Abstrak
Sebagian besar orang menganggap lingkungan medis identik dengan ketakutan, gelisah, tertekan,
dan kondisi yang serba tidak pasti. Dilandasi oleh kondisi tersebut dirasa perlu untuk menciptakan
sebuah rekayasa lingkungan dimana nantinya diharapkan dapat menunjang kepada kesembuhan
pasien.
Anak memiliki karakter serta kebutuhan perlakuan yang berbeda dengan orang dewasa dalam
perawatan di rumah sakit, baik itu aspek psikologis, fasilitas, dan perilaku. Adapun yang menjadi
dasar dari penelitian ini adalah bagaimana menciptakan sebuah lingkungan untuk ruang perawatan
anak dengan menerapkan konsep healing environment dengan dasar perilaku pengguna dari Ruang
Perawatan Bagian Anak itu sendiri, dalam hal ini pelaku yang terlibat adalah para pengguna yang
berinteraksi di rumah sakit khususnya ruang perawatan bagian anak.
Salah satu konsep lingkungan yang sesuai untuk lingkungan perawatan medis adalah healing
environment dimana prinsip dasar dari konsep ini adalah menciptakan tempat dan ruang yang dapat
membangkitkan nilai-nilai positif, memberikan pengalaman yang menyenangkan, mengurangi stress,
dan menawarkan kenyamanan, harapan, serta hiburan yang dapat melepaskan dari keadaan yang
sedang dialami terutama pasien anak-anak. Adapun metodologi dalam penyusunan penelitian ini
dimulai dengan penelaahan pustaka tentang standar rumah sakit, teori perilaku anak, dan teori
healing environment. Untuk memperoleh gambaran nyata dilapangan dilakukan pengamatan
langsung dan kajian terhadap dokumen POE objek perancangan yang ada sekarang. Setelah
dilakukan kajian teori dan analisa kondisi lapangan yang ada diperoleh kriteria yang menjadi
landasan konsep bagaimana merekayasa lingkungan rumah sakit khususnya pada bagian
ruang perawatan anak.
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dan berkembang untuk prospek pengembangan dan
perencanaan ke depan, baik dari segi akademis maupun praktisi, serta diharapkan dapat
memberikan solusi terhadap permasalahan desain, lingkungan dan kawasan yang berhubungan
dengan perilaku dan karakteristik pengguna rumah sakit, terutama untuk ruang perawatan bagian
anak.
kan timbulnya stress.Beban psikologis pada saat yang sama untuk memperoleh proses pemulihan
dalam kondisi perawatan di rumah sakit sebagai kesehatan yang manusiawi. Kondisi ruang
penyebab stress yang dialami tidak hanya untuk perawatan bagian anak yang ada dirasa belum
pasien akan tetapi juga untuk cukup optimal dalam mewadahi kebutuhan
penunggu/pendamping pasien dan staff (Malkin, psikis pasien, penunggu pasien, dan staff.
1992).
Melihat fenomena yang telah diuraikan tersebut
Anak sebagai salah satu kelompok pasien yang di atas, penelitian ini dilakukan untuk membukti-
memerlukan perlakuan khusus yang berbeda kan bahwa lingkungan fisik memiliki keterkaitan
dengan orang dewasa.Anak secara alami adalah dalam mempengaruhi psikologi manusia.Tujuan
makhluk yang sangat utuh dimana memiliki dari penelitian ini adalah memberi gambaran
perasaan intuitif yang menyatu dengan segala bagaimana konsep desain bagi para praktisi
hal (marberry, 1995).Pada rumah sakit anak dalam menetapkan prioritas variable healing
didapati bahwa tidak hanya kebutuhan medis yang bisa diterapkan. Pemilihan ruang pera-
yang diperlukan tapi juga aspek fisik, social, watan bagian anak RSUD Kota Tasikmalaya
perkembangan, dan kebutuhan emosional sebagai obyek studi kasus diharapkan dapat
antara anak beserta keluarganya (Malkin, 1992). memeberikan gambaran yang jelas bagi praktisi
Perspektif anak-anak akan selalu dipengaruhi desain, pemerintah, serta masyarakat bahwa
oleh faktor lingkungan sosial sekitar (Abbas, konsep healing environment yang tepat dapat
2009). membantu meningkatkan mutu pelayanan
rumah sakit itu sendiri.
