Anda di halaman 1dari 34

Kandungan Surat Al Fatihah Paling Pokok

Sebagai surat pembuka dalam Al-Quran, Al Fatihah memiliki beberapa kandungan luar biasa
yang harus kita ketahui. Berikut empat kandungan yang ada dalam surat Al Fatihah.
1. Ilmu Sejarah
Di dalam Surat Al Fatihah terkandung kisah-kisah terdahulu yang bisa kita jadikan pelajaran di
kehidupan saat ini. Kalimat yang membuktikan adanya sebuah kisah terdahulu yakni dalam lafal
“an‘amta ‘alaihim” ([orang-orang] mereka yang Kauberi anugerah).
Ilmu sejarah di sini maksudnya adalah ilmu qashash atau cerita-cerita mengenai umat terdahulu.
Para nabi dan mereka yang berbahagia, yaitu kelompok yang dijanjikan sebagai penghuni surga
tercatat dalam kalimat “an‘amta ‘alaihim”.
Adapun orang-orang kafir dan mereka yang akan celaka, yaitu kelompok yang dijanjikan sebagai
penghuni neraka terangkum dalam kalimat “ghairil maghdhūbi ‘alaihim wa lad dhāllīn” atau
“bukan mereka yang dimurka dan bukan juga mereka yang tersesat.
2. Ilmu Tahshilil Kamlat (ilmu akhlaq)
Ilmu akhlaq dalam Surah Al Fatihah merupakan sebuah jalan menuju kesempurnaan tentang
nilai-nilai luhur. Jalan lurus ini diungkapkan melalui kalimat “iyyaaka nasta‘iin” (hanya kepada-
Mu kami memohon pertolongan). Selanjutnya, norma-norma syariat juga tertuang dalam kalimat
“as-shiraathal mustaqiim” (jalan yang lurus).
3. Ilmu Ushul (prinsip agama)
Prinsip-prinsip agama yang terkandung dalam Surah Al-Fatihah ini menyangkut tentang
keimanan yang meliputi ketuhanan, kenabian dan hari kebangkitan (hari akhir).
4. Ilmu furu' (cabang-cabang agama)
Turunan dari ilmu ushul adalah ilmu furu' atau yang biasa disebut dengan istilah ilmu syariat.
Dalam ilmu syariat lebih rinci lagi membahas mengenai praktik-praktik ibadah mulai dari ibadah
mahdhah dan ibadah ghairu mahdhah (muamalah).
Materi paling agung dalam syariat adalah ibadah, baik ibadah sosial melalui harta yang kita
punya (māliyyah) maupun ibadah individual (badaniyyah). Kedua jenis ibadah ini memiliki
turunan berbeda dalam masalah kehidupan, yaitu masalah muamalah dan masalah perkawinan.
Ibadah ini memiliki hukum berupa syarat dan ketentuan sesuai tuntutan perintah dan larangan.
Kandungan ilmul furu’ tertuang dalam kalimat “iyyāka na‘budu” atau “hanya kepada-Mu kami
menyembah.”(ANG)

Surat Al Falaq Lengkap dengan Arti

, Makna, dan Kandungannya Surat Al Falaq menerangkan perlindungan Allah pada umat Islam
dari berbagai kejahatan dan keburukan. Terdapat beberapa perbedaan pendapat dalam menfasir
makna surat Al Falaq
ANTARAFOTO/RAHMAD Sejumlah warga membaca Al-quran dengan penerangan lampu
yang tersalur dengan jaringan listrik melalui program listrik masuk wilayah desa tertinggal di
Dusun Jabal Antara, Aceh Utara. Surat Al Falaq merupakan surat ke-113 dalam Al-Qur'an yang
terdiri dari lima ayat. Al Falaq artinya “waktu subuh”. Surat Al Falaq diturunkan di Kota
Makkah sehingga termasuk golongan surat Makiyah. Namun, ada perbedaan pendapat tentang
kota di mana surat Al Falaq diturunkan. Menurut buku Surah al-Falaq oleh Ariffin Omar,
pendapat Al-Hasan, Ikrimah, Ata dan Jabir menyatakan surat Al Falaq tergolong surat Makiyah
karena terdapat hadis yang diriwayatkan Uqbah bin Amir. Sedangkan pendapat Qatadah dan Ibn
Abbas mengatakan surat Al Falaq tergolong surat Madaniyah karena terdapat hadis yang
diriwayatkan Aisyah r.a. Terlepas dari perbedaan pendapat tersebut, surat Al Falaq memiliki
makna menyadarkan diri dan memohon perlindungan hanya kepada Allah Swt. dalam
menghadapi berbagai kejahatan. Surat Al Falaq dan Artinya Berikut bacaan surat Al Falaq dalam
tulisan Arab, Latin dan terjemahan Bahasa Indonesia. Advertisement ‫ ُقْل َاُع ْو ُذ ِبَر ِّب اْلَفَلِۙق‬Qul a’uzu
birabbil-falaq 1. Katakanlah, “Aku berlindung kepada Tuhan yang menguasai subuh (fajar), ‫ِم ْن‬
‫ َش ِّر َم ا َخ َلَۙق‬Min syarri ma khalaq 2. dari kejahatan (makhluk yang) Dia ciptakan, ‫َوِم ْن َش ِّر َغاِس ٍق ِاَذ ا‬
‫ َو َقَۙب‬Wa min syarri gasiqin iza waqab 3. dan dari kejahatan malam apabila telah gelap gulita, ‫َوِم ْن‬
‫ َش ِّر الَّنّٰف ٰث ِت ِفى اْلُع َقِۙد‬Wa min syarrin-naffatsaati fil-‘uqad 4. dan dari kejahatan (perempuan-
perempuan) penyihir yang meniup pada buhul-buhul (talinya), ‫ َوِم ْن َش ِّر َح اِسٍد ِاَذ ا َح َس َد‬Wa min syarri
khaasidin iza hasad 5. dan dari kejahatan orang yang dengki apabila dia dengki Makna Surat Al
Falaq Menurut M. Khalilurrahman Al Mahfani dalam Juz Amma Tajwid Berwarna &
Terjemahannya, kata Al Falaq secara etimologi berasal dari kata kerja falaqa yang artinya
memecah, membelah, dan menyingsingkan. Abu Al-Farj Ibn Al-Jauzi dalam kitab Zadul Masir
fir Ilmi at Tafsir menjelaskan beberapa pendapat tentang makna Al Falaq, yaitu: Waktu subuh.
Menurut riwayat Al-Afi dari Ibnu Abbas, Sid bin Jabir, Mujahid, Qatadah, Al-Qurzhi, Ibnu Zaid,
dan para ahli bahasa, mereka menyimpulkan makna ini yang paling jelas. Ciptaan atau makhluk.
Pendapat ini dikemukakan Al-Walabi dari Ibnu Abbas dan Ad-Dahhak bahwa al falaq berarti
makhluk atau ciptaan. Al-Falaq adalah penjara di dalam neraka, menurut riwayat Ibnu Abbas.
Wahab dan As-Sadiy, Al-Falaq adalah sumur yang sangat dalam atau kolam di neraka Jahanam.
Ibnu As-Saib berpendapat Al-Falaq adalah lembah dalam neraka Jahanam. Al Falaq adalah
pohon dalam neraka, menurut pendapat Abdullah bin Amr. Al Falaq adalah sebutan dari segala
sesuatu yang terbelah, seperti waktu subuh, biji, dan lain-lain, menurut pendapat Al-Hasan. Az-
Zujaj berkata, segala makhluk atau ciptaan berasal dari sesuatu yang terbelah atau terpecah.
Misalnya, terbelahnya tanah lalu muncul tanaman dan turunnya hujan dari awan. Dari berbagai
pendapat tersebut, makna Al Falaq yang paling banyak digunakan dalam penafsiran adalah
“waktu subuh”. BACA JUGA Surat Maryam Ayat 1-11 Beserta Terjemahan dan Tafsirnya
Kandungan Surat Al Falaq Menurut tafsir Kementerian Agama, kandungan surat Al Falaq ayat
satu menjelaskan perintah Allah kepada Nabi Muhammad dan seluruh umat Islam supaya selalu
berlindung kepada-Nya. Allah adalah tempat berlindung semua makhluk agar terpelihara dari
segala macam kejahatan dan akibatnya yang ditimbulkan oleh makhluk-makhluk yang telah
diciptakan-Nya. Ayat kedua mengandung permohonan untuk perlindungan dari keburukan
makhluk ciptaan Allah. Baik yang datang dari diri sendiri, maupun dari makhluk lainnya.
Perlindungan yang diharapkan untuk kejadian yang sudah dan belum dialami. BACA JUGA
Surat Al Kafirun dan Artinya dalam Bahasa Indonesia dan Arab Ayat ketiga mengandung
permohonan untuk memohon perlindungan Allah Swt. dari kejahatan yang terjadi pada malam
yang gelap. Allah menerangkan bahwa sebagian makhluk-Nya sering menimbulkan kejahatan
pada waktu malam bila segala sesuatu telah diliputi oleh kegelapan. Kondisi malam yang gelap
gulita dapat menimbulkan rasa takut dan gelisah, seolah ada sesuatu yang tersembunyi dalam
kegelapan dan menyakiti. Akan tetapi, malam juga merupakan saat yang terbaik untuk
mendekatkan diri kepada Allah. Beribadah saat malam hari telah dijelaskan dalam Surah Al Isra
ayat 79, “Dan pada sebagian malam, lakukanlah salat tahajud (sebagai suatu ibadah) tambahan
bagimu: mudah-mudahan Tuhanmu mengangkatmu ke tempat yang terpuji.” Ditegaskan pula
dalam surat Al Muzammil ayat dua, tiga, dan empat, “Bangunlah (untuk salat) pada malam hari,
kecuali sebagian kecil, (yaitu) separuhnya atau kurang sedikit dari itu, atau lebih dari (seperdua)
itu, dan bacalah Al-Qur'an itu dengan perlahan-lahan.” BACA JUGA Bacaan Surat An-Nas
Lengkap dengan Terjemahannya Beribadah saat malam hari dianjurkan oleh Allah. Melalui surat
Al Falaq, Allah juga menjelaskan bahaya keadaan malam, sehingga umat Islam sebaiknya
meminta perlindungan dengan beribadah. Allah menjelaskan waktu malam adalah waktu
istirahat, sebagaimana tercantum dalam surat Al Furqan ayat 47, “Dan Dialah yang menjadikan
malam untukmu (sebagai) pakaian, dan tidur untuk istirahat, dan Dia menjadikan siang untuk
bangkit berusaha.” Kemudian pada ayat keempat, Allah memerintahkan agar manusia berlindung
kepada-Nya dari kejahatan tukang sihir yang meniupkan mantra-mantra. Tujuannya adalah
memutuskan tali kasih sayang dan mengoyak-ngoyak ikatan persaudaraan, seperti ikatan nikah
dan lain-lain. Menurut H. Sakib Machmud dalam Mutiara Juz'amma, pada waktu ayat ini
diturunkan, terdapat banyak wanita yang menjadi tukang sihir di Kota Makkah. Mereka
membaca mantra sambil mengikat tali. Saat selesai, mereka meniup ikatan tersebut. Maka,
melalui surat Al Falaq, umat Islam dapat memohon perlindungan Allah agar dihindarkan dari
bencana yang ditimbulkan para tukang sihir. Tukang sihir dapat pula ditafsirkan sebagai tukang
fitnah yang menyebarkan kebohongan tentang Rasul dan umat Islam. BACA JUGA Surat Al
Waqiah: Bacaan, Arti, dan Keutamaannya Kemudian pada ayat terakhir, Allah memerintahkan
untuk berlindung kepada-Nya dari kejahatan orang-orang yang dengki dan mengadakan jebakan
untuk menjerumuskan orang agar jatuh ke dalam kemudaratan. Syamsuddin Ar-Razi dalam
Menyelami Spiritualitas Islam: Jalan Menemukan Jati Diri menjelaskan bahwa Nabi Muhammad
bersabda, "Ada tiga sifat yang merupakan sumber segala kesalahan, waspadai dan hindari hal-hal
tersebut: sombong, sebab ia menghalangi iblis dari sujud kepada Adam; ambisi yang berlebihan,
sebab ia yang mendorong Adam untuk memakan buah terlarang; dan dengki, sebab ia yang
menggiring Qabil membunuh Habil." Surat Al Falaq menerangkan perlindungan Allah pada
umat-Nya agar terhindar dari dengki atau hasad. Pendengki akan merasa sakit hati melihat
nikmat yang dianugerahkan Allah kepada seseorang padahal ia tidak dirugikan oleh pemberian
Allah tersebut. Umat Islam dapat membaca surat Al Falaq untuk meminta perlindungan kepada
Allah dari sifat dengki, kejahatan, keburukan, sihir, dan ancaman lain. Karena Allah Maha
Melindungi, sesuai salah satu nama dalam asmaul husna, yaitu Al Waliyy

