Anda di halaman 1dari 7

Nama : Noor Zjulfa Helmy

NPM : 19310730074P / B1

Kuliah : Agama Islam 5 / Tugas Resume Pertemuan 13-14

1. Surah Al-Zalzalah

Surah Al-Zalzalah merupakan surah ke-99 dalam Al-Qur'an. Surah ini terdiri dari
8 ayat. Surah Al-Zalzalah merupakan surat Madaniyah, yakni surat yang turun di
Madinah. Nama Al-Zalzalah diambil dari kata "zilzal" yang berarti bergoncang,
sebagaimana disebut pada ayat pertama. Di dalamnya Allah menegaskan bahwa
kebaikan, apapun adanya, Allah akan membalas pelakunya. Dan kejahatan, apapun
adanya, pelakunya juga akan dibalas. Semua itu terjadi pada hari Kiamat.

Apabila Allah hendak menyudahi dunia ini dan memulai Kiamat, Allah
memerintahkan bumi dan ia pun terguncang dengan sangat keras, tidak seperti
biasanya. Semua yang tersimpan di dalamnya keluar; api, air, tambang, dan sisa-sisa
bangkai. Saat itu, orang yang menyaksikannya berkata, “Apa ini?” Maksudnya, apa
yang terjadi dengan bumi ini. Ini tidak seperti biasanya dan tidak diketahui sebabnya.
Pada saat itu bumi menceritakan, berbicara dengan kejadian itu dan bukan dengan
kata-kata. Sebagaimana yang dikatakan Al-Allamah At-Thabari dalam tafsirnya, “Ia
melaksanakan perintah. Apa yang terjadi di muka bumi dan tidak biasa terjadi
disebabkan karena Tuhanmu menitahkan kepadanya. Perintah-Nya yang sampai
kepada bumi. Perintah semacam itu merupakan perintah kejadian. Semua yang terjadi
di alam semesta ini akibat dari perintah kejadian yang datang dari Allah. Hanya saja
ada peristiwa yang terjadi tanpa sebab lahiriah maka ia dinisbatkan kepada perintah
kejadian, sedangkan yang terjadi akibat perkara biasa ia tidak dinisbatkan kepadanya,
walaupun sejatinya ia juga bersumber dari Allah.

Pada hari itu manusia dikeluarkan dari perut bumi, mereka berbeda-beda, masing-
masing sesuai dengan amal perbuatannya untuk melihat akibat perbuatan mereka.
Barangsiapa melakukan perbuatan baik sebesar dzarrah akan dibalas dan barangsiapa
melakukan perbuatan buruk sebesar dzarrah pun akan dibalas.
2. Surah Al-Bayyinah

Salah satu surah dalam Al-Qur'an adalah surah Al-Bayyinah. Surah ini terdiri dari
8 ayat. Surah ini merupakan surah ke 98 yang turun setelah surah At-Thalaq.
Dinamakan surah Al-Bayyinah karena diambil dari ayat pertama. Surah ini
merupakan surah Madaniyah, atau yang turun di kota Madinah.

Pelajaran dari surah Al-Bayyinah adalah sebagai berikut:

1. Penjelasan tentang penyimpangan-penyimpangan yang terdapat pada agama-


agama sebelum Islam dan sesudahnya.
2. Orang-orang ahli kitab khususnya, bersabar menanti kedatangan Rasulullah
Shallallahu ‘alaihi wa sallam (untuk mengikuti ajarannya), karena mereka
mengetahui bahwa di dalam agama mereka terdapat perubahan dan
penyelewengan. Akan tetapi ketika Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam
datang kepada mereka dengan membawa kebenaran, mereka pun berpecah-belah
sebagian masuk Islam sebagian lainnya kafir.
3. Orang-orang ahli kitab diperintahkan untuk mentauhidkan Allah Azza wa Jalla
dan menjauhi kesyirikan. Serta diperintahkan untuk meninggalkan agama mereka
dan memeluk agama Islam ketika Muhammad Shallallahu ‘alaihi wa sallam
datang, sebagaimana yang telah disebutkan di dalam kitab-kitab mereka.
4. Agama yang lurus dan diridhai oleh Allah Azza wa Jalla adalah agama yang
berdiri di atas tauhid serta mengajarkan shalat, zakat serta meninggalkan agama-
agama selain Islam.
5. Balasan bagi orang yang tidak masuk Islam (setelah Rasulullah Shallallahu ‘alaihi
wa sallam datang) adalah seburuk-buruk pembalasan.
6. Orang yang beriman dan masuk Islam serta melaksanakan ajarannya, (pada hari
kiamat nanti) akan mendapatkan sebaik-baik balasan yaitu keridhaan Allah Azza
wa Jalla dan kekal di surga.
7. Keutamaan Khasy-yah (takut kepada Allah Azza wa Jalla) membawa seseorang
untuk ta’at kepada Allah Azza wa Jalla dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa
sallam dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan baik berupa
keyakinan, perkataan maupun perbuatan.
3. Surah Al-Qadr

