnya yaitu usia 7 tahun. (Trianingsih,
2018, page 2-3).
2. Pertumbuhan dan Perkembangan
Pertumbuhan merupakan ukuran dan jumlah sel dalam jaringan
intraseluler yang mengalami peningkatan, yang berarti ukuran fisik juga
struktur tubuh akan bertambah keseluruhannya. Oleh karena itu satuan
panjang dan berat dapat diukur. (Sutini, 2018, page 48).
Perkembangan merupakan perubahan secara kualitas, yang
menitikberatkan pada suatu perubahan melalui proses pematangan dan
pembelajaran. (Sutini, 2018, page 48).
3. Pencapaian Anak Usia Sekolah
Kategori usia Sekolah Dasar merupakan anak usia 6 sampai dengan
12 tahun. Pada saat usia tersebut, anak akan mengalami suatu
perkembangan yang semakin maju atau pesat diantaranya yaitu :
a. Perkembangan kognitif (piaget)
Perkembangan kognitif adalah perkembangan yang terdiri dari
kemampuan intelegensi atau penyesuaian yang cepat dan tepat,
kemampuan untuk memahami dan juga kemampuan mendapatkan
informasi, menjadi lebih mudah dalam memecahkan suatu masalah
dan bagaimana anak bisa berprestasi dengan kemampuan yang
dimilikinya. (Sutini, 2018, page 62).
28

b. Perkembangan Emosi
Perkembangan emosi pada usia sekolah adalah dimana dalam
mengendalikan ekspresi emosinya, anak sudah mulai belajar. Dengan
ciri-ciri emosi yang stabil biasanya ditandai dengan wajah yang terlihat
senang, baik dalam bergaul dengan teman sebayanya, fokus dalam
belajar atau berprestasi, memiliki sifat menghargai dirinya sendiri juga
orang lain. (Susanto, 2013, page 75).
c. Perkembangan Psikososial (erikson)
Perkembangan psikososial adalah perkembangan yang
tergantung pada individu untuk memfokuskan diri dalam
menyelesaikan konflik atau masalah dengan tugas perkembangannya.
(Sutini, 2018, page 63).
d. Perkembangan Moral
Perkembangan moral adalah jika anak tersebut sudah dapat
mengikuti suatu peraturan atau tuntutan dari orang tua dan juga
lingkungannya. (Susanto, 2013, page 76).
4. Karakteristik Perkembangan Anak Usia Sekolah
Menurut Nugraha et al., (2020), dilihat secara fisik karakteristik atau
ciri anak usia sekolah antara lain :
a. Senang Bermain
Pada umumnya anak usia sekolah sangat senang bermain, karena
itu pendidik harus paham dengan perkembangan anak dan
memberikannya aktivitas fisik salah satunya dengan model
bermain. Dengan ini akan membuat anak tertarik sehingga dengan
sukarela dan antusiasnya mengikuti pendidikan dan pembelajaran yang
diberikan.
b. Senang Bergerak
Anak usia sekolah itu sangat senang bergerak. Bahkan anak-
anak kemungkinan untuk duduk tenang hanya selama maksimal 30
menit. Dalam teori perkembangan ini bukan berarti anak tidak bisa
diatur atau tidak bisa dikendalikan, tetapi senang bergerak berarti bisa
diarahkan ke hal-hal yang sifatnya itu mendidik.
29

c. Senang Beraktivitas Kelompok


Anak usia sekolah senang beraktivitas kelompok, apalagi
mengelompok dengan teman sebayanya. Pada bagian ini yang bisa
dilakukan oleh anak yaitu berinteraksi dengan teman sebayanya
dengan kerja kelompok.
5. Perkembangan motorik
Dengan terus bertambahnya berat dan kekuatan badan, maka pada
masa ini perkembangan motorik menjadi lebih halus dan lebih
terkoordinasi dibandingkan dengan awal masa anak-anak. Anak-anak
terlihat lebih cepat dalam berlari dan makin pandai meloncat, anak juga
makin mampu menjaga keseimbangan badannya (Wong, 2004)
6. Perkembangan kognitif anak usia sekolah
Menurut teori Piaget dalam Wong (2004), pemikiran anak masa
sekolah dasar disebut juga pemikiran operasional kongkrit (concrete
operational thought), artinya aktivitas mental yang difokuskan pada objek-
objek peristiwa nyata atau kongkrit.dalam upaya memahami alam
sekitarnya mereka tidak lagi terlalu mengandalkan informasi yang
bersumber dari panca indera, karena anak mulai mempunyai kemampuan
untuk membedakan apa yang tampak oleh mata dengan kenyataan
sesungguhnya. Dalam masa ini, anak telah mengembangkan tiga macam
proses yang disebut dengan operasi-operasi, yaitu:
a. Negasi (negation), yaitu pada masa kongkrit operasional, anak
memahami hubungan-hubungan antara benda atau keadaan yang satu
dengan benda atau keadaan yang lain.
b. Hubungan timbal balik (resiprok), yaitu anak telah mengetahui
hubungan sebab-akibat dalam suatu keadaan.
c. Identitas, yaitu anak sudah mampu mengenal satu persatu deretan
benda yang ada. Operasi yang terjadi dalam diri anak memungkinkan
pula untuk mengetahui suatu perbuatan tanpa melihat bahwa perbuatan
tersebut ditunjukkan. Jadi pada tahap ini anak telah memiliki struktur
30

kognitif yang memungkinkannya dapat berfikir untuk melakukan suatu


tindakan tanpa ia sendiri bertindak secara nyata.
7. Perkembangan memori
Menurut Wong (2004), selama periode ini memori jangka pendek
anak telah berkembang dengan baik. Akan tetapi, memori jangka panjang
tidak terjadi banyak peningkatan dengan disertai adanya keterbatasan-
keterbatasan. Untuk mengurangi keterbatasan-keterbatasan tersebut, anak
berusaha menggunakan strategi memori yaitu merupakan prilaku disengaja
yang digunakan untuk meningkatkan memori. Menurut Matlin (1994),
menyebutkan empat macam strategi memori yang penting, yaitu:
a. Rehalsal (pengulangan), suatu strategi meningkatkan memoridengan
cara mengulang berkali-kali informasi yang telah disampaikan.
b. Organization (organisasi), pengelompokan dan pengkategorian
sesuatu yang digunakan untuk meningkatkan memori. Seperti anak
SD sering mengingat nama-nama teman sekelasnya menurut susunan
dimana mereka duduk dalam satu kelas.
c. Imagery (perbandingan), membandingkan sesuatu dengan tipe dari
karakteristik pembayangan dari seseorang.
d. Retrieval (pemunculan kembali), proses mengeluarkan atau
mengangkat informasi dari tempat penyimpanan. Ketika suatu isyarat
yang mungkin dapat membantu memunculkan kembali sebuah
memori, mereka akan menggunakan secara spontan.
Selain strategi-strategi memori diatas, terdapat hal-hal lain yang
mempengaruhi memori anak, seperti tingkat usia, sifat anak (termasuk
sikap, kesehatan, dan motivasi), serta pengetahuan yang diperolehanak
sebelumnya.
8. Perkembangan pemikiran kritis
Perkembangan pemikiran kritis yaitu pemahaman atau refleksi
terhadap permasalahan secara mendalam, mempertahankan pikiran agar
tetap terbuka, tidak mempercayai begitu saja informasi-informasi yang
datang dari berbagai sumber, serta mampu berpikir secara reflektif dan
evaluative (Wong, 2004).
31

9. Perkembangan kreativitas
Dalam tahap ini anak-anak mempunyai kemampuan untuk
menciptakan sesuatu yang baru. Perkembangan ini sangat dipengaruhi
oleh lingkungan, terutama lingkungan sekolah (Wong, 2004).
10. Aspek psikologis
Pada umur 6-12 tahun energinya disalurkan kepada permainan dan
pelajaran. Seorang anak mulai merasa sampai dimana kesanggupannya
dan ia mulai mengenal rasa sukses. Bila pada tahun-tahun tersebut ia
banyak mengalami kegembiraan, rasa persahabatan dan sukses, maka ia
akan memasuki masa adolesen dengan penuh kepercayaan pada diri
sendiri. Pada masa ini yang berbahaya ialah bila timbul rasa inadekuat dan
rasa rendah diri pada seseorang anak yang tidak mendapat penghargaan
atas usaha-usahanya, sehingga pada masa adolesen ia menjadi seorang
yang agresif (Wong, 2004).
11. Perkembangan bahasa
Menurut Wong (2004), perkembangan bahasa meliputi:
a. Menggunakan bahasa sebagai alat pertukaran verbal
b. Pemahaman terhadap kata-kata mungkin tertinggal dari pengertiannya
c. Tidak begitu egosentris dalam orientasi; dapat mempertimbangkan
pandangan lain
d. Mengerti sebagian besar kata-kata abstrak
e. Memakai semua bagian pembicaraan, termasuk kata sifat, kata
keterangan, kata penghubung, dan kata depan
f. Ikut memakai kalimat mejemuk dan kompleks
g. Kosa katanya mencapai 50.000 kata pada akhir masa ini
12. Perkembangan psikososial
Menurut Wong (2004), perkembangan psikososial meliputi:
a. Tugas perkembangan Tugas perkembangan: belajar mengembangkan
rasa keadekuatan terhadap kemampuan dan kompetensi pada saat
kesempatan untuk belajar dan interaksi sosial bertambah; anak
berusaha agar berhasil di sekolah.
32

b. Krisis perkembangan : anak dalam bahaya akibat perkembangan rasa


rendah diri jika ia tidak merasa kompeten dalam pencapaian tugas.
c. Bermain : anak menikmati aktivitas santai bersama teman sebaya
(misalkan kasti); permainan cenderung memisahkan kedua lawan
jenis; mainan rough dan tumble adalah ciri khas permainan luar rumah
yang tidak terstruktur; minat pribadi, aktivitas, dan hobi berkembang
pada saat ini.
d. Peran keluarga dan orang tua orangtua menjadi figur yang kurang
bermakna dalam arti sebagai agens untuk sosialisasi; hubungan dengan
teman sebaya cenderung mengurangi pengaruh dominan dari orang tua
yang telah ada sebelumnya; orang tua masih merasa dan berespons
sebagai otoritas utama; harapan dari guru, pelatih, dan para tokoh
keagamaan memberi dampak terhadap perilaku anak.
e. Rencana : meningkatkan keterlibatan dalam rencana aktivitas sekolah
sesuai usia (mis. klub dan olahraga), ekstrakulikuler (mis. pramuka),
dan kelompok sosial dan komunitas (mis. kelompok sukarela) untuk
membangun rasa pencapaian dan kebanggaan.

F. Penelitian Terkait
Penelitian terkait ini menjadi salah satu acuan dalam melakukan
penelitian sehingga peneliti dapat memperbanyak teori yang digunakan dalam
penelitian ini. Selain itu, penelitian terkait dapat dijadikan perbandingan
terhadap penelitian yang akan peneliti lakukan. Berikut adalah penelitian
terkait dengan penelitian yang akan peneliti lakukan :
1. Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Ni Komang Ayu Resiyanthi,
Ni Komang Pande Ardiyanti, Nurul Faidah (2021) dengan judul
“Relationship Of Hand Washing Behavior With Diarrhent Events In
School Ages In SD Negeri Awan Kintamani”. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui hubungan perilaku hand washing dengan kejadian diare
pada anak usia sekolah di SD Negeri Awan Kintamani. Penelitian ini
merupakan penelitian analitik kolerasi dengan pendekatan cross sectional.
33

Populasi yang digunakan pada penelitian ini yaitu siswa kelas IV, V, VI
yang merupakan siswa SD Negeri Awan dengan jumlah sampel 50 orang
dengan tehnik Stratified Random Sampling. Analisis data menggunakan
uji statistik Chi Square. Penelitian yang dilakukan oleh Ni Komang Ayu
Resiyanthi, Ni Komang Pande Ardiyanti, Nurul Faidah (2021), memiliki
persamaan dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan.
Persamaan pada penelitian ini yaitu mengenai menggunakan pendekatan
cross-sectional. Perbedaan pada penelitian yaitu Ni Komang Ayu
Resiyanthi, Ni Komang Pande Ardiyanti, Nurul Faidah (2021),
menggunakan perilaku terbentuk karena tiga faktor yaitu prediposisi
(pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan
sebagainya), faktor pemungkin (sarana dan prasarana atau fasilitas yang
memadai), faktor penguat. Sedangkan pada penelitian yang akan dilakukan
prilaku dilihat dari bentuk responnya yaitu Convert Behavior dan Overt
Behavior.
2. Penelitian yang berjudul “Hubungan Pengetahuan Anak Tentang Cuci
Tangan dengan Kejadian Diare di Desa Panobasan” dilakukan oleh Nurul
Wahida Harahap, Karina Sugih Arto, Supriatmo, Dina Arwina Dalimunthe
(2020). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan pengetahuan
anak tentang cuci tangan dengan kejadian diare. Penelitian ini merupakan
studi penelitian analitik dengan desain penelitian cross sectional, metode
pengumpulan data penelitian ini adalah data primer, yaitu data yang
diperoleh langsung dari sampel menggunakan kuesioner. Sampel dalam
penelitian ini diperoleh dengan menggunakan cara stratified random
sampling. Penelitian yang dilakukan Nurul Wahida Harahap, Karina Sugih
Arto, Supriatmo, Dina Arwina Dalimunthe (2020), memiliki persamaan
dan perbedaan dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan pada
penelitian ini yaitu penelitian analitik dengan desain penelitian cross
sectional, metode pengumpulan data penelitian ini adalah data
primer, yaitu data yang diperoleh langsung dari sampel menggunakan
kuesioner.
34

