Anda di halaman 1dari 11

See discussions, stats, and author profiles for this publication at: https://www.researchgate.

net/publication/332523654

EFEKTIFITAS MARKETPLACE DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI


PEMASARAN DAN PENJUALAN PRODUK BAGI UMKM DI JAWA TIMUR

Preprint · April 2019


DOI: 10.13140/RG.2.2.10157.95206

CITATIONS READS

0 2,757

2 authors:

I Putu - Artaya Tubagus Purworusmiardi


Universitas Narotama Universitas Narotama
163 PUBLICATIONS 24 CITATIONS 26 PUBLICATIONS 2 CITATIONS

SEE PROFILE SEE PROFILE

Some of the authors of this publication are also working on these related projects:

Qualitative Research Analysis Method View project

Evaluasi Pelayanan Bus dan MPU Kota Surabaya Untuk Menunjang Sistem Transportasi Berkelanjutan View project

All content following this page was uploaded by I Putu - Artaya on 19 April 2019.

The user has requested enhancement of the downloaded file.


EFEKTIFITAS MARKETPLACE DALAM MENINGKATKAN KONSENTRASI
PEMASARAN DAN PENJUALAN PRODUK
BAGI UMKM DI JAWA TIMUR

I Putu Artaya1, Tubagus Purworusmiardi2


Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Narotama Surabaya

Mail:
putu.artaya@narotama.ac.id1
tubagus.purworusmiardi@narotama.ac.id2

ABSTRAK

Dalam upaya memacu perkembangan dan pertumbuhan pelaku usaha kecil atau UMKM,
diperlukan suatu cara atau metode tertentu untuk meningkatkan penjualan mereka. Salah satu upaya
yang dilakukan adalah memanfaatkan media digital yang telah berkembang pesat penerapannya
secara online oleh banyak pelaku usaha. Permasalahan yang muncul adalah bagamana memilih dan
menentukan media yang paling efektif dalam rangka meningkatkan aktivitas pemasaran sehingga
omzet penjualan dapat meningkat secara signifikan. Untuk menjawab permasalahan tersebut,
penelitian ini bermaksud untuk mencoba menguji agar dapat menemukan dan menetapkan media
digital (marketplace) yang terbaik untuk media pemasaran pelaku usaha tersebut, sehingga kegiatan
pemasaran pelaku usaha kecil dapat berjalan dengan efektif. Untuk membuktikan efektifitas media
pemasaran digital berupa marketplace, maka diperlukan subyek penelitian yaitu pelaku usaha kecil
yang terlibat langsung dengan pemasaran online, pendekatan wawancara dan tingkat keberhasilan
mereka dalam penggunaan media digital (marketplace) tersebut. Melalui penelitian ini diharapkan
pelaku usaha kecil dapat memilih secara bijak dan efektif penggunaan media digital (marketplace)
dalam kegiatan pemasaran mereka sehingga omzet penjualan mereka dapat meningkat. Penelitian
mengambil lokasi atau obyek penelitian di enam kabupaten yang ada di Jawa Timur yakni Sidoarjo,
Pasuruan, Mojokerto, Tuban, Lumajang, dan Malang. Mengingat perilaku konsumen dan sosial
bidaya di enam kabupaten tersebut berbeda satu sama lain, tentunya harus dapat diukur dan diuji,
apakah ada hubungan linier secara signifikan pemanfaatan marketplace dalam upaya peningkatan
kegiatan pemasaran dan penjualan produk pelaku usaha. Berdasarkan hasil uji Crosstabs, diperoleh
hasil bahwa ada hubungan linier antara keberadaan marketplace dengan upaya yang dilakukan usaha
kecil dalam memasarkan dan menjual produknya secara online di enam kabupaten di Jawa Timur.

Kata Kunci: Marketplace, Pelaku usaha kecil, Uji Crosstabs.

ABSTRACT

In an effort to spur the development and growth of small business actors or MSMEs, a certain
method is needed to increase their sales. One of the efforts made is utilizing digital media which has
been rapidly developing online by many business actors. The problem that arises is how to choose and
determine the most effective media in order to increase marketing activities so that sales turnover can
increase significantly. To answer these problems, this study intends to try to test in order to find and
determine the best digital media (marketplace) for the marketing media of the business actor, so that
the marketing activities of small business actors can run effectively. To prove the effectiveness of
digital marketing media in the form of a marketplace, research subjects are needed, namely small
business people who are directly involved with online marketing, interview approaches and their
success rate in using the digital media (marketplace). Through this research, it is expected that small
businesses can choose wisely and effectively the use of digital media (marketplace) in their marketing
activities so that their sales turnover can increase. The study took the location or object of research in
six districts in East Java namely Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Tuban, Lumajang, and Malang.
Considering that consumer and social behavior of people in six districts differ from each other, of
course, they must be measured and tested, is there a significant linear relationship in market use in an
effort to increase marketing activities and sales of business actors. Based on the results of the
Crosstabs test, the results show that there is a linear relationship between the existence of the
marketplace and the efforts of small businesses to market and sell their products online in six sub-
districts in East Java.

Keywords: Marketplace, Small business actors, Crosstabs Test.