Menurut Djikstra (2009), Healing environment
adalah lingkungan fisik dari fasilitas kesehatan Metodologi Penelitian
yang dapat membantu mempercepat waktu
pemulihan kondisi kesehatan pasien atau Penelitian tentang bagaimana hubungan antara
mempercepat proses adaptasi pasien atau penerapan konsep healing environment pada
mempercepat proses adaptasi pasien dari instalasi perawatan bagian anak merupakan
kondisi kronis serta akut dengan melibatkan penelitian kualitatif dengan pendekatan perilaku.
efek psikologis pasien di dalamnya. Konsep Dalam proses penelitian ini, yang menjadi objek
Healing environment pada lingkungan rumah pengukurannya adalah bagaimana perilaku
sakit bertujuan untuk menyeimbangkan inter- pasien anak dan orang tua, serta staff saat
vensi ilmu dan teknologi medik dengan potensi berada di lingkungan perawatan. Sedangkan
internal yang ada pada pasien. parameter pengukurannya adalah elemen-
elemen healing environment yang meliputi view
Pengelola rumah sakit terutama rumah sakit terhadap alam, pencahayaan, privasi, layout
umum milik pemerintah di daerah masih banyak ruang, area interaksi sosial, hiburan, dan fasi-
yang beranggapan bahwa proses pemulihan litas bermain anak.
kesehatan hanya dapat dilakukan dengan jalan
medis. Kenyamanan yang menjadi prioritas Metode yang digunakan bertujuan untuk meng-
konsep Healing environment dalam penyem- analisa bagaimana pengaruh ruang sebagai
buhan terutama bagi kondisi psikologis pasien lingkungan binaan terhadap kondisi psikologis
saat ini hanya terbatas pada rumah sakit swasta manusia sebagai penggunanya secara lebih
dan rumah sakit di kota besar dengan mendalam.
segmentasi masyarakat menengah keatas.
RSUD Kota Tasikmalaya dengan segmentasi Terdapat tiga buah jenis data yang diperlukan
sebagian besar bagi masyarakat menengah ke yaitu data teoritis yang diperoleh dari kajian
bawah dirancang dengan standar yang pustaka literature, data visual yang didapat dari
cenderung hanya memperhatikan sisi hasil observasi kondisi lapangan, serta data POE
fungsionalnya, padahal masyarakat golongan yang merupakan gambaran bagaimana penilaian
ekonomi menengah kebawah juga memiliki hak pengguna terhadap kondisi fisik lingkungan
yang didapat dari kuesioner.Data teoritis pada
2|
penelitian ini difokuskan pada bagaimana Dipisahkan dengan orang tua dan
standar rumah sakit yang berlaku, teori perilaku lingkungan rumah sakit adalah faktor pemicu
anak, dan prinsip healing environment. Pada stress bagi anak-anak (Lau, 1993). Saat
tahap analisa, data literatur akan dibandingkan anak menjalani proses perawatan di rumah
dengan data visual sehingga didapatkan sakit merupakan hal yang cukup potensial
gambaran bagaimana menerapkan elemen dalam memicu terjadinya stress pada orang
healing environment pada instalasi ruang tua (Commodari, 2010). Aspek Social
perawatan anak di RSUD Kota Tasikmalaya. support ini berhubungan dengan bagaimana
Hasil data tersebut akan dibandingkan dengan memaksimalkan adanya dukungan sosial
data penilaian pendapat pengguna dari hasil yang positif dari saudara, teman, rekan, dan
kuesioner terhadap kenyamanan yang dirasakan sahabat baik bagi pasien anak maupun
secara psikis terutama keterkaitannya dengan orang tua pasien. salah satu hal yang fokus
elemen-elemen yang ada dalam mereduksi disini adalah tersedianya fasilitas bagi pasien
stress. atau orang tua pasien dapat bersosialisasi
dengan orang lain sehingga diharapkan
Hasil dan Pembahasan dapat meningkatkan keinginan untuk
sembuh bagi pasien serta bagi orang tua
Healing environment adalah sebuah konsep bisa mendapat dukungan moril dan bertukar
lingkungan perawatan yang bersifat holistik informasi dari orang tua yang anaknya
dimana menyentuh tidak hanya aspek fisik akan memiliki riwayat sakit seperti yang sedang
tetapi juga psiklogis pasien dengan tujuan untuk dialami anaknya saat ini.
mempercepat adaptasi pasien sehingga akan 5. Distraction and Engagement
memberi manfaat positif dimana tingkat sress Pikiran takut anak-anak bahwa mereka
pasien dan keluarga akibat proses tindakan sedang sakit dan akan mendapat
medis dan lingkungan fisik rumah sakit dapat penanganan medis yang menyakitkan harus
menurun. Pada penelitian ini yang akan dibahas dapat dialihkan dengan hiburan dan hal-hal
adalah elemen-elemen healing environment yang mereka sukai. Menurut Carpman
yang harus terpenuhi untuk pasien anak, orang (1986) pasien anak menginginkan hal-hal
tua, dan staff rumah sakit pada ruang yang menyenangkan dan menarik untuk
perawatan bagian anak. Menurut Malkin (1992), dilihat pada saat sedang terbaring di tempat
aspek yang harus terpenuhi pada ruang tidur, adanya karya seni yang ditampilkan di
perawatan anak yaitu : ruang pasien memiliki potensi untuk menjadi
hal yang menyenangkan dan dapat menjadi
1. Basic Physiologcal Needs
unsur terapi.