3. Penelitian yang berjudul “The Relationship between Pre-School Child


Washing and Diarrhea” dilakukan oleh Yudho Bagus Irawan, Noor
Faidah (2021). Cuci tangan merupakan tehnik dasar yang paling penting
dalam pencegahanya dan pengontrolan penularan infeksi. Metode dalam
penelitian ini adalah penelitian Korelasi dan jenis rancangan survei
deskriptif korelasi. Penentuan sample dengan teknik Simple random
sampling dengan jumlah sampel 63 responden. Analisa data dilakukan
menggunakan uji Chi-square. Penelitian yang dilakukan oleh Yudho
Bagus Irawan, Noor Faidah (2021), memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Perbedaan pada penelitian ini
yaitu etode dalam penelitian ini adalah penelitian Korelasi dan jenis
rancangan survei deskriptif korelasi. Sedangkan yang digunakan peneliti
adalah cross-sectional.
4. Penelitian yang berjudul “Hubungan Perilaku Cuci Tangan Dengan
Kejadian Diare Pada Siswa Di SDN Kebonagung Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto” dilakukan oleh Happy Kurnia Sari, Rina Nur
Hidayati, Heri Triwibowo (2020). Peneliti bertujuan untuk
mengidentifikasi hubungan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian
diare pada siswa sekolah dasar. Penelitian ini merupakan penelitian
Analitik Correlation dengan pendekatan Cross sectional serta sampel
sebanyak 70 responden dengan type total sampling. Data diambil
menggunakan lembar observasi perilaku cuci tangan via daring/whatsapp
dan kuesioner kejadian diare. Analisis data dilakukan dengan tabulasi
silang/crosstabs. Penelitian yang dilakukan oleh Happy Kurnia Sari, Rina
Nur Hidayati, Heri Triwibowo (2020), memiliki persamaan dan perbedaan
dengan penelitian yang akan dilakukan. Persamaan pada penelitian ini
yaitu Penelitian ini merupakan penelitian dengan pendekatan Cross
sectional, perbedaan pada penelitian ini yaitu Data diambil menggunakan
lembar observasi perilaku cuci tangan via daring/whatsapp. Sedangkan
pengambilan data yang dilakukan peneliti yaitu menggunakan kuesioner.
35

5. Penelitian yang berjudul “Hubungan Perilaku Cuci Tangan Dengan


Kejadian Diare Pada Siswa Di Sekolah Dasar Negeri 03 Delingan
Karanganyar” dilakukan oleh Risa Kiranasari, Saelan, Maula Mar’atus
Solikhah (2021). Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan
perilaku cuci tangan dengan kejadian diare pada siswa sekolah di SD N 03
Delingan Karanganyar. Penelitian menggunakan dengan desain
observasional analitik dengan case control. Penilaian menggunakan
kuesioner perilaku cuci tangan dan kuesioner kejadian diare. Teknik
sampel menggunakan total sampling dengan jumlah sampel 90 responden
dibagi menjadi dua kelompok yaitu 30 responden kelompok kasus dan 60
responden kelompok kontrol. Penelitian yang dilakukan oleh Risa
Kiranasari, Saelan, Maula Mar’atus Solikhah (2021) memiliki persamaan
dan perbedaan dengan peneliti yang akan dilakukan. Persamaan pada
penelitian ini yaitu instrument yang digunakan (kuesioner) dan perbedaan
pada penelitian ini yaitu Penelitian menggunakan dengan desain
observasional analitik dengan case control, sedangkan yang digunakan
peneliti adalah cross-sectional.
BAB III
KERANGKA KONSEP

A. Kerangka Konsep
Kerangka konsep atau Conseptual Framework adalah metode
pendahuluan dari sebuah masalah penelitian dan merupakan sebuah masalah
penelitian dan merupakan sebuah refleksi terhadap hubungan-hubungan
variabel yang diteliti (swarjana, 2015).
Kerangka konsep untuk penelitian ini dapat digambarkan pada
bagian dibawah ini:

Faktor yang mempengaruhi


Faktor perilaku terbentuk : kejadian diare
1) Faktor prediposisi, seperti 1. Sumber air
pengetahuan, sikap, keyakinan,
2. Jamban
tradisi
2) Faktor pemungkin, seperti sarana 3. Kebiasaan jajan
dan prasarana 4. Kebiasaan cuci tangan.
3) Faktor penguat

Perilaku cuci tangan KejadianDiare


pakai sabun (CTPS)
pada anak usia
sekolah

Variabel Independent Variabel Dependent

Gambar 3.1 Kerangka konsep hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat.

Keterangan :
: Variabel yang tidak diteliti
: Variabel yang diteliti
: Variabel Penghubung

36
37

Penjelasan :
Pada kerangka konsep diatas dijelaskan bahwa variabel yang diteliti
dalam penelitian ini adalah Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
dengan Kejadian Diare pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat. Dimana variabel independent yaitu Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) dan variabel dependent yaitu kejadian diare. Terdapat beberapa
faktor terbentuknya perilaku yaitu faktor prediposisi (seperti pengetahuan,
sikap, keyakinan, tradisi), faktor pemugkin (seperti sarana dan prasarana), dan
faktor penguat. Faktor – faktor tersebut dapat mempengaruhi terbentuknya
suatu perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS). Pentingnya perilaku cuci
tangan pakai sabun sangat berhubungan terhadap kejadian diare pada anak
usia sekolah. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi kejadian diare yaitu
sumber air, jamban, kebiasaan jajan dan kebiasaan cuci tangan.
Dari kerangka konsep diatas peneliti ingin mengetahui hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak
usia sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat.

B. Hipotesis
Hipotesis merupakan suatu jawaban sementara dari rumusan masalah
yang kebenarannya masih perlu diuji melalui uji hipotesis atau uji statistik
(Swarjana, 2013).
Hipotesis dalam penelitian ini adalah Ha yaitu: terdapat hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod.

C. Variabel Penelitian dan Defenisi Operasional


1. Variabel Penelitian
Variabel penelitian adalah suatu konsep untuk melakukan
pengukuran atau manipulasi suatu penelitian yang bersifat konkrit dan
secara langsung bisa di ukur (Nursalam, 2013). Variabel-variabel yang
diteliti meliputi :
38

a. Variabel Independen (bebas)


Merupakan suatu variabel yang menjadi suatu sebab atau dampak
timbulnya variabel dependen atau nilainya menentukan variabel lain
(Nursalam, 2013). Variabel independent pada penelitian ini adalah
Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS).
b. Variabel Dependen (Terikat)
Merupakan variabel yang di pengaruhi atau sebagai akibat dari
manipulasi variabel independent (Nursalam, 2013). Variabel dependen
pada penelitian ini adalah Diare.
2. Defenisi Operasional
Defenisi Operasional adalah uraian tentang variabel yang dapat
diukur atau bahkan dapat diuji dan dibuat secara naratif, namun ada juga
yang membuatnya dalam bentuk tabel (Swarjana, 2013). Defenisi
operasional dapat membantu dalam mengarahkan pengukuran atau
pengamatan terhadap variabel-variabel yang bersangkutan. Defenisi
operasional dalam penelitian ini dibuat dalam bentuk tabel.
39

Tabel 3.1
Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Kejadian
Diare Pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat

Definisi Cara dan Alat


No Variabel Hasil Ukur Skala
Operasional Pengumpulan Data

1 Variabel Suatu Tindakan yang Cara dan alat ukur Hasil ukur Ordinal
Independen : dilakukan seseorang pengumpulan data perilaku
perilaku Cuci untuk membersihkan dilakukan dengan cara mencuci
Tangan Pakai tangan dan jari memberikan tangan
Sabun jemari menggunakan Kuesioner ini terdiri selanjutnya
(CTPS) air mengalir dan dari 10 pertanyaan. ditafsirkan
sabun saat sebelum Selanjutnya diukur dengan skala
dan sesudah makan, dengan skala likert Likert :
setelah bermain dan yaitu: a. perilaku
berolahraga, setelah Untuk skor perilaku baik/ good jika
BAB dan BAK, dengan jawaban : skor 80-100%
setelah buang ingus Selalu (3x sehari) b. perilaku
dan buang sampah diberi nilai 4, Sering cukup/ sedang/
(Depkes RI 2009) (<3x sehari) diberi fair/ moderate
nilai 3, kadang-kadang jika skor 60-
(1- 2x sehari) diberi 79%
nilai 2, Tidak pernah c. perilaku
diberi nilai 1. kurang/buruk/
Andika dwi pungki poor jika skor
yudi (2017) <60%

2 Kejadian Riwayat buang air Cara dan alat ukur Hasil ukur Nominal
Diare besar dengan pengumpulan data kejadiandiare
konsistensi lembek, dilakukan dengan a. a. diare, jika
atau cair bahkan cara memberikan BAB dengan
dapat berupa air saja Kuesioner sejumlah 2 konsistensi
dan frekuensinya pertanyaan encer lebih
lebih sering selanjutnya diberi dari 3 kali
(biasanya tiga kali skor sesuai dengan sehari.
atau lebih) dalam jawaban responden b. b. tidak diare,
jangka waktu 3 yang akan dinilai jika tidak
bulan terakhir dengan menggunakan mengalami
(Depkes RI 2011) skala Guttman yaitu : BAB dengan
1 = Pernah konsistensi
0 = Tidak pernah cair dalam 3
Alat Ukur : bulan terakhir.
Alat ukur yang
digunakan adalah
kuesioner.
Alif Nurul (2014)
BAB IV
METODE PENELITIAN

Pada bab ini diuraikan mengenai desain penelitian, waktu dan tempat
penelitian, populasi, sampel dan sampling, pengumpulan data, pengelolaan data
dan Analisa data, dan etika penelitian

A. Desain Penelitian
Desain penelitian atau rancangan penelitian adalah sesuatu yang sangat
penting karena merupakan strategi untuk mendapatkan data yang dibutuhkan
untuk keperluan pengujian hipotesis atau alat untuk mengontrol atau
mengendalikan berbagai variabel yang berpengaruh dalam penelitian
(Nursalam, 2016). Rancangan penelitian ini adalah analitik correlation adalah
penelitian yang menekan adanya hubungan antara satu variabel dengan
variabel lainnya, dengan menggunakan pendekatan cross-sectional yaitu
penelitian yang mendesain pengumpulan datanya dilakukan pada satu titik
waktu (at one point in time) dimana fenomena yang diteliti adalah selama satu
periode pengumpulan data (Swarjana, 2015). Dalam penelitian ini, bertujuan
untuk mengetahui hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (ctps)
dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat.
Dalam penelitian ini, bertujuan untuk mengetahui hubungan antara
perilaku cuci tangan pakai sabun (ctps) dengan kejadian diare pada anak usia
sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat. Pada penelitian
ini peneliti tidak melakukan intervensi, melainkan hanya menjelaskan
hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (ctps) dengan kejadian
diare.

B. Tempat dan Waktu Penelitian


1. Tempat Penelitian
Pengambilan data ini dilaksanakan di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat. Peneliti memilih wilayah Desa Pemecutan Kelod

40
41

sebagai tempat melakukan penelitian karena berdasarkan latar belakang


bahwa Desa Pemecutan Kelod megalami peningkatan yang signifikan
terhadap kejadian diare pada anak usia sekolah.
2. Waktu Penelitian
Penyusunan Skripsi dilaksnakan pada bulan November 2021 hingga
januari 2022. Pengurusan ijin penelitian dilakukan bulan Maret 2022.
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret sampai Mei 2022.
Penyusunan hasil data pada penelitian ini dilaksanakan langsung setelah
pengumpulan data dilakukan.

C. Populasi, Sampel dan Sampling


1. Populasi
Populasi adalah kumpulan dari individu atau objek atau fenomena
yang secara potensial dapat diukur sebagai bagian dari penelitian menurut
Mazhindu and Scott (dalam Swarjana, 2015). Populasi dalam penelitian ini
adalah anak usia sekolah kelas 5 dan 6 di Desa Pemecutan kelod sebanyak
481 individu.
2. Sampel
Sampel adalah kumpulan individu-individu atau objek-objek yang
dapat diukur yang mewakili populasi menurut Mazhindu and Scott (dalam
Swarjana, 2015). Sampel dalam penelitian ini yaitu
a. Besar sampel
Mazhindu and Scott (2005 dikutip di Swarjana (2015))
mengatakan sampel adalah bagian atau proporsi indivisu atau objek
dari populasi. Sampel yang baik adalah sampel yang mampu mewakili
populasi penelitian.
Besar sampel dapat diukur dengan rumus Sugiyono (2017)
λ 2 .N.P.Q
S=
d2 (N - 1) + λ 2 . P.Q

12.481. 0,5. 0,5


S=
(0,05) 2 (481 - 1) + 1. 0,5 . 0,5
42

120,25
S=
0,0025 .480 + 0,25
120,25
S=
1,45
S = 82
Berdasarkan perhitungan tersebut, maka jumlah sampel yang
diperlukan dalam penelitian ini sebanyak 82 orang.

Keterangan :
S : jumlah sampel
N : Jumlah populasi
2 : 1, Taraf kesalahan bisa 1%, 5%, 10%
P = Q = 0,5
d : Tingkat signifikansi (0,05)
b. Kriteria sampel
Kriteria sampel digunakan untuk menentukan layak atau tidaknya
sampel sesuai dengan penelitian. Kriteria sampel terdiri dari kriteria
inklusi dan ekslusi
1) Kriteria inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subyek penelitian
dari suatu populasi target dan terjangkau yang akan diteliti
(Nursalam, 2020). Sampel penelitian yang memenuhi syarat
sebagai sampel dalam penelitian ini memiliki kriteria inklusi yaitu:
a) Siswa kelas V dan VI di SD di Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat yang bersedia menjadi responden dan yang
menandatangani informed consent.
b) Siswa yang terdaftar di seluruh SD Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat.
c) Siswa yang bisa membaca dan menulis dengan benar
43

2) Kriteria ekslusi
Kriteria ekslusi adalah menghilangkan atau mengeluarkan
subjek yang memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai
sebab (Nursalam, 2020) antara lain :
a) Siswa kelas I-IV di SD Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat
b) Siswa yang tidak datang waktu pengumpulan data
c) Siswa-siswi yang sedang sakit/ sedang dirawat dirumah sakit.
3. Sampling
Sampling adalah proses menyeleksi unit yang diobservasi dari
keseluruhan populasi yang akan diteliti sehingga kelompok yang
diobservasi dapat digunakan untuk membuat kesimpulan atau inferensi
tentang populasi tersebut (swarjana, 2015).
Tehnik sampling dalam penelitian ini adalah probability sampling
dengan teknik sampling stratified random sampling. Metode stratified
random sampling ini dilakukan bila penelitian melibatkan kelompok atau
group atau memastikan bahwa elemen tiap group terpilih (Swarjana,
2015). Jumlah sampel yang diperlukan adalah 82 orang yang dipilih pada
masing-masing SD yang ada di desa pemecutan kelod yang menggunakan
perhitungan (Swarjana, 2015). Teknik ini digunakan karena populasi
penduduk di Desa Pemecutan Kelod besar sehingga tidak memungkinkan
dilakukan secara menyeluruh, sehingga dilakukan pada sampel saja.