PENDAHULUAN
Kehadiran marketplace sekarang ini banyak membantu kebutuhan masyarakat. Apa saja ada
di marketplace. Anda baru pindah rumah dan membutuhkan furniture penting, Anda bisa menemukan
beragam variasi furnitur dengan harga yang bersaing. Tidak hanya furniture, ada pula kebutuhan
primer seperti fashion, makanan hingga kebutuhan daily. Misalnya membeli tiket bioskop, membayar
pulsa, bayar rekening PDAM hingga membeli pulsa. Semua itu bisa dilakukan dengan bantuan
marketplace. Melihat betapa banyak aktivitas dihabiskan menggunakan marketplace sebagai
pemenuhan kebutuhan sehari-hari, inilah yang membuat marketplace ini diburu. Tidak hanya oleh
pengguna tapi juga investor. Antusias masyarakat semakin meninggi karena didukung infrastruktur
yang memadai dan akses yang mudah. Badan Koordiansi Penanaman Modal (BKPM)
mengungkapkan nilai investasi di sektor pasar digital pada 2017 mencapai USD 5 miliar. Hal ini
menjadikan marketplace sebagai sektor ekonomi yang paling diburu saat ini (Outletz.ID, 2018).
Tahun 2015 sepertinya adalah tahun yang menandakan banyak bermunculannya startup yang bergerak
di industri e-commerce. Marketplace merupakan salah satu konsep bisnis yang digunakan oleh para e-
commerce tersebut. Sebelum membahas lebih lanjut, ada baiknya kita mengenal apa itu marketplace.
Marketplace memiliki konsep seperti pasar tradisional yang seakan-akan berada di internet.
Pemilik marketplace memiliki peran sebagai pihak yang mempertemukan antara penjual dengan
pembeli pada website mereka. Beberapa situs e-commerce seperti Blibli dan Blanja merupakan
contoh situs yang mengkurasi penjualnya. Adapula yang bebas membuka kesempatan bagi semua
orang untuk menjadi penjual, seperti elevenia, Tokopedia, dan Bukalapak. Model seperti inilah yang
disebut dengan marketplace. Dengan mengusung konsep marketplace, e-commerce bisa berkembang
dengan cepat. Akan tetapi konsep seperti ini juga dapat menjadi bumerang apabila tidak berhati-hati.
Melihat manfaat dan keuntungannya yang luas, sudah tentu penggunaan marketplace akan banyak
bermanfaat dan membantu tumbuh kembangnya pelaku usaha kecil yang memiliki produk berpotensi
dan dibutuhkan oleh pasar.
Berubahnya perilaku berbelanja penduduk Indonesia mulai tahun 2011 hingga sekarang
membuat semakin pesatnya pertumbuhan marketplace di negara Indonesia. Konsumen cenderung
menyukai belanja online karena cenderung lebih praktis, modern, dapat dilakukan setiap waktu tanpa
harus susah melakukan mobilitas keluar rumah ketika membutuhkan barang yang diinginkan. Sudah
tentu hal ini merupakan peluang bagus bagi sebagian besar pelaku usaha kecil untuk ikut berperan
aktif dalam menawarkan barang dagangan mereka menggunakan marketplace di Indonesia. Tentunya
kondisi ini memberikan peluang dan keuntungan yang cukup besar bagi pelaku usaha yang ingin
menjajakan barang mereka pada marketplace yang telah memiliki reputasi bagus di Indonesia.
Menurut pemaparan Handayani (2017) membahas mengenai peran e-commerce yang
menunjang berkembangnya kegiatan perdagangan secara online memlalui keputusan pembelian yang
dilakukan oleh konusmen, pada kesempatan lain Majid (2017) penerapan e-commerce di Indonesia
dipandang dari sudut persepsi dan kepercayaan konsumen dalam melaksanakan transaksi secaca
online pada beberapa marketplace terkemuka di Indonesia. Sedangkan Harlipan (2017) mengupas
melalui penelitiannya tentang perbandingan interface antara dua kekuatan marketplace Indoensia
yaitu Bukalapak dan Tokopedia dalam menunjang aktivitas belanja secara online. Dan yang terkahir
adalah penelitian yang dilakukan oleh Sally (2017) mengenai nilai-nilai effort expectancy, trust, dan
experience dalam menunjang satisfaction dan online repurchase intention pada konsumen mobile
aplikasi Shopee di kota Surabaya.
Melalui beberapa penelitian di atas, nampak bahwa peran dan dukungan marketplace terhadap
konsumen dan produsen nampak begitu kuat, hal ini membuat kehidupan belanja online di Indonesia
dapat berlangsung lebih marak dan sangat membantu bagi pelaku usaha dalam memperluas pasar bagi
produk mereka, apalagi saat ini marketplace dapat diakses melalui aplikasi perangkat seluler,
sehingga membuat mobilitasnya semakin cepat. Yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah
apakah keberadaan marketplace mampu meningkatkan pasar dan penjualan pelaku usaha UMKM di
Jawa Timur.

