Anda di halaman 1dari 8

Kajian Konsep Healing Therapeutic Architecture Pada Fasilitas Pendidikan Anak-anak Luar Biasa, Studi Kasus: YPAC Jakarta

Nur Fadlilah, Finta Lissimia

KAJIAN KONSEP HEALING THERAPEUTIC ARCHITECTURE PADA


FASILITAS PENDIDIKAN ANAK-ANAK LUAR BIASA STUDI KASUS: YPAC JAKARTA

Nur Fadlilah1, Finta Lissimia1


1
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
2017460070@ftumj.ac.id
finta.lissimia@ftumj.ac.id

ABSTRAK. Anak-anak luar biasa adalah satu bagian dari masyarakat yang membutuhkan lingkungan yang
didesain dengan konsep healing therapeutic tersebut karena keluarbiasaan yang mereka miliki dalam hal
pemikiran, psikologis, dan interaksi sosial. Hal tersebut menuntut adanya fasilitas pendidikan yang memadai untuk
meningkatkan potensi anak-anak luar biasa dan membantu mereka mengubah keluarbiasaan yang mereka miliki
menjadi kepercayaan diri untuk menghasilkan karya-karya yang berguna bagi masyarakat. Berdasarkan latar
belakang tersebut, penelitian ini berusaha mengkaji konsep healing therapeutic pada fasilitas pendidikan anak-
anak luar biasa. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif kualitatif. Metode
pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan studi literatur dan observasi lapangan. Studi kasus yang
diambil meliputi bangunan YPAC Jakarta. Analisis dilakukan dengan menggunakan pendekatan prinsip desain
healing therapeutic (Chrysikou) dipadukan dengan prinsip media therapeutic (Holowitz), menghasilkan kajian
bahwa: YPAC Jakarta menerapkan konsep healing therapeutic meliputi care in community, design fo domesticity,
sosial valorization, integrated with nature, dan therapeutic media.akan tetapi belum sempurna dikarenakan prinsip
material alami yang kurang memenuhi.

Kata Kunci: healing, therapeutic, fasilitas, pendidikan, anak-anak luar biasa

ABSTRACT. Extraordinary children are a part of society who need an environment designed with the concept of
healing therapeutic because of the extraordinary they have in terms of thought, psychology, and social interactions.
This requires adequate educational facilities to increase the potential of extraordinary children and help them turn
their extraordinaryness into self-confidence to produce useful works for the community. Based on this background,
this study seeks to examine the concept of healing therapeutic in educational facilities for special children. The
method used in this research is descriptive qualitative method. The data collection method is done by using literature
study and field observation. The case studies taken include the YPAC Jakarta building. The analysis was conducted
using a healing therapeutic (Chrysikou) design principle approach combined with the principles of therapeutic media
(Holowitz), resulting in a study that: YPAC Jakarta applies the concept of healing therapeutic including care in
community, design for domesticity, social valorization, integrated with nature, and therapeutic media .will but not
perfect due to the inadequate principle of natural materials.

