Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Al-Qur’an diyakini oleh umat Islam sebagai wahyu Allah yang diturunkan
kepada Nabi Muhammad SAW., berisikan pesan-pesan moral, petunjuk dan ajaran
tentang hidup dan kehidupan berdimensi duniawi dan ukhrawi. Dalam proses
turunnya Al - Qur’an tercatat selama 23 tahun yang terdiri dari dua fase, yaitu 13
tahun sebelum pada fase sebelum ia hijrah ke Madinah (Makiyah), dan 10 tahun
setelah hijrah ke Madinah (Madaniyah).
Alquran menyebut dirinya sebagai hudan li al-Nās, petunjuk bagi segenap umat
manusia. Akan tetapi petunjuk Alquran tersebut tidaklah dapat ditangkap
maknanya bila tanpa adanya penafsiran. Itulah sebabnya sejak Alquran
diwahyukan hingga dewasa ini gerakan penafsiran yang dilakukan oleh para
Ulama tidak pernah berhenti. Hal ini dibuktikan dengan banyaknya karya-karya
para Ulama yang dipersembahkan, yang digunakan untuk menyingkap dan
menguak rahasia-rahasia yang terkandung di dalamnya dengan menggunakan
metode dan sudut pandang yang berbeda.
Makalah ini akan membahs tentang sebab turunnya suatu ayat Al-Qur’an
(Asbabul Nuzul), perhatian ulama terhadapat Asbabul Nuzul, Definisinya dan
manfaat mengatahui ilmu ini bak dibidang umum ataupun di bidang Pendidikan.

B. Rumusan Masalah
1. Perhatian Ulama Terhadap Asbab Al-Nuzul
2. Pedoman Mengetahui Asbab Al-Nuzul
3. Definisi Asbab Al-Nuzul
4. Manfaat Mengetahui Asbab Al-NUzul
5. Manfaat Asbab Al-Nuzul Dalam Bidang Pendidikan

C. Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk mengetahui pemahaman dasar terkait Ababul
Nuzul, baik secara filosofis dan pemanfaatnya dalam kehidupan manusia.

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Asbabul Nuzul
Al-Qur’ān adalah kalam (perkataan) Allah Swt. yang diwahyukan kepada
Nabi Muhammad Saw. melalui Malaikat Jibril dengan lafal dan maknanya. Al-
Qur’ān sebagai kitab Allah menempati posisi sebagai sumber pertama dan utama
dari seluruh ajaran Islam serta berfungsi sebagai petunjuk atau pedoman bagi
umat manusia dalam mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat.
Al-Qur’an diturunkan untuk memberi petunjuk kepada manusia ke arah
tujuan yang terang dan jalan yang lurus dengan menegakkan asas kehidupan yang
didasarkan pada keimanan kepada Allah dan risalah-Nya. Juga memberitahukan
hal yang telah lalu, kejadian-kejadian yang sekarang serta berita-berita yang akan
datang. Sebagian besar al-Qur’an pada mulanya diturunkan untuk tujuan umum
ini, tetapi kehidupan para sahabat bersama Rasulullah telah menyaksikan banyak
peristiwa sejarah, bahkan kadang terjadi di antara mereka peristiwa khusus yang
memerlukan penjelasan hukum Allah atau masih kabur bagi mereka. Kemudian
mereka bertanya kepada Rasulullah untuk mengetahui hukum Islam mengenai hal
itu. Maka al-Qur’ān turun untuk peristiwa khusus tadi atau untuk pertanyaan yang
muncul itu. Hal seperti itulah yang dinamakan Asbabul Nuzul.1
Asbāb an-Nuzūl secara etimologi terdiri dari kata asbāb dan an-nuzūl.
Asbāb dapat berarti ‫ل‬99‫( غيره الى يتوصل شيئ ك‬sesuatu yang menyampaikan kepada
sesuatu yang lain), ‫( الحبل‬tali, tambang), dan ‫( فوق من حدرته حبل كل‬tiap tali yang
kamu turunkan dari atas), sedang dan menempati ‫الحلول و قد نزلهم و نزل عليهم و نزل‬
‫ بهم‬artinya (menempati tempat mereka).2
Sedang secara terminologi menurut Az-Zarqani dalam bukunya Manāhil
al-‘Urfān fī ‘Ulūm Al-Qur’ān, pengertian asbāb an - nuzūl adalah sesuatu yang
menyebabkan satu ayat atau beberapa ayat diturunkan untuk membicarakan sebab
atau menjelaskan hukum sebab tersebut pada masa terjadinya sebab itu.3
B. Perhatian Ulama Terhadap Asbabul Nuzul
1
Ahmad Zaini, Asbab An-Nuzul & Urgensinya Dalam Memahami Makna Al-Qur’an,
2014, Hal.2
2
Ibid, Hal. 4
3
Ibid

