AngBis - Kls A - Kel 3 - Materi Peramalan Penjualan
AngBis - Kls A - Kel 3 - Materi Peramalan Penjualan
“PERAMALAN PENJUALAN”
Disusun Oleh:
Kelas A - Kelompok 3
Maria Irena Giovanni 222214002
Ferdova Haikal Amnawijaya 222214007
Bernadeta Pirta Adya Pramesti 222214008
Ignatius Danang Yonas 222214014
D. Pendekatan Pendekatan
Dalam menjalankan usahanya, perusahaan dapat menganut salah satu dari
dua pendekatan berikut, yaitu:
1. Pendekatan speculative, dimana perusahaan tidak memperhitungkan
resiko yang disebabkan oleh ketidakpastian faktor-faktor eksternal dan
internal.
2. Pendekatan calculated risk, dimana perusahaan menggunakan estimasi
secara aktif resiko yang diakibatkan oleh ketidakpastian faktor faktor
eksternal dan internal.
Presentase kenaikan
b. Pendapat sales manager
Peramalan atau forecasting salesman perlu dibandingkan dengan
perkiraan kepala bagian penjualan. Pada umumnya perkiraan kepala
bagian penjualan lebih objektif karena mempertimbangkan banyak
faktor.
c. Pendapat para ahli
Terkadang perkiraan yang dibuat oleh salesman sangat bertentangan
satu sama lain, sehingga perusahaan perlu meminta pertimbangan
kepada konsultan.
d. Survey konsumen
Jika ketiga pendapat di atas masih kurang dapat
dipertanggungjawabkan, maka perlu diadakan penelitian secara
langsung kepada konsumen.
1976 1.800 -3
i { 1977
1978
1.900
2.000
} -1
+1
7.650
7.650
4
= 1.912,5
1979 1.950 +3
n=4
+5
1980 1.900
ii { 1981
1982
1.950
2.000
} +7
+9
+1
8.050
8.050
4
= 2.012,5
1983 2.200
1
Sehingga :
a = 1.912,5
(2.012,5−1.912,5)
b =
4
= 25
1 Tahun disini memiliki nilai 2 → maka b : 2 = 25:2 = 12,5
Persamaan garis : Y = 1.912,5 +12,5X
1984 = 1.912,5 + 12,5 (13) = 2.075
Selanjutnya untuk menggambarkan garis trend secara tepat perlu
dihitung nilai trend pada masing – masing tahun . Rumus:
Y’ = ao + bX
Keterangan :
Y’ : nilai trend pada tahun tertentu
ao : nilai trend periode dasar
𝑋2− 𝑋1
b :
𝑛
X : jumlah periode dasar
Pada kelompok i :
a = 1.912,5
b = 25 → 25/2 = 12,5 (1 tahun bernilai 2)
Sehingga nilai tren tahun :
Kelompok i
1978 → Y’ = 1.912,5 + 12,5 (1) = 1.925
1977 → Y’ = 1.912,5 + 12,5 (-1) = 1.900
1976 → Y’ = 1.912,5 + 12,5 (-3) = 1.875
1979 → Y’ = 1.912,5 + 12,5 (+3) = 1.950
Kelompok ii
1982 → Y’ = 2.012,5 + 12,5 (1) = 2.025
1981 → Y’ = 2.012,5 + 12,5 (-1) = 2.000
1980 → Y’ = 2.012,5 + 12,5 (-3) = 1.975
1983 → Y’ = 2.012,5 + 12,5 (+3) = 2.050
Sehingga :
∑Y 760
i. a= = = 152
n 5
∑XY 100
ii. b= = = 10
∑X2 10
180
160
140
120
Axis Title
60
40
20
0
1979 1980 1981 1982 1983 1984
2. Analisa Korelasi
Analisa korelasi dipakai untuk menggali hubungan sebab
akibat antara beberapa variabel. Perubahan tingkat penjualan
yang akan terjadi tidak hanya ditentukan oleh pola penjualan
yang telah terjadi, tetapi juga ditentukan oleh faktor lain.
Contoh : Penjualan susu bayi tergantung pada besarnya tingkat
kelahiran di Jawa Timur, jadi :
X : tingkat kelahiran
Y : penjualan susu
Formula regresi yang digunakan : YP = a + bX
Keterangan :
a = jumlah pasang obervasi
b = koefisien regresi
Besarnya a dan b dapat dihitung dengan rumus :
𝑛∑𝑋𝑌− ∑𝑋∑𝑌
i. b=
𝑛∑𝑿𝟐 −(∑𝑋)𝟐
∑𝑌−𝑏 ∑𝑋
ii. a=( )
𝑛
= 10
760−(10)(25)
a =
5
760−250
=
5
510
=
5
= 102
Maka ditemukan persamaan : Yp = 102+10X
Setelah itu dapat dicek hubungan saling ketergantungan antara
kedua variabel, dengan menghitung Koefisien Korelasi. Jika :
• Korelasi (r) menunjukkan angka ±1 atau mendekati ±1, artinya
pengaruh variabel independent (X) terhadap variabel dependent
(Y) adalah besar.