Keywords: healing, therapeutic, facilities, education, extraordinary children

PENDAHULUAN potensi dirinya, bercita-cita, dan berproses


meraih cita-cita yang diinginkannya.
Kesehatan masyarakat menjadi hal yang
penting untuk dibahas saat ini. Kesehatan Berdasarkan kondisi tersebut, perlu adanya
tercipta apabila terdapat kesinambungan atau desain fasilitas pendidikan yang menerapkan
koneksi antara pikiran, badan, dan jiwa. konsep healing therapeutic demi terciptanya
Hubungan antara badan dan pikiran ini lingkungan pendidikan yang memberikan
merupakan pandangan bahwa tubuh akan kenyamanan serta media terapi secara fisik
bekerja sesuai dengan pemikiran dan perasaan maupun psikis bagi anak-anak yang melakukan
yang terdapat pada otak. Manusia proses belajar di dalamnya. Anak-anak luar
membutuhkan lingkungan dengan kualitas biasa termasuk dalam anak-anak yang
yang sehat untuk ditinggali secara fisik dan membutuhkan fasilitas pendidikan, terlebih
psikis (Dennett, 1991). dengan segala keluarbiasaan yang mereka
miliki.
Ketika balita hingga remaja, anak memiliki rasa
ingin tahu yang tinggi, dalam fase pencarian jati Fasilitas pendidikan untuk anak-anak luar biasa
diri, jenjang ini disebut sebagai The Golden harus didesain dengan konsep healing
Stage (Hall, 2007). Pada fase ini anak therapeutic yang sesuai dengan situasi dan
membutuhkan proses belajar secara sosial dan kondisi yang ada pada mereka, karena anak-
akademik untuk menemukan jatidirinya. Peran anak luar biasa ini tidak hanya membutuhkan
fasilitas pendidikan sangat dibutuhkan untuk edukasi akademik, akan tetapi edukasi
mendukung perkembangan anak, sebagai psikologis/mental dan edukasi interaksi sosial.
media belajar berbagai hal, media interaksi Upaya tersebut perlu dilakukan sebagai terapi,
sosial dan media untuk mengembangkan relaksasi, dan pereda stress bagi anak-anak
21
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 05 No 1 Maret 2021

luar biasa. Tujuannya agar mereka mampu mampu menjaga privasi dan keamanan
berproses, merasa nyaman, dan menantang pengguna.
segala keterbatasan yang dimiliki dengan d. Integrated with nature, merupakan desain
penuh percaya diri. yang memaksimalkan kolaborasi antara
bangunan dengan lingkungan alam pada
TUJUAN lanskap dan sekitar bangunan.

Berdasarkan permasalahan yang ada, Berdasarkan pemikiran S. Holowitz (2012)