Aspek mendasar yang diperlukan untuk
6. Everyday Behavior
mencapai kondisi psikologis yang baik, yaitu
Sudah menjadi sifat dasar dari anak-anak
tidur, makan, dan istirahat yang cukup.
yang senang untuk bermain, pada saat
2. Agency and Control
kondisi sakitpun anak-anak senantiasa
Adanya pendampingan serta meningkatnya
diarahkan untuk tetap dapat melakukan hal-
kualitas terhadap kontrol dan akses terhadap
hal yang biasa dilakukan pada saat sedang
lingkungan sekitar.Hal yang menjadi faktor
tidak sakit.Bermain adalah salah satu jalan
penilaian dalam hal ini diantaranya adalah
bagi anak-anak untuk dapat mengontrol
kontrol terhadap kebisingan, pencahayaan
ketakutan dan emosi (Kellman, 1987).
dan suhu ruangan, adanya privasi, serta
Tersedianya sarana bermain yang aman dan
kemudahah sirkulasi/wayfinding.
nyaman di ruang perawatan anak merupa-
3. Feeling Safe and Secure
kan salah satu hal yang harus terpenuhi
Berkaitan dengan kebutuhan rasa aman dan
dalam menciptakan lingkungan berkonsep
terlindungi.Meminimalisir resiko pasien jatuh,
healing environment.
pendampingan terhadap pasien sepanjang
7. Normalized Environment
waktu, terdapat hubungan visual antara
Berada pada lingkungan yang asing
tempat perawatan dengan staff.
merupakan salah satu pemicu stress bagi
4. Social Support
Penerapan Konsep Healing Environment Pada Bagian Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B
4|
Gambar 1
Ruang Tunggu dengan view outdoor yang
cukup lebar dar area gerak yang leluasa
Gambar 3
Denah ruang konsultasi dan periksa poliklinik
Sumber : Dokumentasi Pribadi
C. Rawat Inap
Pada ruang rawat inap sebagian besar
waktu pasien dan pendamping/orang tua
dihabiskan pada saat melakukan pera-
watan.Oleh karena itu, kondisi lingku-
Gambar 2 ngan yang ada akan sangat berpengaruh
Ruang Tunggu dengan area staff dan terhadap kondisi psikologis dan pisiologis
aquarium sebagai sarana hiburan pasien, orang tua, pengunjung, dan staff.
Sumber :https://www.tendermiles4kids.com/tenderm Berikut kriteria ruang rawat inap pada
iles4kidsnew/wp-content/uploads/2011/04/waiting-
instalasi perwatan anak, yaitu :
room-with-fish-tank.jpg
1. Ruang perawatan yang nyaman dan
tenang,
B. Poliklinik
2. Akomodasi yang nyaman dan privasi
Pasien anak berbeda dengan pasien
yang terjaga untuk orang tua dapat
dewasa terutama dalam penanganan
tidur, makan, beribadah, dan
pada saat melakukan persiapan peme-
beraktivitas di kamar mandi.
riksaan/tindakan medis dari dokter.
3. Memiliki kontrol terhadap cahaya,
Adapun kriteria ruang pemeriksaan
suhu, kebisingan, dan peman-dangan
poliklinik untuk anak, diantaranya yaitu :
terhadap alam.
1. Ruang pemeriksaan untuk tiap dokter
4. Aksesibilitas yang mudah, terutama
disediakan lebih dari satu,
untuk pengguna kursi roda.
2. Desain layout ruang yang didesain
5. Kemudahan dalam sirkulasi dan
untuk mempermudah sirkulasi dokter
wayfinding.
ke tiap ruang pemeriksaan,
6. Terdapat hubungan visual dan akses
3. Siapkan kursi untuk orang tua/
yang dekat dengan ruang stasi
pendamping di tiap ruang periksa,
perawat/nurse station.
4. Desain suasana ruang yang sesuai
7. Sediakan fasilitas yang mendukung
dengan karakter anak-anak.
anak dapat beraktivitas atau bermain
meskipun berada di atas tempat tidur.
