8398-22405-1-PB (2)
8398-22405-1-PB (2)
ABSTRAK. Anak-anak luar biasa adalah satu bagian dari masyarakat yang membutuhkan lingkungan yang
didesain dengan konsep healing therapeutic tersebut karena keluarbiasaan yang mereka miliki dalam hal
pemikiran, psikologis, dan interaksi sosial. Hal tersebut menuntut adanya fasilitas pendidikan yang memadai untuk
meningkatkan potensi anak-anak luar biasa dan membantu mereka mengubah keluarbiasaan yang mereka miliki
menjadi kepercayaan diri untuk menghasilkan karya-karya yang berguna bagi masyarakat. Berdasarkan latar
belakang tersebut, penelitian ini berusaha mengkaji konsep healing therapeutic pada fasilitas pendidikan anak-
anak luar biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi literatur dan observasi lapangan. Studi kasus yang
diambil meliputi bangunan YPAC Jakarta. Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan prinsip desain
healing therapeutic (Chrysikou) dipadukan dengan prinsip media therapeutic (Holowitz), menghasilkan kajian
bahwa: YPAC Jakarta menerapkan konsep healing therapeutic meliputi care in community, design fo domesticity,
sosial valorization, integrated with nature, dan therapeutic media.akan tetapi belum sempurna dikarenakan prinsip
material alami yang kurang memenuhi.
ABSTRACT. Extraordinary children are a part of society who need an environment designed with the concept of
healing therapeutic because of the extraordinary they have in terms of thought, psychology, and social interactions.
This requires adequate educational facilities to increase the potential of extraordinary children and help them turn
their extraordinaryness into self-confidence to produce useful works for the community. Based on this background,
this study seeks to examine the concept of healing therapeutic in educational facilities for special children. The
method used in this research is descriptive qualitative method. The data collection method is done by using literature
study and field observation. The case studies taken include the YPAC Jakarta building. The analysis was conducted
using a healing therapeutic (Chrysikou) design principle approach combined with the principles of therapeutic media
(Holowitz), resulting in a study that: YPAC Jakarta applies the concept of healing therapeutic including care in
community, design for domesticity, social valorization, integrated with nature, and therapeutic media .will but not
perfect due to the inadequate principle of natural materials.
luar biasa. Tujuannya agar mereka mampu mampu menjaga privasi dan keamanan
berproses, merasa nyaman, dan menantang pengguna.
segala keterbatasan yang dimiliki dengan d. Integrated with nature, merupakan desain
penuh percaya diri. yang memaksimalkan kolaborasi antara
bangunan dengan lingkungan alam pada
TUJUAN lanskap dan sekitar bangunan.
23
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 05 No 1 Maret 2021
dilakukan hampir setiap hari, menjadi anak-anak luar biasa yang ada di YPAC
kehidupan sehari-hari, media terapi Jakarta ini.
interaksi, dan pembiasaan komunikasi bagi
ruang-ruang yang ada akan memiliki bukaan YPAC Jakarta ini memiliki fasilitas yang
yang bisa mengakses pemandangan taman di menjaga privasi dan keamanan anak-anak luar
depan bangunan dan di belakang bangunan. biasa berupa asrama sebagai tempat tinggal
e. Mengoptimalkan Bukaan dan berkegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa
Kondisi bukaan pada bangunan di kawasan bangunan YPAC Jakarta ini mengakomodasi
YPAC Jakarta ini berbentuk geometri, besar privasi penggunanya dengan menyediakan
dan lebar. Setiap gedung di kawasan YPAC ruang-ruang yang menjaga privasi anak-anak
Jakarta ini memiliki bukaan. Banyak atau luar biasa.
sedikitnya bukaan yang ada menyesuaikan
dengan kebutuhan pencahayaan yang
diperlukan di setiap ruanganya. Akan tetapi,
berdasatkan pengamatan penulis ketika
berkunjung ke lokasi, kondisi di dalam
bangunan YPAC ini tidak cukup terang jika tidak
menggunakan lampu, hal tersebut cukup
berpengaruh pada interaksi yang akan terjadi
antara penghuni.
