Anda di halaman 1dari 21

ByLAPORAN PRAKTIKUM BIOKIMIA

LIPID
diajukan sebagai salah satu tugas mata kuliah Biokimia Pendidikan Biologi

Dosen Pengampu :
1. Dr. Mimin Nurjhani K, M.Pd.
2. Drs. Suhara, M.Pd.
3. Hardini Puspitaningrum, S.Si., M.Si.
4. Puti Siswandari, S.Pd., M.Si.

Disusun oleh :

1. Abraham Sitinjak 2316933


3. Nazwa Noor Hidayah 2309026
4. Syafa Salsa Khoirunnisa 2301443
5. Zihan Kurotul Ain 2301167

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI


FAKULTAS PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS PENDIDIKAN INDONESIA


2024
1. UJI SAPONIFIKASI
a. Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari, tanggal : Kamis, 28 Maret 2024
Waktu : 09.30 - 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi, Gedung JICA FPMIPA UPI

b. Tujuan
Uji saponifikasi ini bertujuan untuk membuktikan adanya sabun pada asam
lemak.

c. Landasan Teori
Pembentukan saponifikasi memberikan hasil positif. Dari ketiga bahan lipid
yang dipakai ternyata minyak merupakan larutan lipid terbanyak dan tercepat dalam
pembentukan sabun. Sabun yang terbentuk dalam percobaan tersebut berasal dari
larutan alkali (dalam percobaan menggunakan NaOH) berlebih yang beraksi dengan
asam lemak bebas membentuk garam natrium. Sabun yang terbentuk bersifat larut
dalam air tapi akan mengalami pengendapan bila ada penambahan NaCl berlebih
(Dezz, Lolichan).

d. Alat dan Bahan


Tabel 1. Alat-Alat yang Digunakan Uji Saponifikasi

No. Alat Jumlah


1. Tabung reaksi 4 buah
2. Kertas label 4 lembar
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Penjepit tabung 1 buah

Tabel 2. Bahan-Bahan yang Digunakan Uji Saponifikasi

No. Bahan Jumlah


1. Larutan aquades 10 ml
2. Larutan KOH 2 ml
3. Asam strearat secukupnya
4. Asam oleat secukupnya
5. Minyak kelapa secukupnya
6. Margarin secukupnya
7. NaCl secukupnya
8. Pb Asetat 10 tetes
9. MgCl2 10 tetes
10. CaCl2 10 tetes

e. Langkah Kerja
● Saponifikasi

Gambar 1. Langkah Kerja Saponifikasi


● Pembentukkan Sabun

Gambar 2. Langkah Kerja Pembentukkan Sabun


f. Hasil Pengamatan
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pembentukkan Sabun

Gambar Hasil
No. Larutan Uji Lemak Reaksi Keterangan
pengamatan

Terdapat
endapan
1. Asam stearat ++
Pb Asetat pekat dan
menyebar

Gambar 3. LarutaN Pb
Asetat (Dokumentasi
kelompok 5, 2024)

Terdapat
2. Asam stearat + endapan dan
MgCl2 busa

Gambar 4. Larutan
MgCl2 (Dokumentasi
kelompok 5, 2024)

Terdapat
endapan
3. Asam stearat +++
CaCl2 dibagian
bawah
Gambar 5. Larutan
CaCl2 (Dokumentasi
kelompok 5, 2024)

g. Pembahasan
Terjadinya pembentukan sabun ditandai dengan adanya buih seperti halnya karak
teritik sabun yang berbuih ketika dikocok Dari pengamatan, kelompok kami
mendapatkan bahwa KOH bereaksi dalam proses saponifikasi. Hal tersebut terjadi
karena adanya unsur kalium dalam larutan tersebut. Kita tahu bahwa kalium
termasuk golongan alkali. Dan pada prinsip saponifikasi lemak dan minyak
dipisahkan dengan alkali. Dengan begitu asam lemak bebas dan gliserol dilepaskan
dari lemak dan minyak.
Saat ditambahkan CaCl2, MgCl2, dan Pb(CH3­COO)2 terdapat endapan putih pada
bagian bawah tabung reaksi, itu terjadi karena penambahan NaCl menimbulkan
reaksi yang berakibat membentuk endapan putih tersebut. Itu menunjukkan semua
garam tidak larut sepenuhnya.

h. Simpulan
Stearat merupakan lipid yang dapat membentuk sabun, dan stearat bereaksi
dengan CaCL, MgCl, Pb Asetat membentuk sabun yang tidak larut (mengalami
kesadahan). Reaksi pada Pb Asetat lebih cepat.