• Korelasi (r) menunjukan angka mendekati 0 (nol), maka
pengaruhnya kecil sekali
• Korelasi (r) menunjukan angka 0 (nol), maka tidak ada pengaruh
Rumus koefisien korelasi :
𝒏∑𝑿𝒀− ∑𝑿∑𝒀
r =
√𝒏 ∑𝑿𝟐− (∑𝑿 )𝟐 √𝒏 ∑𝒀 𝟐−(∑𝒀)𝟐
5 (3.900)−25 (760)
r =
2
√5(135)−(25)2 √5(116.550 )−(760)
5 (3.900)−25 (760)
=
√675−625 √582.750−577,600
500
=
(7,07)(71,76)
500
=
507,42
= 0,985
F. Studi Kasus
PT. HUSADHA adalah sebuah perusahaan farmasi dan alat-alat kesehatan
yang berlokasi di Sleman, Yogyakarta. Di antara alat-alat kesehatan yang
dihasilkannya adalah kapas dan kasa. Kapas digunakan untuk pembersih luka,
pembersih muka dan lain-lain sedangkan kasa digunakan untuk pembalut.
Secara terperinci, kapas dan kasa yang dihasilkan berupa:
• Kapas pembalut • Kasa pembalut (perban)
• Kapas pembalut steril • Kasa hydrophil
• Kapas berlemak • Kasa hydrophil steril
• Kapas bebat pusat steril • Kasa kompres
• Kapas piasan • Kasa pembalut cepat steril
• Kapas pembungkus • Kasa pembalut siku
• Kapas penghias • Kasa pembalut gips
• Kapas penjahitan
Cara penyelesaian:
a. Forecast penjualan kapas dengan metode least square:
Tahun Penjualan X X² XY
1977 258 -3 9 -774
1978 258 -2 4 -516
1979 290 -1 1 -290
1980 346 0 0 0
1981 312 +1 1 312
1982 326 +2 4 652
1983 382 +3 9 1.146
2.172 28 530
Persamaan trend: Y = a + bX
Dimana:
𝛴𝑌
a =
𝑛
2.172
=
7
= 310,29
𝛴𝑋𝑌
b =
𝛴𝑋²
530
=
28
= 18,93
Persamaan: Y = 310,29 + 18,93X
Nilai trend:
Tahun 1977: Y = 310,29 + 18,93 (-3) = 253,50
Tahun 1983: Y = 310,29 + 18,93 (3) = 367,08
Tahun 1984: Y = 310,29 18,93 (4) = 368,01
Tahun 1985: Y = 310,29 18,93 (5) = 404,94
Tahun 1986: Y = 310,29 + 18,93 (6) = 423,87
Tahun 1987: Y = 310,29 + 18,93 (7) = 441,80
Tahun 1988: Y = 310,29 + 18,93 (8) = 461,73
= 1.048,29
𝛴𝑋𝑌
b =
𝛴𝑋²
4.762
=
28
= 170,07
Persamaan: Y = 1.048,29 + 170,07X
Nilai trend:
Tahun 1977: Y = 1,048,29+170,07 (-3) = 538,08
Tahun 1983: Y = 1.048,29 + 170,07 (+3) = 1.558,50
Tahun 1984: Y = 1.048,29 + 170,07 (+4) = 1.728,57
Tahun 1985: Y = 1.048,29 + 170,07 (+5) = 1.898,64
Tahun 1986: Y = 1.048,29+170,07 (+6) = 2.068,71
Tahun 1987: Y = 1.048,29 + 170.07 (+7) = 2.238,78
Tahun 1988: Y = 1.048,29 + 170,07 (+8) = 2.408,85
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Insight Kelompok
Selama pembuatan makalah peramalan atau forecasting penjualan,
kelompok kami mempelajari banyak hal baru di antaranya pemahaman yang
lebih mendalam terkait pentingnya forecasting yang tidak hanya sekedar
prediksi, melainkan alat yang penting untuk membantu perusahaan dalam
membuat keputusan bisnis yang strategis. Dimana dengan menerapkan
forecasting yang akurat, perusahaan dapat merencanakan kebutuhan produksi
dan persediaan dengan lebih baik, menetapkan target penjualan yang realistis,
mengelola risiko keuangan, serta meningkatkan efisiensi dan profitabilitas.
Selain itu, kami juga mendapatkan manfaat-manfaat lain yakni melatih
kemampuan berpikir secara kritis dan analitis serta melatih kemampuan dalam
komunikasi dan kerja sama tim.
DAFTAR PUSTAKA
Sumber utama:
• Adisaputro, Gunawan dan Marwan Asri. (2016). Anggaran Perusahaan Buku
1 (2 eds). BPFE-Yogyakarta: Anggota IKAPI.
Sumber pendukung:
• BAKAI, Admin. (2022). Forecasting: Pengertian, Fungsi, Metode dan
Perbedaannya dengan Planning. Diakses pada 21 Februari 2024 dari
https://bakai.uma.ac.id/2022/03/25/forecasting-pengertian-fungsi-metode-
dan-perbedaanya-dengan-planning.
• E-Journal UAJY. Diakses pada 20 Februari 2024 dari http://e-
journal.uajy.ac.id/8233/1/EM218463.pdf.
• OCBC NISP, Redaksi (2023). Apa itu Market Share – Pengertian, Jenis, dan
Cara mengukur. Diakses pada 19 Februari 2024 dari
https://www.ocbc.id/article/2023/05/10/market-share-perusahaan-industri.
• Populix. (2023). Forecasting: Pengertian, Metode, dan Tujuan bagi Bisnis.
Diakses pada 20 Februari 2024 dari https://info.populix.co/forecasting.