TINJAUAN PUSTAKA
Definisi Marketplace
Marketplace adalah sebuah pasar elektronik yang melakukan kegiatan menjual dan membeli
suatu barang ataupun jasa yang meliputi 3 Aspek (b2b, b2c & c2c) dimana B2B (Bisnis to Bisnis)
mendominasi sampai 75% di marketplace. Marketplace merupakan puncak dari e-commerce,
marketplace biasanya mempunyai sistem tersendiri yang dapat mengatur ratusan bahkan jutaan
produk yang ingin dijual maupun di beli contohnya : eBay.com , bukalapak.com, Xohop.com, di
dalam marketplace terdapat Toko Online adalah sebuah tempat yang berupa Website yang
didalamnya terdapat program e-commerce yaitu cart dimana pembeli tidak harus menghubungi
pemilik toko tersebut terlebih dahulu seperti : Lazada, Berniaga.com, Xohop.com Merchant. Contoh
dari marketplace mulai dari yang paling sederhana adalah FJB Kaskus, Craiglist & OLX (Admin
Xohop, 2017).
Sedangkan menurut Nathasya (2018), marketplace dapat dedinisikan sebagai website atau
aplikasi online yang memfasilitasi proses jual beli dari berbagai toko. Marketplace memiliki konsep
yang kurang lebih sama dengan pasar tradisional. Pada dasarnya, pemilik marketplace tidak
bertanggung jawab atas barang-barang yang dijual karena tugas mereka adalah menyediakan tempat
bagi para penjual yang ingin berjualan dan membantu mereka untuk bertemu pelanggan dan
melakukan transaksi dengan lebih simpel dan mudah. Transaksinya sendiri memang diatur oleh
marketplacenya. Kemudian setelah menerima pembayaran, penjual akan mengirim barang ke pembeli.
Salah satu alasan mengapa marketplace terkenal adalah karena kemudahan dan kenyamanan dalam
penggunaan. Banyak yang menggambarkan online marketplace seperti department store. Pertama kali
marketplace mulai menjadi popular pada tahun 1995. Pada tahun itu, Amazon dan eBay mulai
terkenal dan banyak orang yang menggunakannya. Di tahun itu juga sebuah bank di Amerika bernama
The Presidential Bank meluncurkan online banking pertama. Pada tahun 1998, PayPal diluncurkan
dan memberi kemudahan lebih banyak untuk transaksi online. Di Asia sendiri, Jack Ma meluncurkan
Alibaba di China pada tahun 1999. Sekarang di Indonesia, banyak dijumpai marketplace untuk
berbagai kategori; mulai dari baju sampai bahan kerajinan. memiliki beberapa marketplace lokal
terkenal seperti Tokopedia dan Bukalapak. Kedua marketplace ini sudah sangat sukses di Indonesia
sampai mereka menjadi 2 dari 4 Startup Unicorn di Indonesia.

Horizontal dan Vertical Marketplace


Horizontal marketplace menjual berbagai produk dengan kategori yang berbeda-beda.
Tokopedia dan Bukalapak masuk ke dalam jenis marketplace yang satu ini. Di kedua website tersebut,
Anda bisa menemukan banyak barang, mulai dari buku, furniture, makanan, baju, mainan anak,
gadget, dan masih banyak lagi. Biasanya, horizontal marketplace menampilkan dirinya sebagai toko
serba ada dan mengangkat kenyamanan sebagai selling pointnya. Dibanding dengan horizontal
marketplace, vertical marketplace lebih bersifat spesialis. Marketplace yang dikategorikan sebagai
vertical marketplace adalah website yang menjual produk dari satu jenis yang sama. Misalnya, sebuah
marketplace yang hanya menjual keperluan bayi atau sepatu. Kalau Anda memilih untuk berjualan di
vertical marketplace, Anda bisa menunjukkan produk Anda dengan lebih baik. Ini karena di vertical
marketplace pengunjung website sudah pasti mencari barang yang mereka inginkan dan Anda bisa
lebih fokus untuk menceritakan apa yang membuat produk Anda unggul dibanding penjual lain
(Nathasya, 2018).