Surah Al-Qadr adalah surah ke-97 dalam al-Qur'an yang terdiri atas 5 ayat dan
termasuk golongan Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah 'Abasa dan dinamai
al-Qadr (Kemuliaan) yang diambil dari kata al-Qadr yang terdapat pada ayat pertama
surah ini.

Pertama, surah tersebut menegaskan bahwa Al-Qur’an diturunkan pada bulan


Ramadan tepatnya saat malam Lailatul Qadar. Hal ini terlihat pada ayat pertama
bahwa kata anzalna, inzaal atau nuzul menurut para ulama bermakna diturunkan. Al-
Qur’an ini diturunkan sejak malam Lailatul Qadar tersebut sampai lengkap sebanyak
30 juz adalah secara berangsur-angsur.

Kedua, kata Al-Qadr, menurut Ibnu Mukarram bermakna sebuah keputusan dan
ketetapan Allah yang Maha Perkasa dan Maha Tinggi. Allah pula yang
memberlakukannya terhadap segala perkara dan kejadian. Selain itu, dalam Al-Qur’an
kata Al-Qadr berguna untuk menunjukkan makna yang bermacam-macam di
antaranya seperti membatasi, menetukan, mengagumkan, menguasai, mengukur, dan
lain sebagainya. Sedangkan Surah Al-Qadr sendiri memiliki makna “kemuliaan” di
mana pada surah ini menjelaskan tentang adanya satu malam yang mulia yaitu malam
Lailatul Qadar.

Ketiga, malam Lailatul Qadar menurut para ulama ahli tafsir memiliki
keistimewaan bahwa siapa saja yang menjumpainya dan mengisi malam itu dengan
beribadah maka pahalanya lebih baik daripada seribu bulan. Ibnu Jarir At-Thabari
berpendapat bahwa meskipun (pahala) beribadah pada malam tersebut lebih utama,
namun bukan berarti kita mengesampingkan ibadah pada malam yang tidak bertepatan
pada Lailatul Qadar. Hanya saja, akan sangat disayangkan apabila seorang muslim
tidak berusaha untuk menggapai malam tersebut.

Keempat, menurut Quraish Shihab dalam Tafsir Al-Misbah disebutkan bahwa


kemuliaan Lailatul Qadar akan terasa jika ada kesadaran dalam hati setiap manusia
sebagai hasil ibadah dan pendekatan kepada Sang Khalik. Dari kesadaran itulah akan
timbul kedamaian dan ketenangan dalam hati setiap orang yang bertemu dengan
malam Lailatul Qadar. Selain itu dijelaskan bahwa pada malam Lailatul Qadar para
malaikat akan turun ke bumi untuk mencatat amal kebaikan manusia serta
mengabulkan doa-doanya. Maka tidak heran jika pada bulan Ramadan khususnya 10
malam terakhir, umat muslim dianjurkan untuk memperbanyak ibadah dan berdoa.

Kelima, pada ayat terakhir disebutkan bahwa malam Lailatul Qadar akan
membawa kesejahteraan hingga terbit fajar. Oleh karena itu, kita mesti berupaya
untuk merengkuh kemuliaan malam tersebut.

4. Surah Al-Alaq

Surah Al-'Alaq adalah surah ke- 96 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 19 ayat
dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah. Ayat 1 sampai dengan 5 dari surah ini
adalah ayat-ayat Al-Quran yang pertama kali diturunkan, yaitu di waktu Nabi
Muhammad bertafakur di gua Hira. Surah ini dinamai Al 'Alaq (segumpal darah),
diambil dari perkataan Alaq yang terdapat pada ayat 2 surat ini. Surat ini dinamai juga
dengan Iqra' atau Al Qalam.