2
Seseorang tidak akan mencapai pengertian dan pemahaman yang baik
tentang sebuah persoalan ketika merujuk Al-Quran, jika ia tidak memahami
riwayat asbāb al - Nuzūl ayat yang dirujuknya. Oleh sebab itu, para ulama sangat
berhati-hati dalam memahami asbāb al-Nuzūl. Sehingga banyak diantara mereka
yang menulis tentang itu. Dan diantara yang terdahulu yaitu Ali Al-Madani (Guru
Imam Al-Bukhari r.a.). Imam Al-Wahidi dalam kitabnya asbāb al-Nuzūl. Syaikhul
Islam Imam Ibnu Haja juga mengarang. Bahkan ada pula kitab yang besar nan
lengkap Lubāb al-nuqūl fi asbāb al-nuzū, karya Imam Al-Suyuthi.4
Berikut penulis telah merangkum beberapa pendapat ulama terkait
pentingnya asbabul nuzul :
a. Al – Wahidi (427 H)

Yang artinya:
Tidaklah mungkin kita mengetahui tafsir ayat tanpa mengetahui kisahnya dan
sebab turunya.

b. Ibnu Taimiyah (726 H)

Yang artinya:
Mengetahui sebab nuzūl membantu kita untuk memahami ayat; karena
sesungguhnya mengetahui sebab menghasilkan pengetahuan tentang yang
disebabkan (akibat).
c. Imam Ibnu Daqiqil

Yang artinya :
Menjelaskan asbāb al-nuzūl adalah jalan yang kuat dalam memahami makna -
makna Alquran. Hal itu adalah suatu urusan yang diperoleh para sahabat,
karena adanya qarinah-qarinah (tanda – tanda yang di hadirkan untuk
4
Siti Muslimah, Yayan Mulyana, Medina Chodijah. Al-Bayan : Jurnal Studi Al-Qur’an
& Tafsir, Urgensi Asbab Al-Nuzul. 2017. Hal.48.

3
menghubungkan atau mengaitkan ayat satu dengan ayat yang lainnya) yang
mengelilingi kejadian-kejadian itu.
Mengingat bahwa betapa pentingnya asbāb al-Nuzūl, maka bisa dikatakan
bahwa sebagian ayat itu tidak mungkin bisa diketahui makna-maknanya atau
diambil hukum darinya, sebelum mengetahui secara pasti, tentang Asbāb al-
Nuzūl-nya.5
C. Pedoman Mengetahui Asbabul Nuzul
Ayat-ayat Al - qur’an itu ada yang turun pakai sebab dan ada pula yang
diturunkan tanpa pakai sebab turun (asbab an-nuzul). Sebagai konsekuensi
logisnya tentu saja banyak ayat-ayat al-Qur’an yang tidak bisa dipahami
kandungannya disebabkan tidak ada dijumpai sebab turunnya. Dan secara
kuantitatif jumlah ayat yang tidak pakai sebab seperti yang dikemukakan
kriterianya oleh Imam Al-Zarqani jauh lebih banyak dibanding dengan ayat yang
turun karena sebab. Menanggapi maksud asbab An-Nnuzul di atas sekaligus
mencarikan pemecahan masalah terhadap kesulitan memahami kandungan ayat
yang tidak pakai sebab turun dikemukakan oleh seorang tokoh pendiri Neo
Modernisme Islam, yaitu Fazlur Rahman. Menurutnya asbab an-nuzul dengan
pengertian yang dikemukakan oleh ulama terdahulu itu merupakan asbab an-nuzul
mikro, yang dalam menafsirkan ayat-ayat al-Qur’an mesti dibantu dengan asbab
an-nuzul makro, yakni latar belakang yang berupa situasi historis masyarakat
Arab ketika diturunkan ayat al-Qur’an.6
Konsep asbab An-Nuzul yang dikemukakan ulama merupakan latarbelakang
turun dari ayat-ayat Al - Qur’an pada masa Rasulullah SAW dan kemudian
dilanjutkan dengan mata rantai periwayatan dari generasi shahabat ke generasi
berikutnya.
Para perawi yang ikut andil meriwayatkan asbab an-nuzul menyampaikan
dengan ungkapan yang beragam terkait dengan mengetahui Asbabul Nuzul suatu
ayat.
1. Ada perawi yang menyatakan secara tegas bahwa peristiwa tersebut yang
menyebabkan turunnya ayat.
5
Siti Muslimah, Yayan Mulyana, Medina Chodijah. Al-Bayan : Jurnal Studi Al-Qur’an
& Tafsir Urgrnsi Asbab Al-Nuzul. 2017. Hal.48
6
Arsal, M.Zubir, Jurnal Ulunnuha Vol.10 No.2 : Analisis Kritis Eksistensi & Urgensi
Asbab An-Nuzul Dalam Penafsiran & Istinbath Hukum, 2021, Hal.139.

