Anda di halaman 1dari 6

TUGAS TUTORIAL KE-1

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama Mata Kuliah : EKSI4413


Kode Mata Kuliah : Audit Manajemen
Jumlah sks : 3 SKS
Nama Pengembang :
Nama Penelaah :
Status Pengembangan : 2021
Tahun Pengembangan : Baru/Revisi*
Edisi Ke- : 3

Sumber
Skor
No Tugas Tutorial Tugas
Maksimal
Tutorial
1 Dalam audit manajemen, dikenal beberapa jenis audit. 15 BMP
Sebutkan jenis-jenis audit manajemen dan uraikan fungsi Modul 1
dari masing-masing jenis audit tersebut!
2 Setiap akan melakukan audit manajemen, auditor membuat 20 BMP
perencanaan terlebih dahulu. Modul 2
Uraikanlah tahap-tahapan dalam perencanaan audit
manajemen!
3 Dalam mempelajari audit manajemen, kita tidak pernah 25 BMP
bisa melepaskan diri dari pemahaman tentang tata kelola. Modul 3
Tata kelola berperan penting dalam proses mengarahkan
dan memonitor korporasi untuk menciptakan nilai
pemegang saham dan melindungi kepentingan stakeholders
lainnya. Tata kelola juga diperlukan untuk menghindarkan
perusahaan dari konsentrasi kekuasaan di tangan
manajemen dan menciptakan system yang efektif dan
seimbang bagi pemegang saham, dewan direksi,
manajemen, dan karyawan serta pemangku kepentingan
lainnya.

Di dalam tata kelola korporasi, kita mengenal istilah


system one-tier dan two-tier board system. Uraikanlah
perbedaan di antara one-tier dan two-tier system! Manakah
menurut Anda yang lebih baik dari kedua system tersebut?
4 Waste management, Inc (WMI) didirikan oleh Dean 20 BMP
Buntrock dan Wayne Huizenga pada tahun 1968 dan Modul 3
bermarkas di City Tower Pertama di Houston, Texas.
Wayne Huizenga meninggalkan WMI pada tahun 1984
untuk mendirikan kerajaan blockbuster. Bisnis inti dari
Waste Management untuk manajemen sampah di Amerika
Utara terdiri dari proses-proses penting sebagai berikut,
yaitu mengumpulkan (collection), memindahkan (transfer)
& membuang (disposal). Dalam pemilikan Buntrock
sebagai CEO, perusahaan tersebut go public pada tahun
1971, dan kemudian berkembang selama tahun 1970an dan
1980an melalui beberapa tambahan atau akusisi dari
perusahaan angkutan sampah lokal dan pengurus-pengurus
landfill. Bahkan pada suatu saat perusahaan mampu
melakukan hampir dari 200 akusisi selama setahun. Dari
1971 sampai dengan 1991. Pada tahun 1993, auditor
mendokumentasikan salah saji lain sebesar $128 juta yang
akan mengurangi pendapatan dari operasi yang dilanjutkan
sebesar 12 persen. Meskipun demikian, Andersen
menyimpulkan bahwa salah saji tersebut tidak material
untuk mengharuskan pengungkapan. Securities and
Exchange Commission (SEC) mulai memeriksa buku WMI
pada bulan November 1997, ketika perusahaan
mengumumkan bahwa perubahan dalam metode akuntansi
akan berakibat pada hilangnya $1.2 milyar dan mengurangi
laba ditahan yang dilaporkan sebesar $1 miliar yang
tercatat selama lima tahun sebelumnya. Pada tahun 1998,
WMI menyajikan kembali laporan keuangan perode 1992-
1997. Perusahaan mengakui secara material telah
menggelembungkan laba sebelum pajak sekitar $1.7 milyar
dan mengecilkan elemen tertentu dari beban pajaknya
sebesar $190juta. WMI mengakui bahwa secara
keseluruhan perusahaan telah menggelembungkan laba
bersih setelah pajak sebesar lebih dari $1 miliar. SEC
menuduh Dean Buntrock, pendiri perusahaan, dan 5
pejabat lainnya melakukan penipuan ini. Tuduhan tersebut
menduga bahwa manajemen telah berulang kali merubah
penilaian biaya depresiasi untuk mengurangi jumlah biaya
dan telah melakukan praktik akuntansi yang tidak layak
berhubungan dengan kebijakan-kebijakan kapitalisasi, juga
merencanakan pengurangan biaya-biaya. SEC juga
menuduh Arthur Andersen, sebagai auditor Waste
Management, yang diduga keras mengetahui atau secara
sembarangan mengeluarkan laporan audit yang secara
material salah dan menyesatkan untuk periode 1993 sampai
dengan 1996. WMI secara curang memanipulasi hasil
keuangan perusahaan untuk memenuhi target laba yang
telah ditentukan dengan secara tidak tepat menghilangkan
dan menunda beban periode berjalan untuk melakukan
banyak praktik akuntansi yang tidak benar untuk mencapai
tujuan ini.