Dalam surah Al-'Alaq menyiratkan bahwa untuk menjadi orang Islam harus
pintar, terpelajar, ilmuwan; tidak boleh bodoh. Hanya orang-orang terpelajarlah yang
bisa memahami dengan baik isi dan kandungan ayat-ayat Al-Quran, baik yang tersurat
lebih-lebih yang tersirat. Mempelajari dan memahami Al-Quran secara menyeluruh
sangat diperlukan umat Islam karena di dalam kitab suci tersebut terdapat berbagai
pengetahuan baik spesifik maupun yang umum. Ayat-ayat Al-Quran banyak
menggunakan kata-kata ilmu, akal, pikiran dan sejenisnya. Tetapi dalam
kenyataannya yang banyak mempelajari dan tentunya juga memetik manfaatnya justru
kalangan non Muslim.

Syekh Muhammad Abduh, seorang ulama besar dari Mesir, berkata, "Aku telah
pergi Prancis, di sana aku saksikan betapa sesungguhnya merekalah yang banyak
mempelajari dan mengamalkan isi Al-Quran walaupun mereka non Muslim.
Sebaliknya di negeriku yang Islam justru kurang banyak yang mempelajari Al-Quran.
Kebanyakan mereka hanya membaca tanpa memahami apa yang terkandung dari ayat
yang dibacanya tersebut".

Apa yang diungkapkan sang mujaddid itu tidaklah berlebihan. Lihatlah Bangsa
Jepang "membaca ayat Allah Swt" yang berupa lautan, maka mereka pun menguasai
berbagai hal yang terkait dengan kelautan. Bangsa Korea "membaca ayat Allah" yang
terkait dengan hutan, maka mereka pun menguasai berbagai hal yang terkait dengan
kehutanan. Amerika Serikat "membaca ayat Allah" yang terkait dengan angkasa luar,
maka mereka pun menguasai berbagai hal yang terkait dengan angkasa luar tersebut.
Demikian seterusnya.

5. Surah At-Tin

Surah At-Tin adalah surah ke-95 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8 ayat dan
termasuk golongan surah Makkiyah. Surah ini diturunkan setelah surah Al-Buruj.
Nama At-Tin diambil dari kata At-Tin yang terdapat pada ayat pertama surah ini yang
artinya buah Tin.

Sebab turunnya surah ini yaitu ketika ada sahabat yang bertanya kepada Nabi ttg
orang yang pikun, bagaimana kedudukannya dimata sang pencipta? Allah menjawab
dengan turunnya surah ini.

Hikmah surah ini adalah:

1. Supaya manusia itu mengetahui ttg kedudukannya.


2. Beramal Soleh
3. Allah Hakim yang sangat adil
4. Allah tumbuhkan buah buahan untuk tubuh manusia

Kenapa Allah bersumpah dengan nama buah tin dan azzaitun?

Supaya manusia peduli dengan surah ini, dan peduli dengan tumbuhan yang Allah
ciptakan dari perut bumi, dan Allah sudah ciptakan Manusia dalam bentuk sebaik
baiknya dari mahkluk yang lainnya. dan Allah lengkapi jasad manusia dengan Ruh
dan Allah spurnakan dengan diberi akal oleh Allah, ini adalah tanda kesempurnaan
manusia yang Allah ciptakan. dan akan Allah kembalikan ketempat yang serendah
rendahnya, kecuali hambanya yang beriman dan beramal soleh.

Hakekat kehidupan manusia dimuka bumi ini hanya untuk menyembah Allah
sang pencipta, kecuali orang yang lalai, karena sesungguhnya Allah sudah
menetapkan musuh manusia yang paling nyata adalah Syaitan. karena syaitan sudah
durhaka kepada Allah dan bersumpah untuk selalu mengoda manusia sampai hari
kiamat kelak. maka daripada itu manusia supaya sadar, Allah telah ciptakan manusia
dengam sebaik baiknya makhluk, dan Allah anugrahkan akal yang tidak dimiliki oleh
makhluk yang lainya supaya manusia bisa membedakan mana yang baik dan mana
yang tidak baik.

6. Surah Al-Insyirah

Surah Al-Insyirah adalah surah ke-94 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 8
ayat dan termasuk golongan surah-surah Makkiyah serta diturunkan sesudah surah
Ad-Duha.