Sejarah Marketplace
Pada tahun 1998 Menurut Laudon & Laudon merupakan proses jual beli produk secara
Elektronik oleh Konsumen, dari perusahaan ke perusahaan menggunakan Komputer sebagai Media
Perantara Transaksi tersebut. pertukaran bisnis yang rutin menggunakan Media Elektronic Data
Interchange (EDI), EMail, mesin faksimili, Electronic Funds Trasnfer & Bulletin boards yang
berkenaan dengan transaksi belanja di Internet,Jenis-jenis Merupakan seluruh jenis Marketplace
(Admin Xohop, 2017).
Marketplace Terbesar di Indonesia
Industri marketplace bisa dibilang sebagai salah satu industri besar di Indonesia. Semua
menyadari bahwa dalam beberapa tahun belakangan aktivitas belanja online dapat dilakukan dengan
lebih mudah. Berikut ini adalah marketplace besar di Indonesia yang namanya sudah terkenal di
Indonesia, yakni:
1. Tokopedia, Tokopedia adalah online marketplace terbesar di Indonesia. Bagi yang tertarik untuk
membuka toko sendiri, tentu bisa melakukannya dengan mudah di Tokopedia. Marketplace ini
sudah sedemikian familier di mata konsumen tanah air dan sudah dikenal cukup lama sampai saat
ini, banyak digunakan oleh pelaku usaha di Indonesia dalam upaya memasarkan dan menjual
termasuk mendistribusikan produk andalam mereka. Tokopedia sudah mendapatkan funding
sampai dengan series G. Pada November 2018 kemarin, mereka mendapatkan funding dari
Softbank Vision Fund.
2. Bukalapak, masyarakat Indonesia pasti tidak asing dengan nama Bukalapak. Sebagai salah satu
online marketplace ternama di Indonesia, Bukalapak juga menyediakan tempat bagi pelaku usaha
yang tertarik berjualan secara online atau daring. Bukalapak mengutamakan kemudahan dan
keandalan platformnya agar pengguna bisa mendapatkan user experience yang terbaik. Kontribusi
Bukalapak dalam menunjang pertumbuhan kegiatan belanja secara online demikian besar bagi
pelaku usaha yang ingin menjual produk unggulannya secara online.
3. BliBli, merupakan pusat belanja online dengan beragam produk dari komputer dan gadget,
fashion, kesehatan dan kecantikan, ibu dan anak, rumah dan dekorasi, otomotif. Blibli juga
memberikan berbagai promosi khusus, tiket dan voucher untuk pengunjung dan pelanggan.
Pertumbuhan BliBli sebagai salah satu marketplace di Indonesia memiliki determinasi cukup besar
bagi mobilitas belanja secara online bagi konsumen dalam negeri.
4. JD.ID, adalah sebuah department store online yang memiliki variasi barang yang cukup luas.
Konsumen bisa menemukan berbagai kategori produk seperti fashion, elektronik, dan gadget.
JD.ID diluncurkan pada November 2015 dan merupakan anak perusahaan e-commerce dari China
JD.com.
5. Shopee, adalah salah satu pemain penting di Indonesia, terutama di negara “mobile-first” Shopee
adalah online marketplace terdiversifikasi dan terdepan yang juga menyediakan pengalaman
belanja web biasa. Platform belanja online yang satu ini tersedia di seluruh Asia Tenggara, Shopee
juga ada di Singapura, Filipina, Malaysia, Thailand, Vietnam, serta di Taiwan.
6. Elevenia, Elevenia memiliki lebih dari 30.000 penjual dan lebih dari 4 juta produk dari beragam
kategori, seperti peralatan rumah tangga, keluarga, kesehatan, kecantikan dan fashion, komputer
dan gadget, peralatan olahraga, koleksi, makanan, dan minuman. Selain itu, Elevenia juga
menyediakan promosi dan e-kupon.
Beberapa marketplace di atas, tentu akan membuat dan membantu perkembangan belanja modern di
tanah air, dan sangat membantu pertumbuhan pelaku usaha yang umumnya ingin memasarkan
berbagai produknya ke dalam pasar yang lebih luas, secara praktis, gemat dan efisien dalam upaya
menggaet pelanggan (Soekiman, 2018).

Jenis Marketplace Di Indonesia


Menurut Pahlevi (2017) dalam paparannya, Marketplace adalah aplikasi atau situs web yang
memberi fasilitas jual beli online dari berbagai sumber. Pemilik situs web atau aplikasi tidak memiliki
produk apapun dan bisnis mereka hanya menyajikan produk orang lain kepada pengguna kemudian
memfasilitasinya. Marketplace adalah model bisnis dimana situs web tidah hanya membantu untuk
mempromosikan produk tapi juga menjembatani transaksi online antara penjual dan pembeli.
Beberapa tahun terakhir ini Marketplace menjadi booming di Indonesia karena Marketplace
memberikan kemudahan kepada konsumen untuk berbelanja online. Marketplace memberikan pilihan
produk yang bervariasi sehingga konsumen akan dapat memilih barang yang sesuai dengan keinginan
mereka. Tentunya ini sangat menguntungkan bagi pelaku usaha karena mereka tidak perlu repot
mendatangkan pengunjung ke situs mereka. Hal ini dikarenakan Marketplace telah memiliki banyak
pengunjung.
Secara garis besar Marketplace dapat menjadi 3 (tiga) jenis yaitu :
1. Marketplace Vertikal, jenis Marketplace vertikal merupakan Marketplace yang menjual produk
dari berbagai sumber namun produk yang mereka jual hanya terdiri satu jenis. Misalkan Sebuah
Marketplace yang hanya menjual produk mobil dari yang bekas hingga mobil baru.
2. Marketplace Horisontal, jenis Marketplace horisontal merupakan Marketplace yang menjual
berbagai jenis produk namun semua jenis barang yang dijual tersebut memiliki keterkaitan satu
sama lainnya. sebuah marketpace yang menjual produk komputer dan aseseorisnya. Didalam
Marketplace tersebut tidak hanya menjual berbagai merek komputer tapi Marketplace tersebut juga
menjual asesoris pendukung, sparepart komputer dan lain-lain.
3. Marketplace Global, Jenis Marketplace global merupakan Market place yang berbagai produk
bahkan antar barang yang dijual dapat tidak berkaitan sama sekali. Contoh Marketplace global di
Indoensia adalah Tokopedia, Olx dan Bukalapak.