Tabel 4.1 Jumlah sampel yang diperlukan pada masing-masing sekolah


dasar dengan teknik stratified sampling
No. Nama Sekolah Populasi Perhitungan sampel tiap Sampel
SD
1. SD Negeri 2 132 N = 82 (132/481) 22
Pemecutan Kelod
2. SD Negeri 13 122 N = 82 (122/481) 21
Pemecutan Kelod
3. SD Negeri 15 74 N = 82 (74/481) 13
Pemecutan Kelod
4. SD Negeri 23 84 N = 82 (84/ 481) 14
Pemecutan Kelod
5. SD Negeri 25 69 N = 82 (69/ 481) 12
Pemecutan Kelod
Total 481 82 orang
44

Dari perhitungan tersebut diperoleh sample yang seharusnya diambil


dari setiap sekolah untuk memenuhi jumlah sampel yang diperlukan.
Selanjutnya responden diundi dengan menggunakan simple random
sampling, yang berarti setiap subjek memiliki peluang yang sama untuk
terpilih menjadi subjek penelitian (Swarjana, 2015). Peneliti melakukan
pengundian yang dilakukan di masing-masing sekolah dengan membuat
kertas undian sesuai nomor urutan absen kelas setiap sekolah, lalu
memasukan semua nomor tersebut ke dalam kotak undian masing-masing
sekolah dan mengambil nomor sesuai dengan sampel yang dibutuhkan
setiap sekolah.

D. Pengumpulan Data
1. Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data yang di gunakan dalam penelitian ini
adalah kuesioner pada google form. Kuesioner yang digunakan berupa
kuesioner yang berisi pertanyaan yang akan diberikan kepada siswa-siswi
melalui WhatsApp. Data yang didapat dari hasil kuesioner akan diolah
oleh peneliti untuk memperolah hasil penelitian.
2. Alat pengumpulan data
Alat pengumpulan data adalah alat-alat atau instrumen yang akan
digunakan untuk pengumpulan data. Instrumen penelitian dapat berupa:
kuesioner (daftar pertanyaan), formulir-formulir lain yang berkaitan
dengan pencatatan data dan sebagainya (Notoadmodjo, 2010). Instrumen
pada penelitian ini adalah kuesioner.
a. Kuesioner (questionners)
1) Kuesioner perilaku mencuci tangan dari Andika dwi pungki yudi
(2017) yang berbentuk pertanyaan dengan pilihan jawaban berupa:
Selalu, Sering, Jarang dan Tidak Pernah yang akan dikembangkan
oleh peneliti.
45

2) Kuesioner kejadian diare dari Alif Nurul (2014) yang berbentuk


pilahan jawaban berupa : Ya dan Tidak yang akan dikembangkan
oleh peneliti.
b. Uji Validitas
Sebelum kuesioner disebarkan kepada responden, kuesioner
terlebih dahulu dilakukan uji validitas. Menurut Thomas et al (2010,
dalam swarjana, 2015) uji validitas adalah derajat yang mana
instrument mengukur apa yang seharusnya diukur, dan dapat
dikategorikan menjadi logical (face validity), content validity,
criterion, dan construct validity. Uji validitas kuesioner dalam
penelitian ini menggunakan face validity yaitu sejenis validitas yang
melihat apakah indicator dalam instrument atau pertanyaan-pertanyaan
sudah mereflekasikan isi dari konsep ataukah belum. Face validity
dilakukan oleh dua orang dosen expert yaitu Ns. Ni Kadek Sriasih,
M.Kep.,Sp.An dan Ni Made Sri Rahyanti, Ns.,Sp.An. selama uji
validitas peneliti mendapatkan arahan dan masukan terkait
menambahkan pernyataan unfavourabel, memperjelas petunjuk
pengisian kuesioner, memperhatikan pernyataan yang memiliki makna
serupa, serta memperbaiki kalimat yang kurang tepat. Apabila dosen
tersebut menganggap instrument tersebut sudah layak, maka dosen
yang bersangkutan akan menandatangani form uji validitas.
3. Teknik Pengumpulan Data
a. Tahap persiapan
Hal-hal yang dipersiapkan dalam tahap ini, antara lain:
1) Sebelum melakukan penelitian peneliti mengajukan surat
rekomendasi izin penelitian dan sudah ditandatanganioleh Rektor
Institut Teknologi dan Kesehatan Bali dengan nomor surat
DL.02.02.1440.TU.III.2022
2) Selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan permohonan izin
Ethical Clearance dari Komisi Etik Penelitian (KEP) Institut
46

Teknologi dan Kesehatan Bali dengan nomor surat


03.0252/KEPITEKES-BALI/III/2022
3) Selanjutnya peneliti melaksanakan kegiatan permohonan surat izin
penelitian ke Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan Terpadu
Satu Pintu Provinsi Bali melalui online dengan nomor lampiran
B.30.070/1 195.E/IZIN-C/DPMPTSP
4) Setelah surat izin dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali keluar, maka selanjutnya
menyerahkan surat rekomendasi ke Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Pemerintahan Kota Denpasar serta membawa persyaratan
yang diminta dan didapat surat dengan nomor 070/326/BKBP
5) Setelah surat dari Dinas Penanaman Modal dan Pelayanan
Terpadu Satu Pintu Provinsi Bali dan Badan Kesatuan Bangsa dan
Politik Pemerintahan Kota Denpasar keluar maka surat tembusan
diberikan ke Perbekel Desa Pemecutan Kelod dan diberikan surat
izin penelitian dengan nomor 092/IV/2022.
6) Selanjutnya peneliti akan mempersiapkan lembar persetujuan
menjadi responden (informed concent).
7) Selanjutnya peneliti akan mempersiapkan alat-alat yang digunakan
dalam penelitian yaitu link kuesioner.
b. Tahap Pelaksanaan
Setelah peneliti mendapatkan persetujuan dari Perbekel Desa
Pemecutan Kelod dilanjutkan ke tahap pelaksanaan :
1) Peneliti mengambil sampel anak- anak usia sekolah di Desa
Pemecutan Kelod dan sampel yang bersedia menjadi responden
sampai sampel terpenuhi dengan jumlah 82 orang.
2) Peneliti menentukkan jumlah sampel menggunakan cara
probability Sampling dengan menggunakan metode simple random
sampling berdasarkan kriteria inklusi yang telah ditentukan
47

3) Peneliti menentukan kriteria inklusi dan eksklusi pada sampel yang


akan diteliti. Peneliti memberikan surat persetujuan (inform
consent) pada responden sebelum pengumpulan data dilakukan.
4) Peneliti memberikan lembar informasi yang berisi penjelasan
mengenai tujuan dan manfaat penelitian. Calon responden juga
diberikan kesempatan atau waktu  5 menit untuk membaca isi
dari inform consent. Apabila calon responden bersedia menjadi
responden, wajib untuk mengklik kode bersedia di google form
sebagai bukti persetujuan menjadi responden.
5) Peneliti memberikan link kuesioner kepada responden dan
menjelaskan tata cara pengisian kuesioner kepada responden.
Waktu yang diberikan untuk menjawab kuesioner yaitu selama 10-
15 menit.
6) Peneliti selalu mengingatkan responden untuk mengisi link
kuesioner.
7) Setelah semua data terkumpul, peneliti mengucapkan terima kasih
kepada responden dan pihak kesiswaan yang telah bersedia
berpatisipasi dan membantu selama penelitian dilaksanakan.
8) Kemudian dilakukan pengolahan data dari data yang sudah
terkumpul.

E. Teknik Analisa Data


1. Teknik Pengumpulan data
Pengolahan data merupakan satu tahapan penelitian yang sangat
penting yang harus dikerjakan dan dilalui oleh peneliti (Swarjana, 2015).
Adapun langkah-langkah pengolahan data yang harus dilakukan
diantaranya:
a. Editing
Editing adalah pemeriksaan data yang telah dikumpulkan.
Pengeditan dilakukan karena kemungkinan data yang masuk (raw data)
tidak memenuhi syarat atau tidak sesuai dengan kebutuhan. Editing
48

pada penelitian ini dilakukan langsung setelah responden mengisi


kuesioner. Jika masih ada yang kurang atau ada pertanyaan yang
belum dijawab, maka peneliti akan mendatangi responden kembali dan
meminta kesediaan responden untuk melengkapi dan memperbaiki
lagi.
b. Coding
Coding merupakan tahap ke dua setelah editing, coding tahap
pemberian kode. Coding bertujuan untuk mempermudah peneitian
pada tahap-tahap berikutnya. Peneliti memberikan kode-kode pada
karakteristik responden yakni berupa symbol angka untuk
mempermudah proses pengolahan data.
1) Karakteristik umum
a) Jenis kelamin
Laki – laki kode (1)
Perempuan kode (2)
b) Pendidikan
Kelas V kode (1)
Kelas VI kode (2)
2) Pada variabel perilaku cuci tangan pakai sabun, dan kejadian diare
a) Jawaban perilaku : kode satu (1) tidak pernah, kode dua (2)
kadang-kadang, kode tiga (3) sering, kode empat (4) selalu.
b) Jawaban kejadian diare : kode (1) Ya, kode (0) Tidak.
3) Pada kategori yang diperoleh responden: Hasil untuk perilaku,
kode 3 dengan hasil 80-100% untuk baik/good, kode 2 dengan
hasil 60-79% untuk cukup/ sedang/ fair/ moderate, kode 1 dengan
hasil < 60% untuk kurang/buruk/poor.
c. Entry data
Entry data merupakan tahap dimana jawaban dari pertanyaan
yang dibuat oleh peneliti dalam bentuk kode (angka) dimasukkan
kedalam program software komputer. Peneliti memasukkan data – data
yang telah lengkap kedalam suatu tabel dalam master tabel atau
49

database komputer, sehingga data dapat dianalisis dengan bantuan


program SPSS version 20 for windows.
d. Tabulating
Tabulating adalah tahap penyusunan data. Tabulating menjadi
sangat penting karena dapat mempermudah dalam analisa data secara
statistik, baik menggunakan statistik deskriptif maupun analisa dengan
statistik inferensial.
e. Cleaning
Setelah data dimasukkan kedalam computer kemudian dilakukan
cleaning atau pembersihan data, yang merupakan kegiatan pengecekan
kembali data yang sudah dimasukkan apakah ada kesalahan atau tidak
sebelum melakukan pegolahan data, peneliti sudah memeriksa kembali
data yang suah di entry, apakah ada data yang tidak tepat masuk
kedalam program komputer, dalam penelitian ini peneliti memeriksa
kembali apakah sudah benar kode yang dimasukkan, melihat apakah
ada missing data lalu dilanjutkan dengan analisa data. Setelah
dilakukan cleaning di dapatkan tidak ada missing data.
2. Teknik Analisa data
a. Analisa Univariat
Analisa Univariat hanya menghasilkan distribusi dan persentasi
dari setiap variabel. Penelitian ini analisis univariat digunakan untuk
menjelaskan atau menilai perilaku cuci tangan pakai sabun dan
kejadian diare dengan menggunakan rumus penentu besarnya
frekuensi distribusi relatif.
1) Perilaku
Untuk penilaian perilaku digunakan adalah skala likert
dengan pilihan jawaban Selalu, Sering, Jarang dan Tidak Pernah.
Dimana tiap jawaban Selalu mendapat skor 4, Sering mendapat
skor 3, Jarang mendapat skor 2, dan Tidak Pernah mendapat skor
1. Selanjutnya skor yang didapat responden secara individual
ditambahkan, dibandingkan, dengan skor maksimal, kemudian
50

dikalikan 100%. Rumus yang digunakan (Arikunto, 1998 dalam


Aspuah (2013)).
SP
N= 100%
SM
Hasil presentase selanjutnya ditafsirkan dengan skala
kualitatif yaitu :
a) Baik : bila nilai akumulasi 80- 100 %
b) Cukup : bila nilai akumulasi 60-79%
c) Kurang : bila nilai akumulasi <60%
b. Analisa Bivariat
Analisa bivariat adalah Analisa yang dilakukan terhadap dua
variabel yang diduga berhubungan atau berkolerasi (Notoatmodjo,
2012). Variabel independent pada penlitian ini adalah cuci tangan
pakai sabun dan variabel dependen pada penelitian ini yaitu kejadian
diare. Sesuai dengan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hubungan
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada anak usia
sekolah. Skala yang digunakan pada penelitian ini yaitu skala ordinal
untuk perilaku cuci tangan sedangkan skala nominal untuk variabel
kejadian diare. Pengolahan data menggunakan SPSS dengan uji
statistik Spearman’s rho.
1) Taraf signifikansi hipotesis
Menurut Sugiyono (2017) nilai signifikan hipotesis yaitu :
a) Jika nilai probabilitas/signifikan (sig) < (0,05), maka Ho
ditolak Ha diterima (terdapat korelasi yang bermakna antara
dua variabel yang diuji)
b) Jika nilai probabilitas/signifikan (sig)> (0.05), maka Ho
diterima dan Ha ditolak (tidak terdapat korelasi yang bermakna
antara dua variabel yang diuji)
2) Sifat korelasi
Menurut (Sugiyono (2017)) sifat korelasi dapat dibedakan
meliputi:
51

a) Sifat hubungan positif (+) berarti X mengalami kenaikan maka


variabel Y juga akan mengalami kenaikan atau sebaliknya jika
variabel X mengalami penurunan maka variabel Y juga akan
mengalami penurunan.
b) Sifat hubungan (-) berarti jika variabel X mengalami kenaikan
maka variabel Y mengalami penurunan atau sebaliknya jika
variabel X mengalami penurunan maka variabel Y mengalami
kenaikan.
3) Kekuatan Korelasi (r)
Menurut Sugiyono, (2017) mengatakan pedoman untuk
memberikan interprestasi koefisien korelasi sebagai berikut:
a) 0,00 – 0,199 : korelasi memiliki hubungan sangat rendah
b) 0,20 – 0,399 : korelasi memiliki hubungan rendah
c) 0,40 – 0,599 : korelasi memiliki hubungan sedang
d) 0,60 – 0,799 : korelasi memiliki hubungan kuat