Makna An-Nas atau Manusia dalam Al-Qur'an

Para pakar antropologi yang menganut filsafat materialisme memandang bahwa hakikat manusia
adalah semata makhluk materi. Ia merupakan jasad yang tersusun oleh bahan-bahan material dari
dunia anorganik. Para pakar biologi yang lahir dari dunia filsafat materialisme ini juga
berpendapat bahwa manusia adalah badan yang hidup. Pandangan yang berbeda dari kedua
pakar itu disampaikan oleh kalangan pakar antropologi yang dibesarkan oleh filsafat idealisme.
Mereka beranggapan bahwa manusia merupakan makhluk yang memiliki kehidupan spiritual-
intelektual yang intrinsik dan tidak tergantung pada materi. Berbagai pandangan ini nampaknya
hanya berkutat pada satu sisi rumpun ilmu yang ditekuninya sehingga gambaran yang
disampaikannya belumlah menggambarkan sosok manusia secara holistik dan integral. Dalam
tulisan ini, kita ingin mengungkap bagaimana Kitab Suci Al-Qur’an memberikan penjelasan
tentang bagaimanakah gambaran tentang manusia itu. Kendati kajian ini bersifat sederhana,
semoga bermanfaat dalam membuka tabir bagi pengetahuan kita semua. ADVERTISEMENT
Perlu diketahui bahwa di dalam Kitab Suci Al-Qurân, “manusia” disebut dalam beragam
sebutan, antara lain sebagai ‫ بني آدم‬,‫ عبد‬,‫ بشر‬,‫ إنسان‬,‫ أناس‬,‫ إنس‬,‫ناس‬, dan ‫ذرية آدم‬. Bagaimana pun, setiap
sebutan pasti menyimpan makna kekhususan dan terdapat maziyyah di dalamnya, mengingat Al-
Qurân merupakan kitab suci yang diturunkan sebagai mu’jizat kepada Baginda Nabi Muhammad
shallalaahu ‘alaihi wasallam dan memiliki nilai kesusastraan yang tinggi dari sisi balaghah,
manthiqy dan lughawynya. Karena ketinggian tingkat bahasa yang digunakan itu, maka setiap
aspek pilihan lafadh yang dipergunakan oleh Al-Qurân sudah barang tentu memiliki fungsi
tertentu pula. Kadang konteks bahasa Al-Qurân merujuk pada makna melemahkan (i’jaz)
terhadap argumen dan keyakinan kaum kâfir, munâfiq dan fâsiq, namun kadang pula menjadi
kabar penggembira bagi kaum yang beriman dan taat kepada Nabi. ADVERTISEMENT Pilihan
kalimat Al-Qur’an dalam menyebut manusia dengan beragam istilah di atas, sudah barang tentu
juga memiliki maksud dan tujuan tertentu pula dari Allah Dzat Yang Maha Pencipta. Setidaknya
gambaran itu bisa diketahui dari beberapa penyandaran latar belakang suatu istilah disebutkan.
Kita coba untuk menguraikannya secara global dalam tulisan singkat ini khususnya terhadap
makna an-nâs. Perlu diketahui bahwa, ada hampir 169 ayat dalam Al-Qur’an yang menyebut
manusia dengan menggunakan diksi an-nâs (‫)الناس‬. Dari keseluruhan diksi itu, secara umum
penggunaan diksi an-nâs memiliki menunjuk pada beberapa fungsi. Berikut kami sajikan garis
besar dari fungsi tersebut. Pertama, Perintah Menjalin Relasi Sosial Contoh ayat yang
menggunakan diksi an-nâs ini adalah: ‫َيا َأُّيَها الَّناُس اَّتُقوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم ِم ْن َنْفٍس َو اِحَدٍة َو َخ َلَق ِم ْنَها َز ْو َجَها َو َبَّث‬
‫ ِم ْنُهَم ا ِر َج ااًل َك ِثيًرا َو ِنَس اًء َو اَّتُقوا َهَّللا اَّلِذ ي َتَس اَء ُلوَن ِبِه َو اَأْلْر َح اَم ِإَّن َهَّللا َك اَن َع َلْيُك ْم َرِقيًبا‬Artinya, “Hai sekalian
manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari diri yang satu, dan
daripadanya Allah menciptakan istrinya; dan daripada keduanya Allah memperkembangbiakkan
laki-laki dan perempuan yang banyak. Bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan
silaturahim. Sungguh Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.” (Surat An-Nisâ ayat 1). Di
dalam ayat ini, setelah lafadh an-nâs dipergunakan di depan yang disertai huruf nida’, pada
bagian tengah ayat ditunjukkan tuntunan bermuamalah dengan sesama. Bermuamalah ini
merupakan ciri dari relasi sosial. Kedua, Perintah Ibadah Contoh dari penggunaan diksi adalah
pada: ‫ َيا َأُّيَها الَّناُس اْع ُبُدوا َر َّبُك ُم اَّلِذ ي َخ َلَقُك ْم َو اَّلِذ يَن ِم ْن َقْبِلُك ْم َلَع َّلُك ْم َتَّتُقوَن‬Artinya, “Hai manusia, sembahlah
Tuhanmu yang telah menciptakanmu dan orang-orang yang sebelummu agar kamu bertakwa”
(Surat Al-Baqarah ayat 21). Dapat dilihat pada ayat, bahwa lafal an-nâs disebut dengan iringan
perintah menyembah. Menyembah merupakan realitas dari ibadah. Ketiga, Perintah Tunduk dan
Patuh kepada Allah SWT serta Menauhidkan-Nya. Contoh dari penggunaan diksi ini adalah
sebagai berikut: ‫ قل أعوذ برب الناس ملك الناس إله الناس‬Artinya, “Katakanlah (Muhammad)! Aku
berlindung kepada Tuhan manusia, Dzat yang memiliki Manusia, Tuhan Manusia,” (Surat An-
Nâs ayat 1-2) Keempat, Tahdid (menakut-nakuti) Ayat yang diawali dengan huruf nida’ dan an-
nâs umumnya adalah ayat-ayat yang masuk kelompok Makkiyah. Contoh dari penerapan fungsi
ini adalah penggunaan diksi an-nâs di dalam Surat At-Tahrîm ayat 6. ‫ٰۤی َاُّیَہا اَّلِذ ۡی َن ٰا َم ُنۡو ا ُقۤۡو ا َاۡن ُفَس ُک ۡم َو َاۡہ ِلۡی ُک ۡم‬
‫ َناًرا َّو ُقۡو ُد َہا الَّناُس َو اۡل ِح َج اَر ُۃ َع َلۡی َہا َم ٰٓلِئَک ٌۃ ِغ اَل ٌظ ِش َداٌد اَّل َیۡع ُص ۡو َن َہّٰللا َم ۤا َاَم َر ُہۡم َو َیۡف َع ُلۡو َن َم ايؤمرون‬Artinya, “Hai orang-
orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka yang bahan bakarnya
adalah manusia dan batu; penjaganya malaikat-malaikat yang kasar, keras, dan tidak
mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya kepada mereka dan selalu mengerjakan
apa yang diperintahkan.” (Surat At-Tahrîm ayat 6). Walhasil penyebutan diksi an-nâs di dalam
Al-Qur’an seolah menunjuk pada empat fungsi. Fungsi-fungsi ini penulis rangkum dari
mencermati konteks ayat berbicara. Adapun bagaimana jabaran dari masing-masing fungsi
tersebut kiranya perlu merujuk pada kitab tafsir yang lebih luas. Wallahu a’lam bis shawab.

Isi Kandungan Surat Al Kafirun yang Perlu Dipahami Umat Islam.

Surat Al Kafirun menjadi salah satu surat dalam Al Quran yang perlu kita pahami
kandungannya. Surat ini merupakan surat ke-109 dalam susunan mushaf Al Quran dan
diturunkan di Mekkah setelah surat Al Maun.
Tepatnya, saat sebelum Nabi Muhammad SAW melakukan hijrah ke Madinah. Sebab itu surat
Al Kafirun tergolong dalam surat Makkiyah.

Nama Al Kafirun (‫ )الكافرون‬diambil dari permulaan surat ini. Dinamakan Al Kafirun karena surat
ini berkaitan dengan seruan kepada orang-orang kafir. Al Kafirun artinya orang-orang kafir.
Melansir dari tafsir Ibnu Katsir, pada dasarnya isi kandungan surat Al Kafirun berisi tentang
perintah Allah SWT kepada umat Islam untuk menjauhkan diri dari segala bentuk kemusyrikan.
Atau menyerupai bentuk peribadahan dari orang-orang kafir.
Isi Kandungan Surat Al Kafirun
Allah hendak menjelaskan bahwa terdapat perbedaan besar antara sifat-sifat Tuhan yang
disembah oleh umatnya Nabi Muhammad SAW dan Tuhan yang disembah oleh orang-orang
kafir. Sebab Allah SWT adalah Tuhan Yang Maha Esa dan tidak beranak maupun diperanakkan.
Berkaitan dengan perbedaan sifat Tuhan dari keduanya, hal ini pun menjelaskan bahwa adanya
perbedaan dalam bentuk pelaksanaan ibadah.
Melalui surat Al Kafirun, Allah SWT menekankan perihal toleransi antar umat beragama. Hal ini
dilakukan melalui pengerjaan ibadah sesuai dengan ketentuan agama masing-masing tanpa
mencampur adukkan urusan keduanya.
Untuk lebih jelasnya, berikut ini bacaan Arab, latin, dan terjemahan dari surat Al Kafirun ayat 1-
6.

1. ‫ُقْل َيا َأُّيَها اْلَك اِفُروَن‬

Arab-latin: qul yā ayyuhal-kāfirụn


Artinya: "Katakanlah (Muhammad), "Wahai orang-orang kafir!"

2. ‫اَل َأْع ُبُد َم ا َتْعُبُد وَن‬

Arab-latin: lā a'budu mā ta'budụn


Artinya: "aku tidak akan menyembah apa yang kamu sembah".

3. ‫َو اَل َأْنُتْم َعاِبُد وَن َم ا َأْع ُبُد‬


Arab-latin: wa lā antum 'ābidụna mā a'bud
Artinya: "dan kamu bukan penyembah apa yang aku sembah"

4. ‫َو اَل َأَنا َعاِبٌد َم ا َع َبْدُتْم‬

Arab-latin: wa lā ana 'ābidum mā 'abattum


Artinya: "dan aku tidak pernah menjadi penyembah apa yang kamu sembah"

5. ‫َو اَل َأْنُتْم َعاِبُد وَن َم ا َأْع ُبُد‬

Arab-latin: wa lā antum 'ābidụna mā a'bud


Artinya: "dan kamu tidak pernah (pula) menjadi penyembah apa yang aku sembah."

6. ‫َلُك ْم ِد ْيُنُك ْم َوِلَي ِد ْيِن‬

Arab-latin: lakum dīnukum wa liya dīn


Artinya: "Untukmu agamamu, dan untukku agamaku."
Asbabun Nuzul Surat Al Kafirun
Mengutip dari buku Asbabun Nuzul oleh Imam as-Suyuthi, Ath-Thabrani dan Ibnu Abi Hatim
meriwayatkan dari Ibnu Abbas bahwa orang-orang Quraisy menyeru Rasulullah SAW agar
diberi harta supaya mereka menjadi orang paling kaya di Mekkah. Mereka akan menikahkan
Rasulullah SAW dengan wanita yang diinginkan beliau.
Mereka berkata: "Ini untukmu, wahai Muhammad, dan engkau berhenti mencela tuhan-tuhan
kami dan tidak menyebutkan keburukannya. Jika engkau tidak mau melakukannya, sembahlah
tuhan-tuhan kami satu tahun."

Baca juga:
Golongan Surat At Tin, Pengingat untuk Beramal Sholeh
Rasulullah SAW berkata, "Aku akan menanti apa yang diturunkan oleh Tuhanku untukku." Lalu,
Allah SWT pun menurunkan firman-Nya: "Katakanlah (Muhammad). "Wahai orang-orang
kafir." sampai akhir ayat surat Al Falaq.

Dalam riwayat lain, sebagaimana diriwayatkan Abdurrazaq dari Wahab, ia berkata, "Orang-
orang kafir Quraisy berkata kepada Nabi SAW, "Jika engkau berkenan, ikutilah kami satu tahun
dan kami akan kembali kepada agamamu satu tahun."

Lalu, Allah SWT menurunkan firman-Nya, "Katakanlah (Muhammad). 'Wahai orang-orang


kafir.'" sampai akhir ayat surat. Ibnul Mundzir juga meriwayatkan hadits serupa dari Ibnu Juraji.

Hal-hal yang terkandung dalam surah al Maun adalah :


1) perbuatan yang dapat digolongkan sebagai pendusta agama yaitu
a) orang yang menghardik anak yatim, maksud dari menghardik anak yatim yaitu menolak dg
keras untuk menyantuni , tdk menyayangi , tdk memberikan hak"nya
b) org yg tdk menganjurkan memberi makan fakir miskin , maksudnya kita tdk mengajak sanak
keluarga kita untuk membantu fakir miskin , dikarenakan rasa baghil yg ada pada diri
2) ancaman neraka wail bagi orang" yg lalai dalam sholatnya , maksud dari lalai dalam sholatnya
kita mengerjakan sholat tp hati dan fikiran kita tdk melaksanakannya , tubuh kita sedang sholat
namun pada saat tubuh sholat fikiran kita sedang memikirkan masalah dunia
3) ancaman neraka wail juga bagi orang" yg sholat karena riya' , sholat karena ingin dipuji
manusia
4) ancaman bagi orang orang yg enggan menolong dengan barang yg berguna
Hal-hal yang terkandung dalam surah Al-Fil adalah :
1. Menceritakan tentang pasukan tentara bergajah yang dipimpin Abrahah. Mereka bermaksud
untuk menghancurkan kakbah di Mekkah. Namun, mereka gagal karena mereka diserang oleh
pasukan burung ababil yang diperintahkan Allah untuk menghentikan niat pasukan bergajah
tersebut yaitu menghancurkan kakbah.
2. Niat jahat akan dihentikan Allah
3. Surat Al-Fiil ini menceritakan tentang pasukan tentara bergajah yang menyerang kota Makkah
pada saat kelahiran Nabi Muhammad SAW, dan pada ahirnya dikenal dengan tahun Gajah.
Pembahasan
Surah Al-Fil Merupakan urutan surah ke-105 dalam al-Qur'an dan terdiri atas 5 ayat. Surah ini
tergolong pada surah Makkiyah. Nama Al Fiil sendiri berarti Gajah yang diambil dari ayat
pertama dari surat ini.
Surat Al-fil melarang kita berbuat kerusakan dan berperilaku sombong merasa menjadi orang
yang paling berkuasa.
Surah Al-Fiil :
1. ‫َاَلْم َتَر َكْيَف َفَعَل َر ُّبَك ِبَاْص ٰح ِب اْلِفْيِۗل‬
Artinya: Tidakkah engkau (Muhammad) perhatikan bagaimana Tuhanmu telah bertindak
terhadap pasukan bergajah?
2. ‫َاَلْم َيْج َع ْل َكْيَد ُهْم ِفْي َتْض ِلْيٍۙل‬
Artinya: Bukankah Dia telah menjadikan tipu daya mereka itu sia-sia?
3. ‫َّو َاْر َسَل َع َلْيِه ْم َطْيًرا َاَباِبْيَۙل‬
Artinya: Dan Dia mengirimkan kepada mereka burung yang berbondong-bondong,

 Maksud rasul uswatun hasanah dapat disimak di brainly.co.id/tugas/3373529

4. ‫َتْر ِم ْيِه ْم ِبِح َج اَرٍة ِّم ْن ِس ِّجْيٍۙل‬


Artinya: Yang melempari mereka dengan batu dari tanah liat yang dibakar,
5. ‫َفَجَع َلُهْم َك َع ْص ٍف َّم ْأُك ْو ٍل‬
Artinya: Sehingga mereka dijadikan-Nya seperti daun-daun yang dimakan (ulat).
Manfaat menghafal surah AL-FIL:
1. Mendapat Pahala
2. Menambah hafalan kita
3. Apabila hafal dengan artinya maka kita akan mengetauhi sejarah kelahiran nabi yaitu pada
tahun gajah.
4. Segala urusannya di mudahkan allah
5. Lebih dekat dengan allah
============== Surat Al-Maun ==============
Surat Al-Maun diturunkan setelah surat at-takatsur. Surat Al-Maun termasuk surat makiyah,
karena diturunkan di kota Makkah sebelom Nabi Hijrah. Dalam urutan penulisan Al-Qur'an surat
Al-Maun masuk urutan yang ke 107, terdiri dari 7 ayat.