4
2. Terkadang ada yang dinyatakan secara tidak tegas dan mengiringi suatu
pristiwa yang disebutkan dengan menggunakan huruf Al-Fa’ Ta’qib, yakni huruf
yang bermakna kemudian.
3. Suatu ketika ada pula yang menyatakan bahwa Rasulullah SAW ditanya,
setelah itu ayat al-Quran turun, lalu Rasulullah SAW memberikan jawaban
melalui wahyu itu.
4. Pada kesempatan yang lain ada yang menyatakan bahwa ada ayat turun
berkenaan dengan ini, kemudian perawi menyebutkan peristiwa tertentu.7
Sehubungan asbab an-nuzul ayat itu merupakan peristiwa-peristiwa yang
terjadi dimasa Nabi SAW., maka mayoritas ulama menetapkan bahwa asbab an-
nuzul ayat itu tidak bisa ditetapkan dengan jalan ijtihad, tetapi mesti diketahui
dangan meneliti jalur riwayat yang shahih dari mereka yang menyaksikan
langsung turunnya Al - Qur’an atau mereka yang meneliti dan mencarinya.
Mayoritas ulama juga berpendapat bahwa asbab an-nuzul yang riwayatnya
bersumber dari para sahabat dikategorikan sebagai Hadis Musnad (hadis yang
sanadnya bersambung kepada Rasulullah SAW). Hal ini disebabkan apa yang
mereka riwayatkan merupakan peristiwa di masa dan diketahui oleh Nabi SAW.
Berbeda halnya dengan tafsir yang ada kemungkinannya bersumber kepada ijtihad
mereka (Ulama) sendiri dan tidak pernah diajarkan oleh Nabi SAW. Sehubungan
dengan itu para ulama memposisikan tafsir mereka sebagai Hadis Mauquf (hadits
yang bersumber dari sahabat dan tidak bersambung sanadnya kepada Rasulullah
SAW).8
Berdasarkan penjelasan di atas dapat dipahami bahwa para ulama sangat
ketat dan selektif sekali dalam hal menerima dan membenarkan riwayat asbab an-
nuzul.

D. Manfaat Mengetahui Asbabul Nuzul


Faedah mengetahui Ababul Nuzul sangat banyak. As-Suyuthi dalam al-
Itqan mengatakan bahwa tidak mungkin dapat diketahui tafsir makna suatu ayat,
tanpa terlebih dahulu memahami kejadian dan latar belakang turunnya ayat. Masih
7
Al-Zarqoni, Manahil Al ‘Irfan Fi ‘Ulum Al-Qur’an, Al – Syuruq Al – Dauliyah, 2004,
Hal.15.
8
Haqi Fauzan Achmad, Kontribusi Al-Hakim Terhadap Ilmu Hadis Dalam Kitab :
Ma’rifah ‘Ulum Al-Hadis,2004, Hal.20.