Peran Marketplace Dalam Menunjang Pemasaran Produk UMKM di Indonesia


Menurut Reza (2018), peran sektor Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) dianggap sebagai
tulang punggung ekonomi Indonesia. Setidaknya terdapat 88,8 persen berkontribusi dalam
pertumbuhan ekonomi di Asia Tenggara. Di Indonesia, terdapat lebih kurang 59,2 juta pelaku UMKM
dengan memberikan kontibusi 56 persen dari total perekonomian negara sampai saat ini. Namun, dari
total UMKM tersebut, baru 3,97 persen juta UMKM yang sudah masuk online. Bagi sebagian besar
pelaku usaha atau UMKM yang masih berjualan secara offline akan berusaha didorong untuk dapat
masuk pasar online, sehingga UMKM Indonesia bisa merambah dunia digital dengan pasar yang lebih
luas. Untuk membangkitkan kondisi ini maka perlu adanya roadshow jangka panjang dengan
menggelar 367 kegiatan dari 70 kota di Indonesia. Untuk mensukseskan gerakan ini, maka pemerintah
bersama marketplace tersebut akan mempunyai rangkaian kegiatan bagi UMKM dibekali agar dapat
go online, seperti mendorong pelaku UMKM offline ke online, active selling, pendampingan UMKM,
Scale Up, hingga go internasional. Marketplace tersebut bisa menjadi gerbang untuk UMKM agar
dapat go online secara gratis. Mereka akan diberikan pelatihan dan pengetahuan mengenai bisnis
online. Sehingga pelaku usaha atau UMKM tersebut bisa menjual barangnya secara global.
Mengingat pengguna internet di Indonesia telah menembus angka 78% dari seluruh pengguna internet
yang ada dan telah memanfaatkan model belanja secara online di Indonesia.

Makna Marketplace Bagi UMKM Dalam Kegiatan Pemasaran


Menurut Hereen (2010), aktivitas pemasaran di jaman sekarang memang telah memiliki
perbedaan dan pergeseran dibandingkan beberapa tahun silam, karena di saat ini segala bentuk
perdagangan, pemasaran dan penjualan serta distribusi, informasi dan penyebarannya kepada
konsumen dengan mudah dapat dibantu melalui keberadaan marketplace, disamping itu adanya
fenomena konsumen yang semakin tinggi animonya dalam berbelanja online. Tentunya moment ini
sangat bagus apabila pelaku usaha kecil memanfaatkan marketplace sebagai media penghubung
dengan konsumen dalam menawarkan berbagai jenis barang. Ke depan, fenomena ini akan terus
semakin meningkat dengan semakin berkembangnya teknologi dibidang e-commerce yang sangat
menunjang segala bentuk perdagangan dan belanja online dalam memenuhi kebutuhan konsumen.

METODE PENELITIAN
Responden Penelitian
Di lima kabupaten yang telah disebutkan di atas, ada beberapa pelaku usaha yang telah mulai
merambah marketplace, dari hasil diskusi dan wawancara kepada mereka, produk yang ditawarkan
melalui marketplace ada berbagai jenis, mulai dari aneka kosmetik, makanan dan minuman, busana
pria dan wanita termasuk busana anak-anak, peralatan rumah tangga, berbagai macam obat herbal,
perawatan tubuh, peminjaman modal, barang elektronik terkini dan masih banyak lagi yang lainnya.
Selengkapnya dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 1. Pelaku Usaha Kecil Sidoarjo, Pasuruan, Mojokerto, Tuban, Lumajang, dan Malang
Yang Aktif Memasarkan Produknya Di Marketplace.

Jumlah Pelaku Marketplace Pangsa


No. Kabupaten Jenis Barang
Uasaha Yang Disuka (Omzet)
Aneka Kosmetik 46%
Makanan 58%
1. Sidoarjo 32 Bukalapak
Aneka Tas 27%
T-shirt & Kemeja 74%
Fashion Pria 44%
2. Pasuruan 28 Tokopedia Peralatan Rumah Tangga 32%
Souvenir & Kado 31%
Fashion Wanita 22%
Makanan & Minuman 37%
3. Mojokerto 30 Tokopedia
Perawatan Tubuh 21%
Pinjaman Modal 69%
Produk Kecantikan 24%
4. Tuban 18 Bukalapak Fashion Pria 33%
Barang Elektronik 41%
Fashion Wanita 22%
Fashion Bayi & Anak 37%
5. Lumajang 31 Shopee
Perlengkapan Rumah 26%
Kecantikan 38%
Herbal 29%
BliBli Perabot Rumah Tangga 21%
6. Malang 34
Mainan Anak-Anak 33%
Elektronik 19%
Jumlah 173
Sumber : Hasil Penelitian, Diolah.

Berdasarkan tampilan data pada tabel 1 di atas, jumlah keseluruhan responden di enam kabupaten di
Jawa Timur ada 173 pelaku usaha kecil. Mereka aktif memasarkan barang atau produk melalui
marketplace di empat pasar online yaitu Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan BliBli. Angka prosentase
omzet pada tabel 1 di atas adalah jumlah penjualan yang mereka lakukan secara online.

Jenis Penelitian
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif, yang diperoleh melalui segenap wawancara dan
diskusi dengan pelaku usaha kecil yang aktif melakukan pemasaran produknya menggunakan
marketplace di enam kabupaten di Jawa Timur. Analisa yang digunakan berupa model analisa
asosiatif yakni ingin menguji hubungan linier antara pelaku usaha kecil di marketplace dengan omzet
yang mereka raih dua tahun terkahir.

Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah pelaku usaha kecil yang aktif menggunakan marketplace
selama dua tahun terakhir dalam proses pemasaran dan penjualan produk mereka di pasar online. Dari
hasil penetapan sampel secara non random sampling tersebut, diperoleh sebanyak 173 responden yang
umumnya adalah pelaku usaha kecil.

Model Analisa Data


Untuk menguji data dan menjawab permasalahan maka perlu di lakukan serangkaian
pengujian yang nantinya dapat digunakan sebagai dasar keputusan dan bahan pembahasan sehingga
permasalahan yang ada dapat ditemukan jawabannya. Model analisa yang digunakan disini adalah Uji
Crosstabs, yakni sebuah model uji untuk menentukan dan menemukan ada tidaknya hubungan linier
antara model pemasaran dan penjualan melalui marketplace dengan target omzet yang ingin diraih
oleh masing-masing pelaku usaha kecil di enam kabupaten di Jawa Timur (Santoso, 2010).

Hipotesa Penelitian:
Ho :“Tidak ada hubungan linier antara pemasaran dan penjualan melalui marketplace dengan jumlah
omzet yang ingin diraih pelaku usaha kecil”
Ha : “Ada hubungan linier antara antara pemasaran dan penjualan melalui marketplace dengan
jumlah omzet yang ingin diraih pelaku usaha kecil”

Pengambilan keputusan:
1. Jika nilai tingkat kesalahan (Asymp. Sig) lebih besar dari 5% maka Ho diterima atau Ha di tolak
yang artinya tidak ada hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lainnya.
2. Jika nilai tingkat kesalahan (Asymp. Sig) lebih kecil dari 5% maka Ho ditolak atau Ha diterima
yang artinya ada hubungan linier antara satu variabel dengan variabel lainnya.

Maka rumusan atau formula uji Crosstabs dapat ditampilkan secara utuh seperti yang tampak di
bawah ini (Santoso, 2010):
Rumus uji Crosstabs, sebagai berikut:

X2p = Σ (fij - Eij )2


ij Eij

dimana: The degrees of freedom are (R-1)(C-1)

ANALISA DAN PEMBAHASAN


Hasil Uji Crosstabs
Untuk memberikan gambaran nyata mengenai analisa dalam kajian pemasalahan dalam
penelitian ini, berikut ditampilkan bentuk uji Crosstabs untuk menguji hubungan linier di enam
kabupaten secara simultan, makna dari uji Crosstabs adalah bahwa angka capaian yang muncul di
tabel 2 di bawah, menunjukkan tingkat capaian penjualan oleh pelaku usaha kecil ketika mereka
merkiprah melalui marketplace dalam dua tahun terkahir. Tetunya angka capaian tersebut masih
bersifat sementara, karena dihitung hanya dua tahun (tahun 2017 dan tahun 2018) terakhir ketika
mereka mulai terlibat dalam marketplace saat memasarkan dan menjual produknya memalui online.
Dimana hasil dua tahun tersebut tentunya akan berbeda di tahun-tahun berikutnya. Sehingga persepsi
pelaku usaha diakumulasikan dalam sebuah skor pengumpulan data, sebagai landasan untuk
melakukan pengujian. Hasil Uji Crosstabs tampak sebagai berikut:

Tabel 2. Hasil Uji Crosstabs * Kabupaten * Pencapaian_target Crosstabulation


Count
Pencapaian Target Penjualan
Target Target Tercapai Tercapai Hanya Target Tercapai Total
Tercapai 100% 75% - 50% 50% - 30% < 30%
Kabupaten Sidoarjo 12 8 4 8 32
Mojokerto 10 5 5 10 30
Malang 11 10 12 1 34
Pasuruan 9 10 8 1 28
Tuban 7 5 6 0 18
Lumajang 14 9 2 6 31
Total 63 47 37 26 173
Tabel 3. Chi-Square Tests
Value df Asymp. Sig. (2-sided)
a
19,775 15 ,044
Pearson Chi-Square
21,743 15 ,032
Likelihood Ratio
,000 1 1,000
Linear-by-Linear Association
173
N of Valid Cases
a. 18 cells (75,0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
,37.

Grafik 1. Komposisi Pencapaian Target Penjualan Pelaku usaha Di Enam Kabupaten


Di Jawa Timur Selama Dua Tahun (Data Tahun 2017 dan Tahun 2018)