 Azbabun Nuzul Al-Maun


 Surat Al-Maun :

١:‫َأَر َء ْيَت اَّلِذ ى ُيَك ِّذ ُب ِبالِّدْيِن ﴿الماعون‬


Arti : Tahukah kamu (orang) yang mendustakan agama?
٢:‫َفٰذ ِلَك اَّلِذ ى َيُدُّع اْلَيِتْيَم ﴿الماعون‬
Arti : Maka itulah orang yang menghardik anak yatim,
٣:‫َو اَل َيُحُّض َع َلٰى َطَع اِم اْلِم ْس ِكْيِن ﴿الماعون‬
Arti : dan tidak mendorong memberi makan orang miskin.
٤:‫َفَو ْيٌل ِّلْلُمَص ِّلْيَن ﴿الماعون‬
Arti : Maka celakalah orang yang shalat,
٥:‫اَّلِذ ْيَن ُهْم َع ْن َص اَل ِتِهْم َس اُهْو َن ﴿الماعون‬
Arti : (yaitu) orang-orang yang lalai terhadap shalatnya,
٦:‫اَّلِذ ْيَن ُهْم ُيَر آُءْو َن ﴿الماعون‬
Arti : yang berbuat riya,
٧:‫َو َيْم َنُعْو َن اْلَم اُع ْو َن ﴿الماعون‬
Arti : dan enggan (memberikan) bantuan.
Sejarah Nabi MUHAMMAD SAW Sampai Diangkat Menjadi ROSUL
ANONYMOUS
Bagikan :
Nabi Muhammad SAW lahir pada hari Senin, 12 Rabiul Awal tahun Gajah dan bertepatan
tanggal 22 April 571 M, di Mekkah (Makkah) dan wafat pada 8 Juni 632 di Madinah pada usia
63 tahun. Muhammad lahir sudah yatim karena saat nabi Muhammad SAW masih dalam
kandungan ayahnya sudah meninggal dunia. Nabi terlahir dari keluarga bangsawan Bani
Quraisy. dengan nama lengkap Muhammad bin Abdullāh ia merupakan seorang pembawa
ajaran/agama Islam, dan diyakini oleh umat Muslim sebagai nabi dan (Rasul) yang
terakhir. Kedua kota tersebut terletak di daerah Hijazh, Arab Saudi.

Muhammad adalah satu-satunya orang yang berhasil meraih keberhasilan luar biasa baik dalam
hal spiritual maupun kemasyarakatan. Muhammad mampu mengelola bangsa yang awalnya
egoistis, barbar, terbelakang dan terpecah belah oleh sentimen kesukuan, menjadi bangsa yang
maju dalam bidang ekonomi, kebudayaan dan kemiliteran dan bahkan sanggup mengalahkan
pasukan Romawi yang saat itu merupakan kekuatan militer terdepan di dunia.

Berikut kami sampaikan sejarah Nabi kita Nabi Muhammad SAW secara singkatnya diambil
dari
berbagai sumber :

Masa Kelahiran Nabi Muhammad

Pada zaman sebelum kelahiran Nabi Muhammad, ada hal-hal yang terlihat berbeda bila
dibandingkan dengan setelah kelahirannya. kemudian ditandai pula dengan perisitiwa yang luar
biasa terjadi pada
saat waktu-waktu kelahiran dari Muhammad. Itulah salah satu point dari keistimewanya beliau.

1. Kebiasaan Masa Jahiliyah


Pada zaman kelahiran nabi Muhammad SAW masyarakat Makkah mempunyai kebiasaan
jahiliyah yaitu kebiasaan menyembah patung atau berhala. Jahiliyah artinya zaman kebodohan.
Yang disembah bukan Allah tetapi patung atau berhala dan kebiasaannya sangat buruk yaitu
mabuk, berjudi, maksiat dan merendahkan derajat wanita. Mereka hidup berpindah-pindah dan
terpecah dalam suku-suku yang disebut kabilah. Hidup serba bebas tidak ada aturan dalam
bermasyarakat. Sehingga kehidupan
sangat kacau balau.

2. Peristiwa 'Tahun Gajah'


Pada masa kelahiran Nabi Muhammad SAW terdapat kejadian yang luar biasa yaitu ada
serombongan pasukan Gajah yang dipimpin Raja Abrahah (Gubernur kerajaan Habsyi di
Yaman) hendak menghancurkan Kakbah karena negeri Makkah semakin ramai dan bangsa
Quraisy semakin terhormat dan setiap tahunnya selalu padat umat manusia untuk haji. Ini
membuat Abrahah iri dan Abrahah berusaha membelokkan umat manusia agar tidak lagi ke
Makkah. Abrahah mendirikan gereja besar di Shan'a yang bernama Al-Qulles. Namun tak
seorang pun mau datang ke gereja Al Qulles itu. Abrahah marah besar dan akhirnya
mengerahkan tentara bergajah untuk menyerang Kakbah. Didekat Makkah pasukan bergajah
merampas harta benda penduduk termasuk 100 ekor Unta Abdul Muthalib ,Dengan tak disangka
Abdul Munthalib kedatangan utusan Abrahah supaya menghadap ke Abrahah. Yang pada
akhirnya Abdul Munthalib meminta Untanya untuk dikembalikan dan bersedia mengungsi
bersama penduduk dan Abdul Munthalib berdo'a kepada Allah supaya Kakbah diselamatkan.
Keadaan kota Makkah sepi tentara Abrahah dengan leluasa masuk Makkah dan siap untuk
menghancurkan Kakbah. Allah SWT mengutus burung Ababil untuk membawa kerikil Sijjil
dengan paruhnya. Kerikil itu dijatuhkan tepat mengenai kepala masing-masing pasukan bergajah
tersebut hingga tembus ke badan sampai mati.
Peristiwa ini diabadikan dalam Al-Qur'an surat Al Fiil ayat 1-5. (QS 105 :1-5). Pasukan
bergajah hancur lebur mendapat adzab dari Allah SWT.
Pada masa itu lahir bayi yang diberi nama Muhammad dari pasangan Abdullah dan Aminah.
Peristiwa ini yang menandai tahun kelahiran Muhammad yang pada akhirnya disebut dengan
Tahun
Gajah.

3. Alasan dan Arti Nama "Muhammad" diberikan.

Nama ini diberikan oleh kakeknya Abdul Muthalib yang saat itu nama ini terdengar asing di
kalangan Bani Quraisy. arti dari Muhammad adalah Orang yang terpuji. Alasan kakeknya
memberikan nama ini tentu dengan harapan kelak orang - orang banyak akan memuliakan dan
memuji Muhammad dan selalu berada didalam kemuliaan.
Kata Muhammad apabila kita renungkan lebih dalam lagi dapat diartikan secara lahiriah maupun
secara batiniah, yaitu :
Pertama ,Muhammad secara lahiriah adalah menunjuk kepada satu sosok seorang manusia
biasa yang mempunyai sifat terpuji dan diutus oleh Allah untuk menyampaikan seruan atau
ajaran Tauhid kepada seluruh umat manusia.
Katakanlah : “sesungguhnya aku ini hanya seorang manusia biasa seperti kamu, yang
diwahyukan kepadaku bahwa sesungguhnya Tuhan kamu itu adalah Tuhan yang Maha Esa….”
(QS Al Kahfi 18 : 110).
Kedua ,Muhammad secara batiniah adalah suatu anasir Yang Bersifat Terpuji, yang telah
dimiliki oleh setiap manusia tanpa kecuali. Tetapi yang sangat disayangkan adalah bahwa tidak
semua umat manusia yang menyadari keberadaan anasir tersebut, apalagi menumbuhkannya
dalam kehidupan sehari-harinya. Sehingga tidaklah mengherankan apabila banyak orang yang
mengaku umat Muhammad atau umat yang sangat terpuji, justru banyak melakukan perbuatan
tercela. Hal ini diakibatkan karena mereka belum dapat meneyerap Muhammad dalam arti nilai-
nilai keterpujian, di setiap aktivitas hidupnya dalam bermasyarakat. Padahal setiap harinya
mereka selalu mengatakan : “Aku telah menyaksikan bahwa tiada Tuhan kecuali Allah dan aku
telah menyaksikan bahwa Muhammad adalah Utusan Allah”. Kalimat Syahadat tersebut
mempunyai makna yang sangat dalam sekali, yaitu saksinya seorang pesaksi yang menyaksikan
kepada siapa dia bersaksi. Secara hakikat, makna simbolis dari “wa asyhadu an la Muhammad
Rasulullah” adalah sebuah pengakuan bahwa setiap diri telah ditempati oleh anasir Terpuji yaitu
Nur Muhammad, yang harus diimani dan diikuti sesuai dengan firman Allah dalam Al Qur’an
dan juga sabda Nabi Muhammad SAW :
“Dan ketahuilah bahwa sesungguhnya di dalam dirimu ada Rasulullah …” (QS Al Hujurot 49 :
7).

Masa Kanak-kanak Nabi Muhammad SAW


Meski Muhammad adalah Makhluk Allah yang dimuliakan, bahkan sejak dari Ia kecil. Allah
SWT dengan Ar-Rahman Ar-Rahim-Nya memberikan kehidupan kepadanya layaknya manusia
lainnya pada masa itu. Membuat kita sebagai umat dapat mengikuti panutan kita tanpa ada alasan
sulit bahkan tidak mungkin, mengingat kehidupan yang dijalani oleh Nabi Muhammad adalah
jalan kehidupan yang juga kita alami. Subhanallah.
1. Ibu Susu bagi Muhammad
Kebiasaan di kalangan pemuka pada saat itu apabila mempunyai bayi, maka bayi yang baru lahir
itu dititipkan kepada kaum ibu pedesaan. Dengan tujuan agar dapat menghirup udara segar dan
bersih serta untuk menjaga kondisi tubuh ibunya agar tetap sehat.
Menurut riwayat, setelah Muhammad dilahirkan disusui oleh ibunya hanya beberapa hari saja,
Tsuaibah menyusui 3 hari setelah itu oleh Abdul Munthalib disusukan kepada Halimah Sa'diyah
istri Haris dari kabilah Banu Saad.
Semenjak kecil Muhammad memiliki keistimewaan yaitu badannya cepat besar, umur 5 bulan
sudah dapat berjalan dan umur 9 bulan sudah lancar berbicara serta umur 2 tahun sudah
menggembalakan
kambing dan wajahnya memancarkan cahaya.
2. Dibelahnya Dada Muhammad
Muhammad diasuh Halimah selama 6 th. Pada usia 4 th Muhammad didekati oleh malaikat Jibril
dan menelentangkannya lalu membelah dada dan mengeluarkan hati serta segumpal darah dari
dada nabi Muhammad SAW lalu Jibril mencucinya kemudian menata kembali ke tempatnya dan
Muhammad tetap dalam keadaan bugar.
Dengan adanya peristiwa pembelahan dada itu, Halimah khawatir dan mengembalikan
Muhammad
ke ibundanya.
3. Sepeninggal Ibunda Muhammad dan Menjadi Yatim - Piatu
Pada usia 6 th nabi diajak Ibunya untuk berziarah ke makam ayahnya di Yatsrib dengan
perlalanan 500 km. Dalam perjalanan pulang ke Makkah Aminah sakit dan akhirnya meninggal
di Abwa yang terletak antara Makkah dan Madinah.Nabi Muhammad lantas ditemani Ummu
Aiman ke Makkah dan diantarkan ke tempat kakeknya yaitu Abdul Munthalib. Sejak itu Nabi
menjadi yatim piyatu tidak punya ayah dan ibu. Abdul Munthalib sangat menyayangi cucunya
ini (Muhammad) dan pada usia 8 th 2 bl 10 hari Abdul Munthalib wafat. Kemudian Nabi diasuh
oleh pamannya yang bernama Abu Thalib.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak
Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk
keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Abu Thalib mengasuh menjaga nabi sampai umur lebih dari 40 th. Pada usia 12 th nabi diajak
Abu Thalib berdagang ke Syam. Di tengah perjalanan bertemu dengan pendeta Bahira. Untuk
keselamatan nabi Bahira meminta abu Thalib kembali ke Makkah.
Ketika Nabi berusia 15 th meletus perang Fijar antara kabilah Quraisy bersama Kinanah dengan
Qais Ailan. Nabi ikut bergabung dalam perang ini dengan mengumpulkan anak-anak panah buat
paman-paman beliau untuk dilemparkan kembali ke musuh.

Masa Remaja Nabi Muhammad SAW

Pada masa remajanya Nabi Muhammad biasa menggembala Kambing dan pada usia 25 th
menjalankan barang dagangan milik Khadijah ke Syam. Nabi Muhammad SAW dipercaya untuk
berdagang dan ditemani oleh Maisyarah. Dalam berdagang nabi SAW jujur dan amanah serta
keuntungannya melimpah ruah.
Peristiwa tentang cara dagangnya nabi SAW itu diceritakan Maisyarah ke Khadijah. Lantas
Khadijah tertarik dan mengutus Nufaisah Binti Mun-ya untuk menemui Nabi agar mau menikah
dengan Khadijah.

Pernikahan Nabi Muhammad Saw

Setelah ketertarikan khotijah itu , kemudian Nabi memusyawarahkan kepada pamannya dan
disetujuinya sampai akhirnya Khadijah menikah dengan Nabi Muhammad SAW dengan mas
kawin 20 ekor Onta Muda.
Usia Khadijah waktu itu 40 th dan Nabi Muhammad SAW 25 th. Dalam perkawinannya Nabi
dianugerahi 6 putra-putri yaitu Qasim, Abdullah, Zainab, Ruqayah, Ummu Kulsum dan Fatimah.
Semua anak laki-laki nabi wafat waktu masih kecil dan anak perempuannya yang masih hidup
sampai nabi wafat adalah Fatimah.