2. UJI ASAM LEMAK BEBAS


a. Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari, tanggal : Kamis, 28 Maret 2024
Waktu : Pukul 09.30 - 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi, Gedung JICA FPMIPA UPI

b. Tujuan
Uji asam lemak ini bertujuan untuk mengetahui adanya asam lemak bebas pada
beberapa jenis lemak.

c. Landasan Teori
Definisi Asam Iemak bebas secara amatur molekul adalah asam karboksilat
hemtom 6-30 Asam lemak bebas adalah asam lemak yang terdapat dalam minyak
nabati dan gugus karboksilatnya bebas, dalam pengertian tak terikat dalam bentuk
ester, gream, dan hun-lain. Aman lemak bebas hoons pendapat dalam minyak suhati
sebuku akibat proses hidrolisis trigliserida. Kandungan FFA yang terdapat dakım
minyak nabati dapat menghambat reaksi pembentukan ester alkil karena FFA dapat
bereaksi dengan katalis reaksi tersebut. Asam lemak bebas diperoleh dari proses
hidrolisis, yaitu penguraian lemak atas trigliserida oleh molekul air yang
menghasilkan asam lemak bebas dan gliserol. Trigliserida merupakan komponen
minyak nabati yang terbesar. Trigliserida terlihat secara langsung dalam reaksi
pembentukan ester alkil asam lemak. Secara småtural molekul, trigliserida
merupakan triester dan gliserol dengan asam-asam lemak.
Gambar 6. Penyabunan Asam Lemak Bebas
Asam lemak bebas terbentuk karena proses okudan dan hidrolisa enzim selama
pengolahan dan penyimpanan. Dalam hauhan pangan, sam letak dengan kadar lebih
besar dan 0,2% dei berat lemak akan mengakibatkan rasa yang tak diinginkan dan
kadang-kadang dapat meracuni tubuh Selama proses pengolahan minyak yaitu
penggorengan minyak goreng mengalami berbagai reaksi kimia diantaranya reaksi
hidrolisis, oksidasi, isomerasi dan polimerasi. Reaksi kimia yang terjadi pada asam
lemak contohnya pemanasan minyak pada suhu diatas 200°C dapat menyebabkan
terbentuknya polimer, molekul tak jenuh membentuk ikatan cincin Pemanasan
minyak secara berulang-ulang pada suhu tinggi dan waktu yang cukup lama, akan
menghasilkan senyawa polimer yang berbentuk padat dalam minyak (Suhara, 2024).

d. Alat dan Bahan


Tabel 4. Alat-Alat yang Digunakan Uji Asam Lemak Bebas

No. Alat Jumlah


1. Tabung reaksi 10 buah
2. Kertas label 10 buah
3. Rak tabung reaksi 10 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Pipet tetes 1 buah
6. Penjepit tabung 1 buah

Tabel 5. Bahan-Bahan yang Digunakan Uji Asam Lemak Bebas

No. Bahan Jumlah


1. Asam strearat 2 ml
2. Asam oleat 2 ml
3. Minyak kelapa 2 ml
4. Margarin secukupnya
5. Phenolplatein 5 - 10 Tetes

e. Langkah Kerja

Gambar 7. Langkah Kerja Asam Lemak Bebas

f. Hasil Pengamatan
Tabel 6. Hasil Pengamatan Uji Asam Lemak Bebas

No. Larutan Reaksi Keterangan Gambar Hasil Pengamatan


1. Asam strearat + Putih

Gambar 8. Asam Strearat Uji


Asam Lemak Bebas
(Dokumentasi kelompok 5,
2024)
2. Asam oleat + Putih

Gambar 9. Asam Oleat Uji


Asam Lemak Bebas
(Dokumentasi kelompok 5,
2024)