2. Design for Domesticity
a. Menggunakan Skala Manusia
Berdasarkan teorinya, penggunaan skala
manusia pada bangunan bertujuan untuk
memberikan kesan ramah dan menciptakan
efek positif pada psikologis. Gedung YPAC Gambar 3. Ruang Asrama-Privasi YPAC Jakarta
Jakarta terdiri atas beberapa bangunan satu Sumber: Analisis Pribadi (2021)
lantai dan sebagian besar bangunan dua lantai
dengan ketinggian bangunan 3.5 meter pada b. Bangunan memiliki satu akses utama
tiap satu lantainya. Ukuran pintu, jendela, yang bisa dipantau keamanannya.
tangga dan ruang per ruang disesuaikan Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis,
dengan kebutuhan penghuninya agar nyaman bangunan YPAC Jakarta ini hanya memiliki
ketika menggunakan. satu akses utama dengan penjagaan security
b. Penggunaan Warna Hangat dan cctv untuk memantau keamanan anak-
Warna yang hangat memberi kesan ramah, anak luar biasa dan pengunjung. Akses untuk
bersahabat, dan menenangkan. Warna yang keluar masuk pengunjung dan penghuni
dipakai pada fasad bangunan di YPAC Jakarta bangunan hanya satu pintu. Hal ini bertujuan
ini didominasi oleh warna putih dan cream. untuk memudahkan pemantauan dan menjaga
Interior ruang didominasi dengan warna putih keamanan bangunan. Berdasarkan data
dan cream. Pintu dan jendela di YPAC Jakarta tersebut dapat diketahui bahwa bangunan
menggunakan warna kayu dan warna coklat YPAC memiliki satu akses utama untuk
tua. Warna putih, cream, dan coklat kayu menjangkau bangunan serta dilakukan
menurut penulis adalah warna yang lembut dan pemantauan keamanan penghuni bangunan.
hangat serta bisa memberikan kesan ramah c. Menggunakan material tembus
dan menenangkan. pandang pada area akses utama untuk
c. Menghindari Koridor Lurus dan Terlalu memudahkan penjagaan keamanan.
Panjang Kawasan YPAC Jakarta ini memiliki pagar yang
Koridor lurus dan terlalu panjang memberi mengitari bangunan, dan akses utama menuju
kesan anti-terapeutik dikarenakan koridor yang bangunan berupa satu gerbang pintu masuk
terlalu panjang itu akan membuat pengguna kawasan. Letak gerbang dengan bangunan
terus berjalan dan tidak mendukung terjadinya cukup jauh dan tembus pandang. Hal tersebut
interaksi sosial. Pada bangunan YPAC Jakarta memperkuat fungsi bangunan dalam menjaga
sebagian besar koridor tidak terlalu panjang privasi dan keamanan bangunan.
dan memiliki akses dengan taman di tengah
bangunan, hal tersebut menciptakan suasana
nyaman dan memungkinkan adanya interaksi
sosial.
3. Social Valorization
a. Ruang yang membutuhkan privasi
lebih diletakkan jauh dari akses atau
jalan.
25
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 05 No 1 Maret 2021
26
Kajian Konsep Healing Therapeutic Architecture Pada Fasilitas Pendidikan Anak-anak Luar Biasa, Studi Kasus: YPAC Jakarta
Nur Fadlilah, Finta Lissimia
KESIMPULAN
Dennett, D. (1991). Consciousness Explained.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan Boston: Little Brown.
penulis terkait kajian konsep healing
therapeutic architecture pada fasilitas Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak
pendidikan anak-anak luar biasa, dapat ditarik Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Care in community sebagai prinsip healing Gabe, R. T. (2008). Gejala Arsitektur Sekolah Luar
therapeutic terkait desain yang mampu Biasa Terhadap Keberhasilan Pendidikan
mengakomodasi dan meningkatkan anak Tunagrahita (Evaluasi Pasca-Huni
interaksi social pengguna di terapkan di Terhadap Beberapa SLB di Jakarta).