F. Etika Penelitian
Dalam penelitian Ethical Principles menjadi pertimbangan dan hal
mutlak yang harus dipatuhi oleh peneliti, seorang peneliti harus betul-betul
berpegang teguh terhadap beberapa prinsip etika dalam penelitian, seperti
berikut (Polit dan Black dalam Swarjana, 2016)
1. Principle of beneficence
Peneliti selalu berupaya agar segala tindakan keperawatan yang
diberikan kepada klien mengandung prinsip kebaikan (promote good).
Prinsip berbuat yang baik bagi klien tentu saja dalam batas-batas
hubungan terapeutik antara peneliti dan klien (Nursalam, 2013)
2. The Principle of respect of human dignity
Dalam hal ini, peneliti harus memegang prinsip yaitu menghormati
harkat dan martabat manusia, terutama terkait dengan the right to self-
determination dimana partisipan berhak untuk terbebas dari paksaan dalam
bentuk apapun dan the right to full disclosure dimana peneliti telah
52

menjelaskan secara penuh sifat dari penelitian, hak seseorang untuk


menolak berpartisipan.
3. The principle of justice
Peneliti mampu menerapkan prinsip keadilan terutama terhadap
subjek maupun partisipan dalam penelitian yang dilakukan. The right to
fair treatment yaitu partisipan berhak diperlakukan adil dan mendapatkan
perlakukan sama sebelum, sesudah, dan sesudah berpartisipasi. The right
to privacy diaman peneliti wajib menjaga kerahasiaan informasi atau data
yang diberikan partisipan, termasuk menjaga privacy partisipan.
Kerahasiaan dapat dijaga dengan tanpa menyebutkan nama (anonymity).
4. Confidentiality
Kerahasian merupakan masalah etika dengan memberikan jaminan
kerahasian hasil penelitian, baik informasi maupun masalah-masalah
lainnya. Semua informasi yang telah dikumpulkan dijamin kerahasian oleh
peneliti hanya kelompok data tertentu yang akan dilaporkan pada hasil
riset, dalam penelitian ini telah menjelaskan kepada responden bahwa
peneliti akan menjaga kerahasiaan tentang jawaban yang telah diisi oleh
responden.
5. Informed consent
Informed consent berarti partisipan punya informasi yang adekuat
tentang penelitian, mampu memahami informasi, bebas menentukan
pilihan, memberikan kesempatan kepada mereka untuk ikut atau tidak ikut
berpartisipasi dalam penelitian secara sukarela
BAB V
HASIL PENELITIAN

Pada bab ini akan dijelaskan hasil pengumpulan data yang telah
dilaksanakan pada bulan Maret tentang "hubungan antara perilaku cuci tangan
pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah
Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat” dengan melibatkan 82 responden. Hasil
dari penelitian ini akan penulis tampilkan sebagai berikut:

A. Gambaran Tempat Penelitian


Terbentuknya Desa Pemecutan Kelod adalah tidak terlepas dari
sejarah berdirinya Desa Pemecutan (lama) dan Desa Adat Denpasar yang
sekarang di sebut Desa Pakraman Denpasar. Kemudian lahirnya Desa
Pemecutan Kelod merupakan pengembangan wilayah dari Desa Pemecutan
yang lama dan menjadi bagian dari Desa Pakraman Denpasar.
Batas-batas wilayah Desa Pemecutan Kelod sebagai berikut:
Utara : Desa Pemecutan Kaja
Selatan : Desa Pemecutan Kelod
Barat : Desa Tegal Kertha
Timur : Kelurahan Dauh Puri
Terdapat 5 sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod yaitu :
1. SD Negeri 2 Pemecutan Kelod
Alamat : Jln. Imam Bonjol No. 278, Pemecutan Klod, Kec.
Denpasar Barat, Kota Denpasar Prov. Bali
Kepala Sekolah : Ni Putu Suratni
Guru : 19
Siswa laki-laki : 197
Siswa perempuan : 177
Ruang Kelas : 9
Perpustkaan : 1
Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan

53
54

Toilet Bersih : tersedia


Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih
tangan (hand sanitizer) : tersedia
Desinfektan : tersedia
2. SD Negeri 13 Pemecutan Kelod
Alamat : Jln.Imam Bonjol No 412 Denpasar, Pemecutan
Klod, Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar Prov.
Bali
Kepala Sekolah : I Nyoman Dewi Muliati
Guru : 18
Siswa laki-laki : 172
Siswa perempuan : 192
Ruang kelas : 10
Perpustakaan : 2
Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan
Toilet Bersih : tersedia
Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih
tangan (hand sanitizer) : tersedia
Desinfektan : tersedia
3. SD Negeri 15 Pemecutan Kelod
Alamat : Jln.Gunung Karang No 3 Denpasar, Pemecutan
Klod, Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar Prov.
Bali
Kepala sekolah : Ni Luh Suwestri
Guru : 10
Siswa laki-laki : 103
Siswa perempuan : 80
Ruang kelas : 6
Perpustakaan : 1
Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan
Toilet Bersih : tersedia
55

Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih
tangan (hand sanitizer) : tersedia
Desinfektan : tersedia
4. SD Negeri 23 Pemecutan
Alamat : Jln.imam Bonjol Denpasar, Pemecutan Klod,
Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar Prov. Bali
Kepala Sekolah : Ni Luh Padmi
Guru : 19
Siswa laki-laki : 159
Siswa perempuan : 143
Ruang kelas : 6
Perpustakaan : 1
Laboratorium : 1
Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan
Toilet Bersih : tersedia
Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih
tangan (hand sanitizer) : tersedia
Desinfektan : tersedia
5. SD Negeri 25 Pemecutan Kelod
Alamat : Jln.Imam Bonjol Gg.marlboro, Pemecutan Klod,
Kec. Denpasar Barat, Kota Denpasar Prov. Bali
Kepala Sekolah : Ni Ketut Putri Sarojini, S.pd
Guru : 13
Siswa laki-laki : 153
Siswa perempuan : 153
Ruang kelas : 8
Perpustakaan : 1
Laboratorium : 1
Ketersediaan sarana sanitasi dan kebersihan
Toilet Bersih : tersedia
56

Sarana cuci tangan pakai sabun dengan air mengalir atau cairan pembersih
tangan (hand sanitizer) : tersedia
Desinfektan : tersedia

B. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan di Wilayah Desa
Pemecutan, dengan jumlah sampel sebanyak 82 orang, dapat disajikan
sebagai berikut:
Tabel 5.1 Karakteristik Responden Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat Tahun 2022 berdasarkan jenis kelamin, kelas dan
umur (n=82)

Karakteristik Responden N Persentase (%)


Jenis kelamin
Laki-laki 44 53,7
Perempuan 38 46,3
Umur
10 Tahun 6 7,3
11 Tahun 39 47,6
12 Tahun 34 41,5
13 Tahun 3 3,7
Kelas
V 48 58,5
VI 34 41,5
Berdasarkan Tabel 5.1 dapat dijelaskan karakteristik responden
berdasarkan jenis kelamin yang tertinggi adalah laki-laki sebanyak
44 responden (53,7%), karakteristik responden berdasarkan umur yang
terbanyak adalah kelompok umur 11 tahun yaitu sebanyak 39 responden
(47,6%), karakteristik berdasarkan kelas adalah kelas V yaitu sebanyak 48
responden (58,5%).

C. Hasil Penelitian Univariat


Hasil analisis univariat menjelaskan atau mendeskripsikan karakteristik setiap
variabel penelitian. Hasil analisis univariat diuraikan sebagai berikut:
1. Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
57

Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Tentang Perilaku Cuci Tangan Pakai


Sabun (CTPS) Pada Anak Usia Sekolah di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat (n=82)

Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun N Persentase (%)


Buruk 2 2,4
Cukup 13 15,9
Baik 67 81,7

Berdasarkan Tabel 5.2 dapat dijelaskan bahwa perilaku cuci tangan


pakai sabun pada anak usia sekolah diketahui sebanyak 67 responden
(81,7%) kategori baik. , sebanyak 13 responden (15,9%) kategori cukup
dan sebanyak 2 responden (2,4%) kategori buruk.

Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Berdasarkan Kuesioner Perilaku Cuci


Tangan Pakai Sabun (CTPS) Pada Anak Usia Sekolah di
Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat (n=82)

Tidak
No. Pernyataan Jarang Sering Selalu Total
pernah
Saya mencuci
1 tangan pakai 0 2 18 62 82
sabun
(0,00%) (2,44%) (21,95%) (75,61%) (100%)
Mencuci tangan
dengan air
2 1 2 20 59 82
mengalir dan
sabun
(1,22%) (2,44%) (24,39%) (71,95%) (100%)
Mencuci tangan
menggunakan 6
3 0 22 19 41 82
langkah
mencuci tangan
(0,00%) (26,83%) (23,17%) (50,00%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
4 0 1 15 66 82
sebelum dan
sesudah makan
(0,00%) (1,22%) (18,29%) (80,49%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
5 setelah buang 0 6 14 62 82
air kecil dan
buang air besar
(0,00%) (7,32%) (17,07%) (75,61%) (100%)
6 Mencuci tangan 3 17 23 39 82
58

pakai sabun
setelah batuk
dan bersin
(3,66%) (20,73%) (28,05%) (47,56%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
7 setelah bermain 0 7 20 55 82
dan beraktifitas
diluar
(0,00%) (8,54%) (24,39%) (67,07%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
setelah
8 memegang 0 4 20 58 82
hewan/ unggas
termasuk hewan
peliharaan
(0,00%) (4,88%) (24,39%) (70,73%) (100%)
Mencuci tangan
pakai sabun
9 setelah 0 3 22 57 82
membuang
sampah
(0,00%) (3,66%) (26,83%) (69,51%0 (100%)
Mengeringkan
tangan dengan
10 handuk/ tisu 0 10 16 56 82
setelah mencuci
tangan
(0,00%) (12,20%) (19,51%) (68,29%) (100%)

Berdasarkan tabel 5.3 dapat diinformasikan gambaran prilaku cuci


tangan anak sekolah di Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat pada
pernyataan saya mencuci tangan pakai sabun direspon selalu sebanyak 62
orang (75,61%), sebanyak 59 orang (71,9%) selalu mencuci tangan
dengan air mengalir dan sabun. Pada pernyataan mencuci tangan
menggunakan 6 langkah mencuci tangan sebnayak 41 orang (50%)
menjawab selalu. Pada pernyataan mencuci tangan pakai sabun sebelum
dan sesudah makan dengan respon selalu sebanyak 66 orang (80,49%).
Pada pernyataan mencuci tangan pakai sabun setelah buang air kecil dan
buang air besar dengan respon selalu sebanyak 62 orang (75,61%). Pada
pernyataan mencuci tangan pakai sabun setelah batuk dan bersin direspon
selalu sebanyak 39 orang (47,56%). Pada pernyataan mencuci tangan
59

pakai sabun setelah bermain dan beraktifitas diluar direspon selalu oleh
55 orang (67,07%). Pada pernyataan mencuci tangan pakai sabun setelah
memegang hewab/unggas termasuk hewan peliharaan dengan respon
selalu oleh 58 orang (70,73%). Pada pernyataan mencuci tangan pakai
sabun setelah membuang sampah dengan respon selalu sebanyak 57
orang (69,51%) dan pernyataan mengeringkan tangan dengan
handuk/tisu setelah mencuci tangan direspon selalu oleh 56 orang
(68,29%).
2. Distribusi Frekuensi Tentang Kejadian Diare
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Tentang Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat
(n=82)

Kejadian Diare N Persentase (%)


Tidak Diare 59 72
Diare 23 28

Berdasarkan Tabel 5.4 dapat dijelaskan bahwa responden yang


mengalami tidak diare sebanyak 59 responden (72%) dan diare sebanyak
23 responden (28%).

D. Hasil Penelitian Bivariat


1. Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian
Diare Pada Anak Usia Sekolah.
Analisis hubungan perilaku cuci tangan pakai sabun dengan
kejadian diare pada anak usia sekolah menggunakan uji statistik Rank
Spearman Test dengan α sebesar 0,05, perhitungan menggunakan
aplikasi komputer dapat ditunjukkan pada Tabel 5.5 sebagai berikut.

Tabel 5.5 Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan


Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar

Variabel Kejadian Diare Korelasi P


60

Tidak Diare Diare Spearman Value


Perilaku f % f % rank
Buruk 0 0 2 2,4
Cukup 5 6,1 8 9,8 -0,414 0,000
Baik 54 65,0 13 15,9

Berdasarkan hasil pada Tabel 5.5 diatas dapat dilihat bahwa hasil
uji Spearman Rho antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare di
Wilayah Desa Pemecutan Kelod didapatkan nilai korelasi sebesar -0,414
dan p value sebesar 0,000. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
bahwa p value = 0,000 <α=0,05 yang artinya hipotesa dalam penelitian
ini diterima dimana secara statistik ada hubungan yang signifikan antara
prilaku cuci tangan dengan sabun dengan kejadian diare. Dilihat dari
keeratan hubungan yang didapat dari hasil pengolahan data, maka
besarnya 0,414 menunjukkan adanya keeratan hubungan yang cukup
kuat antara prilaku cuci tangan menggunakan sabun dengan kejadian
diare. Arah korelasi adalah negatif yang mengindikasikan bahwa semakin
baik perilaku cuci tangan pada anak sekolah dasar maka anak tersebut
cenderung tidak mengalami diare.
Tabel 5.6 Crosstabulation Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan
Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar

Kejadian Diare
Variabel
Tidak Diare Diare
Perilaku f % f %
Buruk 0 0 2 2,4
Cukup 5 6,1 8 9,8
Baik 54 65,0 13 15,9

Berdasarkan tabel 5.6 dapat diketahui perilaku cuci tangan


dengan kategori baik yang mengalami diare sebanyak 13 responden
(15,9%) dan tidak mengalami diare sebanyak 54 responden (65,0%),
perilaku cuci tangan dengan kategori cukup yang mengalami diare
sebanyak 8 responden (9,8%) dan tidak mengalami diare sebanyak 5
61

responden (6,1%), perilaku cuci tangan dengan kategori buruk yang


mengalami diare sebanyak 2 responden (2,4%) dan tidak mengalami
diare sebanyak 0 responden.
BAB VI
PEMBAHASAN

Pada bab ini akan dibahas lebih lanjut mengenai hasil penelitian untuk
menjawab masalah penelitian yaitu hubungan antara perilaku cuci tangan pakai
sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak usia sekolah di Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat.

A. Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun


Perilaku cuci tangan pakai sabun merupakan bagian dari program
Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga. Program PHBS
dilaksanakan sebagai upaya pemberdayaan anggota rumah tangga agar sadar,
mau, dan mampu melakukan kebiasaan hidup bersih dan sehat. Dengan
menjalankan perilaku-perilaku melakukan PHBS, masyarakat berperan aktif
dalam gerakan kesehatan di masyarakat seperti memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah risiko terjadinya penyakit, dan melindungi diri dari
ancaman penyakit (Depkes RI, 2019).
Mencuci tangan pakai sabun adalah salah satu upaya pencegahan
melalui tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari
menggunakan air dan sabun. Tangan manusia seringkali menjadi agen yang
membawa kuman dan menyebabkan patogen berpindah dari satu orang atau
dari alam ke orang lain melalui kontak langsung atau tidak langsung. (Depkes
RI, 2019).
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan pada anak usia sekolah di
wilayah desa pemecutan kelod, didapatkan hasil bahwa perilaku cuci tangan
pakai sabun (ctps) dari 82 responden sebagian besar berada pada kategori baik
yaitu sebanyak 67 responden (81,7%). Hal tersebut dilihat dari beberapa
pertanyaan yang telah diajukan yang memiliki jawaban selalu dengan
frekuensi paling banyak antara lain pernyataan nomor 4 yaitu mencuci tangan
pakai sabun sebelum dan sesudah makan sebagian besar menjawab selalu
yaitu sebanyak 66 responden (80,49%), pernyataan nomor 1 yaitu tentang

62
63

Saya mencuci tangan pakai sabun sebagian besar responden menjawab selalu
yaitu sebanyak 62 responden (75,61%).
Menurut peneliti temuan dari hasil penelitian ini sebagian besar
responden berperilaku cuci tangan menggunakan sabun dengan kategori baik
hal ini disebabkan karena pada saat penelitian ini dilakukan, masih suasana
pandemi covid-19 sehingga informasi dan edukasi tentang pentingnya
berprilaku cuci tangan yang baik telah secara intensif dilakukan oleh pihak
terkait dalam hal ini pemerintah sehingga berdampak pada tingkat
pengetahuan responden cukup baik.
Perilaku atau aktivitas yang ada pada individu atau organisme itu tidak
timbul dengan sendirinya, tetapi sebagai akibat dari adanya stimulus atau
rangsangan yang mengenai individu atau organisme itu. Menurut
Notoadmodjo (2017) menyebutkan perilaku baru terjadi apabila ada sesuatu
yang diperlukan untuk menimbulkan reaksi yakni yang disebut rangsangan.
Rangsangan tertentu akan menghasilkan reaksi atau perilaku tertentu. Perilaku
dapat juga diartikan sebagai aktivitas manusia yang timbul karena adanya
stimulasi dan respons serta dapat diamati secara langsung maupun tidak
langsung.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Rompas (2018) menyebutkan bahwa sebagian besar responden anak Sekolah
Dasar di SD GMIM 2 Lansot yang memiliki perilaku baik dalam mencuci
tangan ada 55 orang anak atau sebanyak 93,2%, sebagian anak di SD GMIM 2
Lansot yang tidak terkena diare sebanyak 18,6%, Ada hubungan antara
perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian diare pada anak di SD
GMIM 2 Lansot.
Pada penelitian ini masih adanya hasil bahwa perilaku cuci tangan pakai
sabun berada pada kategori cukup sebanyak 13 responden (15,9%) dan kurang
sebanyak 2 responden (2,4%) disebabkan oleh perilaku cuci tangan pakai
sabun pada anak usia sekolah masih dalam kategori kurang karena
berdasarkan pernyataan nomor 3 tentang Mencuci tangan menggunakan 6
64

langkah sebagian besar menjawab jarang yaitu sebanyak 22 responden


(26,83%)
Hasil penelitian ini bersesuaian dengan penelitian yang dilakukan oleh
Wikurendra, E. A. (2018) menyebutkan perilaku cuci tangan pakai sabun
merupakan suatu upaya yang mudah, sederhana, murah, dan berdampak besar
bagi pencegahan penyakit-penyakit menular seperti diare dan ISPA belum
menjadi kebiasaan pada anak usia sekolah padahal anak di usia tersebut rentan
terhadap penyakit seperti diare dan ISPA. Sedangkan pada penelitian
Rosyidah (2019) menyebutkan bahwa perilaku anak dalam mencuci tangan
menggunakan sabun di SDN Ciputat yang melibatkan responden sebanyak 56
orang diketahui sebanyak 44,6 % dengan kategori baik, 55,4% dengan
kategori kurang baik.

B. Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah


Diare adalah suatu keadaan abnormal dari pengeluaran berak dengan
frekuensi tiga kali atau lebih dengan melihat konsisten lembek, cair sampai
dengan atau tanpa darah dan lendir dalam tinja (Nurmala dkk. 2018). Diare
merupakan penyakit menular yang dapat ditularkan melalui tangan yang tidak
bersih. Penjamah makanan dengan hygiene perorangan yang rendah dan
kebiasaan sanitasi yang tidak baik, lebih sering mengkontaminasi makanan
oleh mikroorganisme.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah desa pemecutan
kelod denpasar barat dari 82 responden sebagian besar tidak mengalami diare
selama tiga bulan belakangan yaitu sebanyak 59 responden (72%) dan diare
sebanyak 23 responden (28%). Pada penelitian ini responden diminta untuk
mengingat 3 bulan terakhir terkait dengan kejadian diare, yaitu pada bulan
November hingga Januari 2022. Diambilnya waktu tiga bulan terkahir karena
daya ingat anak-anak masih cukup kuat untuk mengingat kejadian tersebut,
hal ini diperkuat oleh Rosyidah (2019) yang menyebutkan memori jangka
panjang anak telah berkembang dengan baik walaupun sedikit.
65

Berdasarkan penelitian yang dilakukan di wilayah desa pemecutan


kelod Denpasar barat, masih ditemukan anak usia sekolah yang mengalami
diare yaitu sebanyak 23 responden (28%). Menurut peneliti, kejadian diare
pada anak sekolah adalah tangan yang kotor atau terkontaminasi, dimana
kondisi tersebut dapat memindahkan bakteri dan virus pathogen dari tubuh,
faeses atau sumber lain ke makanan. Oleh karena itu kebersihan tangan
dengan mencuci tangan perlu mendapat prioritas yang tinggi, walaupun hal
tersebut sering disepelekan. Pencucian dengan sabun sebagai pembersih,
penggosokan, dan pembilasan dengan air mengalir akan menghanyutkan
partikel kotoran yang banyak mengandung mikroorganisme sehingga
terhindar dari pencetus dari terjadinya diare.
Menurut Handarsari (2019) menyebutkan anak SD yang mengalami
kejadian diare diduga karena beberapa faktor, antara lain karena kurangnya
kebiasaan cuci tangan, sebab tangan merupakan pembawa kuman penyebab
penyakit. Sanitasi makanan yang kurang dimana makanan yang telah
dihinggapi lalat sehingga makanan tidak hygienis, selain itu diare juga
disebabkan karena adanya infeksi dalam tubuh.
Mengingat anak usia dini merupakan usia dimana anak rawan terkena
penyakit. Salah satunya yaitu penyakit diare. Penyakit diare merupakan salah
satu penyakit menular yang ditandai dengan perubahan tinja menjadi cair
dengan atau tanpa lendir dan darah serta terjadi kurang lebih 3 kali/hari.
Penyakit ini dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain keadaan lingkungan,
perilaku masyarakat, pelayanan masyarakat, gizi, kependudukan, pendidikan
yang meliputi pengetahuan, dan keadaan sosial ekonomi (Irwan, 2017).
Terlihat bahwa anak-anak mempunyai kebiasaan kurang
memperhatikan perlunya mencuci tangan dalam kehidupan sehari-hari, baik di
lingkungan rumah maupun sekolah. Karena sudah menjadi kebiasaan mereka
bahwa mereka biasanya langsung makan makanan yang mereka beli tanpa
mencuci tangan terlebih dahulu, padahal sebelumnya mereka bermain-main.
Perilaku tersebut tentunya berpengaruh dan dapat memberikan kontribusi
dalam terjadinya penyakit diare (Hijriani, 2020).
66

Hasil penelitin ini bersesuain dengan Resiyanthi dkk (2021)


menyebutkan bahwa sebagian besar anak SD Negeri Awan pernah mengalami
diare. hasil serupa juga ditunjukkan pada penelitian yang dilakukan oleh Nurul
Wahida Harahap, Karina Sugih Arto, Supriatmo, Dina Arwina Dalimunthe
(2020) begitu pula penelitian yang dilalukan oleh Happy Kurnia Sari, Rina
Nur Hidayati, Heri Triwibowo (2020).
Penelitian yang dilakukan Hamzah (2020) menyebutkan di Desa
Muara Badak Ilir Kabupaten Kutai Kartanegara dengan jumlah sampe 61
responden yang mempunyai balita usia 7-24 bulan, menemukan faktor risiko
yang secara signifikan berhubungan dengan kejadian diare adalah perilaku
cuci tangan responden. Responden yang tidak mencuci tangan menggunakan
sabun berisiko 6,6 kali lebih besar untuk anak mereka mengalami diare.

C. Hubungan Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Dengan Kejadian Diare


Pada Anak Usia Sekolah
Berdasarkan hasil pengolahan data dapat diketahui nilai korelasi sebesar
-0,414 dan p value sebesar 0,000. Berdasarkan hasil analisis dapat diketahui
bahwa p value = 0,000 <α=0,05 yang artinya hipotesa dalam penelitian ini
diterima dimana secara statistik ada hubungan yang signifikan antara prilaku
cuci tangan dengan sabun dengan kejadian diare. Dilihat dari keeratan
hubungan yang didapat dari hasil pengolahan data, maka besarnya 0,414
menunjukkan adanya keeratan hubungan yang cukup kuat antara perilaku cuci
tangan menggunakan sabun dengan kejadian diare.
Berdasarkan hasil Crosstabulation Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar dapat diketahui perilaku cuci tangan dengan kategori baik
yang mengalami diare sebanyak 13 responden (15,9%) dan tidak mengalami
diare sebanyak 54 responden (65,0%), perilaku cuci tangan dengan kategori
cukup yang mengalami diare sebanyak 8 responden (9,8%) dan tidak
mengalami diare sebanyak 5 responden (6,1%), perilaku cuci tangan dengan
67

kategori buruk yang mengalami diare sebanyak 2 responden (2,4%) dan tidak
mengalami diare sebanyak 0 responden.
Menurut peneliti hasil penelitian yang memiliki arah negatif tersebut
mengindikasikan bahwa semakin baik perilaku cuci tangan pada anak sekolah
dasar maka anak tersebut cenderung tidak mengalami diare. Dengan mencuci
tangan pakai sabun merupakan salah satu upaya pencegahan melalui tindakan
sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari menggunakan air dan
sabun. Tangan manusia seringkali menjadi agen yang membawa kuman daan
menyebabkan patogen berpindah dari satu orang atau dari alam ke orang lain
melalui kontak langsung atau tidak langsung. Mencuci tangan menggunakan
sabun adalah lebih efektif karena lemak dan kotoran yang menempel akan
terlepas saat tangan digosok dan bergesek dalam upaya melepasnya. Di dalam
lemak dan kotoran yang menempel inilah kuman penyakit hidup. Sejalan
dengan pendapat Rosyidah (2019) mengatakan bahwa faktor yang
mempengaruhi kejadian diare pada anak adalah: sumber air, jamban, kebiasan
jajan, dan kebiasaan cuci tangan pada anak.
Menurut Prawati (2019) menyebutkan perilaku membersihkan tangan
menggunakan sabun sesudah buang air besar termasuk dalam 5 waktu yang
dianjurkan untuk melakukan cuci tangan selain setelah memegang hewan
peliharaan, sebelum menyiapkan makanan, setelah membersihkan anak, bayi,
dan sebelum makan. Perilaku masyarakat yang membersihkan tangan dengan
sabun setelah buang air besar dapat menurunkan kasus kematian akibat diare.
Mencuci tangan dengan sabun adalah perlindungan penting karena mencegah
kuman patogen dari lingkungan dan makanan.
Prawati (2019) juga mengungkapkan bahwa salah satu cara untuk
menurunkan penyakit diare adalah dengan cara mencuci tangan menggunakan
sabun. Mencuci tangan dengan sabun dapat menghilangkan kuman penyebab
diare. Kuman diare tersebut biasanya menyebar melalui makanan dan
minuman yang terkontaminasi serta kontak langsung dengan orang yang
terinfeksi.
68

Hasil penelitian yang telah dilakukan sejalan dengan Ni Komang Ayu


Resiyanthi, ini Komang Pande Ariyanti, Nurul Faidah (2021) menyebutkan
hasil penelitian terhadap responden didapatkan bahwa kesadaran perilaku
untuk melakukan cuci tangan pakai sabun sebelum makan masih tergolong
rendah. Hal ini dibuktikan dengan sebanyak 77% responden tidak mencuci
tangannya dengan sabun sebelum makan. Perilaku masyarakat yang tidak
melakukan cuci tangan pakai sabun dapat memicu timbulnya diare. Cuci
tangan pakai sabun dengan benar dapat menurunkan angka kejadian diare
hingga 45%, karena apabila cuci tangan pakai sabun dengan benar dapat
membunuh kuman di tangan sehingga ketika makan kuman tersebut tidak
masuk ke dalam tubuh bersama makanan yang dimakan. Faktor yang mirip
dengan penelitian sebelumnya terkait dengan penelitian sekarang yaitu dugaan
terjadinya diare yang disebabkan oleh responden tidak patuh pada langkah-
langkah cuci tangan yang benar.
Penelitian berikutnya yang sejalan dilakukan oleh Nurul Wahida
Harahap, Karina Sugih Arto, Supriatmo, Dina Arwina Dalimunthe (2020)
hubungan antara perilaku mencuci tangan menggunakan sabun sebelum
mengonsumsi makanan dengan terjadinya diare diperoleh nilai p= 0,028. Hal
ini menunjukkan bahwa perilaku membersihkan tangan dengan sabun
memiliki hubungan dengan penyakit diare dalam 3 bulan terakhir.
Penelitian ini juga sejalan dengan Happy Kurnia Sar, Rina Nur
Hidayati, Heri Triwibowo (2020) yang berjudul Hubungan Perilaku Cuci
Tangan Dengan Kejadian Diare Pada Siswa Di SDN Kebonagung Kecamatan
Puri Kabupaten Mojokerto. Dalam penelitian ini teridentifikasi bahwa ada
hubungan yang signifikan antara perilaku cuci tangan dengan kejadian diare
pada siswa sekolah dasar.