Isteri-isteri Rasulullah Muhammad Saw

Adapun Isteri-isteri Muhammad SAW berjumlah 11 Orang, Yaitu :


1. Khadijah binti Khuwailid
2. Saudah binti Jam’ah
3. Aisyah Binti Abu Bakar ra
4. Hafshah binti Umar ra
5. Hindun Ummu Salamah binti Abu Umayyah
6. Ramlah Ummu Habibah binti Abu Sofyan
7. Zainab binti jahsyin
8. Zainab binti Khuzaimah
9. Maimunah binti Al-Harts Al-Haliyah
10. Juwairiyah binti Al-Haarits
11. Sofiyah binti Huyay
Nabi Muhammad menikahi mereka semua setelah Khadijah meninggal dunia. Dan mereka
semua beliau nikahi dalam keadaan janda, kecuali Aisyah ra.
Jika dilihat dari faktor tiap pernikahan beliau, semuanya mempunyai hubungan yang kuat
dengan dakwah dan ajaran Islam yang dibawanya.
Dari 11 isteri Nabi SAW ini yang wafat saat Nabi SAW masih hidup adalah 2 orang yaitu
Khadijah dan Zainab binti Khuzaimah, sedangkan isteri Nabi yang 9 orang masih hidup saat
Nabi SAW Wafat. Istri Nabi SAW yang tersebut disebut dengan Ummul Mu’minin artinya ibu
orang-orang beriman. Mereka banyak menolong penyebaran agama islam di kalangan kaum ibu.
Nabi Muhammad SAW mempunyai 7 orang anak, 3 laki-laki dan 4 perempuan yaitu :
1. Qasim
2. Abdullah
3. Zainab
4. Fatimah
5. Ummu Kalsum
6. Rukayyah
7. Ibrahim
Ibu anak-anak Nabi SAW itu semuanya dari isteri nabi Khadijah, kecuali Ibrahim, yang ibu
mariyatul qibtiyyah ( seorang hamba perempuan yang dihadiahkan oleh seorang pembesar mesir
kepada Nabi SAW, anak-anak Nabi SAW tersebut Wafat pada saat Nabi SAW masih hidup,
kecuali Fatimah yang wafat beberapa bulan setelah Nabi SAW wafat.
Diriwayatkan tatkala Nabi SAW akan wafat beliau membisikkan kepada Fatimah ra, bahwa
beliau akan berpulang ke hadirat Allah, dan mendengar itu Fatimah menangis dengan sedih, dan
beberapa saat setelah itu Nabi SAW membisikan lagi sesuatu kepada Fatimah ra, mendengar
bisikan yang kedua ini Fatimah ra tersenyum, ternyata bisikan bahwa dikabarkan bahwa setelah
Nabi SAW wafat tidak ada orang yang pertama meninggal kecuali Fatimah ra, sungguh mulia
Fatimah tersenyum walau mendengar kabar yang tentang wafat nya diri beliau, tapi semua
tertutup karena cinta yang mendalam kepada sang ayah tercinta.

Kerasulan Muhammad SAW

 Awal Kerasulan
Menjelang usianya yang keempat puluh, Muhammad SAW terbiasa memisahkan diri dari
pergaulan masyarakat umum, untuk berkontemplasi di Gua Hira, beberapa kilometer di Utara
Mekah..
Di gua tersebut, nabi mula-mula hanya berjam-jam saja, kemudian berhari-hari bertafakur.
Pada tanggal 17 Ramadhan tahun 611 M, Muhammad SAW mendapatkan wahyu pertama dari
Allah melalui Malaikat Jibril.
Pada saat beliau tidur dan terbangun dengan tiba-tiba pada malam itu di gua bernama Hira,
dalam ketakutan yang luar biasa, seluruh tubuhnya, seluruh diri bathinnya, dicengkeram oleh
sebuah kekuatan yang sangat besar, seolah-olah seorang malaikat telah mencengkeram beliau
dalam pelukan yang menakutkan yang seakan mencabut kehidupan dan napas darinya. Ketika
beliau berbaring di sana, remuk redam, beliau mendengar perintah, “Bacalah!” beliau tidak dapat
melakukan ini beliau bukan penyair terdidik, bukan peramal, bukan penyair dengan seribu
kalimat yang tersusun dengan baik yang siap dibibir beliau. Ketika itu beliau protes bahwa beliau
adalah buta huruf, malaikat itu merangkulnya lagi dengan kekuatan yang begitu rupa, hingga
turunlah ayat yang pertama yaitu ayat 1 sampai 5 dalam surat Al-‘Alaq :
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu yang menciptakan,
1. Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah.
2. Bacalah, dan Tuhanmulah yang maha pemurah,
3. Yang mengajar (manusia) dengan perantara kalam,
4. Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya.
Dia merasa ketakutan karena belum pernah mendengar dan mengalaminya. Dengan turunnya
wahyu yang pertama itu, berarti Muhammad SAW telah dipilih Allah sebagai nabi. Dalam
wahyu pertama ini, dia belum diperintahkan untuk menyeru manusia kepada suatu agama.
Peristiwa turunnya wahyu itu menandakan telah diangkatnya Muhammad SAW sebagai seorang
nabi penerima wahyu di tanah Arab. Malam terjadinya peristiwa itu kemudian dikenal sebagai
“Malam Penuh Keagungan” (Laylah al-qadar), dan menurut sebagian riwayat terjadi menjelang
akhir bulan Ramadhan. Setelah wahyu pertama turun, yang menandai masa awal kenabian,
berlangsung masa kekosongan, atau masa jeda (fatrah).
Ketika hati Muhammad SAW diliputi kegelisahan yang sangat dan merasakan beban emosi yang
menghimpit, dia pulang ke rumah dengan perasaan waswas, dan meminta istrinya untuk
menyelimutinya. Saat itulah turun wahyu yang kedua yang berbunyi :
“Wahai kau yang berselimut! Bangkit dan berilah peringatan!!
Dan seterusnya, yaitu surat al-Muddatstsir: 1-7. Wahyu yang telah, dan kemudian turun
sepanjang hidup Muhammad SAW, muncul dalam bentuk suara-suara yang berbeda-beda. Tapi
pada periode akhir kenabiannya, wahyu surah-surah Madaniyah turun dalam satu suara.

Pengetahuan Kerasulan
Setelah beberapa lama dakwah Nabi Muhammad SAW tersebut dilaksanakan secara individual,
turunlah perintah agar nabi menjalankan dakwah secara terbuka. Mula-mula beliau mengundang
dan menyeru kerabat karibnya dan Bani Abdul Muthalib. Beliau mengatakan di tengah-tengah
mereka, “Saya tidak melihat seorang pun di kalangan Arab yang dapat membawa sesuatu ke
tengah-tengah mereka lebih baik dari apa yang saya bawa kepada kalian. Kubawakan kepada
kalian dunia dan akhirat yang terbaik. Tuhan memerintahkan saya mengajak kalian semua.
Siapakah diantara kalian yang mau mendukung saya dalam hal ini?”. Mereka semua menolak
kecuali Ali bin Abi Thalib.
Pada permulaan dakwah ini orang yang pertama-tama merima dakwah nabi yaitu dengan masuk
Islam adalah, dari pihak laki-laki dewasa adalah Abu Bakar Ash-Shiddiq, dari pihak perempuan
adalah isteri nabi SAW yaitu Khadijah, dan dari pihak anak-anak adalah Ali bin Abi Thalib ra.
Dalam memulai dakwah nabi banyak mendapat halangan dari pihak kafir quraisy mekah dan
berbagai bujuk rayu yang dilakukan kaum Quraisy untuk menghentikan dakwah Nabi gagal,
tindakan-tindakan kekerasan secara fisik yang sebelumnya sudah dilakukan semakin
ditingkatkan. Kekejaman yang dilakukan oleh penduduk Mekah terhadap kaum muslimin itu,
mendorong Nabi Muhammad SAW untuk mengungsikan sahabat-sahabatnya ke luar Mekah.
Pada tahun kelima kerasulannya, nabi menetapkan Habsyah (Ethiopia) sebagi negeri tempat
pengungsian.
Usaha orang-orang Quraisy untuk menghalangi hijrah ke Habsyah ini, termasuk
membujuk Negus (Raja) agar menolak kehadiran umat Islam di sana, gagal. Bahkan, di tengah
meningkatnya kekejaman itu, dua orang Quraisy masuk Islam, Hamzah dan Umar ibn Khathab.
Dengan masuk Islamnya dua tokoh besar ini posisi Islam semakin kuat. Tatkala banyaknya
tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang mendalam yaitu wafat nya
seorang paman yaitu Abu Thalib sebagai pelindung dan isteri tercinta yang setia menemani hari-
hari beliau yaitu Khadijah binti Khuwailid, sehingga Allah menghibur hati baginda Rasul SAW
dengan terjadinya Isra’ dan Mi’rajnya Nabi Muhammad SAW. diriwayatkan pada suatu malam
ketika Nabi SAW ada di Masjidil Haram di Mekkah, datanglah Jibril as. Dan beserta malaikat
yang lain, lalu dibawanya dengan mengendarai Buroq ke Masjidil Aqsa di negeri Syam,
kemudian Nabi SAW dinaikkan ke langit untuk diperlihatkan kepada Nabi SAW tanda-tanda
kebesaran dan kekayaan Allah SWT, pada malam itu juga Nabi SAW kembali kenegeri Mekkah.
Perjalanan dari Masjidil Haram ke Masjidil Aqso dinamakan Isra, dan dinaikkannya Nabi SAW
dari Masjidil Aqso ke langit disebut Mi’raj. Pada malam inilah mulai di wajibkan Shalat Fardlu 5
kali dalam sehari.
Tatkala banyaknya tekanan dari berbagai pihak Nabi SAW mengalami kesedihan yang
Setelah peristiwa Isra’ dan Mi’raj, suatu perkembangan besar bagi kemajuan dakwah Islam
muncul. Perkembangan itu diantaranya datang dari sejumlah penduduk Yatsrib yang berhaji ke
Mekah.
Mereka, yang terdiri dari suku ‘Aus dan Khazraj, masuk Islam dalam tiga gelombang.
Pertama, pada tahun kesepuluh kenabian, beberapa orang Khazraj menemui Muhammad SAW
untuk masuk Islam, dan mengharapkan agar ajaran Islam dapat mendamaikan permusauhan suku
‘Aus dan Khazraj. Kedua, pada tahun keduabelas kenabian, delegasi Yatsrib terdiri dari sepuluh
orang Khazraj dan dua orang ‘Aus serta seorang wanita menemui Muhammad SAW di tempat
bernama Aqabah
Mereka menyatakan ikrar kesetiaan. Ikrar ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Pertama”.
Ketiga, pada musim haji berikutnya, jama’ah haji yang datang dari Yatsrib berjumlah 73 orang.
Atas nama penduduk Yatsrib, mereka meminta Muhammad SAW dan Muslimin Makkah agar
berkenan pindah ke Yatsrib. Mereka berjanji akan membelanya dari segala ancaman. Perjanjian
ini dinamakan dengan perjanjian “Aqabah Kedua”.
Dalam perjalanan ke Yatsrib nabi ditemani oleh Abu Bakar Ash-Shiddiq. Ketika di Quba, sebuah
desa yang jaraknya sekitar lima kilometer dari Yatsrib, nabi istirahat beberapa hari lamanya. Dia
menginap di rumah Kalsum bin Hindun. Di halaman rumah ini nabi membangun sebuah mesjid.
Inilah mesjid pertama yang dibangun nabi, sebagai pusat peribadatan. Tak lama kemudian, Ali
bin Abi Thalib menyusul nabi, setelah menyelesaikan segala urusan di Mekah
Sementara itu, penduduk Yatsrib menunggu-nunggu kedatanganya. Waktu yang mereka tunggu-
tunggu itu tiba, mereka menyambut nabi dan kedua sahabatnya dengan penuh kegembiraan.
Sejak itu, sebagai penghormatan terhadap nabi, nama kota Yatsrib diubah menjadi Madinatun
Nabi (Kota Nabi) atau sering disebut Madinatul Munawwarah (Kota yang bercahaya), karena
dari sanalah sinar Islam memancar keseluruh dunia
Kejadian itu disebut dengan “hijrah” bukan sepenuhnya sebuah “pelarian”, tetapi merupakan
rencana perpindahan yang telah dipertimbangkan secara seksama selama sekitar dua tahun
sebelumnya. Tujuh belas tahun kemudian, Khalifah Umar bin Khattab menetapkan saat
terjadinya peristiwa hijrah sebagai awal tahun Islam, atau tahun qamariyah
 Akhir Masa Kerosulan
Pembentukan Negra Madinah
Setelah tiba dan diterima penduduk Yatsrib (Madinah), Nabi Muhammad SAW resmi sebagai
pemimpin penduduk kota itu. Babak baru dalam sejarah Islam pun dimulai. Berbeda dengan
periode Mekah, pada periode Madinah, Islam merupakan kekuatan politik. Ajaran Islam yang
berkenaan dengan kehidupan masyarakat banyak turun di Madinah. Nabi Muhammad SAW
mempunyai kedudukan, bukan saja sebagai kepala agama, tetapi juga sebagai kepala negara.
Dengan kata lain, dalam diri nabi terkumpul dua kekuasaan, kekuasaam spiritual dan kekuasaan
duniawi.
Kedudukannya sebagai rasul secara otomatis merupakan kepala Negara.
Dengan terbentuknya Negara Madinah, Islam makin bertambah kuat. Perkembangan Islam yang
pesat itu membuat orang-orang Mekah dan musuh-musuh Islam lainnya menjadi risau. Kerisauan
ini akan mendorong orang-orang Quraisy berbuat apa saja. Untuk menghadapi kemungkinan-
kemungkinan gangguan dari musuh, nabi, sebagi kepala pemerintahan, mengatur siasat dan
membentuk pasukan tentara. Umat Islam diijinkan berperang dangan dua alasan:
(1) untuk mempertahankan diri dan melindungi hak miliknya, dan
(2) menjaga keselamatan dalam penyebaran kepercayaan dan mempertahankannya dari orang-
orang yang menghalang-halanginya.
Dalam sejarah Madinah ini memang banyak terjadi peperangan sebagai upaya kaum muslimin
mempertahankan diri dari serangan musuh. Nabi sendiri, di awal pemerintahannya, mengadakan
beberapa ekspedisi ke luar kota sebagai aksi siaga melatih kemampuan calon pasukan yang
memang mutlak diperlukan untuk melindungi dan mempertahankan negara yang baru dibentuk.
Perjanjian damai dengan berbagai kabilah di sekitar Madinah juga diadakan dengan maksud
memperkuat kedudukan Madinah.
Pada tahun 9 dan 10 Hijriyah (630-632 M) banyak suku dari pelosok Arab mengutus delegasinya
kepada Nabi Muhammad SAW menyatakan ketundukan mereka. Masuknya orang Mekah ke
dalam agama Islam rupanya mempunyai pengaruh yang amat besar pada penduduk padang pasir
yang liar itu. Tahun itu disebut dengan tahun perutusan. Persatuan bangsa Arab telah terwujud;
peperangan antara suku yang berlangsung sebelumnya telah berubah menjadi persaudaraan
seagama.
Setelah itu, Nabi Muhammad SAW segera kembali ke Madinah. Beliau mengatur organisasi
masyarakat kabilah yang telah memeluk agama Islam. Petugas keagamaan dan para dai’ dikirim
ke berbagai daerah dan kabilah untuk mengajarkan ajaran-ajaran Islam, mengatur peradilan, dan
memungut zakat. Dua bulan setelah itu, Nabi menderita sakit demam. Tenaganya dengan cepat
berkurang. Pada hari senin tanggal 12 Rabi’ul Awal 11 H/ 8 Juni 632 M., Nabi Muhammad
SAW wafat di rumah istrinya Aisyah.