YPAC Jakarta, memenuhi aspek sirkulasi,
massa dan layout ruang yang interaktif, Jakarta: Fakultas Teknik Universitas
serta ruang terbuka yang banyak Indonesia.
menciptakan interaksi sosial, namun belum
optimal dikarenakan sebagian besar batas Guido, L. (2014). The Power Of Color in The
ruang bersifat masif serta bukaan yang Healthcare Environment. Clark Design.
tidak cross ventilation.
b. Design for domesticity sebagai prinsip Hall, E. (2007). The Hidden Dimension. New York:
untuk menciptakan suasana seperti di Garden City.
dalam rumah sendiri diterapkan di YPAC
Jakarta, memenuhi prinsip ini dengan Hebert, B. B. (2003). Design Guidelines of A
menggunakan skala manusia, warna putih Theapectic Garden for Autistic Children.
dan krem, dan koridor yang tidak terlalu Design Guidelines of A Theapectic Garden
panjang. for Autistic Children.
c. Social valorisation sebagai salah satu
prinsip healing therapeutic dengan Holowitz, S. (2012). Therapeutic Gardens and
penciptaan desain yang menjaga privasi Holticultural Therapy : Growing Roles in
dan keamanan pengguna diterapkan di Health Care. Alternative and
YPAC Jakarta, memenuhi dengan Complementary Therapies.
mengakomodasi ruang privasi, akses satu
pintu dan tembus pandang. Hosking, S., & Haggard, L. (1999). Healing the
d. Integrated with nature sebagai prinsip untuk Hospital Environment: Design,
memaksimalkn kolaborasi antara Management and Maintenance of
bangunan dengan lingkungan alam pada
lanskap dan sekitar bangunan diterapkan di Healthcare Premises. Routledge.
YPAC Jakarta, akan tetapi kurang Hussein, H. (2010). Using the Sensory Garden as a
sempurna karena tidak memanfaatkan
pemandangan sekitar lahan, bentuk Tool to Enhance the Educational
geometri kurang membaur dengan alam, Development and Social Interaction of
taman, dan tidak menggunakan material Children with Special Needs. British Journal
alami. of Learning Support, 25-31.
Aspek-aspek bangunan yang mengakomodasi Israel, T. (2003). Some Places Like Home. Britain:
konsep healing therapeutic berdasarkan data Wiley-Academy.
yang didapatkan adalah meliputi susunan
massa & layout ruang, sirkulasi bangunan, Kamila, N. (2019). Penerapan Healing Architecture
ruang sosial, batas ruang, pencahayaan dan pada Sekolah Alam Mahardika, Cibubur.
penghawaan, komposisi dan skala bangunan, Fakultas Teknologi dan Desain Universitas
warna bangunan, bentuk koridor, penataan Pembangunan Jaya.
privasi ruang, akses utama, material tembus
pandang, pemandangan di sekitar lahan, Karina. (2013). Perancangan Interior Pada Panti
bentuk lanskap, taman, material alami. Asuhan. Desain Interior Universitas Bina
Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA
Pallasmaa, J. (2007). Eyes Of The Skin : Architecture
Barrett, M. (1992). Creating Eden : The Garden as a and The Senses. Brittain: Wiley-Academy.
Healing Space.
Schaller, B. (2012). Architectural Healing
Brian, S. (2012). Architectural Healing Environments.
Environtment. School of Dissertation and Thesis
Chrysikou, E. (2014). Architecture for Psychiatric Syracuse University.
Environments and Therapeutic Spaces.
27
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 05 No 1 Maret 2021
28