Pada grafik 1 di atas dapat digambarkan kemampuan pelaku usaha kecil di enam kabupaten di
Jawa Timur dalam mencapai prosentase penjualan mereka melalui peran pasar online (marketpalce),
di Kabupaten Sidoarjo sebagian besar pelaku usaha mampu mencapai target penjualannya
menggunakan peranan marketplace, pencapaian target penjualan 100% paling tinggi kedua di
kabupaten ini, kemudian yang paling tinggi pencapaian target 100% penjualannya adalah Pasuruan,
walaupun di kabupaten tersebut masih ada pelaku usaha yang tingkat capaian penjualannya di bawah
30%, pencapaian target penjualan 100% artinya semua barang yang dipasarkan laku terjual
keseluruhan, sedangkan capaian penjualan di bawah 100% artinya dari 100% barang yang dijual pada
akhir periode masih ada barang tersisa yang belum mampu diserap oleh pasar melalui penjualan
online. Semakin kecil prosesntase penjualan berarti semakin besar stok barang yang tersisa di akhir
periode.
Pada tabel 2 di atas, terlihat jelas pelaku usaha yang sukses menafaatkan marketplace jumlah
63 orang (36,42%) target penjualan 100% tercapai, 47 orang (27,17%) target tercapai hingga
maksimum 75%. 37 orang pelaku usaha (21,39%) tercapai hanya maksimum 50% target
penjualannya, dan sisainya sebanyak 26 orang pelaku usaha (15,02%) hanya tercapai kurang dari 30%
dari target. Target penjualan pelaku usaha yang tercapai dengan baik sampai dengan maksimum 75%
adalah 63,58%. Angka ini sudah terbilang bagus karena nilainya di atas 50%. Artinya secara
keseluruhan dari pencapaian target penjualan, sebanyak 110 orang pelaku usaha sukses bermitra
dengan marketplace dalam upaya memasarkan dan menjual produknya.
Pada tabel 3 jika amati dengan seksama, hasil uji Crosstbas nilai tingkat kesalahan (Asymp.
Sig) kolom terakhir adalah 0,044 < 5%. Berarti dari pengujian hipotesa dapat diputuskan untuk
menerima Ha dan menolak Ho. Berarti hasil uji Crosstabs tersebut menggambrkan secara nyata
bahwa Ada hubungan linier antara antara kegiatan pemasaran dan penjualan melalui marketplace
dengan jumlah omzet yang diraih pelaku usaha kecil di enam kabupaten di Jawa Timur. Karena ada
hubungan linier maka dapat disimpulkan marketplace memiliki hubungan linier atau nyata terhadap
upaya pencapaian angka penjualan (target) pelaku usaha kecil dalam memasarkan dan menjual produk
mereka melalui empat marketplace yang ada yaitu Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan BliBli.

Pembahasan
Sekarang telah diperoleh sebuah gambaran jelas, berdasarkan hasil uji ternyata keberadaan
marketplace (Bukalapak, Tokopedia, Shopee, dan BliBli) memiliki peran dan kontribusi terhadap
aktivitas pelaku usaha kecil di enam kabupaten di Jawa Timur dalam upaya pemasaran, penjualan dan
perluasan pasar mereka yang dilakukan secara online. Berarti ke depan semakin banyak pelaku usaha
kecil yang menggunakan marketplace dalam memasarkan produk-produknya, akan sangat membantu
upaya mereka dalam meningkatkan penjualan secara online dalam upaya meningkatkan market share
mereka. Ini merupakan kenyataan yang baik bagi pelaku usaha kecil yang memiliki produk yang
berpotensi dapat diterima oleh konsumen, dijual menggunakan marketplace. Berarti keberadaan
marketplace merupakan salah satu alternatif yang baik untuk meningkatkan nilai penjualan ke depan.

KESIMPULAN DAN REKOMENDASI


Kesimpulan
Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa keberadaan marketplace ternyata sangat membantu pelaku
usaha kecil di enam kabupaten yang ada di Jawa Timur yaitu Sidoarjo, Mojokerto, Lumajang,
Malang, Tuban Dan Pasuruan. Dalam rangka meningkatkan penjualan mereka, selain dengan cara
offline (penjualan non online), pelaku usaha kecil di Jawa Timur sebaiknya berusaha mencoba
keberadaan marketpalce sebagai mitra dalam kegiatan pemasaran dan penjualan, karena di enam
kabupaten tersebut terbukti memiliki manfaat dan kontribusi bagi pelaku usaha kecil, ini merupakan
moment yang baik bagi pelaku usaha kecil meraih jumlah konsumen menggunakan media online.