Nama dan Gelar Nabi Muhammad Saw

Di dalam HR Bukhari dan Muslim disebutkan nama dan gelar Nabi Muhammad SAW, antara
lain :
– Ahmad
– Al-Mahi
– Al-Hasyir
– Al-‘Aqib
– Muqaffi
– Nabiyyuttaubah
– Nabiyyurrahmah.

Pengertian nama-nama nabi Muhammad Saw :

 Ahmad : yang paling terpuji karena akhlak karimahnya, dan paling banyak memuji Allah.
 Al-Mahi ( pengikis/penghapus) : karena Allah mengikis kekufuran dengan mengutusnya,
 Al-Hasyir (penghimpun) : sebab nanti di hari kiamat seluruh manusia berhimpun di hadapan
beliau, ada yang mengatakan di bawah perintah beliau.
 Al-‘Aqib (penutup) : karena beliaulah nabi dan rasul penutup.
 Muqaffi (yang mengikuti) : maksudnya mengikuti dan melanjutkan jejak risalah para nabi.
 Nabiyyuttaubah (nabi taubat) : meski beliau sudah ma’shum dalam artian bersih dari dosa,
namun beliau banyak bertaubat. Dalam satu riwayat beliau bertaubat hingga 70 kali sehari,
dan dalam riwayat lain hingga 100 kali.
 Nabiyyurrahmah (nabi ramhat) : beliau adalah seorang nabi yang penuh kasih hatta dalam
peperangan pun, diutusnya beliau ke bumi ini adalah sebagai rahmat bagi semesta alam.

Nama-nama tersebut berdasarkan penuturan beliau sendiri. Dan kita tahu bahwa setiap sabda
beliau adalah berdasarkan wahyu. Jadi bisa disimpulkan bahwa yang memberi nama/gelar
tersebut adalah Allah Swt.

Nasab Nabi Muhammad Saw


Di dalam buku Shahih Bukhari bab Mab’ats an-Nabiyyi saw, Imam Bukhari merincikan silsilah
nasab Nabi Muhammad saw sebagai berikut: Muhammad saw bin Abdullah bin Abdul
Muththalib bin Hasyim bin Abdu Manaf bin Qusyai bin Kilab bin Murrah bin Ka’ab bin Luai bin
Ghalib bin Fihr bin Malik bin Nadhr bin Kinanah bin Khuzaimah bin Mudrikah bin Ilyas bin
Mudhar bin Nizar bin Ma’add bin Adnan.
Imam Bukhari menambahkan di dalam Kitab Tarikh al-Kabir: Adnan bin Udud bin Al-Maqum
bin Nahur bin Tarh bin Ya’rab bin Nabit bin Ismail bin Ibrahim. Menurut para pakar –
sebagaimana yang disebutkan oleh sejarawan Syekh Abdurrahman bin Yahya Al-Yamany –
antara Adnan dan Ismail ada sekitar 40 kakek.

Muhammad Saw di Mata Penduduk Makkah

Sejak kecil Muhammad Saw jauh dari tradisi-tradisi jahiliyah dan tidak pernah melakukan
penyembahan terhadap tuhan berhala. Namun demikian beliau tetaplah seorang yang santun dan
jujur, karenanya beliau terkenal dengan gelar Al-Amien (orang yang terpercaya).

Muhammad Saw Menjadi Rasul Allah

Turunnya wahyu pertama QS. Al-A’la: 1-5 di gua Hira pada hari Senin di bulan Ramadan pada
usia yang ke 40 menjadi awal kerasulan Muhammad saw. Wahyu pertama tersebut berisi: “1)
Bacalah dengan nama Tuhanmu yang menciptakan, 2) Yang menciptakan manusia dari segumpal
darah, 3) Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Mahamulia, 4) Yang mengajari (manusia) dengan
pena, 5) Dia mengajarkan manusia apa yang tidak diketahuinya.”

Setelah menerima wahyu tersebut, Muhammad saw pulang menemui Khadijah dan
mengungkapkan kekhawatirannya terhadap dirinya. Khadijah menenangkan: “Bergembiralah!
Demi Allah, Dia tidak akan pernah menyia-nyiakanmu. Demi Allah, engkau ini menghubungkan
shilaturrahim (hubungan kerabat), berkata jujur, menanggung beban orang lemah, membantu
orang yang tidak punya, memuliakan tamu, menolong orang-orang yang ditimpa bencana.”
Khadijah lalu mempertemukannya dengan anak pamannya Waraqah bin Naufal, seorang pendeta
Nasrani. Setelah menjelaskan peristiwa yang baru dialaminya di gua Hira, Waraqah menjelaskan
bahwa yang datang kepada Muhammad saw itu adalah malaikat yang pernah datang kepada nabi
Musa As.
“Andai kata aku masih hidup dan kuat di saat engkau diusir oleh kaummu” kata Waraqah.
“Apakah mereka akan mengusirku?” Tanya Muhammad Saw. “Ya…,” jawabnya. (lihat HR
Bukhari dan Muslim).

Nabi Muhammad Saw Hijrah ke Madinah


Nabi Saw hijrah ke Madinah pada tahun ke 13 kenabian yang bertepatan dengan tahun 622 M.
Di dalam riwayat Ibnu Ishak dijelaskan bahwa beliau keluar dari rumahnya yang saat itu sedang
dikepung oleh pasukan bersenjata kaum musyrik Makkah yang ingin membunuhnya. Lalu Allah
Swt menidurkan mereka. Sambil membaca QS. Yasin: 1-9 beliau manaruh pasir di kepala
mereka semua, kemudian pergi ke rumah Abu Bakar untuk hijrah bersama ke kota Madinah.
Nabi Muhammad saw tiba di Madinah pada hari Senin tanggal 12 Rabiul Awwal tahun 1
Hijriyah.

Peperangan Nabi Muhammad Saw

Yang mendasari peperangan nabi Muhammad Saw adalah ayat-ayat berikut :


– “Telah diizinkan (berperang) bagi orang-orang yang diperangi karena sesungguhnya mereka
dizhalimi.” (Al-Hajj: 39).
– “Perangilah di jalan Allah orang-orang yang memerangi kamu, tetapi jangan melampaui batas,
sungguh Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas” (QS. Al-Baqarah: 190).
Dalam hal ini ada aturan-aturan perang, antara lain: Jangan membunuh anak-anak, orang tua,
orang yang menyerah, pendeta dan petugas rumah ibadah yang tidak menyerang, hewan tanpa
tujuan maslahat, jangan membunuh dengan cara yang sadis dan berlebihan (Tafsir Ibnu Katsir).
Dari sini jelas bahwa peperangan nabi Muhammad saw adalah sebagai upaya pembelaan
terhadap hak, bukan wasilah untuk islamisasi apalagi balas dendam. Adapun jumlah peperangan
yang diikutinya ada sebanyak 27 kali.

Akhlak Nabi Muhammad Saw

Allah SWT menggambarkan akhlak nabi Muhammad secara umum di dalam QS. Al-Qalam ayat
4: “Dan sesungguhnya engkau benar-benar berbudi pekerti yang luhur”
a. Kesabaran Nabi Muhammad Saw
Tidak sedikit beban yang ditanggung oleh nabi Muhammad saw dalam menyebarkan dakwah
ajaran yang dibawanya. Ejekan, makian, perlakuan kasar dan ancaman pembunuhan diterimanya
dari orang-orang musyrik Makkah. Namun itu semuanya tak membuat kesabarannya luntur.
Dalam riwayat Imam Bukhari dan Muslim diceritakan bahwa Uqbah bin Abu Mu’ith pernah
mencampakkan kotoran onta kepada Rasulullah Muhammad saw sementara beliau dalam
keadaan sujud. Beliau terus sujud hingga putrinya Fathimah datang membuangnya.

Perlakuan kasar kaum Quraisy semakin bertambah setelah pamannya Abu Thalib dan isterinya
Khadijah meninggal dunia pada tahun 10 kerasulan. Karenanya beliau hijrah ke wilayah Thaif.
Namun ternyata disini juga beliau tidak diterima, malah penduduk setempat menyuruh anak-
anaknya untuk melemparinya dengan batu.

1. Kasih Sayang Nabi Muhammad Saw


Kasarnya tindakan pengusiran penduduk Thaif terhadap nabi Muhammad saw tidak membuat
beliau serta merta mendoakan mereka dengan azab. Tapi justru sebaliknya: “Bahkan saya
berharap agar Allah menjadikan dari keturunan mereka orang-orang yang menyembah Allah dan
tidak berbuat syirik kepada-Nya sedikit pun,” kata beliau saat malaikat penjaga gunung
menawarkan kepadanya untuk menimpakan gunung Abu Qubaisy dan gunung yang di
sebelahnya kepada penduduk Thaif. (Shahih Bukhari).
Dan bagaimana pun juga kasarnya perlakuan dan azab dari kaum musyrik penduduk Makkah
kepadanya dan ummat pengikutnya, tapi itu tak membuatnya dendam kepada mereka di saat
pembebasan Makkah pada tahun 8 H. Malah beliau saw memberikan amnesti besar-besaran
kepada penduduk Makkah.