5
di tempat yang sama, Ibn Daqiq al-id menyatakan bahwa mengetahui Asbabul
Nuzul adalah cara yang efektif untuk memahami makna Al-Qur’an. Al - Wahidi
juga berpendapat bahwa menafsirkan ayat-ayat Al-Qur’an tanpa mengetahui
sejarah dan sebab turunnya tidaklah mungkin.
Faedah lain dari pengetahuan mengenai Asbâb an-Nuzûl, dapat disebutkan
sebagai berikut:
1. mengetahui hikmah dan rahasia di balik pensyaria’atan suatu hukum.
Misalnya seperti yang diutarakan oleh Ghazi Inayah dalam karyanya Huda Al-
Furqân fî ‘Ulum al-Qur’an. Hikmah yang terkandung dalam larangan melakukan
hubungan dengan istri yang sedang haid sebagaimana yang terdapat dalam Al-
Baqarah/2:122, adalah menghindari bahaya yang timbul darinya.9
2. memudahkan pemahaman terhadap makna ayat, dan menyingkirkan
kesamaran makna sebagian ayat sebelum diketahui sebab turun ayat tersebut.10
3. Menentukan kekhususan hukum suatu ayat, bagi golongan yang
memandang bahwa makna suatu kalimat, tergantung kepada kehususan sebab,
bukan lafad yang umum.11
4. Dengan mempelajari Asbâb al-Nuzûl dapat diketahui bahwa sebab turun
ayat tidak pernah ke luar dari hukum yang terkandung dalam ayat tersebut
sekalipun datang mukhashshish-nya (yang mengkhususkan).12

E. Manfaat Asbabul Nuzul Di Bidang Pendidikan


Mengingat urgensi Al-Quran sebagai landasan dasar pendidikan, maka
mengetahui Asbabun Nuzul suatu ayat menjadi sesuatu yang wajib untuk
dipelajari karena tanpa mengetahui Asbabun Nuzul dengan baik maka sangat sulit
untuk dapat menginterpretasi suatu ayat.
Quraish Shihab berpendapat bahwa tujuan pendidikan Al-Quran (Islam)
adalah membina manusia secara pribadi dan kelompok sehingga mampu
menjalankan fungsinya sebagai hamba dan khalifah-Nya guna membangun dunia

9
Faik Muhammad, Jurnal Al-Fath Vol.15, N.1 “Asbaban Nuzul : Melacak Skala Mikro
Konteks Kesejarahan Al-Qur’an”. 2021, Hal.79.
10
Ibid
11
Ibid
12
Ibid. Hal. 80

6
ini sesuai dengan konsep yang ditetapkan Allah atau dengan kata lain agar lebih
bertaqwa kepada-Nya.13
Al-Quran yang sering kita peringati nuzulnya ini bertujuan antara lain:
1. Untuk membersihkan akal dan menyucikan jiwa dari segala bentuk syirik serta
memantapkan keyakinan tentang Keesaan yang sempurna bagi Tuhan serta
sekalian alam, keyakinan yang tidak semata-mata sebagai suatu konsep teologis,
tetapi falsafah hidup dan kehidupan umat manusia.
2. Untuk mengajarkan kemanusiaan yang adil dan beradab, yakni bahwa umat
manusia merupakan suatu umat yang seharusnya dapat bekerjasama dalam
pengabdian kepada Allah dan pelaksanaan tugas kekhalifahan.
3. Untuk menciptakan persatuan dan kesatuan, bukan saja antar suku atau bangsa,
tetapi kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan akhirat, natural dan
supranatural, kesatuan ilmu, iman, dan rasio, kesatuan kebenaran, kesatuan
kepribadian manusia, kesatuan kemerdekaan dan kesemuanya berada dibawah
satu keesaan, yaitu Keesaan Allah SWT.
4. Untuk mengajak manusia berfikir dan bekerjasama dalam bidang kehidupan
bermasyarakat dan bernegara melalui musyawarah dan mufakat yang dipimpin
oleh hikmah kebijaksanaan.
5. Untuk membasmi kemiskinan material dan spiritual, kebodohan, penyakit dan
penderitaan hidup, serta pemerasan manusia atas manusia, dalam bidang sosial,
ekonomi, politik dan juga agama.
6. Untuk memadukan kebenaran dan keadilan dengan rahmat dan kasih sayang,
dengan menjadikan keadilan sosial sebagai landasan pokok kehidupan masyarakat
Indonesia.
7. Untuk memberi jalan tengah antara falsafah monopoli kapitalisme dengan
falsafah kolektif komunisme, menciptakan ummatan wasathan yang menyeru
kepada kebaikan dan mencegah kemungkaran.
8. Untuk menekankan peranan ilmu dan tekhnologi, guna menciptakan satu
peradaban yang sejalan dengan jati diri manusia, dengan panduan dan paduan Nur
Ilahi.14