Rekomendasi
1. Bagi Pemerintah Provinsi Jawa Timur
Jawa Timur merupakan gudangnya pelaku usaha kecil atau wirausaha yang umumnya masih
memiliki keterbatasan modal, salah satu cara untuk meningkatkan tumbuh kembang pelaku usaha
dengan segala potensi produknya adalah memperluas atau memperbanyak jumlah pelaku usaha kecil
dalam menggunakan pasar online atau marketplace untuk memasarkan produk mereka, bahkan
pemerintah dapat membantu pelaku usaha kecil yang memiliki hambatan dalam pemasaran produk
menjadikan marketplace sebagai mitra tetap bagi pelaku usaha kecil di Jawa Timur dalam
mengembangkan pasar mereka, semacam jalinan kerja sama antara pemerintah daerah dengan
marketplace. Tentunya solusi ini menjadi peluang besar bagi pelaku usaha dalam mengembangkan
potensi kegiatan produksi dan pemasaran mereka. Walaupun tidak semua marketplace dapat diajak
kerjasama dalam mebantu pelaku usaha memasarkan produknya, minimal ada satu atau dua
marketplace yang paling berpotensi untuk digandeng dijadikan mitra usaha. Ini bukan lagi merupakan
penjajakan, namun sudah merupakan kebutuhan di era perdagangan modern yang serba eletronik, oleh
karenanya moment ini dimanfaatkan dengan baik, mengingat animo masyarakat atau konsumen
semakin menyukai model belanja secara online. Karena pasar online berupa marketplace sudah
semakin menjadi trend, maka akan mampu menekan biaya operasional yang seharusnya ditanggung
oleh pelaku usaha kecil. Ini menjadi trend ke depan yang lebih menguntungkan. Media aplikasi dan
komunikasi telah mampu sepenuhnya digerakan memakai perangkat seluler, maka proses pemasaran,
penjualan, dan transaksi menjadi lebih mobile dan hemat waktu serta tenaga. Memberikan sebuah
benefit tersendiri bagi semua pihak yang terlibat dalam marketplace tersebut.
2. Bagi Pelaku Usaha
Pelaku usaha kecil adalah pihak yang memproduksi dan atau menyiapkan barang
secara fisik untuk dijual kepada konsumen, maka hal penting yang harus mendapat perhatian
ketika proses pelayanan penjualan secara online mulai dilakukan adalah kenali konsumen
atau pelanggan secara baik, karakter (kebiasaan) ataupun perilaku (sifat-sifatnya) karena ini
berhubungan dengan aktivitas konsumen ketika konsumen melakukan order atau proses
pemesanan secara online, barang yang dipesan harus sesuai dengan barang yang dipajang,
spesifikasi barang tidak boleh berbeda sesuai janji promosi dalam kegiatan pemasaran, dalam
proses pengiriman barang harus menggunakan jasa pengiriman yang sesuai untuk menjaga
kualitas barang tetap utuh sampai barang diterima oleh konsumen, apapun janji yang
diberikan pada saat kegiatan promosi dan even sejenisnya, jangan sampai berubah atau
menyimpang karena penjualan secara online, konsumen tidak dapat melihat atau mengenali
karakter barang secara langsung ketika awal proses pemesanan dilakukan, hanya melalui
tampilan foto atau video. Malah sebaliknya, kondisi barang aslinya harus jauh lebih menarik
dan bagus dibandingkan barang yang disajikan dalam foto atau video. Tentu ini merupakan
sebuah kejutan yang menyenangkan bagi sebagian besar konsumen yang membeli.

DAFTAR PUSTAKA
Admin Xohop. 2017. Apa itu Marketplace. From http://www.xohop.com/blog/detail/123/apa-itu-
marketplace.
Ahmadi, Candra. Hermanwan, Dadang. 2013. E-Business & E-Commerce. Yogyakarta: Andi
Publisher.
Apriyanto. 2016. Mengapa Situs Marketplace di Indonesia Bisa Menjadi Begitu Populer. From
https://id.techinasia.com/talk/populernya-situs-marketplace-di-indonesia.
Fitriati, Rachma, 2016, Menguak Daya Saing Wirausaha Industri Kreatif, Jakarta: Gramedia.
Handayani, M. 2017. Analisis Beberapa Variabel yang Mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen E-Commerce. From http://eprints.ums.ac.id/49537/3/BAB%20I.pdf.
Harlipan, Alfin. 2017. Analisis Perbandingan Customer Interface Pada Bukalapak.com Dan
Tokopedia.com. Thesis, Universitas Pendidikan Indonesia.
Hereen, Rick. 2010. Marketplace Miracles. Yogyakarta: Andi Publisher.
Keegan, Warren J. 2006, Manajemen Pemasaran Global, Prenhallindo, Jakarta.
Majid, BW. 2017. Analisis Kepercayaan dan Persepsi Rantai Nilai Menurut Konsumen Pada E-
Commerce. From http://eprints.umm.ac.id/38115/2/jiptummpp-gdl-bimowirion-48198-2-
babi.pdf.
Makmur, Rakhmat, 2011. Bisnis Online. Yogyakarta: Informatika.
Nathasya. 2018. Apa Itu Marketplace. From https://www.dewaweb.com/blog/apa-itu-marketplace/.
Outletz.ID., 2018. 5 Alasan Penting Anda Perlu Mencoba Jualan di Marketplace. From
https://outletz.id/5-alasan-penting-anda-perlu-mencoba-jualan-di-marketplace/
Pahlevi. 2017. Pengertian Marketplace dan Jenis-jenis Marketplace. From
https://www.pahlevi.net/pengertian-marketplace/.
Reza. 2018. Dorong UMKM, Kominfo Gandeng 6 Marketplace Indonesia. From
https://www.liputan6.com/news/read/3488224/dorong-umkm-kominfo-gandeng-6-marketplace-
indonesia.
Sally, AM. 2017. Pengaruh Effort, Expectancy, Trust, dan Experience terhadap Satisfaction dan
Online Repurchase Intention pada konsumen mobile aplikasi Shopee di Surabaya. From
http://repository.wima.ac.id/13360/2/bab%201.pdf.
Santoso, Singgih. 2010. Menggunakan SPSS Untuk Staistik Parametrik. Jakarta: Elex Media
Komputindo.
Soekiman, JFXS., Baktiono, RA, Artaya, I Putu. 2018. Optimization of governance model of post-
food harest and distribution in msme centers in 5 subdistricts in sidoarjo regency. Journal of
Economics Business & Accountancy Ventura, 20(3), 295-308. Dari
https://journal.perbanas.ac.id/index.php/jebav/issue/view/63

View publication stats

Anda mungkin juga menyukai