Keistimewaan yang Allah Berikan Kepadanya


a. Lima kelebihan yang tidak diberikan kepada orang sebelumnya
Dari Jabir bin Abdullah ra, nabi Muhammad saw bersabda: “Saya diberikan lima hal yang tidak
diberikan kepada seorang pun sebelum saya;
 diberi kemenangan dengan rasa takut (yang ditimpakan kepada musuh-musuhku) dalam jarak
satu bulan perjalanan,
 bumi dijadikan tempat shalat dan suci untukku, maka siapa pun di antara ummatku yang
mendapatkan waktu shalat hendaklah dia melakukannya,
 dihalalkan untukku harta ghanimah dan itu tidak dihalalkan kepada orang sebelum saya
 diberi syafa’at
 dahulu nabi diutus hanya kepada kaumnya, tetapi saya diutus kepada seluruh manusia.” (HR.
Bukhari dan Muslim)
1. Keistimewaannya di hari kiamat
Dari Anas ra., nabi Muhammad saw bersabda: “Saya adalah orang pertama yang diberikan
syafaat pada hari kiamat nanti, nabi yang paling banyak pengikutnya di hari kiamat, dan orang
pertama yang mengetuk pintu surga” (HR. Muslim).
Keistimewaan lainnya disebutkan di dalam riwayat Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda:
“Saya adalah pemimpin anak-anak Adam pada hari kiamat nanti, saya orang pertama yang
dibangkitkan dari kubur, dan saya orang pertama yang diberi syafaat (oleh Allah) dan orang
pertama yang memberi syafaat (kepada ummat manusia).” (HR. Muslim).
Ibadah Beliau
Aisyah ra. Berkata: Rasulullah saw pernah shalat hingga dua kakinya membengkak. Lalu beliau
ditegur, beliau menjawab: “Apakah aku tidak pantas menjadi hamba yang bersyukur?”
Nabi Muhammad Saw Wafat
Beliau saw wafat pada tanggal 12 Rabiul Awal tahun 11 Hijriyah di waktu Dhuha dengan usia 63
tahun.
Kisah nabi sulaiman a.s
Kisah Nabi Sulaiman alaihi salam (AS) merupakan putra Nabi Daud AS yang
memiliki silsilah langsung dengan nabi Ibrahim AS. Allah SWT juga telah melimpahkan
kepada Nabi Sulaiman nikmat-nikmat berupa kerajaan yang sempurna dan kekuasaan
yang besar, sehingga ditundukkan baginya manusia, jin, dan burung-burung. Dalam Kisah
Nabi Sulaiman juga dianugerahi ilmu bahasa burung, ini merupakan suatu pemberian
yang belum pernah diberikan kepada seorang manusia pun. Allah SWT berfirman: ‫َو َلَقْد ٰا َتْيَنا‬
‫َداٗو َد َو ُس َلْيٰم َن ِع ْلًم ۗا َو َقااَل اْلَح ْم ُد ِهّٰلِل اَّلِذْي َفَّض َلَنا َع ٰل ى َك ِثْيٍر ِّم ْن ِع َباِدِه اْلُم ْؤ ِمِنْيَن َوَو ِر َث ُس َلْيٰم ُن َداٗو َد َو َقاَل ٰٓيَاُّيَها الَّناُس ُع ِّلْم َنا‬
‫َم ْنِط َق الَّطْيِر َو ُاْو ِتْيَنا ِم ْن ُك ِّل َش ْي ٍۗء ِاَّن ٰه َذ ا َلُهَو اْلَفْض ُل اْلُمِبْيُن َو ُح ِش َر ِلُس َلْيٰم َن ُج ُنْو ُدٗه ِم َن اْلِج ِّن َو اِاْل ْنِس َو الَّطْيِر َفُهْم ُيْو َز ُع ْو َن‬
Artinya: Dan sesungguhnya Kami telah memberi ilmu kepada Daud dan Sulaiman, dan
keduanya mengucapkan, "Segala puji bagi Allah yang melebihkan kami dari kebanyakan
hamba-hamba-Nya yang beriman.” Dan Sulaiman telah mewarisi Daud, dan dia berkata,
"Hai manusia, kami telah diberi pengertian tentang suara burung dan kami diberi segala
sesuatu. Sesungguhnya (semua) itu benar-benar suatu karunia yang nyata.” Dan
dihimpunkan untuk Sulaiman tentaranya dari jin, manusia , dan burung; lalu mereka itu
diatur dengan tertib (dalam barisan)". (QS. Surat An Naml: 15-17) Saat Nabi Daud AS
didatangi malaikat maut untuk menjemput ajalnya, Nabi Sulaiman AS lalu
memerintahkan semua burung-burung untuk berkumpul. Terkait hal ini, Rasulullah Saw
pernah bersabda, "Daud a.s. adalah seorang lelaki yang besar cemburunya. Apabila dia
bepergian, maka semua pintu rumahnya ditutup dan tidak boleh ada seorang lelaki pun
masuk ke dalam rumahnya menemui istri-istrinya sebelum ia pulang." Pada suatu hari ia
pergi, sebelumnya ia menutup semua pintu istananya, lalu ada seorang wanita mengintip
rumah Nabi Daud, dan ternyata ia melihat ada seorang lelaki sedang berdiri di tengah-
tengah istananya. Lalu wanita itu berkata kepada wanita-wanita yang ada di dalamnya,
"Dari manakah lelaki ini masuk ke dalam istana Daud, padahal semua pintunya telah
dikunci? Demi Allah, kalian benar-benar akan dilaporkan kepada Daud." Ketika Daud
datang, ia menjumpai ada seorang lelaki sedang berdiri di tengah-tengah rumahnya. Daud
bertanya, "Siapakah kamu?" Lelaki itu menjawab, "Orang yang tidak takut kepada para
raja dan tidak terhalang oleh penghalang apa pun." Daud berkata, "Kalau begitu, demi
Allah, engkau adalah malaikat maut, selamat datang dengan perintah Allah." Lalu Daud
menyelimuti dirinya di tempat peraduannya, dan malaikat itu mencabut rohnya, dan
setelah malaikat itu menjalankan tugasnya, bertepatan dengan terbitnya matahari, maka
Sulaiman a.s. berkata kepada burung-burung, "Naungilah jasad Daud!" Maka semua
burung menaunginya hingga bumi ini ternaungi oleh burung-burung itu. Kemudian
Sulaiman berkata kepada semua burung, "Katupkanlah sebelah sayapmu (yakni pakailah
sebelah sayap saja)." Abu Hurairah bertanya, "Wahai Rasulullah, bagaimanakah burung
dapat melakukan hal itu?" Beliau Saw. mengatupkan tangannya, dan bahwa yang
menaunginya hanyalah elang merah saja, karena dapat mendesak burung lainnya. Firman
Allah Swt: ‫ َو ُح ِش َر ِلُس َلْيٰم َن ُج ُنْو ُدٗه ِم َن اْلِج ِّن َو اِاْل ْنِس َو الَّطْيِر َفُهْم ُيْو َز ُع ْو َن‬Dan dihimpunkan untuk Sulaiman
tentaranya dari jin, manusia, dan burung-burung, lalu mereka itu diatur dengan tertib
(dalam barisan). (An-Naml: 17) Yakni Sulaiman mengumpulkan semua bala tentaranya
yang terdiri dari makhluk jin, manusia dan burung-burung. Nabi Sulaiman diiringi oleh
mereka dengan segala kebesaran dan kemegahannya di tengah-tengah bala tentara
manusia, karena merekalah yang mengiringinya. Setelah mereka terdapat bala tentara
dari makhluk jin, sedangkan bala tentara burung kedudukan mereka berada di atas (di
udara); apabila matahari panas, maka burung-burung itu menaunginya dengan sayap-
sayapnya. Nabi Sulaiman menyusun secara rapi barisan masing-masing mulai dari
pertama sampai yang terakhir agar tiada seorang pun yang melangkahi posisi yang telah
ditetapkan baginya. Hingga apabila mereka sampai di lembah semut. Berkatalah seekor
semut, "Hai semut-semut, masuklah ke dalam sarang-sarang kalian, agar kalian tidak
diinjak oleh Sulaiman dan tentaranya, sedangkan mereka tidak menyadari.” (An-Naml:
18) Para mufasir mengatakan, nama semut yang berbicara itu adalah Haras. Ia berasal
dari kelompok semut yang dikenal dengan nama Bani Syisan. Disebutkan bahwa besar
semut itu sama dengan seekor serigala, sedangkan semut yang berbicara itu pincang
kakinya. Ia merasa khawatir makhluk jenisnya akan binasa karena terinjak-injak oleh
teracak kuda-kuda pasukan Nabi Sulaiman, maka ia menyerukan kepada makhluk
jenisnya agar memasuki sarang-sarang mereka. Sulaiman as mengerti pembicaraan itu.
Maka dia tersenyum dengan tertawa karena (mendengar) perkataan semut itu. Dan dia
berdoa, "Ya Tuhanku, berilah aku ilham untuk tetap mensyukuri nikmat-Mu yang telah
Engkau anugerahkan kepadaku dan kepada dua orang ibu bapakku dan untuk
mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai.” (An-Naml: 19) Yakni berilah aku kekuatan
untuk mensyukuri nikmat yang telah Engkau limpahkan kepadaku sehingga aku dapat
memahami bahasa burung dan bahasa semua hewan berkat pengajaran-Mu kepadaku,
juga kepada kedua orang tuaku, agar diriku menjadi orang yang tunduk patuh dan
beriman kepada-Mu dan untuk mengerjakan amal saleh yang Engkau ridai. (An-Naml:
19) Sementara ada sebagian ulama tafsir berpendapat bahwa lembah tersebut terletak di
negeri Syam atau negeri lainnya, dan bahwa semut tersebut mempunyai dua buah sayap
seperti lalat atau hal lainnya hanyalah merupakan dongengan-dongengan yang tidak ada
kenyataannya. Saat dilanda kemarau panjang, Nabi Sulaiman ibnu Daud as keluar untuk
meminta hujan. Tiba-tiba ia menjumpai seekor semut sedang terlentang seraya
menghadapkan semua kakinya ke arah langit dan berdoa. "Ya Allah, sesungguhnya kami
adalah salah satu dari makhluk-Mu. Kami memerlukan sekali siraman hujan-Mu. Jika
tidak Engkau sirami kami, berarti Engkau akan membinasakan kami." Maka Sulaiman
berkata, "Marilah kita pulang, sesungguhnya telah ada makhluk selain kalian yang
membacakan doa istisqa." Saat sedang menempuh perjalanan di Padang Sahara, Nabi
Sulaiman kehabisan perbekalan air. Nabi Sulaiman lalu mengutus burung hud-hud untuk
mencari air. Dengan kemampuan yang dimilikinya secara alami burung hud-hud dapat
melihat cadangan air yang terdapat di dalam tanah; ia dapat melihatnya sebagaimana
seseorang melihat sesuatu yang ada di permukaan tanah. Dan ia dapat mengetahui berapa
jauh letak kedalaman sumber mata air itu dari permukaan tanah. Apabila burung hud-
hud telah menunjukkan adanya sumber air, maka Nabi Sulaiman as. memerintahkan
kepada jin untuk menggali tempat itu hingga keluarlah air dari perut bumi. Pada suatu
hari Nabi Sulaiman a.s. beristirahat di suatu padang pasir, lalu ia memeriksa barisan
burung untuk mencari burung hud-hud, tetapi ia tidak melihatnya. lalu ia berkata,
"Mengapa aku tidak melihat hud-hud, apakah dia termasuk yang tidak hadir?" (An-
Naml: 20). Nabi Sulaiman mengancam akan menghukumnya dengan mencabuti bulunya,
lalu menjemurnya di terik matahari. Tiba-tiba, burung hud-hud datang dan berkata,
"Aku telah mengetahui sesuatu yang kamu belum-mengetahuinya; dan kubawa kepadamu
dari negeri Saba suatu berita penting yang diyakini. Sesungguhnya aku menjumpai
seorang wanita yang memerintah mereka, dan dia dianugerahi segala sesuatu serta
mempunyai singgasana yang besar. Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah
matahari, selain Allah; dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-
perbuatan mereka, lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak
dapat petunjuk, agar mereka tidak menyembah Allah Yang mengeluarkan apa yang
terpendam di langit dan di bumi dan Yang mengetahui apa yang kalian sembunyikan dan
apa yang kalian nyatakan. Kerajaan itu dipimpin perempuan bernama Ratu Balqis binti
Syarahil yang menguasai negeri Saba. Ibu Ratu Balqis adalah jin perempuan yang ada di
negeri Saba, karena itu tumit kaki Ratu Balqis seperti teracak kuda. Ibunya bernama
Fariah jin perempuan. Ratu Balqis mempunyai 100.000 personel pasukan. Pendapat lain
menyatakan Ratu Saba mempunyai 12.000 pasukan. Kerajaan mereka berada di suatu
tempat yang dikenal dengan nama Ma-rib, jauhnya tiga mil dari kota Sana. Dikisahkan,
singgasana tempat duduknya sangat besar dihiasi dengan emas dan berbagai macam batu
permata dan mutiara. Pelayannya semua wanita berjumlah 600 orang yang khusus
melayaninya. Ahli sejarah mengatakan bahwa singgasana Ratu Balqis itu berada di dalam
sebuah istana yang sangat besar, kokoh bangunannya lagi tinggi dan megah. Di dalam
istana itu terdapat 360 jendela di sebelah timurnya, dan di sebelah baratnya terdapat pula
jumlah jendela yang sama. Bangunan istananya dibangun sedemikian rupa agar sinar
matahari setiap harinya masuk dari jendelanya, begitu pula disaat hendak terbenam, lalu
mereka bersujud kepada matahari di setiap pagi dan petangnya. Karena itulah disebutkan
oleh firman-Nya: Aku mendapati dia dan kaumnya menyembah matahari, selain Allah;
dan setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka, lalu
menghalangi mereka dari jalan (Allah). (An-Naml: 24) Setelah mendapat penjelasan dari
burung hud-hud, lalu Sulaiman berkata: "Akan kami lihat, apa kamu benar, ataukah
kamu termasuk orang-orang yang berdusta". Sulaiman as lalu menulis surat, ditujukan
kepada Ratu Balqis dan kaumnya, lalu menyerahkannya kepada hud-hud untuk
membawanya. Surat itu dibawa hud-hud di dalam sayapnya sebagaimana biasanya
burung pengantar surat, menurut pendapat yang lain mengatakan dengan paruhnya, hud-
hud terbang menuju ke negeri mereka, dan ia hinggap di istana Ratu Balqis, di tempat
yang sepi yang biasa dipakai oleh Ratu Balqis kala menyendiri. Lalu hud-hud
melemparkan surat itu melalui celah yang ada di istananya, tepat berada di hadapan Ratu
Balqis, setelah itu hud-hud menjauh sebagai sikap etika dan sekaligus berjaga-jaga. Ratu
Balqis kebingungan menyaksikan pemandangan yang menakjubkan itu sehingga
membuatnya terpana sejenak. Kemudian ia menuju ke tempat surat itu dijatuhkan, lalu
mengambilnya dan membuka laknya serta membacanya. Ternyata yang tertulis di
dalamnya adalah seperti berikut: Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan
sesungguhnya (isi)nya, "Dengan menyebut nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha
Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian berlaku sombong terhadapku dan datanglah
kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri.” (An-Naml: 30-31) Maka Ratu Balqis
mengumpulkan semua menteri dan pembesar kerajaannya, lalu berkatalah ia kepada
mereka. Hai pembesar-pembesar, sesungguhnya telah dijatuhkan kepadaku sebuah surat
yang mulia. (An-Naml: 29) Yakni mulia karena ia telah melihat keajaiban perkara surat
itu, sebab burunglah yang mengantarkan surat itu kepadanya, lalu burung tersebut surut
mundur darinya sebagai etika terhadap raja. Hal seperti itu tidak akan mampu dilakukan
oleh sembarang raja. Kemudian Balqis membacakan surat itu kepada mereka.
Sesungguhnya surat itu dari Sulaiman dan sesungguhnya (isi)nya, "Dengan menyebut
nama Allah Yang Maha Pemurah lagi Maha Penyayang. Bahwa janganlah kamu sekalian
berlaku sombong terhadapku dan datanglah kepadaku sebagai orang-orang yang berserah
diri.” (An-Naml: 30-31). Maka mereka mengetahui bahwa surat tersebut berasal dari Nabi
Allah Sulaiman a.s. Dan bahwa mereka belum pernah menerima surat seperti itu,
memakai gaya bahasa yang berpacamasastra tinggi, ringkas, dan padat, tetapi fasih;
karena pengertiannya telah dapat ditangkap hanya dengan sedikit kalimat, tetapi indah.
Setelah Balqis membacakan surat Nabi Sulaiman kepada para pembesar kerajaannya
maka ia meminta saran dari mereka tentang apa yang harus ia lakukan. Mereka
menjawab, "Kita adalah orang-orang yang memiliki kekuatan dan (juga) memiliki
keberanian yang sangat (dalam peperangan)." (An-Naml: 33) Mereka menyebutkan
kepada ratunya tentang bilangan pasukan mereka dan peralatan senjatanya serta
kekuatan mereka, kemudian menyerahkan keputusan mereka kepadanya setelah
menjelaskan hal tersebut, seraya mengatakan: dan keputusan berada di tanganmu; maka
pertimbangkanlah apa yang akan kamu perintahkan. (An-Naml: 33) Yaitu tidak ada
hambatan bagi kami dan tidak ada keberatan bila engkau berniat akan memeranginya.
Sesudah itu segala sesuatunya kami serahkan kepada pendapatmu, kami akan
mengerjakan dan menaatinya. Kemudian Balqis mengambil keputusan cenderung kepada
perdamaian, gencatan senjata, dan diplomasi. Untuk itu ia mengatakan: Dan
sesungguhnya aku akan mengirim utusan kepada mereka dengan (membawa) hadiah, dan
(aku akan) menunggu apa yang akan dibawa kembali oleh utusan-utusan itu. (An-Nami:
35). Balqis mengatakan kepada kaumnya, "Jika Sulaiman mau menerima hadiah kita,
berarti dia adalah seorang raja, kalian boleh memeranginya. Dan jika dia menolaknya,
berarti dia seorang nabi, maka ikutilah dia oleh kalian." Ketika utusan itu sampai kepada
Sulaiman, Sulaiman berkata, "Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? Maka
apa yang diberikan Allah kepadaku lebih baik daripada apa yang kalian berikan; tetapi
kalian merasa bangga dengan hadiah kalian. Kembalilah kepada mereka, sungguh kami
akan mendatangi mereka dengan bala tentara yang mereka tidak kuasa melawannya, dan
pasti kami akan mengusir mereka dari negeri itu (Saba) dengan terhina dan mereka
menjadi (tawanan-tawanan) yang hina dina.” Lalu Ratu Balqis berkata, "Jika Sulaiman
mengetahui bahwa yang berpakaian pria adalah pelayan wanita, dan yang berpakaian
wanita adalah pelayan pria, berarti dia adalah seorang nabi." Kemudian Nabi Sulaiman
memerintahkan kepada mereka untuk melakukan wudu. Maka pelayan yang wanita
menuangkan air ke tangannya, sedangkan pelayan yang pria mencedokkan tangannya ke
air. Melalui hal inilah Nabi Sulaiman dapat membedakan mereka. Nabi Sulaiman as tidak
melirik sedikit pun terhadap hadiah yang mereka bawa dan tidak memperhatikannya,
bahkan berpaling darinya. Lalu Nabi Sulaiman as berkata dengan nada yang
menyanggah: Apakah (patut) kamu menolong aku dengan harta? (An-Naml: 36) Setelah
utusan-utusan itu kembali kepada ratu mereka dengan membawa kembali hadiahnya dan
pesan-pesan dari Nabi Sulaiman, maka ratu mereka —juga kaumnya— tunduk dan patuh.
Lalu ia berangkat bersama bala tentaranya menuju ke negeri Nabi Sulaiman dengan rasa
tunduk, menyerah dan menghormati Nabi Sulaiman serta berniat akan mengikuti agama
Islam. Ketika Nabi Sulaiman mengetahui kedatangan mereka, gembiralah ia dan sangat
senang.

