Melihat Lebih Dalam sumber daya ikan medersela
Melihat Lebih Dalam sumber daya ikan medersela
Ekonomi Perikanan
BAB I Pendahuluan
Ikan demersal merupakan salah satu kelompok ikan yang hidup di dasar laut
atau di dekatnya, menjadi bagian penting dari ekosistem laut di seluruh dunia. Istilah
"demersal" sendiri berasal dari bahasa Latin yang berarti "mendekat atau berdiam di
dasar laut", menggambarkan habitat alami mereka yang terutama terletak di perairan
dangkal di sekitar benua dan perairan pantai. Kelompok ikan demersal ini memiliki
ciri khas adaptasi fisik yang memungkinkan mereka untuk hidup dan bergerak
dengan lancar di lingkungan bawah laut yang berbatu, berlumpur, atau berpasir.
Sebagian besar ikan demersal memiliki tubuh yang pipih dan stabil, sirip dada dan
perut yang kuat untuk menopang berat badan mereka saat bergerak di dasar laut,
serta warna tubuh yang seringkali disesuaikan dengan lingkungan sekitarnya untuk
tujuan kamuflase atau peragaan.
Ikan demersal menghuni berbagai jenis habitat laut, mulai dari perairan
dangkal hingga kedalaman yang signifikan. Mereka dapat ditemukan di perairan
pantai, estuari, hingga lepas pantai di kedalaman ratusan meter. Keberagaman
spesies ikan demersal sangat tinggi, termasuk berbagai jenis seperti ikan karang,
ikan flatfish (seperti buntal dan lidah), ikan kod, hingga spesies yang hidup di
perairan dalam. Distribusi ikan demersal tidak hanya terbatas pada perairan tropis,
namun juga tersebar di berbagai kawasan laut di dunia, dari khatulistiwa hingga
kawasan kutub. Hal ini membuat kelompok ikan ini menjadi objek penelitian yang
menarik bagi ilmuwan kelautan dalam memahami dinamika ekosistem laut global.
BAB II Pembahasan
Sumber daya ikan demersal merujuk kepada populasi ikan yang hidup atau
bergerak di atau dekat dasar laut. Istilah "sumber daya" dalam konteks ini mengacu
pada potensi ekonomi dan ekologis yang terkait dengan populasi ikan demersal
tersebut. Ini mencakup aspek-aspek seperti nilai ekonomi sebagai sumber daya
perikanan, peran ekologis dalam ekosistem laut, serta keberlanjutan populasi untuk
masa depan. Populasi ikan demersal seperti kerapu, tenggiri, atau cod seringkali
memiliki nilai ekonomi yang tinggi sebagai sumber daya perikanan. Mereka bisa
menjadi sasaran penangkapan untuk tujuan konsumsi manusia, baik lokal maupun
internasional, atau sebagai bahan baku industri perikanan seperti minyak ikan,
pupuk, atau makanan ternak.
Sumber daya ikan demersal menjadi sumber pendapatan bagi nelayan dan
pelaku industri perikanan yang bergantung pada penangkapan ikan komersial.
Aktivitas penangkapan ikan demersal bisa menjadi mata pencaharian utama bagi
komunitas nelayan di wilayah-wilayah pesisir dan perairan laut dalam. Sumber daya
ikan demersal juga memiliki peran penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem
laut. Sebagai bagian dari rantai makanan laut, mereka berkontribusi dalam
memelihara kelimpahan dan keragaman spesies lain di lingkungan laut, serta
menjadi mangsa bagi predator lainnya.
Pada bagian sirip punggung panjangnya mulai dari pangkal strip dada sampai
sirip anus dan sirip ekornya bercagak (Fahmi, 2002). Hubungan panjang bobot dan
faktor kondisiadalah dua parameter penting dalam biologi terutama pada bidang
perikanan, huhungan panjang-bobot ikan merupakan faktor penting untuk melihat
faktor kondisi yang mempengaruhi bobot dan panjang ikan (Mansyur, 2011)
Biomassa ikan dihitung dari kelimpahan melalui panjang dengan factor hubungan
panjang (Rahardjo dan Simanjuntak, 2008). Parameter panjang-bobot (a dan b)
sangat bermanfaat dalarm ilmu perikanan khususnya untuk bobot individu ikan,
membandingkan kondisi lingkungan dan habitat ikan yang berbeda serta
menghitung faktor kondisi (Gustiarisanie et al. 2016),
Ikan biji nangka, atau juga dikenal sebagai ikan tengadak, adalah salah satu
jenis ikan air tawar yang tergolong dalam famili Anabantidae. Ikan ini banyak
ditemukan di perairan tawar Asia Tenggara, terutama di Indonesia, Malaysia, dan
Thailand.Ikan biji nangka memiliki ciri khas tubuh yang agak pipih dan berwarna
keperakan dengan bercak-bercak gelap di sekujur tubuhnya. Ikan ini memiliki sirip
punggung yang agak panjang dan mencuat ke atas, serta memiliki sirip ekor yang
terbilang besar. Ukuran ikan biji nangka biasanya tidak terlalu besar, sekitar 5-7 cm
panjangnya, namun ada juga yang dapat mencapai 10 cm.
