Anda di halaman 1dari 3

TUGAS TUTORIAL KE-2

PROGRAM STUDI AKUNTANSI

Nama : Ramona Ngadi


NIM : 049857202
Nama Mata Kuliah : Audit Manajemen
Kode Mata Kuliah : EKSI4413

1. Dalam menyusun laporan audit manajemen, auditor merumuskan temuan audit. Dua
di antara komponen temuan audit adalah “kondisi” dan “kriteria”. Uraikanlah definisi
kondisi dan kriteria dalam temuan audit, dan berikan contoh penerapan kedua
komponen tersebut!
2. Di dalam laporan audit, selain terdapat temuan, juga terdapat rekomendasi. Apakah
dasar dari penetapan/penyusunan rekomendasi oleh auditor agar dapat diterima dan
ditindaklanjuti oleh auditee? Jelaskan disertai contoh yang relevan!
3. Pengendalian internal dijelaskan oleh COSO menggunakan bagan lima elemen, salah
satunya adalah kegiatan/aktivitas pengendalian. Dalam aktivitas pengendalian,
terdapat beberapa karakteristik yang harus dipenuhi. Sebutkan dan jelaskan
karakteristik aktivitas pengendalian yang harus dipenuhi untuk memastikan bahwa
risiko dapat dimitigasi dengan baik!
4. Pada organisasi sektor publik dengan sektor korporasi, terdapat perbedaan, salah
satunya dalam hal pendanaan dan pertanggung jawaban. Jelaskan perbedaan
organisasi sektor publik dengan sektor korporasi dalam kedua hal tersebut!
5. Audit berbasis risiko adalah suatu metodologi yang menghubungkan antara audit
internal dengan seluruh kerangka manajemen risiko. Uraikanlah tujuan dari audit
berbasis risiko menurut Kurniawan (2010)!

Jawaban :

1. a) Kondisi merupakan suatu fakta yang terjadi. Auditor internal bertugas menemukan
kondisi melalui prosedur audit. Suatu kondisi yang ditemukan auditor internal harus
disepakati juga oleh auditee. Istilah “disepakati” mengandung arti bahwa fakta yang
dihadapi auditor internal harus sama dengan fakta yang diketahui oleh auditee.
Contohnya, suatu kondisi bahwa pengamanan gudang dengan tujuh alat perekam
(CCTV) tidak berjalan optimal. Empat dari tujuh alat perekam tidak dapat merekam
gambar. Kondisi tersebut juga dipahami sebagai bentuk tidak berfungsinya sistem
pengamanan gudang oleh auditee.

b) Kriteria merupakan suatu ukuran atau standar yang seharusnya dipenuhi oleh
auditee, dalam bentuk kebijakan, regulasi atau prosedur operasional standar. Auditor
dan auditee harus bersepakat terlebih dahulu kriteria yang digunakan untuk
memeriksa suatu kondisi. Apabila auditee menjalankan suatu aktivitas belum
memiliki suatu kriteria maka auditor diperkenankan mengembangkan suatu kriteria
yang akan digunakan dengan persetujuan auditee. Contohnya, kriteria atas perlakuan
organisasi pada karyawan yang berdasar pada Undang-Undang Ketenagakerjaan.