penelitian ini bertujuan untuk memahami dalam Therapeutic Gardens and Holticultural
penerapan konsep healing therapeutic Therapy : Growing Roles in Healthcare,
architecture pada fasilitas pendidikan anak- menyatakan bahwa penerapan konsep healing
anak luar biasa. Pemahaman terkait penerapan therapeutic sangat berhubungan erat dengan
konsep tersebut berupa pendalaman terkait alam. Penerapan konsep tersebut diantaranya
aspek-aspek bangunan yang mengakomodasi adalah holticultural therapy dan therapeutic
konsep healing therapeutic pada fasilitas garden.
pendidikan anak-anak luar biasa. Tujuan a. Holticultural Therapy merupakan terapi
penelitian tersebut diharapkan bisa tercapai yang melibatkan seseorang dalam kegiatan
dengan melakukan studi lebih mendalam bercocok tanam dan berkebun. Proses
terhadap teori-teori yang berkaitan dengan terapi ini meliputi melihat keindahan dan
konsep healing therapeutic architecture. melakukan kontak langsung dengan
tanaman yang memicu ketenangan dan
HEALING THERAPEUTIC kedamaian, memicu emosi positif, dan
Healing therapeutic merupakan konsep mengalihkan focus dari rasa sakit atau rasa
arsitektur yang melibatkan desain sebagai tidak nyaman yang dialami, serta pereda
media untuk mempercepat proses stress (Barrett, 1992).
penyembuhan dan pemulihan penghuni. b. Therapeutic garden merupakan terapi
Desain arsitektur dapat menunjang proses dengan menggunakan taman di luar
penyembuhan dikarenakan desain arsitektur ruangan yang didesain secara spesifik
memberikan pengaruh pada aspek psikologis untuk pengguna tertentu. Taman terapeutik
dan aspek fisik penghuni, membangkitkan ini dapat bersifat aktif ataupun pasif. Taman
suasana nyaman, tenang, dan meningkatkan terapeutik aktif merupakan taman yang
semangat hidup penghuni (Schaller, 2012). digunakan untuk berkegiatan, sementara
taman terapeutik pasif adalah taman yang
Aspek-aspek tersebut dapat dirasakan melalui berfungsi untuk dinikmati.
kenyamanan fasilitas yang tersedia pada
bangunan. Lingkungan yang diciptakan Penelitian menyatakan bahwa konsep healing
hendaknya memberikan energi positif kepada therapeutic dapat diimplementasikan melalui
pengguna, menciptakan keterhubungan media alam. Menurut para peneliti media alam
dengan alam, budaya, serta lingkungan, memiliki peranan yang sangat penting dalam
memberikan privasi, kenyamanan fisik, proses terapi dan pengembangan anak-anak
memfasilitasi berbagai kegiatan dan makna, luar biasa, disamping pengobatan medis yang
ruang relaksasi, situasi yang interaktif, fleksibel, sama pentingnya. Berinteraksi langsung
dan indah (Schaller, 2012). dengan alam dipercaya dapat mempercepat
proses terapi, mengontrol emosi, dan
Selaras dengan pendapat diatas, metode meningkatkan emosi positif yang penting bagi
arsitektur sebagai media healing dapat kesehatan anak-anak luar biasa (Hebert, 2003).
diterapkan dengan metode therapeutic
architecture. Therapeutic architecture Hal yang sama juga dinyatakan pada penelitian
merupakan konsep yang mengedepankan Roger S. Ulrich pada buku Healing the Hospital
lingkungan yang berfokus pada manusia, Environment: Design, Management and
berdasarkan fakta, memiliki tujuan Maintenance of Healthcare Premises bahwa
mengidentifikasi dan menunjang proses alam mampu memberikan ketenangan bagi
interaksi dengan psikologis dan fisiologis pemikiran anak (nature as a healer), serta
pengguna (Chrysikou, 2014). media untuk mengoptimalkan talenta yang
dimiliki tanpa adanya batasan (Hosking &
Menurut Chrysikou (2014) dalam Architecture Haggard, 1999).
for Psychiatric Environment and Therapeutic
Space, menjelaskan konsep healing Elemen alam mampu menstimulasi indera yang
therapeutic jika diterapkan sebagai metode berada pada tahap pembelajaran, karena
perancangan arsitektur memiliki kriteria desain perabaan merupakan mother of the senses
sebagai berikut : (Pallasmaa, 2007). Hal ini selaras dan dapat
a. Care in community, yaitu desain yang dibuktikan pada penelitian mengenai
tercipta harus dapat mengakomodasi dan lingkungan multisensorik berbentuk taman
meningkatkan proses interaksi sosial antar sensorik, yaitu efek yang terjadi pada
pengguna. kolaborasi kegiatan bermain dan belajar di luar
b. Design for domesticity, merupakan desain ruangan (outdoor education) untuk
yang dapat menciptakan suasana seperti di meningkatkan daya tangkap anak-anak luar
dalam rumah sendiri. biasa (Hussein, 2010).
c. Sosial valorisation, yaitu desain yang
22
Kajian Konsep Healing Therapeutic Architecture Pada Fasilitas Pendidikan Anak-anak Luar Biasa, Studi Kasus: YPAC Jakarta
Nur Fadlilah, Finta Lissimia