Kisah Singkat Nabi Ibrahim


Nabi Ibrahim (as) memiliki ayah bernama Azar dan kakek bernama Nahur. Nabi
Ibrahim (as), yang bertekad untuk memerangi syirik dan penyembahan berhala,
ingin memperkuat iman dan keyakinannya terlebih dahulu. Untuk menenangkan
hati dan menghilangkan keraguan, Ibrahim meminta kepada Allah untuk
menunjukkan kepadanya bagaimana Allah memulihkan makhluk yang telah mati

Cerita Singkat Kelahiran Nabi Ibrahim


Ketika tahun 2295 SM berakhir. Pada saat itu, Raja Namrudz memerintah kerajaan
Babilonia, raja yang kejam yang memerintah secara mutlak dan tidak adil. Kerajaan
menerima tanda langka di bintang-bintang bahwa seorang putra yang perkasa
akan lahir dan keturunannya akan memenuhi seluruh bumi, di seluruh penjuru
dunia, dan pada akhirnya akan membunuh Raja Namrud dengan salah satu
keturunannya. Takut dengan berita ini, sebuah perintah dikeluarkan untuk
membunuh semua anak laki-laki yang baru lahir. Hampir bersamaan, ayah Ibrahim,
Azar, mengalami kegembiraan dan keprihatinan yang mendalam ketika
mengetahui bahwa istrinya hamil tak lama setelah ia dinobatkan sebagai panglima
kerajaan, dan kemudian kedua putranya, Nahor dan Haran (saudara nabi Ibrahim),
menyuarakan pendapat mereka. tentang masalah ini. Haran, seorang peramal,
percaya bahwa sang ayah dapat menyerahkan anak itu kepada raja karena tidak
ada pertanda di surga yang gagal; bahkan jika anak itu harus diserahkan ke pedang
atau api, Haran percaya keajaiban akan membuat anak itu tetap hidup. Sementara
itu, Nahor menyarankan agar sang ibu meninggalkan Babel untuk sementara dan
agar sang ayah menyerahkan seorang anak lagi sebagai pengganti Ibrahim. Sang
ayah menyetujui usulan Nahor untuk melarikan diri dari tanah Babel.

Kisah Nabi Ibrahim Saat Di Goa


Selain itu, ibu Nabi Ibrahim disimpan di gua dengan pengasuh sampai hari
kelahirannya, dan ayah mengambil bayi dari pelayannya untuk diberikan kepada
Raja Namrud. Ketika bayi itu disembelih, Raja Namrud bersukacita, percaya bahwa
ancaman terhadap kerajaannya telah dilenyapkan. Sementara itu, setelah ibu
Ibrahim melahirkan, dia dan Ibrahim meninggalkannya sendirian di dalam gua,
bernyanyi dan berdoa “Semoga Pelindung selalu bersamamu, anakku …” Setelah
Ibrahim ditinggalkan sendirian, Allah membantu menjaganya tetap ada dan
merawatnya. untuk dia.

Dan setelah berbulan-bulan kejadian ini, Haran mempertahankan keyakinannya


pada tanda-tanda di langit tentang Ibrahim, dan dengan demikian melakukan
perjalanan ke gua di mana Ibrahim kecil ditinggalkan. Haran terkejut menemukan
adiknya telah berkembang menjadi anak laki-laki yang mampu berbicara. Haran
mengundang Ibrahim untuk kembali ke Babel, tetapi Ibrahim menolak, mengklaim
bahwa ia tidak memiliki rumah karena tersesat di negeri asing. Haran akhirnya
membawa Ibrahim ke rumah ayahnya di Babel. Ketika Haran membawa Ibrahim
bersama, sang ayah tidak percaya Haran telah mengundang seorang anak yang
telah ditinggalkan di gua selama berbulan-bulan. Ketika Ibrahim ditanya siapa yang
memberinya makan selama ini, dia menjawab bahwa itu adalah Pemberi; ketika
ditanya siapa yang merawatnya ketika dia sakit, dia menjawab bahwa itu adalah
Tabib; ketika ditanya siapa yang mengajarinya jawaban-jawaban ini, Ibrahim
menjawab bahwa itu adalah Yang Maha Mengetahui. Terkejut dengan tanggapan
ini, sang ayah kagum pada Ibrahim. Ibrahim dibesarkan di rumah Haran, yang
terletak di luar wilayah Babel, untuk mencurigai raja Namrud yang kejam. Ibrahim
tumbuh di sana bersama anak-anak lain.

Ringkasan Pencarian Nabi Ibrahim Akan Tuhan Yang Benar


Selain itu, ketika Nabi Ibrahim alaihissalam berusia dua belas tahun, dia merasa
kehilangan orang yang sebelumnya memberinya makanan dan perlindungan, dan
dia menemukan bahwa orang-orang di negara itu adalah penyembah berhala.
Ibrahim menyangkal bahwa patung itu adalah dewa, dan dengan demikian merasa
tidak pada tempatnya di tengah tanah. Keputusan Ibrahim untuk mencari Tuhan
mengharuskannya untuk sementara pindah ke rumah Nabi Nuh. Nuh hidup selama
kurang lebih 900 tahun. Ibrahim pergi setelah menimba ilmu di rumah Nabi Nuh AS
karena belum mendapat jawaban atas pencariannya. Ketika Ibrahim kembali ke
rumah ayahnya, ia sering menemukan ayahnya memahat patung dan meletakkan
makanan di depannya, yang membuat Ibrahim mempertanyakan perilaku ayahnya.
Setelah mengetahui bahwa ayahnya memuja patung sesuai dengan tradisi leluhur,
Ibrahim mempertanyakan tradisi ini, yang diizinkan oleh ayahnya. Pada zaman
Abraham, mayoritas penduduk Mesopotamia adalah politeistik, yang berarti
mereka menyembah banyak dewa, baik di bumi maupun di langit, dan mereka
mendirikan patung-patung sebagai simbol dewa-dewa tersebut. Ketika Ibrahim
bertanya tentang Tuhan, saudaranya menjelaskan bahwa dewa-dewa ada di langit,
tetapi Ibrahim merasa terdorong untuk membuktikan pernyataan ini.

Kisah Nabi Ibrahim dan Ayahnya


Selain itu, Ibrahim sering bertanya tentang Tuhan yang benar saat remaja.
Ayahnya, di sisi lain, terus mengabaikan Ibrahim. Sampai suatu hari Ibrahim
bertanya, “Patung ini terbuat dari apa?” dan ayahnya mendemonstrasikan proses
pembuatannya menggunakan kayu. Selain itu, Ibrahim bertanya, “Apakah kayu itu
tuhan?” Apa yang terjadi jika benda hangus itu dilemparkan ke dalam perapian?”
Ibrahim diperintahkan untuk menjual patung-patung buatan ini untuk menghindari
masalah lebih lanjut. Ibrahim berkeliling kota menjual patung-patung buatan
ayahnya, tetapi karena iman dan tauhid yang ditanamkan dalam dirinya. Demi
Allah, Ibrahim tidak terpancing untuk menjual barangnya dan bahkan mengolok-
olok calon pembeli dengan kata-kata: “Siapa yang akan membeli patung-patung
yang diam dan tidak berguna ini?” Ibrahim berusaha mendidik orang tentang kesia-
siaan berhala dan berdakwah sambil memperkenalkan banyak orang kepada
Tuhan melalui berbagai cara.

Ibrahim mendekati ayahnya dengan sikap dan sopan santun yang harus
ditunjukkan seorang anak kepada orang tuanya dan melalui kata-kata halus untuk
menyampaikan bahwa ia diutus oleh Tuhan sebagai nabi dan rasul dan diilhami
oleh pengetahuan, pengetahuan yang tidak dimiliki oleh sang ayah. Ibrahim
dengan lembut bertanya kepada ayahnya, lalu bertanya mengapa umatnya
menyembah berhala meskipun faktanya berhala itu tidak berguna dan tidak
mampu membawa keuntungan bagi para penyembahnya atau mencegah nasib
buruk. Selain itu, ayahnya diberitahu bahwa penyembahan berhala hanyalah ajaran
Setan, yang telah menjadi musuh umat manusia sejak Adam dikirim ke bumi. Dia
menasihati ayahnya untuk merenungkan dan mempertimbangkan nasihat dan
nasihat untuk meninggalkan penyembahan berhala, sehingga ayahnya kembali
menyembah Tuhan, Yang menciptakan manusia dan semua makhluk hidup, Yang
memberikan rezeki dan kenikmatan hidup, dan Yang mempercayakan manusia
dengan bumi dan semua itu ada di atasnya.

Sinopsis Kehidupan dan Zaman Nabi Ibrahim


Nabi Ibrahim kemudian berbicara kepada umatnya dengan berikut: “Apa yang
kamu sembah adalah segala sesuatu yang saya hina kecuali Tuhan segala sesuatu;
Dialah yang menciptakan saya dan membimbing saya karena Dia menciptakan
sesuatu sesuai dengan tujuan-Nya. dan Kehendak; Dialah yang mengungkapkan
kebenaran kepadaku melalui pendengaranku, karena aku pada mulanya hanyalah
makhluk yang bahkan tidak mengetahui dirinya sendiri; Dialah yang
mengungkapkan cahaya yang menerangi agar aku tahu jalan mana yang harus aku
ambil karena Aku hanyalah makhluk yang tersesat di antara bumi dan surga-Nya;
Dialah yang selalu hadir. Haruskah aku kemudian bersujud dan menyembah hal-
hal yang Anda sebut sebagai “benda” daripada Tuhan yang menopang semua
kehidupan di bumi?” Ibrahim berusaha mendidik umatnya dengan cara ini, tetapi
mereka mengabaikan seruannya dan terus menyembah berhala.

Kemudian disebutkan bahwa setelah Nabi Ibrahim menyadari bahwa kayu


bukanlah Tuhan dan dakwahnya menyebar ke berbagai negeri, raja kejam Namrud,
yang mengaku sebagai raja bumi, memerintahkan seluruh rakyatnya untuk datang
membawa batu dan patung untuk mendirikan sebuah tugu yang menjulang tinggi
di Babilonia sebagai tempat berhala khusus, mengajak seluruh masyarakat di tanah
air untuk bersatu sebagai umat penyembah berhala, sehingga segala macam
perbuatan yang tidak memuja id dianggap penyembahan berhala. Ketika ia
menemukan berbagai berhala untuk menjadi dewa, Ibrahim berusaha untuk
mendidik rakyatnya tentang ketidaktahuan mereka dan untuk menunjukkan bahwa
patung-patung batu hanyalah benda mati yang tidak mampu melakukan apa pun
untuk penyembah mereka. Kecuali patung kolosal yang dianggap sebagai dewa
terbesar oleh penduduknya, Babel tidak memiliki patung.

Ringkasan Kisah Nabi Ibrahim a.s. Ketika Dia Dibakar Oleh


Raja Namrud
Namrudz, yang telah mengundang semua penduduk negeri untuk menyembah
berhala, menyatakan dengan sombong: “Ini akan menunjukkan siapa raja dan
dewa bumi dan siapa yang biasa orang; Anda akan menyaksikan hari ini bahwa
individu itu telah dilenyapkan dari dunia ini. Jika dia dibakar karena berani
menyatakan bahwa kita akan dibakar oleh Tuhannya, maka biarkan Tuhannya
menyelamatkannya, tetapi saya adalah dewa yang menyelamatkan Anda !”
Banyak pengunjung dari berbagai negara menghadiri acara ini, dan mayoritas dari
mereka percaya pada Raja Namrud. Di tengah kerumunan itu berdiri saudara
Ibrahim, Haran, yang juga hadir karena menyembunyikan Ibrahim dan tidak
menyerahkannya kepada Raja Namrud. Ketika Haran ditanya tentang
penolakannya untuk mematuhi perintah Namrud, dia menjawab, “Bukankah aku
pernah mengatakan bahwa apa pun yang kamu lakukan, kamu tidak dapat
mengubah semua yang tertulis di surga, karena kamu tidak dapat mengubah langit
dan kamu tidak bisa mengubahnya. penguasa langit atau bumi?” Mereka
menjawab, “Sungguh, pernyataan itu terbukti sampai hari ini, tetapi jagalah Ibrahim
jatuh ke dalam api, apakah perkataanmu itu masih berlaku?” Haran memiliki
keraguan dalam benaknya, karena dia telah melihat tanda di langit pada malam
sebelumnya bahwa seseorang akan terbakar parah oleh perapian, dan Haran
beralasan bahwa saudara perempuannya akan binasa dalam api. Haran menjawab,
“Tentu saja, jika Ibrahim tidak selamat dari api, aku akan pergi dan menjauhkanmu
sejauh mungkin dari aib ini, tetapi jika Ibrahim selamat dengan keajaiban besar,
aku akan datang dan memeluknya.”
Kisah Nabi Ibrahim diselamatkan dari kobaran api
Selain itu, ketika Nabi Ibrahim hendak dilemparkan ke dalam api, seorang malaikat
muncul untuk menawarkan pembebasan untuk menyelamatkannya dari hukuman
umatnya, tetapi Ibrahim menyatakan: “Cukuplah bagi Yang Maha Melindungi yang
telah memberiku keselamatan, karena Dia telah melindungi hidup saya dari
Kematian selama ini; bahwa semua keselamatan datang dari-Nya saja; bahwa
bahkan jika saya harus mati, saya siap jika itu yang Dia kehendaki, “dan malaikat itu
kemudian meninggalkan Ibrahim. Tuhan juga bersaksi melalui para malaikat bahwa
ketika dia menemukan bahwa hampir semua manusia di bumi pada saat itu
memiliki satu pemikiran dari satu sudut pandang tentang kejadian kebakaran ini,
dia ingin memaksakan keputusan pada pikiran manusia dengan menunjukkan
kepada mereka hal-hal yang berbeda dalam diri mereka. visi yang mengubah satu
bangsa dan satu bangsa di muka bumi menjadi banyak bangsa dengan sikap dan
pola pikir yang beragam. Ketika Ibrahim melompat ke dalam tungku yang
membara, Allah segera memerintahkan agar api itu aman bagi Abraham; dengan
demikian, api Allah hadir untuk melindungi Abraham, memungkinkan dia untuk
berjalan dengan aman dari api. Bagi Nabi Ibrahim AS, api menjadi dingin.