D. Keterbatasan Penelitian
Selama melakukan penelitian ini, peneliti merasakan beberapa
keterbatasan. Karena penelitian ini terjadipada saat pandemi COVID-19.
Akibat dari pandemi tersebut, sekolah-sekolah memberlakukan proteksi yang
69

ketat terhadap kehadiran orang lain/peneliti untuk memasuki area sekolah


untuk mencegah penularan, dan imbasnya penelitian ini tidak berjalan
sebagaimana mestinya terutama dalam hal penyebaran kuisioner.
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN

Pada bab ini peneliti menyimpulkan semua hasil penelitian dan


pembahaan tentang temuan-temuan peneliti yang telah diuraikan secara lengkap
dalam bab sebelumnya. Peneliti juga menulis saran-saran sebagai masukan untuk
tindak lanjut penelitian ini.

A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan antara perilaku
cuci tangan pakai sabun (CTPS) dengan kejadian diare pada anak usia
sekolah di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat.
1. Perilaku cuci tangan pakai sabun pada anak usia sekolah di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat sebanyak 82 responden didapatkan
sebagaian besar dalam kategori baik sebanyak 67 responden (81,7%)
sebanyak 13 responden (15,9%) kategori cukup dan responden yang
memiliki kategori buruk sebanyak 2 responden (2,4%).
2. dari 82 responden didapatkan hasil bahwa responden tidak mengalami
diare sebanyak 59 responden (72%) dan responden yang mengalami diare
sebanyak 23 responden (28%).
3. Berdasarkan uji korelasi menggunakan uji non parametric test
Spearman’s Rho dengan hasil p value = 0,000 <α=0,05 yang menunjukan
bahwa adanya hubungan negatif yang cukup kuat antara perilaku cuci
tangan menggunakan sabun dengan kejadian diare.

B. Saran
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan hubungan antara perilaku
cuci tangan pakai sabun dengan penyakit diare pada anak usia sekolah di
Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat dapat disarankan sebagai berikut:

70
71

1. Bagi Sekolah di Wilayah Pemecutan Kelod Denpasar Barat


Diharapkan pihak sekolah memastikan kelengkapan sarana cuci tangan
tetap tersedia, seperti air bersih tetap mengalir dan menyediakan sabun
cuci tangan.
2. Bagi Institusi ITEKES BALI
Diharapkan hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan dalam
pengembangan tentang perilaku cuci tangan pakai sabun dengan kejadian
diare pada anak usia sekolah.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Diharapkan bagi peneliti selanjutnya untuk meningkatkan prilaku cuci
tangan anak sekolah dengan cara mengadopsi metode yang menarik bagi
anak-anak.
DAFTAR PUSTAKA

Ardiyanti, Ni Komang Pande dkk. (2020). “Hubungan Perilaku Hand Washing


Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Sd Negeri Awan
Kintamani”. Dalam http://repository.stikeswiramedika.ac.id/54/1/Ni%20
Komang%20Pande%20Ardiyanti.pdf hal 3 Anak Generasi Penerus
Bangsa. Diunduh tanggal 26 Desember 2021.

Ashari, A. E., Ganing, A., & Mappau, Z. (2020). Peningkatan Pengetahuan, Sikap
dan Praktik Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Anak Kelas V Sekolah
Sarmelalui Senam Cuci Tangan Pakai Sabun. Jurnal Ilmiah STIKES
Kendal, 10(1), 11–18.

Ardiyanti, Ni Komang Pande dkk. (2020). “Hubungan Perilaku Hand Washing


Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Sd Negeri Awan
Kintamani”. Dalam http://repository.stikeswiramedika.ac.id/54/1/Ni%20
Komang%20Pande%20Ardiyanti.pdf hal 4 diare dapat ditularkan melalui
tangan tidak bersih. Diunduh tanggal 26 Desember 2021.

Ardiyanti, Ni Komang Pande dkk. (2020). “Hubungan Perilaku Hand Washing


Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Sd Negeri Awan
Kintamani”. Dalam http://repository.stikeswiramedika.ac.id/54/1/Ni%20
Komang%20Pande%20Ardiyanti.pdf hal 4 cuci tangan belum menjadi
budaya . Diunduh tanggal 26 Desember 2021.

Badan Pusat Statistik. (2020). Indeks pembangunan Manusia (IPM). Jakarta :


BPS-Statistic Indonesia.

Badan Pusat Statistik. (2020). Jumlah Kasus Penyakit Menurut Jenis Penyakit.
Bali : BPS Statistic Provinsi Bali.

Boway, L. J., Mandagi, C. K. ., & Rattu, A. J. . (2019). Faktor – Faktor Yang


Berhubungan Dengan Kejadian Diare di Sekolah Dasar Katolik Santa
Maria Manembo-Nembo Kota Bitung. Jurnal KESMAS, 8(7), 395–401.

Depkes RI. (2010). Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta : Ditjen


PPM dan PL. Diakses pada tanggal 27 desember 2021.

Depkes RI. (2019). Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS) di rumah tangga.
Jakarta : Departemen Kesehatan Republik Indonesia.
Febry, A. B., & Marendra, Z. (2010). Smart Parents Pandai Mengatur Menu &
Tanggap Saat Anak Sakit (W. Satia (ed.); 1st ed.). GagasMedia

72
73

Hartati, S., & Nurazila, N. (2018). Faktor Yang Mempengaruhi Kejadian Diare
Pada Balita Di Wilayah Kerja Puskesmas Rejosari Pekanbaru. Jurnal
Endurance: Kajian Ilmiah Problema Kesehatan, 3(2), 400-407.

Hijriani, Hera., dkk. (2020). “Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Pada Anak Dengan Diare Dirumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten
Subang”. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/330916-
pengetahuan-perilaku-hidup-bersih-sehat-fb5d7430.pdf hal 2 pendahuluan
pengetahuan perilaku hidup sehat (PHBS) pada anak dengan diare di
rumah sakit umum kelas B kabupaten subang. Diunduh 20 Desember
2021.

Hijriani, Hera., dkk. (2020). “Pengetahuan Perilaku Hidup Bersih Sehat (PHBS)
Pada Anak Dengan Diare Dirumah Sakit Umum Kelas B Kabupaten
Subang”. Dalam https://media.neliti.com/media/publications/330916-
pengetahuan-perilaku-hidup-bersih-sehat-fb5d7430.pdf hal 2 (Volt 1 No.3)
pendahuluan pengetahuan perilaku hidup sehat (PHBS) pada anak dengan
diare di rumah sakit umum kelas B kabupaten subang. Diunduh 20
Desember 2021.

Handarsari. (2019). Hubungan Kebiasaan Cuci Tangan Dan Sanitasi Makanan


Dengan Kejadian Diare Pada Anak Sd Negeri Podo 2 Kecamatan
Kedungwuni Kabupaten Pekalongan. Jurnal Kesehatan Masyarakat.
Hamzah. (2020). Diarrhea Events In Toddlers Based On Hendric L. Blum Theory
In Muara Badak Ilir. Media Kesehatan Politeknik.

Irwan. (2017). Etika dan Perilaku Kesehatan (1st ed.). CV. Absolute Media

Kusyati, E., Yunani, Syaifudin, A., Wahyuningsih, R. D., Mustaida, Fauziyah, &
Hartana, A. (2013). Keterampilan & Prosedur Laboratorium Keperawatan
Dasar (S. Isneini & D. Widiarti (eds.); 2nd ed.). EGC.

Kapti, R. eko, & Azizah, N. (2017). Perawatan Anak Sakit di Rumah (N. Azizah
& Tim UBPress (eds.); 1st ed.). UBPress.

Kemenkes RI. (2013). “Panduan Cuci Tangan Pakai Sabun”. Dalam


https://kesmas.kemkes.go.id/assets/upload/dir_519d41d8cd98f00/files/Pan
duan_CTPS2020_1636.pdf hal 2-10 Cuci tangan pakai sabun. Diakses
tanggal 27 Desember 2021.
74

Kurnia Sari, Happy., dkk. (2020). Hubungan Perilaku Cuci Tangan Dengan
Kejadian Diare Pada Siswa Di Sdn Kebonagung Kecamatan Puri
Kabupaten Mojokerto. Dalam
https://repositori.stikesppni.ac.id/bitstream/handle/123456789/648/PEND
AHULUAN_201601052.pdf?sequence=1&isAllowed=y. Diunduh 29 Mei
2022.

Nurmala, I., Rahman, F., Nugroho, A., Erlyani, N., Laily, N., & Anhar, V. Y.
(2018). Promosi Kesehatan (Zadina (ed.); 1st ed.). Airlangga University
Press (AUP)

Notoatmodjo, S. (2010). Promosi Kesehatan Teori & Aplikasi (Edisi Revisi).


PT Rineka Cipta.
Notoatmodjo, S. (2017). Ilmu perilaku kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.

Nugraha, M. F., Hendrawan, B., Pratiwi, A. S., Permana, R., Saleh, Y. T.,
Nurfitriani, M., Nurkamilah, M., Trilestari, A., & Husen, W. R. (2020).
Pengantar Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (E. F. Fatwa
Khomaeny (ed.); 1st ed.). Edu Publisher.

Profil Kesehatan Indonesia. (2020). Cakupan Pelayanan Penderita Diare Balita


Menurut Provinsi tahun 2020. Jakarta : Ditjen P2P, Kemenkes RI, 2021.

Profil Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Cakupan Pelayanan Penderita Diare. Bali :
Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Profil Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Layanan Rehidrasi Oral Aktif (LROA).
Bali : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Profil Kesehatan Provinsi Bali. (2020). LINTAS DIARE (Lima Langkah


Tuntaskan Diare). Bali : Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Profil Kesehatan Provinsi Bali. (2020). Cakupan Pemberian Oralit dan Zink. Bali
: Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Bali.

Profil dinas Kesehatan Kota Denpasar. (2021). Jumlah Kasus Diare di Kota
Denpasar berdasarkan Kecamatan. Denpasar : Kepala Dinas Kesehatan
Kota Denpasar.
Prawati. (2019). Edukasi Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun Pada Siswa Untuk
Pencegahan Transmisi Penyakit. Jurnal Masyarakat Mandiri.
Riyadi, S., & Suharsono. (2010). Asuhan Keperawatan Pada Anak Sakit (Sumitro
(ed.); 1st ed.). Gosyen Publishing.
75

Rokom. (2010). “Cuci Tangan Pakai Sabun, Perilaku Sederhana Berdampak Luar
Biasa”. Dalam https://sehatnegeriku.kemkes.go.id/baca/rilis-
media/20101015/4517132/cuci-tangan-pakai-sabun-perilaku-sederhana-
berdampak-luar-biasa/ . diunduh 20 Desember 2021

Rosyidah, A. N. (2019). Hubungan perilaku cuci tangan terhadap kejadian diare


pada siswa di Sekolah Dasar Negeri Ciputat 02. JIKO (Jurnal Ilmiah
Keperawatan Orthopedi), 3(1), 10-15.

Resiyanthi, Ni Komang Ayu. (2021). Relationship Of Hand Washing Behavior


With Diarrhent Events In School Ages In Sd Negeri Awan Kintamani. Bali
Medika Jurnal.

Suamingsih, NKE. (2020). “Bagaimana asuhan keperawatan pada pasien diare


dengan pemenuhan kebutuhan pemeliharaan kesehatan tidak efektif di
wilayah kerja Puskesmas I Denpasar Selatan”. Dalam
http://repository.poltekkes-
denpasar.ac.id/5394/2/BAB%20I%20Pendahuluan.pdf Pendahuluan
Asuhan Keperawatan Pada Pasien Diare Dengan Pemenuhan Kebutuhan
Pemeliharaan Kesehatan Tidak Efektif Fi Wilayah Kerja Puskesmas I
Denpasar Selatan. Diunduh 22 desember 2021

Siregar, P. A., Harahap, R. A., & Aidha, Z. (2020). Promosi Kesehatan Lanjutan
Dalan Teori dan Aplikasi (1st ed.). Kencana

Sutini, T. (2018). Modul Ajar Konsep Keperawatan Anak (Y. Supartini (ed.)).
Asosiasi Institusi Pendidikan Vokasi Keperawatan Indonesia (AIPViKI).

Susanto, A. (2013). Teori Belajar dan Pembelajaran di Sekolah Dasar (1st ed.).
Prenadamedia Group.

Sugiyono, (2017). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:


Alfabeta.

Swarjana, I. K. (2015). Metodologi Penelitian Kesehatan (Edisi II). Yogyakarta:


ANDI.

Trianingsih, R. (2018). Aplikasi Pembelajaran Kontekstual Yang Sesuai


Perkembangan Anak Usia Sekolah Dasar (N. Fatimah (ed.); 1st ed.).
LPPM Institut Agama Islam Ibrahimy Genteng Banyuwangi.
76

Tuang Agus. (2021), “Analisis Faktor yang Berhubungan dengan Kejadian Diare
pada Anak”. Dalam file:///Users/putumahendra/Downloads/643-
Article%20Text-4140-5-10-20211118.pdf, hal 535 Pendahuluan Analisa
Faktor Yang Berhubungan Dengan Kejadian Diare Pada Anak Di
Wilayah Kerja Puskesmas Pampang Kota Makassar. Diunduh 20
Desember 2021.