FASILITAS PENDIDIKAN ANAK-ANAK bangunan, warna, koridor, penataan privasi


LUAR BIASA ruang, akses utama, material tembus pandang,
pemandangan di sekitar lahan, bentuk lanskap,
Fasilitas pendidikan merupakan berbagai unsur taman, material yang digunakan, media
penunjang yang berupa perangkat terapeutik.
kelengkapan akademik seperti, perpustakaan,
laboratorium, rumah sakit pendidikan, pusat- YPAC JAKARTA
pusat pengembangan, lembaga pendidikan, Yayasan Pembinaan Anak Cacat (YPAC)
rumah produksi dan sarana pendukung pertama didirikan di Solo pada tahun 1953 oleh
lainnnya. Prof. Dr. Soeharso seorang dokter spesialis
bedah tulang. Pada tanggal 5 November 1954,
Fasilitas pendidikan anak-anak luar biasa dibuka cabang YPAC Jakarta oleh Hj.
adalah seluruh lembaga yang melayani/ Armistiani Soemarno Sosroatmodjo. YPAC
menunjang pendidikan bagi anak-anak luar Jakarta merupakan organisasi non pemerintah,
biasa. Dalam penelitian dari Pramarta (2015) nirlaba yang bersifat social, dengan berdasar
dikatakan bahwa sistem pendidikan di pada azas bahwa manusia mempunyai hak
Indonesia khususnya fasilitas pendidikan anak- untuk mengembangkan pribadinya dan setiap
ank luar biasa memiliki peranan strategis dalam manusia mempunyai kesadaran dan tanggung
membantu aktualisasi anak-anak. Fasilitas jawab social terhadap sesama manusia. YPAC
pendidikan anak-anak luar biasa mengemban Jakarta merupakan suatu kawasan yang terdiri
tugas yang berat karena harus menghadapi atas beberapa bangunan, meliputi kantor
kelemahan, ancaman dan tantangan agar Yayasan, tempat terapi, fasilitas edukasi,
program pendidikan yang dilaksanakan dapat asrama, serta unit karya (Karina, 2013).
mendukung kelangsungan hidup anak-anak
luar biasa dan dapat berjalan sesuai dinamika a. Lokasi Bangunan. YPAC Jakarta ini terletak
perkembangan zaman. di Jl Hang Lekiu III No.19, Kebayoran Baru,
Jakarta Selatan.
Fasilitas pendidikan sebagai saran pendidikan b. Fasilitas Terapi. YPAC Jakarta sebagai
luar biasa harus dapat merespon kebutuhan tempat pendidikan dan pengembangan
bagi anak-anak luar biasa. Respon tersebut talenta anak-anak luar biasa, membina dan
dapat berupa aksesibilitas, kemudahan, memberikan terapi fisik dan psikis untuk
kegunaan, keselamatan dan kemandirian. anak-anak celebral palsy, down syndrome,
Dengan perhatian terhadap aspek-aspek autism, hiperaktif, polio, dan sebagainya.
tersebut fasilitas pendidikan anak-anak luar Fasilitas terapi yang tersedia di YPAC
biasa bisa memenuhi fungsinya (Gabe, 2008). Jakarta ini meliputi terapi gerak,
elektroterapi, terapi renang, terapi
METODE artikulasi, sensori integrasi, terapi okupasi,
serta simulasi sensorik.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini c. Fasilitas Pembelajaran. Fasilitas
adalah metode kualitatif deskriptif. Metode pembelajaran akademik dan non akademik
tersebut dipilih berdasarkan objek kajian yang untuk anak-anak luar biasa di YPAC
diambil berkaitan dengan kualitas. Pokok Jakarta ini terdiri atas jenjang pendidikan
bahasan dalam penelitian ini adalah terkait TKLB, SDLB, SMPLB, SMALB, serta unit
konsep healing therapeutic dan fasilitas produksi/unit karya. Unit karya ini
pendidikan anak-anak luar biasa. Konsep merupakan program untuk anak-anak yang
healing therapeutic membahas terkait sudah tidak mampu mengikuti program
kesehatan psikologis, kenyamanan penghuni, akademik namun masih ingin bersekolah
serta peningkatan gairah hidup penghuni. dan masih memungkinkan untuk
Fasilitas pendidikan anak-anak luar biasa dikembangkan kemampuannya dalam
merupakan media pembelajaran dan beragam aktivitas keterampilan meliputi :
pengembangan potensi anak-anak yang pertanian tanaman hias, mengetik,
memiliki keluarbiasaan dalam hal psikologis, kerajinan tangan, menjahit, memasak, dst.
pemikiran, mental, dan komunikasi. d. Aktifitas dan Kegiatan. Aktifitas dan
Berdasarkan pokok bahasan dan objek kajian kegiatan yang ada di YPAC Jakarta
tersebut penelitian ini akan lebih tepat dilakukan meliputi kegiatan pendidikan, terapi,
dengan metode kualitatif deskriptif. kegiatan unit karya, kegiatan outdoor, studi
banding, atau berkunjung ke museum, dst.
Metode analisis kualitatif deskriptif diawali e. Sosial Budaya. YPAC Jakarta
dengan melakukan studi pada berbagai menyediakan memiliki kegiatan yang
literatur. Kemudian penulis mencoba untuk berhubungan dengan pendidikan, terapi
melakukan analisis langsung untuk serta pengembangan potensi anak-anak
memperoleh kesimpulan. Metode pengambilan luar biasa. Berbagai kegiatan di YPAC ini
data pada penelitian ini adalah dengan metode sebagian besar dilakukan bersama-sama
studi pustaka dan observasi lapangan. dengan anak-anak yang lain. Ruang-ruang
untuk kegiatan bersama seperti taman,
Materi analisis yang akan digunakan adalah halaman yang luas, lapangan, area
meliputi susunan massa dan layout ruang, bermain dst digunakan sebagai media
sirkulasi bangunan, ruang social, batas ruang, interaksi social dan komunikasi bagi anak-
pencahayaan, penghawaan, komposisi & skala anak luar biasa. Kegiatan-kegiatan tersebut