Kisah Singkat Nabi Ibrahim dan Nabi Ismail as


Ketika Nabi Ismail (as) masih kecil, Allah ingin menguji ketaatan Ibrahim pada
perintah-Nya dengan bermimpi menyembelih anak. Iman Ibrahim, yang telah
membawanya melewati cobaan sebelumnya, tetap tidak berubah ketika dia
menerima perintah ini. Ibrahim mengajak anaknya untuk pergi melaksanakan
perintah Allah; dia tidak mengeluh atau memohon keringanan hukuman kepada
Allah, tetapi menjalankan perintah seperti yang diarahkan. Ketika Ibrahim
membaringkan anak itu untuk menjalankan perintah Allah, dia pertama-tama
mencari tanggapan dan persetujuan anak itu. “Wahai anakku, aku melihat dalam
mimpi bahwa aku membantaimu; oleh karena itu, katakan padaku apa yang kamu
pikirkan!” kata Ibrahim. “Wahai ayahku, lakukanlah apa yang diperintahkan
kepadamu; dengan izin Allah, kamu akan menemukan aku termasuk orang-orang
yang sabar,” jawab putranya. Ketika putranya merelakan diri dan Ibrahim
mengulurkan tangannya untuk menyembelihnya, Allah segera memanggil Ibrahim
untuk memegang tangannya, karena tindakan ini menunjukkan kesediaan Ibrahim
untuk melakukan apa saja demi Allah sebagai hamba yang bertakwa dan
kepercayaan yang sejati kepada Allah. Ibrahim juga menemukan seekor domba
besar untuk dipersembahkan menggantikan putranya.
Kisah Nabi Ismail, Sejarah Lahirnya Kurban dan
Keluarnya Air Zamzam
Isma'il atau Ismail adalah tokoh dalam Al-Qur'an, Alkitab, dan Tanakh. Dalam agama Islam,
Ismail dipandang sebagai nabi dan rasul. Isma'il juga dikaitkan dengan Makkah dan
pembangunan Ka'bah.
Ismail merupakan anak pertama dari Nabi Ibrahim dengan istrinya Siti Hajar. Nabi Ismail
dikenal sebagai anak yang shaleh karena selalu taat perintah Allah. Dikatakan bahwa kelahiran
Nabi Ismail ini merupakan jawaban dari doa yang selalu dipanjatkan Nabi Ibrahim kepada Allah.
Nabi Ismail hidup pada sekitar 1911-1779 SM (Sebelum Masehi). Ia adalah Nabi dalam
kepercayaan agama samawi.
Nabi Ismail tinggal di Amaliq dan berdakwah untuk penduduk Al-Amaliq, bani Jurhum dan
Qabilah Yaman. Nabi Ismail meninggal pada tahun 1779 SM di Makkah. Dalam Al Qur’an,
Nama Nabi Ismail disebutkan sebanyak 12 kali.
Menurut bahasa Ibrani, Isma berarti mendengar dan El berarti Allah, jadi Ismail adalah
Dengarkan (doa kami wahai) Allah. Setelah belasan tahun kemudian, diriwayatkan saat umurnya
mencapai 100 tahun, melalui Siti Sarah, Allah SWT mengkaruniai Nabi Ibrahim dengan anak
kedua, yakni Nabi Ishaq.
Dari keturunan Nabi Ismail inilah nantinya akan lahir Nabi Muhammad SAW. Sementara dari
dari keturunan Nabi Ishaq nantinya akan lahir 15 Nabi, salah satunya adalah Nabi Isa. Karena
itulah Nabi Ibrahim akhirnya dijuluki bapaknya para Nabi.
Awal Mula Anjuran Kurban

Foto : Pinterest

Setiap Hari besar Idul Adha, umat Islam yang memiliki harta berlebih biasanya melakukan
anjuran berkurban. Hari raya yang diperingati oleh umat muslim di seluruh dunia ini berawal
dari Nabi Ismail.
Hari besar keagamaan bagi umat muslim ini jika dalam kalender Islam diperingati setiap tanggal
10 Zulhijjah. Idul Adha atau juga biasa disebut Idul Kurban tentunya juga memilih sejarah
panjang dimana dikisahkan pada zaman Nabi Ibrahim AS saat akan menyembelih putranya,
Ismail, sebelum akhirnya diganti dengan seekor kibas (domba) oleh Allah SWT.

Sebelum masuk ke sejarah kurban, Ibadah kurban bisa dimaknai dengan sebuah bentuk
kepasrahan seorang hamba kepada Allah untuk mendekatkan diri kepada-Nya. Perintah untuk
berkurban ini telah digariskan oleh Allah SWT dalam Alquran dan tertuang dalam Al-Quran
surat Al-Kautsar ayat 1-2.
“Sesungguhnya Kami telah memberikan nikmat yang banyak. Maka dirikanlah shalat karena
Tuhanmu dan berkurbanlah.” (QS Al-Kautsar (108) : 1-2).

Perayaan hari raya Idul Adha tidak lepas dari pemotongan hewan kurban. Asal mula kurban
berawal dari lahirnya nabi Ismail A.S. Pada saat itu dikisahkan bahwa Nabi Ibrahim A.S tidak
memiliki anak hingga di masa tuanya, lalu beliau berdoa kepada Allah.
“Ya Tuhanku, anugerahkanlah kepadaku (seorang anak) yang termasuk orang-orang yang
saleh.” (QS Ash-Shafaat (37) : 100).
Sewaktu Nabi Ismail A.S mencapai usia remajanya Nabi Ibrahim A.S mendapat mimpi bahwa ia
harus menyembelih Ismail putranya. Mimpi seorang nabi adalah salah satu dari cara turunnya
wahyu Allah SWT, maka perintah yang diterimanya dalam mimpi itu harus dilaksanakan oleh
Nabi Ibrahim A.S. Nabi Ibrahim A.S pun akhirnya menyampaikan isi mimpinya kepada Ismail
untuk melaksanakan perintah Allah SWT untuk menyembelih Ismail.
Ibrahim berkata : “Hai anakkku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu “maka fikirkanlah apa pendapatmu? Ismail menjawab: Wahai Bapakku
kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu. InsyaAllah engkau akan mendapatiku termasuk
orang yang sabar.” (QS Ash-Shafaat: 102)

Nabi Ismail meminta ayahnya untuk mengerjakan apa yang Allah perintahkan. Dan beliau
berjanji kepada ayahnya akan menjadi seorang yang sabar dalam menjalani perintah itu.
Sungguh mulia sifat Nabi Ismail A.S. Allah memujinya di dalam Al-Qur’an:
“Dan ceritakanlah (Hai Muhammad kepada mereka) kisah Ismail (yang tersebut) di dalam Al
Qur’an. Sesungguhnya ia adalah seorang yang benar janjinya, dan dia adalah seorang rasul
dan nabi.” (QS Maryam (19) : 54)
Nabi Ibrahim lalu membaringkan anaknya dan bersiap melakukan penyembelihan. Nabi Ismail
A.S pun siap menaati instruksi ayahnya. Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail A.S nampak
menunjukkan keteguhan, ketaatan dan kesabaran mereka dalam menjalankan perintah itu.
Saat Nabi Ibrahim A.S hendak mengayunkan parang, Allah SWT lalu menggantikan tubuh Nabi
Ismail A.S dengan sembelihan besar, yakni berupa domba jantan dari Surga, yang berwarna
putih, bermata bagus, bertanduk.
“Hai Ibrahim, sesungguhnya kamu telah membenarkan mimpi itu sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orang-orang yang berbuat baik. Sesungguhnya ini benar-benar
suatu ujian yang nyata. Dan Kami tebus anak itu dengan seekor sembelihan yang besar.” (QS
Ash-Shafaat (37) : 104:107).
Kejadian tersebut merupakan suatu mukjizat dari Allah yang menegaskan bahwa perintah
pengorbanan Nabi Ismail A.S itu hanya suatu ujian bagi Nabi Ibrahim A.S dan Nabi Ismail
sampai sejauh mana cinta dan ketaatan Mereka kepada Allah SWT. Ternyata keduanya telah
lulus dalam ujian yang sangat berat itu. Nabi Ibrahim A.S telah menunjukkan kesetiaan yang
tulus dengan pengorbanan putranya untuk berbakti melaksanakan perintah Allah SWT.
Sedangkan Nabi Ismail A.S tidak sedikit pun ragu atau bimbang dalam menjalankan perintah
Allah SWT dengan menyerahkan jiwa raganya untuk dikorbankan kepada orang tuanya. Dari
sinilah asal permulaan sunah berkurban yang dilakukan oleh umat Islam pada tiap hari raya Idul
Adha di seluruh pelosok dunia.
Awal Mula Sejarah Air Zamzam

Setelah beberapa waktu dari kelahiran Ismail, Allah Ta’ala memerintahkan Ibrahim pergi
membawa Hajar dan Ismail ke Makkah, maka Nabi Ibrahim memenuhi perintah itu dan ia pun
pergi membawa keduanya ke Makkah di dekat tempat yang nantinya akan dibangunkan Kabah.
Tidak lama setelah sampai di sana, Nabi Ibrahim meninggalkan Hajar dan Ismail di tempat
tersebut dan ingin kembali ke Syam. Ketika Hajar melihat Nabi Ibrahim pulang, maka Hajar
segera mengejarnya dan memegang bajunya sambil berkata, “Wahai Ibrahim, kamu mau pergi
kemana? Apakah kamu (tega) meninggalkan kami di lembah yang tidak ada seorang manusia
dan tidak ada sesuatu apa pun ini?” Hajar terus saja mengulang-ulang pertanyaannya berkali-kali
hingga akhirnya Ibrahim tidak menoleh lagi kepadanya. Akhirnya Hajar bertanya, “Apakah
Allah yang memerintahkan kamu atas semua ini?” Ibrahim menjawab, “Ya.” Hajar berkata,
‫ِإَذْن َال ُيَض ِّيُعَنا‬
“Kalau begitu, Allah tidak akan menelantarkan kami.”
Setelah Nabi Ibrahim pergi, lama kelamaan air susu Siti Hajar mengering akibat dirinya kurang
asupan makan dan minum. Nabi Ismail yang masih bayi itupun mulai rewel karena merasa lapar
dan haus.
Kemudian, Siti Hajar mendatangi bukit Shafa, gunung yang paling dekat dengannya. Namun di
sana ia tak menemukan air ataupun orang yang dapat dimintai bantuan. Lalu ia turun dari bukit
Shafa dan menuju lembah hingga sampailah di bukit kedua yang disebut Marwah. Karena tidak
mendapatkan apapun, Siti Hajar kemudian kembali ke Bukti Shafa lalu kembali lagi ke bukit
Marwah. Hal itu ia lakukan sebanyak 7 kali. Inilah sejarah dari salah satu rukun dalam
melaksanakan ibadah umroh dan haji yang disebut Sa’i.
Diriwayatkan, bahwa selagi Hajar berada dalam keadaan tidak berdaya dan hampir berputus asa,
Allah mengirimkan pertolongan-Nya melalui malaikat Jibril.
”Siapakah sebenarnya engkau ini?” Tanya Malaikat Jibril kepada Siti Hajar.
” Aku adalah hamba sahaya Ibrahim” Jawab Hajar.
” Kepada siapa engkau dititipkan di sini?” tanya Jibril.
” Hanya kepada Allah” jawab Hajar. Kemudian Jibril berkata
“Jika demikian, maka engkau telah dititipkan kepada Dzat Yang Maha Pemurah Lagi Maha
Pengasih, yang akan melindungimu, mencukupi keperluan hidupmu dan tidak akan mensia-
siakan kepercayaan ayah puteramu kepada-Nya.”
Setelah itu, Malaikat Jibril mengajak Siti Hajar ke suatu tempat dan kemudian Malaikat Jibril
menginjakkan telapak kakinya kuat-kuat di atas tanah, maka memancurlah air dari tempat
tersebut. Itulah air Zamzam yang hingga kini tidak pernah habis meski selalu digunakan oleh
seluruh umat Muslim di dunia saat berhaji.
Keluarnya air tersebut telah membuat burung-burung berterbangan. Hal itu menjadi perhatian
dari sekelompok bangsa Arab dari suku Jurhum yang merantau dan sedang berkemah di sekitar
Makkah.
Mereka mengetahui, jika ada burung di udara, pasti di bawahnya ada sumber air. Kemudian
beberapa orang dari Suku Jurhum datang untuk melihat ke lokasi tersebut.
Setelah mereka melihat kebenaran akan adanya air, maka Suku Jurhum memindahkan
perkemahannya di sekitar Zamzam. Kedatangan mereka disambut baik oleh Siti Hajar. Adanya
Suku Jurhum membuat kesepian yang dirasakan oleh Siti Hajar sirna. Kisah Nabi Ismail inilah
yang menjadi awal mulanya munculnya kehidupan di Makkah.
Begitulah kisah Nabi Ismail yang sangat menginspirasi. Kepatuhan Nabi Ismail patut untuk
ditiru oleh kita semua. Semoga mendapat pelajaran yang bisa diambil dari kisah ini

Anda mungkin juga menyukai