2. Rekomendasi merupakan pendapat auditor berupa sasaran yang menganjurkan


mengenai suatu situasi tertentu. Rekomendasi harus dirancang sedemikian rupa guna
memperbaiki kondisi yang memerlukan perbaikan. Apabila auditor mengajukan
rekomendasi, maka bagian temuan yang berhubungan dengannya harus memuat
pernyataan jelas tentang tujuan yang hendak dicapai atau alasan auditor untuk
berpendapat bahwa diperlukan tindakan korektif. Rekomendasi harus disusun secara
logis namun tidak berarti bahwa rekomendasi tersebut hanya berhubungan dengan
masalah-masalah diidentifikasikan dalam temuan-temuan pengauditan. Biasanya
rekomendasi juga harus dihubungkan dengan pribadi dari prilaku-prilaku masing-
masing. Rekomendasi tertentu harus ditujukan untuk temuan-temuan tertentu
sehingga ada mata rantai hubungan antara temuan dan rekomendasi. Rekomendasi
diberikan oleh departemen internal audit harus mempertimbankan beberapa faktor
yaitu:
● Memperbaiki kondisi yang ada atau menyelesaikan masalah
● Dapat ditindak lanjuti secara logis, praktis dan reasonable
● Bersifat korektif dan konstruktif
● Sebagai solusi jangka pendek dan jangka panjang dan
● Merupakan pelaksanaan dari proses audit yang dijalankan secara benar
Rekomendasi-rekomendasi yang memenuhi kriteria diatas merupkan bentuk
pelayanan paling bernilai yang diberikan departemen internal audit kepada pihak
manajemen. Dalam Statement of Responsibilities of Internal Auditor dikatakan bahwa
rekomendasi ini merupakan salah satu tugas departemen internal audit, selain
melakukan berbagai analisis dan penilaian, petunjuk dan informasi sehubungan
dengan kegiatan yang diperiksa. Ini merupakan pelaksanaan audit internal yang
bertujuan untuk membantu para anggota organisasi agar dapat melaksanakan
tanggung jawabnya secara efektif.
Contohnya: usulan dari auditor internal dalam pengadaan CCTV memang ideal untuk
mengatasi pengendalian dan pengawasan logistik di gudang pabrik, namun biaya yang
diperlukan juga besar. Oleh karena itu, butuh pertimbangan untuk durasi waktu dan
jumlah yang akan disediakan.

3. Kegiatan Pengendalian yang dilaksanakan harus memenuhi beberapa karakterstik


berikut ini:
a) Kegiatan pengendalian diutamakan pada kegiatan pokok instansi
b) Kegiatan pengendalian harus selaras dengan penilaian risiko yang telah
dilakukan sebelumnya,
c) Kegiatan pengendalian harus sesuai dengan sifat organisasi
d) Kebijakan dan prosedur yang dibentuk dalam kegiatan pengendalian
diwujudkan dalam bentuk tertulis
e) Prosedur yang telah ditetapkan, wajib untuk dilaksanakan
f) Pelaksanaan kegiatan pengendalian kemudian perlu dievaluasi secara teratur.

4. a) Sumber Pendanaan
● Organisasi sektor publik berasal dari pajak, retribusi, utang, obligasi
pemerintah, Laba BUMN/BUMD, penjualan aset negara, sumbangan/hibah.
● Organisasi sektor korporasi berasal dari pembiayaan internal yakni, modal
sendiri, laba fitahan, penjualan aktiva. Serta ada juga yang bersumber dari
pembiayaan eksternal, yaitu utang bank, obligasi, dan penerbitan saham.
b) Pertanggung jawaban
● Organisasi sektor publik pertanggung jawabannya kepada publik atau
masyarakat dan parlemen (DPR/DPRD).
● Organisasi sektor korporasi pertanggung jawabannya kepada para pemegang
saham dan kreditur.

5. Tujuan dari pelaksanaan audit menggunakan metode Audit Berbasis Risiko


menurut Kurniawan (2012) untuk memberikan jaminan yang independen bahwa
beberapa hal di bawah ini telah tercapai.
● Proses-proses manajemen risiko yang telah ditetapkan oleh manajemen telah
berjalan sebagaimana yang diharapkan oleh organisasi.
● Manajemen risiko telah didesain dengan baik.
● Berbagai respons atas risiko yang dibuat oleh manajemen adalah mencukupi
dan efektif untuk menekan risiko-risiko tersebut sampai ke tingkat yang dapat
diterima oleh organisasi.
● Telah menetapkan kerangka kerja pengendalian yang baik agar dapat
memitigasi risiko-risiko yang mungkin muncul.

Sumber :
1) BMP EKSI4413 Modul 6 dan 7
2) https://repository.widyatama.ac.id/server/api/core/bitstreams/f6ee97e7-2952-4d9a-
880c-d8ab22bfa93c/content

Anda mungkin juga menyukai