23
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 05 No 1 Maret 2021

dilakukan hampir setiap hari, menjadi anak-anak luar biasa yang ada di YPAC
kehidupan sehari-hari, media terapi Jakarta ini.
interaksi, dan pembiasaan komunikasi bagi

Gambar 1: Jalur Sirkulasi YPAC Jakarta


Sumber: Analisis Pribadi (2021)

PEMBAHASAN berbagai macam privasi ruang. Pada area


ruang-ruang privat membutuhkan sekat ruang
Analisis disajikan berdasarkan masing-masing untuk menjaga privasi penghuni. Pada area
prinsip terhadap studi kasus yang diambil. ruang bersama seperti ruang kelas, dan unit
Analisis dilakukan dengan menggunakan alat karya merupakan ruangan besar yang tidak
analisis sesuai dengan prinsip healing memiliki batas-batas ruang. Hal tersebut
therapeutic menurut Chrysikou. Prinsip healing dilakukan agar anak-anak luar biasa bisa
therapeutic jika diterapkan sebagai metode melakukan kegiatan bersama teman-temannya
perancangan memiliki kriteria desain yaitu, care dan menjalin interaksi sosial dengan lebih
in community, design for domesticity, social leluasa antara satu anak dengan anak yang
valorisation, & integrated with nature. Berikut lainnya.
merupakan analisis pada studi kasus yang
diambil:
1. Care In Community
a. Sirkulasi Terpusat
YPAC Jakarta memiliki sirkulasi berupa jalur
yang menghubungkan satu bangunan dengan
bangunan yang lain. Jalur sirkuasi ini tepat
berada di depan masing-masing bangunan
yang menghadap ke area terbuka menghadap
pintu masuk kawasan/kompleks YPAC Jakarta.
YPAC Jakarta memiliki sirkulasi yang terpusat
dikarenakan sirkulasi yang terbentuk
mengelilingi area terbuka yang meningkatkan
proses terjadinya interaksi sosial dari berbagai
arah.
b. Mengoptimalkan Ruang Sosial
Berdasarkan denah kawasan YPAC Jakarta, Gambar 2. Ruang Sosial YPAC Jakarta
dapat diketahui bahwa kawasan ini memiliki Sumber: Analisis Pribadi (2021)
tapak yang cukup luas dengan banyak
bangunan di dalamnya. Hal tersebut d. Susunan Masa dan Layout Ruang
menyebabkan YPAC Jakarta ini memiliki Interaktif
banyak ruang-ruang terbuka berupa taman dan Massa bangunan YPAC Jakarta terdiri atas
halaman yang luas. Taman dan halaman yang beberapa bangunan yang ditata sedemikian
luas ini merupakan media yang cukup efektif rupa diatas tapak bangunan yang luas. Hal
untuk interaksi sosial. tersebut menghasilkan ruang-ruang interaktif
c. Meminimalisir batas ruang seperti adanya area taman di depan setiap
YPAC Jakarta ditinjau dari ruang-ruang dalam bangunan, adanya halaman yang luas sebagai
bangunannya memiliki banyak ruangan dengan area bermain anak-anak luar biasa, serta setiap
24
Kajian Konsep Healing Therapeutic Architecture Pada Fasilitas Pendidikan Anak-anak Luar Biasa, Studi Kasus: YPAC Jakarta
Nur Fadlilah, Finta Lissimia