3. Minyak kelapa - Ungu

Gambar 9. Minyak Kelapa Uji


Asam Lemak Bebas
(Dokumentasi kelompok 5,
2024)

4. Margarin - Ungu

Gambar 12. Margarin Uji


Asam Lemak Bebas
(Dokumentasi kelompok 5,
2024)

g. Pembahasan
Berdasarkan hasil praktikum, Asam stearat, Asam oleat termasuk ke dalam
asam lemak bebas dikarenakan ketika larutan diberi phenolptalein yang telah
ditambahkan alkali, warna pink yang diberikan phenolptalein hilang. Indikator asam
lemak bebas sendiri yaitu hilangnya warna pink sehingga memiliki asam lemak
bebas. Dengan termasuknya asam lemak bebas, larutan Asam Asetat, Asam Oleat,
dan Gliserol positif mengandung gliserol. Empat larutan lainnya masih memiliki
warna pink namun kadar kepekatan warnanya berbeda.

h. Simpulan
Asam lemak bebas adalah asam lemah yang terbentuk akibat proses hidrolisis
yang terjadi pada lemak sehingga menghasilkan asam lemak bebas. Asam lemak
bebas terbentuk karena proses oksidasi, dan hidrolisis enam selama pengolahan dan
penyimpanan. Dalam bahan pangan, asam lemak dengan kadar lebih besar dari berat
lemak akan mengakibatkan rasa yang tidak diinginkan dan kadang-kadang dapat
meracuni tubuh.

3. UJI KETIDAKJENUHAN
a. Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari, tanggal : Kamis, 18 April 2024
Waktu : Pukul 09.30 - 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi, Gedung JICA FPMIPA UPI

b. Tujuan
Uji ketidakjenuhan bertujuan untuk mengetahui asam lemak yang diuji merupakan
asam lemak jenuh atau asam lemak tidak jenuh.

c. Landasan Teori
Asam-asam lemak yang ada di dalam lemak hewan selalu jenuh, sedangkan
asam-asam lemak di dalam minyak tumbuhan mengandung satu atau beberapa ikatan
rangkap dua. Hidrogenasi ikatan rangkap dua ini akan mengubah minyak tumbuhan
yang cair menjadi lemak padat dan hal ini dilakukan dalam pembuatan margarin.
Halogen juga dapat terikat pada ikatan rangkap dan akan menghilangkan warna
larutan bromin atau iodin dan hal ini menunjukkan adanya ikatan rangkap pada
lemak (Suharja, dkk. 2024).
Gambar 13. Reaksi Uji Ketidakjenuhan
d. Alat dan Bahan
Tabel 7. Alat-Alat yang Digunakan Uji Ketidakjenuhan

No. Alat Jumlah


1. Tabung reaksi 8 buah
2. Kertas label 8 buah
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. Pipet tetes 3 buah

6. Spatula kecil 1 buah

Tabel 8. Bahan-Bahan yang Digunakan Uji Ketidakjenuhan

No. Bahan Jumlah


1. Larutan chloroform 5 tetes/tiap tabung reaksi
2. Larutan bromin secukupnya
3. Asam strearat 2 ml
4. Asam oleat 2 ml
5. Minyak kelapa 2 ml
6. Margarin 2 ml

e. Langkah Kerja
Gambar 14. Langkah Kerja Uji Ketidakjenuhan

f. Hasil Pengamatan
Tabel 9. Hasil Pengamatan Uji Ketidakjenuhan

No. Larutan Reaksi Keterangan Foto


1. Asam strearat - Jenuh

Gambar 13. Asam Strearat Uji


Ketidakjenuhan (Dokumentasi
kelompok 5, 2024)

2. Asam oleat + Tidak jenuh

Gambar 14. Asam Oleat Uji


Ketidakjenuhan (Dokumentasi
kelompok 5, 2024)
3. Minyak kelapa + Tidak jenuh

Gambar 15. Minyak Kelapa Uji


Ketidakjenuhan (Dokumentasi
kelompok 5, 2024)