Lakukan analisis terhadap kasus tersebut terkait dengan 2


hal berikut ini:
- Apakah yang seharusnya dilakukan oleh seorang
akuntan dalam hal ini sebagai auditor
internal/auditor manajemen untuk mencegah risiko
kecurangan seperti yang dilakukan di perusahaan
WMI di atas?
- Pilar-pilar tata kelola apa sajakah yang dilanggar
dalam kasus tersebut? Jelaskan menggunakan
argument yang logis!
5 Buatlah program kerja untuk audit operasional fungsi 20 BMP
gudang! Modul 4
* coret yang tidak sesuai

JAWABAN TUGAS 1

1. Jenis-jenis audit manajemen menurut Alvin A Arens terbagi menjadi tiga kelompok
yaitu:
Audit Kepatuhan Audit Operasional Audit Laporan
keuangan

Tujuan Menentukan apakah Mengevaluasi Menentukan apakah


pihak yang diaudit efisiensi dan laporan keuangan
mengikuti prosedur, efektivitas setiap telah sesuai dengan
aturan dan bagian dari prosedur kriteria tertentu
ketentuan tertentu dan metode
yang ditetapkan operasional
oleh pimpinan organisasi
Pelaksana audit Auditor eksternal Auditor eksternal Auditor eksternal
atau auditor internal atau auditor internal
Penerima laporan Pihak manajemen Pihak manajemen Pihak ketiga(investor
dan kreditor)
Output Opini Rekomendasi Opini
Orientasi Masa lalu Masa datang Masa lalu
Standar Standar profesional Standar profesional Standar profesional
audit internal (SPAI) audit internal (SPAI) akuntan publik
(SPAP)
Organisasi Institute of internal Institute of Institute Akuntan
audit (IIA) internal audit (IIA) publik Indonesia
(IAPI)

Fungsi dari masing-masing jenis audit manajemen adalah sebagai berikut:


 Kalau di kepatuhan berfokus untuk memeriksa apakah organisasi yang di audit
telah sesuai dengan peraturan dan kondisi yang telah ditetapkan.
 Audit operasional merupakan audit untuk memperoleh dan mengevaluasi bukti-
bukti mengenai efisiensi dan efektivitas kegiatan operasi organisasi.
 Audit laporan keuangan berkaitan untuk menentukan apakah laporan keuangan
telah dinyatakan sesuai dengan kriteria tertentu. Kriteria yang berlaku adalah
prinsip-prinsip yang berlaku umum (GAAP).
Sumber: EKSI4413/Modul 1 Hal. 1.11-1.14