Surah Al-Insyirah sebagai bukti kebadian Allah Swt dalam menasihati Nabi
Muhammad Saw kala ia ketakutan. “Bukankah Kami telah melapangkan untukmu
dadamu? Dan Kami telah menghilangkan daripadamu bebanmu. Yang memberatkan
punggungmu? Dan Kami tinggikan bagimu sebutan (nama)mu. Karena sesungguhnya
sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada
kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah
dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain. Dan hanya kepada Tuhanmulah
hendaknya kamu berharap.” (Qs Al-Insyirah: 1-8)

Ada beberapa hal yang patut kita ketahui bahwa yang dimaksud dengan beban di
sini ialah kesusahan-kesusahan yang diderita Nabi Muhammad s.a.w. dalam
menyampaikan risalah. Adapun meninggikan nama Nabi Muhammad s.a.w di sini
Maksudnya ialah meninggikan derajat dan mengikutkan namanya dengan nama Allah
dalam kalimat syahadat, menjadikan taat kepada Nabi Termasuk taat kepada Allah
dan lain-lain.

Lalu dalam ayat selanjutnya, sebagian ahli tafsir menafsirkan apabila kamu
(Muhammad) telah selesai berdakwah Maka beribadatlah kepada Allah; apabila kamu
telah selesai mengerjakan urusan dunia Maka kerjakanlah urusan akhirat, dan ada lagi
yang mengatakan: apabila telah selesai mengerjakan shalat berdoalah.

Kiranya, pesan-pesan yang terkandung dalam surah Al-Insyirah ini juga berlaku
untuk kita semua dalam bekerja dan berkarya. Mutiara pesan yang tersirat itu ialah
ada jaminan—karena Allah menggunakan lafadz Inna yang bermakna taukid
(penegasan)— Allah Swt bagi siapapun yang usahanya diiringi doa dan bertawakkal,
pasti kemudahan menghampirinya.

Selain itu, anjuran untuk sigap dalam berbagai kegiatan. Ketika ada amanah yang
telah selesai kita laksanakan, maka jangan berhenti dan cepat puas. Allah menciptakan
manusia dengan segala potensinya untuk menebar kebaikan. Tebarlah sebanyak
mungkin, dan rasakan keberkahan hidup juga buah ketenangan.

7. Surah Ad-Duha

Surah Ad-Duha adalah surah ke-93 dalam al-Qur'an dan terdiri atas 11 ayat.
Surah ini termasuk golongan surah Makkiyah dan diturunkan sesudah surah Al-Fajr.
Nama Adh Dhuhaa diambil dari kata yang terdapat pada ayat pertama, yang artinya
"waktu matahari sepenggalahan naik".

Surat Ad-Dhuha, menerangkan tentang pemeliharaan Allah SWT terhadap Nabi


Muhammad SAW dengan cara yang tak putus-putusnya, larangan berbuat buruk
terhadap anak yatim dan orang yang meminta-minta dan mengandung pula perintah
kepada Nabi supaya mensyukuri segala nikmat.

8. Surah Al-Lail

Surah Al-Lail adalah surah ke-92 dalam al-Qur'an. Surah ini terdiri atas 21 ayat,
termasuk golongan surah Makkiyah, diturunkan sesudah Surah Al-A’la. Surat ini
dinamai Al Lail (malam), diambil dari perkataan Al Lail yang terdapat pada ayat
pertama surat ini.

Pokok-pokok isi surat Al Lail:

Usaha manusia itu berlainan, karena itu balasannya berlainan pula; orang yang
suka berderma, bertakwa dan membenarkan adanya pahala yang baik dimudahkan
Allah baginya melakukan kebaikan yang membawa kepada kebahagiaan di akhirat,
tetapi orang yang dimudahkan Allah baginya melakukan kejahatan-kejahatan yang
membawa kepada kesengsaraan di akhirat, harta benda tidak akan akan memberi
manfaat kepadanya; orang yang bakhil merasa dirinya cukup dan mendustakan adanya
pahala yang baik.

Surat Al Lail menerangkan bahwa amalan-amalan yang dikerjakan dengan tulus


ikhlas semata-mata mencari keridhaan Allah itulah yang membawa kebahagiaan di
akhirat kelak. Pada surat Al Lail diterangkan bahwa orang yang taqwa akan
dimudahkan Allah mengerjakan perbuatan taqwa sehingga memperoleh kebahagiaan.

Anda mungkin juga menyukai