4. Margarin + Tidak jenuh

Gambar 16. Margarin Uji


Ketidakjenuhan (Dokumentasi
kelompok 5, 2024)

g. Pembahasan
Dari hasil praktikum yang dilakukan pada beberapa lipid seperti minyak,
margarin, asam stearat dan asam oleat, tampak bahwa asam stearat tergolong ke
dalam lemak jenuh. Hal ini dikarenakan saat ditetesi bromin warna asam stearat
tidak berubah. Kita tahu bahwa senyawa bromin akan bereaksi dengan ikatan
rangkap pada lemak dengan menunjukan adanya perubahan warna larutan bromin itu
sendiri, dan pada asam stearat sebelum ditetesi berwarna serbuk putih, setelah
ditetesi bromin warna larutan menjadi merah (warna bromin yang merah tidak
berubah saat direaksikan dengan asam stearat ).
Dengan demikian kesimpulan yang di dapat bahwa asam stearat tergolong ke
dalam lemak jenuh karena tidak memiliki ikatan rangkap. Dibuktikan dengan reaksi
penambahan senyawa bromin dimana warna bromin tidak berubah.
Untuk lipid; asam oleat, minyak dan margarin menunjukkan perubahan saat
ditetesi senyawa bromin. Warna merah senyawa bromin hilang saat bereaksi dengan
lipid tersebut dan hal tersebut menunjukan bahwa senyawa tersebut tergolong ke
dalam senyawa yang berikatan rangkap dan hal itu membuktikan bahwa asam oleat,
margarin dan minyak tergolong ke dalam asam lemak tidak jenuh.
Minyak kelapa juga mengandung asam kaprilat, asam kaprat, dan asam oleat.
Margarin merupakan salah satu produk makanan konsumsi sehari-hari yang dibuat
dengan menggunakan bahan baku lemak nabati. Margarin dibuat melalui proses
hidrogenasi asam lemak tak jenuh yang bersumber dari tanaman. Margarin adalah
emulsi air dalam minyak yang berbentuk padat.
Pada hasil percobaan, minyak dan margarin memberikan hasil positif yaitu
dengan hilangnya warna larutan iodium. Minyak menghasilkan warna kuning
bening, margarin menghasilkan warna kuning keruh, dan asam oleat menghasilkan
warna bening. Hal itu berarti pada ketiga zat itu, terdapat ikatan tak jenuh (ikatan
rangkap).⅝

h. Simpulan
Asam oleat, minyak kelapa, dan margarin termasuk lemak tak jenuh dan memiliki
ikatan rangkap. Ketiga zat tersebut berasal dari tumbuhan, artinya mengandung satu
atau beberapa ikatan rangkap dua. Sedangkan asam stearat termasuk lemak jenuh
dan berasal dari hewan, yang selalu jenuh.

5. UJI SALKOWSKI ATAU UJI KOLESTEROL


a. Waktu dan tempat pelaksanaan
Hari, tanggal : Kamis, 18 April 2024
Waktu : Pukul 09.30 - 12.00 WIB
Tempat : Laboratorium Fisiologi, Gedung JICA FPMIPA UPI

b. Tujuan
Uji salkowski atau uji kolesterol bertujuan untuk menguji adanya kandungan
kolesterol.