2. Tahapan-tahapan dalam perencanaan audit adalah sebagai berikut:


a. Tujuan organisasi: hal awal dalam perencanaan audit adalah dalam tujuan
organisasi (visi organisasi). Manajemen harus menjelaskan tujuan dan cita-cita
dari organisasi sebelum rencana dirumuskan sehingga umpan balik yang
didapatkan sesuai dengan tujuan perusahaan dan dapat dicapai dengan
komunikasi yang aktif.
b. Menilai risiko: mengidentifikasi risiko dari setiap unit atau area organisasi yang
akan diaudit. Menentukan risiko yang menjadi prioritas.
c. Prioritas sumber daya: menetapkan sumber daya yang sesuai untuk setiap unit
yang akan diaudit dan harus disediakan.
d. Rencana strategis audit: rencana untuk menyelesaikan audit dengan sumber
daya yang ada harus dikembangkan. Audit yang dilakukan akan menghadapi
berbagai kendala dan peluang yang akan berpengaruh. Rencana strategis ini akan
membawa kita ke tujuan yang diharapkan untuk memperhatikan waktu dan
anggaran yang telah ditetapkan.
e. Rencana audit tahunan: rencana audit untuk 1 tahun kedepan yang diharapkan
oleh komite audit.
f. Rencana audit kuartalan: rencana audit kuartalan ini dapat diperoleh dari
rencana audit tahunan. Rencana audit kuartalan menjadi program kerja yang
mendukung saat terjadinya perubahan-perubahan dalam organisasi.
g. Uraikan atau pernyataan tujuan audit: manajemen audit dapat satu baris
pernyataan harapan akan pekerjaan audit dilakukan.
h. Survei awal/pendahuluan: survei Allah dilakukan untuk mengumpulkan
informasi-informasi yang relevan dengan bagian yang sedang ditinjau sehingga
arah dari langkah berikutnya dapat ditentukan.
i. Rencana penugasan: bagian ini adalah waktunya untuk menyusun rencana tugas
dengan membentuk acuan formal, anggaran, tanggal jatuh tempo dan program
audit yang dilaksanakan.
j. Pelaksanaan audit: pekerjaan audit dilakukan dan progres dari setiap pekerjaan
harus dipantau berdasarkan kepada kerangka kerja yang telah dibentuk
sebelumnya.
k. Proses pelaporan: proses pelaporan terbentuk sepanjang proses audit yang
dilakukan.
Sumber: EKSI4413/Modul 2 Hal. 2.9-2.10

3. Perbedaan antara one tier board dengan two tier board system dapat dilihat dalam
tabel dibawah ini:
Model One Tier Board Two Tier Board
Komposisi Eksekutif dan non eksekutif Keduanya bekerja dalam
bekerja sama dalam satu board board yang terpisah
Komite Diwajibkan atau Direkomendasikan
direkomendasikan
Organisasi Unitary (one) board Binary (two) board
CEO duality Diperbolehkan/dimungkinkan Tidak boleh
 Dalam sistem one tier board fungsi pengawasan dan pengelola perseroan tidak
dipisah. Seluruh direksi perseroan mempunyai yang bertugas untuk menjadi
pengawas maupun pengelola mempunyai tugas dan tanggung jawab yang sama.
Dewan pengawas yang bertugas untuk memonitor semua kegiatan harus memberi
persetujuan untuk tindakan manajemen meskipun berisiko tinggi. Sedangkan dalam
sistem two tier board dewan pengawas dan dewan pelaksana dipisahkan tugasnya
dengan baik. Masing-masing mempunyai tugas, wewenang dan tanggung jawab yang
berbeda.
 CEO hanya terdapat dalam one tier board dimana tugasnya adalah memimpin
direktur eksekutif dan direktur non eksekutif. Sedangkan pada two tier board tidak
terdapat CEO karena kedua dewan sudah dipisahkan dengan pemimpin yang
berbeda.
 Pada one board dimungkinkan dewan pengawas yang ditunjuk merupakan karyawan
biasa. Sedangkan dalam two board terdapat persyaratan dan kriteria perekrutan
yang berat untuk menjadi dewan pengawas.
Dari perbedaan antara one tier board dengan two tier board system, menurut saya sistem
yang lebih baik adalah two tier board. Karena dengan adanya pemisahan fungsi, tugas, dan
wewenang mengelola perseroan dengan dewan pengawas perseroan dapat menjadi lebih
tertata dan dapat menghindari adanya campur tangan atau double job
Sumber: EKSI4413/Modul 3 Hal. 3.6-3.8.