Wahida Harahap, Nurul. (2020). “hubungan pengetahuan anak tentang cuci


Tangan dengan kejadian diare di desa Panobasan”. Dalam
https://repositori.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/26089/160100044.
pdf?sequence=1&isAllowed=y. diunduh 26 desember 2021.

Wahida Harahap, Nurul., dkk. (2020). Hubungan Pengetahuan Anak tentang Cuci
Tangan dengan Kejadian Diare di Desa Panobasan. Talenta Publisher
2020.
Wikurendra, E. A. (2018). Pengaruh Penyuluhan cuci tangan pakai sabun terhadap
sikap mencuci tangan siswa. Jurnal Ilmiah Kesehatan Media Husada,
7(2), 64-69.

Wong, D. L., Eaton, M. H., Wilson, D., Winkelstein, M. L., & Schwartz, P.
(2008). Buku Ajar Keperawatan Pediatrik (E. K. Yudha, D. Yulianti, N. B.

Yudi, Andika Dewi Pungki. “Pengaruh Pelatihan Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) Terhadap Perilaku Mencuci Tangan Pada Anak Sekolah Dasar Di
SDN Mangge 2 Desa Mangge Kecamatan Barat Kabupaten Magetan”.
Dalam http://repository.stikes-bhm.ac.id/226/1/61.pdf. Diunduh 1 Januari
2022.

Zein, U., & Newi, E. El. (2019). Buku Ajar Ilmu Kesehatan (Memahami Gejala,
Tanda dan Mitos) (1st ed.). Deepublish.
Lampiran 1
JADWAL PENELITIAN
BULAN
NO Oktober Nopember Desember Januari Februari Maret April Mei Juni
KEGIATAN
IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV
1 Penyusunan
Proposal
2 ACC Proposal
3 Penyebaran
Proposal
4 Ujian Proposal
5 Ujian Ulang
Proposal
6 Pengumpulan
Data
7 Penyusunan
Hasil Penelitian
8 Penyebaran
Skripsi
9 Ujian Skripsi
10 Ujian Ulang
Skripsi
11 Perbaikan dan
Pengumpulan

77
INSTRUMEN PENELITIAN (KUESIONER)
HUBUNGAN PERILAKU CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)
DENGAN KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI WILAYAH DESA PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT

Petunjuk:
1. Bacalah petunjuk dibawah ini dengan teliti.
2. Jawaban yang anda berikan dijamin kerahasiaannya.
3. Setiap pertanyaan mohon diisi sendiri dan tidak diwakilkan.
4. Kuesioner dibagi menjadi tiga bagian :
a. Data Umum
1) Nama (inisial) :
2) Jenis Kelamin : Laki-laki kode (1)
Perempuan kode (2)
3) Umur :
4) Kelas : V kode (1)
VI kode (2)
b. Perilaku mencuci tangan pada anak usia sekolah di Desa Pemecutan
Kelod Denpasar barat:
1) Pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda
2) Jawaban harap diberi tanda Check List (√)
3) Petunjuk pilihan jawaban
a) Tidak pernah
b) Kadang-kadang
c) Selalu
d) sering
c. Kejadian diare pada anak usia sekolah di Wilayah Desa Pemecutan
Kelod Denpasar Barat:
1) Pilihlah satu jawaban yang paling sesuai dengan pendapat anda
2) Jawaban harap diberi tanda Check List (√)
3) Petunjuk pilihan jawaban
a) Ya b) Tidak
INSTRUMEN PENELITIAN (KUESIONER)
PERILAKU MENCUCI TANGAN PADA ANAK USIA SEKOLAH
DI WILAYAH DESA PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT

Petunjuk :
1. Bacalah pertanyaan dibawah ini dengan teliti
2. Berilah tanda (√) pada kolom sesuai jawaban anda
3. Pada pengisian identitas nama responden hanya menuliskan
nama inisial saja, contohnya: “Mahen” menjadi “M”
4. Peneliti menjamin kerahasiaan identitas yang diberikan oleh responden

A. Karakteristik Responden
1. Nama (Inisal) : ..............................
2. Umur : tahun
3. Jenis Kelamin : Laki-laki
: Perempuan
4. Kelas : V
VI
Petunjuk :
TIDAK PERNAH : Jika tidak pernah melakukan cuci tangan
KADANG-KADANG : Jika dilakukan 1-2 kali dalam sehari
SERING : Jika dilakukan kurang dari 3 kali dalam sehari
SELALU : Jika dilakukan lebih dari 3 kali dalam sehari
Kadang– Tidak
No Pertanyaan Selalu Sering
kadang Pernah
1. Saya mencuci tangan
pakai sabun
2. Mencuci tangan dengan
air mengalir dan sabun
3. Mencuci tangan
menggunakan 6 langkah
mencuci tangan
4. Mencuci tangan pakai
sabun sebelum dan
sesudah makan
5. Mencuci tangan pakai
sabun setelah buang air
kecil dan buang air besar
6. Mencuci tangan pakai
sabun setelah batuk dan
bersin
7. Mencuci tangan pakai
sabun setelah bermain
dan beraktifitas diluar
8. Mencuci tangan pakai
sabun setelah memegang
hewan/ unggas termasuk
hewan peliharaan
9. Mencuci tangan pakai
sabun setelah membuang
sampah
10. Mengeringkan tangan
dengan handuk/ tisu
setelah mencuci tangan
INSTRUMEN PENELITIAN (KUESIONER)
KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH DI WILAYAH DESA
PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT

Keterangan :

YA : Bila responden mengalami diare


TIDAK : Bila responden tidak mengalami diare

1. Apakah kamu pernah diare (BAB lebih dari tiga kali dalam sehari selama
3 bulan terakhir (November 2021 – Januari 2022) ?
a) Ya b) Tidak
2. Bila Ya bulan apa kamu pernah diare dan berapa lama?
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
HUBUNGAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH DI WILAYAH DESA
PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT

Jumlah
Variabel Jenis Pertanyaan No. Soal
Soal
1. Cuci Tangan 1. Aplikasi cuci tangan 10 1,2,3,4,5,6,7,8,9,10
Pakai Sabun pakai sabun
(CTPS)

2. Kejadian Diare 1. Pernyataan positif 2 1, 2


KISI-KISI JAWABAN INSTRUMEN PENELITIAN
HUBUNGAN CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS) DENGAN
KEJADIAN DIARE PADA ANAK USIA SEKOLAH DI WILAYAH DESA
PEMECUTAN KELOD DENPASAR BARAT

Jumlah
Variabel Jenis Pertanyaan Jawaban
Soal
1. Cuci Tangan 1. Aplikasi cuci 10 SL,SL,SL,SL,SL,
Pakai Sabun tangan pakai SL,SL,SL,SL
(CTPS) sabun

2. Kejadian 1. Pernyataan Positif 2 Y


Diare
LEMBAR PERMOHONAN KEPADA ORANG TUA/ WALI

Kepada :
Yth. Orang Tua Siswa/i
Di tempat

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini :

Nama : Putu Mahendra


NIM : 18C10172
Pekerjaan : Mahasiswa Semester VIII Program Studi Sarjana
Keperawatan, ITEKES Bali
Alamat : Dusun Penutuk, Batumadeg, Nusa Penida, Klungkung,
Bali.

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara/i untuk


bersedia dan mengizinkan putra-putri saudara/i menjadi responden dalam
penelitian saya yang berjudul “Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa
Pemecutan Kelod Denpasar Barat”, yang pengumpulan datanya akan dilaksanakan
pada tanggal 28 s.d 31 Maret 2022. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk
mengetahui hubungan antara perilaku cuci tangan pakai sabun (ctps) dengan
kejadian diare pada anak usia sekolah di Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat.
Saya akan tetap menjaga segala kerahasiaan data maupun informasi yang
diberikan.
Demikian surat permohonan ini saya sampaikan, atas Kerjasama dan
kesediaannya saya ucapkan terima kasih.

Denpasar, 27 Maret 2022


Peneliti

PUTU MAHENDRA
NIM. 18C10172
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN

Kepada :
Yth. Siswa/i di Wilayah Desa Pemecutan Kelod

Dengan hormat,
Saya yang bertanda tangan di bawah ini:
Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Pekerjaan : Mahasiswa semester VIII Program Studi Sarjana
Keperawatan ITEKES BALI
Alamat Kampus : Jalan Tukad Balian No. 180 Renon, Denpasar-Bali
Alamat Peneliti : Dusun Penutuk, Batumadeg, Nusa Penida, Klungkung,
Bali.
No. Tlp Peneliti : 082144922103

Bersama ini saya mengajukan permohonan kepada Saudara untuk bersedia


menjadi responden dalam penelitian saya yang berjudul “Hubungan antara
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Kejadian Diare Pada
Anak Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod” pengumpulan data
akan dilaksanakan pada bulan Januari sampai dengan Maret 2022. Adapun tujuan
dari penelitian ini adalah untuk mengetahui Hubungan Antara Perilaku Cuci
Tangan Pakai Sabun (CTPS) dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di
Wilayah Desa Pemecutan Kelod. Saya akan tetap menjaga segala kerahasiaan data
maupun informasi yang diberikan.
Demikian surat permohonan ini disampaikan, atas perhatian, kerjasama
dan kesediaannya saya ucapkan terimakasih.

Denpasar, 27 Maret 2022


Peneliti

PUTU MAHENDRA
NIM. 18C10172
LEMBAR PERSETUJUAN ORANG TUA/ WALI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ..........................................................................................................
Jenis Kelamin : ..........................................................................................................
Pekerjaan : ..........................................................................................................
Alamat : ..........................................................................................................

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan


oleh Saudara Putu Mahendra, Mahasiswa semester VIII Program Studi Sarjana
Keperawatan ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul “Hubungan Antara
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar
Barat”, maka dengan ini saya menyatakan setuju menjadi responden dalam
penelitian tersebut, secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.
Demikian persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Denpasar, 27 Maret 2022


Responden

(…………….……………)
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : ..........................................................................................................
Jenis Kelamin : ..........................................................................................................
Pekerjaan : ..........................................................................................................
Alamat : ..........................................................................................................

Setelah membaca Lembar Permohonan Menjadi Responden yang diajukan


oleh Saudara Putu Mahendra, Mahasiswa semester VIII Program Studi Sarjana
Keperawatan ITEKES Bali, yang penelitiannya berjudul “Hubungan Antara
Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar
Barat”, maka dengan ini saya menyatakan setuju menjadi responden dalam
penelitian tersebut, secara sukarela dan tanpa ada unsur paksaan dari siapapun.
Demikian persetujuan ini saya berikan agar dapat digunakan sebagaimana
mestinya.

Denpasar, 27 Maret 2022


Responden

(…………….……………)
FORMULIR KETERANGAN UJI VALIDITAS DAN
PENGELOLAAN DATA STATISTIK SKRIPSI
PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

Yang bertanda tangan dibawah ini adalah pembimbing I dari mahasiswa atas
nama :

Nama : Putu Mahendra


NIM : 18C10172
Judul Proposal : Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar
Barat.

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa tersebut telah lulus uji proposal dan
memerlukan bantuan pengelolaan data sebagai berikut : (centang yang sesuai)
✔ Fase Validity
Nama dosen/ekspert :
1. Ni Made Sri Rahyanti, Ns., Sp.Kep.An (0826018401)
2. Ns. Ni Kadek Sriasih, M.Kep., Sp.Kep.An (0812039001)
◻ Pengelolaan data penelitian dengan SPSS

Denpasar, 24 Januari 2022


Pembimbing I

Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat


NIDN. 0820127401
LEMBAR PERNYATAAN FACE VALIDITY

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ni Made Sri Rahyanti, Ns., Sp.Kep.An
NIDN : 0826018401

Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagai berikut:


Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Judul Proposal : Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah
Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat.

Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan face validity
terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.
Demikian surat ini di buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 18 Maret 2022


Face Validator

Ni Made Sri Rahyanti, Ns., Sp.Kep.An


NIDN. 0826018401
LEMBAR PERNYATAAN FACE VALIDITY

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ns. Ni Kadek Sriasih, M.Kep., Sp.Kep.An
NIDN : 0812039001

Menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagai berikut:


Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Judul Proposal : Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun (CTPS)
Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah Di Wilayah
Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat.

Menyatakan bahwa dengan ini telah selesai melakukan bimbingan face validity
terhadap instrument penelitian yang bersangkutan.
Demikian surat ini di buat agar dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 18 Maret 2022


Face Validator

Ns. Ni Kadek Sriasih, M.Kep., Sp.Kep.An


NIDN. 0812039001
KETERANGAN UJI VALIDITAS DAN PENGOLAHAN DATA
STATISTIK SKRIPSI PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

Yang bertanda-tangan dibawah ini adalah pembimbing I dari mahasiswa atas


nama:
Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Judul Proposal : Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia Sekolah
Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar Barat.

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa tersebut telah lulus uji proposal dan
memerlukan bantuan pengolahan data sebagai berikut:

√ Pengolahan data penelitian dengan SPSS

√ Uji Validitas Kuisioner

Denpasar, 18 Maret 2022

Pembimbing I

Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M. Kep., Sp. Mat


NIDN. 0820127401
LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING

Yang bertanda tangan dibawah ini:


Nama : Ni Luh Adi Satriani, S.Kep., M. Kep., Sp. Mat
NIDN : 0820127401

Menyatakan bahwa mahasiswa tersebut yang Namanya dibawah ini telah


melakukan analisa data, mahasiswa tersebut adalah:
Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Judul Penelitian : Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak
Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat.
Sebagai pembimbing analisa data, dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang
disebutkan diatas telah melaksanakan pengolahan data.
Demikian surat pernyataan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.