c. Landasan Teori
Kolesterol adalah zat lemak (lipid) yang ditemukan dalam darah dan sel-sel
tubuh. Kolesterol berperan penting dalam berbagai fungsi tubuh, namun kadar
kolesterol yang tinggi dapat meningkatkan risiko penyakit jantung dan stroke. Tubuh
memproduksi kolesterol di hati, dan juga dapat diperoleh dari makanan yang berasal
dari hewan, seperti daging, telur, dan susu.
Kolesterol memiliki beberapa fungsi penting dalam tubuh, antara lain:
Membangun membran sel: Kolesterol merupakan komponen penting dari
membran sel, yang membantu menjaga struktur dan fungsi sel.
Memproduksi hormon: Kolesterol digunakan untuk memproduksi hormon steroid,
seperti hormon seks (estrogen, testosteron) dan hormon adrenal (kortisol,
aldosteron).
Membantu pencernaan: Kolesterol membantu dalam pencernaan lemak dan
penyerapan vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E, dan K).
Memproduksi vitamin D: Kolesterol diubah menjadi vitamin D di bawah sinar
matahari. Vitamin D penting untuk kesehatan tulang dan kekebalan tubuh.
(AHA, 2023).
Untuk mengetahui bahan lemak yang kita konsumsi sehari-hari memiliki kolesterol
atau tidak, maka dapat dilakukan uji salkowski. Prinsip Uji Salkowski merupakan uji
kualitatif yang dilakukan untuk mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Larutan
asam sulfat pekat akan menguraikan ikatan ester pada lipid. Kolesterol dengan
konfigurasi cincin steroidnya yang memiliki ikatan rangkap ganda, dapat mengalami
dehidrasi dengan asam kuat dalam kondisi anhidrat. Dehidrasi ini menghasilkan
produk berwarna, yaitu kromogen (zat induk pada zat celup atau senyawa yang
menghasilkan zat berwarna) (Bintang, 2010).
Reaksi dehidrasi kolesterol dengan asam kuat dapat direpresentasikan sebagai
berikut:
Kolesterol + Asam kuat (H2SO4) → Kromogen + Air
Kromogen yang dihasilkan adalah produk kompleks yang terdiri dari beberapa
senyawa, termasuk 3,5-dinitro-2-furoyl methane (DNPFM) dan
4-methylimidazole-2-carbaldehyde (MIC).
Pada uji salkowski, terbentuk cincin coklat kemerahan yang menunjukkan terjadinya
reaksi antara kolesterol dengan asam sulfat pekat.
Sumber gambar : PPT - Kolesterol, (Elmer E., 2014)
d. Alat dan Bahan
Tabel 10. Alat-Alat yang Digunakan Uji Salkowski

No. Alat Jumlah


1. Tabung reaksi 5 buah
2. kertas label 5 buah
3. Rak tabung reaksi 1 buah
4. Gelas ukur 1 buah
5. pipet tetes 5 buah
6. Water bath 1 buah

Tabel 11. Bahan-Bahan yang Digunakan Uji Salkowski

No. Bahan Jumlah


1. Kolesterol 10 tetes
2. Asam strearat 10 tetes
3. Asam oleat 1 sendok spatula (sevolume biji
kacang hijau)
4. Minyak kelapa 10 tetes
5. Margarin 1 sendok spatula (sevolume biji
kacang hijau)
6. Kloroform 2 mL / tabung reaksi

e. Langkah Kerja
1. Siapkan alat dan bahan untuk melakukan uji.
2. Tabung reaksi yang sudah disiapkan diberi label sesuai dengan nama lipid yang
akan diuji.
3. Larutan kloroform sebanyak 2 ml dimasukkan ke dalam tabung reaksi.
4. Masukkan bahan lemak ke dalam tabung reaksi tersebut.
5. Larutan yang ada di tabung reaksi dikocok dengan baik.
6. Simpan beberapa saat, jika terjadi perubahan pada lingkungan diamati dengan
seksama.
7. Hasil observasi dan kesimpulan dicatat dalam jurnal praktikum.

f. Hasil Pengamatan
Tabel 12. Hasil Pengamatan Uji Salkowski

No. Larutan Reaksi Keterangan Gambar Hasil


Pengamatan

1. Kolesterol + Terdapat cincin


(Pembanding) coklat kemerahan
dan membagi dua
larutan.

Gambar 17. Kolesterol


Uji Salkowski
(Dokumentasi kelompok
5, 2024)

2. Asam strearat - Larutan berwarna


bening gading.