ruang-ruang yang ada akan memiliki bukaan YPAC Jakarta ini memiliki fasilitas yang
yang bisa mengakses pemandangan taman di menjaga privasi dan keamanan anak-anak luar
depan bangunan dan di belakang bangunan. biasa berupa asrama sebagai tempat tinggal
e. Mengoptimalkan Bukaan dan berkegiatan. Hal ini menunjukkan bahwa
Kondisi bukaan pada bangunan di kawasan bangunan YPAC Jakarta ini mengakomodasi
YPAC Jakarta ini berbentuk geometri, besar privasi penggunanya dengan menyediakan
dan lebar. Setiap gedung di kawasan YPAC ruang-ruang yang menjaga privasi anak-anak
Jakarta ini memiliki bukaan. Banyak atau luar biasa.
sedikitnya bukaan yang ada menyesuaikan
dengan kebutuhan pencahayaan yang
diperlukan di setiap ruanganya. Akan tetapi,
berdasatkan pengamatan penulis ketika
berkunjung ke lokasi, kondisi di dalam
bangunan YPAC ini tidak cukup terang jika tidak
menggunakan lampu, hal tersebut cukup
berpengaruh pada interaksi yang akan terjadi
antara penghuni.
2. Design for Domesticity
a. Menggunakan Skala Manusia
Berdasarkan teorinya, penggunaan skala
manusia pada bangunan bertujuan untuk
memberikan kesan ramah dan menciptakan
efek positif pada psikologis. Gedung YPAC Gambar 3. Ruang Asrama-Privasi YPAC Jakarta
Jakarta terdiri atas beberapa bangunan satu Sumber: Analisis Pribadi (2021)
lantai dan sebagian besar bangunan dua lantai
dengan ketinggian bangunan 3.5 meter pada b. Bangunan memiliki satu akses utama
tiap satu lantainya. Ukuran pintu, jendela, yang bisa dipantau keamanannya.
tangga dan ruang per ruang disesuaikan Berdasarkan data yang diperoleh oleh penulis,
dengan kebutuhan penghuninya agar nyaman bangunan YPAC Jakarta ini hanya memiliki
ketika menggunakan. satu akses utama dengan penjagaan security
b. Penggunaan Warna Hangat dan cctv untuk memantau keamanan anak-
Warna yang hangat memberi kesan ramah, anak luar biasa dan pengunjung. Akses untuk
bersahabat, dan menenangkan. Warna yang keluar masuk pengunjung dan penghuni
dipakai pada fasad bangunan di YPAC Jakarta bangunan hanya satu pintu. Hal ini bertujuan
ini didominasi oleh warna putih dan cream. untuk memudahkan pemantauan dan menjaga
Interior ruang didominasi dengan warna putih keamanan bangunan. Berdasarkan data
dan cream. Pintu dan jendela di YPAC Jakarta tersebut dapat diketahui bahwa bangunan
menggunakan warna kayu dan warna coklat YPAC memiliki satu akses utama untuk
tua. Warna putih, cream, dan coklat kayu menjangkau bangunan serta dilakukan
menurut penulis adalah warna yang lembut dan pemantauan keamanan penghuni bangunan.
hangat serta bisa memberikan kesan ramah c. Menggunakan material tembus
dan menenangkan. pandang pada area akses utama untuk
c. Menghindari Koridor Lurus dan Terlalu memudahkan penjagaan keamanan.
Panjang Kawasan YPAC Jakarta ini memiliki pagar yang
Koridor lurus dan terlalu panjang memberi mengitari bangunan, dan akses utama menuju
kesan anti-terapeutik dikarenakan koridor yang bangunan berupa satu gerbang pintu masuk
terlalu panjang itu akan membuat pengguna kawasan. Letak gerbang dengan bangunan
terus berjalan dan tidak mendukung terjadinya cukup jauh dan tembus pandang. Hal tersebut
interaksi sosial. Pada bangunan YPAC Jakarta memperkuat fungsi bangunan dalam menjaga
sebagian besar koridor tidak terlalu panjang privasi dan keamanan bangunan.
dan memiliki akses dengan taman di tengah
bangunan, hal tersebut menciptakan suasana
nyaman dan memungkinkan adanya interaksi
sosial.
3. Social Valorization
a. Ruang yang membutuhkan privasi
lebih diletakkan jauh dari akses atau
jalan.