Ikan biji nangka adalah ikan yang hidup di perairan tawar yang tenang, seperti
sungai, danau, atau rawa-rawa. Ikan ini termasuk dalam ikan air tawar yang cukup
mudah dipelihara dalam akuarium. Makanan ikan biji nangka terutama terdiri dari
serangga dan larva serangga kecil serta udang kecil yang hidup di perairan tawar.
Dalam budidaya, ikan biji nangka memiliki potensi sebagai ikan hias dalam akuarium
maupun kolam hias. Namun, ikan ini juga sering dipelihara untuk tujuan
perdagangan sebagai ikan konsumsi, meskipun tidak terlalu populer seperti ikan-
ikan laut. Meskipun dikenal sebagai ikan yang agak pemalu, ikan biji nangka dapat
hidup dengan damai jika dipelihara dalam lingkungan yang sesuai dengan
kebutuhannya.
Studi Kasus
Nilai b sebesar 2,93 untuk ikan jantan dan 2,75 untuk ikan betina. Pada uji t
jantan dan betina, diperoleh t hitungan tabel, sehingga b:3 atau isometrik. Pola
pertumbuhan ikan biji nangka (Upeneus tragula) jantan di perairan Muara Kamal
alorneffik dan betina isometrik (Marzuki et a\.,1987). Di perairan Semarang, Jawa
Tengah bersifat isometrik (Martasugandaet al., 1991); dan diperairan offshoreLaur
Jawa bersifat isometrik (Badruddin, 1978). Analisis kovarians ikan U. moluccensis
menunjukkan (+ - 0,05) kedua sudut regresi tidak berbeda, maka ikan-ikan jantan
dan betina memperlihatkan persamaan dalam pertumbuhan bobot dan pertambahan
panjangnya. Intersep ikan betina lebih tinggi daripada ikan jantan, hal ini
menunjukkan pada panjang total yang sama, bobot ikan betina lebih besar dari pada
ikan jantan.
Kesimpulan
Dari pemaparan teks diatas dapat disimpulkan dari beberapa teks berikut ini
yaitu ;
Ikan Demersal Merupakan kelompok ikan yang hidup di dasar laut atau di
dekatnya, memiliki adaptasi fisik untuk bergerak di lingkungan bawah laut yang
berbatu, berlumpur, atau berpasir. Ikan demersal memiliki peran penting dalam
menjaga keseimbangan ekosistem laut sebagai predator, mangsa, dan pengurai
bahan organik di dasar laut. Tersebar di berbagai jenis habitat laut di seluruh dunia,
termasuk perairan tropis hingga kutub, dengan keberagaman spesies yang tinggi.
Badrudin, Badrudin, Aisyah Aisyah, and Tri Ernawati. "Kelimpahan stok sumber daya ikan
demersal di perairan sub area Laut Jawa." Jurnal Penelitian Perikanan Indonesia 17.1 (2016): 11-21.
Triharyuni, Setiya, Sri Turni Hartati, and Regi Fiji Anggawangsa. "PRODUKTIVITAS DAN
KERENTANAN IKAN KURISI (Nemipterus spp.) HASIL TANGKAPAN CANTRANG DI LAUT JAWA
PRODUCTIVITY AND SUSCEPTIBILITY OF THREADFIN BREAM (Nemipterus spp.) CAUGHT BY
DEMERSAL DANISH NET IN JAVA SEA."
Paillin, Jacobus Bunga, Haruna Haruna, and Julian Tuhumury. "KEANEKARAGAMAN JENIS
IKAN DEMERSAL YANG TERTANGKAP DENGAN BUBU DI PERAIRAN NEGERI WASSU
KABUPATEN MALUKU TENGAH." Amanisal: Jurnal Teknologi dan Manajemen Perikanan
Tangkap 12.1 (2023): 27-32.
Rasyid, Muh Rezha, Kotan Y. Stefanus, and Hernimus Ratu Udju. "Pengaturan Zonasi dan
Pengelolaan Pesisir Laut Teluk Kupang dan Implikasinya Terhadap Pembangunan di Kota
Kupang." Hakim 1.4 (2023): 135-146.
Zahara, Asha Aulia, et al. "Identifikasi Jenis Ikan Demersal dan Pengelolaan Perikanan
Tangkap Berkelanjutan di Pasar Ikan Anaiwoi Kabupaten Kolaka." Journal of Marine Research 12.3
(2023): 422-430.