Penerapan Konsep Healing Environment Pada Bagian Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B
Gambar 4 Gambar 6
Denah ruang rawat inap kelas III Denah ruang rawat inap kelas II
Sumber : Dokumentasi Pribadi Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 7
Gambar 5
Perspektif ruang rawat inap kelas II
Perspektif ruang rawat inap kelas III
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Sumber : Dokumentasi Pribadi
6|
c) Rawat inap kelas I d) Rawat inap kelas VIP
Rawat inap kelas I disiapkan untuk Ruang rawat inap VIP disiapkan
dapat menampung dua tempat tidur, untuk menampung 1 tempat tidur,
berikut adalah alternatif desain akan tetapi pada saat tertentu dapat
ruang perawatan anak kelas I, difungsikan dapat menampung 2
tempat tidur. Berikut alternatif
desain rawat inap kelas VIP,
Gambar 8
Denah ruang rawat inap kelas I
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 10
Denah ruang rawat inap kelas VIP
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 9
Perspektif ruang rawat inap kelas I
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 11
Perspektif ruang rawat inap kelas VIP
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Penerapan Konsep Healing Environment Pada Bagian Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B
Gambar 12
Denah ruang rawat inap kelas VVIP Gambar 14
Sumber : Dokumentasi Pribadi Denah KM/WC alternatif-1
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 15
Denah KM/WC alternatif-1
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 13
Perspektif ruang rawat inap kelas VVIP
Sumber : Dokumentasi Pribadi
8|
E. Koridor
Berikut beberapa kriteria desain koridor
baik untuk luar maupun dalam ruangan,
1. Memaksimalkan masuknya cahaya
matahari ke dalam ruangan, tetapi
tetap mempertimbangkan terhadap
penanganan silau
2. Warna dan pencahayaan yang
menyenangkan, sehingga koridor
tidak monoton dan menakutkan saat Gambar 18
Perspektif koridor dalam ruangan
harus berjalan sendiri, Sumber :-
3. Aksesibilitas yang mudah, terutama
untuk pengguna kursi roda dan F. Ruang Bermain
proses transfer pasien dari satu ruang 1. Ruang bermain yang mudah
ke ruang lainnya, terkontrol oleh orang tua maupun
a) Koridor luar ruangan, staff,
Umum 2. Media bermain harus variatif,
aman/tidak membahayakan bagi
anak-anak,
Gambar 16
Perspektif koridor pengunjung umum
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 19
Perspektif ruang bermain anak
Sumber :https://www.interiorsandsources.com/p
ortals/3/images/magazine/2011/1011-
1111/I_1011_web_pe_advcondell_5.jpg
Gambar 17
Perspektif koridor staff dan pasien
Sumber : Dokumentasi Pribadi
Gambar 20
Perspektif ruang bermain anak
Sumber :http://www.hopkinschildrens.org/uploa
dedimages/_kids_site/places_to_go/playroom-
onc.jpg
Penerapan Konsep Healing Environment Pada Bagian Perawatan Anak Rumah Sakit Umum Daerah Tipe B
G. Ruang Staff
1. Disediakan ruang istirahat bagi staff Malkin, Jain. 1992. Hospital Interior Architecture.
yang privasi nya terjaga serta Creating Healing Environments for Special
menghadirkan situasi lingkungan Patient Populations.New York : Van Nostrand
ruang yang menyenangkan dan Reinhold.
nyaman.
Marberry, Sara O. (eds). 1995. Innovations in
2. Dekat dengan pantry dan ruang health-care design. Van Nostrand Reinhold.
makan khusus staff, New York. p.
3. Memaksimalkan masuknya cahaya
matahari ke dalam ruangan, tetapi Mayangsari, Sriti. 2003. Peran warna pada
tetap mempertimbangkan terhadap interior rumah sakit berwawasan ‘healing
penanganan silau, environment’ terhadap proses penyembuhan
4. Akses yang mudah untuk mencapai pasien. Dimensi interior.Vol 1. No. 2,
taman, Desember 2003 : 141-146.
5. Diperlukan sirkulasi udara yang baik
Putri, D.H. dkk.Relasi Penerapan Elemen Interior
sehingga pertukaran udara terus
Healing Environment pada Ruang Rawat Inap
dapat terjaga, dalam Mereduksi Stress Psikis pasien (Studi
kasus : RSUD Kanjuruhan, Kabupaten Malang).
Daftar Pustaka ITB J. Vis. Art & Des, Vol. 5, No. 2, 2011, 124-
138.
Abbas, Y.M. Ghazali, Rosalinda. Healing
Environment: Pediatric Wards Status and
Design Trend.1st National Conference on
Environment-Behaviour Studies, Faculty of
Architecture, Planning & Surveying, Universiti
Teknologi MARA, Shay Alam, Selangor,
Malaysia, 14-15 November 2009.