Sifat Fisik Dan Mekanik Kayu
Sifat Fisik Dan Mekanik Kayu
2. Keawetan
Keawetan adalah ketahanan kayu terhadap serangan dari unsur-unsur perusak
kayu dari luar seperti jamur, rayap, bubuk dll. Keawetan kayu tersebut
disebabkan adanya zat ekstraktif didalam kayu yang merupakan unsur racun
bagi perusak kayu. Zat ekstraktif tersebut terbentuk pada saat kayu gubal
berubah menjadi kayu teras sehingga pada umumnya kayu teras lebih awet
dari kayu gubal.
3. Warna
Kayu yang beraneka warna macamnya disebabkan oleh zat pengisi warna
dalam kayu yang berbeda-beda.
4. Tekstur
Tekstur adalah ukuran relatif sel-sel kayu. Berdasarkan teksturnya, kayu
digolongkan kedalam kayu bertekstur halus (contoh: giam, kulim dll), kayu
bertekstur sedang (contoh: jati, sonokeling dll) dan kayu bertekstur kasar
(contoh: kempas, meranti dll).
5. Arah Serat
Arah serat adalah arah umum sel-sel kayu terhadap sumbu batang
pohon. Arah serat dapat dibedakan menjadi serat lurus, serat berpadu, serat
berombak, serta terpilin dan serat diagonal (serat miring).
6. Kesan Raba
Kesan raba adalah kesan yang diperoleh pada saat meraba permukaan kayu
(kasar, halus, licin, dingin, berminyak dll). Kesan raba tiap jenis kayu
berbeda-beda tergantung dari tekstur kayu, kadar air, kadar zat ekstraktif
dalam kayu.
9. Higroskopis
Kayu mempunyai sifat dapat menyerap atau melepaskan air. Makin lembab
udara disekitarnya makin tinggi pula kelembaban kayu sampai tercapai
keseimbangan dengan lingkungannya. Dalam kondisi kelembaban kayu sama
dengan kelembaban udara disekelilingnya disebut kandungan air
keseimbangan (EMC = Equilibrium Moisture Content).
1. Modulus Elastisitas
Menurut haygreen dan Bowyer (1993) kekuatan lentur atau Modulus of
Elasticity (MOE) adalah suatu nilai yang konstan dan merupakan
perbandingan antara tegangan dan regangan dibawah batas proporsi.
Tegangan didefinisikan sebagai distribusi gaya per unit luas, sedangkan
renggangan adalah perubahan panjang per unit panjang bahan.
Modulus elastisitas (MOE) berkaitan dengan regangan, defleksi dan
perubahan bentuk yang terjadi. Besarnya defleksi dipengaruhi oleh besar dan
lokasi pembebanan, panjang dan ukuran balok serta MOE kayu itu sendiri.
Makin tinggi MOE akan semakin kurang defleksi balok atau gelagar dengan
ukuran tertentu pada beban tertentu dan semakin tahan terhadap perubahan
bentuk (Haygreen dan Bowyer, 1993)
2. Kekuatan Lentur Patah
Menurut kollman dan Cote (1968) kekuatan lentur patah atau Modulus of
Rupture (MOE) merupakan sifat mekanis kayu yang berhubungan dengan
kekuatan kayu yaitu ukuran kemampuan kayu untuk menahan beban atau
gaya luar yang bekerja padanya dan cenderugn merubah bentuk dan ukuran
kayu tersebut.
Modulus of Rupture (MOR) dihitung dari beban maksimum (beban pada saat
patah) dalam uji keteguhan lentur dengan menggunakan pengujian yang sama
untruk MOE (Haygreen dan Bowyer, 1993).
7. Keteguhaan Belah
Keteguhan belah adalah kemampuan kayu untuk menahan gaya-gaya yang
berusaha membelah kayu. Sifat keteguhan belah yang rendah sangat baik
dalam pembuataan sirap dan kayu bakar. Sebaliknya keteguhan belah yang
tinggi sangat baik untuk pembuatan ukiran-ukiran (patung). Pada umumnya
kayu mudah dibelah sepanjang jari-jari (arah radial daripada arah tangensial.
8. Keteguhan Pukul
Keteguhan pukul adalah kekuatan kayu menahan gaya yang mengenainya
secara mendadak, misalnya pukulan (Dumanauw,2001). Menurut Mardikanto
(1979), sifat kekuatan kayu dapat dikatakan kekuatan pukul karena beban
yang diberikan berupa beban pukul, dalam arti sehari-hari kayu ulet adalah
kayu yang sukar pecah, atau masih tetap tahan meski dibebani sampai beban
maksimum, atau kayu masih melekat satu dengan yang lainnya meski sudah
mengalami kerusakan akibat pembebanan.
9. Kekerasaan (Hardnesss)
Kekerasan merupakan ukuran kekerasan kayu untuk menahan kikisan pada
permukaannya, sifat kekerasan ini dipengaruhi oleh kerapatan kayu, keuletan
kayu,ukuran serat, daya ikat antar serat Nilai yang di dapaat dari hasil
pengujian merupakanuji pembanding, yaitu besar gaya yang dibutuhkaan
untuk memasukan bola baaja berdiameter 0.444 inchi pada kedalamaan 0.22
inchi
Sumber :
https://boymarpaung.wordpress.com/2009/01/24/sifat-fisis-dan-mekanik-kayu/
http://www.tentangkayu.com/2008/01/sifat-mekanik-
kayu.html#sthash.4SmeYfuq.dpuf
http://www.dephut.go.id/Halaman/
STANDARDISASI_&_LINGKUNGAN_KEHUTANAN/INFO_V02/
VII_V02.htm