13
Quraish Shihab.Membumikan Al-Qur’an : Fungsi & Peran Wahyu Dalam Kehidupan
Masyarakat .2007. Hal. 173
14
Iin Kandedes. Asbabun Nuzul Dalam Persepektif Pendidikan, Lampung. Hal.5

7
BAB III
PENUTUP

8
Dalam makalah kali ini penulis memetik kesimpulan bahwasanya seringkali
perpecahan umat terjadi akibat kelirunya penafsiran suatu dalil dalam menentukan
suatu permasalahan umat. Hal ini di karenakan jika kita ingin mengambil suatu
dalil dari Kallamullah (Al-Qur’an) maka haruslah kita paham secara
komprehensif ayat itu diturunkan pada saat apa, pada situasi yang bagaimana, dan
masalah apa yang melatar belakangi turunnya suatu wahyu.
Untuk mengatasi masalah ini maka bagi penulis sendiri sangat penting
sekali rasanya kita harus mempelajari ilmu asbabul nuzul ini. Agar kitab isa
dengan hak menempatkan suatu dalil pada tempatnya. Agar tidak menimbulkan
suatu perpecahan umat yang akan berakibat buruk bagi kehidupan berbangsa dan
beragama.
Dari uraian di atas jelaslah bahwa al-Qur’ān adalah kalam (perkataan) Allah
Swt. yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw. melalui Malaikat Jibril
dengan lafal dan maknanya. Al-Qur’ān sebagai kitab Allah menempati posisi
sebagai sumber pertama dan utama dari seluruh ajaran Islam serta berfungsi
sebagai petunjuk atau pedoman bagi umat manusia dalam mencapai kebahagiaan
hidup di dunia dan di akhirat. Banyak alat bantu untuk memahami ayat atau pun
rangkaian ayat dalam Al-Qur’ān salah satunya adalah Ilm Asbāb an-Nuzūl. ‘Ilm
Asbāb an-Nuzūl adalah di antara metode yang amat penting dalam memahami Al-
Qur’ān dan menafsirinya.15

DAFTAR PUSTAKA

Zaini Ahmad. 2014. Hermeunetik Vol.08 No.01 : Asbab An-Nuzul & Urgensinya
Dalam Memahami Makna Al-Qur’an. Pascasarjana UIN Sunan Kalijaga.
Yogyakarta.

15
Ahmad Zaini, Hermeunetik : Asbab An-Nuzul & Urgensinya Dalam Memahami Makna
Al-Qur’an. Pascasarjana UIN Sunan KAlijaga. Yogyakarta. 2014. Hal. 18

9
Muslimah Siti, Mulyana Yayan, Chodijah Medina. 2017. Jurnal Studi Al-Qur’an
& Tafsir : Urgensi Asbab Al-Nuzul Menurut Al-Wahidi. UIN Sunan
Gunung Djati, Fakultas Ushulddin. Bandung.

Arsal, Zubir Muhammad, 2021. Jurnal Ulinnuha : Analisis Kritis Eksistensi &
Urgensi Asbab AN-Nuzul Dalam PEnafsiran & Istinbath Hukum. IAIN
Bukit Tinggi.

Al-ZArqoni.2004.Manahil Al’Irfan Fi ‘Ulum Al-Qur’an. Al-Syuruq Al-Dauliyah.


Ponorogo (Edisi Indonesia)

Muhammad Faik. 2021. Jurnal Al-Fath Vol.15 No.01 “Asbabul Nuzul : Melacak
Sekala Mikro KOnteks KEsejarahan Al-Qur’an. UIN Sultan Maulana
Hasanuddin. Banten.

Shihab Quraish. 2007. Membumikan Al-Qur’an : Fungsi & Peran Wahyu Dalam
Kehidupan Masyarakat. Mizan Pustaka. Bandung.

Kandedes Iin. 2013. Asbabun Nuzul Dalam Persepektif Pendidikan. IAIN Raden
Intan. Lampung.

10

Anda mungkin juga menyukai