4. Dari kasus WMI di atas, adalah contoh penting dari pentingnya tata kelola
perusahaan yang efektif dalam mencegah kecurangan. Auditor internal atau auditor
manajemen memiliki peran penting dalam memastikan bahwa perusahaan
mematuhi prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan mencegah kecurangan.
a. Peran auditor internal/auditor manajemen dalam mencegah kecurangan:
 Melakukan penilaian risiko kecurangan: auditor harus menilai risiko
kecurangan yang dihadapi perusahaan dengan mempertimbangkan faktor-
faktor seperti kompleksitas operasi perusahaan, budaya perusahaan dan
insentif manajemen untuk memanipulasi laporan keuangan.
 Menerapkan prosedur pengendalian internal yang efektif: auditor harus
merekomendasikan dan memantau efektivitas pengendalian internal
perusahaan untuk mencegah dan mendeteksi kecurangan. Pengendalian
internal ini dapat mencakup pemisahan tugas, otorisasi yang tepat dan
proses rekonsiliasi.
 Melakukan tes pengendalian internal: auditor harus melakukan tes
pengendalian internal untuk memastikan bahwa pengendalian tersebut
beroperasi secara efektif.
 Melakukan prosedur audit substantif: auditor harus melakukan prosedur
audit substantif untuk memverifikasi kewajaran laporan keuangan yang
mencakup pengujian transaksi, pengujian akun dan prosedur analitis.
 Mempertahankan komunikasi yang terbuka dengan manajemen tentang
risiko kecurangan dan temuan Audit.
 Melaporkan kecurangan kepada pihak yang berwenang seperti dewan
direksi, komite audit, atau pihak berwenang penegak hukum.
b. Pilar-pilar tata kelola yang dilanggar adalah sebagai berikut:
 Akuntabilitas, manajemen WMI tidak bertanggung jawab atas tindakan
mereka dan gagal memberikan informasi keuangan yang akurat kepada
pemegang saham.
 Transparansi, WMI tidak transparan dalam mengungkapkan informasi
keuangannya dan menyembunyikan kecurangan dari pemegang saham dan
publik.
 Keadilan, pemegang saham WMI dirugikan oleh tindakan curang manajemen.
 Tanggung jawab, Arthur Andersen sebagai auditor WMI tidak memenuhi
tanggung jawabnya untuk mendeteksi dan melaporkan kecurangan.
Argumen logis:
 Kecurangan WMI menyebabkan kerugian yang signifikan bagi pemegang
saham dan merusak kepercayaan publik terhadap pasar modal.
 Tata kelola perusahaan yang efektif dapat membantu mencegah kecurangan
dan melindungi investor.
 Auditor internal atau auditor manajemen memiliki tanggung jawab untuk
mendeteksi dan melaporkan kecurangan kepada pihak yang berwenang.
 Penting bagi perusahaan untuk memiliki budaya etika yang kuat dan
menekankan pentingnya kejujuran dan integritas.
Sumber: EKSI4413/Modul 3

5. Program kerja untuk audit operasional fungsi gudang:


1) Walk-through dengan petugas gudang dan melakukan observasi untuk mendapat
informasi umum dan kondisi operasional seperti kebersihan umum gudang,
sikap dan moral karyawan, kecepatan kerja, dam sebagainya.
2) Pengumpulan data informasi dan metrik yang diperlukan.
3) Wawancara dengan anggota staf kunci untuk mengukur perspektif mereka
terhadap operasi dan rencana pertumbuhan, perubahan produk atau perubahan
proses yang direncanakan.
4) Analisis laporan untuk menentukan produktivitas dan tingkat layanan saat ini.
5) Pembandingan eksternal untuk mencari area yang berpotensi ditingkatkan.
Sumber: EKSI4413/Modul 4 Hal. 4.19 dan https://www.fcbco.com/blog/6-step-plan-to-
conduct-warehouse-management-audit

Anda mungkin juga menyukai