Gambar 4. Akses Utama dan Material


Sumber: Analisis Pribadi (2021)

25
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 05 No 1 Maret 2021

4. Integrated with Nature dilakukan sedemikian rupa sehingga


a. Memanfaatkan pemandangan di menghasilkan kombinasi massa dan lanskap
sekitar lahan. bangunan yang memiliki banyak taman.
YPAC Jakarta terletak di tengah perumahan
warga. Sebelah kanan, kiri, depan dan
belakang merupakan rumah warga. Hal
tersebut menunjukkan bahwa pemandangan
yang ada di sekitar lahan adalah pemandangan
rumah-rumah warga. Berdasarkan data yang
penulis dapat, bagian kanan, kiri, dan belakang
bangunan YPAC Jakarta ini berbatasan dengan
rumah warga dibuat pagar berupa dinding.
Sementara bagian depan bangunan yang
berada dekat dengan jalan perumahan dibatasi
dengan menggunakan pagar besi yang tidak Gambar 5. Taman YPAC Jakarta
masif sehingga pemandangan di sekitar lahan Sumber: Analisis Pribadi (2021)
berupa rumah warga dan lalu lintas kendaraan
yang lewat di jalan bisa terlihat dari dalam d. Menggunakan material alami
bangunan. Hal ini menunjukkan bahwa YPAC Material bangunan yang digunakan pada
Jakarta tidak memanfaatkan pemandangan di bangunan YPAC Jakarta menggunakan
sekitar lahan secara optimal dikarenakan struktur beton dan dinding bata, lantai keramik,
pemandangan di sekitar lahan kurang menarik dan dinding cat putih atau cream. Area taman
atau berpotensi mengganggu privasi atau justru dan lanskap pada YPAC Jakarta didesain
membuat pengguna bangunan tidak nyaman. dengan sederhana, taman terdiri atas, pot
b. Menggunakan bentuk organic dan tanaman dan bunga-bunga. Material yang
dinamis digunakan untuk pot tanaman bervariasi,
Bangunan YPAC Jakarta didominasi oleh meliputi pot tanaman keramik, pot tanaman dari
bentuk-bentuk geometri. Bentuk bangunan beton, serta pot tanaman dari plastik. Hal ini
kubus dengan atap miring atau atap dak beton. menunjukkan bahwa bangunan YPAC Jakarta
Pintu dan jendela memiliki bentuk geometri tidak menggunakan material alami untuk
tegak lurus. Lanskap bangunan diisi dengan bangunan dan elemen lanskapnya.
rumput, tanaman, dan lapangan olahraga. Hal 5. Therapeutic Media
ini menunjukkan bahwa berdasarkan bentuk Bagian pembahasan dan pendahuluan
bangunannya YPAC Jakarta cukup membaur merupakan bagian yang memiliki proporsi
dengan alam namun masih memiliki kesan pembahasan paling banyak. Hal ini berkaitan
kaku. dengan banyaknya hal-hal yang perlu
c. Memperbanyak taman dijelaskan pada kedua bagian tersebut.
Taman di YPAC Jakarta ini cukup banyak,
hampir setiap bangunan di YPAC Jakarta
memiliki taman di depan bangunannya. Hal ini
dikarenakan penataan massa bangunan

26
Kajian Konsep Healing Therapeutic Architecture Pada Fasilitas Pendidikan Anak-anak Luar Biasa, Studi Kasus: YPAC Jakarta
Nur Fadlilah, Finta Lissimia

KESIMPULAN
Dennett, D. (1991). Consciousness Explained.
Berdasarkan analisis yang telah dilakukan Boston: Little Brown.
penulis terkait kajian konsep healing
therapeutic architecture pada fasilitas Efendi, M. (2006). Pengantar Psikopedagogik Anak
pendidikan anak-anak luar biasa, dapat ditarik Berkelainan. Jakarta: Bumi Aksara.
beberapa kesimpulan sebagai berikut:
a. Care in community sebagai prinsip healing Gabe, R. T. (2008). Gejala Arsitektur Sekolah Luar
therapeutic terkait desain yang mampu Biasa Terhadap Keberhasilan Pendidikan
mengakomodasi dan meningkatkan anak Tunagrahita (Evaluasi Pasca-Huni
interaksi social pengguna di terapkan di Terhadap Beberapa SLB di Jakarta).
YPAC Jakarta, memenuhi aspek sirkulasi,
massa dan layout ruang yang interaktif, Jakarta: Fakultas Teknik Universitas
serta ruang terbuka yang banyak Indonesia.
menciptakan interaksi sosial, namun belum
optimal dikarenakan sebagian besar batas Guido, L. (2014). The Power Of Color in The
ruang bersifat masif serta bukaan yang Healthcare Environment. Clark Design.
tidak cross ventilation.
b. Design for domesticity sebagai prinsip Hall, E. (2007). The Hidden Dimension. New York:
untuk menciptakan suasana seperti di Garden City.
dalam rumah sendiri diterapkan di YPAC
Jakarta, memenuhi prinsip ini dengan Hebert, B. B. (2003). Design Guidelines of A
menggunakan skala manusia, warna putih Theapectic Garden for Autistic Children.
dan krem, dan koridor yang tidak terlalu Design Guidelines of A Theapectic Garden
panjang. for Autistic Children.
c. Social valorisation sebagai salah satu
prinsip healing therapeutic dengan Holowitz, S. (2012). Therapeutic Gardens and
penciptaan desain yang menjaga privasi Holticultural Therapy : Growing Roles in
dan keamanan pengguna diterapkan di Health Care. Alternative and
YPAC Jakarta, memenuhi dengan Complementary Therapies.
mengakomodasi ruang privasi, akses satu
pintu dan tembus pandang. Hosking, S., & Haggard, L. (1999). Healing the
d. Integrated with nature sebagai prinsip untuk Hospital Environment: Design,
memaksimalkn kolaborasi antara Management and Maintenance of
bangunan dengan lingkungan alam pada
lanskap dan sekitar bangunan diterapkan di Healthcare Premises. Routledge.
YPAC Jakarta, akan tetapi kurang Hussein, H. (2010). Using the Sensory Garden as a
sempurna karena tidak memanfaatkan
pemandangan sekitar lahan, bentuk Tool to Enhance the Educational
geometri kurang membaur dengan alam, Development and Social Interaction of
taman, dan tidak menggunakan material Children with Special Needs. British Journal
alami. of Learning Support, 25-31.

Aspek-aspek bangunan yang mengakomodasi Israel, T. (2003). Some Places Like Home. Britain:
konsep healing therapeutic berdasarkan data Wiley-Academy.
yang didapatkan adalah meliputi susunan
massa & layout ruang, sirkulasi bangunan, Kamila, N. (2019). Penerapan Healing Architecture
ruang sosial, batas ruang, pencahayaan dan pada Sekolah Alam Mahardika, Cibubur.
penghawaan, komposisi dan skala bangunan, Fakultas Teknologi dan Desain Universitas
warna bangunan, bentuk koridor, penataan Pembangunan Jaya.
privasi ruang, akses utama, material tembus
pandang, pemandangan di sekitar lahan, Karina. (2013). Perancangan Interior Pada Panti
bentuk lanskap, taman, material alami. Asuhan. Desain Interior Universitas Bina
Nusantara.
DAFTAR PUSTAKA
Pallasmaa, J. (2007). Eyes Of The Skin : Architecture
Barrett, M. (1992). Creating Eden : The Garden as a and The Senses. Brittain: Wiley-Academy.
Healing Space.
Schaller, B. (2012). Architectural Healing
Brian, S. (2012). Architectural Healing Environments.
Environtment. School of Dissertation and Thesis
Chrysikou, E. (2014). Architecture for Psychiatric Syracuse University.
Environments and Therapeutic Spaces.

27
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 05 No 1 Maret 2021

Halaman ini sengaja dikosongkan

28

Anda mungkin juga menyukai