Denpasar, 14 April 2022


Pembimbing I

Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M. Kep., Sp. Mat


NIDN. 0820127401
HASIL ANALISIS

Frequencies
Statistics
UMUR KELAS
RESPONDEN JENIS KELAMIN RESPONDEN
N Valid 82 82 82
Missing 0 0 0
Mean 11.41 1.46 1.41
Median 11.00 1.00 1.00
Std. Deviation .684 .502 .496
Variance .468 .252 .246
Minimum 10 1 1
Maximum 13 2 2

Frequency Table

UMUR RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid 10 6 7.3 7.3 7.3
11 39 47.6 47.6 54.9
12 34 41.5 41.5 96.3
13 3 3.7 3.7 100.0
Total 82 100.0 100.0

JENIS KELAMIN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid LAKI-LAKI 44 53.7 53.7 53.7
PEREMPUAN 38 46.3 46.3 100.0
Total 82 100.0 100.0

KELAS RESPONDEN
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid V 48 58.5 58.5 58.5
VI 34 41.5 41.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
Frequencies

Frequency Table
P1
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 2 2.4 2.4 2.4
SERING 18 22.0 22.0 24.4
SELALU 62 75.6 75.6 100.0
Total 82 100.0 100.0

P2
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 1 1.2 1.2 1.2
KADANG-KADANG 2 2.4 2.4 3.7
SERING 20 24.4 24.4 28.0
SELALU 59 72.0 72.0 100.0
Total 82 100.0 100.0
P3
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 22 26.8 26.8 26.8
SERING 19 23.2 23.2 50.0
SELALU 41 50.0 50.0 100.0
Total 82 100.0 100.0

P4
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 1 1.2 1.2 1.2
SERING 15 18.3 18.3 19.5
SELALU 66 80.5 80.5 100.0
Total 82 100.0 100.0

P5
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 6 7.3 7.3 7.3
SERING 14 17.1 17.1 24.4
SELALU 62 75.6 75.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
P6
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid TIDAK PERNAH 3 3.7 3.7 3.7
KADANG-KADANG 17 20.7 20.7 24.4
SERING 23 28.0 28.0 52.4
SELALU 39 47.6 47.6 100.0
Total 82 100.0 100.0
P7

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 7 8.5 8.5 8.5
SERING 20 24.4 24.4 32.9
SELALU 55 67.1 67.1 100.0
Total 82 100.0 100.0
P8

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 4 4.9 4.9 4.9
SERING 20 24.4 24.4 29.3
SELALU 58 70.7 70.7 100.0
Total 82 100.0 100.0
P9

Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 3 3.7 3.7 3.7
SERING 22 26.8 26.8 30.5
SELALU 57 69.5 69.5 100.0
Total 82 100.0 100.0
P10
Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid KADANG-KADANG 10 12.2 12.2 12.2
SERING 16 19.5 19.5 31.7
SELALU 56 68.3 68.3 100.0
Total 82 100.0 100.0

Frequencies

Statistics
KODE KEJADIAN DIARE
N Valid 82
Missing 0
Mean .28
Median .00
Std. Deviation .452
Variance .204
Minimum 0
Maximum 1
Frequencies
Statistics
KATEGORI PRESENTASE PRILAKU
N Valid 82
Missing 0
Mean 2.79
Median 3.00
Mode 3
Std. Deviation .464
Variance .216
Skewness -2.197
Std. Error of Skewness .266
Kurtosis 4.287
Std. Error of Kurtosis .526
Minimum 1
Maximum 3

KATEGORI PRESENTASE PRILAKU


Cumulative
Frequency Percent Valid Percent Percent
Valid BURUK 2 2.4 2.4 2.4
CUKUP 13 15.9 15.9 18.3
BAIK 67 81.7 81.7 100.0
Total 82 100.0 100.0

NPar Tests

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test


Unstandardized
Residual
N 82
Normal Parametersa,b Mean .0000000
Std. Deviation .40909680
Most Extreme Differences Absolute .402
Positive .402
Negative -.256
Test Statistic .402
Asymp. Sig. (2-tailed) .000c
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
KATEGORI PRESENTASE PRILAKU
Case Processing Summary
Cases
KATEGORI Valid Missing Total
PRESENTASE Perc
PRILAKU N Percent N ent N Percent
KODE KEJADIAN DIARE BURUK 2 100.0% 0 0.0% 2 100.0%
CUKUP 13 100.0% 0 0.0% 13 100.0%
BAIK 67 100.0% 0 0.0% 67 100.0%

Descriptivesa
KATEGORI PRESENTASE PRILAKU Statistic Std. Error
KODE CUKUP Mean .62 .140
KEJADIA 95% Confidence Interval for Lower Bound .31
N DIARE Mean
Upper Bound .92
5% Trimmed Mean .63
Median 1.00
Variance .256
Std. Deviation .506
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 1
Skewness -.539 .616
Kurtosis -2.056 1.191
BAIK Mean .19 .049
95% Confidence Interval for Lower Bound .10
Mean
Upper Bound .29
5% Trimmed Mean .16
Median .00
Variance .159
Std. Deviation .398
Minimum 0
Maximum 1
Range 1
Interquartile Range 0
Skewness 1.583 .293
Kurtosis .521 .578
a. KODE KEJADIAN DIARE is constant when KATEGORI PRESENTASE PRILAKU = BURUK. It
has been omitted.
Tests of Normalitya
KATEGORI Kolmogorov-Smirnovb Shapiro-Wilk
PRESENTASE
PRILAKU Statistic df Sig. Statistic df Sig.
KODE KEJADIAN CUKUP .392 13 .000 .628 13 .000
DIARE BAIK .493 67 .000 .483 67 .000
a. KODE KEJADIAN DIARE is constant when KATEGORI PRESENTASE PRILAKU = BURUK. It
has been omitted.
b. Lilliefors Significance Correction

KODE KEJADIAN DIARE

Normal Q-Q Plots


Detrended Normal Q-Q Plots
Nonparametric Correlations
Correlations
KATEGORI KODE
PRESENTASE KEJADIAN
PRILAKU DIARE
Spearman's rho KATEGORI PRESENTASE Correlation
1.000 -.414**
PRILAKU Coefficient
Sig. (2-tailed) . .000
N 82 82
KODE KEJADIAN DIARE Correlation
-.414** 1.000
Coefficient
Sig. (2-tailed) .000 .
N 82 82
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).

Notes

Case Processing Summary


Cases
Valid Missing Total
N Percent N Percent N Percent
KATEGORI PRESENTASE
PRILAKU * KODE 82 100.0% 0 0.0% 82 100.0%
KEJADIAN DIARE
KATEGORI PRESENTASE PRILAKU * KODE KEJADIAN DIARE Crosstabulation
FORMULIR KETERANGAN TRANSLATE ABSTRACT SKRIPSI
PRODI SARJANA KEPERAWATAN
INSTITUT TEKNOLOGI DAN KESEHATAN BALI

Yang bertanda tangan dibawah ini pembimbing I dari mahasiswa atas nama:

Nama : Putu Mahendra

NIM : 18C10172
Judul Skripsi : Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai
Sabun (CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak
Usia Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod
Denpasar Barat.

Dengan ini menerangkan bahwa mahasiswa tersebut telah lulus uji skripsi dan
memerlukan bantuan untuk translate abstract:
Nama dosen:
1) I Putu Agus Endra Susanta, S.Pd.,M.Pd

Denpasar, 8 Juli 2022


Pembimbing I

Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M. Kep., Sp. Mat


NIDN. 0820127401
LEMBAR PERNYATAAN ABSTRACT TRANSLATION

Yang bertanda tangan di bawah ini :


Nama : I Putu Agus Endra Susanta, S.Pd.,M.Pd
NIDN : 0811059101

Dengan ini menyatakan bahwa mahasiswa yang disebutkan sebagai berikut:


Nama : Putu Mahendra
NIM : 18C10172
Judul Skripsi : Hubungan Antara Perilaku Cuci Tangan Pakai Sabun
(CTPS) Dengan Kejadian Diare Pada Anak Usia
Sekolah Di Wilayah Desa Pemecutan Kelod Denpasar
Barat.

Telah mengikuti proses Abstract Translation dan abstrak terscbut dapat


dipergunakan dalam Laporan Tugas Akhir (Skripsi).
Demikian surat ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana mestinya.

Denpasar, 08 Juli 2022

I Putu Agus Endra Susanta S.Pd.,M.Pd


NIDN. 0811059101
FORMAT BUKU BIMBINGAN PROPOSAL
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMI 2021/2022

Nama Mahasiswa : Putu Mahendra


NIM : 18C10172
Pembimbing I : Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Komentar/Saran Paraf


Jam Bimbingan Perbaikan Pembimbing
Diskusi
Cari jurnal – jurnal yang
masalah dan
1 27 Oktober 2021 berkaitan dan membuat
topik
sintesis tabel
penelitian
Mengumpulkan sitntesis
Diskusi topik
2 30 Oktober 2021 tabel dan menambahkan
penelitian
data
Diskusi topik
3 7 November 2021 Mencari data kesenjangan
penelitian

20 November Bimbingan Perbaiki dan tambahkan


4
2021 Bab I dan II data

15 Desember Acc Bab I dan perbaiki


5 Revisi Bab I
2021 Bab II
Perbaikan Bab I dan Bab
Bimbingan
23 Desember II perhatikan cara
6 Bab I dan Bab
2021 penulisan, lanjut Bab III
II
dan Bab IV
Bimbingan
Perbaikan kerangka
7 10 Januari 2021 Bab I samapi
konsep
Bab IV
Bimbingan Perbaiki pada analisa data
8 15 Januari 2021 Bab I sampai dan tahap persiapan
Bab IV
Bimbingan
Perbaiki Bab III
9 20 Januari 2022 Bab I sampai
Bab IV

Kumpul Bab I Acc dan persiaan


10 24 Januari 2022
sampai Bab IV mengikuti ujian proposal
FORMAT BUKU BIMBINGAN PROPOSAL
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN
ITEKES BALI TAHUN AKADEMI 2021/2022

Nama Mahasiswa : Putu Mahendra


NIM : 18C10172
Pembimbing II : Ns. Ni Komang Tri Agustini. S. Kep.,M.Kep

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Komentar/Saran Paraf


Jam Bimbingan Perbaikan Pembimbing
Usulan Lanjutkan
24 November
1 permasalahan pembuatan BAB I
2021
penelitian
Revisi BAB I Perbaiki penulisan
27 November
2 latar belakang
2021
masalah
Mengajukan Perhatikan cara
5 Desember
3 perbaikan BAB I penulisan dan
2021
kutipan
Pembahasan terkait Perbaiki referensi
30 Desember
4 BAB I dan II
2021

Lanjut BAB III dan Perhatikan


5 5 Januari 2022 BAB IV Penulisan dan
Penomoran
Melengkapkan Lengkapi mulai
11 Januari
6 proposal dari awal dari cover hingga
2022
Lampiran
Diskusi tentang Perbaikan desain
desain penelitian penelitian
14 Januari
7 dan lokasi
2022
penelitian

Diskusi mengenai Cantumkan nilai


16 Januari kuisioner uji valid kuisioner
8
2022 yang diadopsi

Diskusi Kuisioner Cantumkan hal atau


18 Januari perubahan yang
9
2022 dimodifikasi

ACC BAB 1-4 Acc dan


20 Januari
10 persiapkan ujian
2022
proposal
FORMAT BUKU BIMBINGAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ITEKES
BALI TAHUN AKADEMI 2021/2022

Nama Mahasiswa : Putu Mahendra


NIM : 18C10172
Pembimbing I : Ni Luh Adi Satriani, S.Kp., M.Kep., Sp.Mat

No Hari/Tanggal/Ja Kegiatan Komentar/Saran Paraf


m Bimbingan Perbaikan Pembimbing
Kata
Perbaiki urutan penulisan,
1 Sabtu, 07 Mei pengantar,
kata pengantar, tujuan
2022 tujuan umum,
umum dan tujuan khusus
tujuan khusus
2 Rabu, 25 Mei Memperbaiki penulisan
BAB IV
2022 dari proposal ke skripsi
Perbaiki gambaran umum
3 Kamis, 02 Juni BAB V dan tambahkan fasilitas
2022
cuci tangan
Perbaiki penulisan dan
4 Jum’at, 03 Juni BAB V urutkan sesuai tujuan
2022
khusus
Jelaskan mengapa hasil
5 Sabtu, 04 Juni BAB VI tersebut baik, cukup,
2022
kurang
Tambahkan referensi yang
6 Minggu, 05 Juni BAB VI sama dengan hasil
2022
penelitian
Masukan karakteristik
7 Senin, 06 Juni pada pembahasan agar
BAB VI
2022 karakteristik dapat
dipakai

Buat keterbatasan
penelitian yang tidak
8 Sabtu, 11 juni BAB VII dapat kita atasi sehingga
2022 menjadi keterbatasan
bukan kelemahan
Membuat kesimpulan
9 Senin, 13 Juni BAB VII sesuai dengan tujuan
2022
khusus

10 Selasa, 14 Juni Skripsi


ACC ujian Skrpsi
2022 lengkap
FORMAT BUKU BIMBINGAN SKRIPSI
MAHASISWA PROGRAM STUDI SARJANA KEPERAWATAN ITEKES
BALI TAHUN AKADEMI 2021/2022

Nama Mahasiswa : Putu Mahendra


NIM : 18C10172
Pembimbing II : Ns. Ni Komang Tri Agustini. S. Kep.,M.Kep

No Hari/Tanggal/ Kegiatan Komentar/Saran Paraf


Jam Bimbingan Perbaikan Pembimbing
BAB V Perbaiki tulisan
Kamis, 26 Mei yang typo, cetak
1
2022 miring tulisan yang
berbahasa inggris
Sabtu, 28 Mei BAB V Jelaskan Frekuensi
2
2022 Karakteristik
BAB VI Jelaskan alasan
kenapa hasil
Rabu, 1 Juni
3 penelitian setiap
2022
variabel tersebut
diperoleh cukup
BAB VI Tambahkan
penelitian terkait
Jum’at, 3 Juni
4 pada perilaku cuci
2022
tangan dan
kejadian diare
Sabtu, 04 Juni BAB VI Perbaiki cara
5
2022 penulisan referensi
BAB VI Perbaiki kalimat
yang susah
Senin, 06 Juni dipahami dan
6
2022 menambahkan
diketerbatasan
penelitian
BAB VII Perlu diperbaiki
Jum’at, 10 Juni
7 dibagian penutup
2022
itu kurang spasi
BAB VII Perbaiki penulisan
Sabtu, 11 Juni pada saran
8
2022

BAB VII Mengirim skripsi


Senin, 13 Juni lengkap
9
2022

Selasa, 14 Juni Skripsi Lengkap Acc untuk ujian


10
2022

Anda mungkin juga menyukai