Gambar 18. Asam Stearat


Uji Salkowski
(Dokumentasi kelompok
5, 2024)
3. Asam oleat + Terdapat cincin
coklat kemerahan
dan membagi dua
larutan

Gambar 19. Asam Oleat


Uji Salkowski
(Dokumentasi kelompok
5, 2024)

4. Minyak kelapa + Terdapat cincin


coklat kemerahan
dan membagi dua
larutan

Gambar 20. Minyak


Kelapa Uji Salkowski
(Dokumentasi kelompok
5, 2024)

5. Margarin + Terdapat cincin


coklat kemerahan
dan membagi dua
larutan

Gambar 21. Margarin Uji


Salkowski (Dokumentasi
kelompok 5, 2024)
g. Pembahasan
Uji salkowski dianggap positif untuk kolesterol jika menunjukkan warna merah
pada fase kloroform dan warna kuning dengan fluoresensi hijau pada fase asam.
Intensitas warna dan kecepatan perubahan warna dapat bervariasi tergantung pada
konsentrasi kolesterol dalam sampel.
Berdasarkan hasil uji salkowski di atas, pada beberapa bahan lipid bereaksi positif
atau mengandung kolesterol seperti : Margarin, minyak kelapa, dan asam oleat.
Tetapi seharusnya ketiga bahan tersebut tidak memiliki senyawa kolesterol dan tidak
bereaksi positif terhadap uji salkowski ini.
Kemungkinan kesalahan yang terjadi pada praktikum ini sehingga menghasilkan
hasil positif yang palsu yaitu : Kontaminasi dengan kolesterol dari sumber lain,
seperti peralatan laboratorium yang terkontaminasi bahan berkolesterol; terdapat
kesalahan prosedur uji salkowski; komposisi lemak yang mungkin memiliki kadar
sterol yang mirip dengan kolesterol dan saat diujikan menghasilkan reaksi positif.

h. Simpulan
Uji Salkowski merupakan salah satu uji kolesterol kualitatif yang dilakukan untuk
mengidentifikasi keberadaan kolesterol. Larutan asam sulfat pekat H2SO4 akan
menguraikan ikatan ester pada lipid. Kolesterol dengan konfigurasi cincin steroidnya
yang memiliki ikatan rangkap ganda, dapat mengalami dehidrasi dengan asam kuat
dalam kondisi anhidrat. Dehidrasi ini menghasilkan produk berwarna, yaitu
kromogen. Uji salkowski memberikan reaksi positif adalah dengan terlihatnya
bagian atas larutan berwarna coklat kemerahan dan bagian bawah berwarna
kekuningan. Pada bahan lipid margarin, minyak kelapa dan asam oleat menunjukkan
reaksi positif. Tetapi reaksi tersebut merupakan reaksi palsu karena sesungguhnya
ketiga lipid tersebut tidak memiliki kolesterol. Maka dari itu, dibutuhkan uji lebih
lanjut terhadap ketiga lipid tersebut seperti uji ketengikan, uji kelarutan, uji
ketidakjenuhan atau uji dengan cara Liebermann Burchard.
LEMBAR PENGAMATAN

No. Kode Larutan Ketidakjenuhan Kolestrol Asam lemak bebas


1. Asam strearat - - +
(Jenuh) (tidak memiliki (asam lemak bebas)
kolesterol)

2. Asam oleat + + +
(Tak jenuh) (bereaksi positif) (asam lemak bebas)

3. Minyak kelapa + + -
(Tak jenuh) (bereaksi positif) (bukan asam lemak bebas)

4. Margarin + + -
(Tak jenuh) (bereaksi positif) (bukan asam lemak bebas)
DAFTAR PUSTAKA

American Heart Association. (2023). Cholesterol.


https://www.heart.org/en/health-topics/cholesterol
Bintang, S. R. (2010). Panduan Praktikum Kimia Dasar. Universitas Islam Yogyakarta.
Elmer, E. (9 Agustus 2014). Kolesterol. [PowerPoint slides]. SlideServe. Retrieved May
2, 2024, from https://www.slideshare.net/ABHIJITBHOYAR1/cholesterolpptx
Rahmawati, S., Rini, P. A., & Yulianto, T. (2017). Analisis Kandungan Kolesterol dan
Asam Lemak Bebas pada Minyak Kelapa Murni (Virgin Coconut Oil) dan Minyak
Kelapa Goreng. Jurnal Biologi Indonesia, 12(2), 119-124.
Suhara, dkk. (2024). Penuntun Kegiatan Laboratorium Biokimia. Bandung: Universitas
Pendidikan Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai